PEMAKAIAN KATA HATI DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA : Kajian Semantik.

(1)

PEMAKAIAN KATA HATI

DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA (KAJIAN SEMANTIK)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Dita Marisa

0908822

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

“Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pemakaian Kata Hati dalam Ungkapan Bahasa Indonesia (Kajian Semantik)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini.”

Bandung, 19 Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,


(3)

(4)

ABSTRAK

PEMAKAIAN KATA HATI DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA Dita Marisa

0908822

Penelitian yang berjudul Pemakaian Kata Hati dalam Ungkapan Bahasa Indonesia (Kajian Semantik) dilatarbelakangi oleh banyaknya ungkapan-ungkapan perasaan di dalam bahasa Indonesia yang terbentuk dari gabungan dua buah kata yang salah satu unsurnya menggunakan kata hati. Selain itu, penelitian ungkapan yang menggunakan kata hati merupakan konstruksi yang unik, baik dalam hal bentuk, makna, maupun penggunaannya. Adapun tujuan dalam penelitian ini: (1) mengkaji bentuk lingual pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia; (2) menganalisis makna idiomatikal pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia; (3) mengklasifikasikan emosional kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia berdasarkan teori Goleman; dan (4) memperoleh gambaran tentang frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia.

Metode yang digunakan adalah deskriptif dan analisis kualitatif yang didasarkan pada studi kepustakaan. Sumber data penelitian ini diambil 95 data ungkapan kata hati dalam Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia karya Chaer (2002) dan Badudu (2009). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik catat, angket, dan dokumentasi tertulis. Instrumen penelitian menggunakan angket dan kartu data.Teknik analisis data dimulai dengan mengumpulkan data dan mereduksi data yang bertujuan untuk menyortir data yang tidak diperlukan dalam melakukan penelitian. Selanjutnya, data tersebut diklasifikasikan dan dianalisis. Pada tahap akhir, penulis membuat simpulan dari apa yang telah diuraikan pada analisis-analisis sebelumnya.

Temuan penelitian menunjukkan empat hal berikut ini. Pertama, bentuk lingual didominasi oleh kata dengan kategori kata majemuk sebanyak 81 data ungkapan. Kedua, makna idomatikal pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia berjumlah 95 data, terdiri dari 72 data ungkapan berkompositum idiomatis dan 13 data ungkapan berkompositum semi-idiom. Ketiga, dalam pengklasifikasian data ungkapan terdapat 6 klasifikasi emosional yang lebih mengena dengan data ungkapan pemakaian kata hati, di antaranya: (1) marah, (2) kesedihan, (3) takut, (4) kenikmatan, (5) jengkel, dan (6) rasa cinta dan kasih. Adapun 4 klasifikasi tambahan, di antaranya (1) rasa semangat, (2) rasa jujur, (3) rasa sabar, dan (4) rasa keinginan. Keempat, hasil angket frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan sebagian besar mengetahui atau memahami pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia dengan persentase 42% dibanding laki-laki dengan jumlah persentase 38%. Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa kata hati sebagai organ tubuh manusia sangat potensial sebagai pembentuk suatu ungkapan.


(5)

ABSTRACT

THE USAGE OF HEART WORDS IN INDONESIAN LANGUAGE EXPRESION

Dita Marisa 0908822

Researcher made this research with title the usage of heart words in Indonesia language expresion (study of semantic) because of there are many heart expresion in Indonesia language which form by two words that one of the words have heart element. Expresion research which used heart words as a object was unique in definition and usage in language. Objectives of this research: (1) reviewing lingual form heart word usage in Indonesian language expresion; (2) analylize idomatical meaning of heart word usage in Indonesian language expresion; (3) clarification emotional heart word usage in Indonesian language expresion; and (4) have a description about frequency of heart word usage in Indonesian language expresion.

Methodology that used in this research was description and qualitative analysis based on literature study. Data research taken from 95 expresion in dictionary heart word usage in Indonesian language expresion writen by Chaer (2002) and Badudu (2009). Data Gathering technique used was writen technique, questionaire, literature study, and writen documentation. Instrument research used questionaire and data card. Analysis technique start with gathering data and reduce data with objective for eliminate not useful data in this research. And, those data clarification and analysis. In the end, resercher made conclusion from every analysis research before.

Finding of this research reveal four thing. First, lingual form dominated by compound words as much as 81 expresion data. Second, idiomatical definition heart word usage in Indonesian language expresion come to 95 data, which contain of 72 data idiom kompostitum expresion and 13 data semi-idiom kompostitum expresion. Third, clarification there are 6 emotional expresion data which suitable with heart words, which are angry, sad, scare, pleasure, irritated, and love. And 4 clarification added which are motivation, honest, patience, and want. Forth, questionare result of understanding respondent toward heart word usage in Indonesian language expresion, it shows 42 % female gender know and understand the meaning of heart word usage in Indonesian language expresion. And the conclusion of thie research show that heart expresion as a vital human organ very potential as expresion form.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMBANG ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Masalah ... 5

1. Pembatasan Masalah ... 5

2. Identifikasi Masalah ... 6

3. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

1. Manfaat Teoretis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 8

BAB II PENELITIAN TERDAHULU, BENTUK LINGUAL, IHWAL SEMANTIK, JENIS MAKNA, DAN KLASIFIKASI EMOSIONAL ...10

A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Landasan Teoretis ... 12

1. Bentuk Lingual ... 12

2. Ihwal Semantik... 20

a. Pengertian Semantik ... 20


(7)

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Lokasi dan Sumber Data ... 25

B. Desain Penelitian ... 25

C. Metode Penelitian ... 26

D. Definisi Operasional ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 30

G. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Deskripsi Data Pemakaian Kata Hati ... 35

B. Hasil Penelitian ... 35

1. Bentuk Lingual Pemakaian Kata Hati... 40

a. Bentuk Lingual Kata Pemakaian Kata Hati ... 40

b. Bentuk Lingual Frasa Pemakaian Kata Hati ... 83

2. Makna Idiomatikal Pemakaian Kata Hati ... 85

3. Klasifikasi Emosional Pemakaian Kata Hati Berdasarkan Teori Goleman ... 119

4. Analisis Frekuensi Pemakaian Kata Hati ... 126

C. Pembahasan Hasil Analisis ... 128

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 133

A. Simpulan ... 133

B. Saran ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 136

DAFTAR LAMPIRAN ... 138


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.

