PENGELOLAAN PROGRAM AKSELERASI BELAJAR : Studi Kasus Pada Tingkat SLTP di Kota Sukabumi Tahun 2002.

PENGELOLAAN PROGRAM AKSELERASI BELAJAR

(Studi Kasus Pada Tingkat SLTP di Kota Sukabumi Tahun 2002)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Dalam Bidang Adrainistrasi Pendidikan

Oleh:

DRS. RUDIMAULANA
NIM. 009770

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2003

DISETUJUI OLEH


PEMBIMBI

PROF.DR.H.TB. ABtN SYAMSU0OIN MAKMUN,MA

PEMBIMBING II

/

PROF.DR.hK ENGKOSWARA, M.ED.

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2003

DIKETAHUI DAN DISAHKAN
OLEH

KETUA PROGRAM STUDI


AbMINISTRASI PENDIDIKAN
PPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PROF.DR.H.TBl ABIN SYAMSllDDlN MAKMUN.M.A

ABSTRACT

Rudi Maulana,, Pengelolaan Program Aksele

Rudi Maulana, Learning Acceleration Program

rasi Belajar (Studi Kasus di SLTPN 1 Kota
Sukabumi Tahun 2002)

Management (A Case Study at junior High

Untuk melayani perkembangan anakanak yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
seusianya (kreativitas dan berbakat) di Kota Suka
bumi dilaksanakan melalui program Akselerasi

Belajar dan baru pada tingkat SLTP. Keberadaan
program ini dalam perjalanannya terjadi antara pro
dan kontra, baik yang terjadi pada lingkungan
masyarakat pendidikan maupun pada lingkungan
masyarakat secara umum.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimana efektivitas pengelolaan Program
Akselerasi Belajar tingkat SLTP di SLTPN 1 Kota
Sukabumi Tahun 2002, yang dimulai dengan me-

lihat profil pengelolaan itu sendiri, kemudian dari
sudut perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
serta bagaimana dampaknya terhadap prestasi
siswa maupun perubahan lingkungan pendidikan
yang terjadi di Kota Sukabumi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumen-

tasi.

Pendekatan terhadap masalah yang diper-


gunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
Analitik.

School Level at Sukabumi on Year 2002)

To take care the children development

who possess the higher affordability rether than
the other children (Creative and talented), the

learning Acceleration Program has been
implemented in Sukabumi and it is only have
been implemented on Junior High School Level.
There are various pro and contra opinion towards
this program, both in the educationist society and
also in the general society.
The problem on this research is how
effective is the management of the Learning
Acceleration Program on the Junior High School

Level at SLTPN 1 Sukabumi on year 2002, which
is began by observing the management profile
itself, the planning point of view, implementation,
and supervision and also measure its influence
toward the students achievement and also the

change of the educational environment occurred in
Sukabumi.

The data collection techniques employed
on this research are interview, observation, and

documentation.
employed on

The approach
this research

this problem
is Analytics


Berdasarkan analisis, disimpulkan bahwa
umum profil pelaksanaan Program

Descriptive.
Based on the analysis, it is concluded that

Akselerasi Belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi
dilihat dari konsep, pembiayaan dan pemberdaya-

generally the management profile of the Learning
Acceleration Program at the junior high school at
Sukabumi from the concept, funding and the
facility usage point of views are effective.
However, there also a weak point, it is the facility
requirement which is suitable with the

secara

an fasilias sudah efektif, namun ada sisi kelemah-


annya yaitu pemenuhan kebutuhan fasilitas yang
sesuai dengan karakteristik anak berbakat masih
belum memenuhi jadi dapat dikatakan belum
efektif. Dari sisi perencanaan, apabila dilihat dari
fase-fase pembuatan sudah sesuai dengan teori

yang dianut dalam penelitian ini, namun dalam hal
pembuatannya tidak melibatkan seorang yang ahli
dalam bidangnya. Sehingga berimplikasi terhadap
pelaksanaan dan pengawasan Program Akselerasi
Belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi Tahun 2002.
Dilihat dari dampak yang dihasilkan
program ini sangat baik terutama pada prestasi
peserta didik, dengan tolok ukur dari perolehan
rata-rata NEM tahun 2002 berada di atas peserta

characteristics is not effective yet. From the
planning side, viewed from the arrangement


phases, it has been appropriate with the theories
adapted on this research. However,there was no
competence experts involved on the arrangement.
So that it is implicated to the implementation and

the supervision of the Learning Acceleration
Program at SLTPN 1 Sukabumi on year 2002.
The influence of this program are satified
especially on the students achievement, it is
proved by the comparison of the NEM (pure

didik kelas reguler.
Informasi ini dapat dijadikan bahan, baik
bagi fihak pengelola di SLTPN 1 Kota Sukabumi,
maupun bagi para peminat yang akan menyelenggarakan program ini didaerahnya masing-

national final test grade) result avarage on year
2002 which is above the students on the regular

masing.


a well as for the interested person who will run
this program at their each region.

classroom.

This information can be a material, both

for the management party at SLTPN 1 Sukabumi,

DAFTAR ISI
Halaman

LEMBARAN PERSETUJUAN
HALAMAN PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMAKASIH
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB. I

BAB.II

111

iv
vi
viii
ix
xii
xiii
xiv

PENDAHULUAN


1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian

8

C. Tujuan Penelitian

11

D. Kegunaan Penelitian

13

E. Kerangka Acuan Penelitian

14

TINJAUANPUSTAKA

16

A. Administrasi Pendidikan dan Kajian Penelitian

16

1. Pengertian Administrasi Pendidikan
2. Bidang Garapan Administrasi Pendidikan

16
19

Perencanaan Program Akselerasi Belajar
Pelaksanaan Program Akselerasi Belajar
Pengawasan Program Akselerasi Belajar
Pengelolaan Program Akselerasi Belajar

21
28
30
33

3.
4.
5.
6.

a. Konsep Keberbakatan

33

b. Identifikasi dan Model Pembelajaran

38

B. Efektivitas Pengelolaan Program Akselerasi Belajar
1. Pengertian Efektivitas

42
42

2. Pengukuran Pengelolaan Program Akselerasi belajar
Yang Efektif

45

C. Konsep TQM Dalam Program Akselerasi Belajar

47

D. Hasil Belajar Siswa

50

E. Hasil Penelitian Terdahulu

51

F. Kesimpulan Hasil Studi Kepustakaan

54

BAB, III

PROSEDUR PENELITIAN

56

A. Metode Penelitian

56

B. Unit Analisis dan Sumber Data

58

C. Teknik dan Alat Pengumpul Data

58

D. Pelaksanaan Penelitian

59

1. TahapOrientasi
2. Tahap Eksplorasi
3. Tahap MemberCheck

BAB. IV

59
60
61

E. Prosedur Analisis Data

61

F. Validasi Data Penelitian

62

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

66

A. Hasil Penelitian Lapangan

66

1. Potensi Pendidikan di Kota Sukabumi

66

2. Profil Program Akselerasi Belajar di SLTPN 1 Kota
Sukabumi

68

a. Konsep Dasar Pengelolaan
b. Pemberdayaan Fasilitas
c. Pendanaan Program Akselerasi Belajar

