Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga

(1)

Transkrip wawancara 1 Pelabelan Konsep Konsep yang sering muncul Pengelompokan Konsep Y : Dengan ibu Sarni ya, usianya

berapa bu?

I : Iya, saya usianya 56.

Y : Kalau pendidikannya apa bu? I : SD nggak lulus (1a), wong jaman

dulu itu sekolahnya jauh Y : Pekerjaan ibu apa ya?

I : Masak di panti asuhan (2a), kalo sekarang kerjanya mulai jam 4 sampai jam 12 siang.

Y : Setelah pulang kerja, kegiatannya apa lagi bu?

I : Enggak ada, ya nganggur di rumah, paling ya jualan bensin di jalan situ, buat tambah-tambah sama biar ada kegiatan (5a). Ini aja sebenernya tadi mau kesitu jualan bensin, wong sudah leren-leren sebentar, terus mau kesitu. Terus nanti sorenya ambil air gitu, sambil di bantu cucu-cucu (2b), kalau anak saya sudah nikah semua.

Y : Kalau ibu di rumah sini dengan siapa saja bu?

I : Bertiga sama cucu-cucu, kalau

1. penyebab kemiskinan perempuan

a. pendidikan rendah 2. kondisi kemiskinan

perempuan

a. pekerjaan kurang produktif, karena memakan banyak waktu

b. bermasalah dengan akses air bersih. c. sebagai kepala rumah

tangga.

d. pendapatan rendah. e. tidak punya rumah. 3. kemiskinan dalam

perspektif perempuan a. orang yang

kehidupannya tidak terjamin, baik dari pekerjaan, dan tempat tinggal.

4. konsep kecukupan a. kesehatan 5. kontribusi

a. usaha sambilan

1. Penyebab kemiskinan

 Pendidikan rendah (1,2,3,4,8)

 Usia tidak produktif (5)

2. Kondisi kemiskinan

perempuan

 Pekerjaan kurang

produktif (1,2,3,4,5,6,7,8)  Bermasalah dengan akses

air bersih (1,2)  Sebagai kepala rumah

tangga (1,2)

 Pendapatan rendah (1)  Tidak punya rumah (1)  Membiayai anak sekolah

(2)

 Tidak punya modal usaha (4,7)

 Tidak punya usaha sambilan (5,6,8)

 Pekerjaan suami kurang mencukupi (7,8)  Rumah tidak layak huni

(8)

3. Kemiskinan dalam

perspektif perempuan  Orang yang hidupnya

tidak terjamin, baik dari pekerjaan dan tempat

1. Kondisi kemiskinan

perempuan

 Pendidikan rendah (1,2,3,4,8)

 Usia tidak produktif (5)  Pekerjaan kurang

produktif (1,2,3,4,5,6,7,8)  Bermasalah dengan

akses air bersih (1,2)  Sebagai kepala rumah

tangga (1,2)

 Pendapatan rendah (1)  Tidak punya rumah (1)  Membiayai anak sekolah

(2)

 Tidak punya modal usaha (4,7)

 Tidak punya usaha sambilan (5,6,8)

 Pekerjaan suami kurang mencukupi (7,8)  Rumah tidak layak huni

(8)

2. Pandangan perempuan

tentang keberlanjutan rumah tangga.


(2)

suaminya sudah meninggal 25 tahun yang lalu mbak (2c). Y : Kalau penghasilan ibu setiap

bulannya dari bekerja sebagai tukang masak itu berapa bu? I : Dapetnya Rp 150.000, tapi dapet

beras, karena saya orang PK panti karya. Berasnya 4 ons sama uang Rp 2500 perhari, tapi dikasihnya tiap bulan. Kalo dari bensin dapet tambahan sedikit-sedikit ya lumayan lah bisa sampai Rp 100.000an perbulannya, jadi bisa buat nambahi makan tiap hari. (2d)

Y : Pendapatan yang diperoleh itu biasanya digunakan untuk apa saja bu?

