Analisis Kontrastif Tindak Tutur Ucapan Selamat dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia. Bandung. Skripsi: Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI.

(1)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontranstif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

INDONESIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman

Oleh:

Hesty Sunarlindra Kesuma Rahayu NIM 0902441

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontranstif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis Kontrastif Tindak Tutur

Ucapan Selamat dalam Bahasa

Jerman dan Bahasa Indonesia

Oleh

Hesty Sunarlindra Kesuma Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Hesty Sunarlindra Kesuma Rahayu 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontranstif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DALAM BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA

Disetujui dan disahkan oleh:

PEMBIMBING I, PEMBIMBING II,

PutrasulungBaginda, S.Pd, M.Hum Dra. NiningWarningsih, M.Pd NIP. 197901022003121002 NIP. 196107211988032002

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman

FPBS UPI

Drs. Amir, M.Pd


(4)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontranstif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontrastif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAKSI

Hesty Sunarlindra Kesuma Rahayu, 2013. Analisis Kontrastif Tindak Tutur Ucapan Selamat dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia. Bandung. Skripsi: Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI.

Dalam proses komunikasi, manusia memiliki potensi menciptakan kesalahpahaman dalam memahami pernyataan atau ungkapan yang diucapkan oleh mitra tutur. Hal itu disebabkan oleh adanya perbedaan nilai-nilai budaya yang berlaku dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi bahasa dan perilaku berbahasa masyarakat tersebut. Oleh sebab itu, dalam mempelajari bahasa asing dalam hal ini bahasa Jerman, tidak hanya tata bahasa yang dipelajari namun juga budaya orang-orang Jerman. Budaya Jerman dapat dipelajari dengan cara mengetahui ujaran yang sering digunakan oleh penutur asli bahasa Jerman. Analisis kontrastif dan kajian tindak tutur digunakan untuk mencari persamaan dan perbedaan dari kedua bahasa dan ujaran yang umum digunakan dalam kondisi tertentu. Berdasarkan masalah tersebut dalam penelitian ini dikaji tindak tutur yang dibatasi pada ucapan selamat situasi ulang tahun, pernikahan, kelahiran, kelulusan dan pekerjaan dalam lingkup formal dan nonformal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui realisasi ucapan selamat yang digunakan penutur Jerman pada situasi ulang tahun, pernikahan, kelahiran, kelulusan dan pekerjaan, 2) mengetahui realisasi ucapan selamat yang digunakan penutur Indonesia pada situasi ulang tahun, pernikahan, kelahiran, kelulusan dan pekerjaan, 3) mengidentifikasi persamaan dan perbedaan ucapan selamat dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Melalui metode ini data dikumpulkan, diklasifikasi, dianalisis dan diinterpretasikan. Instrumen yang digunakan adalah DCT

(Discourse Completion Test) tipe open item-verbal response only yang disebarkan pada 5 orang mahasiswa Jerman dan 5 orang mahasiswa asal Indonesia. Hasil analisis menunjukkan pada umumnya responden Jerman mengucapkan selamat dalam bentuk nominal dan bentuk tidak langsung, seperti “Herzlichen

Glückwunsch zur Hochzeit” dan “Ich gratuliere dir zu diesem Erfolg”. Responden Indonesia rata-rata mengucapkan selamat dengan bentuk yang sama antara satu responden dengan responden yang lain, seperti “selamat ulang tahun” dan “selamat menempuh hidup baru”. Selain itu, terdapat persamaan ucapan selamat yang digunakan responden Jerman dengan responden Indonesia dalam padanan kata dan maknanya. Perbedaan yang tampak adalah responden Jerman lebih sering menyertakan pujian kepada mitra tuturnya daripada responden Indonesia. Namun responden Indonesia mengucapkan doa untuk mitra tutur lebih variatif dari pada responden Jerman. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar pembelajar bahasa Jerman tidak hanya mempelajari tata bahasa, namun juga budaya Jerman, serta melakukan penelitian tindak tutur lainnya.


(6)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontrastif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAKT

Hesty Sunarlindra Kesuma Rahayu, 2013. Kontrastive Analyse des Sprechakts Gratulation im Deutschen und Indonesische. Bandung. Eine Abschlussarbeit, an der Deutschabteilung der Fakultät für Sprache und Kunst UPI.

In dem Kommunikationsprozess hat man das Potenzial, ein Missveständnis zu machen, um die Äuβerungen von dem Gesprächspartner zu verstehen. Diese Tatsache wird von unterschiedlichen kulturellen Werten verursacht, die in der Gesellschaft gilt und diese das Sprachverhalten einer Gesellschaft beeinflusst. Deshalb ist es nötig, die Kultur einer Fremdsprache in diesem Fall deutschen Sprache zu lernen bzw. kennenzulernen. Die deutsche Kultur kann man unter anderem durch die Äuβerungen, die von dem Muttersprachler oft angewendet werden, lernen. Kontrastive Analyse und eine Studie über den Sprechakt versuchen, die Gemeinsamkeiten und die Unterschieden beider Sprache und die

Äuβerungen, die in bestimmter Situation verwendet werden, zu finden. Aufgrund der oben gennanten Darstellung wird in dieser Untersuchung den Sprechakt Gratulation und zwar zum Geburtstag, zur Hochzeit, zur Geburt, zum Erfolg bei der Prüfung und bei der Arbeit in formellen und informellen Formen untersucht. Die Ziele dieser Untersuchung sind es: 1) die Realisierung des Sprechakts Gratulation in den Situationen zum Geburtstag, zur Hochzeit, zur Geburt, zum Erfolg bei der Prüfung und bei der Arbeit von Deutschen zu wissen, 2) die Realisierung des Sprechakts Gratulation in den Situationen zum Geburtstag, zur Hochzeit, zur Geburt, zum Erfolg bei der Prüfung und bei der Arbeit von Indonesier zu wissen, 3) ihre Gemeinsamkeiten und Unterschiede zu identifizieren. In dieser Untersuchung wurde die deskriptiv-analytische Methode verwendet. Durch diese Methode wurde die Daten gesammelt, klassifiziert, analysiert und interpretiert. Zur Datensammlung wurde als Instrument der DCT

(Discourse Completion Test) type “open item-verbal response only” verwendet. Als Sampel wurden fünf indonesische und fünf deutsche Studenten genommen. Die Ergebnisse der Datenanalyse zeigen, dass die Deutschen im Allgemeinen bei der Gratulation nominale-und indirekte Formen benutzen, wie z.B “Herzlichen

Glückwunsch zur Hochzeit” und “Ich gratuliere dir zu diesem Erfolg”. Die

Indonesier benutzen meistens die gleichen Formen bei der Gratulation, wie z.B

“Selamat ulang tahun” und “Selamat menempuh hidup baru”. Auβerdem gibt es

Gemeinsamkeiten bei den Äuβerungen der Gratulation zwischen den Deutschen und den Indonesiern sowohl in der Wortwahl als auch in der Bedeutung. Der Unterschied liegt daran, dass die Deutschen ihrem Gesprächspartner mehr Komplimente geben als die Indonesier. Dagegen äuβern die Indonesier ihre Wünsche für ihre Gesprächspartner vielfältiger als die Deutschen. Basierend auf den Untersuchungsergebnissen sollten die Deutschstudierenden nicht nur Grammatik, sondern auch deutsche Kultur lernen. Auβerdem schlägt die Verfasserin vor, weitere Untersuchungen über den Sprechakt gemacht zu werden.


(7)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontrastif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

ABSTRAKT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Analisis Kontrastif ... 6

1. Pengertian Analisis Kontrastif ... 6

2. Prosedur dan Langkah Analisis Kontrastif ... 8

3. Tujuan Analisis Kontrastif ... 9

B. Pragmatik ... 10

C. Tindak Tutur ... 12

1. Teori Tindak Tutur ... 12

2. Klasifikasi Tindak Tutur ... 15

D. Ucapan Selamat (Gratulation) ... 18

1. Ucapan Selamat Dalam Bahasa Jerman... 19

2. Ucapan Selamat Dalam Bahasa Indonesia ... 20

E. Hakekat Makna ... 21

1. Pengertian Makna………. ... 19

2. Aspek Makna…... 23

3. Jenis-Jenis Makna………... 24

F. Kerangka Berpikir ... 21

E. Hakekat Makna ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

D. Instrumen Penelitian ... 31


(8)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontrastif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi dan Analisis Data ... 33

1. Situasi 1: Ulang Tahun. ... 34

2. Situasi 2: Pernikahan ... 42

3. Situasi 3: Kelahiran... 50

2. Situasi 4: Kelulusan ... 58

3. Situasi 5: Pekerjaan... 65

B. Pembahasan ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN


(9)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontrastif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jawaban Responden Jerman Situasi 1 Formal ... 34