68
71
72

3. Efektivitas Manajemen Program Akselerasi Belajar

a. Perencanaan Program Akselerasi
b. Pelaksanaan Program Akselerasi
c. Pengawasan Program Akselerasi
B. Pembahasan Temuan Penelitian Berdasarkan Subtansi
Masalah

73

73
76
80

82

1. Profil Program Akselerasi Belajar di SLTPN 1 Kota
Sukabumi

82

a. Konsep Dasar Pengelolaan Program Akselerasi

Belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi
b. Pemberdayaan Fasilitas

82
83

c. Sumber Dana dan Alokasi Pembiayaan Program

Akselerasi Belajardi SLTPN 1 Kota Sukabumi

84

2. Efektivitas Perencanaan Program Akselerasi Belajar
Di SLTPN 1 Kota Sukabumi

85

a. Perencanaan PengelolaanProgram Akselerasi
Belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi

85

(1). Visi, Misi dan Tujuan Pengelolaan Program
Akselerasi Belajar
(2). Orientasi Program Terhadap Kebutuhan Pe
serta Didik

86
87

(3). Unsur-unsur yang Terlibat dalam Pembuatan
Perencanaan

(4). Hal-hal yang Menjadi Prioritas dalam Peningkatan Program Pelayanan Terhadap Peserta
Didik dari Sudut Harapan Program

88

89

b. Pelaksanaan Program Akselerasi Belajar di SLTP
Negeri 1 Kota Sukabumi
(1). Rekrutmen Siswa dan Guru

90
90

(2). Relevansi Pelaksanaan Program Akselerasi
Belajar dengan Kebutuhan Peserta Didik dan
Harapan Program
(3). Efektivitas Koordinasi Pengelolaan Program
Dengan Instansi Terkait
(4). Potensi, Kekuatan, Kelemahan, Ancaman dan
Kendala dalam Pelaksanaan Program
Akselerasi

92

93

94

c. Pengawasan Kegiatan Program Akselerasi Belajar
Di SLTPN 1 Kota Sukabumi

98

(1). Bentuk dan Strategi Pengawasan
(2). Relevansi Pengawasan Terhadap Fungsi dan

98

Aturan

(3). Pemanfaatan Hasil Temuan Pengawasan Bagi
Peningkatan Kinerja Program

99

100

3. Dampak Pengelolaan Program Akselerasi Belajar di
SLTPN 1 Kota Sukabumi Terhadap Lingkungan
Pendidikan

4. Ringkasan Hasil Penelitian
BAB. V

101

103

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

108

A. Kesimpulan

108

B. Implikasi

110

C. Rekomendasi

112

DAFTAR PUSTAKA

114

LAMPIRAN-LAMPIRAN

117

DAFTAR TABEL

Nomor

2.1.

Halaman

Perbedaan Perencanaan Tradisional dengan

Perencanaan Partisipatori
4.2.

24

Peta Pendidikan Kota Sukabumi Sekolah Menengah

Negeri dan Swasta Tahun 2002-2003
4.3.

4.4.

67

Keadaan Umum Pendidikan SD dan MI Kota Sukabumi

Tahun 2002

68

Ringkasan Hasil Penelitian

104

xn

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1.1.

Pola Hubungan Variabel Penelitian

13

1.2.

Ruang Lingkup Permasalahan

15

2.3.

Fungsi dan Wilayah Kerja Manajemen Pendidikan

20

2.4.

Siklus Perencanaan

26

2.5.

Proses Perencanaan Sistem

27

2.6.

Langkah-langkah Dasar Proses Pengawasan

31

2.7.

Konsep Tiga Cingcin (Three-Ring Conception)

34

2.8.

Perubahan Prilaku atau Pribadi

51

Xlll

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Kisi-kisi Penelitian

118

2. Pedoman Wawancaiokumentasi

132

4. Pedoman Observasi

133

5. Fild Notes Wawancai;1

134

6. Daftar Nama Guru Program Akselerasi Belajar Kota Sukabumi

147

7. Surat PernyataanMctaksanakan Penelitian

148

8. Photo-photo Dokuiru-ntasi Tempat Penelitian

149

9. Lampiran SuratKeputusan Direktur Pasca tentang Pembimbing

152

10. Rencana Pembiayaai» Kelas Program Akselerasi Th. 2002-2004

153

ll.RiwayatHidupPenoUti

I54

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber

daya

manusia

merupakan

salah

satu

modal

dasar

pembangunan yang terpenting. Oleh karena itu, tekanan pembangunan mestinya
diberikan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya sehingga akan menjadi
tenaga handal dalam membangun bangsa. Dengan potensinya yang unggul, baik
dibidang akademik, intelegensia, sosial/kepemimpinan, maupun dalam aspek
yang lain (Clark, 1983:6). Untuk mencapai hal ini dapat dicapai dengan jalan
pendidikan, sedangkan pendidikan dalam berbagai aspeknya menyimpan
persoalan dan tantangan yang membutuhkan jawaban sesuai dengan kebutuhan di

jamannya. Penanganan persoalan pendidikan ternyata tidak sesederhana hanya
dengan membangun sebuah kelas dan menghadirkan seorang guru, akan tetapi

juga membutuhkan sistem dan konsep pemikiran yang mampu menjangkau
berbagai dimensi hingga kemudian mampu memberikan layanan kepada semua
pihak dan mampu mencapai hasil yang dicita-citakan oleh tujuan pendidikan
nasional. Disamping itu hakikat pendidikan ialah memberikan pengalaman-

pengalaman yang memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi dan
bakatnya, kemampuan dan minatnya secara optimal, juga memenuhi kebutuhan
individual, karena setiap orang mempunyai bakat, minat dan kemampuan yang
berbeda-beda. Kemudian menurut konsep diffusion of education yang diajukan

Thomas Jefferson pada awal abad ke-18, bahwa pemberian layanan pendidikan

haruslah berbeda sesuai dengan bakat yang dimiliki setiap orang. Kemudian
Ahmad Sanusi (1994:15) mengemukakan bahwa "Sebagai Makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, manusia masa depan memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai
warga negara, sekalipun secara kenyataannya bisa berbeda minimal sesuai

dengan tugas-tugas perkembangannya." Hal ini berarti setiap individu hendaknya
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan bakat-bakat mereka yang tidak
sama.