I : Macem-macem, buat makan, bayar listrik, bayar sosial, terus buat pirukunan sama tetangga-tetangga. Nha yang berat itu ya bayar pirukunan itu, kalo makan kan bisa seadanya ndak ada yang tahu, tapi kalo pirukunan itu ada orang berangkat, terus tidak sendiri kan ya malu, malunya itu

tinggal (1)

 Tidak terlilit hutang (3)

4. Konsep kecukupan

 Kesehatan (1,7)  Bayar sekolah (2,4,7,8)  Beli beras (2)

 Makan seadanya (2,4,7,8)  Bayar listrik (4,8)

5. Kontribusi perempuan

 Usaha sambilan (1,7)  Hubungan sosial dengan

tetangga (2,3)  Pendidikan anak (2)  Hutang (3,4,7,8)  Mengandalkan hasil

kebun (4,5)

 Kayu bakar sebagai bahan bakar memasak(5)

 Makan seadanya (5,6)  Menabung (6)

 Hubungan sosial dengan tetangga (2,3)

 Pendidikan anak (2)  Hutang (3,4,7,8)  Mengandalkan hasil

kebun (4,5)

 Kayu bakar sebagai bahan bakar memasak(5)  Makan seadanya (5,6)  Menabung (6)

 Konsep kecukupan:  Kesehatan (1,7)  Bayar sekolah

(2,4,7,8)  Beli beras (2)  Makan seadanya

(2,4,7,8)

 Bayar listrik (4,8)  Orang yang hidupnya

tidak terjamin, baik dari pekerjaan dan tempat tinggal (1)


(3)

kok kayanya ra duwe tonggo ra duwe sedulur gitu.

Y : Menurut ibu, kehidupan ibu seperti sekarang ini gimana? I : Kalo dilihat enak ya enak, kalo

dilihat nggak enak ya nggak enak. Tapi ya pancen hidupnya kayak gini ya mau apa, wong nggak ada yang dituntuti kok. Ya semoga badannya sehat, bisa cari tambahan, yang penting ya kerjanya setiap hari itu. Y : Apa pendapatan ibu itu sudah

dirasa cukup?

I : Ya ndak cukup, pinter-pinternya ngecakke duit aja mbak.

Y : Kalau ini rumahnya milik siapa bu?

I : Ya punya yayasan, sebenernya jatah saya itu rumah yang di depan itu, tapi karena sudah rusakdi suruh pindah. Dulunya saya minta di perbaiki, tapi karena dari yayasan tidak punya dana terus disuruh pindah. Ya saya manut saja dari pada keruntuhan rumah ya mending pindah saja. Tapi


(4)

pindahnya masih dirumah milik yayasan, di atas sana tempatnya. (2e) Ya beginilah, tetap bersyukur, yang penting di paringi kesehatan, di paringi berkat setiap hari, apapun yang diberi Tuhan bisa dimakan, bisa memberikan kesehatan. (4a)

Y : Kalau menurut ibu, orang miskin itu seperti apa?

I : kalau menurut saya orang miskin itu meskipun saya merasa miskin, tapi yang di bawah saya itu juga masih ada. Yang tidur-tidur di pinggirjalan itu ya bisa di sebut miskin, yang nggak punya pekerjaan ya bisa juga di sebut miskin. Kalau seperti saya itu ya miskin, tapi kan hidup saya di panti karya sudah ada yang nanggung, walaupun dikit, tapi tiap harinya sudah ada yang merawat, yang penting kita bekerja apa yang disuruh dari kantor. (3a)

Transkrip wawancara 2 Pelabelan Konsep Y : Niki kalih ibu sinten? 1. penyebab kemiskinan


(5)

I : Bu Sarmi

Y : Nyuwun sewu, pendidikannya ibu apa ya?

I : Saya SD mbak (1a) Y : Kalo umurnya bu, berapa? I : Saya 58

Y : Pekerjaannya apa bu?

I : Kalo ada dagangan ya pisang, kelapa, beli kelapa di mana gitu, terus dijual lagi. Terus jualnya dimana-mana gitu, sambil jalan kemana-mana, gak di bawa kepasar, kalau ke pasar malah gak dapet uang, ya di jual sambil jalan kemana-mana gitu sambil jalan kaki mbak (2a).

Y : Kalo anaknya bu, sudah kerja? I : Anak saya satu, masih sekolah

mbak di STM (2b) warak ambil teknik perkayuan,

Y : Kalo suaminya bu?

I : Suami saya udah gak ngurusi di rumah mbak, pergi-pergi gitu. (2c) Y : Berarti pendapatannya ibu cuma

dari jual-jual gitua aja bu? I : Ya gitu aja mbak, kalo g ada

dagangan ya enggak mbak. Paling

a. pendidikan rendah 2. kondisi kemiskinan

a. pekerjaan yang kurang produktif.

b. membiayai anak sekolah.

c. sebagai kepala rumah tangga.

d. bermasalah dengan akses air bersih 3.kemiskinan dalam

perspektif perempuan 4. konsep kecukupan

a. bayar sekolah dan beli beras

b. makan seadanya, beras, dan bumbu. 5. kontribusi

a. memiliki hubungan sosial dengan tetangga. b. pendidikan anak. Anak


(6)

kalau ada yang suruh pijet ya mijet, kalo enggak ya cuma di rumah.