Tabel 2 Jawaban Responden Indonesia Situasi 1 Formal ... 35

Tabel 3 Jawaban Responden Jerman Situasi 1 Nonformal ... 38

Tabel 4 Jawaban Responden Indonesia Situasi 1 Nonformal... ... 39

Tabel 5 Jawaban Responden Jerman Situasi 2 Formal ... 42

Tabel 6 Jawaban Responden Indonesia Situasi 2 Formal ... 43

Tabel 7 Jawaban Responden Jerman Situasi 2 Nonformal ... 46

Tabel 8 Jawaban Responden Indonesia Situasi 2 Nonformal ... 48

Tabel 9 Jawaban Responden Jerman Situasi 3 Formal ... 51

Tabel 10 Jawaban Responden Indonesia Situasi 3 Formal ... 52

Tabel 11 Jawaban Responden Jerman Situasi 3 Nonformal... ... 55

Tabel 12 Jawaban Responden Indonesia Situasi 3 Nonformal ... 56

Tabel 13 Jawaban Responden Jerman Situasi 4 Formal ... 59

Tabel 14 Jawaban Responden Indonesia Situasi 4 Formal ... 60

Tabel 15 Jawaban Responden Jerman Situasi 4 Nonformal ... 62

Tabel 16 Jawaban Responden Indonesia Situasi 4 Nonformal ... 63

Tabel 17 Jawaban Responden Jerman Situasi 5 Formal ... 65

Tabel 18 Jawaban Responden Indonesia Situasi 5 Formal ... 66

Tabel 19 Jawaban Responden Jerman Situas 5 Nonformal ... 68


(10)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontrastif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Bahasa Indonesia ... 81 Lampiran 2 Angket Bahasa Jerman ... 86 Lampiran 3 Profil Responden ... 90


(11)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontranstif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dalam proses komunikasi, manusia senantiasa memiliki potensi menciptakan kesalahpahaman. Hal ini muncul dalam upaya memahami pernyataan atau ungkapan yang diucapkan oleh mitra tutur. Salah satu penyebabnya adalah adanya perbedaan bahasa yang dipengaruhi oleh budaya yang berlaku dalam masyarakat masing-masing penutur. Bahasa tersebut dikembangkan oleh masyarakat sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dianut dalam kehidupan mereka. Fitur budaya setiap peradaban memiliki kekhasan masing-masing, hal ini dapat berupa Werte (nilai), Helden (teladan) atau ritual (Hofstede:1991). Pada gilirannya fitur budaya ini mempengaruhi perilaku berbahasa suatu masyarakat. Maka dari itu, mengetahui latar belakang budaya dari mitra tutur sangatlah penting agar terhindar dari kesalahpahaman. Lebih dari itu, maksud dan tujuan dari pernyataan dan ungkapan yang digunakan dapat tersampaikan dengan baik.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembelajaran bahasa asing mempelajari kata-kata dan pola kalimat saja tidak cukup, pembelajar harus mempelajari juga budaya dari negara asal bahasa tersebut. Adapun cara yang dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan mengetahui dan memahami ujaran-ujaran yang biasa mereka gunakan untuk mengungkapkan makna dan maksud


(12)

2

tertentu. Demikian juga dengan bahasa Jerman sebagai salah satu bahasa asing yang dipelajari di sekolah menengah atas dan perguruan tinggi.

Tak jarang pembelajar mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran bahasa Jerman. Hal ini disebabkan oleh pengajaran bahasa asing yang masih banyak menitikberatkan pada kemampuan berbahasa saja, dan hanya sedikit menerangkan aspek kultur yang dianut native speaker bahasa Jerman tersebut. Pembelajar terkadang menggunakan ujaran dalam bahasa Jerman yang tidak sesuai dengan situasinya. Mereka biasanya mentransfer langsung ujaran tersebut dari pola atau struktur bahasa ibu ke bahasa kedua yang sedang dipelajari. Tentu hal ini dapat menyebabkan kesulitan bagi mitra tutur dalam mengartikan maksud dan makna dari ujaran tersebut. Keadaan ini disebabkan oleh kuatnya budaya suatu bangsa yang melekat pada pembelajar, sehingga mempengaruhi perilaku berbahasa mereka.

Masalah-masalah yang diutarakan di atas dapat diminimalisir jika persamaan dan perbedaan secara bahasa maupun budaya antara bahasa pertama dan kedua dipahami dengan benar. Untuk mengatasi permasalahan di atas, dapat dilakukan berbagai upaya untuk mempermudah pembelajar dalam upaya memahami budaya penutur Jerman dan penutur Indonesia. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman pembelajar mengenai aspek budaya native speaker yaitu dengan analisis kontrastif tindak tutur yang umum digunakan dalam kondisi tertentu. Dengan demikian, perbedaan dan persamaan budaya dapat diteliti dari ungkapan-ungkapan yang digunakan oleh penutur kedua bahasa melalui kajian tindak tutur.


(13)

Dalam kajian tindak tutur, terdapat berbagai macam ungkapan atau ujaran yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah ucapan selamat, yaitu bagaimana seseorang mengucapkan rasa suka cita pada mitra tutur, tentang hal-hal bahagia yang dialami oleh mitra tuturnya dan bagaimana cara atau gaya pengungkapannya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba mengkaji Tindak Tutur Ucapan Selamat dengan judul “Analisis Kontrastif Tindak Tutur Ucapan Selamat Dalam Bahasa Jerman dan Bahasa

Indonesia”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada penjelasan pada latar belakang, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana variasi ucapan selamat dalam bahasa Jerman dalam situasi ulang tahun, kelahiran, kelulusan, pernikahan dan pekerjaan?

2. Bagaimana variasi ucapan selamat dalam bahasa Indonesia dalam situasi ulang tahun, kelahiran, kelulusan, pernikahan dan pekerjaan?

3. Bagaimana persamaan diksi dan makna ucapan selamat dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia?

4. Bagaimana perbedaan diksi dan makna ucapan selamat dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia?


(14)

4

C.Batasan Masalah

Berdasarkan keterbatasan waktu penelitian, biaya dan kemampuan penulis maka penelitian ini dibatasi pada perbedaan dan persamaan ucapan selamat dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia pada situasi ulang tahun, kelahiran, kelulusan, pernikahan dan pekerjaan dalam lingkup formal (Formell) dan nonformal (Informell).

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penutur bahasa Jerman mengucapkan selamat pada situasi ulang tahun, kelahiran, kelulusan, pernikahan dan mendapat pekerjaan?

2. Bagaimana penutur bahasa Indonesia mengucapkan selamat pada situasi ulang tahun, kelahiran, kelulusan, pernikahan dan mendapat pekerjaan?

3. Bagaimana persamaan dan perbedaan ucapan selamat bahasa Jerman dan bahasa Indonesia?

E.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ucapan selamat yang diucapkan penutur Jerman pada situasi ulang tahun, kelahiran, kelulusan, pernikahan dan mendapat pekerjaan.

2. Untuk mengetahui ucapan selamat yang diucapkan penutur Indonesia pada situasi-situasi ulang tahun, kelahiran, kelulusan, pernikahan dan mendapat pekerjaan.


(15)

3. Untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan ucapan selamat dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik kepada penulis dan pembelajar bahasa Jerman. Adapun manfaat yang ingin dicapai adalah:

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan bentuk variasi dan makna ucapan selamat dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia.

2. Bagi pembelajar bahasa Jerman

Mengetahui variasi ucapan selamat dalam bahasa Jerman, sehingga dapat lebih memahami dan percaya diri ketika menggunakan ucapan selamat dalam komunikasi dengan penutur asli bahasa Jerman.

3. Bagi pengembangan Ilmu Bahasa

Diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi atau masukan tentang persamaan dan perbedaaan budaya melalui ucapan selamat dalam bahasa Jerman dengan bahasa Indonesia.


(16)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontranstif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan cara atau metode untuk memecahkan masalah yang dipilih dan disusun secara sistematis. Berdasarkan pada tujuan penelitian ini yang secara umum adalah untuk mencari persamaan dan perbedaan ucapan selamat dalam budaya Jerman dan Indonesia yang ditelaah melalui ungkapan-ungkapan dalam berbagai situasi, metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Metode deskriptif analisis digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan masalah aktual yang terjadi pada masa sekarang. Dalam pelaksanaannya, metode ini tidak terbatas mengumpulkan dan menyusun data, tetapi juga meliputi interpretasi data tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1990: 147) bahwa metode analisis deskriptif kualitatif adalah metode yang membicarakan masalah aktual dengan jalan mengumpulkan data,menyusun atau mengklasifikasikannya, menganalisa dan menginterpretasikannya.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa Jerman dan mahasiswa Indonesia.


(17)

2.Sampel

Dalam penelitian ini digunakan teknik purposive sampling untuk penentuan sampel penelitian. Menurut Nasution (2003: 98) sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Misalnya orang yang mempunyai tingkat pendidikan tertentu, jabatan tertentu, mempunyai usia tertentu yang pernah aktif dalam kegiatan masyarakat tertentu.

Berdasarkan teknik tersebut diambil masing-masing 5 orang mahasiswa asli dan berdomisili di Jerman dan mahasiswa Indonesia di Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman UPI Bandung. Pemilihan sampel tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa latar belakang seseorang mempengaruhi seseorang menyampaikan atau menuturkan sesuatu. Dalam hal ini di pilih sampel mahasiswa karena latar belakang pendidikan yang kurang lebih sama.

C.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bandung pada bulan Juni sampai November 2013. Pengambilan data berlangsung pada bulan September 2013 dengan membagikan angket secara langsung pada responden mahasiswa Indonesia, sedangkan untuk responden yang berasal dari Jerman peneliti mencari responden yang sesuai dengan kriteria sampel lalu menghubungi dan mengirimkan angket melalui E-Mail atau media sosial lainnya.


(18)

31

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Discourse Completion Test (DCT). Kasper dan Dahl (1991) menjelaskan bahwa DCT merupakan sebuah kuisioner tertulis yang memuat deskripsi singkat dari situasi tertentu yang dimaksudkan untuk menggambarkan pola tindak tutur yang sedang dipelajari. Dalam penelitian ini DCT yang digunakan adalah DCT dengan tipe

open item-verbal response only menurut klasifikasi Kasper yang dikutip oleh Barron (2001). Seperti yang dikemukakan Nurina (2009) bahwa pada tipe ini responden diminta untuk memberikan respon verbal dan responden juga bebas untuk merespon tanpa batasan dari inisiasi dan jawaban lawan tuturnya.