Hal ini didukung pula oleh prinsip demokrasi dalam pendidikan,

sebagaimana yang disebutkan di atas telah tertuang dengan sejelas-jelasnya
dalam Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

yang berbunyi "Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran".
Kemudian dalam pelaksanaannya terdapat dalam GBHN 1983 yang menyebutkan
"...Demikian pula perhatian khusus perlu diberikan kepada anak-anak yang

berbakat istimewa agar mereka dapat mengembangkan kemampuannya secara
maksimal" Kemudian lebih jelas lagi ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor
2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pasal 8 ayat (2)
menyatakan: warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa

berhak memperoleh perhatian khusus. Pasal 24 menyatakan: Setiap peserta didik

pada suatu satuan pendidikan mempunyai hak-hak berikut: butir 1. Mendapat
perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; butir 2.
Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yangditentukan.
Materi kebijakan tersebut juga dimuat dalam pasal 16 ayat (1) butir 1 dan 2 ,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1989 tentang

Pendidikan Dasar; dan Pasal 17 ayat (1) butir 1 dan 7 Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 29 tentang Pendidikan Menengah.

Lebihjauh lagi dalam GBHN Tahun 1999 memberikan kebijakan guna melayani
peserta didik yang beragam kondisinya sehingga akan dapat dicapai hasil

pendidikan optimal sesuai dengan kondisi masing-masing. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa program akseleresi (percepatan belajar) sebagai salah
satu bentuk adanya inovasi dalam dunia pendidikan yaitu sebagai salah satu
alternatif layanan pendidikan bagi peserta didik yang berbakat, berminat dan
berkemampuan luar biasa telah memiliki landasan kebijakan yang kuat, yaitu
Undang-Undang (UUSPN), Peraturan pelaksanaannya, dan Garis-garis Besar
Haluan Negara tahun 1999.

Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka program akselerasi

belajar dapat dikatakan suatu inovasi dalam dunia pendidikan yaitu adanya suatu
perubahan menuju pada peningkatan mutu sumber daya manusia dimana proses
pengembangan pendidikan merupakan upaya sadar, terorganisir dan dilakukan

untuk mewujudkan kualitas peserta didik dalam mempertahankan hidup dan
mengembangkan potensinya. Untuk itu perlu adanya pembaharuan-pembaharuan

edukatif yang bersifat konseptual sebagai respon prediktif terhadap berbagai

permasalahan yang langsung maupun tidak langsung terhadap sistem pendidikan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari (Ibrahim, 1988; 51):

Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskoveri,
vang

dieunakan

untuk

mencaDai

memecahkan masalah pendidikan.

tuiuan

pendidikan

atau

untuk

Zaltman, Duncan, dan Holbek (Ibrahim, 1988;48) mengemukakan

bahwa cepat lambatnya suatu inovasi dipengaruhi oleh atribut inovasi itu sendiri
yaitu di antaranya 1) efisiensi, inovasi akan cepat diterima jika ternyata

pelaksanaannya dapat menghemat waktu dan juga terhindar dari berbagai macam
hambatan; 2) dapat dilihat kemanfaatannya; 3) keterlibatan (commitment),

inovasi akan berhasil jika melibatkan para penerimanya dalam hal pengambilan
keputusan; 4) kepentingan umum atau kepentingan pribadi. Inovasi yang
bermanfaat untuk kepentingan umum akan lebih cepat diterima dari pada inovasi
yang ditujukan pada kepentingan sekelompok orang saja. Hubungan dengan

program akselerasi belajar, hal ini sangat erat sekali karena program ini dapat
dikatakan baru khususnya di Kota Sukabumi yangtentunya banyak diminati oleh
masyarakat untuk bisa memanfaatkan program ini dimana secara tidak langsung
masyarakat sudah merasakan atribut dari inovasi tersebut di atas.

Perubahan-perubahan dalam dunia pendidikan perlu didukung oleh
suatu manajemen yang baik, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Engkoswara (2001:1) "keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh

administrasi atau manajemen pendidikan".

Demikian pula halnya dengan

program akselerasi belajar, dimana program ini mengelola anak-anak berbakat

dan mempunyai kemampuan lebih dari rata-rata seusianya perlu dibuat

manajemen yang baik sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan
yang disepakati semula. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Engkoswara

(2001:2) Manajemen Pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana
menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara

produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut
sertadi dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.

Sumber daya yang ada dalam program akselersi belajar yaitu adanya ketenagaan
yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, dan masyarakat sebagai
pengguna jasa.

Sarana dan prasarana sebagai sumber belajar yang akan

digunakan sebagai media. Kemudian dana yaitu sebagai faktor pendukung yang
memungkinkan program berjalan sesuai dengan yang diharapkan semula.

Manajemen lebih ditekankan kepada upaya untuk mempergunakan

sumber daya seefisien dan seefektif mungkin, mengingat terbatasnya sumber
daya yang dimiliki, demikian pula hal ini jika di hubungkan dengan pengelolaan
program akselerasi belajar yang ada di Kota Sukabumi, program ini merupakan
suatu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang merupakan suatu

perkembangan yang berarti dalam suatu organisasi kearah kemajuan yang lebih
baik "memerlukan manajemen yang cocok dengan perkembangan zaman"
D. Sudjana (1992). Pelaksanaan program dapat diketahui dengan melihat
efektivitas hasil yang dicapai diakhir pelaksanaannya.
Efektivitas hasil dalam pelaksanaan program dapat diartikan sebagai

hasil pelaksanaan yang berdaya guna, bermanfaat, dan yang sesuai terhadap
sasaran yang diinginkan bersama. Gibson (1996 : 25), memandang efektivitas

dari 3 (tiga) perspektif, yaitu : (1) Efektivitas dari perspektif individu; (2)

Efektivitas dari perspektif kelompok; dan (3) Efektivitas dari perspektif
organisasi.

Liphan dan Hoch (1974 : 62), meninjau efektivitas dari segi
pencapaian tujuan, seperti yang dikemukakan yakni; efektivitas relates to the
accompisment of the cooperative purpose, which social and non personal in
charakter. Selanjutnya dikatakan bahwa efektivitas berhubungan dengan

pencapaian pribadi. Artinya suatu organisasi dikatakan efektif bila tujuan
bersama dapat dicapai. Suatu program belum dikatakan efektif meskipun tujuan
individu yang terdapat didalamnya dapat terpenuhi.
Etzioni (1988 : 12), berpendapat bahwa efektivitas dalam organisasi

diukur dari tingkat sejauh mana ia berhasil mencapai tujuannya, sedangkan
efisiensi suatu organisasi bisa dikaji dari sudut jumlah sumber daya yang
dimanfatkan untuk menghasilkan suatu unit masukan (unit out-put).
Abin Syamsuddin Makmun berpendapat bahwa, efisiensi

pada

dasarnya menunjukkan suatu ukuran tingkat kemampuan sistem dalam

pemanfaatan seluruh atau sebagian perangkat sumber daya, secara optimal, pada
pelaksanaan (operasional) proses produksi yang menjadi tugas/fungsinya untuk
mewujudkan bidang hasil pokok (BHP) yang telah ditetapkan.

