PENGEMBANGAN DAYA TARIK KAWASAN WISATA BUNGA CIHIDEUNG, KECAMATAN PARONGPONG, KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

PENGEMBANGAN DAYA TARIK KAWASAN WISATA

BUNGA CIHIDEUNG, KECAMATAN PARONGPONG,

KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Jurusan

Management Resort dan Leisure

Oleh :

YOLA PUTRI RISYA 1002978

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT DAN LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Pengembangan Daya Tarik Kawasan

Wisata Bunga Cihideung, Kecamatan

Parongpong, Kabupaten Bandung

Barat

Oleh Yola Putri Risya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Yola Putri Risya 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

YOLA PUTRI RISYA 1002978

PENGEMBANGAN DAYA TARIK KAWASAN WISATA BUNGA CIHIDEUNG, KECAMATAN PARONGPONG,

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd NIP. 196205121987031002

Pembimbing II

Rosita, S.S, MA NIP. 197810192006042001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Management Resort dan Leisure

Hj. Fitri Rahmafitria, SP., M.Si NIP. 197410182008122001


(4)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Hal. LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 6

F. Kegunaan Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Pariwisata ... 9

B. Daya Tarik ... 12

C. Pengembangan ... 16

D. Kawasan Wisata ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Objek Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian ... 33


(5)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Gambaran Umum ... 41

B. Kawasasan Wisata Bunga Cihideung ... 53

C. Evaluasi Faktor Internal ... 61

D. Evaluasi Faktor Eksternal ... 63

E. Matriks Analisis SWOT ... 64

F. Rumusan Strategi ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 73

A. Kesimpulan ... 72

B. Rekomendasi ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN ... 78 RIWAYAT HIDUP


(6)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Faktor Internal dan Eksternal ... 39

Tabel 3.2 Matriks SWOT ... 40

Tabel 4.1 Batas Wilayah Desa Cihideung ... 42

Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Desa Cihideung Tahun 2013 ... 45

Tabel 4.3 Sebaran Lahan Kritis Di Setiap Kecamatan dan Desa ... 45

Tabel 4.4 Nilai Q Untuk Tipe Iklim Schmidt-Ferguson ... 47

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Desa Cihideung Tahun 2013 ... 48

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Usia Tahun 2013 ... 49

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2013 ... 51

Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2013 ... 52

Tabel 4.9 Matriks Analisis SWOT ... 65


(7)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1.1 Produk Kawasan Wisata Bunga Cihideung ... 4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 32

Gambar 4.1 Peta Lokasi Kawasan Wisata Bunga Cihideung ... ... 43

Gambar 4.2 Produk Kawasan Wisata Bunga Cihideung ... 53

Gambar 4.3 Produk Kawasan Wisata Bunga Cihideung ... 54

Gambar 4.4 Salah Satu Fasilitas Di Kawasan Wisata Bunga Cihideung ... 58

Gambar 4.5 Salah Satu Media Promosi ... 59

Gambar 4.6 Kondisi Jalan Rusak Di Kawasan Wisata Bunga Cihideung ... 60


(8)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1 Jadwal Penelitian ... 78

Lampiran 2 Pedoman Wawancara ... 80

Lampiran 3 Catatan Hasil Wawancara ... 83


(9)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN DAYA TARIK KAWASAN WISATA BUNGA CIHIDEUNG, KECAMATAN PARONGPONG,

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Yola Putri Risya 1002978

ABSTRAK

Penelitian ini menggambarkan secara umum keadaan Kawasan Wisata Bunga Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Mulai dari kondisi lingkungan, produk, perkembangan, pengelolaan serta kondisi Desa Cihideung dan masyarakatnya. Beberapa kendala yang ditemukan dalam pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung seperti kondisi jalan yang masih buruk, pengembangan dan pengelolaan yang kurang maksimal serta kurangnya informasi yang diberikan untuk wisatawan tentang Kawasan Wisata Bunga Cihideung baik melalui media apapun. Dalam melakukan penelitian ini berbagai data serta infomasi tentang Kawasan Wisata Bunga Cihideung didapatkan melalui teknik pengumpulan data berupa observasi lapangan, wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah tingginya potensi yang dimiliki oleh Kawasan Wisata Bunga Cihideung tetapi belum dikembangkan secara optimal. Supaya lebih tepat sasaran peneliti menggunakan matrik SWOT dalam mengevaluasi faktor internal dan eksternal serta menentukan strategi pengembangan Daya Tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung yang dapat dilakukan oleh pengelola kios bunga, masyarakat dan pemerintah setempat. Beberapa usulan yang dapat dilakukan lebih menitikberatkan pada strategi kekuatan dan peluang serta strategi kelemahan dan ancaman.


(10)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DEVELOPMENT OF FLOWER TOURIST AREA CIHIDEUNG POTENTIALS, PARONGPONG SUBDISTRICT,

WEST BANDUNG DISTRICT Yola Putri Risya

1002978

ABSTRACT

This research generally describing the condition of Flower Tourist Area Cihideung, Parongpong Subdistrict, West Bandung District. This is explains the environment condition, products, developments, managements and physical condition of the Cihideung itself. The obstacles that disturbs the development of Flower Tourist Area Cihideung such as the poor condition of the road, the developments and managements thats not doing well and also a lot of information that given to the visitors of Flower Tourist Area Cihideung through any media. From this research so many information about Flower Tourist Area Cihideung were gathered from the observation, interviews, documentations and literature study. The conclusion of this research is a high of potential that Flower Tourist Area Cihideung’s has not developed very well. In case of that, the author used SWOT to evaluate the internal and external factors to determine the strategy develpments the Flower Tourist Area Cihideung even better with helps from the owners of flower shop, citizens and goverment. The options of development is focusing into Strenght and Opportunities Strategy instead Weakness and Threath Strategy.