A.Latar Belakang

Bahasa merupakan eksistensi manusia sebagai makhluk yang berfikir, yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya di kehidupan ini. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dengan bahasa, manusia dapat mengemukakan pikiran, perasaan, dan emosi. Oleh karena itu, bahasa sangatlah penting bagi manusia sebagai alat komunikasi.

Agar dapat berkomunikasi dengan baik, diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai semantik. Istilah semantik tentu tidak akan lepas dari makna, karena makna merupakan penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti (Djajasudarma, 2009: 7). Makna dapat diteliti melalui fungsi hubungan secara fungsional, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. Menurut sistemnya, bahasa terdiri dari dua unsur tata bahasa (gramatika) dan perbendaharaan kosakata (kata). Salah satu aspek kebahasaan dalam semantik yaitu adanya penamaan dalam memberi label-label terhadap benda atau peristiwa di sekelilingnya yang sangat beranekaragam (Chaer, 2009: 44). Kemampuan manusia dalam menguasai nama-nama tertentu merupakan lambang penguasaan manusia terhadap ranah pengetahuan tertentu. Pemberian nama pada ungkapan yang menggunakan kata hati dilatarbelakangi oleh karakter masyarakat Indonesia itu sendiri yang lebih mudah tersinggung dengan pusat perasaan organis.

Permasalahan makna memegang peranan penting dalam penggunaan bahasa. Selain sebagai alat komunikasi pergaulan dan perhubungan sesama


(9)

manusia, bahasa merupakan sarana untuk mencurahkan berbagai macam perasaan dan pikiran yang sering tidak logis, kadang tidak terduga karena kekuatan emosi, takut, hasrat, keinginan, harapan, dan sebagainya. Sementara makna, merupakan bagian yang menjadikan komunikasi tersebut memiliki arti sehingga dapat saling mengerti oleh para penuturnya.

Istilah ungkapan amat lumrah dalam dunia kebahasaan. Apabila dicermati, ungkapan tidak hanya sekedar rangkaian kata, tetapi hasil perenungan dan pengamatan terhadap aneka gejala alam, kondisi sosial, dan tingkah laku manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang ungkapan dipergunakan oleh seseorang sebagai kata ganti untuk mengibaratkan sesuatu hal atau keadaan. Lebih lanjut, sebagaimana dikemukakan oleh Chaer (2002: vii) bahwa “ungkapan adalah kata atau gabungan kata yang digunakan oleh pembicara untuk menyatakan suatu hal, maksud, kejadian atau sifat secara tidak langsung”.

Ungkapan dan bahasa tidak dapat dipisahkan karena bahasa menjadi payung dari makna-makna yang ada. Ungkapan berkembang mengikuti bahasa itu sendiri, sehingga setiap waktu bisa bertambah. Hal itu dapat terjadi karena orang yang pandai berbahasa mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk menciptakan ungkapan-ungkapan baru. Dengan demikian, adanya ungkapan tersebut berfungsi dalam menghidupkan, melancarkan, serta mendorong perkembangan kebutuhan bahasa terutama dalam estetikanya agar tidak membosankan atau monoton. Dilihat dari segi ekspresi kebahasaan, ungkapan dapat dituangkan ke dalam bentuk peribahasa, idiom, maupun metafora.

Bangsa Indonesia terkenal sopan santun. Oleh karena itu, bahasa Indonesia pun mengikuti pola tingkah orang Indonesia yang cenderung menggunakan ungkapan yang tidak langsung dan bermakna mendalam. Penggunaan kata hati sering menjadi alternatif yang sering dipakai sebagai alat menyampaikan maksud secara tidak langsung dalam bahasa Indonesia. Pemahaman mendalam terhadap orang Indonesia, yaitu bagaimana mengungkapkan perasaan atau sesuatu maksud dengan ungkapan-ungkapan tidak langsung yang sedikitnya berkaitan dengan perilaku, pemikiran, dan kondisi sosial.


(10)

3

Di dalam bahasa Indonesia terdapat penggunaan ungkapan kata hati sebagai pusat perasaan. Hampir semua ungkapan perasaan dinyatakan dengan istilah hati. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 487) hati memiliki tujuh arti di antaranya:

hati sebagai (1)organ yang berwarna kemerah-merahan di bagian kanan atas rongga perut, gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dalam darah; (2) daging dari hati sebagai bahan makanan; (3) jantung; (4) sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia sebagai tempat perasaan batin; (5) bagian yang di dalam sekali; (6) sifat batin manusia, dan (7) apa yang terasa dalam batin.

Dengan adanya kesamaan dengan hal atau benda-benda yang diungkapkannya seperti kesamaan fungsi organ hati yaitu sebagai tempat perasaan batin sehingga kata hati dijadikan sebuah ungkapan. Kesamaan fungsi tersebut, misalnya adanya pemakaian idiom gerak hati, hati kecil, kata hati, lubuk hati, mata hati yang bermakna perasaan dalam hati. Adapun kesamaan sifat organ hati yang mudah sakit dan mudah luka, sehingga adanya ungkapan sakit hati dan luka hati yang bermakna merasa tidak senang.

Dalam setiap bahasa, ungkapan banyak sekali ditemukan dan bervariasi jenisnya. Adapun ungkapan dengan bagian tubuh, ungkapan dengan indra, ungkapan dengan nama warna, ungkapan dengan nama benda alam, ungkapan dengan nama binatang, ungkapan dengan bagian tumbuh-tumbuhan, dan ungkapan dengan kata bilangan. Dalam penelitian ini, ternyata masih sulit ditemukan referensi maupun hasil penelitian pada ungkapan tubuh khususnya mengenai ungkapan yang menggunakan kata hati dalam bahasa Indonesia.

Penelitian mengenai ungkapan pernah dilakukan Destasari (2010). Destasari melakukan penelitian tentang ungkapan yang menggunakan kata binatang. Berdasarkan hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pembentukan yang menggunakan kata binatang tidak hanya bermakna leksikal, juga mengacu pada faktor perubahan makna dan peranan ungkapan yang menggunakan nama binatang. Selanjutnya, penelitian mengenai ungkapan juga pernah dilakukan oleh Hermawan (2007). Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa pembentukan ungkapan


(11)

mata dengan hal-hal atau benda-benda yang dilambangkannya melalui sebuah ungkapan.