Pendapat-pendapat yang telah dikemukakan tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa efektivitas dalam pelaksanaan suatu program dapat dilihat

dari hasil, yang terlebih dahulu melalui suatu proses secara efisiensi yaitu

kemampuan sistem dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada guna

mewujudkan hasil yang telah ditetapkan semula. Hal ini sejalan dengan suatu
pemikiran bahwa untuk mengukur efektivitas terhadap suatu program adalah
dilakukan secarabertahap misalnyapada program akselerasi belajar pertama pada

tahap masukan berupa peserta didik, kemudian diproses dalam waktu tertentu
dengan sumber daya yang ada dan berakhir dengan menghasilkan suatu produk
berupa keluaran atau lulusan yang sesuai dengan harapan atau tujuan semula.
Program akselerasi belajar tingkat

SLTP di Kota

Sukabumi

dilaksanakan di salah satu sekolah yaitu di SLTPN 1 Kota Sukabumi yang
disatukan dengan kelas reguler dimana penggunaan sarana dan prasarananya
bersama-sama dengan kelas reguler, guru didatangkan dari sekolah-sekolah lain
dilingkungan Kota Sukabumi, sumber dana diambil dari orang tua siswa yang

berbeda lebih besar dengan kelas reguler, tetapi animo atau minat masyarakat
untuk mengikuti program ini sangat tinggi sekali

dengan indikator tahun

pelajaran 2001/2002 dimana peminat sebanyak 250 sedangkan kursi yang

tersedia hanya 22 tempat duduk (satu kelas).
Sedangkan hasil penelitian terdahulu oleh Utami Munandar (1992 : 5)
model ini mempunyai aspek positif dan kemungkinan masalah. Aspek positifnya
adalah (1) Memungkinkan siswa berbakat berkomunikasi dengan siswa berbakat
lainnya dengan siswa-siswa biasa. (2) Guru-guru lain dapat mengamati dan

mempelajari motede-metode mengajar didalam kelas untuk anak berbakat, (3)
Memberikan program berkelanjutan bagi anak berbakat, (4) Memungkinkan
percepatan (akselerasi), (5) Lebih mudah mengatur penjadwalan.

Adapun kemungkinan Masalahnya adalah (1) Membutuhkan ruang, sarana, dan

sumber-sumber khusus, (2) Guru-guru bisa dapat bersikap kurang positif
terhadap siswa-siswa berbakat yang dipisahkan secara tetap, (3) Adanya

kecenderungan untuk memberi

"lebel" (cap) pada anak-anak berbakat.

Berdasarkan pemikiran dan fenomena di atas, penulis tertarik unt
meneliti lebih jauh tentang efektivitas pengelolaan program akselerasi belajar

tingkat SLTP di SLTPNegeri 1 Kota Sukabumi tahun 2002.

B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian
Para pengelola pendidikan khususnya Kepala-Kepala Sekolah SLTP

dan Pengawas di lingkungan Kota Sukabumi yang bertanggung jawab secara
langsung terhadap kemajuan dunia pendidikan dan dihubungkan dengan

kebijakan tentang otonomi daerahjuga menjelang era globalisasi di segalabidang
termasuk pendidikan, maka dibuatlah suatu inovasi atau pembaharuan dengan
maksud untuk menciptakan produktivitas pendidikan yaitu program akselerasi
belajar untuk tingkat SLTP.

Program ini bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
terhadap anak berbakat yang mempunyai intelegensi diatas rata-rata normal

dengan terlebih dahulu dilakukan tes oleh pihak yang berwenang yaitu
Laboratorium Bimbingan dan Penyuluhan dari UPI Bandung.

Untuk

terlaksananya pelayanan pendidikan tersebut secara efektif dan efisien, maka

manajeman yang profesional mutlak diperlukan. Sebagaimana dikemukakan oleh

Kauffman (1972) bahwa "Manajemen atau pengelolaan merupakan suatu
instrumen untuk mengoptimalisasikan berfungsinya komponen-komponen jdari
suatu sistem secara terencana, terorganisir, terarah, terkoordinir, terkontrol atau
terkendali serta terevaluasi efektivitas dan efisiensinya."

Hal ini senada dengan pendapat dari Engkoswara (2001:2 - 3) bahwa
ruang lingkup manajemen pendidikan mempunyai fungsi yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan yang menyangkut ketiga bidang
garapan utama yaitu: Sumber daya manusia (SDM), Sumber belajar (SB), dan
Sumber fasilitas dan Dana (SFD). Fungsi dan garapan manajemen pendidikan itu
merupakan media atau perilaku berorganisasi yang diharapkan dapat mencapai
tujuan pendidikan secara produktif (TPP) baik untuk kepentingan perorangan
maupun untuk kelembagaan.
Tujuan utama dari manajeman menurut Shrode Dan Voich (1974)
yang dikutip oleh Nanang Fatah ( 2000 : 15) adalah produktivitas dan Kepuasan.
Sedangkan produktivitas pendidikan menurut Engkoswara (2001 : 3)

dilihat atau diukur dari

sudut

dapat

efektivitas (kemangkusan) dan efisiensi

(kesangkilan) pendidikan.
Atas dasar uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk lebih

jauh mengetahui "Bagaimana Efektivitas Pengelolaan Program Akselerasi
Belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi Tahun 2002" Untuk memperjelas pokok

permasalah tersebut di atas, maka penulis

menjabarkan menjadi beberapa

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana profil program akselerasi belajar di SLTP Negeri 1 Kota
Sukabumi ?

Fokus kajiannya mencakup:
a) Apa yang menjadi konsep dasar pengelolaan program akselerasi belajar di
SLTPN 1 Kota Sukabumi?

b) Sejauh mana pemberdayaan fasilitas pengelolaan program
di SLTPN 1 Kota Sukabumi?

c) Dari mana sumber dana untuk membiayai program akselerasi belajar di
SLTPN 1 Kota Sukabumi?

2. Bagaimana efektivitas pengelolaan program akselerasi belajar di Kota
Sukabumi?

Problematika ini dikembangkan menjadi masalah-masalah yang mencakup:
1) Perencanaan.

(a) Apa visi, misi dan tujuan program akselerasi belajar di SLTPN 1 Kota
Sukabumi?

(b) Apakah program yang telah disusun sudah mengacu pada kebutuhan
peserta didik?

(c) Unsur-unsur mana saja yang terlibat dalam perencanaan pengelolaan
program akselerasi belajar di Kota Sukabumi?

(d) Hal-hal apa yang menjadi prioritas dalam meningkatkan pelayanan
terhadap peserta program program akselerasi belajar?
2) Pelaksanaan

(a) Cara apa yang digunakan dalam rekrutmen guru dan siswa akselerasi
belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi?