(11)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang dikaruniai potensi alam yang sangat indah dan sangat memukau. Kesuburan tanahnya, keragaman flora dan faunanya, bahkan hingga budayanya menjadikan negara ini menjadi lebih mudah dikenal dalam segi pariwisatanya. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya sehingga pariwisata bagaikan primadona yang cukup memiliki peran penting dalam pertumbuhan perekonomian negara Indonesia.

Kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup besar sebagai modal dasar pembangunan dan perkembangan kebudayaan dan kepariwisataan. Modal dasar tersebut apabila dikelola dan direncanakan dengan baik dan terarah akan mempunyai peranan yang besar dalam menunjang pencapaian tujuan nasional, yakni meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan objek dan daya tarik wisata serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa (Sedarmayanti, 2005:2).

Pengembangan kepariwisataan di Indonesia perlu dilakukan dengan mengedepankan segi kualitas nya, karena seperti yang kita ketahui banyak sekali kawasan wisata di Indonesia dengan keanekaragaman keindahan yang ditawarkannya, namun jika dilihat dari aspek kualitas kawasan wisata yang memiliki daya jual yang tinggi, perlu adanya pengembangan dengan mangangkat keunggulan-keunggulannya sehingga berbeda dengan kawasan wisata di negara-negara lainnya, yang tentunya akan menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi kawasan wisata alam di Indonesia ini.


(12)

2

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perkembangan industri pariwisata di Indonesia dari waktu ke waktu selalu menunjukan perubahan ke arah yang lebih baik dalam menciptakan sebuah produk pariwisata. Dilatarbelakangi oleh potensi alamnya yang sangat indah, kini banyak sekali bermunculan produk-produk pariwisata yang menjadikan alam yang ada sebagai salah satu modal utama mereka dalam menarik wisatawan untuk berkunjung.

Seiring berjalannya waktu, banyak inovasi-inovasi baru yang marak bermunculan. Banyak sekali pengelola yang memanfaatkan kawasan wisata alami dengan meningkatkan daya tarik suatu kawasan wisata, dan membuat kawasan wisata buatan yang beda dari pada yang lain dan menjadikan kawasan wisata tersebut menjadi tujuan utama wisatawan berkunjung ke Indonesia.

Kota Bandung mempunyai daya tarik wisata yang sangat indah dan berpotensi sekali untuk menarik wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal. Diantaranya daya tarik wisata di Kabupaten Bandung yaitu Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Desa Cihideung sebelumnya dijadikan sebagai tempat bercocok tanam biasa yang sekarang telah berkembang menjadi Wisata Bunga. Daya tarik produk Wisata Bunga Cihideung telah terkenal di masyarakat bahkan hingga ke mancanegara. Beberapa wisatawan yang mengunjungi Kawasan Wisata Bunga Cihideung berasal dari Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia.

Kawasan Wisata Bunga Cihideung melayani penjualan bunga partai besar bagi para pencinta holtikultura. Yang menjadi kekurangan daerah ini adalah tidak adanya fasilitas wisata yang disediakan, semisal tempat parkir yang luas. Untuk bisa berkeliling di area kebun bunga ini kita hanya bisa memarkirkan kendaraan kita di pinggir–pinggir jalan di sepanjang Desa Cihideung.

Selain tanaman bunga, terdapat juga berbagai jenis bibit buah–buahan. Terdapat begitu banyak bibit buah-buahan yang ada, diantaranya mangga, jeruk, pepaya, sawo, dan berbagai jenis bibit buah–buahan lainnya. Bibit


(13)

3

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

buah–buahan yang ada banyak dibeli oleh orang–orang yang hobi berkebun, atau orang–orang yang hanya ingin menambah koleksi tanaman buah– buahannya di tamannya.

Bagi masyarakat Kecamatan Parongpong, sektor pertanian merupakan sektor yang paling diandalkan, jauh melebihi sektor pariwisata dan industri. Ini sangat berkaitan dengan suburnya tanah di daerah itu, sehingga sangat cocok untuk ditanami berbagai bunga dan tanaman. Namun dari tujuh desa yang ada di Kecamatan Parongpong, hanya empat desa yang mayoritas penduduknya bertani bunga. Keempat desa ini adalah Desa Cigugur, Desa Cihanjuang Rahayu, Desa Karyawangi, serta Desa Cihideung. Dari keempat desa ini, Desa Cihideung merupakan satu-satunya desa sentra bunga. Desa Cihideung merupakan desa sentra bunga yang kini paling dikenal masyarakat luas.

Daerah Cihideung sering disebut dengan "Kawasan Wisata Bunga" alasannya adalah karena di kawasan yang terbentang dari utara ke selatan sepanjang kurang lebih 3 Km ini hampir disepanjang tepi jalan raya dijadikan lokasi penjualan bunga. Lebih dari 5.000 penduduk dari sekitar 7.000 penduduk Cihideung bekerja sebagai petani bunga. Ada yang bekerja sebagai petani bunga hias dan ada juga yang menjadi petani bunga potong.