Beberapa bahasa memiliki pusat perasaan yang sama, tetapi ada juga sebagian bahasa yang memiliki pusat perasaan yang berbeda. Misalnya, dalam bahasa Batak Toba adalah roha bermakna pikiran, di Berik Jaya adalah ini bermakna hati, dan dalam bahasa Ambai di Irian Jaya ene bermakna perut (Sibarani, 2004: 77). Perbedaan dan persamaan sumber ungkapan perasaan antara suatu bahasa dan bahasa yang lain mengandung sisi-sisi dan latar belakang yang menarik untuk dikaji.

Dalam penelitian ini, penulis mencoba menganalisis ungkapan yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata hati dalam bahasa Indonesia. Misalnya ungkapan, jatuh hati bermakna jatuh cinta, berhati batu bermakna tidak berperasaan, iri hati bermakna dengki, sakit hati bermakna mengacu pada perasaan tidak senang, jantung hati bermakna kekasih, beku hati bermakna tidak berperasaan, isi hati bermakna apa yang ada di dalam hati, berhati lapang bermakna sabar, dan berhati tua bermakna bersikap dewasa. Dengan banyaknya ungkapan perasaan yang menggunakan kata hati, berarti dalam pergaulan kita perlu menjaga dan memperhatikan perasaan orang lain.

Penelitian yang dilaksanakan berfokus pada Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia karya Chaer (2002) dan Badudu (2009). Dasar teori yang digunakan adalah linguistik sehingga acuan analisisnya berkisar pada unsur semantik. Berkaitan dengan masalah yang diteliti, metode yang digunakan adalah deskriptif dan analisis kualitatif yang didasarkan pada studi kepustakaan. Penelitian deskriptif bersifat spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan menunjukkan hubungan antara berbagai variabel, sebagaimana dikemukakan oleh Sudaryanto (1988: 62) bahwa:

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti apa adanya, sedangkan pendekatan kualitatif fenomena adalah pendekatan penelitian yang menggunakan data dalam bentuk angket yang berkaitan


(12)

5

Penulis tertarik meneliti permasalahan tersebut karena ungkapan berupa kata hati merupakan bentuk penggunaan pusat perasaan yang berkonstruksi unik, pada bentuk, makna, dan penggunaannya. Selain itu, adanya penelitian ungkapan hati ini, penulis bermaksud mengajak para pembelajar bahasa Indonesia menjadi sadar akan pentingnya memahami arti kata hati yang digunakan sebagai pusat perasaan manusia. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan bentuk lingual pemakaian kata hati, makna idiomatikal pemakaian kata hati, klasifikasi emosional pemakaian kata hati berdasarkan teori Goleman, dan frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Berdasarkan pertimbangan di atas, bentuk ungkapan yang menggunakan kata hati tersebut sangat menarik untuk dijadikan objek penelitian.

B.Masalah

Dalam bagian ini akan diuraikan masalah yang menjadi fokus penelitian. Adapun uraiannya meliputi (1) pembatasan masalah, (2) identifikasi masalah, dan (3) perumusan masalah.

1. Pembatasan Masalah

Penulis merasa perlu untuk memberikan batasan terhadap masalah yang akan diteliti agar penelitian ini lebih terarah dan terhindar dari penyimpangan. Batasan masalah tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Sumber data dalam penelitian ini akan difokuskan pada Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia karya Chaer (2002) dan Badudu (2009).

b. Data yang ditemukan berjumlah 333 lema yang dimodifikasi menjadi 95 lema dilihat dari sering pakainya ungkapan kata hati tersebut.

c. Data penelitian ini akan ditekankan pada ungkapan yang memakai kata hati. d. Bentuk lingual akan dipusatkan pada tataran kata dan frasa.

e. Makna yang diungkap lebih difokuskan pada makna idiomatikal.

f. Pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia dianalisis menggunakan pendekatan semantik leksikal dan semantik gramatikal.


(13)

2. Identifikasi Masalah

Penulis akan melakukan pengidentifikasian masalah terlebih dahulu. Adapun identifikasi masalahnya sebagai berikut.

a. Kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia memiliki ciri khas tertentu, seperti adanya ungkapan berbeda tetapi memiliki makna yang sama, adanya ketakterbalikan ungkapan yang memiliki makna berbeda, dan adanya penggunaan nama binatang maupun tumbuhan dalam pembentukan ungkapan. b. Penggunaan kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia mempunyai makna

dalam latar kebudayaan yang menjadi wadahnya.

c. Pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia diyakini adanya upaya menjaga harmoni masyarakat penutur yang menggunakan kata hati tersebut. d. Ungkapan kata hati dalam bahasa Indonesia sebagai upaya melestarikan

budaya bangsa dengan mengangkat kembali peribahasa, metafora, dan idiom bahasa Indonesia yang sekarang keberadaannya sudah jarang terdengar lagi.

3. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini dirumuskan masalah-masalah yang akan dianalisis pada bagian pembahasan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut. a. Bagaimana bentuk lingual pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa

Indonesia?

b. Bagaimana makna idiomatikal pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia?

c. Bagaimana klasifikasi emosional dalam ungkapan bahasa Indonesia yang mengandung kata hati berdasarkan teori Goleman?

d. Bagaimana frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan hal-hal sebagai berikut:


(14)

7

1. mengkaji bentuk lingual pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia;

2. menganalisis makna idiomatikal pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia;

3. mengklasifikasikan emosional kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia berdasarkan teori Goleman;

4. memperoleh gambaran tentang frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia.

D.Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis pada penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk perkembangan ilmu kebahasaan, khususnya sebagai sumbangan temuan bagi perkembangan disiplin ilmu semantik, morfologi, dan sintaksis.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan bagi penulis mengenai ungkapan dalam bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

a. Sebagai informasi tentang ungkapan yang terdapat dalam bahasa Indonesia, khususnya yang menggunakan kata hati.

b. Mampu menjaga harmoni masyarakat penutur yang menggunakan kata hati. c. Sebagai upaya melestarikan budaya bangsa, yakni mengangkat kembali

metafora dan idiom bahasa Indonesia yang keberadaannya kini sudah jarang terdengar lagi.


(15)

E.Struktur Organisasi Penulisan

Hasil penelitian ini akan dilaporkan dalam bentuk skripsi. Untuk memudahkan penyajiannya, struktur organisasi penulisan skripsi ini disusun dari bab I sampai bab V. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penulis dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Berikut ini adalah uraian struktur organisasi penulisan skripsi.