Y : Lalu pendapatannya gimana bu? I : Pendapatannya ya ndak mesti

mbak, pokoknya di rumah ada beras, bisa bayar sekolah gitu aja,(4a) anak ku aja tadi berangkat sekolah jalan kaki sampe sekolah Y : Berarti buat ibu itu yang penting

bisa bayar sekolah sama beli beras gitu aja ya bu?

I : Iya mbak, ini sekarang anak saya baru PKL di warak sana

Y : Ow, biasanya kan kalo PKL gitu dapet bayaran ya bu?

I : Iya, kemaren dapet 50rb, tapi buat beli rinso, sabun, softex gitu mbak, itu aja sudah senang dia mbak. Masalah tiap keluarga di sini itu beda-beda mbak, kalo saya ya itu, kalo keluarganya bu RT itu ya beda lagi mbak.

Y : Kalo ini kamar mandinya siapa bu?

I : Saya mbak, ya Cuma gitu aja, nggak ada airnya tapi (2d)


(7)

Y : Lha ini berarti kalo mau mandi ambil airnya dimana?

I : Ya ambil di tempat sodara, situ to, lha kalo mau pasang pam juga ndak ada uangnya mbak (2d). Tadi tu dapet informasi dari pak RT belakang sana, kalo ada

pemasangan pam dari kelurahan, katanya kalo mau ya daftar secepat mungkin, soalnya jam 9 itu sudah penutupan gitu. Mendadak kok mbak, saya tahunya tu tadi malem, lha ya belum siap-siap itunya. Y : Hidupnya ibu yang seperti

sekarang ini menurut ibu gimana? I : Ya gini ini, bertahan, makan

sedanya, di terima apa yang sudah di berikan Tuhan, kalo orang desa itu ya yang penting ada beras sama bumbu, tar sayurnya ya masak pepaya oseng-oseng, kan banyak tetangga itu yang nawari (4b), kalo di desa itu enaknya ya gini ini, kadang ditawari sayuran ganti-ganti. Gitu nanti ya gantian, kalo saya lagi punya ya genti nawari tetangga-tetangga gitu (5a). Ya paling saya bisanya berharap sama anak saya itu, biar bisa pinter


(8)

sekolahnya terus jadi orang sukses gitu (5b).

Transkrip wawancara 3 Pelabelan Konsep Y : Ini dengan ibu siapa?

I : Tukiyem, panggilnya mbah saja, mbah Tukiyem.

Y : Usianya mbah? I : 60

Y : Pendidikannya apa ya bu? I : ndak sekolah mbak (1a)

Y : Kalau mbah pekerjaannya apa? I : Di panti wreda, yang makpungi

simbah-simbah, yang kasih makan, gantikan baju, yang merawatlah gitu. (2a) Y : Kalau kerja di panti dari jam

berapa mbah?

I : Berangkat jam setengah lima sampai jam sembilan, terus saya pulang sarapan, terus berangkat lagi jam setengah sebelas sampai jam setengah satu, terus berangkat lagi jam dua.

Y : Kalau penghasilannya mbah? I : Saya sebulannya Rp 250.000, sama

beras 12 kg, gula 0,5 kg, 1 sabun, 1 odol. Penghasilannya itu di

1. penyebab kemiskinan a. pendidikan rendah. 2. kondisi kemiskinan

a. pekerjaan kurang produktif

3.kemiskinan dalam perspektif perempuan

a. tidak terlilit hutang. 4. konsep kecukupan 5. kontribusi

a. pirukunan b. hutang


(9)

cukup-cukupkan lah. Kalau sudah dapat uang, ya buat pirukunan dulu, buat PKK, itu yang pertama, nanti sisanya buat bayar utang ke tukang-tukang bejanjan. Kalau listrik sudah dibayari sama kantor.(5a)

Y : Kalau mbah dirumah sini sama siapa?

I : Sama suami, kalau anak-anak di bawah. Suami saya kerja di panti wreda juga, tapi dia jadi tukang bubut-bubut.

Y : Kalau hidupnya mbah selama ini kayak gini gimana mbah? I : Ya kalau di bilang miskin ya

miskin, orang miskin itu kan yang ndak punya apa-apa.

Y : Apa-apanya itu apa mbah?