Jika ditinjau dari segi produk Kawasan Wisata Bunga Cihideung memiliki produk dengan berbagai jenis bunga yang dapat menjadi pilihan untuk penambah koleksi bagi pecinta bunga hias. Namun untuk kebersihan atau kesegaran tanaman bunganya, ada beberapa dari tanaman bunga yang tidak di rawat dengan baik, seperti dibiarkan begitu saja tumbuh rumput liar, tidak disiram ketika musim kemarau karena ada pengelola yang hanya mengandalkan air hujan untuk menyirami tanaman bunga mereka yang menyebabkan bunga-bunga layu dan menjadi tidak segar. Yang mana kondisi ini menyebabkan kerugian dan menurunnya omset yang didapatkan oleh pengelola-pengelola kios bunga. Selain itu karena keterbatasan media promosi, kurangnya informasi yang didapatkan tentang Kawasan Wisata


(14)

4

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bunga Cihideung baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara sehingga kunjungan wisatawan tidak tetap setiap tahunnya dan kebanyakan dari kios-kios bunga mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya.

Gambar 1.1

Produk Kawasan Wisata Bunga Cihideung

Akses untuk menuju ke Kawasan Wisata Bunga Cihideung perlu pengembangan, kondisi jalan yang buruk dan berlobang bisa menjadi hambatan dalam perkembangan suatu daerah tujuan wisata. Perlu adanya perbaikan akses untuk menuju ke Kawasan Wisata Bunga Cihideung ini sehingga wisatawanpun tidak terganggu dengan kondisi jalan yang buruk. Selain itu perlunya sarana dan prasarana pendukung yang belum dimiliki oleh Kawasan Wisata Bunga Cihideung. Karena sekarang ini Kawasan Wisata Bunga Cihideung tidak memiliki lahan parkir khusus untuk wisatawan yang mengunjungi Kawasan Wisata bunga ini, tidak ada fasilitas pembuangan sampah sehingga sepanjang jalan cihideung terdapat banyak sampah baik dari masyarakat lokal sendiri maupun dari wisatawan, lalu tidak adanya fasilitas penunjuk arah dan berbagai fasilitas lainnya yang dibutuhkan untuk suatu daerah tujuan wisata.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai masalah diatas dengan judul : “Pengembangan Daya Tarik


(15)

5

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kawasan Wisata Bunga Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah kurangnya pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung. Seperti yang kita ketahui ada beberapa kendala yang ada di Kawasan Wisata Bunga Cihideung, yaitu kondisi jalan yang sempit dan terjal, kurangnya promosi dari pengelola Kawasan Wisata Bunga, , kurangnya partisipasi dari pemerintah daerah untuk pengembangan Kawasan Wisata bunga, tidak adanya lahan parkir untuk wisatawan yang berkunjung, transportasi yang tidak memadai untuk menuju ke Kawasan Wisata Bunga Cihideung, pengembangan variasi bunga serta perawatannya dan lain sebagainya.

Beberapa pengembangan yang dapat diupayakan adalah pengembangan daya tarik. Yang menjadi daya tarik dari Kawasan Wisata Bunga Cihideung ini adalah produknya yaitu bunga. Selanjutnya pengembangan dapat dilakukan melalui media promosi, tujuannya adalah agar sampainya informasi tentang Kawasan Wisata Bunga Cihideung kepada masyarakat maupun wisatawan, serta pengembangan fasilitas sebagai peningkatan kualitas Kawasan Wisata Bunga Cihideung. Semua pengembangan yang dilakukan bertujuan untuk untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, kualitas Kawasan Wisata Bunga Cihideung dan pendapatan baik bagi pengelola maupun pemerintah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka permasalahan yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa saja yang mendukung pengembangan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung?


(16)

6

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat pengembangan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung?

3. Bagaimana strategi pengembangan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengevaluasi faktor-faktor internal pengembangan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung.

2. Mengevaluasi faktor-faktor eksternal pengembangan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung.

3. Menentukan strategi pengembangan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung.

E. Definisi Operasional 1. Pengembangan

Pengembangan yang di maksud disini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam proses peningkatan kualitas daya tarik suatu kawasan wisata. Khususnya Kawasan Wisata Bunga Cihideung.

2. Daya Tarik

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009, Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.


(17)

7

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kawasan Wisata Bunga Cihideung terletak di Desa Cihideung, kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat atau 20 km dari kota Bandung. Desa yang sebelumnya hanya dijadikan sebagai tempat untuk bercocok tanam, dan sekarang menjadi Kawasan Wisata Bunga Cihideung karena terdiri dari beberapa kios bunga dengan beranekaragam produk bunga dengan jumlah yang tidak sedikit. Beberapa produk Kawasan Wisata Bunga Cihideung diantaranya adalah bunga krisan, mawar, gladiol, kaktus, aster dan lain-lain. Dalam pengelolaan Kawasan Wisata Bunga Cihideung ini pemerintah tidak terlalu banyak ikut campur, karena kebanyakan kios-kios bunga yang ada di Kawasan Wisata Bunga Cihideung ini dikelola sendiri oleh pemiliknya tetapi ada juga yang dikelola oleh koperasi, yaitu bagi mereka yang mendaftarkan diri menjadi anggota koperasi.

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan referensi sehingga kita dapat mengetahui lebih jauh tentang Kawasan Wisata Bunga Cihideung, maupun untuk wisatawan lokal dan mancanegara sebagai daya tarik untuk berkunjung ke Kawasan Wisata Bunga Cihideung.

2. Sebagai masukan bagi pihak-pihak pengelola atau masyarakat tentang upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung.