(b) Apakah pelaksanaan program yang dilakukan saat ini sudah sesuai dengan

kebutuhan peserta didik dan harapan program?

(c) Adakah terjalin koordinasi dengan masyarakat dunia pendidikan dan
instansi terkait lainnya?

11

(d) Potensi, kekuatan, kelemahan, ancaman dan kendala apa yang dihadapi
dalam melaksanakan program akselerasi belajar yang efektif?
3) Pengawasan

(a) Bentuk dan strategi apa yang dilakukan untuk mengontrol pelaksanaan
program?

(b) Apakah pengawasan dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan aturan yang
menunjang terhadap kebutuhan peserta didik?

(c) Apakah hasil temuan pengawasan dimanfaatkan dalam menunjang
perbaikan kinerja program?

3. Dampak apa yang terjadi dari pengelolaan program akselerasi belajar
terhadap pendidikan baik intern maupun ekstern di lingkungan Kota
Sukabumi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan secara umum yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

memperoleh gambaran tentang efektivitas pengelolaan program akselerasi
belajar di SLTP Negeri 1 Kota Sukabumi tahun 2002.

Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah ingin mengetahui
tentang:

1. Profil program akselerasi belajar di SLTP Negeri 1 Kota Sukabumi
mencakup:

a) Konsep dasar pengelolaan program akselerasi belajar.
b) Pemberdayaan fasilitas pengelolaan program akselerasi belajar.

12

c) Sumber dana untuk membiayai program akselerasi belajar.

2. Efektivitas pengelolaan program akselerasi belajar di SLTP Negeri 1 Kota
Sukabumi mencakup:
1) Perencanaan.

(a) Visi, misi dan tujuan program akselerasi belajar di SLTP Negeri 1 Kota
Sukabumi.

(b) Penyusunan program yang mengacu pada kebutuhan peserta didik.
(c) Unsur-unsur yang terlibat dalam pembuatan perencanaan.

(d) Hal-hal yang menjadi prioritas dalam peningkatan pelayanan terhadap
peserta didik ?
2) Pelaksanaan

(a) Pelakasanaan recrutmen gurudan siswa.

(b) Kesesuaian program yang dilakukan dengan kebutuhan peserta didik dan
harapan program.

(c) Koordinasi dengan masyarakat dunia pendidikan dan instansi terkait
lainnya.

(d) Potensi, kekuatan, kelemahan, ancaman dan kendala apa yang dihadapi
dalam melaksanakan program.
3) Pengawasan

(a) Bentuk dan strategi pengawasan yang dilakukan untuk mengontrol
pelaksanaan program.

(b) Kesesuaian pengawasan terhadap fungsi dan aturan yang menunjang
terhadap kebutuhan peserta didik.

13

(c) Manfaathasil temuan pengawasan terhadap perbaikan kinerjaprogram?
3. Dampak pengelolaan program akselerasi belajar terhadap lingkungan
pendidikan baik intern maupun ekstern.
Memperjelas

permasalahan

dalam

penelitian

ini,

penulis

menggambarkan ke dalam formulasi berikut:
XI
Y

X2

Gambar 1.

Pola Hubungan Variabel Penelitian
Keterangan :

XI = Profil kelembagaan

X2 = Pengelolaan program akselerasi belajar
Y = Dampak yang diakibatkan dari XI dan X2

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriftif, yaitu menggambarkan efektivitas
pengelolaan program akselerasi belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi, maka hasil

penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan atau dijadikan :
1. Sebagai bahan masukan bagi pengelola agar lebih bisa memahami tentang

konsep efektivitas pengelolaan program akselerasi belajar.

2. Dalam skala yang lebih luas, sebagai bahan pertimbangan bagi para peminat
yang ingin mengembangkan program akselerasi belajar.

14

E. Kerangka Acuan Penelitian.

Kerangka acuan penelitian merupakan landasan atau dasar pemikiran
yang digunakan atau ditempuh dalam menyoroti dan mengkaji permasalahan
penelitian.

Inovasi dalam pendidikan terus berlanjut, seperti program akselerasi
belajar saat ini yang didukung oleh GBHN tahun 1999, Undang-undang Sistim
Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah, kemudian untuk pelaksanaan

program di SLTPN 1 Kota Sukabumi diperkuat dengan Surat Keputusan dari
Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa-Barat (sekarang

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan), juga diperkuat lagi dalam rangka otonomi
daerah dengan surat keputusan dari Walikota Sukabumi

yang semuanya itu

diperuntukan melayani peserta didik yang berkemampuan di atas rata-rata perlu
adanya pengelolaan yang efektif, sedangkan yang dikatakan suatu pengelolaan
yang efektif ditandai dengan adanya suatu perencanaan dengan visi, misi dan
tujuan yang jelas, dan didukung oleh fasilitas juga dana yang cukup. Kemudian
dijabarkan dalam suatu program kerja dengan menetapkan strategi kemudian
dilakukan pengawasan untuk mengevaluasi pelaksanaan yang sesuai dengan
rencana.

Berhasil atau tidaknya suatu pengelolaan suatu sistem pendidikan

pada dasarnya dapat dilihat dari produktivitas pendidikan itu sendiri, begitu pula
dalam pengelolaan program akselerasi belajar bisa diukur dari produktifitasnya,
sedangkan produktifitas dapat dilihat dan diukur dari sudut efektivitas dan

15

efisiensi. Kemudian efektivitas pendidikan dapat dilihat dari sudut prestasi yang
dihasilkan dan proses pendidikan.
Secara skematis, ruang lingkup permasalahan dapat digambarkan
sebagaimana tertera pada bagan atau kerangka penelitian berikut ini.

Kebijakan
1.

GBHN 1999

2.

UUSPN

3.

Peraturan Pemerintah

4.

SK. Kanwil P&K Jabar

5.

SK.Walikota Sukabumi

1.

Peserta Didik Program
Akselerasi Belajar

PROPIL KELEMB AGAAN

A. Konsep dasar
B. Fasilitas pendukung
C.
2.

Sumber dana

PENGELOLAAN PROGRAM
AKSELERASI BELAJAR
A.

Perencanaan

B.

Pelaksanaan

C. Pengawasan

[ OUT ]
DAMPAK

Interen dan eksteren

Gambar. 2

RUANG LINGKUP PERMASALAHAN

I

PUT

I

BABHI

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Tujuan pokok penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisa

efektivitas pengelolaan program akselerasi belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi.
Dengan kata lain untuk memahami efektivitas program akselerasi belajar secara
kontektual yang dilihat dari fungsi dan garapan dari manajemen pendidikan.
Maka untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Taylor dan Bogdan (Moleong,

1990:5) mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif merujuk kepada pengertian

yang luas terhadap penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yang berupa
kata-kata dan perilaku orang yang dapat diobservasi dari lisan maupun tulisan.