Dalam penyusunan kuisioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan persiapan yakni, terlebih dahulu disusun kerangka materi yang berisi tentang aspek-aspek yang akan diteliti serta jumlah item yang diperlukan. Setelah itu disusun materi angket yang berupa item-item pernyataan berupa isi pertanyaan yang biasanya termuat dalam petunjuk angket yang juga menjelaskan maksud dan tujuan angket juga cara menjawab. Perumusan pertanyaan harus dirumuskan dalam kalimat sederhana dan tidak ada kata-kata rangkap arti, susunan pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga merangsang responden untuk menjawab seluruh angket, dan bentuk pertanyaan apakah akan digunakan isian atau pilihan atau campuran untuk memudahkan responden menjawab (Narbuko dan Achmadi, 2009: 78).

Pada angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian ini terdapat 5 pertanyaan situatif yang mencakup:


(19)

Situasi 1: UlangTahun Situasi 2: Pernikahan Situasi 3: Kelahiran Situasi 4: Kelulusan Situasi 5: Pekerjaan

E.Analisis Data

Menurut Bungin dalam Kartina (2007: 23) berbagai macam ungkapan yang terlontar dalam percakapan sehari-hari juga termasuk bagian dari kenyataan yang dapat diobservasi melalui angket yang disebarkan kepada responden, selanjutnya adalah proses pengubahan, penandaan, dan tabulasi.

Dalam menganalisis data yang telah diperoleh, digunakan cara sebagai berikut:

1. Mendaftar dan mengelompokkan jawaban dari setiap pertanyaan dalam bentuk formal dan informal.

2. Mendeskripsikan jawaban formal dan informal dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia.

3. Menganalisis persamaan dan perbedaan bentuk tindak tutur “ucapan selamat” dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia.

4. Menganalisis persamaan dan perbedaan makna tindak tutur “ucapan selamat”

dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. 5. Menginterpretasikan hasil analisis data. 6. Menyimpulkan hasil analisis data.


(20)

33 BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Analisis Data

Dalam bab ini dibahas data yang diperoleh dari angket yang diisi oleh para responden. Angket tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang terdiri atas lima situasi ucapan selamat dalam bahasa Jerman untuk orang Jerman dan bahasa Indonesia untuk orang Indonesia. Tiap responden mengisi dua jawaban untuk masing-masing pertanyaan, yaitu untuk kondisi formal dan untuk kondisi nonformal.

Situasi 1: Ulang Tahun Situasi 2: Pernikahan Situasi 3: Kelahiran Situasi 4: Kelulusan Situasi 5: Pekerjaan

Penelitian ini tidak dibedakan berdasarkan bentuk-bentuk ungkapan khas daerah tertentu yang dinyatakan oleh responden, namun difokuskan pada persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antara bentuk-bentuk ucapan selamat dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia secara umum.


(21)

1. Situasi 1: Ulang Tahun a. Formal

1) Ujaran dalam Bahasa Jerman

Am Arbeitsplatz treffen Sie sich mit Ihrer Chefin/ Ihrem Chef, die/der gerade Geburtstag hat. Was würden Sie ihr/ihm sagen?

Tabel 1

No. Jawaban Bahasa Jerman

1. Ich gratuliere Ihnen herzlich zum Geburtstag.

2. Hallo Herr Müller. Herzlichen Glückwunsch zum Geburtstag, wünsche ich Ihnen alles Gute.

3. Herzlichen Glückwunsch zum Geburtstag. Alles Gute für Sie.

4. Meine allerherzlichsten Glückwünsche zu Ihrem Geburtstag, Herr ...

5. Frau / Herr… , ich wünsche Ihnen alles Gute!

Tabel di atas merupakan ujaran dalam Bahasa Jerman yang diperoleh dari responden Jerman. Dalam mengucapkan selamat ulang tahun, responden Jerman menggunakan ungkapan, seperti (1) “Ich gratuliere Ihnen zum Geburtstag” (2) “Herzlichen Glückwunsch zum Geburtstag, wünsche ich Ihnen alles Gute”, (3) “Herzlichen Glückwunsch zum Geburtstag. Alles Gute für Sie”, (4) “Meine allerherzlichsten Glückwunsche zu Ihrem Geburtstag”, (5) “Ich wünsche Ihnen alles Gute!”.Dari jawaban-jawaban responden Jerman tersebut, terdapat berbagai macam variasi bentuk ucapan ulang tahun. Menurut Engel (2009; 41) jawaban nomor (3) dan (4) dikategorikan ke dalam ucapan selamat bentuk nominal


(22)

35

(nominale Formen) sedangkan jawaban nomor (1), (2) dan (5) merupakan ucapan selamat bentuk performatif eksplisit (explizit performative Formen). Ungkapan-ungkapan tersebut juga memiliki makna yang sama dalam bahasa Indonesia.Jawaban nomor (1), (2), (3), dan (4) memiliki makna “selamat ulang tahun” dalam bahasa Indonesia, sedangkan jawaban nomor (5) merupakan doa atau harapan yang diucapkan, dalam bahasa Indonesia maknanya adalah “saya berharap semua yang terbaik untuk Anda”.

2) Ujaran dalam bahasa Indonesia

Anda berada di tempat kerja dan bertemu dengan bos Anda yang kebetulan sedang berulang tahun. Apa yang akan Anda katakan kepadanya?

Tabel 2

No. Jawaban Bahasa Indonesia

1. Selamat ulang tahun Bapak/Ibu. Semoga sukses dan sehat selalu.

2. Bapak/Ibu hari ini berulang tahun ya? Selamat ulang tahun pak/bu. Semoga sehat selalu dan semua yang terbaik untuk Bapak/Ibu.

3. Selamat ulang tahun, Pak. Semoga panjang umur dan dibukakan pintu rezeki.

4. Selamat ulang tahun, Pak. Semoga sukses.

5. Selamat ulang tahun, Pak. Semoga panjang umur dan sehat selalu.

Berdasarkan jawaban-jawaban dari responden orang Indonesia pada tabel di atas, terdapat kesamaan dalam mengucapkan selamat. Kelima responden Indonesia pada situasi ini menggunakan bentuk “selamat ulang tahun” sebagai


(23)

ucapan selamat yang biasa digunakan. Tak hanya itu, mereka juga menambahkan berbagai macam doa dan harapan untuk mitra tuturnya yang sedang berulang tahun. Namun kebanyakan doa dan harapan yang mereka ucapkan relatif sama, seperti “semoga sehat selalu” pada jawaban nomor (1), (2), dan (5), atau “semoga sukses” pada jawaban nomor (1) dan (4), atau “semoga panjang umur” pada jawaban nomor (3) dan (5).

3) Analisis Kontrastif Persamaan dan Perbedaan Ucapan Selamat Ulang Tahun Formal

Hasil angket berupa ujaran pada situasi ulang tahun, baik dalam kondisi formal dan informal dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia menunjukkan beberapa persamaan dan juga perbedaan. Beberapa persamaan yang ditemukan, dijabarkan sebagai berikut.

Berdasarkan kelima jawaban responden Jerman, ungkapan yang sering digunakan adalah “HerzlichenGlückwunsch zum Geburtstag”. Ungkapan tersebut merupakan ucapan selamat dengan klasifikasi bentuk nominal (nominale Formen) (Engel, 2009: 41). Makna ungkapan tersebut dalam bahasa Indonesia sepadan dengan ungkapan “selamat ulang tahun. Adapun pada jawaban responden Indonesia, ungkapan yang digunakan relatif sama antara jawaban yang satu dengan yang lain. Responden Indonesia menggunakan ungkapan “selamat ulang tahun”, seperti yang diketahui dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan klasifikasi bentuk ucapan selamat. Meskipun demikian, ungkapan-ungkapan yang digunakan responden kedua bahasa memiliki makna yang sama. Berdasarkan jenis makna menurut teori (Chaer, 2009), secara gramatikal jawaban responden kedua bahasa


(24)

37

tersebut sama. Misalnya dalam kalimat “Herzlichen Glückwunsch zum Geburstag”, maka secara gramatikal kalimat tersebut dalam bahasa Indonesia memiliki padanan makna yang sama dengan kalimat “selamat ulang tahun”.

Perbedaan yang ditemui pada jawaban responden kedua bahasa adalah seperti ungkapan doa atau harapan untuk mitra tuturnya. Dalam situs bahasa.cs.ui.ac.id ucapan selamat merupakan doa (ucapan, pernyataan, dsb) yang mengandung harapan supaya sejahtera (beruntung, tidak kurang suatu apa, dsb). Pada jawaban responden Jerman, mereka menggunakan ungkapan “Alles Gute” sebagai ungkapan untuk mengutarakan doa dan harapannya kepada mitra tutur. Maksud dari ungkapan tersebut adalah harapan untuk keseluruhan hal-hal dalam hidup mitra tuturnya. Pada jawaban responden Indonesia, mereka banyak mengutarakan doa untuk kesehatan, juga agar mitra tutur senantiasa panjang umur dan sukses dalam hidupnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan ucapan selamat dari responden Jerman dan responden Indonesia.Persamaan tersebut berupa persamaan padanan makna dari kata atau kalimat yang digunakan. Pada jawaban responden Jerman dijumpai banyak bentuk ucapan selamat, namun dalam bahasa Indonesia ungkapan tersebut memiliki makna atau maksud yang sama. Perbedaan yang terlihat adalah dari cara mengungkapkan doa atau harapan untuk mitra tuturnya. Responden Jerman mengharapkan hal-hal yang baik untuk keseluruhan dalam hidup mitra tuturnya, sedangkan responden Indonesia mengungkapkan harapannya secara eksplisit, misalnya “semoga panjang umur”, “semoga sukses dan sehat selalu”. Dengan


(25)

demikian, persamaan ujaran selamat ulang tahun dalam budaya Jerman dan Indonesia cenderung didominasi oleh persamaan dan hanya sedikit perbedaan. Hal ini menarik, mengingat budaya yang berbeda ternyata menghasilkan ujaran yang relatif sama secara semantik.

a. Nonformal

1) Ujaran dalam bahasa Jerman

An der Uni treffen Sie sich mit einer Freundin/ einem Freund, die/der gerade Geburtstag hat. Was würden Sie ihr/ihm sagen?