Pada bab I akan dipaparkan latar belakang penelitian, masalah penelitian yang mencakup pembatasan masalah, identifikasian masalah, dan perumusan masalah. Setelah itu, dilanjutkan dengan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Pada bagian latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan penulis tertarik menganalisis ungkapan kata hati dalam bahasa Indonesia berdasarkan fakta-fakta, data-data, referensi dan temuan penelitian. Selain itu, pada latar belakang dibahas pentingnya masalah ungkapan kata hati diteliti dan pendekatan penelitian untuk mengatasi masalah ungkapan hati tersebut baik dari sisi teoretis maupun praktis. Pada bagian pembatasan, identifikasi dan perumusan masalah berisi rumusan masalah dan analisis masalah sekaligus membatasi masalah dan mengidentifikasi variabel-variabel penelitian beserta definisi operasionalnya. Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya setelah didahului uraian tentang masalah penelitian, variabel-variabel yang diteliti, dan kaitannya antara satu variabel dengan variabel lainnya. Pada tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian pada ungkapan hati selesai dilakukan. Pada manfaat penelitian dilakukan berdasarkan manfaat teoretis dan manfaat praktis. Selain itu, pada struktur organisasi penulisan berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi dimulai dari bab satu sampai bab lima. Selanjutnya, dalam bab satu dipaparkan penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang semantik serta dipaparkannya anggapan dasar penelitian yang diperoleh.

Pada bab II akan dipaparkan mengenai kajian pustaka berdasarkan yang berisi teori-teori yang berkaitan dengan pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Landasan teoretis yang dipergunakan dalam penelitian ini, di


(16)

9

antaranya (1) bentuk lingual, (2) ihwal semantik, (3) jenis makna idiomatikal dan peribahasa, dan (4) emosi berdasarkan teori Goleman.

Pada bab III akan dipaparkan mengenai metode penelitian. Metodologi penelitian tersebut mencakup beberapa penjelasan mengenai lokasi penelitian responden yang menggunakan kata hati, desain penelitian digambarkan menggunakan bagan yang berfungsi untuk memperjelas metode penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan pendekatan kualitatif, definisi operasional pada penelitian terhadap ungkapan yang menggunakan kata hati dibutuhkan agar tidak terjadi pertentangan, instrumen penelitian pada ungkapan hati berisi lembar observasi dan angket, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Selanjutnya, bab IV berisi pemaparan ihwal analisis data dan pembahasannya. Pada bab ini penulis menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data dan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data. Selain itu pada bab empat, mendiskusikan temuan dikaitkan dengan dasar teoretik yang dibahas pada kajian pustaka dan temuan sebelumnya. Pembahasan pada penelitian ini mengenai bentuk lingual pada ungkapan kata hati, makna idiomatikal pada ungkapan kata hati, klasifikasi emosional pada ungkapan kata hati, dan keterpahaman responden pengguna ungkapan kata hati.

Penelitian ini ditutup dengan bab V yang berisi kesimpulan dan saran. Simpulan dideskripsikan secara singkat, jelas, dan mudah dipahami. Saran yang diberikan penulis pun berisi rekomendasi penulis terhadap tindak lanjut penelitian yang dilakukan, baik secara teoretis maupun secara praktis.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini, diuraikan berbagai aspek yang berkaitan dengan penentuan dan penggunaan metode penelitian. Uraian yang dimaksud meliputi: lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Untuk penjelasan semua itu, penulis paparkan sebagai berikut.

A.Lokasi dan Sumber Data

Untuk melihat frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia, maka lokasi penyebaran angket dilakukan di dua titik lokasi. Pertama, masyarakat di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jalan Dr. Setiabudi Nomor 229, mencakup: (1) siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Laboratorium Percontohan UPI Bandung; (2) siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium Percontohan UPI Bandung; dan (3) mahasiswa UPI Bandung. Kedua, lokasi penyebaran angket akan dilakukan pada masyarakat di Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kedua lokasi tersebut banyak menggunakan kata hati sebagai ungkapan. Selanjutnya, penyebaran angket masing-masing diwakili enam orang yang terdiri dari tiga orang laki-laki dan tiga orang perempuan.

Sumber data ungkapan yang menggunakan kata hati menggunakan dua kamus, yaitu Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia karya Chaer (2002) dan Badudu (2009). Data penelitian ini berupa lema-lema ungkapan dan contoh kalimat autentik pemakaian kata hati pada dua kamus ungkapan tersebut. Lema yang ditemukan berjumlah 333 lema yang dimodifikasi menjadi 95 lema dilihat dari sering pakainya ungkapan-ungkapan yang menggunakan kata hati dalam komunikasi sehari-hari.

B.Desain Penelitian

Pada bagian ini akan digambarkan diagram desain penelitian yang diadaptasi dari model interaktif Miles dan Hubermen (1992: 20). Desain tersebut dipaparkan dalam bagan berikut.


(18)

25

Pengumpulan Data (1)Teknik Catat

(2)Teknik Angket

(3)Teknik Dokumentasi Tertulis

Pereduksian Data

Data penelitian yang diambil dari dua kamus berjumlah 333 lema yang direduksi menjadi 95 lema dilihat berdasarkan sering pakainya ungkapan kata hati tersebut dengan melalui angket dari penutur asli.

Pengolahan Data

1.Bentuk lingual kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia dilihat dari segi kata, frasa, klausa dan kalimat (Ramlan (2001: 27). 2.Makna idiomatikal kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia

dilihat dari bentuk kata majemuk dan frasa (Chaer, 2009: 74). 3.Klasifikasi emosional dalam ungkapan bahasa Indonesia yang

mengandung kata hati berdasarkan teori Goleman. Di dalam penelitian ini akan dianalisis berdasarkan klasifikasi emosi misalnya rasa marah, rasa sedih, dan rasa tidak berperasaan dan sebagainya (Goleman, 1999: 411- 413).

4.Frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Dalam menjawab rumusan frekuensi pemakaian kata hati, penulis menggunakan angket untuk mempermudah mendapatkan data.

Hasil Analisis

Muatan Pemakaian Kata Hati dalam Ungkapan Bahasa Indonesia

Penyimpulan Data

1. Bentuk lingual kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia didominasi oleh bentuk kata terutama dalam klasifikasi kata majemuk.

2. Makna idiomatikal kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia didominasi oleh kompositum semi-idiom.

3. Klasifikasi emosional kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia berdasarkan teori Goleman didominasi dengan emosional rasa kenikmatan.

4. Frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia lebih banyak digunakan oleh perempuan dibanding dengan laki-laki.