I : Ya apa ya, kalau bisa ya ndak usah punya utang gitu, tapi ya gimana ya, wong keadaannya seperti ini. (3a)

Transkrip wawancara 4 Pelabelan Konsep Y : Namanya siapa bu?

I : Sri Sudarmani, usianya 53. Y : Kalo pendidikannya bu?

1. penyebab kemiskinan a. pendidikan rendah 2. kondisi kemiskinan


(10)

I : SD (1a)

Y : Pekerjaannya apa bu?

I : Ya ndak ada, Cuma ibu rumah tangga mbak (2a), mau nyambi juga susah, wong tidak ada

modalnya,(2b) mau warungan juga kondisinya kayak gini, kalo di utang ya susah to, terus juga tempatnya masuk gini, jauh dari jalan. Kalo dulu saya pernah kerja di panti asuhan, tapi karena waktu itu pernah jatuh, terus tangannya ini agak retak apa gimana gitu, jadi susah kalo buat kerja, terus saya keluar. Nha sekarang kalo mau masuk lagi ya ndak bisa, soalnya disana kan banyak teman-teman, jadi wong sudah lama, kok mau masuk lagi ya kan nggak enak.

Y : Lalu pendapatan tiap bulannya gimana bu?

I : Ya cuma dari suami Rp 75.000 perbulan sama dapet beras itu to mbak. Ya seadanya aja lah mbak, kalo ndak punya ya diem aja. Paling ya cari-cari di kebun buat

tangga

b. tidak punya modal usaha

3.kemiskinan dalam perspektif perempuan 4. konsep kecukupan

a. makan, nyangoni sekolah, bayar listrik 5. kontribusi

a. mengandalkan hasil kebun


(11)

dimasak (5a). Kalo sudah kepepet ya minta ke kakak (5b), kalo mau pinjem tetangga ya gimana, wong orang sini itu kondisinya sama semua. Masalah nanti

ngembalikenya gimana ya nggak tau nanti gimana.

Y : Biasanya pendapatkan yang diperoleh itu digunakan untuk apa saja?

I : Ya banyak mbak, makan,

nyangoni sekolah, belum lagi buat bayar listrik. Sisanya juga kan paling Cuma berapa, susah buat sehari-harinya. Belum lagi kalo dimintai buat urunan, ya berat to mbak, wong saya masih buat nyangoni anak sekolah. (4a) Y : Apa ada pendapatan tambahan bu? I : Paling-paling ya yang buat

tambah-tambah itu ya dari jual pisang itu mbak, sama bapaknya itu nyambi nggadohke kambing. Kalo ndak gitu ya susah.

Transkrip wawancara 5 Pelabelan Konsep Y : Ini dengan ibu siapa?

I : Suminem, tapi biasanya di panggil

1. penyebab kemiskinan a. usia tidak produktif


(12)

mimi.

Y : Usianya berapa bu? I : 71 (1a)

Y : Kerjanya di mana bu?

I : Di panti asuhan, dari jam delapan sampai jam setengah sepuluh. Jadi yang bersih-bersih di sana. (2a) Y : Pendapatannya bu?

I : Sebulannya Rp 75.000, sama beras 12 kg, tapi bulan ini sudah ndak dapet beras, soalnya sudah saya ambil bulan kemaren.

Y : Kalau kegiatannya setelah pulang kerja apa bu?

I : Ya apa ya, paling ini cuci piring, kasih makan ibu, sama mandiin. (2b) Saya tu Cuma berdua sama ibu, anak-anak sudah pada nikah. Pokoknya saya tu mau ngurusi ibu sendiri, apa pun keadannya, saya mdak mau ngerepoti anak-anak, kalo dikasih ya saya terima, tapi kalo minta ndak pernah.

Y : Lalu gimana cara mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan gaji segitu bu?

I : Ya gimana ya di cukup-cukupke.

2. kondisi kemiskinan a. pekerjaan kurang produktif

b. tidak punya pekerjaan sambilan

3.kemiskinan dalam perspektif perempuan 4. konsep kecukupan 5. kontribusi

a. menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar memasak. b. makan seadanya. c. mengandalkan hasil


(13)

Masaknya ya pake kayu (5a), gasnya jarang-jarang dipake. Terus makannya ya seadanya (5b), itu ibu saya ya makannya

seadanya, ndak tak kasih garem. Terus sayurnya ambil di

pekarangan itu, saya kan juga sambil nandur-nandur dikit biar bisa buat tambah-tambah makan.(5c)

Transkrip wawancara 6 Pelabelan Konsep Y : ini dengan ibu siapa ya?

I : sobianah.