Tabel 3

No. Jawaban Bahasa Jerman

1. Herzlichen Glückwunsch zum Geburtstag, alter Knabe! Darauf lass uns

anstoβen!

2. Hey Anja. Alles Gute zum Geburtstag wünsche ich dir was! 3. Hallo! Alles Gute zum Geburtstag.

4. Hi, alles Gute zum Geburtstag! Feier schön und lass es krachen!

5. Alles Gute zum Geburtstag! Happy Birthday!

Sama halnya dengan situasi formal, pada situasi nonformal responden Jerman menggunakan ucapan selamat, seperti, (1)“Herzlichen Glückwunsch zum Geburtstag”, dan (2)“Alles Gute zum Geburtstag”. Bentuk ucapan selamat yang digunakan tersebut merupakan bentuk nominal (nominale Formen) seperti yang dijelaskan Engel (2009: 41). Pada jawaban responden Jerman di atas, ditemukan responden yang menggunakan bahasa asing, yakni bahasa Inggris dengan kalimat


(26)

39

“Happy Birthday” (selamat ulang tahun). Selain itu, responden Jerman

mengutarakan rasa suka citanya, dengan mengajak mitra tuturya untuk merayakan hari ulang tahun, mereka mengungkapkannya dengan menggunakan kalimat, seperti “Darauf lass uns anstoβen!” (mari kita bersulang!) dan“Feier schön und lass es krachen!”(rayakan dengan indah dan ramaikan!).

2) Ujaran dalam bahasa Indonesia

Anda berada di kampus dan bertemu dengan teman Anda yang sedang berulang tahun. Apa yang Anda katakan kepadanya?

Tabel 4

No. Jawaban Bahasa Indonesia

1. Hei, ulang tahun ya? Selamat ya semoga panjang umur. Jangan lupa teraktirannya.

2. Selamat ulang tahun yah! Wish you all the best. Makan-makan nih. 3. Selamat ulang tahun, wish you all the best.

4. Wah sudah 20 tahun saja nih. Selamat ya!

5. Selamat ulang tahun. Semoga panjang umur semakin sukses dan cepat lulus.

Dalam mengucapkan selamat ulang tahun pada kondisi informal, responden Indonesia juga menggunakan ungkapan yang sama dengan kondisi formal yakni “selamat ulang tahun”. Namun terdapat responden yang hanya mengucapkan “wah sudah 20 tahun saja nih” pada jawaban nomor (4) yang menerangkan usia mitra tuturnya yang sedang berulang tahun. Selain itu, pada kondisi informal ini, beberapa responden menggunakan bahasa asing yakni bahasa


(27)

Inggris seperti “wish you all the best” (berharap semua yang terbaik untukmu) pada jawaban nomor (2) dan (3), yang maksudnya mengharapkan hal-hal yang terbaik untuk mitra tutur yang sedang berulang tahun. Selain mengucapkan doa, beberapa responden juga menuturkan kalimat “jangan lupa teraktirannya” yang terdapat pada jawaban nomor (1) atau “makan-makan nih” pada jawaban nomor (2), yang dimaksudkan untuk mitra tuturnya agar mau merayakan hari ulang tahunnya bersama-sama.

3) Analisis Kontrastif Persamaan dan Perbedaan Ucapan Selamat Ulang Tahun Nonformal

Terdapat persamaan makna dalam ucapan selamat dalam kondisi informal yang diucapkan oleh responden Jerman dan Indonesia.Responden Jerman dalam mengucapkan selamat dalam situasi formal, banyak menggunakan bentuk yang nominal, yakni “Alles Gute zum Geburtstag” (Engel, 2009: 41). Pada padanan kalimat dalam bahasa Indonesia, ungkapan yang digunakan oleh responden Jerman memiliki persamaan makna. Makna dari ungkapan yang sering digunakan responden Jerman dalam situasi informal ini memiliki makna “selamat ulang tahun”. Persamaan lain ada pada ajakan untuk merayakan hari ulang tahun mitra tutur. Responden Jerman dan responden Indonesia mengungkapkan keinginannya untuk mengajak merayakan hari ulang tahun mitra tuturnya.

Dalam situasi informal ini perbedaan yang ditemukan ada pada kata-kata yang digunakan responden Jerman dan responden Indonesia untuk mengajak merayakan hari ulang tahun mitra tuturnya. Responden Jerman mengajak mitra tuturnya dengan menggunakan ungkapan “darauf lass uns anstoβen!” (mari


(28)

41

bersulang!). Secara kontekstual, kalimat tersebut mengajak mitra tuturnya untuk merayakan hari ulang tahunnya dengan bersulang atau minum-minum di sebuah bar atau kafe sesuai dengan budaya dan kebiasaan orang Jerman. Hal berbeda diungkapkan oleh responden Indonesia, mereka mengutarakannya secara eksplisit dengan kalimat “makan-makan nih” atau “jangan lupa teraktiran ya”. Jawaban dari responden Indonesia terkesan bahwa mereka merasa lebih akrab dengan mitra tuturnya dan memiliki anggapan jika seseorang sedang berulangtahun, maka biasanya akan merayakannya dengan mentraktir makan di sebuah restaurant atau kantin. Meskipun demikian, kedua ungkapan yang diucapkan oleh responden kedua bahasa ini, secara konteksnya memang memiliki maksud yang sama. Akan tetapi, karena pengaruh budaya dan kebiasaan masyarakat masing-masing negara membuat ungkapan itu berbeda.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan persamaan ucapan selamat dari responden Jerman dan Indonesia, lebih pada persamaan padanan makna dari kata-kata yang digunakan. Perbedaan yang ditemukan adalah cara pengungkapan bagaimana mengajak mitra tutur untuk merayakan hari ulang tahunnya. Perbedaan tersebut sangat mencolok, di mana responden Jerman mengungkapkannya dengan mengajak bersulang atau minum pada sebuah bar atau kafe, sedangkan responden Indonesia mengungkapkannya dengan mengajak makan. Hal tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dari masing-masing negara yang dianut oleh masyarakatnya, sehingga membuat perilaku dalam menggunakan bahasa atau mengungkapkan sesuatu juga menjadi berbeda.


(29)

2. Situasi 2: Pernikahan a. Formal

1) Ujaran dalam bahasa Jerman

Sie kommen auf die Hochzeitsparty Ihrer Chefin/ Ihres Chefs. Was würden Sie ihr/ihm sagen?

Tabel 5

No. Jawaban Bahasa Jerman

1. Herzlichen Glückwunsch und alles Gute für Ihre gemeinsame Zukunft. 2. Hallo Herr Müller, herzlichen Glückwunsch zur Hochzeit, wünsche ich

Ihnen!

3. Ich freue mich für Sie und wünsche Ihnen alles Gute für Ihre gemeinsame

Zukunft.

4. Vielen Dank für die Einladung und herzlichen Glückwunsch zu Ihrer

Hochzeit. Alles Gute für den kommenden gemeinsamen Lebensweg.

5. Ich möchte Ihnen von ganzem Herzen gratulieren.

Pada situasi pernikahan dalam kondisi formal, responden Jerman mengucapkan selamat dengan kalimat: (1)“Herzlichen Glückwunsch und alles Gute für Ihre gemeinsame Zukunft” (Selamat dan segala yang terbaik untuk masa depan Anda bersama), (2) “Herzlichen Glückwunsch zur Hochzeit” (Selamat atas pernikahannya), (3) “Ich freue mich für Sie und wünsche Ihnen alles Gute für Ihre gemeinsame Zukunft” (Saya bahagia untuk Anda dan berharap semua yang terbaik untuk masa depan Anda), (4) “Vielen Dank für die Einladung und


(30)

43

herzlichen Glückwunsch zu Ihrer Hochzeit” (Terima kasih untuk undangannya dan selamat atas pernikahan Anda), dan (5) “Ich möchte Ihnen von ganzem Herzen gratulieren” (Saya ingin mengucapkan selamat dengan segenap hati untuk Anda). Dari jawaban nomor (1), (2) dan (4) diketahui bahwa ungkapan-ungkapan tersebut termasuk dalam kategori ucapan selamat bentuk nominal (nominale

Formen), jawaban nomor (3) dapat termasuk dalam ucapan selamat bentuk tidak langsung (indirekte Formen) dan bentuk performatif eksplisit (explizit performative Formen), jawaban nomor (5) termasuk dalam bentuk ucapan selamat performatif eksplisit (explizit performative Formen) (Engel, 2009:41).

2) Ujaran dalam bahasa Indonesia

Anda datang ke pesta pernikahan bos Anda. Apa yang akan Anda katakan kepadanya?