Kata Hati

dalam Ungkapan Bahasa Indonesia


(19)

C.Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, sebagaimana dikemukakan Moleong (2011: 6) bahwa:

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan metode alamiah.

Adapun kualitatif menurut Denzin dan Lincoln (Moleong, 2011: 5) adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud memaparkan fenomena yang terjadi dengan melibatkan metode yang ada. Nasution (Hermawan, 2007: 30) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan memperinci informasi yang telah tersedia. Penelitian deskriptif bersifat spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan menunjukkan hubungan antara berbagai variabel. Sudaryanto (1998: 62) memaparkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret; paparan; seperti apa adanya. Dapat disimpulkan, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk membuat penyandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.

Dalam hal ini penulis membuat deskripsi tentang bagaimana pengetahuan responden tentang ungkapan-ungkapan kata hati. Selain itu, penulis juga mengumpulkan fakta-fakta mengenai tanggapan responden pemakai ungkapan yang mengandung kata hati. Sekaitan dengan hal tersebut, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan kosakata, kelompok kata secara sistematis dengan tujuan mengungkap keterpahaman pemakai kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Selain itu, alasan penulis memilih metode deskriptif kualitatif karena penulis dapat mengidentifikasi serta mendeskripsikan masalah-masalah yang berkenaan dengan ungkapan hati maupun respons atau tanggapan responden melalui


(20)

27

angket sehingga nantinya dapat diperoleh persepsi yang muncul dari para responden ketika mendengar ungkapan tersebut.

D.Definisi Operasional

Definisi operasional ini dibutuhkan agar tidak terjadi pertentangan pendapat dalam penelitian ini. Definisi operasional yang diperlukan dalam penelitian sebagai berikut.

1. Ungkapan Bahasa Indonesia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kata atau kelompok kata yang khas dipakai untuk melahirkan suatu maksud dengan arti

“kiasan” serta unsur pembentuknya menggunakan kata hati.

2. Kata hati yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa terutama kata hati yang menjadi unsur pembentuk dalam ungkapan bahasa Indonesia.

3. Semantik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian yang digunakan untuk mencari pengetahuan sebuah makna melalui kata dalam pemakaian kata hati.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang memuat ungkapan-ungkapan yang menggunakan kata hati dalam bahasa Indonesia. Penggunaan lembar kuesioner melalui daftar tanyaan ini dilakukan sebagai upaya mempermudah penulis untuk menganalisis data. Jumlah kuesioner yang digunakan dalam penelitian sebanyak 95 kosakata yang telah direduksi oleh penulis dari 333 lema. Alasan pereduksian dilihat dari sering pakainya kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia berdasarkan angket penutur asli.


(21)

Contoh angket dapat dilihat di bawah ini.

Lembar Angket

Berilah tanda centang ( ) pada kata yang Bapak, Ibu, Saudara sering pakai,

ANGKET 1

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Semoga Allah Swt. selalu memberkahi setiap langkah Ibu, Bapak, dan Saudara. Amin,

Dengan segala hormat saya mohon Ibu, Bapak, Saudara berkenan

meluangkan waktu mengisi angket ini untuk membantu penyelesaian studi saya.

Terima kasih atas bantuan Ibu, Bapak, Saudara, semoga Allah Subhanahu wa

taala. memberikan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Wasalam, Dita Marisa

MOHON DIISI DENGAN SEBENARNYA

NAMA : ... JENIS KELAMIN: ... TEMPAT, TANGGAL LAHIR : ... PENDIDIKAN TERAKHIR: ... PEKERJAAN: ...


(22)

29

Berilah tanda centang () pada kata yang Bapak, Ibu, Saudara sering pakai,

pernah pakai, atau tidak pernah pakai dalam berbahasa lisan atau tulis.

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian pada Lembar Angket

No. Ungkapan Kata Hati Sering pakai Pernah pakai Tidak pernah pakai

1. baik hati

2. cahaya hati 3. menduakan hati

4. gerak hati

5. getar hati 6. menggores hati

7. gugur hati 8. berguncang hati

9. menghampiri hati

10. berhati baja

Format Kartu Data

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian pada Format Kartu Data

Keterangan:

No. Kode : Nomor kode yang akan dianalisis

Bentuk Lingual : Ungkapan kata hati dalam bahasa Indonesia Konteks Ungkapan : Contoh kalimat ungkapan hati

Makna Idiomatikal : Gabungan dua kata yang memiliki arti kiasan.

Analisis : Analisis data sesuai struktur pembentukan ungkapan, makna idiomatikal, klasifikasi kecerdasan emosional menurut

teori Goleman, dan frekuensi pemakaian kata hati.

No. Kode

Bentuk Lingual Ungkapan

Konteks Ungkapan

Makna Gramatikal Ungkapan


(23)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, dalam penelitian ini digunakan beberapa metode. Berikut ini penjelasan dari teknik pengumpulan data yang digunakan.

1. Teknik Catat

Teknik catat dilakukan untuk mencatat penggunaan berbagai variasi bentuk lingual kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Penulis mencatat berbagai bentuk lingual ungkapan kata hati dari Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia karya Chaer (2002) dan Badudu (2009). Pencatatan dilakukan untuk mengumpulkan variasi bentuk lingual ungkapan kata hati oleh penutur bahasa Indonesia.

2. Teknik Angket

Teknik angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data ungkapan hati dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup. Jadi, dalam kuesioner ini jawaban sudah disediakan oleh penulis sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan pilihannya.

(Chaer dan Agustina, 2004: 64) menentukan kategori responden-responden pengisi angket dalam penelitian ini dipilih sesuai kategori, di antaranya: (1) usia, terdiri dari kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lansia; (2) pendidikan, terdiri dari pendidikan tinggi, menengah dan rendah; (3) seks, terdiri dari laki-laki dan perempuan; dan (4) pekerjaan, terdiri dari pelajar, pegawai (Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan BUMN) dan nonpegawai (petani, buruh, pedagang kaki lima, ibu rumah tangga). Untuk mengetahui variasi bahasa berdasarkan penutur terhadap pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia, penulis memilih responden-responden berdasarkan satu indeks sosial yaitu pekerjaan. Secara rinci, berikut ini adalah penjelasan kategori responden menurut pekerjaan, jenis kelamin, dan usia.