Y : usianya berapa bu? I : 47 mbak.

Y : pendidikannya apa bu: I : SD mbak.

Y : pekerjaannya apa bu?

I : ya gini-gini aja mbak, paling yo kerjaan rumah, sorenya saya kerja rumah tangga (2a) di argomulyo sana

Y : kok sore bu?

I : iya sekalian nemeni jadi tidur

1. penyebab kemiskinan 2. kondisi kemiskinan

a. pekerjaan kurang produktif

b. tidak punya pekerjaan sambilan

3.kemiskinan dalam perspektif perempuan 4. konsep kecukupan 5. kontribusi

a. menabung. b. makan seadanya.


(14)

disana sekalian.

Y : anaknya ada berapa to bu? I : empat mbak, yang besar dah

nikah, tinggal dua yang masih sekolah.

Y : kalo suaminya kerja di mana bu? I : di damatex.

Y : nggak ada pekerjaan sambilan lain gitu bu, buat tambah-tambah? I : ya apa mbak, nggak ada. Dah abis

waktunya, lagian juga ndak ada modal.(2b)

Y : terus, pendapatannya selama ini cukup ndak untuk kebutuhan sehari-hari?

I : ya sebenere ya ndak mbak, tinggal yang ngecakke duit aja. Pinter-pinter lah.

Y : terus kalo ndak cukup gimana bu? I : ya kan ada tabungan. Jadi setiap


(15)

ada uang ndak dipake semua, disisakan, jadi nanti kalo lagi kurang bisa pake yang di tabung kemaren.(5a) Kalo makannya ya seadanya aja mbak, ndak usah yang aneh-aneh, penting gitu aja.(5b)

Transkrip wawancara 7 Pelabelan Konsep Y : ini dengan ibu siapa ya?

I : sakinem mbak. Y : usianya bu? I : umurnya 45 tahun. Y : ini sedang apa bu?

I : ya ngomong-ngomong aja sama temen-temen ini.

Y : nyuwun sewu, kalo kerjanya ibu apa ya?

I : ini lagi nggak kerja mbak, biasanya tu saya kalo malem jualan nasi goreng,(2a) tapi ini lagi habis modalnya, jadi ya leren dulu jualannya.(2b)

Y : terus kalo lagi nggak kerja gini gimana bu:

I : ya jadi pembantu dulu di tetangga (5a), nanti kalo udah ada modal jualan lagi.

1. penyebab kemiskinan 2. kondisi kemiskinan

a. pekerjaan kurang produktif

b. kekurangan modal usaha.

c. pekerjaan suami tidak menentu.

3.kemiskinan dalam perspektif perempuan 4. konsep kecukupan

a. makan b. sehat

c. pendidikan anak. 5. kontribusi

a. menjadi pembantu rumah tangga. b. hutang.


(16)

Y : kalo suaminya kerja apa bu? I : jadi tukang bangunan mbak, tapi

yo itu kerjanya nggak mesti kok mbak (2c). Kadang kerja, kadang ya nggak.

Y : terus untuk kebutuhan sehari-harinya gimana bu?

I : ya itu tadi, paling ya jadi

pembantu, kalo kepepet ya pinjem sama tetangga to mbak (5b). Penghasilan ya Cuma segitu itu, kalo mau makan ya seadanya aja mbak. Kalo saya tu nggak neko-neko mbak, yang penting tu bisa makan (4a) meskipun Cuma seadannya ya, sehat (4b), anak bisa tetep sekolah, dah itu aja kalo saya tu mbak(4c).

Transkrip wawancara 8 Pelabelan Konsep Y : siang bu, ini dengan ibu siapa?

I : siang mbak, nama saya yati, lengkapnya susmiyati. Y : oh ya bu yati, kalo beleh tau,

usianya ibu berapa ya? I : hmmmm saya 48an mbak. Y : kalo dulu pendidikannya apa ya bu?

I : saya tu Cuma lulus SMP tok mbak (1a), nggak punya uang buat lanjutin dulu tu mbak.

Y : terus sekarang pekerjaannya ibu

1.penyebab kemiskinan a. pendidikan rendah 2. kondisi kemiskinan

a. pekerjaan kurang produktif

b. tidak punya pekerjaan sambilan.

c. pekerjaan suami tidak mencukupi.

d. rumah tidak layak huni. 3.kemiskinan dalam


(17)

apa?

I : ya itu jualan ayam di pasar (2a) Salatiga sana.

Y : itu kalau ibu jualan mulai dari jam berapa bu?