Tabel 6

No. Jawaban Bahasa Indonesia

1. Bapak/Ibu selamat menempuh hidup baru. Semoga menjadi keluarga yang bahagia dunia akhirat

2. Selamat menempuh hidup baru Pak, Bu. Semoga menjadi keluarga yang sejahtera, sakinah, mawadah dan warahmah.

3. Selamat menempuh hidup baru. 4. Selamat menempuh hidup baru, Pak. 5. Selamat ya Pak/Bu atas pernikahannya.


(31)

Pada tabel di atas, responden Indonesia dalam mengucapkan selamat pada pesta pernikahan rata-rata menggunakan bentuk kalimat yang sama yaitu “selamat menempuh hidup baru”, namun ada seorang responden yang menggunakan kalimat “selamat ya Pak/Bu atas pernikahannya”. Dari data responden orang Indonesia untuk ucapan selamat dalam bentuk formal pada situasi pernikahan tersebut, ditemukan responden yang mengucapkan doa atau harapannya untuk mitra tuturnya, seperti “semoga menjadi keluarga bahagia dunia akhirat” dan “semoga menjadi keluarga yang sejahtera, sakinah, mawadah dan warahma. 3)Analisis Kontrastif Persamaan dan Perbedaan Ucapan Selamat

Pernikahan Formal

Dari kedua tabel jawaban dari responden Jerman dan Indonesia tersebut ditemui persamaan makna dalam ujarannya, seperti ungkapan “Herzlichen

Glückwunsch zur Hochzeit” yang digunakan responden Jerman. Ungkapan

tersebut memiliki kesamaan makna dalam padanannya dengan ungkapan yang dituturkan responden Indonesia, yaitu pada ungkapan “selamat atas pernikahannya”.

Adapun perbedaan yang nampak adalah perbedaan padanan kata yang dipakai oleh beberapa responden Indonesia untuk mengucapkan selamat dalam situasi pernikahan. Berdasarkan jawaban-jawaban responden Indonesia, secara umum mereka menggunakan ungkapan “selamat menempuh hidup baru”. Ucapan yang senada juga ditemukan pada jawaban responden Jerman, tetapi cara pengungkapannya berbeda. Pada responden Jerman, ungkapan yang digunakan adalah “Alles Gute für Ihre gemeinsame Zukunft” (Semua yang terbaik untuk


(32)

45

masa depan Anda berdua) atau “Alles Gute für den kommenden gemeinsamen Lebensweg” (Semua yang terbaik untuk kehidupan Anda berdua di masa yang akan datang). Maksud atau konteks dari ungkapan-ungkapan tersebut memiliki makna yang sama dengan ungkapan yang digunakan oleh responden Indonesia, namun cara pengungkapan dan pemilihan kata yang berbeda. Selain itu, pada jawaban responden Indonesia didapati doa atau harapan yang berbeda, responden Indonesia mengungkapkannya dengan kalimat “semoga menjadi keluarga yang bahagia dunia akhirat” atau “semoga menjadi keluarga yang sejahtera, sakinah,

mawadah dan warahmah”. Maksud dari doa yang diutarakan responden Indonesia tersebut memiliki makna agar keluarga yang akan dibina dapat menjadi keluarga yang bahagia dan keluarga yang penuh kedamaian (sakinah), ketentraman

(mawadah) dan penuh cinta dan kasih sayang (warahmah). Pada jawaban responden Jerman doa yang diutarakan terkesan lebih menyeluruh untuk kehidupan mitra tutur, seperti kalimat “Alles Gute für den kommenden

gemeinsamen Lebensweg” (semua yang terbaik untuk kehidupan Anda berdua di

masa yang akan datang).

Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan secara padanan kata, juga makna dari ucapan selamat maupun doa atau harapan yang diutarakan oleh responden Jerman dan responden Indonesia. Contohnya pada persamaan ucapan selamat yang diutarakan responden kedua bahasa tersebut ada pada kalimat “Herzlichen Glückwunsch zur Hochzeit” pada jawaban responden Jerman dengan kalimat “selamat atas pernikahannya” pada jawaban responden Indonesia. Perbedaan yang terlihat adalah cara responden


(33)

Jerman dan responden Indonesia mengungkapkan doa dan harapannya. Responden Jerman mengungkapkan harapannya untuk hal-hal yang bersifat umum dan menyeluruh untuk kehidupan mitra tuturnya. Sedangkan responden Indonesia dalam mengungkapkan doa atau harapannya menggunakan kata-kata yang cenderung agamis.

b.Nonformal

1)Ujaran dalam bahasa Jerman

Sie kommen auf die Hochzeitsparty Ihrer Klassenkameradin/Ihres Klassenkamerads. Was würden Sie ihr/ihm sagen?

Tabel 7

No. Jawaban Bahasa Jerman

1. Ich wünsche Euch zu Eurer Hochzeit, alles Gute, Glück und dass Ihr ein

Leben lang so glücklich miteinander bleibt, wie ihr es jetzt seid!

2. Hey Daniel. Alles Gute zur Hochzeit! Krass, dass du jetzt verheiratet bist.

3. Ich freue mich so für dich. Ihr seid ein so schönes Paar und ich wünsche

euch alles Gute für eure Zukunft.

4. Schöne Feier und sehr hübsche Braut. Ich wünsche euch beiden nur das Beste für die kommenden Jahre, viele Kinder, alles Glück der Welt.

5. Ich gratuliere Euch! Toll, dass ihr euch gefunden habt. Ihr seid ein

perfektes Paar. Bestimmt werdet ihr gemeinsam glücklich.

Berdasarkan tabel di atas diketahui responden Jerman mengucapkan selamat untuk pernikahan dalam kondisi informal dalam bentuk: 1) “Ich wünsche


(34)

47

Euch zu Eurer Hochzeit, alles Gute, Glück und dass Ihr ein Leben langso

glücklich miteinander bleibt…” (Saya berharap di pernikahan kalian semua yang terbaik, kebahagiaan dan hidup bahagia satu sama lain), 2) “Hey Daniel, alles Gute zur Hochzeit” (Hei Daniel, semua yang terbaik untuk pernikahanmu) , 3) “Ich freue mich so für dich”(Saya ikut bahagia untukmu), (4) “Ich wünsche euch

nur das Bestefür die kommenden Jahre, viele Kinder, alles Glück der Welt”(Saya berharap untuk kalian yang terbaik, banyak anak dan beruntung di dunia), (5) “Ich

gratuliere Euch” (Saya ucapkan selamat untuk kalian). Berdasarkan kategori bentuk ucapan selamat yang dikemukakan Engel (2009: 41), jawaban nomor (1), (4) dan (5) termasuk dalam bentuk performatif eksplisit (explizit performative

Formen), jawaban nomor (2) merupakan ucapan selamat bentuk nominal

(nominale Formen), sedangkan jawaban nomor (3) termasuk ucapan selamat bentuk yang tidak langsung (indirekte Formen). Terdapat doa atau harapan yang juga diutarakan responden Jerman, seperti “Alles Gute, Glück und dass Ihr ein

Leben lang so glücklich mit einander bleibt, wie ihr es jetzt seid” (Semua yang terbaik, kebahagiaan dan hidup bahagia satu sama lain), “Alles Gute für eure Zukunft” (Semua yang terbaik untuk masa depan kalian), dan “Ich wünsche euch beiden nur das Beste, viele Kinder, alles Gute der Welt” (saya berharap untuk kalian berdua yang terbaik, banyak anak, dan beruntung di dunia). Selain itu, responden Jerman juga memuji dengan menuturkan kalimat, seperti “Krass, dass du verheiratet bist”(Senangnya, kamu sudah menikah), “Ihr seid ein so schönes Paar”(Kalian pasangan yang sangan indah), “Schöne Feier und sehr hübsche Braut” (Perayaan yang indah dan pengantin yang cantik), dan “Toll, dass ihr euch


(35)

gefunden habt. Ihr seid ein perfektes Paar” (Keren, kalian saling bertemu satu sama lain. Kalian adalah pasangan sempurna).

2)Ujaran dalam bahasa Indonesia

Anda datang ke pesta pernikahan teman kuliah Anda. Apa yang akan Anda katakan kepadanya?

Tabel 8

No. Jawaban Bahasa Indonesia

1. Selamat ya, semoga cepat punya momongan ya. Doakan aku nyusul ya! 2. Selamat yah! Mudah-mudahan langgeng sampai tua.

3. Ih selamat ya, doain aku cepat nyusul yah.

4. Widih sudah nikah mau punya anak berapa? Selamat menempuh hidup baru. 5. Akhirnya nikahjuga. Selamat ya semoga menjadi keluarga sakinah

mawadah warahmah. Cepat dapat momongan juga.

Dalam kondisi nonformal, beberapa responden orang Indonesia mengucapkan selamat dengan kalimat yang sama pada kondisi formal yakni “selamat menempuh hidup baru” pada jawaban nomor (4) , namun terdapat responden yang menggunakan kalimat singkat seperti “selamat ya” pada jawaban nomor (1), (2), (3) dan (5) . Pada kondisi informal ini kebanyakan responden Indonesia mengucapkan doa atau harapannya, seperti “mudah-mudahan langgeng sampai tua” pada jawaban nomor (2), “cepat punya momongan ya” pada jawaban nomor (1) dan (5), dan “semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah


(36)

49

untuk mendoakan dirinya agar dapat segera menikah dengan menuturkan kalimat “doakan aku nyusul ya!”.