3. Bagi pemerintah daerah setempat terutama bagi daerah Kabupaten Bandung Barat dalam mengembangkan Kawasan Wisata Bunga Cihideung.

4. Menambah wawasan bagi penulis agar mampu mengaplikasikan pada saat terjun langsung ke dunia pekerjaan khususnya di bidang pariwisata.

5. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.


(18)

8

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu kepada sistematika penulisan yang tercantum dalam buku pedoman akademik Universitas Pendidikan Indonesia. Sistematika yang digunakan penulis :

1. BAB I : Pendahuluan

Berisi mengenai penjabaran latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasinal, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

2. BAB II : Kajian Pustaka

Berisi teori-teori para ahli yang mendukung penelitian dan kerangka pemikiran penulis.

3. BAB III : Metode Penelitian

Berisi mengenai objek penelitian, metode penelitian, informan penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

4. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penjelasan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian. 5. BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi

Hasil dari pembahasan dan rekomendasi yang direkomendasikan oleh penulis dari hasil pembahasan.

6. Daftar Pustaka


(19)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Cihideung, kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat atau 20 km dari Kota Bandung, Jawa Barat. Pencarian data-data dilakukan langsung ke lokasi Kawasan Wisata Bunga Cihideung, agar data yang diperoleh untuk penelitian ini terbukti kebenarannya. Dan data-data yang diperoleh akan digunakan dalam pemecahan masalah dalam proses penelitian.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini juga disebut dengan feasibility study yang bermaksud untuk memperoleh data awal (Soerjono. S. 1974:29).

Penelitian deskriptif merupakan mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian dengan metode deskriptif biasanya dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi kasus untuk menggambarkan perilaku daripada menggunakan data yang bisa dianalisis secara statistik.

Langkah – langkah yang di lakukan dalam melaksanakan penelitian deskriptif, (Moh. Nazir, 2003:73) yaitu :

1. Memilih dan merumuskan masalah.

Masalah yang ditemukan adalah daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung yang belum berkembang.


(20)

34

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan penelitian ini adalah membuat strategi pengembangan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung.

3. Perumusan kerangka teori atau kerangka berpikir.

Kerangka pemikirannya yaitu setelah dilakukan pengamatan secara langsung ke lokasi Kawasan Wisata Bunga Cihideung maka di peroleh kesimpulan bahwa perkembangan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung belum maksimal, untuk itu peneliti membuat strategi pengembangan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung dengan menggunakan teknik analisis SWOT, strategi yang akan dibuat berdasarkan dari data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder, seperti studi literatur, observasi dan interview.

4. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan

Sumber-sumber yang peneliti gunakan adalah buku-buku yang berhubungan dengan pengembangan pariwisata, Kawasan Wisata, daya tarik pariwisata, skripsi-skripsi, jurnal, internet dan dari pengelola Kawasan Wisata Bunga Cihideung.

5. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara langsung ke pengelola kios bunga di Kawasan Wisata Bunga Cihideung oleh peneliti.

C. Informan Penelitian

Menurut Bungin (2007:107) informan penelitian didalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana langkah yang ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat diperolehnya. Karena dalam bahasan ini yang paling penting adalah peneliti “menentukan” informan dan bagaimana peneliti “mendapatkan” informan. Menentukan informan bisa dilakukan oleh peneliti apabila peneliti memahami masalah umum penelitian serta memahami anatomi masyarakat dimana penelitian itu dilaksanakan. Namun apabila


(21)

35

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti belum memahami anatomi masyarakat penelitian, maka peneliti berupaya agar tetap mendapatkan informan penelitian.

Adapun informan penelitian yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Informan yang terlibat secara langsung

Informan yang terlibat secara langsung dalam penelitian ini yaitu pengelola kios- kios bunga yang mengetahui tentang seluk beluk Kawasan Wisata Bunga Cihideung untuk dijadikan informan penelitian agar mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Peneliti membedakannya sesuai dengan luas lahan yang informan miliki karena di Kawasan Wisata Bunga Cihideung terdapat ± 500 kios-kios bunga dengan pengelolaan yang dilakukan oleh masing-masing pemilik kios.

 P1, P2, P3, P4 dengan luas lahan sekitar ≥100 m2  P5, P6, P7, P8 dengan luas lahan sekitar 50 – 100 m2  P9, P10, P11, P12 dengan luas lahan sekitar ≤ 50 m2 2. Informan yang tidak terlibat secara langsung

Informan yang tidak terlibat secara tidak langsung dalam penelitian ini yaitu M1, M2, M3, M4 yang merupakan masyarakat Desa Cihideung yang dianggap pantas untuk dijadikan informan penelitian sekaligus paham tentang wisata alam. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dan pendapat masyarakat terhadap Kawasan Wisata Bunga Cihideung.

Hal tersebut (dalam pemilihan subjek penelitian) didukung oleh pernyataan Spradley (dalam Basrowi 2008: 188) mengenai pemilihan subjek penelitian yang baik harus memperhatikan setidaknya tiga syarat, yaitu :

a. Mereka sudah cukup lama dan intensif menyatu dalam kegiatan atau bidang kajian yang dijadikan penelitian.

b. Mereka terlibat penuh dengan kegiatan atau bidang tersebut. c. Mereka memiliki cukup waktu untuk dimintai informasi.


(22)

36

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan apa yang dipaparkan oleh Basrowi sesuai dengan pemilihan subjek yang telah ditetapkan oleh peneliti dengan bantuan dari pihak-pihak setempat. Jumlah informan secara keseluruhan berjumlah 16 (enam belas) orang.