I : dari pagi mbak, pasar pagi saya sudah jualan, nanti sampe jam 9 apa jam 10 gitu, terus pulang. Kaya gitu tu sudah habis mbak jualannya.(2a)

Y : wah cepet ya bu?

I : iya mbak, alhamdulilah sudah ada lengganannya mbak.

Y : ooow iya bu, terus kegiatannya ibu kalo setelah pulang dari jualan apa bu?

I : ya gini ini mbak, istirahat, nyantai duduk gini ini. Paling yo masak, kalo pagi kan ndak sempet masak, beres-beres rumah, tapi nanti kalo sudah leren, sekarang leren dulu.(2b)

Y : ndak ada kerja yang lainnya bu? I : wah ndak mbak, jualan gini aja

udah capek awake mbak.

Y : kalo di rumah sini sama siapa saja bu?

I : sama bapak, sama anak satu masih smp.

Y : kalo boleh tau suami ibu kerja apa ya bu?

4. konsep kecukupan a. bayar sekolah b. bayar listrik c. makan 5. kontribusi a. hutang.


(18)

I : jadi tukang reparasi payung, di pasar juga.(2c)

Y : lha pendapatannya ibu sama bapak itu kalo buat kebutuhan sehari-hari cukup ndak bu?

I : ya cukup ndak cukup mbak, pokoknya yo di cukup-cukupke, buat bayar spp (4a), listrik (4b), kalo makan ya seadanya aja mbak (4c).

Y : kalo misalnya ni bu, keluarga ibu di bilang miskin atau tidak mampu itu gimana bu?

I : ya gimana ya mbak, liat sendiri saja, rumah saya ya Cuma kaya gini. Ini atapnya kalo hujan yo banjir, sampe tak tadah-tadahi ini di sini pake ember. Temboke ya campur-campur gini (2d). Sudah mengajukan bantuan tapi kok ya nggak dapet-dapet mbak.

Y : ow iya, terus kalo pendapatannya ibu sama bapak nggak cukup buat kebutuhan sehari-hari, misalnya buat bayar sekolah atau mau betulin rumah gimana bu? I : ya paling ya saya pinjem sama

orang pasar (5a). Di pasar tu kan ada yang dari bank suka pinjem-pinjemin uang itu. Saya mending pinjem kesitu, dari pada ketempat


(19)

yang lain, misalnya pkk gitu. Enak pinjem di pasar, soalnya setiap harinya kan ketemu terus, jadi percaya.

Transkip wawancara 9 Pelabelan Konsep

Y : ini dengan ibu siapa ya? I : ibu Rini

Y : usinya berapa bu? I : 37 mbak

Y : ini anaknya bu?

I : iya mbak, anak saya 2, ini yang kecil, kalo yang besar masih PAUD.

Y : lha ini ibu sekarang sedang apa? I : ya gini-gini aja mbak, nyante

sambil momong anak, di suruh tidur siang ndak mau, malah nangis ngejak dolan.

Y : kalo kegiatannya ibu sehari-hari ngapain aja bu?

I : nganggur mbak, paling ya momong anak, sama nganter ke PAUD kalo pagi, kalo siang ya ngganggur aja.

Y : kalo suami ibu kerja apa bu? I : kerjanya pindah pindah mbak,

kadang ya di Kalimantan, kadang ya di Jakarta tergantung

kontraknya mbak (2a). Suami saya itu kerjane jadi tukang las, tapi

1.penyebab kemiskinan a. pendidikan rendah 2. kondisi kemiskinan

a. pekerjaan suami tidak tetap.

b. istri tidak bekerja. 3.kemiskinan dalam

perspektif perempuan 4. konsep kecukupan

a. makan b. beli susu 5. kontribusi

a. tabungan.


(20)

yang di pabrik-pabrik itu lho, nanti kalo ada mesin yang rusak, suami saya yang benerin, kadang juga di pabrik susu Salatiga sini. Tapi ini sekarang lagi nganggur mbak, wong belum ada panggilan lagi. Y : lha terus kalo suami ibu lagi

nggak kerja, untuk kebutuhan sehari-harinya gimana bu? I : ya gimana, di cukup-cukupke aja

mbak, pake uang yang kemarin. Y : maksudnya ibu uang tabungan

gitu?

I : iya mbak, jadi kalo dikirimi uang nggak tak habiskan semua, tak sisakan buat njagani kalo lagi kaya gini (5a).

Y : ibu nggak ada keinginan untuk bekerja?