Lebih lanjut, Moleong (1990:6) mengemukakan pendapatnya bahwa penelitian
kualitatif berakar pada latar belakang alamiah, sebagai kebutuhan, dan

mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif
danmengadakan analisis datasecara induktif.

Berdasarkan pendapat Moleong tersebut diatas, maka penulis akan

mempertimbangkan dalam penelitian ini. (1) Peneliti langsung terjun ke lapangan

untuk mengumpulkan data dan informasi dari sumber data tanpa melakukan

perubahan dan intervensi. Dalam hal ini peneliti langsung pergi ke SLTPN 1
Kota Sukabumi sebagai obyek penelitian, kemudian mengadakan pengamatan,

pembicaraan nonformal, pembicaraan formal dengan Kepala Sekolah, Guru-guru,
56

57

dan siswa program akselerasi, kemudian kepada Kepala Dinas Pendidikan, serta
para orang tua siswa dengan tujuan untuk memperoleh dan lebih memahami data

dan informasi yang diperoleh secara kontekstual; (2) sebagaimana disebutkan di

atas bahwa penelitian kualitatif mengandalkan manusia sebagai alat penelitian.
Hal ini berarti peneliti merupakan alat pengumpul data utama. Dasar pemikiran

ini karena manusia dapat mengadakan penyesuaian terhadap kenyataankenyataan yang ada dilapangan, dan hanya manusia yang dapat berhubungan
dengan responden atau objek lainnya dan mampu memahami proses kejadian-

kejadian di lapangan.

Disamping itu manusia sebagai instrumen dapat

menginstrospeksi diri apakah kehadirannya sebagai faktor pengganggu, jika hal

ini terjadi, maka dengan demikian ia pasti dapat menyadarinya dan berusaha
memperbaikinya. Manusia memiliki kemampuan wawasan yang luas yang dapat
digunakannya untuk menilai dan mengambil keputusan. Dengan kelebihan-

kelebihan tersebut dalam mengumpulkan data dan informasi manusia dapat
memperhalus pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data secara rinci dan

mendalam sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Nasution, 1992: 54-55); (3)
Peneliti mengadakan analisis data secara induktif. Karena dalam penelitian ini

tidak bermaksud untuk membuktikan atau menolak hipotesis, tapi peneliti terjun
kelapangan mempelajari suatu proses atau masalah yang menjadi fokus penelitian
secara alami, mengumpulkan data, menulis dan melaporkan serta menarik

kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut tanpa melakukan generalisasi
(Sudjana, 1989:199).

58

B. Unit Analisis dan Sumber Data

Penelitian ini berfokus

pada efektivitas pengelolaan

program

akselerasi belajar di SLTP Negeri 1 Kota Sukabumi, dan hanya satu-satunya
sekolah setingkat SLTP

di Sukabumi yang mengadakan program akselerasi

belajar.

Data dan informasi yang diperlukan guna membuat deskripsi dan
analisis didapatkan dari responden, yaitu Kepala Sekolah pengelola, guru-guru,
peserta didik, dan orang tua siswa .
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (1990:112) sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya seperti
dokumen dan Iain-Iain adalah sumber data tambahan tetapi tidak bisa diabaikan.
Yang dimaksud sumber data disini adalah kata-kata dan tindakan-tindakan orang
diamati dan diwawancarai, dan sumber-sumber tertulis dari dokumen, serta

keadaan yang diamati.

Berdasarkan

data

dan

informasi

tersebut,

peneliti

ingin

menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan tentang propil pengelolaan
program akselerasi belajar yang dijadikan obyek penelitian.

C. Teknik dan Alat Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
observasi, study dokumentasi, dan wawancara.

Ketiga teknik tersebut

dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi yang saling mendukung, dan

saling melengkapi tentang efektivitas pengelolaan program akselerasi di SLTPN

59

1 Kota Sukabumi. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri.
Mengingat keterbatasan kemampuan, maka peneliti menggunakan intrumen

pembatu berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman
dokumentasi yang dilengkapai dengan buku catatan, tape rekorder dan camera,

sehingga diharapkan data dan informasi dapat direkam selengkap mungkin.
Menurut Bogdan dan Biklen (1982:73-74) keberhasilan penelitian naturalistik
sangat tergantung pada ketelitian catatan lapangan (fild notes) yang dibuat
peneliti.

D. Pelaksanaan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini melalui tiga
tahapan yakni: orientasi, eksplorasi, dan tahap membercheck.
1. Tahap Orientasi

Tahap ini merupakan tahapan persiapan dalam penelitian dengan
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.

Menyusun rancangan penelitian

b. Memilih lapangan penelitian

c. Mengurus perizinan, yaitu mempersiapkan kelengkapan administrasi

penelitian berupa pengantar dari UPI,

kemudian menghubungi Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, terakhir ke sekolah yang
menjadi obyek penelitian.

d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan obyek penelitian.

60

2. Tahap Eksplorasi

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan

penelitian dengan

menggunakan teknik pengumpulan data dan informasi yang sudah dirancang
sebelumnya, melalui: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

Tahap eksplorasi atau tahap pekerjaan lapangan ini, peneliti berusaha

memahami beberapa hal pada tahap eksplorasi atau tahap pekerjaan lapangan ini,
yaitu :

a. Pemahaman latar penelitiandan persiapan diri

Selektif yakni membedakan mana informasi yang dibutuhkan , dan

mana yang tidak sehingga tidak mempengaruhi data. Tugas peneliti hanya
memngumpulkan data dan informasi yang relevan sebanyak mungkin dari

sudut pandang subjek tanpa mempengaruhi mereka. Peneliti berpegang pada
tujuan, masalah yang dibahas, danjadualyang telah disusun sebelumnya.
b. Tata cata memasuki lapangan

Peneliti berusaha untuk melakukan keakraban hubungan, mengetahui
etikaditempat penelitian, dantetap menyadari peran diri sebagai peneliti guna
mengobservasi efektivitas pengelolaan program akselerasi belajar di SLTPN
1 Kota Sukabumi.

c. Peran serta dan pengumpulan data.

Peneliti akan memperhitungkan waktu, tenaga dan biaya dalam

rentang waktu pengumpulan data yang diperlukan.

Sehingga data yang

61

diperlukan dapat kumpulkan secara singkat dan efisien dan kemudian
disempurnakan kembali setelah pulang.

3. Tahap Member Check

Tahap ini merupakan tahap untuk memperoleh keabsahan dan

kepercayaan data dan informasi yang diperoleh peneliti melalui observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi.

Kepercayaan ini menyangkut kebenaran

yang diterima tanpa ragu dan berfakta baru. Kegiatan lain yang berkaitan dengan
member check adalah (1) melakukan konfirmasi data dengan cara bahwa data
yang telah diperoleh dilanjutkan meminta kebenarannya sekali lagi, juga meminta
saran atas hasil yang diterima; (2) menuntaskan data yang diterima sampai

diyakini tidak ada perubahan informasi baru yang penting. dan (3) melakukan
diskusi yang pantas untuk mendapatkan saran dan kritikan juga masukan yang
berguna dalam menyempurnakan penelitian ini.