D. Instrumen Penelitian

Didalam memperjelas fokus penelitian, maka instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif harus mampu melengkapi data dan membandingkan data yang telah ditemukan dilapangan. Untuk memperoleh data dari lapangan dapat digunakan melalui pedoman wawancara, observasi lapangan maupun dokumentasi yang didukung oleh peralatan-peralatan yang mendukung seperti kamera, tape recorder, dan peralatan tulis yang dibutuhkan.

Peneliti melakukan wawancara kepada masyarakat Desa Cihideung dan pengelola Kios – Kios Bunga Cihideung. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan dalam mencari dan mengetahui data yang valid dan relevan selain itu dapat menghemat waktu serta memudahkan penulis dalam menganalisis data.Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan beberapa instrumen atau alat yang dapat dipakai sebagai pengumpul data agar data lebih akurat. Teknik Pengumpulan data merupakan “langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”. Sugiyono (2011: 224).

Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini melalui :


(23)

37

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengumpulkan data – data melalui literatur, jurnal, internet, maupun bacaan baik buku text ataupun kertas yang berkaitan dengan topik penelitian.

b. Observasi

Metode observasi adalah cara mengumpulkan data berdasarkan pada pengamatan langsung kepada gejala fisik objek penelitian. Teknik ini dilakukan untuk melakukan pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung di lokasi penelitian.

c. Interview

Interview atau wawacara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung yang di lakukan saat wawancara. Wawancara di lakukan langsung bertatap muka ataupun melalui telephone. Wawacara adalah cara paling fleksible untuk mengumpulkan data sehingga pertanyaan – pertanyaan yang akan di ajukan kepada sumber dapat di jawab langsung sehingga dapat memperkuat data saat observasi yaitu baru menilai tempat yang akan di teliti. Dari wawacara peneliti bahkan mendapatkan data yang lebih banyak.

d. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2008:240) yaitu mengumpulkan dokumen baik yang berbentuk tulisan, gambar maupun karya- karya monumental dari seseorang. Dokumen tulisan yaitu berupa catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan kebijakan, dan lain-lain. Dokumen yang bergambar yaitu foto, sketsa, gambar hidup dan lain-lain. Dokumen berbentuk karya misalnya karya seni berupa gambar, patung, film, dan lai-lain. Teknik pengumpulan data dengan cara ini untuk mendapatkan beberapa dokumentsi tentang Kawasan Wisata Bunga Cihideung berdasarkan sumber-sumber yang ada dilokasi penelitian.


(24)

38

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif, yang terdiri dari Strenghts, Weakness, Opportunities dan Threaths. Analisis SWOT bertujuan untuk memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threaths).

Menurut Rangkuti (2001), analisis SWOT adalah suatu identifikasi faktor strategis secara sistematis untuk merumuskan strategi. Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan (Porter : 1985). Sedangkan menurut Freddy Rangkuty (2001 : 183) strategi adalah perencanaan induk yang komprehensive yang menjelaskan bagaimana mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari pengertian SWOT tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Evaluasi faktor Internal

a. Kekuatan (strength), yaitu kekuatan apa yang dimiliki pariwisata. Dengan mengetahui kekuatan, pariwisata dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam pasar dan mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya.

b. Kelemahan (weakness), yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan bagi pariwisata.

2. Evaluasi Faktor Eksternal

a. Kesempatan (opportunities), yaitu semua kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau kondisi perekonomian nasional atau global yang dianggap memberi peluang bagi pariwisata untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang.

b. Ancaman (threaths), yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi pariwisata, seperti penggerusan budaya setempat akibat adanya upaya meniru gaya hidup pengunjung khususnya wisatawan


(25)

39

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mancanegara, yang berakibat makin hilangnya jati diri atau keunikan dari budaya setempat.

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat kumpul data yaitu pedoman observasi, wawancara serta dokumentasi. Dengan tahapan sebagai berikut :

a. Mengelompokkan data yang telah didapat untuk diproses. b. Melakukan analisis SWOT.

c. Memasukkan ke dalam matriks SWOT.

d. Menganalisis strategi-strategi dari matriks SWOT.

e. Merekomendasikan strategi yang telah dibuat kepada pihak pengelola Tabel 3.1

Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Faktor Internal

Produk Jenis Produk

Kualitas Produk

Harga Harga Produk

Kondisi Kawasan Akses menuju kawasan wisata

Ketersediaan sarana transportasi

Ketersediaan sarana dan prasarana

Berada di jalur wisata Ketersediaan fasilitas pendukung

Promosi Ketersediaan media

promosi

Pemanfaatan media promosi

SDM Pengelola kios bunga

Peran serta masyarakat

Faktor Eksternal

Pemerintah Peran serta pemerintah dalam pengembangan kawasan wisata

Sosial Kondisi masyarakat

Ekonomi Kunjungan dan daya beli wisatawan

Teknologi Penerapan teknologi informasi


(26)

40

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pesaing Daya saing

Sumber : Hasil Olah Data Peneliti

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT berdasarkan konsep David (1993). Analisis SWOT berarti analisis berdasarkan pada Strength-Weakness-Opportunities-Threaths yakni Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Kendala. Melalui analisis SWOT, akan membantu dalam penyimpulan akhir penelitian. Analisis SWOT menggunakan matriks internal factor evaluation (IFE) dan matriks eksternal factor evaluation (EFE), dimana IFE yang meliputi kekuatan dan kelemahan dan EFE meliputi peluang dan tantangan.