I : kalo keinginan kerja sih ya ada mbak, tapi gimana lagi, kalo saya kerja anak-anak nggak ada yang ngurus, masih repotlah kalo mau di tinggal-tinggal. Tapi ya bingung juga sih mbak mau kerja apa, wong yo saya ndak bisa apa-apa (2b) wong yo Cuma lulusan SMP (1a) mau kerja apa. Bisanya ya cuma ngurusi rumah aja gini. Ya wes di terima aja lah mbak, paringane kaya gini ya bersyukur


(21)

aja.

Y : apanya bu yang disyukuri? I : ya hidupnya itu to mbak,

paringane anak-anak masih bisa makan (4a), beli susu (4b). Y : lha nanti kalo suami ibu sudah

ndak bisa kerja di pabrik lagi gimana bu untuk kedepannya: I : rencana sih mau buka bengkel las

sendiri mbak di rumah, masih nunggu modal juga sih mbak. Tapi mgungkin nggak di salatiga, soalnya kalo di salatiga kurang begitu rame, maunya sih coba keluar dari salatiga, kesemarang apa kemana gitu, kota besar lah, soalnya pasarnya kan masih luas (5b).


(1)

Y : kalo suaminya kerja apa bu? I : jadi tukang bangunan mbak, tapi

yo itu kerjanya nggak mesti kok mbak (2c). Kadang kerja, kadang ya nggak.

Y : terus untuk kebutuhan sehari-harinya gimana bu?

I : ya itu tadi, paling ya jadi

pembantu, kalo kepepet ya pinjem sama tetangga to mbak (5b). Penghasilan ya Cuma segitu itu, kalo mau makan ya seadanya aja mbak. Kalo saya tu nggak neko-neko mbak, yang penting tu bisa makan (4a) meskipun Cuma seadannya ya, sehat (4b), anak bisa tetep sekolah, dah itu aja kalo saya tu mbak(4c).

Transkrip wawancara 8 Pelabelan Konsep Y : siang bu, ini dengan ibu siapa?

I : siang mbak, nama saya yati, lengkapnya susmiyati. Y : oh ya bu yati, kalo beleh tau,

usianya ibu berapa ya? I : hmmmm saya 48an mbak. Y : kalo dulu pendidikannya apa ya bu?

I : saya tu Cuma lulus SMP tok mbak (1a), nggak punya uang buat lanjutin dulu tu mbak.

Y : terus sekarang pekerjaannya ibu

1.penyebab kemiskinan a. pendidikan rendah 2. kondisi kemiskinan

a. pekerjaan kurang produktif

b. tidak punya pekerjaan sambilan.

c. pekerjaan suami tidak mencukupi.

d. rumah tidak layak huni. 3.kemiskinan dalam


(2)

apa?

I : ya itu jualan ayam di pasar (2a) Salatiga sana.

Y : itu kalau ibu jualan mulai dari jam berapa bu?

I : dari pagi mbak, pasar pagi saya sudah jualan, nanti sampe jam 9 apa jam 10 gitu, terus pulang. Kaya gitu tu sudah habis mbak jualannya.(2a)

Y : wah cepet ya bu?

I : iya mbak, alhamdulilah sudah ada lengganannya mbak.

Y : ooow iya bu, terus kegiatannya ibu kalo setelah pulang dari jualan apa bu?

I : ya gini ini mbak, istirahat, nyantai duduk gini ini. Paling yo masak, kalo pagi kan ndak sempet masak, beres-beres rumah, tapi nanti kalo sudah leren, sekarang leren dulu.(2b)

Y : ndak ada kerja yang lainnya bu? I : wah ndak mbak, jualan gini aja

udah capek awake mbak.

Y : kalo di rumah sini sama siapa saja bu?

I : sama bapak, sama anak satu masih smp.

Y : kalo boleh tau suami ibu kerja apa ya bu?

4. konsep kecukupan a. bayar sekolah b. bayar listrik c. makan 5. kontribusi a. hutang.


(3)

I : jadi tukang reparasi payung, di pasar juga.(2c)

Y : lha pendapatannya ibu sama bapak itu kalo buat kebutuhan sehari-hari cukup ndak bu?

I : ya cukup ndak cukup mbak, pokoknya yo di cukup-cukupke, buat bayar spp (4a), listrik (4b), kalo makan ya seadanya aja mbak (4c).

Y : kalo misalnya ni bu, keluarga ibu di bilang miskin atau tidak mampu itu gimana bu?

I : ya gimana ya mbak, liat sendiri saja, rumah saya ya Cuma kaya gini. Ini atapnya kalo hujan yo banjir, sampe tak tadah-tadahi ini di sini pake ember. Temboke ya campur-campur gini (2d). Sudah mengajukan bantuan tapi kok ya nggak dapet-dapet mbak.