3) Analisis Kontrastif Persamaan dan Perbedaan Ucapan Selamat Pernikahan Nonformal

Terdapat persamaan dalam ucapan selamat untuk pernikahan dalam kondisi nonformal antara responden Jerman dan responden Indonesia.Para responden itusama-sama mengucapkan harapan dan doanya kepada mempelai.Contohnya, kalimat yang diungkapkan responden Jerman “Alles

Gute,Glück und dass Ihr ein Leben lang so glücklich miteinander bleibt…”

memiliki padanan maknanya dengan jawaban responden Indonesia yang terdapat pada ungkapan “selamat ya, mudah-mudahan langgeng sampai tua”. Kata “langgeng” dalam ungkapan yang digunakan responden Indonesia, secara leksikal memiliki makna “kekal” atau “abadi”, maksudnya yaitu mendoakan agar pernikahan mitra tutur abadi sepanjang hidupnya. Selain itu, persamaan lain adalah harapan dan doa tentang anak. Seperti ungkapan dari responden Jerman

“Ich wünsche euch beiden nur das Beste …, viele Kinder, …” memiliki makna

yang sepadan dengan ungkapan responden Indonesia “selamat ya, semoga cepat dapat momongan”.

Terdapat pula perbedaan pada jawaban dari responden Jerman dan Indonesia. Terdapat dua responden Jerman yang tidak hanya mengucapkan selamat dan doa, namun juga memberikan pujian untuk mitra tutur dan pasangannya yang tidak dilakukan oleh responden Indonesia. Mereka mengungkapkannya dengan kalimat “Krass, dass du verheiratet bist”


(37)

(Senangnya, kamu sudah menikah), “Ihr seid ein so schönes Paar” (Kalian sungguh pasangan yang indah), “Schöne Feier und sehr hübsche Braut” (Perayaan yang indah dan pengantin yang sangat cantik), dan “Toll, dass ihr euch

gefunden habt.Ihr seid ein perfektes Paar” (Keren, kalian saling bertemu.Kalian pasangan yang sempurna). Pada jawaban-jawaban responden Indonesia terdapat dua orang responden yang menyatakan keinginandan harapannya agar dapat segera menikah. Mereka mengutarakan dengan kalimat “doain aku cepat nyusul ya”. Ungkapan tersebut tidak ditemui pada jawaban-jawaban dari responden Jerman.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa responden Jerman dan Indonesia juga sama-sama mengucapkan doa dan harapannya untuk masa depan dan kelanggengan pernikahan mitra tuturnya, selain itu harapan akan segera diberi anak juga diutarakan oleh responden kedua bahasa. Selain itu, perbedaan yang ditemui berupa perbedaan cara pengungkapan rasa suka citanya, jika responden Jerman memuji pengantin, berbeda dengan responden Indonesia yang menyatakan keinginannya yang berharap dapat segera menikah.

3. Situasi 3: Kelahiran a. Formal

1)Ujaran dalam bahasa Jerman

Bei einem Abendessen treffen Sie sich mit Ihrer Geschäftspartnerin/ Ihres Geschäftspartner, die/der kürzlich ein Kind bekommen hat. Was würden Sie ihr/ihm sagen?


(38)

51

Tabel 9

No. Jawaban Bahasa Jerman

1. Herzlichen Glückwunsch zur Geburt Ihres Nachwuchses, Sie müssen sehr glücklich sein.

2. Ich wünsche Ihnen alles Gute zur Geburt des Kindes.

3. Herzlichen Glückwunsch zu der Geburt Ihres Kindes. Ich freue mich sehr für Sie und wünsche Ihnen alles Gute für die Kleine.

4. Herzlichen Glückwunsch zum Nachwuchs, bestellen Sie Ihrer Frau schöne

Grüße.

5. Gratulation zu der Geburt Ihres Sohnes /Ihrer Tochter!

Dalam mengucapkan selamat untuk kelahiran pada situasi formal, responden Jerman menggunakan ucapan selamat dalam bentuk: (1) “Herzlichen Glückwunsch zur Geburt Ihres Nachwuchses (Selamat atas kelahiran anak/keturunan Anda), (2) “Ich wünsche Ihnen alles Gute zur Geburt des Kindes” (Saya berharap semua yang terbaik untuk kelahiran anak Anda), (3) “Herzlichen Glückwunsch zu der Geburt Ihres Kindes” (Selamat atas kelahiran anak Anda), (4) “Herzlichen Glückwunsch zum Nachwuchs” (Selamat untuk kelahiran anak/keturunannya) dan (5) “Gratulation zu der Geburt Ihres Sohn/Ihrer Tochter” (Selamat atas kelahiran putra/putri Anda). Berdasarkan kategori bentuk ucapan selamat yang diungkapkan Engel (2009: 41), jawaban nomor (1), (3), (4), dan (5) dapat dikategorikan dalam ucapan selamat bentuk nominal (nominale


(39)

Formen), sedangkan jawaban nomor (2) merupakan ucapan selamat yang performatif eksplisit (explizit performative Formen).

2)Ujaran dalam bahasa Indonesia

Pada sebuah jamuan makan malam Anda bertemu dengan rekan bisnis Anda yang baru saja dikaruniai seorang anak. Apa yang akan Anda katakan kepadanya?

Tabel 10

No. Jawaban Bahasa Indonesia

1. Bapak/Ibu, selamat menjadi orang tua, semoga kelak jadi anak yang berguna bagi banyak orang.

2. Selamat atas kelahiran anak Bapak/Ibu, semoga menjadi anak yang shaleh. 3. Selamat atas kelahiran anaknya. Semoga menjadi anak yang pintar, soleh

dan berguna untuk agama, bangsa dan negara.

4. Selamat Pak atas kelahiran putranya! Semoga jadi anak yang pintar berguna bagi nusa dan bangsa.

5. Selamat ya Pak/Bu. Bayinya lucu.

Berdasarkan tabel di atas responden Indonesia mengucapkan selamat untuk kelahiran rata-rata sama, yakni “selamat atas kelahiran anaknya” pada jawaban nomor (2) dan (3) atau “selamat atas kelahiran putranya” pada jawaban nomor (4). Namun ada juga yang menggunakan kalimat “Bapak/Ibu selamat menjadi orang tua” pada jawaban nomor (1) atau kalimat singkat seperti “selamat ya, Pak/Bu” pada jawaban nomor (5).Mereka juga menambahkan doa atau


(40)

53

harapan yang bermacam-macam untuk anak dari mitra tuturnya, seperti pada kalimat “semoga kelak jadi anak yang berguna bagi banyak orang”, “semoga jadi anak yang shaleh”, “semoga menjadi anak yang pintar, soleh dan berguna untuk agama, bangsa dan negaranya atau “semoga jadi anak yang pintar berguna bagi nusa dan bangsa”. Dari doa yang dituturkan responden Indonesia terkesan memiliki harapan yang sangat tinggi untuk kehidupan anak dari mitra tuturnya. Selain, itu kesan agamis juga nampak dari kata yang dipilih, yaitu kata “shaleh”. 3)Analisis Kontrastif Persamaan dan Perbedaan Ucapan Selamat Kelahiran

Formal

Dalam situasi formal terdapat persamaan ucapan selamat yang dituturkan oleh responden Jerman dan responden Indonesia. Dari jawaban responden Jerman didapati ungkapan “Herzlichen Glückwunsch zur Geburt Ihres Nachwuchses”

atau “Herzlichen Glückwunsch zum Nachwuchs”. Kedua kalimat tersebut bermakna sama, pada kalimat tersebut terdapat kata “Nachwuchs”yang merupakan sinonim dari “das Kind” atau “ das Baby”, dalam bahasa Indonesia padanan katanya adalah keturunan. Akan tetapi secara makna istilah, kata tersebut menjadi jelas maknanya dalam kalimat dalam konteks kelahiran anak. Pada jawaban responden Indonesia, digunakan ungkapan “selamat atas kelahiran anak Bapak/Ibu”, pada jawaban responden Jerman ungkapan yang memiliki kesamaan makna dengan ungkapan responden Indonesia adalah “Herzlichen Glückwunsch

zu der Geburt Ihres Kindes”. Namun ada pula ungkapan dari responden Jerman dan responden Indonesia yang juga memiliki kesamaan, yakni pada kalimat


(41)

“Gratulation zu der Geburt Ihres Sohnes” dengan kalimat dari responden Indonesia, “selamat atas kelahiran putranya”.

Pada situasi formal ini, terdapat juga perbedaan antara ungkapan yang diberikan oleh responden Jerman dan responden Indonesia dalam memberikan doa. Responden Indonesia lebih variatif dalam memberikan doa untuk anak yang baru lahir. Mereka mendoakan si anak atau bayi tersebut “semoga menjadi anak yang berguna”, “semoga menjadi anak yang shaleh”, “semoga menjadi anak yang pintar”, hingga harapan tertinggi mereka adalah “semoga menjadi anak yang berguna untuk agama, bangsa dan negara”. Ungkapan seperti itu tidak ditemukan di dalam jawaban-jawaban responden Jerman pada situasi formal ini. Terdapat satu responden yang yang secara singkat mendoakan hal-hal yang baik untuk keseluruhan hidup si bayi dengan ungkapan “… Ich wünsche Ihnen alles Gute für die Kleine”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persamaan-persamaan ucapan selamat kelahiran anak, terletak pada persamaan padanan kata atau istilah yang digunakan oleh responden Jerman dan Indonesia. Perbedaannya adalah dari cara mengungkapkan doa untuk si anak. Responden Indonesia lebih variatif dan memiliki cita-cita yang tinggi untuk si anak kelak, sedangkan responden Jerman lebih lugas dengan mendoakan semua yang terjadi pada hidup si anak adalah hal yang baik.


(42)

55

b.Nonformal

1) Ujaran dalam bahasa Jerman

Im Supermarkt treffen Sie sich mit Ihrer alten Freundin/ Ihrem alten Freund, die/der kürzlich ein Kind bekommen hat. Was würden Sie ihr/ihm sagen?