Matriks SWOT menampilkan delapan kotak, yaitu dua kotak sebelah kiri menampilkan faktor eksternal (peluang dan ancaman), dua kotak paling atas menampilkan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan empat kotak lainnya merupakan isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil pertemuan antara faktor eksternal dan internal. Menurut Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah (1999), berdasarkan hasil analisis SWOT, terdapat empat alternatif strategi yang tersedia yaitu strategi SO, WO, ST dan WT. Matriks SWOT digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Matriks SWOT

IFE

EFE

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Peluang (O)

Strategi SO (Strategi yang memanfaatkan kekuatan dan memanfaatkan

peluang)

Strategi WO (Strategi yang meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan


(27)

41

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ancaman (T)

Strategi ST (Strategi yang menggunakan kekuatan dan mengatasi ancaman)

Strategi WT (Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari

ancaman)

Alternatif strategi adalah hasil dari matrik analisis SWOT yang menghasilkan berupa Strategi SO, WO, ST dan WT. Alternatif strategi yang dihasilkan minimal 4 buah strategi sebagai hasil dari analisis matrik SWOT. Menurut Rangkuti (2001:31-32) strategi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

 Strategi SO

Strategi itu dibuat berdasarkan jalan pikiran memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.  Strategi ST

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

 Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

 Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan usaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.


(28)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan beberapa faktor yang mendukung pengembangan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung adalah keindahan kawasan. Keindahan Kawasan Wisata Bunga Cihideung merupakan modal utama dalam pengembangan daya tarik. Karena selain bunga-bunga, kawasan yang indah dan beriklim sejuk seperti Desa Cihideung ini yang dicari wisatawan, khususnya wisatawan yang berasal dari kota-kota besar dengan tingkat kejenuhan kota yang tinggi. Serta akses yang tidak jauh dari kota Bandung juga menjadi faktor pendukung pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung, dengan letaknya yang berada di jalur wisata Kabupaten Bandung Barat. Selain itu pastinya dengan produk yang beragam dan dalam jumlah yang banyak yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kawasan Wisata Cihideung, mereka bisa memilih berbagai macam jenis bunga dengan jumlah yang tidak terbatas karena mayoritas dari masyarakat Desa Cihideung adalah petani bunga.

Dan untuk faktor-faktor yang menjadi penghambat pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung diantaranya adalah akses jalan untuk menuju ke Kawasan Wisata Bunga Cihideung yang sempit dan berlobang sehingga mempersulit wisatawan untuk berkunjung. Kurangnya pengetahuan masyarakat dan pengelola-pengelola kios tentang pariwisata juga mempengaruhi pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung, karena untuk mengembangkan suatu Kawasan Wisata kita harus mengetahui tujuan pengembangan dan cara pengembangan yang tepat. Selain itu kurangnya fasilitas penunjang yang disediakan baik oleh pengelola kios sendiri, masyarakat maupun


(29)

73

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemerintah setempat seperti lahan parkir, toilet umum, tempat duduk untuk beristirahat bagi para pengunjung.

Oleh karena itu beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam usaha mengembangkan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung yaitu mempertahankan kondisi desa yang sejuk dan asri dengan tidak menghasilkan polusi udara. Meningkatkan kualitas potensi yang dimiliki oleh kios-kios bunga dan memanfaatkan potensi yang ada sebagai daya tarik wisata dengan pertimbangan bahwa pengembangannya harus sesuai dengan sumber daya serta daya dukung yang ada, untuk meminimalisir ancaman kerusakan yang mungkin saja terjadi. Melakukan kegiatan pemasaran yang lebih baik melalui media cetak maupun media elektronik. Melengkapi fasilitas-fasilitas pendukung seperti lahan parkir, toilet, tempat-tempat duduk, warung jajan dan lain-lain. Memperbaiki akses menuju Kawasan Wisata Bunga Cihideung sehingga mempermudah wisatawan untuk mengunjungi Kawasan Wisata Bunga Cihideung dan lain sebagainya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan uraian kesimpulan yang telah dijelaskan, maka peneliti mempunyai saran sebagai berikut :

1. Dengan besarnya potensi yang dimiliki Kawasan Wisata Bunga Cihideung dibandingkan dengan minimnya fasilitas-fasilitas penunjang apabila dibirkan berlarut-larut maka bisa mengancam prospek pariwisata di Kawasan Wisata ini. Oleh karena itu, berbagai pihak terkait perlu mengambil tindakan-tindakan. Salah satunya dengan melengkapi fasilitas penunjang seperti penambahan toilet, warung jajan, tempat-tempat duduk bagi para wisatawan untuk beristirahat dan menikmati indahnya Kawasan Wisata Bunga Cihideung.


(30)

74

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perlu adanya manajemen khusus dalam pengelolaan seluruh area Kawasan Wisata Bunga Cihideung agar pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung lebih terarah dengan baik.

3. Dalam pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung berdasarkan pemberdayaan masyarakat lokal perlu direalisasikan dengan baik. Dilihat dari masih rendahnya pemberdayaan sumber daya masyarakat. Kondisi ini dapat menjadi tantangan bagi para petani bunga maupun kelompok keorganisasian seperti koperasi dalam pemberdayaan masyarakat. Sehingga harus ada upaya-upaya sistematis dan terprogram agar tercapai pemberdayaan masyarakat lokal dengan dilengkapi unsur pendamping yang profesional baik dari kalangan akademisi maupun lembaga swadaya masyarakat lainnya.

