HUBUNGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 9 GARUT.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
SARI SHOLIHAT 0807804
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
SMK negeri 9 Garut)
Oleh Sari Sholihat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Sari Sholihat 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Drs. H. Wahyu Wibowo, M.T. NIP. 19530904 198803 1 001
Pembimbing II,
Drs. Ahmad Anwar Yusa NIP.19530531 198601 1 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil,
Drs. Sukadi, M.Pd., MT NIP. 19640910 199101 1 002
(4)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 6
2.1 Sosial Ekonomi Keluarga ... 6
2.1.1 Pengertian Keluarga ... 6
2.1.2 Fungsi Keluarga ... 6
2.1.3 Status Sosial Ekonomi ... 8
2.2 Motivasi Belajar... 8
2.2.1 Pengertian Motivasi ... 8
2.2.2 Jenis-jenis Motivasi Belajar ... 9
2.2.3 Pengertian Belajar ... 10
2.2.4 Motivasi belajar ... 11
2.2.5 Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 12
2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 12
2.2.7 Ciri-ciri Motivasi Belajar ... 13
2.2.8 Upaya-upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ... 14
2.3 Penelitian yang Relevan ... 16
2.4 Kerangka Pemikiran ... 17
2.5 Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN... 19
3.1 Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 19
3.1.1 Lokasi Penelitian ... 19
(5)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.2 Paradigma Penelitian ... 22
3.3 Metode Penelitian ... 22
3.4 Definisi Operasional ... 23
3.5 Instrumen Penelitian ... 24
3.5.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 26
3.6 Proses Pengembangan Instrumen ... 29
3.6.1 Uji Validitas Instrumen ... 29
a. Hasil Uji Validitas ... 30
3.6.2 Uji Reabilitas Instrumen ... 33
a. Hasil Uji Reabilitas ... 34
3.6.3 Instrumen Penelitian ... 27
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.8 Analisis Data ... 35
3.9 Teknik Analisis Data ... 36
1) Hasil Uji Normalitas Variabel X ... 37
2) Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
4.1. Hasil Penelitian ... 43
4.1.1 Uji Kecenderungan ... 43
a. Hasil Uji Kecenderungan Variabel X ... 43
b. Hasil Uji Kecenderungan Variabel Y ... 44
4.1.2. Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ... 45
a. Deskripsi Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Berdasarkan Indikator ... 45
Pendidikan Formal Ayah ... 45
Pendidikan Formal Ibu ... 47
Pekerjaan Tetap Ayah ... 48
Pekerjaan Tetap Ibu ... 49
Pendapatan Orang Tua ... 51
b. Deskripsi Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Berdasarkan Aspek yang Diungkap ... 52
4.1.3. Motivasi Belajar Siswa ... 53
a. Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Indikator ... 53
b. Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Aspek yang Diungkap ... 55
4.1.4. Uji Korelasi ... 55
4.1.5. Uji Koefisien Determinasi ... 56
4.1.6. Hasil Uji Hipotesis ... 57
(6)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bangunan SMK Negeri 9 Garut ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1. Kesimpulan ... 61
5.2. Saran-saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA
(7)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sari Sholihat 0807804
Motivasi belajar merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, juga sebagai suatu yang menggerakkan aktifitas siswa kepada tujuan belajar. Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah sosial ekonomi keluarga. Ragamnya tingkat sosial ekonomi keluarga para siswa, akan berbeda pula motivasi belajar masing-masing siswa tersebut. Indikator sosial ekonomi keluarga yang di teliti dalam penelitian ini meliputi pendidikan, pekerjaan dan pendapatan orang tua siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum mengenai tingkat sosial ekonomi keluarga siswa, dan untuk memperoleh gambaran tentang motivasi belajar siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut, dan seberapa besar hubungan tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik quesioner atau berupa angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup. Angket diberikan kepada responden yang merupakan siswa SMK Negeri 9 Garut Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan. Hasil penelitian diperoleh tingkat sosial ekonomi keluarga berada pada kriteria rendah, dan motivasi belajar siswa berada pada kriteria cukup. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan nilai yang cukup kuat antara tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar siswa SMK Negeri 9 Garut Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan.
(8)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
FAMILY OF SOCIO-ECONOMIC RELATIONS WITH STUDENT LEARNING MOTIVATION SMK STATE 9 GARUT
Sari Sholihat 0807804
Motivation to learn is an energy that drives students to learn, as well as an activity that drives students to the learning objectives. Motivation to learn is influenced by several factors, one of which is economic families. Manifold socio-economic level of the students, will be different from the motivation of each student's learning it. Socio-economic indicators in meticulous families in this study include education, employment and income parents Skills Program Architecture Engineering SMK 9 Garut 2013/2014 school year. This study aims to obtain a general overview of the socio-economic level of the student's family, and to gain an overview of students' motivation Skills Program Architecture Engineering SMK 9 Garut, and how great relationship with the family's socioeconomic level of student motivation Skills Program Architecture Engineering Vocational State 9 Garut. The method used in this research is descriptive method with quantitative approach. Data collection techniques in this study using questionnaires or in the form of a questionnaire technique. The questionnaire used in this study is a closed questionnaire. The questionnaire was given to respondents who were students of SMK Negeri 9 Garut Architecture Engineering Skills Program. The results obtained by socio-economic level is at low criteria, and student motivation is at sufficient criteria. There is a positive and significant relationship with a value that is strong enough between the socioeconomic level of families with students' motivation SMK 9 Garut
Architecture Engineering Skills Program.