Y : ow iya, terus kalo pendapatannya ibu sama bapak nggak cukup buat kebutuhan sehari-hari, misalnya buat bayar sekolah atau mau betulin rumah gimana bu? I : ya paling ya saya pinjem sama

orang pasar (5a). Di pasar tu kan ada yang dari bank suka pinjem-pinjemin uang itu. Saya mending pinjem kesitu, dari pada ketempat


(4)

yang lain, misalnya pkk gitu. Enak pinjem di pasar, soalnya setiap harinya kan ketemu terus, jadi percaya.

Transkip wawancara 9 Pelabelan Konsep

Y : ini dengan ibu siapa ya? I : ibu Rini

Y : usinya berapa bu? I : 37 mbak

Y : ini anaknya bu?

I : iya mbak, anak saya 2, ini yang kecil, kalo yang besar masih PAUD.

Y : lha ini ibu sekarang sedang apa? I : ya gini-gini aja mbak, nyante

sambil momong anak, di suruh tidur siang ndak mau, malah nangis ngejak dolan.

Y : kalo kegiatannya ibu sehari-hari ngapain aja bu?

I : nganggur mbak, paling ya momong anak, sama nganter ke PAUD kalo pagi, kalo siang ya ngganggur aja.

Y : kalo suami ibu kerja apa bu? I : kerjanya pindah pindah mbak,

kadang ya di Kalimantan, kadang ya di Jakarta tergantung

kontraknya mbak (2a). Suami saya itu kerjane jadi tukang las, tapi

1.penyebab kemiskinan a. pendidikan rendah 2. kondisi kemiskinan

a. pekerjaan suami tidak tetap.

b. istri tidak bekerja. 3.kemiskinan dalam

perspektif perempuan 4. konsep kecukupan

a. makan b. beli susu 5. kontribusi

a. tabungan.


(5)

yang di pabrik-pabrik itu lho, nanti kalo ada mesin yang rusak, suami saya yang benerin, kadang juga di pabrik susu Salatiga sini. Tapi ini sekarang lagi nganggur mbak, wong belum ada panggilan lagi. Y : lha terus kalo suami ibu lagi

nggak kerja, untuk kebutuhan sehari-harinya gimana bu? I : ya gimana, di cukup-cukupke aja

mbak, pake uang yang kemarin. Y : maksudnya ibu uang tabungan

gitu?

I : iya mbak, jadi kalo dikirimi uang nggak tak habiskan semua, tak sisakan buat njagani kalo lagi kaya gini (5a).

Y : ibu nggak ada keinginan untuk bekerja?

I : kalo keinginan kerja sih ya ada mbak, tapi gimana lagi, kalo saya kerja anak-anak nggak ada yang ngurus, masih repotlah kalo mau di tinggal-tinggal. Tapi ya bingung juga sih mbak mau kerja apa, wong yo saya ndak bisa apa-apa (2b) wong yo Cuma lulusan SMP (1a) mau kerja apa. Bisanya ya cuma ngurusi rumah aja gini. Ya wes di terima aja lah mbak, paringane kaya gini ya bersyukur


(6)

aja.

Y : apanya bu yang disyukuri? I : ya hidupnya itu to mbak,

paringane anak-anak masih bisa makan (4a), beli susu (4b). Y : lha nanti kalo suami ibu sudah

ndak bisa kerja di pabrik lagi gimana bu untuk kedepannya: I : rencana sih mau buka bengkel las

sendiri mbak di rumah, masih nunggu modal juga sih mbak. Tapi mgungkin nggak di salatiga, soalnya kalo di salatiga kurang begitu rame, maunya sih coba keluar dari salatiga, kesemarang apa kemana gitu, kota besar lah, soalnya pasarnya kan masih luas (5b).


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Melakukan Perlindungan Konsumen Produk Industri Rumah Tangga (P.I.R.T)

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pajak Penghasilan UKM Pelaku Usaha Konveksi Rumah Tangga di Kecamatan Tingkir kota Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga T1 352010003 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga T1 352010003 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga T1 352010003 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga T1 352010003 BAB V

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga T1 352010003 BAB VI

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Nafkah Buruh Sektor Formal Pendekatan Ekonomi Rumah Tangga Studi Kasus Buruh Pabrik di Kota Salatiga

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rentenir dan Ibu Rumah Tangga Pedagang di Pancuran Salatiga

0 0 14