E. Prosedur Analisis Data

Telah disinggung pada bagian sebelumnya bahwa penelitian ini

menggunakan metode deskriftif evaluatif, maka dalam upaya menganalisis dan
menafsirkan data dilakukan dengan membandingkan teori-teori yang relevan.
Artinya Proses Pengelolaan Program Akselerasi Belajar di SLTPN 1 Kota

Sukabumi dievaluasi sesuai dengan "realitas" yang mengarah pada peningkatan

pelayanan terhadap peserta didik yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata.
Dalam kontek ini, digunakan teknik analisis kualitatif.

62

Pengelolaan dan penafsiran data yang diperoleh dari lapangan dengan
panduan pendekatan SWOT (kekuatan, kelemah, peluang dan ancaman)
menafsirkan nilai-nilai esensial sebagai mana adanya dengan langkah-langkah
sebagai tertera berikut ini.

(1). Reduksi data; Data-data yang sudah terkumpul, selanjutnya diolah untuk
menemukan hal-hal pokok dalam mekanisme Pengelolaan Program
Akselerasi Belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi.

(2). Displey data; Disini peneliti merangkum temuan penelitian dalam susunan

sistematis sehingga pola dan tema sentral Pengelolaan Program Akselerasi
Belajar mudah diketahui. Berdasarkan kesimpulan ini pulalah semua data
diberi makna yang relevan dengan materi penelitian.

(3). Verifikasi data; Langkah ini dilakukan untuk menguji kesimpulan yang
telah diambil

dengan

membandingkan

teori-teori

yang

relevan.

Pemantapan pengujian kesimpulan dihubungkan dengan data awal (prasurvey) melalui kegiatan member check, sehingga menghasilkan suatu
penelitian yang bermaknadalam bentuk tesis.

F. Validasi Data Penelitian

Kriteria dari tingkat kepercayaan data adalah :
1. Kredibilitas (validitas internal)
2. Transferabilitas (validitas eksternal)
3. Dependabilitas (reliabilitas)

4. Confirmabilitas (obyektivitas), (Nasution, 1992:148-152).

63

Penelitian ini akan berusaha untuk memenuhi kriteria-kriteria seperti
tersebut di atas.

a.

Kredibilitas

Kredibilitas (validitas internal) adalah menggambarkan kecocokan konsep

peneliti dengan konsep yang ada pada responden, dan menunjukkan seberapa
jauh kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya. Untuk mencapai kredibilitas
yang diharapkan dapat dilakukan dengan carasebagai berikut:

1). Triangulasi, yaitu mencek kebenaran data yang diperoleh dengan cara
membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain tentang hal yang sama.

2). Membahas dan membicarakan hasil penelitian dengan teman sejawat,
dengan maksud memperoleh masukan-masukan pandangan yang netral dan

obyektif, baik berupa saran atau kritikan guna meningkatkan kepercayaan dari
hasil penelitian.

3). Bahan referensi, yaitu penggunaan bahan dokumentasi agar diperoleh
gambaran data lengkap dan mengurangi kekeliruan serta pemahaman dari
responden.

4). Member Check, dilakukan untuk mendapatkan keyakinan terhadap
kebenaran

informasi

yang bersumber dari

responden,

dengan

cara

mengkonfirmasikan kembali informasi yang diperoleh kepada responden.
b.

Transferabilitas

Transferabilitas atau keteralihan adalah sampai sejauh mana hasil

penelitian dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi dan tempat lain,

dalam hal ini akan sangat tergantung kepada sipembaca a|a#
\\ '
\\ '

melakukan pengalihan, seorang peneliti harus dapat mengura$|p|nt3i§p^lian

empiris tentang kesamaan kontek dan didukung oleh data Xjgsg^g^^^ng
pengalihan tersebut.

c. Dependabilitas.

Dependabilitas atau ketergantungan, adalah melihat sejauh mana hasil

penelitian bergantung pada keandalan. Kegiatannya meliputi upaya memeriksa
semua data dengan tingkat ketelitian tertentu, sehingga timbul keyakinan bahwa

apa yang dilakukan dalam proses Pengelolaan Program Akselerasi Belajar di
SLTPN 1Kota Sukabumi mengacu pada pemenuhan kebutuhan peserta didik.

d. Konfirmabilitas

Konfirmabilitas atau objektivitas adalah sejauh mana hasil penelitian

dapat dibuktikan kebenarannya, apakah cocok atau sesuai dengan data yang telah
dikumpulkan, dan sejauh mana keutuhan hasil penelitian tanpa mengandung
unsur-unsur yang bertentangan. Untuk menjaga kebenaran dari suatu hasil

penelitian dilakukan audit trail, yaitu suatu dengan cara memeriksakannya
kepada pembimbing denganmenyediakan :

1) Catatan lapangan sebagai hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi
yang telah diolah dalam bentuk data mentah.

2) Rangkuman, susunan, tafsiran dan deskrifsi yang lebih sistematis atas data
mentah tersebut.

65

3) Hasil sistesis data seperti tafsiran, kesimpulan, definisi, interelasi data, thema,
pola, hubungan dengan literatur dan laporan akhir.

4) Melaporkan seluruh proses berjalannya penelitian sejak pra-surpey,
penyusunan desain penelitian, pengumpulan dan pengolahan data sampai
tercapainya hasil penelitian, atau berakhirnya penelian ini.

Akhirnya panduan yang dituangkan dalam prosedur penelitian ini
merupakan rambu-rambu untuk melakukan analisis dan menafsirkan data

sehubungan dengan pengolahan pada bab selanjutnya. Akan tetapi langkah-

langkah penelitian tersebut bisa saja diubah, sepanjang tidak mempengaruhi
proses perolehan data dan proses keabsahan penafsiran dalam menyusun suatu
kesimpulan.

BABV

V

s\ ,

.,

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ^
A. Kesimpulan

1. Profil Pengelolaan Program Akselerasi di SLTPN 1 Kota Sukabumi.

Pengelolaan Program Akselerasi di SLTPN 1 Kota Sukabumi,
merupakan suatu inovasi pendidikan yang menggunakan konsep pelayanan
terhadap pemenuhan kebutuhan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan
dan keberbakatan di atas rata-rata teman seusianya.

Mengkaji konsep yang

dipakai dalam program ini adalah ada hubungannya dengan hakikat pendidikan
secara umum yaitu menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik
untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia
dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan

pribadinya dan masyarakat.