(24)

31

2) Tiga orang responden perempuan (15- 17 (pelajar)) 3) Tiga orang responden perempuan (18- 24 (pelajar)) 4) Tiga orang responden perempuan (25 – 40 (pegawai)) 5) Tiga orang responden perempuan (25- 40 (Nonpegawai)) 6) Tiga orang responden laki-laki (12- 14 (pelajar))

7) Tiga orang responden laki-laki (15- 17 (pelajar)) 8) Tiga orang responden laki-laki (18- 24 (pelajar)) 9) Tiga orang responden laki-laki (25- 40 (pegawai)) 10) Tiga orang responden laki-laki (25 – 40 (Nonpegawai))

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 10 kategori responden yang dibedakan dari pendidikan, jenis kelamin, dan usia. Responden yang dipilih sebanyak tiga orang dari setiap kategori yang ada. Jadi, responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah 30 orang responden. Tujuan menggunakan teknik angket untuk mengetahui respons penutur terhadap pemakaian bahasa terhadap pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia sehingga dapat dirumuskan secara relevan dengan konteks penggunaannya.

3. Teknik Dokumentasi Tertulis

Dalam penelitian pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia, dokumentasi tertulis sangat penting. Dokumentasi tertulis dimulai dengan semua catatan berupa lema ungkapan yang menggunakan kata hati, hasil pengumpulan data ungkapan kata hati tersebut, dan hasil analisis sementara. Teknik studi dokumentasi dilakukan pada berbagai dokumen yang memuat tentang ungkapan, baik dari segi pengertian ungkapan maupun kumpulan mengenai ungkapan kata hati. Contoh dokumen tertulis di antaranya: artikel jurnal, skripsi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (KUBI), dan buku-buku yang berkaitan dengan ungkapan bahasa Indonesia. Lebih lanjut setelah penulis membaca isi dokumen tentang ungkapan, penulis akan mengambil atau menyalin keseluruhan


(25)

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengelompokkan data (Mahsun, 2007: 253). Berdasarkan hal tersebut, teknik analisis data dalam penelitian ini melibatkan empat komponen, yaitu (1) mencatat lema dari kamus, (2) mereduksi data, (3) mengidentifikasi data, (4) mengklasifikasikan data, (5) menganalisis data, dan (6) menarik kesimpulan.

Pertama, mencatat lema yang memakai kata hati dari dua kamus ungkapan bahasa Indonesia karya Chaer (2002) dan Badudu (2009). Kedua, penulis melakukan reduksi data. Data penelitian yang diambil dari dua kamus berjumlah 333 lema yang direduksi menjadi 95 lema dilihat berdasarkan sering pakainya ungkapan kata hati tersebut dengan melalui angket dari penutur asli. Ketiga, mengidentifikasi data pemakaian kata hati yang memiliki ciri khas tertentu, seperti adanya ungkapan berbeda tetapi memiliki makna yang sama, misalnya remuk hati dan makan hati yang memiliki kesamaan makna sedih, adanya ketakterbalikan ungkapan yang memiliki makna berbeda contohnya ungkapan hati kecil bermakna perasaan dalam hati dan kecil hati bermakna penakut, dan adanya penggunaan nama binatang, misalnya berhati walang dan berhati tungau maupun tumbuhan dalam pembentukan ungkapan misalnya semak hati. Setelah dicatat, data tersebut direduksi, diidentifikasi lalu diklasifikasikan.

Keempat, mengklasifikasikan data menggunakan tabel. Pada tahap klasifikasi akan ditemukan beragam ungkapan kata hati yang di dalamnya juga akan terlihat bentuk lingual (kata, frasa, klausa, dan kalimat), dan klasifikasi emosional (sedih, bangga, jujur dan lainnya). Kelima, menganalisis data yang diperoleh dari hasil klasifikasi kemudian dianalisis berdasarkan bentuk lingual, makna idiomatikal, klasifikasi emosional, dan frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia berdasarkan angket penutur asli.


(26)

33

Keenam, yaitu menarik simpulan setelah melalui proses penganalisisan data, sehingga diperoleh simpulan mengenai bentuk lingual, makna idiomatikal, klasifikasi emosional, dan frekuensi pemakaian kata hati.

Contoh angket dapat dilihat di bawah ini.

Lembar Angket

ANGKET 1

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semoga Allah Swt. selalu memberkahi setiap langkah Ibu, Bapak, dan Saudara. Amin,

Dengan segala hormat saya mohon Ibu, Bapak, Saudara berkenan

meluangkan waktu mengisi angket ini untuk membantu penyelesaian studi saya.

Terima kasih atas bantuan Ibu, Bapak, Saudara, semoga Allah Subhanahu

wa taala. memberikan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Wasalam, Dita Marisa

MOHON DIISI DENGAN SEBENARNYA

NAMA : ULFA RUSMIATI

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : BANDUNG, 08 AGUSTUS 1996


(27)

Berilah tanda centang () pada kata yang Bapak, Ibu, Saudara sering pakai,

pernah pakai, atau tidak pernah pakai dalam berbahasa lisan atau tulis.

Tabel 3.3 Analisis Data pada Lembar Angket

No. Ungkapan Kata Hati Sering pakai Pernah pakai Tidak pernah pakai

1. baik hati 

2. cahaya hati 

3. menduakan hati 

4. gerak hati 

5. getar hati 

6. menggores hati 

7. gugur hati 

8. berguncang hati 

9. menghampiri hati 

10. berhati baja 

Berikut ini adalah contoh kartu data yang akan digunakan dalam penelitian. Tabel 3.4 Analisis Data pada Kartu Data

No. Kode 01/ KUBI, 2002: 118

Bentuk Lingual Ungkapan Mata hati

Konteks Ungkapan Mata hatiku dapat melihat apa yang sedang kau pikirkan.

Makna Idiomatikal Ungkapan Perasaan di dalam hati

Analisis Struktur pembentukan pada ungkapan mata hati

berkategori nomina plus nomina, tetapi konstruksinya subordinatif. Dikatakan subordinatif karena antara mata dan hati tidak bisa dirangkai oleh konjungsi koordinatif “dan” seperti mata dan hati. Ungkapan berbentuk frasa ini

hanya dapat dirangkai dengan preposisi „seperti‟ mata seperti hati. Makna Idiomatikal pada ungkapan mata hati

„perasaan dalam hati‟. Klasifikasi emosionalnya termasuk perasaan dalam hati.


(28)

(29)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bagian penutup ini akan diuraikan simpulan dan saran. Adapun uraiannya sebagai berikut.