Tabel 11

No. Jawaban Bahasa Jerman

1. Ich freue mich riesig für Euch über Eurer Baby. Ihr seid die glücklichsten Menschen der Welt, das ist ganz groβartig.

2. Hey, ich hab gehört dass du kürzlich ein Kind bekommen hast. Ich freue mich für dich. Alles Gute mit dem Kind!

3. Ich habe gehört du hast Nachwuchs bekommen. Herzlichen

Glückwunsch!Das freut mich sehr für dich und ich wünsche dem Kleinen viel Gesundheit.

4. Herzlichen Glückwunsch. Alles Gute euch drei!

5. Gratuliere! Ich freue mich so für Dich! Ein Baby ist ein riesen Geschenk.

Pada tabel di atas, dalam mengucapkan selamat responden Jerman menggunakan ungkapan, seperti: (1) “Ich freue mich riesig für Euch über Eurer

Baby” (Saya sangat merasa bahagia untuk bayi Anda), (2)“Ich freue mich für dich. Alles Gute mit dem Kind” (Saya berbahagia untukmu. Selamat berbahagia dengan anakmu), (3) “Herzlichen Glückwunsch! Das freut mich sehr für dich…” (Selamat! Saya berbahagia untukmu), (4) “Herzlichen Glückwunsch. Alles Gute


(43)

freue mich so für dich!” (Selamat! Saya ikut berbahagia untukmu). Dari kategori bentuk ucapan selamat yang dikemukakan Engel (2009: 41), jawaban nomor (1), (2), dan (5) merupakan ucapan selamat bentuk tidak langsung (indirekte Formen), jawaban nomor (3) dapat dikategorikan ucapan selamat bentuk nominal (nominale Formen) dan bentuk tidak langsung (indirekte Formen), sedangkan jawaban nomor (4) termasuk dalam bentuk nominal (nominale Formen). Selain itu, terdapat juga responden Jerman yang memuji mitra tuturnya atas kelahiran si anak dengan menggunakan kalimat, seperti “Ihr seid die glücklichsten Menschen der Welt, das ist ganz groβartig” (Kalian adalah orang paling bahagia di dunia, itu sangat luar biasa) dan “Ein Baby ist ein riesen Geschenk” (Seorang bayi adalah anugrah terbesar).

2)Ujaran dalam bahasa Indonesia

Di supermarket tanpa sengaja Anda bertemu dengan teman lama Anda yang baru saja dikaruniai seorang anak. Apa yang akan Anda katakan padanya?

Tabel 12

No. Jawaban Bahasa Indonesia

1. Hei, apa kabar, gimana nih si adek siapa namanya? Ntar kalo udah gede jadi anak pinter ya.

2. Eh, katanya baru lahiran ya? Selamat ya, mudah-mudahan jadi anak yang shaleh, bisa banggain orang tua.

3. Selamat buat anakmu yang baru lahir.


(44)

57

5. Hey, apa kabar? Waduh udah punya bayi nih. Selamat ya. Lucu sekali. Siapa namanya?

Berdasarkan jawaban-jawaban responden Indonesia pada tabel di atas, terlihat responden Indonesia memiliki variasi cara mengucapkan selamat.Beberapa dari responden tersebut menggunakan kalimat “selamat buat anak pertamanya” pada jawaban nomor (4) atau “selamat buat anakmu yang baru lahir” pada jawaban nomor (3).Masih ditemui mereka menggunakan kalimat singkat seperti “selamat ya” pada jawaban nomor (5). Pada tabel di atas, responden Indonesia juga memberikan doa dan juga menanyakan siapa nama anak dari mitra tuturnya.

3)Analisis Kontrastif Persamaan dan Perbedaan Ucapan Selamat Kelahiran Nonformal

Pada kondisi nonformal responden Jerman dan responden Indonesia memiliki persamaan dalam mengucapkan selamat.Responden Jerman menanyakan perihal kelahiran bayi pada mitra tuturnya dengan ungkapan “Ich habe gehört,

dass du kürzlich ein Kind bekommen hast” yang sepadan dengan jawaban responden Indonesia berupa kalimat “eh, katanya baru lahiran ya?”.

Perbedaan antara jawaban responden Jerman dan Indonesia, yakni terdapat pada ungkapan yang digunakan untuk memuji mitra tutur. Responden Jerman mengungkapkannya dengan kalimat“Ich freue mich für Euch über Eures Baby.

Ihr seid die glücklichsten Menschen der Welt, das ist groβartig.” (Saya turut senang atas bayi kalian. Kalian adalah orang paling bahagia di dunia, itu sangat


(45)

luar biasa) atau “Ich freue mich für dich!Ein Baby ist ein riesen Geschenk”(Saya turut senang untukmu! Seorang bayi adalah anugrah terbesar). Ungkapan yang sepadan dengan ungkapan tersebut tidak ditemukan dalam jawaban responden Indonesia, namun terdapat satu responden yang memuji seperti “…waduh udah punya bayi nih. Selamat ya. Lucu sekali”. Responden Indonesia lebih sering mendoakan si anak dan menanyakan nama dari anak mitra tuturnya, hal tersebut terdapat pada jawaban dua responden Indonesia, yakni “Gimana nih si adek siapa namanya?” atau “Lucu sekali. Siapa namanya?”.

Pada situasi ini hanya sedikit persamaan ucapan selamat yang nampak, baik secara padanan kata dan makna. Namun perbedaan-perbedaan yang terlihat dari jawaban responden Jerman dan Indonesia yakni pada pengungkapan rasa bahagianya, Responden Jerman mengutarakannya dengan cara memuji yang dituturkan melalui kalimat-kalimat yang mengisyaratkan betapa bahagianya seseorang yang mempunyai anak. Pada responden Indonesia hanya menyapa dan menanyakan nama dari anak mitra tuturnya.

4. Situasi 4: Kelulusan a. Formal

1) Ujaran dalam bahasa Jerman

An der Uni treffen Sie sich mit Ihrer Dozentin/Ihrem Dozent, die/der gerade ihren Doktor gemacht hat. Was würden Sie ihr sagen?


(46)

59

Tabel 13

No. Jawaban Bahasa Jerman

1. Sehr geehrter Herr Doktor, meine Gratulation zu Ihrer erworbenen Doktorwürde. Sie müssen stolz und glücklich sein.

2. Hallo Herr Dr. Peters! Herzlichen Glückwunsch zu Ihrer Dissertation. 3. Herzlichen Glückwunsch zum Abschluss Ihrer Doktorarbeit.

4. Herzlichen Glückwusch zum Doktortitel und viel Erfolg weiterhin bei den kommenden Aufgaben.

5. Ich gratuliere Ihnen zu Ihrem Doktortitel.

Pada jawaban responden Jerman di atas diperoleh beberapa bentuk ucapan selamat dalam situasi kelulusan pada kondisi formal, yakni: (1) “Meine Gratulation zu Ihrer erworbenen Doktorwürde” (Ucapan selamat saya untuk gelar Doktor Anda), (2) “Herzlichen Glückwunsch zu Ihrer Dissertation”

(Selamat atas Disertasi Anda), (3)“Herzlichen Glückwunsch zum Abschluss Ihrer

Doktorarbeit” (Selamat Atas penyelesaian Disertasi Anda), (4) “Herzlichen

Glückwunsch zum Doktortitel” (Selamat atas gelar Doktornya), (5) “Ich

gratuliere Ihnen zu Ihrem Doktortitel” (Saya ucapkan selamat pada Anda atas gelar Doktornya). Dari kelima responden tersebut paling banyak menggunakan ucapan selamat bentuk nominal (nominale Formen) (Engel, 2009: 41), yakni pada jawaban nomor (1), (2), (3), dan (4). Satu jawaban yang lainnya, yakni pada jawaban nomor (5) merupakan ucapan selamat bentuk performatif eksplisit


(47)

memuji mitra tuturnya dengan ungkapan “Sie müssen stolz und glücklich sein” (Anda pasti bangga dan bahagia) atau dengan menyapa namanya dengan gelar doktor, seperti pada kalimat “Hallo Herr Dr. Peters!”(Halo Pak Doktor Peters!) dan“Sehr geehrter Herr Doktor!”(Pak Doktor yang terhormat!).

2) Ujaran dalam bahasa Indonesia

Di kampus Anda bertemu dengan dosen Anda yang baru saja ujian menyelesaikan program doktornya. Apa yang akan Anda katakan kepadanya?

Tabel 14

No. Jawaban Bahasa Indonesia

1. Selamat ya Pak/Bu semoga sukses dengan gelar doktornya. 2. Selamat atas kesuksesannya, Pak/Bu.

3. Selamat Pak/Bu untuk gelar doktornya.

4. Selamat atas keberhasilan mempertahankan disertasi Anda, Pak!

5. Selamat ya Pak/ Bu atas gelar doktornya. Doakan saya segera menyusul.

Dalam mengucapkan selamat responden Indonesia banyak menggunakan kalimat, sebagai berikut: (1) “Selamat ya Pak/Bu semoga sukses dengan gelar doktornya”, (2) “Selamat atas kesuksesannya”, (3) “Selamat Pak/Bu untuk gelar doktornya”, (4) “Selamat atas keberhasilan mempertahankan disertasi Anda,Pak!”, dan (5)“Selamat ya Pak/Bu atas gelar doktornya”. Jawaban-jawaban responden Indonesia tersebut hampir semuanya sama.