Pemanfaatan pasilitas yang ada sudah mencapai

maksimal, tetapi masih jauh dari yang seharusnya sesuai dengan tingkat
kebutuhan peserta didik, indikasi ini terlihat dengan banyaknya keluhan yang

disampaikan peserta didik dalam hal pemenuhan kebutuhannya, maka dapat
disimpulkan bahwa perberdayaan fasilitas dalam program ini masih belum
efektif.

Disamping hal tersebut diatas, ada faktor yang tidak bisa diabaikan

yaitu masalah pendanaan.

Program ini memperoleh pendanaan untuk ke-

langsungannya dari beberapa sumber yaitu, dari dana rutin SLTPN 1 Kota
Sukabumi sebagai tempat penyelenggara, dari orang tua siswa pada saat pertama

ms

109

masuk dan uang belanan, dari pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan, dan yang terakhir dari para donatur yang tidak mengikat.
Kesemuanya itu dialokasikan oleh pengelola sudah sesuai dengan tujuan program
dan dilakukan secara trasparan.

Dari beberapa hal tersebut di atas maka

pendanaan program akselerasi di SLTPN 1 Kota Sukabumi dapat dikatakan
sudah efektif.

2. Efektivitas Pengelolaan Program Akselerasi Belajar di Kota Sukabumi
Efektivitas pengelolaan program dilihat dari komponen perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan. Secara umum perencanaan program dilihat dari
tahapan timbulnya perencanaan dapat dikatakan sudah baik dengan indikator

sudah termuatnya Visi, misi meskipun menginduk pada sekolah penyelenggara

dan tujuan program, tetapi orang yang terlibat dalam penyusunan hanya terpaku
pada orang-orang yang berkepentingan saja tanpa melibatkan seorang ahli, dalam
bidang pengelolaan anak berbakat sehingga berimplikasi pada pelaksanaan dan
pengawasan yang kurang baik. Namun isi dari perencanaan sudah sesuai dengan
tujuan program yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik.

Dari pemaparan analisis pada bagian terdahulu dapat disimpulkan
bahwa Pengelolaan Program Akselerasi Belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi
belum efektif.

110

3.

Dampak

Pengelolaan

Program

Akselerasi

Belajar

Terhadap

Lingkungan Pendidikan.

Penilaian yang dilakukan

dari

dampak

pelaksanaan

Program

Akselerasi Belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi, dibagian terdahulu dapat
disimpulkan bahwa pengaruh yang diberikan dibagi kedalam dua bagian yaitu
secara interen pada prestasi peserta didik dengan indikator rara-rata perolehan
NEM yang berada di atas peserta didik kelas reguler, perkembangan perilaku atau
pribadi menunjukan hal yang positif hubungan sosial, rasa tanggung jawab,
disiplin cukup baik.

Kemudian pada lingkungan dimana program ini

dilaksanakan (SLTPN 1 Kota Sukabumi) telah terjadi

perubahan iklim

pengajaran di kelas reguler yang dilakukan para guru-guru dalam melayani

peserta didiknya sebagai contoh dalam hal pemberian tugas.

Selanjutnya dampak yang terlihat dari luar pengelolaan yaitu
perhatian orang tua peserta didik yang tinggi terhadap jalannya program ini, juga
terlihat komitmen yang datang dari Pemerintah Daerah begitu besar dengan
dianggarkannya pembiayaan untuk program ini pada APBD Kota tahun anggaran
2002-2003.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
dalam kesempatan ini diketengahkan implikasi sebagai berikut:
1. Suatu kegiatan pendidikan, demikian juga halnya dengan pengelolaan
Program Akselerasi Belajar akan berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh

Ill

tiga faktor sesuai garapannya yaitu Sumber Daya Manusia, Sumber Belajar,
dan Sumber Fasilitas dan Dana. Dan diramu sesuai dengan fungsi dari
manajemen pendidikan itu sendiri melalui perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan.

2. Sistem perencanaan yang utuh dan menyeluruh akan berdampak pada
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan secara keseluruhan.

3. Penetapan Visi, misi dan tujuan perencanaan pengelolaan Program Akselerasi

Belajar yang jelas, akan berdampak pada pelaksanaan program dimasa yang
akan datang, yang pada akhirnya akan berdampak pada tujuan-tujuan
pendidikan secara keseluruhan.

4. Dalam pembuatan perencanaan agar terpokus/sesuai dengan Visi, misi dan

tujuan program harus melibatkan seorang ahli dalam bidangnya, agar tidak
menjadi kabur atau keluardari tujuan yang sebenarnya.

5. Pelaksanaan program Akselerasi Belajar yang mengacu pada kebutuhan
peserta didik dalam artian pelayanan yang maksimal untuk mencapai mutu
(konsep TQM) akan berdampak pada efektivitas dan efisiensi pada program
itu sendiri.

6. Pengawasan yang terprogram dengan baik,

akan membantu efisiensi

pengunaan dana dan efektivitas pelaksanaan program Akselerasi Belajar itu
sendiri.

7. Pencapaian hasil belajar yang maksimal, serta adanya pengaruh positif
terhadap lingkungan baik itu secara intern maupun eksteren program akan
menumbuhkan citra yang baik di masyarakat, baik sipengguna jasa atau

112

masyarakat sekitar lainnya.

Yang pada gilirannya akan mendapat

kepercayaan yang penuh terhadap program ini.

C. Rekomendasi

Memperhatikan kelemahan dan keunggulan Pengelolaan Program

Akselerasi Belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi terutama dari sudut pemenuhan
terhadap kebutuhan pesertadidik yang beda dari peserta didik kelas leguler, yaitu
dari sisi pendayagunaan fasilitas, penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan
prosedur pengawasan. Oleh karena itu diajukan rekomendasi sebagai berikut:
1. Untuk menunjang terhadap proses belajar mengajar yang lebih efektif dan

efisien dan berfokus pada pemenuhan kebutuhan peserta didik bisa di capai
dengan konsep pelayanan terpadu (TQM) yang bersumber pada pencapaian
kualitas hasil.

Salah satu yang mendukung hal tersebut yaitu fasilitas

pendukung, dari mulai perencanaan pengadaan, pengadaan fasilitas, dan
pemanfaatannya secara maksimal.

Fasilitas yang ada dalam program

Akselerasi Belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi masih sangat kurang, hal ini

harus menjadi catatan pihak pengelola dengan berusaha mencari jalan untuk
hal tersebut.

Hal ini bisa dicapai dengan melakukan lobi-lobi yang baik

terhadap pengguna jasa (orang tua peserta didik), Pemerintah Daerah, dan
masyarakat lainnya yang peduli terhadap pendidikan.

2. Dalam membuat perencanaan tidak perlu melibatkan banyak orang yang
penting adalah fihak-fihak yang berkompeten dalam program tersebut, yaitu
fihak pengelola, fihak pemberi kebijakan, dan beberapa ahli yang benar-benar

n:

menguasai bidangnya.

Sehingga diharapkan akan