(9)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.1 Latar Belakang Masalah
Motivasi belajar merupakan hal yang penting dalam proses belajar. Faktor internal dan eksternal dalam motivasi belajar merupakan dua hal yang saling berkaitan. Menumbuhkan motivasi belajar tidak hanya diperlukan faktor internal, tetapi juga faktor eksternal. Faktor eksternal yang terlihat menonjol sebagai penguat atau pendukung motivasi belajar siswa adalah keluarga.
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana anak dididik dan dibesarkan. Suasana dan keadaan keluarga yang tidak tenang dan kurang harmonis akan menentukan kehidupan anak sehari-hari yang akhirnya turut menentukan cara anak belajar dan berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Salah satu penyebab penurunan motivasi belajar adalah kondisi suatu keluarga yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain faktor sosial ekonomi.
Keluarga yang memiliki status sosial ekonomi yang memadai, cenderung akan memperhatikan kepentingan anak-anaknya, termasuk kepentingan pendidikannya. Sedangkan keluarga yang berasal dari kelompok sosial ekonomi yang kurang memadai, cenderung akan lebih memperhatikan kebutuhan primer yaitu kebutuhan makan keluarga daripada kebutuhan pendidikan anak-anaknya.
Perhatian orang tua terhadap anak memberikan pengaruh bagi kelancaran pendidikan anak di sekolah. Kebutuhan-kebutuhan anak pada keluarga yang berasal dari kelompok yang berstatus ekonomi memadai, cenderung akan diperhatikan dibandingkan dengan anak yang berasal dari kelompok yang berstatus ekonomi kurang memadai.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 9 Garut siswa mengalami motivasi belajar yang rendah dengan
(10)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
indikasi seperti jarang memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung, ribut di kelas, tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas dari guru.
Hasil wawancara dengan guru BK SMKN 9 Garut, bahwa ada siswa yang diterima di sekolah dengan jalur non akademis (Surat Keterangan Tidak Mampu). Serta berdasarkan informasi yang diperoleh dari bagian Tata Usaha SMKN 9 Garut, sebagian besar profesi orang tua siswa yaitu sebagai pedagang dan buruh.
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi
Belajar Siswa” (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
SMKN 9 Garut).
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Identifikasi masalah ditetapkan untuk memperoleh kemungkinan permasalahan yang timbul dari penelitian ini. Mengacu pada latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah yang timbul dari penelitian adalah sebagai berikut ini.
1. Adanya siswa yang diterima di SMKN 9 Garut melalui jalur non akademis (Surat Keterangan Tidak Mampu).
2. Sebagian besar profesi orang tua siswa sebagai pedagang dan buruh.
3. Siswa kurang disiplin atau masih sering terlambat dalam mengumpulkan tugas-tugas.
4. Bervariasinya motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap siswa.
Pembatasan masalah diperlukan bukan hanya untuk memudahkan atau penyederhanaan masalah bagi peneliti tetapi juga untuk dapat menetapkan terlebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk mencurahkan tenaga, kecakapan, waktu, biaya, dan lain-lain yang timbul dari rencana tersebut. Agar ruang lingkup penelitian konsisten pada permasalahan, maka dalam penelitian ini penulis menetapkan pembatasan masalah penelitian pada aspek-aspek sebagai berikut ini.
(11)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa program keahlian teknik gambar bangunan SMKN 9 Garut.
2. Kondisi sosial ekonomi keluarga dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan pendapatan orang tua.
3. Motivasi belajar dibatasi pada motivasi belajar yang terjadi di dalam proses belajar.
Masalah yang akan diteliti terlebih dahulu harus dirumuskan agar jelas bagaimana penelitian ini dilakukan sehingga memudahkan dalam menentukan arah dan tujuan penelitian, dan mempermudah dalam menentukan metode penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut ini.
1. Bagaimana gambaran tingkat sosial ekonomi keluarga siswa program keahlian teknik gambar bangunan di SMK Negeri 9 Garut tahun pelajaran 2013/2014 ?
2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 9 Garut tahun pelajaran 2013/2014 ? 3. Bagaimana hubungan tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi
belajar siswa program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 9 Garut tahun pelajaran 2013/2014 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Arikunto (2010:97) mengemukakan bahwa “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah
penelitian”. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1. Untuk mengetahui gambaran tingkat sosial ekonomi keluarga siswa program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 9 Garut tahun ajaran 2013/2014.
(12)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Untuk mengetahui gambaran bagaimana motivasi belajar siswa program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 9 Garut tahun ajaran 2013/2014.
3. Mengetahui bagaimana hubungan tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar siswa program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 9 Garut tahun pelajaran 2013/2014.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat serta kegunaan. Manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan.
2. Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan dapat mengetahui bagaimana sesungguhnya hubungan sosial ekonomi orang tua dengan motivasi belajar siswa.