4. Melakukan program pelatihan dalam pengelolaan dan pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung oleh manajemen terkait kepada pengelola-pengelola kios.

5. Melakukan kegiatan pemasaran yang lebih baik melalui media cetak maupun media elektronik. Pemasaran tidak hanya dilakukan oleh pemerintah setempat tetapi juga harus ada peran serta pengelola-pengelola kios. Contohnya menggunakan media kartu nama, brosur, internet dan lain sebagainya.

6. Perbaikan akses jalan rusak menuju Kawasan Wisata Bunga Cihideung dengan melakukan gotong royong antara pemerintah dan warga setempat sehingga mempermudah akses jalan wisatawan dalam mengunjungi Kawasan Wisata Bunga Cihideung.


(31)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Antari, Ni Putu Septhi. (2001). “Pengembangan Kawasan Pura Sada Sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata Di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung (Sebuah Laporan Akhir). Denpasar : Pogram Studi D4 Pariwisata Universitas Udayana.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, M. Burhan. (2008). Penelitian Kualitatif;Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana

Burton, Rosemary. (1995). Travel Geography. Pitman Publishing. London

Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Bulaksumur, Yogyakarta. Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.

Gamal, S. (1997). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi

Gamal, S. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi

Kotler, P. (2000). Manajemen Pemasaran Di Indonesia. Salemba Empat

Marpaung, Happy. (2000). Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta

Marpaung, Happy. Dan Bahar, Herman. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung : Alfabeta.

Nawawi, Hadari. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Yang Kompetitif. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian, Cetakan Kelima. Jakarta : Ghalia

Indonesia

Pasal 1 Angka 7 UU Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisatawan.

Pendit, Nyoman S. (1994). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya Pramita

Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor : 2 Tahun 2003 Tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Tahun 2003-2013.


(32)

76

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. 37/UM.001/MKP/07 tentang kriteria dan penetapan destinasi pariwisata unggulan.

Rangkuti, Freddy. (2001). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sedarmayanti. (2005). Membangun Kebudayaan dan Pariwisata. Bandung : Mandar Maju.

Spillane, James J. (1987). Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Kanisius

Spillane, James J. (2003). Pariwisata dan Wisata Budaya, CV. Rajawali.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. (2001). Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kelima. Yogyakarta : Andi

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Universitas Pendidikan Indonesia.(2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.

Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : Andi.

Warpani, P. Suwardjoko Dan Warpani, P. Indira. (2007). Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung : ITB

Yoeti, A. Oka (1990). Pemasaran Pariwisata. Bandung : Angkasa

Yoeti, A. Oka. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa

Yoeti, A. Oka. (1997). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta : PT. Pradnya Pramita.

Yoeti, A. Oka. (2002). Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta : PT. Pradnya Pramita

Yoeti, A. Oka. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta : PT. Pradnya Pramita.


(33)

77

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu http://aminuddin-dkv.blogspot.com/

http://www.pendakierror.com/Konservasi.htm#twa

http://laisanurin.blogspot.com/2011/02/budaya-daerah-sebagai-alat-mempersatu.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25342/3/Chapter%20II.pdf http://www.attayaya.net/2010/11/kawasan-suaka-alam-dan-kawasan.html http://www.pendakierror.com/Konservasi.htm

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20573/1/CHAERUL%2 0RAMDANI-FST.pdf


(1)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan beberapa faktor yang mendukung pengembangan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung adalah keindahan kawasan. Keindahan Kawasan Wisata Bunga Cihideung merupakan modal utama dalam pengembangan daya tarik. Karena selain bunga-bunga, kawasan yang indah dan beriklim sejuk seperti Desa Cihideung ini yang dicari wisatawan, khususnya wisatawan yang berasal dari kota-kota besar dengan tingkat kejenuhan kota yang tinggi. Serta akses yang tidak jauh dari kota Bandung juga menjadi faktor pendukung pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung, dengan letaknya yang berada di jalur wisata Kabupaten Bandung Barat. Selain itu pastinya dengan produk yang beragam dan dalam jumlah yang banyak yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kawasan Wisata Cihideung, mereka bisa memilih berbagai macam jenis bunga dengan jumlah yang tidak terbatas karena mayoritas dari masyarakat Desa Cihideung adalah petani bunga.

Dan untuk faktor-faktor yang menjadi penghambat pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung diantaranya adalah akses jalan untuk menuju ke Kawasan Wisata Bunga Cihideung yang sempit dan berlobang sehingga mempersulit wisatawan untuk berkunjung. Kurangnya pengetahuan masyarakat dan pengelola-pengelola kios tentang pariwisata juga mempengaruhi pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung, karena untuk mengembangkan suatu Kawasan Wisata kita harus mengetahui tujuan pengembangan dan cara pengembangan yang tepat. Selain itu kurangnya fasilitas penunjang yang disediakan baik oleh pengelola kios sendiri, masyarakat maupun


(2)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemerintah setempat seperti lahan parkir, toilet umum, tempat duduk untuk beristirahat bagi para pengunjung.