A. Simpulan

Senada dengan rumusan masalah ada empat simpulan dari penelitian yang menyoroti persoalan pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia sebagai suatu kajian semantik khususnya semantik gramatikal dan semantik leksikal.

1. Bentuk lingual pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia dideskripsikan melalui analisis semantik gramatikal, khususnya morfologi mengenai kata dan pembentukan kata. Dari 84 lema pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia yang berjumlah 1 lema berupa kata dasar, 1 lema berupa reduplikasi, 82 lema berupa kata majemuk atau kompositum yang terdiri 42 lema berupa kompositum tak berafiks dan 40 lema berupa kompositum berafiks. Selanjutnya, bentuk lingual frasa pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia yang berjumlah 4 lema, di antaranya: (1) frasa nomina dengan struktur nomina + verba; (2) frasa verba dengan struktur verba + nomina dan verba + preposisi + nomina; dan (3) frasa adjektiva dengan struktur adjektiva + nomina.

2. Makna idiomatikal pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia berdasarkan referensi yang diacunya dideskripsikan melalui pendekatan semantik leksikal yang diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu berdasarkan kompositum idiom dan semi-idiom. Ditemukan 13 lema ungkapan yang merujuk pada kompositum idiom dan 72 lema ungkapan merujuk pada kompositum semi-idiom. Jenis ungkapan yang menggunakan kata hati memiliki makna kenyataan dalam kehidupan sesuai dengan keadaan, sifat, dan perbuatan manusia. Dalam hal ini pemakaian kata hati digunakan sebagai pusat perasaan di dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, sifat manusia yang dijadikan referensi adalah keadaan secara lahiriah yang melekat pada diri


(30)

134

manusia. Selain itu, ciri tumbuhan yang dijadikan referensi adalah tumbuhan yang hidup, berkembang, dan berbuah. Adapun nama binatang yang dijadikan referensi adalah nama-nama binatang yang memiliki kesan tertentu sekaligus menjadi ciri khas dari hewan tersebut.

3. Klasifikasi emosional pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Pengklasifikasian digunakan untuk mengetahui emosi-emosi yang terdapat pada diri manusia melalui ungkapan yang menggunakan kata hati. Dalam penelitian ini, pemakaian kata hati yang digunakan sebagai ungkapan memiliki emosional bermakna positif yang didasari oleh nilai-nilai filosofis seperti adanya emosi rasa kenikmatan, emosi semangat, emosi cinta dan kasih, emosi jujur, emosi sabar, dan emosi ketika mempunya keinginan. Persepsi pemakaian kata hati dikonstruksi dengan keadaan manusia, tumbuhan, dan hewan. Adapun emosional yang mengandung makna negatif seperti timbulnya rasa marah, kesedihan, rasa takut, jengkel dapat diungkapkan melalui pemakaian kata hati. 4. Dari hasil angket frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa

Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan dengan persentase 42% ((77:61)/15) mengetahui atau memahami pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia dibanding laki-laki dengan persentase 38% ((38:25)/15) lebih banyak tidak mengetahui dan tidak pernah menggunakan pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Simpulan dari keempat rumusan masalah di atas bahwa semantik merupakan kajian yang mampu mendeskripsikan dan menganalisis pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia.

B. Saran

Saran hasil penelitian disusun berdasarkan pada kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya. Saran yang penulis ajukan sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu: 1) Penelitian mengenai pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia

ini memaparkan hasil penelitian data ungkapan yang menggunakan kata hati, makna idomatikal ungkapan yang menggunakan kata hati, klasifikasi


(31)

emosional yang terdapat dalam pemakaian kata hati, dan frekuensi pemakaian kata hati yang diperoleh melalui angket. Untuk itu, penulis menyampaikan saran kepada pihak Pusat Bahasa agar hasil penelitian ini dapat dibuat kamus ungkapan khusus ungkapan yang menggunakan istilah hati.

2) Penelitian pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia yang penulis analisis masih terbatas, penelitian selanjutya diharapkan dapat menganalisis dengan payung ilmu semantik lainnya khususnya semantik generatif dan semantik kognitif.

3) Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran khususnya sebagai bahan acuan dalam perkuliahan.

4) Penulis berharap dalam penelitian ini bisa dikaji lebih dalam, baik dalam sintaksis maupun morfologi bahasa Indonesia.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. (2008). Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Badudu, J.S. (2009). Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Chaer, A. (2002). Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. Leonie, A. (2004). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Damaianti S.V. dan Nunung, S. (2005). Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung:

Pusat Studi Literasi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke Empat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Destasari, S. U. (2010). Penggunaan Nama Binatang dalam Ungkapan Bahasa Indonesia. Skripsi pada Sarjana Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Djajasudarma, F. T. (2009). Semantik 1 Makna Leksikal dan Gramatikal. Bandung: Refika Aditama.

Goleman, D. (1999). Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hermawan, G. (2007). Ungkapan yang Menggunakan Kata Mata dalam Bahasa

Indonesia. Skripsi pada Sarjana Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Kridalaksana, H.(2001). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, H. (2007). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:


(33)

Kridalaksana, H. (2008). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pateda, M. (2001). Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Pateda, M. (1994). Linguistik: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Karyono.

Mahsun, M.S. (2007). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Miles, Matthew, B. dan Hubermen, A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode- metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.

Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif : Edisi Revisi. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Sitaresmi, N. dan Mahmud, F. (2011). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Bandung: Upi Press.

Ramlan. (2001). Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono.

Santi, N. (1992). Organ Tubuh Sebagai Pembentuk Ungkapan dalam Bahasa Indonesia. Skripsi pada Sarjana Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Jakarta: tidak diterbitkan.

Sibarani, R. (2004). Antropolinguistik: Antropologi Lingusitik, Linguistik Antropologi. Medan: Poda.

Sudaryanto. (1990). Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sudaryanto. (1988). Metode Linguistik Bagian Kedua: Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Ullman, S. (2009). Pengantar Semantik: Diadaptasi oleh Sumarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yanto, B. (2012). Konsep HAM dalam Ungkapan Bahasa Jawa: Kajian Semantik. Skripsi pada Sarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Depok: tidak diterbitkan.


(1)

(2)

Dita Marisa, 2013

Pemakaian Kata Hati Dalam Ungkapan Bahasa Indonesia (Kajian Semantik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bagian penutup ini akan diuraikan simpulan dan saran. Adapun uraiannya sebagai berikut.