3. Sebagai literature untuk bahan penelitian lebih lanjut.
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai kajian pustaka tentang Sosial Ekonomi Keluarga (pengertian keluarga, fungsi keluarga, status sosial ekonomi keluarga), tinjauan tentang motivasi belajar (pengertian motivasi, jenis-jenis motivasi, pengertian belajar, motivasi belajar, fungsi motivasi dalam belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, ciri-ciri motivasi belajar, dan upaya-upaya
(13)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan motivasi belajar), penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran, serta hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam pengumpulan dan analisis data dari hasil penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai data yang diperoleh dari hasil pengambilan data secara kuantitatif dengan menggunakan angket.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dari hasil analisa penelitian dan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti untuk penelitian berikutnya.
(14)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
3.1.1.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan Bayongbong Garut 44162 Jawa Barat – Indonesia.
3.1.2.Subjek Penelitin a. Populasi Penelitian
Sugiyono (2012: 80) mengemukakan bahwa :
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh program keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK N 9 Garut yang berjumlah 158 siswa.
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Jurusan Teknik Gambar Bangunan
Kelas Jumlah
Siswa
X TGB 1 28
X TGB 2 27
XI TGB 1 31
XI TGB 2 31
XII TGB 1 20
(15)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah 158
Sumber : SMK Negeri 9 Garut
b. Sampel Penelitian
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono 2012:81).
Untuk penelitian ini teknik penarikan sampel menggunakan sampel random atau sampel acak, sampel campur yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.
Arikunto (2010:177) mengatakan bahwa:
Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam
pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua objek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.
Kemudian Arikunto (2006:134) mengemukakan bahwa:
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari a). Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana, b) Sempit atau wilayah penelitian dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data dan c) Besar atau kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi siswa Program Keahlian Teknik Bangunan dengan jumlah populasi 158 siswa yang terbagi dalam enam kelas dan jumlah sampel yang diambil pada masing-masing kelas adalah sebanyak 40%, dengan rincian sebagai berikut :
(16)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel
X TGB 1 28 40% x 28 = 11
X TGB 2 27 40% x 27 = 11
XI TGB 1 31 40% x 31 = 12
XI TGB 2 31 40% x 31 = 12
XII TGB 1 20 40% x 20 = 8
XII TGB 2 21 40% x 21 = 8
Jumlah 158 62
Sumber : SMK Negeri 9 Garut
3.2.Desain Penelitian 3.2.1.Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:38) menyatakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut Arikunto (2010:161), “variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”
Berdasarkan pernyataan tersebut penulis merumuskan masalah dalam penelitian kedalam dua variabel, yaitu:
a. Variabel bebas (X) : Tingkat sosial ekonomi keluarga siswa program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 9 Garut. b. Variabel terikat (Y) : Motivasi belajar siswa.
Hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ini.
Variabel X Tingkat Sosial Ekonomi
Keluarga Siswa
Variabel Y Motivasi Belajar
(17)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Alur Hubungan antar Variabel
3.2.2.Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:42) mengemukakan:
Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang digunakan.
Paradigma penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan:
= Ruang Lingkup Penelitian = Alur Penelitian
Gambar 3.2 Bagan Paradigma Penelitian
Siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
SMK Negeri 9
Garut
Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Siswa
(X)
Motivasi Belajar Siswa (Y)
Temuan Penelitian
Kesimpulan dan Saran
(18)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Sebagaimana dikemukakan oleh
Sugiyono (2012:2) bahwa “ metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Metode deskriptif menurut Sudjana (Riduwan, 2010: 207) yaitu studi yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya. Data yang diperoleh kemudian diolah, ditafsirkan, dan disimpulkan.
Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data dan perhitungan data dengan cara statistik.
Menurut Sugiyono (2012:8), mengemukakan bahwa :
Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh antara tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar siswa di program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 9 Garut.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non tes dengan menggunakan instrumen pengumpul data berupa angket.
3.4.Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan makna dari kata atau istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, berikut ini akan diuraikan istilah-istilah tersebut.
1. Hubungan adalah Korelasi antara variabel X dengan variabel Y, dalam hal ini hubungan antara tingkat sosial ekonomi keluarga dengan
(19)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
motivasi belajar siswa program keahlian teknik gambar bangunan di SMK negeri 9 Garut.
2. Status sosial diartikan sebagai kedudukan seseorang dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota kelompok yang lain dalam kelompok yang sama, kedudukan-kedudukan tersebut diperbandingkan menurut nilai dan kuantitasnya sehingga terlihat ada perbedaan antara kedudukan yang rendah dan yang tinggi. Status sosial dalam penelitian ini diartikan sebagai kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan, kekayaan. 3. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar siswa dalam penelitian ini yaitu suatu dorongan atau keinginan yang timbul dari dalam diri siswa selama belajar.
3.5.Instrumen Penelitian
Untuk dapat mengumpulkan data penelitian, maka diperlukan sebuah alat bantu pengumpul data atau instrumen. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto
(2010 : 262) bahwa “instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data”.