Oleh karena itu beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam usaha mengembangkan daya tarik Kawasan Wisata Bunga Cihideung yaitu mempertahankan kondisi desa yang sejuk dan asri dengan tidak menghasilkan polusi udara. Meningkatkan kualitas potensi yang dimiliki oleh kios-kios bunga dan memanfaatkan potensi yang ada sebagai daya tarik wisata dengan pertimbangan bahwa pengembangannya harus sesuai dengan sumber daya serta daya dukung yang ada, untuk meminimalisir ancaman kerusakan yang mungkin saja terjadi. Melakukan kegiatan pemasaran yang lebih baik melalui media cetak maupun media elektronik. Melengkapi fasilitas-fasilitas pendukung seperti lahan parkir, toilet, tempat-tempat duduk, warung jajan dan lain-lain. Memperbaiki akses menuju Kawasan Wisata Bunga Cihideung sehingga mempermudah wisatawan untuk mengunjungi Kawasan Wisata Bunga Cihideung dan lain sebagainya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan uraian kesimpulan yang telah dijelaskan, maka peneliti mempunyai saran sebagai berikut :

1. Dengan besarnya potensi yang dimiliki Kawasan Wisata Bunga Cihideung dibandingkan dengan minimnya fasilitas-fasilitas penunjang apabila dibirkan berlarut-larut maka bisa mengancam prospek pariwisata di Kawasan Wisata ini. Oleh karena itu, berbagai pihak terkait perlu mengambil tindakan-tindakan. Salah satunya dengan melengkapi fasilitas penunjang seperti penambahan toilet, warung jajan, tempat-tempat duduk bagi para wisatawan untuk beristirahat dan menikmati indahnya Kawasan Wisata Bunga Cihideung.


(3)

74

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perlu adanya manajemen khusus dalam pengelolaan seluruh area Kawasan Wisata Bunga Cihideung agar pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung lebih terarah dengan baik.

3. Dalam pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung berdasarkan pemberdayaan masyarakat lokal perlu direalisasikan dengan baik. Dilihat dari masih rendahnya pemberdayaan sumber daya masyarakat. Kondisi ini dapat menjadi tantangan bagi para petani bunga maupun kelompok keorganisasian seperti koperasi dalam pemberdayaan masyarakat. Sehingga harus ada upaya-upaya sistematis dan terprogram agar tercapai pemberdayaan masyarakat lokal dengan dilengkapi unsur pendamping yang profesional baik dari kalangan akademisi maupun lembaga swadaya masyarakat lainnya.

4. Melakukan program pelatihan dalam pengelolaan dan pengembangan Kawasan Wisata Bunga Cihideung oleh manajemen terkait kepada pengelola-pengelola kios.

5. Melakukan kegiatan pemasaran yang lebih baik melalui media cetak maupun media elektronik. Pemasaran tidak hanya dilakukan oleh pemerintah setempat tetapi juga harus ada peran serta pengelola-pengelola kios. Contohnya menggunakan media kartu nama, brosur, internet dan lain sebagainya.

6. Perbaikan akses jalan rusak menuju Kawasan Wisata Bunga Cihideung dengan melakukan gotong royong antara pemerintah dan warga setempat sehingga mempermudah akses jalan wisatawan dalam mengunjungi Kawasan Wisata Bunga Cihideung.


(4)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kabupaten Badung (Sebuah Laporan Akhir). Denpasar : Pogram Studi D4 Pariwisata Universitas Udayana.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, M. Burhan. (2008). Penelitian Kualitatif;Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana

Burton, Rosemary. (1995). Travel Geography. Pitman Publishing. London

Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Bulaksumur, Yogyakarta. Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.

Gamal, S. (1997). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi Gamal, S. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi

Kotler, P. (2000). Manajemen Pemasaran Di Indonesia. Salemba Empat Marpaung, Happy. (2000). Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta Marpaung, Happy. Dan Bahar, Herman. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung :

Alfabeta.

Nawawi, Hadari. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Yang Kompetitif. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian, Cetakan Kelima. Jakarta : Ghalia

Indonesia

Pasal 1 Angka 7 UU Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisatawan.

Pendit, Nyoman S. (1994). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya Pramita

Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor : 2 Tahun 2003 Tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Tahun 2003-2013.


(5)

76

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. 37/UM.001/MKP/07 tentang kriteria dan penetapan destinasi pariwisata unggulan.

Rangkuti, Freddy. (2001). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sedarmayanti. (2005). Membangun Kebudayaan dan Pariwisata. Bandung : Mandar Maju.

Spillane, James J. (1987). Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Kanisius Spillane, James J. (2003). Pariwisata dan Wisata Budaya, CV. Rajawali.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. (2001). Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kelima. Yogyakarta : Andi

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Universitas Pendidikan Indonesia.(2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung : UPI Press.

Wardiyanta. (2006). Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : Andi.

Warpani, P. Suwardjoko Dan Warpani, P. Indira. (2007). Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung : ITB

Yoeti, A. Oka (1990). Pemasaran Pariwisata. Bandung : Angkasa Yoeti, A. Oka. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa

Yoeti, A. Oka. (1997). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta : PT. Pradnya Pramita.

Yoeti, A. Oka. (2002). Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta : PT. Pradnya Pramita

Yoeti, A. Oka. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta : PT. Pradnya Pramita.


(6)

Yola Putri Risya, 2014

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://aminuddin-dkv.blogspot.com/

http://www.pendakierror.com/Konservasi.htm#twa

http://laisanurin.blogspot.com/2011/02/budaya-daerah-sebagai-alat-mempersatu.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25342/3/Chapter%20II.pdf http://www.attayaya.net/2010/11/kawasan-suaka-alam-dan-kawasan.html http://www.pendakierror.com/Konservasi.htm

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20573/1/CHAERUL%2 0RAMDANI-FST.pdf