A. Simpulan

Senada dengan rumusan masalah ada empat simpulan dari penelitian yang menyoroti persoalan pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia sebagai suatu kajian semantik khususnya semantik gramatikal dan semantik leksikal.

1. Bentuk lingual pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia dideskripsikan melalui analisis semantik gramatikal, khususnya morfologi mengenai kata dan pembentukan kata. Dari 84 lema pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia yang berjumlah 1 lema berupa kata dasar, 1 lema berupa reduplikasi, 82 lema berupa kata majemuk atau kompositum yang terdiri 42 lema berupa kompositum tak berafiks dan 40 lema berupa kompositum berafiks. Selanjutnya, bentuk lingual frasa pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia yang berjumlah 4 lema, di antaranya: (1) frasa nomina dengan struktur nomina + verba; (2) frasa verba dengan struktur verba + nomina dan verba + preposisi + nomina; dan (3) frasa adjektiva dengan struktur adjektiva + nomina.

2. Makna idiomatikal pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia berdasarkan referensi yang diacunya dideskripsikan melalui pendekatan semantik leksikal yang diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu berdasarkan kompositum idiom dan semi-idiom. Ditemukan 13 lema ungkapan yang merujuk pada kompositum idiom dan 72 lema ungkapan merujuk pada kompositum semi-idiom. Jenis ungkapan yang menggunakan kata hati memiliki makna kenyataan dalam kehidupan sesuai dengan keadaan, sifat, dan perbuatan manusia. Dalam hal ini pemakaian kata hati digunakan sebagai pusat perasaan di dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, sifat manusia yang dijadikan referensi adalah keadaan secara lahiriah yang melekat pada diri


(3)

134

manusia. Selain itu, ciri tumbuhan yang dijadikan referensi adalah tumbuhan yang hidup, berkembang, dan berbuah. Adapun nama binatang yang dijadikan referensi adalah nama-nama binatang yang memiliki kesan tertentu sekaligus menjadi ciri khas dari hewan tersebut.

3. Klasifikasi emosional pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Pengklasifikasian digunakan untuk mengetahui emosi-emosi yang terdapat pada diri manusia melalui ungkapan yang menggunakan kata hati. Dalam penelitian ini, pemakaian kata hati yang digunakan sebagai ungkapan memiliki emosional bermakna positif yang didasari oleh nilai-nilai filosofis seperti adanya emosi rasa kenikmatan, emosi semangat, emosi cinta dan kasih, emosi jujur, emosi sabar, dan emosi ketika mempunya keinginan. Persepsi pemakaian kata hati dikonstruksi dengan keadaan manusia, tumbuhan, dan hewan. Adapun emosional yang mengandung makna negatif seperti timbulnya rasa marah, kesedihan, rasa takut, jengkel dapat diungkapkan melalui pemakaian kata hati. 4. Dari hasil angket frekuensi pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa

Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan dengan persentase 42% ((77:61)/15) mengetahui atau memahami pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia dibanding laki-laki dengan persentase 38% ((38:25)/15) lebih banyak tidak mengetahui dan tidak pernah menggunakan pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia. Simpulan dari keempat rumusan masalah di atas bahwa semantik merupakan kajian yang mampu mendeskripsikan dan menganalisis pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia.

B. Saran

Saran hasil penelitian disusun berdasarkan pada kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya. Saran yang penulis ajukan sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu: 1) Penelitian mengenai pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia

ini memaparkan hasil penelitian data ungkapan yang menggunakan kata hati, makna idomatikal ungkapan yang menggunakan kata hati, klasifikasi


(4)

135

Dita Marisa, 2013

Pemakaian Kata Hati Dalam Ungkapan Bahasa Indonesia (Kajian Semantik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

emosional yang terdapat dalam pemakaian kata hati, dan frekuensi pemakaian kata hati yang diperoleh melalui angket. Untuk itu, penulis menyampaikan saran kepada pihak Pusat Bahasa agar hasil penelitian ini dapat dibuat kamus ungkapan khusus ungkapan yang menggunakan istilah hati.

2) Penelitian pemakaian kata hati dalam ungkapan bahasa Indonesia yang penulis analisis masih terbatas, penelitian selanjutya diharapkan dapat menganalisis dengan payung ilmu semantik lainnya khususnya semantik generatif dan semantik kognitif.

3) Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran khususnya sebagai bahan acuan dalam perkuliahan.

4) Penulis berharap dalam penelitian ini bisa dikaji lebih dalam, baik dalam sintaksis maupun morfologi bahasa Indonesia.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. (2008). Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Badudu, J.S. (2009). Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Chaer, A. (2002). Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. Leonie, A. (2004). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Damaianti S.V. dan Nunung, S. (2005). Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung:

Pusat Studi Literasi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke Empat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Destasari, S. U. (2010). Penggunaan Nama Binatang dalam Ungkapan Bahasa Indonesia. Skripsi pada Sarjana Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Djajasudarma, F. T. (2009). Semantik 1 Makna Leksikal dan Gramatikal. Bandung: Refika Aditama.

Goleman, D. (1999). Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hermawan, G. (2007). Ungkapan yang Menggunakan Kata Mata dalam Bahasa

Indonesia. Skripsi pada Sarjana Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.

Kridalaksana, H.(2001). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, H. (2007). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:


(6)

137

Dita Marisa, 2013

Pemakaian Kata Hati Dalam Ungkapan Bahasa Indonesia (Kajian Semantik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kridalaksana, H. (2008). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pateda, M. (2001). Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Pateda, M. (1994). Linguistik: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Karyono.

Mahsun, M.S. (2007). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Miles, Matthew, B. dan Hubermen, A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode- metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.

Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif : Edisi Revisi. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Sitaresmi, N. dan Mahmud, F. (2011). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Bandung: Upi Press.

Ramlan. (2001). Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono.

Santi, N. (1992). Organ Tubuh Sebagai Pembentuk Ungkapan dalam Bahasa Indonesia. Skripsi pada Sarjana Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Jakarta: tidak diterbitkan.

Sibarani, R. (2004). Antropolinguistik: Antropologi Lingusitik, Linguistik Antropologi. Medan: Poda.

Sudaryanto. (1990). Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sudaryanto. (1988). Metode Linguistik Bagian Kedua: Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Ullman, S. (2009). Pengantar Semantik: Diadaptasi oleh Sumarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yanto, B. (2012). Konsep HAM dalam Ungkapan Bahasa Jawa: Kajian Semantik. Skripsi pada Sarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Depok: tidak diterbitkan.