Instrumen digunakan sebagai alat penelitian atau pengumpulan data, instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat menjelaskan bahwa instrumen tersebut cocok dan sesuai dengan keadaan di lapangan. Sebagaimana menurut
Arikunto (2010:211) “ benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya
(20)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini adalah angket. Data yang diperoleh melalui penyebaran angket merupakan data primer yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Angket dibuat berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian. Dalam kisi-kisi tersebut akan memuat indikator-indikator yang akan diukur dari variabel-variabel yang telah ditetapkan yang kemudian dijabarkan dalam suatu pernyataan.
Skala yang digunakan untuk mengukur variabel X dalam penelitian ini adalah skala likert. Sedangkan untuk variabel Y menggunakan rating scale.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Skala ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap suatu objek tertentu yang akan diukur.
Pengukuran model rating scale. Sugiyono (2012: 98), mengemukakan bahwa :
Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam model rating scale responden tidak akan menjawab dari data kualitatif yang sudah tersedia, tetapi menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Dengan demikian, bentuk rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap gejala atau fenomena lainnya.
Untuk setiap pertanyaan dalam angket penelitian ini disediakan 5 alternatif jawaban dengan kriteria skor sebagai berikut :
Tabel 3.3 Pemberian Skor Skala Likert
Pernyataan Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Ragu-Ragu (R)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Positif ( skor) 5 4 3 2 1
(21)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Pemberian Skor Rating Scale Untuk Variabel Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga
Jawaban Skor
A 5
B 4
C 3
D 2
E 1
3.5.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Sebelum menyusun instrumen, peneliti perlu menyusun sebuah rancangan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah “kisi-kisi”. Arikunto (2010 : 205) mengemukakan bahwa :
Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.
Adapun manfaat dari kisi-kisi seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010: 205) adalah sebagai berikut:
a. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun,
b. Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam menyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir,
c. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi ini belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya,
d. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta perjalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil,
e. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap, peneliti dapat menyerahkan tugas menyusun atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instrumen,
(22)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diperoleh dan diketahui oleh pihak-pihak di luar tim peneliti sehingga pertanggungjawaban peneliti lebih terjamin.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dijelaskan bahwa kisi-kisi membantu peneliti dalam menyusun isi dari butir-butir instrumen. Sesuai dengan masalah yang akan diteliti.
(23)
Kisi-kisi Instrumen (Uji Coba)
JUDUL VARIABEL ASPEK YANG
DIUNGKAP INDIKATOR
INSTRUMENT (NO. ITEM)
BENTUK
RESPONDEN
Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9
Garut)
Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ( variabel X)
Latar Belakang Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan formal Ayah
Tingkat pendidikan formal Ibu
1
2 Angket
Siswa Program Keahlian Teknik
Gambar Bangunan SMK
Negeri 9 Garut Pekerjaan Orang
Tua
Pekerjaan tetap Ayah
Pekerjaan tetap Ibu
3 4 Penghasilan Orang
Tua
Penghasilan orang tua dalam satu bulan
5 Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y) Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
Menurut Hamzah B. Uno (2012)
Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
(24)
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
Adanya penghargaan dalam belajar
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik
18. 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26
27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37
38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47 48, 49, 50
(25)
3.6 Proses Pengembangan Instrumen 3.6.1 Uji Validitas Instrumen
Pengujian validitas ini sangat penting dalam pembuatan instrumen penelitian, dimana dalam uji validitas ini setiap butir soal yang akan diujikan ke tiap responden penelitian dapat dipercaya sebagai instrumen penelitian.
Suharsimi Arikunto (2010:211) menjelaskan bahwa: „Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.‟
Untuk pengujian validitas instrument, yaitu dengan menghitung harga korelasi tiap butir dengan rumus Pearson Product Moments.
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
(Sugiono, 2008:183) Keterangan:
r
xy = Koefisien kolerasi tiap butirn = Banyaknya subjek uji coba
∑X = Jumlah skor tiap butir
∑Y = jumlah skor total
∑X² = Jumlah kuadrat skor tiap butir
∑Y² = Jumlah kuadrat skor total
∑XY = Jumlah perkalian skor tiap butir dengan jumlah skor total
Dalam hal ini nilai
r
xy diartikan sebagai koefisien kolerasi, sehingga kriterianya sebagai berikut:r
xy < 0,20 = Validitas sangat rendah 0,20 – 0,40 = Validitas rendah0,40 – 0,70 = Validitas sedang/cukup 0,70 – 0,90 = Validitas tinggi
(26)
0,90 – 1,00 = Validitas sangat tinggi
Pengujian validitas instrument ini dilakukan dengan cara menganalisis setiap butir sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil dari perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga Product Moment dengan tingkat kepercayaan 95%.
a. Hasil Uji Validitas
Hasil uji validitas dari instrument yang diujicobakan pada 20 responden diluar sampel penelitian. Dari hasil perhitungan yang terlihat pada perhitungan uji validitas variabel X yang terdiri dari 5 item yang seluruhnya dinyatakan valid. Sedangkan untuk hasil uji coba variabel Y dari 50 item soal didapat 9 item soal yang tidak valid yaitu item nomor 8, 15, 22, 25, 26, 35, 37, 39, 48.
Hasil korelasi Pearson Product Moment tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus sebagai berikut:
thitung = fxy √
Keterangan :
t = Uji signifikansi korelasi
r = Koefisien korelasi yang telah dihitung n = Jumlah responden
(Riduwan & Akdon, 2008: 125) Kriteria pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05 dan n = 20, uji satu pihak) dan derajat kebebasan (dk) = n – 2 = 20 – 2 = 8 sehingga diperoleh ttabel = 1,734. Item pertanyaan dikatakan valid dan signifikan apabila
thitung > ttabel.
Untuk pengujian instrument penelitian selanjutnya, item pertanyaan yang tidak valid tidak diikutsertakan pada instrument penelitian selanjutnya dan item pertanyaan yang valid diberikan kepada 62 responden untuk penelitian selanjutnya. Untuk mengetahui hasil perhitungan uji validitas instrumen penelitian uji coba dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4.
(27)
Kisi-kisi Instrumen
JUDUL VARIABEL ASPEK YANG
DIUNGKAP INDIKATOR
INSTRUMENT (NO. ITEM)
BENTUK
RESPONDEN
Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9
Garut)
Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ( variabel X)
Latar Belakang Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan formal Ayah
Tingkat pendidikan formal Ibu
1
2 Angket
Siswa Program Keahlian Teknik
Gambar Bangunan SMK
Negeri 9 Garut Pekerjaan Orang
Tua
Pekerjaan tetap Ayah
Pekerjaan tetap Ibu
3 4 Penghasilan Orang
Tua
Penghasilan orang tua dalam satu bulan
5 Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y) Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
Menurut Hamzah B. Uno (2012)
Adanya hasrat dan keinginan berhasil
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
(28)
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
Adanya penghargaan dalam belajar
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik
16. 17, 18, 19, 20, 21
22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41
(29)
Berdasarkan hasil tersebut pertanyaan yang sudah diuji validitasnya dapat dilihat pada Lampiran 8.
3.6.2 Uji Reabilitas Instrumen
Arikunto (2010:221) mengemukakan “Reliabilitas menujuk pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”.
Riduwan (2012) menjelaskan mengenai langkah – langkah untuk pengujian reliabilitas instrumen, sebagai berikut :
1. Menghitung harga varians dari setiap item angket
Dimana :
Si = Varians skor setiap item
Xi2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item
( Xi)2 = Jumlah kuadrat skor seluruh jawaban responden dari setiap item
n = Jumlah responden
2. Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus : Si = S1 + S2 + S3+ …+ Sn
Dimana :
Si = Jumlah varians setiap item
S1, S2, S3, … , Sn = varians item ke-1, 2, 3, …, n
3. Menghitung varians total dengan rumus :
Dimana :
St = Varians total
Yi2 = Jumlah kuadrat Y total
( Yi)2 = Jumlah Y total yang dikuadratkan
n = Jumlah responden
(30)
[ ] [ ]
Keterangan :
r11 = Nilai reliabilitas
Si = Jumlah varians skor tiap item
Si = Jumlah varians total
k = Jumlah item pertanyaan
a. Hasil Uji Reabilitas
Koefisien reliabilitas dari hasil perhitungan menggunakan rumus diatas diperoleh:
X= r 11 = 0,520
Y= r 11 = 0,931
Setelah disesuaikan diketahui bahwa X= r 11 = 0,520 berada pada indeks
korelasi antara 0,40 - 0,600 termasuk dalam kategori sedang dan Y= r 11 = 0,931
berada pada indeks korelasi antara 0,80 - 1,000 termasuk dalam kategori sangat kuat. Untuk mendapatkan koefisien reliabilitas r 11, sebagai contoh perhitungan
reliabilitas menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010 dapat dilihat pada lampiran uji reliabilitas instrumen penelitian 9 dan 10.
Penentuan koefisien reliabilitas, digunakan kriteria interpretasi koefisien korelasi nilai r sebagai berikut:
r < 0,20 = Reabilitas sangat rendah 0,20 – 0,40 = Reabilitas rendah 0,40 – 0,60 = Reabilitas sedang 0,60 – 0,80 = Reabilitas kuat 0,80 – 1,00 = Reabilitas sangat kuat 3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Riduwan (2010:69) mengemukakan
(31)
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan metode pengumpulan data kuesioner atau angket. Adapun pengertian angket menurut
Riduwan (2010:71) bahwa “Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan
kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan
permintaan pengguna”. Angket adalah alat pengumpul data melalui sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang diajukan secara tertulis dan disebarkan kepada
sejumlah objek tertentu. “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui” (Arikunto, 2010:194).
Arikunto (2010:141) mengemukakan pula bahwa “Kuesioner tertutup
yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”. Metode angket atau kuesioner yang dipilih pada penelitian ini adalah angket tertutup, artinya jawaban angket telah disediakan oleh peneliti, selanjutnya responden tinggal memilih atau menjawab pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatnya.
Beberapa keuntungan angket menurut Arikunto (2010:195) adalah : a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
b. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
c. Dapat dijawab oleh responden menurut waktu senggang responden dan menurut kecepatannya masing-masing.
d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.
e. Dapat dibuat berstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
3.8 Analisis Data
Pengolahan, analisis, proses penyusunan, pengaturan dan pengolahan data diperlukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, apakah diterima atau ditolak hipotesis tersebut.
1. Persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut ini. a. Mengecek kelengkapan data angket.
b. Menyebarkan angket kepada responden.
(32)
2. Tabulasi, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut ini. a. Memberi skor pada tiap item jawaban.
b. Menjumlahkan skor yang didapat pada setiap variabel. c. Mengolah data dengan uji statistik.
d. Menguji hipotesis berdasarkan pengolahan data.
3. Pentabulasian data nilai setiap item jawaban untuk memperoleh skor mentah variabel X dan variabel Y dari seluruh responden.
3.9 Teknik Analisis Data
Setelah angket disebarkan kepada responden, setelah itu dikumpulkan untuk diolah kembali. Dan dalam pengolahan data tersebut, prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan uji normalitas data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang kita olah berdistribusi normal atau tidak. Hal ini penting untuk menentukan jenis statistik yang digunakan, jika data tersebut tidak berdistribusi normal, maka kita gunakan metode statistik non-parametrik. Sedangkan jika data tersebut berdistribusi normal, maka kita dapat digunakan statistik parametrik. Perhitungan uji normalitas distribusi frekuensi ini menggunakan rumus chi-kuadrat dengan langkah-langkah menurut Riduwan (2012) sebagai berikut :
a. Menentukan skor maksimum dan minimum b. Menentukan rentang skor (R)
R = skor maks – skor min
c. Menentukan banyaknya kelas interval (K) K = 1 + 3,3 log n
d. Menentukan panjang kelas interval (P)
e. Menghitung rata – rata (mean)
(33)
√
g. Menentukan batas kelas, yaitu dengan mengurangkan 0,5 pada angka skor kiri kelas interval kemudian menambahkan 0,5 pada angka skor kanan kelas interval
h. Mencari nilai Z dengan rumus :
̅
i. Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka – angka untuk batas kelas.
j. Mencari luas kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 – Z , yaitu baris pertama dikurangi baris kedua dikurang baris ketiga dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris tengah ditambahkan pada baris berikutnya.
k. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas setiap interval dengan jumlah responden (n = 31)
l. Mencari harga chi kuadrat hitung (
m.Membandingkan hitung dengan tabel untuk derajat kebebasan (dk) =
bk – 1 dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika hitung ≥ tabel, artinya distribusi data tidak normal Jika χ2
hitung ≤ χ2tabel, artinya distribusi data normal
1) Hasil Uji Normalitas Variabel X
Hasil pengujian normalitas Pengaruh tingkat sosial ekonomi keluarga dapat dilihat pada tabel berikut ini.
(34)
Hasil Pengujian Normalitas Variabel X
Berdasarkan hasil pengolahan seperti pada Tabel 3.7 diatas diperoleh nilai signifikansi uji normalitas pada pengaruh tingkat sosial ekonomi keluarga χ2hitung ≥χ2
tabel artinya distribusi data variabel X tidak normal.
Gambar 3.3 Grafik Penyebaran Skor Variabel X
38,47 -0,06 0,0239
1 38,97 - 43,96 26 41,46 1078,09 1162274,89 5,83 151,47 0,2118 13,1316 12,87 12,610
43,47 0,49 0,1879
2 43,97 - 48,96 9 46,46 418,18 174878,27 54,96 494,67 0,1652 10,2424 -1,24 0,1507
48,47 1,05 0,3531
3 48,97 - 53,96 10 51,46 514,65 264864,04 154,10 1541,00 0,0932 5,7784 4,22 3,0842
53,47 1,61 0,4463
4 53,97 - 58,96 4 56,46 225,86 51012,64 303,24 1212,95 0,0387 2,3994 1,60 1,0677
58,47 2,17 0,4850
5 58,97 - 63,96 3 61,46 184,39 34001,45 502,37 1507,12 0,0117 0,7254 2,27 7,13
63,47 2,72 0,4967
6 63,97 - 68,96 7 66,46 465,25 216461,85 751,51 5260,58 0,0028 0,1736 6,83 268,43
68,47 3,28 0,4995
7 68,97 - 73,96 3 71,46 214,39 45965,14 1050,65 3151,94 0,0005 0,031 2,97 284,35
74,46 3,95 0,5000
62 2421,18 1687031,29 4907,21 305,82 0,5239 32,2772 576,83
*) ke t : dk = bk - 1 = 7 - 1 = 6 c2 tabe l 12,592 tdk normal
c2 tabe l = c2 (95%) (5) = 12,592
f.h (fe )
JUMLAH
Luas Dae rah
No Ke las Inte rval f Z Batas Luar
Dae rah (f.X)2
f.X f - fe c2
X (Xi-M)2 fi . (Xi-M)2 Batas
(35)
Hasil pengujian normalitas motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.8
Hasil Pengujian Normalitas Variabel Y
Berdasarkan hasil pengolahan seperti pada Tabel 3.8 diatas diperoleh nilai signifikansi uji normalitas pada minat profesi sebagai guru χ2hitung ≤ χ2tabel artinya
distribusi data variabel Y normal.
Gambar 3.4 Grafik Penyebaran Skor Variabel Y
29,16 -1,93 0,4732
1 29,66 - 36,65 6 33,15 198,91 39564,89 243,69 1462,12 0,0807 5,0034 1,00 0,199
36,16 -1,24 0,3925
2 36,66 - 43,65 11 40,15 441,67 195069,71 74,14 815,54 0,1837 11,3894 -0,39 0,01
43,16 -0,55 0,2088
3 43,66 - 50,65 17 47,15 801,58 642524,43 2,59 44,09 0,2645 16,399 0,60 0,0220
50,16 0,14 0,0557
4 50,66 - 57,65 14 54,15 758,12 574748,35 29,05 406,66 0,2410 14,942 -0,94 0,059
57,16 0,83 0,2967
5 57,66 - 64,65 9 61,15 550,36 302900,40 153,50 1381,51 0,1378 8,5436 0,46 0,02
64,16 1,51 0,4345
6 64,66 - 71,65 4 68,15 272,61 74314,12 375,95 1503,82 0,0553 3,4286 0,57 0,10
72,15 2,30 0,4898
7 71,66 - 78,65 1 75,15 75,15 5647,75 696,41 696,41 0,0088 0,5456 0,45 0,38
79,15 2,99 0,4986
62 3023,24 1829121,90 6310,14 352,09 0,9718 59,706 0,79
*) ke t : dk = bk - 1 = 7 - 1 = 6 c2 tabe l 12,592 normal
c2
tabe l = c2 (95%) (5) = 12,592
(f.X)2 (Xi-M)2 fi . (Xi-M)2 Batas
Nyata
Luas Dae rah
JUMLAH
No Ke las Inte rval f Z Batas Luar f.h (fe ) f - fe c2
Dae rah
(36)
tidak normal dan dan variabel Y berdistribusi normal, maka pengolahan data menggunakan statistik non parametrik.
2. Perhitungan Uji Kecenderungan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata dari masing-masing variabel b. Menentukan simpangan baku
c. Menentukan skala skor mentah Tabel 3.9
Kriteria Uji Kecenderungan
SKALA SKOR KRITERIA
x > Xrata-rata + 1,5. SD Sangat Tinggi
Xrata-rata + 1,5. SD > x ≥ Xrata-rata + 0,5. SD Tinggi
Xrata-rata + 0,5. SD > x ≥ Xrata-rata - 0,5. SD Cukup
Xrata-rata - 0,5. SD > x ≥ Xrata-rata - 1,5. SD Rendah
x < Xrata-rata - 1,5. SD Sangat Rendah
d. Membuat nilai frekuensi dan diagram persentase untuk mengetahui kecenderungan tiap variabel sebagai interpretasi dari gambaran umum variabel tersebut.
3. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X (Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga) dengan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa). Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian tidak terdistribusi normal. Maka cara yang dilakukan yaitu dengan menggunakan statistik non parametris. Sebagai perhitungannya digunakan rumus korelasi Spearman Rank.
(37)
menggunakan rumus Spearman Rank menurut Riduwan (2011: 135) sebagai berikut : ) 1 ( 6 1 2 2 n n d r
0,43) 1 62 ( 62 00 , 22635 . 6 1 1 6
1 2 2
2
n n b rs Keterangan :rs = Nilai korelasi Spearman Rank.
d2 = Selisih setiap pasangan rank.
n = Jumlah pasangan rank untuk Spearman Rank.
Tabel 3.10 Tabel Interpretasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 korelasi sangat kuat 0,60 – 0,799 korelasi kuat
0,40– 0,599 korelasi cukup kuat 0,20 – 0,399 korelasi rendah 0,00 – 0,199 korelasi sangat rendah
4. Perhitungan Determinasi
Perhitungan koefesien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya persentasi variabel X (Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga) dengan
(38)
mengunakan rumus sebagai berikut :
KD = r2 x 100 %
5. Pengujian Hipotesis
Tingkat sosial ekonomi keluarga berhubungan dengan motivasi belajar siswa. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:
Ha : ρ≠ 0
Ho : ρ = 0
Hipotesis bentuk kalimat:
Ha : Terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar pada siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut.
Ho: Tidak terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar pada siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut.
(39)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan menganalisis data dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1. Gambaran umum tingkat sosial ekonomi keluarga siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut tergolong dalam kriteria rendah.
2. Gambaran umum mengenai motivasi belajar siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut tergolong dalam kriteria cukup.
3. Besarnya hubungan tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut dalam kategori cukup kuat.
Berdasarkan tiga poin kesimpulan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut tahun pelajaran 2013/2014.
5.2. Saran
Dalam penelitian pendidikan ini, penulis ingin memberi beberapa saran. Adapun saran yang diajukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian dibutuhkan peran lembaga pendidikan dan guru dalam mengarahkan siswa agar lebih termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.
(40)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Untuk peneliti yang berminat mengkaji lebih luas serta ingin lebih mendalami lagi permasalahan yang ada hubungannya dengan penelitian ini, sebaiknya menggunakan instrumen yang berbeda agar lebih menggali aspek lainnya yang belum terungkap, sehingga diperoleh hasil penelitian baru sebagai pembanding.
(41)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ahmadi, Abu. (2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. (2012). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasanah, Fitria Nur. (2012). Profil Motivasi Belajar Siswa Dilihat Dari Status Sosial Ekonomi Keluarga (Studi Deskriptif terhadap siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012). Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. FIP UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.
Imron , Ali. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar [online]. Tersedia: http://samadaranta.wordpress.com/2010/12/28/motivasi-belajar/, Nasution. (2009). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula (Cetakan ke-Enam). Bandung: Alfabeta.
Riduwan & Akdon. (2008). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, A.M. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Tim Dosen UPI. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Uno, Hamzah B. (2012). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
(1)
40
Berdasarkan tabel diatas bahwa uji normalitas data variabel X berdistribusi tidak normal dan dan variabel Y berdistribusi normal, maka pengolahan data menggunakan statistik non parametrik.
2. Perhitungan Uji Kecenderungan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata dari masing-masing variabel b. Menentukan simpangan baku
c. Menentukan skala skor mentah Tabel 3.9
Kriteria Uji Kecenderungan
SKALA SKOR KRITERIA
x > Xrata-rata + 1,5. SD Sangat Tinggi
Xrata-rata + 1,5. SD > x ≥ Xrata-rata + 0,5. SD Tinggi
Xrata-rata + 0,5. SD > x ≥ Xrata-rata - 0,5. SD Cukup
Xrata-rata - 0,5. SD > x ≥ Xrata-rata - 1,5. SD Rendah
x < Xrata-rata - 1,5. SD Sangat Rendah
d. Membuat nilai frekuensi dan diagram persentase untuk mengetahui kecenderungan tiap variabel sebagai interpretasi dari gambaran umum variabel tersebut.
3. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X (Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga) dengan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa). Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian tidak terdistribusi normal. Maka cara yang dilakukan yaitu dengan menggunakan statistik non parametris. Sebagai perhitungannya digunakan rumus korelasi Spearman Rank.
(2)
Langkah-langkah perhitungan korelasi variabel X terhadap Variabel Y menggunakan rumus Spearman Rank menurut Riduwan (2011: 135) sebagai berikut : ) 1 ( 6 1 2 2 n n d r
0,43) 1 62 ( 62 00 , 22635 . 6 1 1 6
1 2 2
2
n n b rs Keterangan :rs = Nilai korelasi Spearman Rank.
d2 = Selisih setiap pasangan rank.
n = Jumlah pasangan rank untuk Spearman Rank.
Tabel 3.10 Tabel Interpretasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 korelasi sangat kuat 0,60 – 0,799 korelasi kuat
0,40– 0,599 korelasi cukup kuat 0,20 – 0,399 korelasi rendah 0,00 – 0,199 korelasi sangat rendah
4. Perhitungan Determinasi
Perhitungan koefesien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya persentasi variabel X (Pengaruh Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga) dengan
(3)
42
variabel Y (Motivasi Belajar Siswa). Koefesien determinasi dapat dihitung mengunakan rumus sebagai berikut :
KD = r2 x 100 %
5. Pengujian Hipotesis
Tingkat sosial ekonomi keluarga berhubungan dengan motivasi belajar siswa. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:
Ha : ρ≠ 0
Ho : ρ = 0
Hipotesis bentuk kalimat:
Ha : Terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar pada siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut.
Ho: Tidak terdapat hubungan antara tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar pada siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut.
(4)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.1. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan menganalisis data dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1. Gambaran umum tingkat sosial ekonomi keluarga siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut tergolong dalam kriteria rendah.
2. Gambaran umum mengenai motivasi belajar siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut tergolong dalam kriteria cukup.
3. Besarnya hubungan tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut dalam kategori cukup kuat.
Berdasarkan tiga poin kesimpulan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat sosial ekonomi keluarga dengan motivasi belajar siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 9 Garut tahun pelajaran 2013/2014.
5.2. Saran
Dalam penelitian pendidikan ini, penulis ingin memberi beberapa saran. Adapun saran yang diajukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian dibutuhkan peran lembaga pendidikan dan guru dalam mengarahkan siswa agar lebih termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.
(5)
62
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Untuk peneliti yang berminat mengkaji lebih luas serta ingin lebih mendalami lagi permasalahan yang ada hubungannya dengan penelitian ini, sebaiknya menggunakan instrumen yang berbeda agar lebih menggali aspek lainnya yang belum terungkap, sehingga diperoleh hasil penelitian baru sebagai pembanding.
(6)
Sari Sholihat, 2014
Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di Smk Negeri 9 Garut)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ahmadi, Abu. (2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. (2012). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasanah, Fitria Nur. (2012). Profil Motivasi Belajar Siswa Dilihat Dari Status Sosial Ekonomi Keluarga (Studi Deskriptif terhadap siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012). Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. FIP UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.
Imron , Ali. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar [online]. Tersedia: http://samadaranta.wordpress.com/2010/12/28/motivasi-belajar/, Nasution. (2009). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula (Cetakan ke-Enam). Bandung: Alfabeta.
Riduwan & Akdon. (2008). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, A.M. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Tim Dosen UPI. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Uno, Hamzah B. (2012). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.