(48)

61

3) Analisis Kontrastif Persamaan dan Perbedaan Ucapan Selamat Kelulusan Formal

Dalam kondisi formal terdapat persamaan bentuk dan makna ucapan yang digunakan oleh responden Jerman dan responden Indonesia. Pada kalimat yang diutarakan responden-responden Jerman, seperti: “Herzlichen Glückwunsch zu Ihrer Dissertation” memiliki kesamaan dengan jawaban responden Indonesia,baik dalam padanan kata maupun maknanya pada kalimat “Selamat atas keberhasilan disertasi Anda”. Selain itu, persamaan yang ditemukan yakni pada ungkapan yang digunakan responden Jerman,“Herzlichen Glückwunsch zum Doktortitel” dan “Ich gratuliere Ihnen zu Ihrem Doktortitel” dengan ungkapan yang digunakan oleh responden Indonesia yaitu “selamat atas gelar doktornya”.

Perbedaan yang nampak dari ungkapan yang digunakan oleh responden Jerman dan Indonesia adalah pada doa yang diungkapkan oleh responden Jerman. Responden Jerman mengungkapkannya dengan “…viel Erfolg weiterhin bei den

kommenden Aufgaben” (semoga sukses dalam tugas-tugas yang akan datang), sedangkan responden Indonesia menggunakan ungkapan “semoga sukses”. Terdapat responden Jerman yang mengungkapkan rasa kagumnya dengan memuji, seperti pada kalimat“Sie müssen stolz und glücklich sein”(Anda pasti bangga dan bahagia). Hal tersebut tidak terdapat pada jawaban dari responden Indonesia, mereka hanya mengungkapkan harapannya seperti “doakan saya segera menyusul” yang maksudnya menyusul untuk dapat sesukses mitra tuturnya.


(49)

c. Nonformal

1)Ujaran dalam bahasa Jerman

Ihre Schwester/ Ihr Bruder hat gesagt, dass sie/er die Aufnahmeprüfung bestanden hat. Was würden Sie ihr/ihm sagen?

Tabel 15

No. Jawaban Bahasa Jerman

1. Herzlichen Glückwunsch, das ist super, Du hast es geschafft! Immer weiter

so, liebes Schwesterherz.

2. Hey Schwesterchen, Herzlichen Glückwunsch zur bestandenen Aufnahmeprüfung. Super cool. Lass uns das feiern.

3. Das ist ja super! Ich freue mich so für dich das du es geschafft hast! 4. Klasse gemacht, ich freue mich sehr für dich. Das müssen wir feiern!

5. Super! Das ist ja großartig. Ich freue mich für dich.

Berdasarkan jawaban-jawaban responden Jerman pada tabel di atas diperoleh berbagai macam ucapan selamat dalam situasi kelulusan yang bersifat informal. Bentuk yang dipakai masih sama, yakni (1) “Herzlichen Glückwunsch,

das ist super” (Selamat ya, itu luar biasa) , (2) “Herzlichen Glückwunsch zur bestandenen Aufnahmeprüfung”(Selamat untuk kelulusan ujian masuk perguruan tinggi), (3) “Ich freue mich so für dich”(Saya ikut bahagia untukmu), (4) “Klasse gemacht, ich freue mich für dich” (keren, saya ikut bahagia untukmu) dan (5) “Ich freue mich für dich”(Saya ikut bahagia untukmu). Menurut kategori ucapan selamat Engel (2009: 41), jawaban nomor (1) dan (2) termasuk dalam ucapan


(50)

63

selamat bentuk nominal (nominale Formen), sedangkan jawaban nomor (3), (4) dan (5) termasuk dalam bentuk tidak langsung (indirekte Formen). Berdasarkan jawaban-jawaban di atas, ungkapan yang digunakan oleh responden Jerman kebanyakan relatif sama, yakni dengan ungkapan “Ich freue mich sehr für dich” (Saya sangat bahagia untukmu). Responden Jerman juga memberikan respon-respon berupa kata-kata pujian, seperti “Das ist super!” (Itu luar biasa), “Super

cool!” (Keren banget), “Klasse gemacht!” (luar biasa) dan “Toll!” (hebat) sebagai reaksi positif akan prestasi mitra tuturnya. Selain itu, responden mengungkapkan rasa suka citanya dengan mengajak mitra tutur merayakan keberhasilannya, seperti “lass uns das feiern” (mari rayakan) atau “das müssen wir feiern”(kita harus rayakan).

2)Ujaran dalam bahasa Indonesia

Adik Anda mengatakan bahwa ia lulus ujian masuk perguruan tinggi. Apa yang akan Anda katakan kepadanya?

Tabel 16

No. Jawaban Bahasa Indonesia

1. Wah hebat selamat ya dek, jangan lupa tetep rajin belajar. 2. Ciyeh jadi mahasiswa! Selamat ya! Belajar yang rajin!

3. Selamat dik kamu lulus tes perguruan tinggi, siapa dulu dong kakaknya. Berkat aku, kamu lulus ujian.

4. Asik jadi mahasiswa nih! Selamat ya!

5. Selamat ya dek. Harus belajar yang rajin. Jangan manja-manja lagi.


(51)

Dalam mengungkapkan selamat pada kondisi informal, responden Indonesia menggunakan ungkapan, seperti “wah hebat selamat ya, dek” pada jawaban nomor (1) atau “selamat ya dek” pada jawaban nomor (5), “selamat ya” pada jawaban nomor (2) dan (4), atau “selamat dik kamu lulus tes perguruan tinggi” pada jawaban nomor (3). Pada jawaban responden Indonesia tersebut didapati saran yang hampir sama seperti “jangan lupa tetap rajin belajar”, “belajar yang rajin ”, dan “harus belajar yang rajin” pada jawaban nomor (1), (2) dan (5). Terdapat pula kalimat yang memuji seperti “Cieh jadi mahasiswa” atau “Asik jadi mahasiswa nih” pada jawaban nomor (2) dan (4), selain itu, terdapat sebuah kalimat yang memuji diri sendiri di hadapan mitra tuturnya seperti “siapa dulu dong kakaknya. Berkat aku kamu lulus ujian” yang terdapat pada jawaban nomor (3).

3)Analisis Kontrastif Persamaan dan Perbedaan Ucapan Selamat Kelulusan Nonformal

Pada kedua jawaban responden Jerman dan responden Indonesia terdapat persamaan, misalnya pada dua responden Indonesia menggunakan ungkapan “wah hebat selamat ya dek” yang sama dengan ungkapan yang digunakan oleh responden Jerman, seperti kalimat “Herzlichen Glückwunsch, das ist super”. Selain itu, terdapat juga persamaan pada ungkapan dari responden Jerman “Hey Schwesterchen, herzlichen Glückwunsch zur bestandenen Aufnahmeprüfung” yang sepadan dengan jawaban responden Indonesia berupa kalimat “Selamat dik, lulus tes perguruan tinggi”.


(52)

65

Perbedaan yang terdapat pada jawaban responden Jerman yang terkesan lebih santai, mereka mengajak mitra tuturnya untuk merayakan keberhasilannya setelah belajar keras untuk tes masuk perguruan tinggi, seperti pada kalimat “Lass

uns das feiern!” (Mari rayakan!) atau “Das müssen wir feiern!” (Kita harus rayakan!). Berbeda dengan responden Indonesia, mereka menyarankan pada mitra tuturnya untuk tidak lupa belajar lebih giat, seperti pada kalimat “jangan lupa tetep rajin belajar” atau “harus belajar yang rajin”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persamaan dari ungkapan yang digunakan responden Jerman dan Indonesia berupa persamaan secara pengungkapannya.Perbedaannya ada pada bagaimana memberi apresiasi untuk hasil yang telah dicapai oleh mitra tuturnya.

5. Situasi 5: Pekerjaan a.Formal

1)Ujaran dalam bahasa Jerman

Sie haben gehört, dass Ihr Chef eine neue Stelle als Manager bekommen hat. Was würden Sie ihr/ihm sagen?

Tabel 17

No. Jawaban Bahasa Jerman

1. Herzlichen Glückwunsch zum neuen Karriereschritt.

2. Hallo Herr Müller. Herzlichen Glückwunsch zu Ihrer neuen Stelle.

3. Gratulation zu Ihrer neuen Stelle! Ich wünsche Ihnen nur das Beste und viel

Erfolg.


(53)

5. Gratulation! Ich wünsche Ihnen viel Freude und Erfolg. Alles Gute!

Pada tabel di atas, responden Jerman menggunakan ungkapan dalam bentuk yang relatifsama walaupun terdapat kata-kata yang berbeda namun dengan makna yang sama, seperti pada ungkapan: (1) “Herzlichen Glückwunsch zum

neuen Karriereschritt” (Selamat atas langkah karir yang baru), (2) “Herzlichen

Glückwunsch zu Ihrer neuen Stelle”, (3)“Gratulation zu Ihrer neuen

Stelle!”(Selamat atas jabatan baru Anda), (4) “Meinen herzlichen Glückwunsche

zu Ihrem neuen beruflichen Erfolg” (Ucapan selamat yang tulus dari saya untuk keberhasilan pekerjaan baru Anda), (5) “Gratulation!” (Selamat!). Jawaban-jawaban responden Jerman di atas memiliki kesamaan makna, meskipun kata-kata yang digunakan dalam kalimat berbeda. Berdasarkan pendapat Engel (2009: 41), kelima jawaban responden Jerman tersebut dapat dikategorikan ke dalam ucapan selamat bentuk nominal (nominale Formen).

2) Ujaran dalam bahasa Indonesia

 Anda mendengar kabar bahwa bos Anda mendapat promosi naik jabatan. Apa yang akan Anda katakan kepadanya?

Tabel 18

No. Jawaban Bahasa Indonesia

1. Selamat ya bos sukses dengan jabatan baru.

2. Selamat ya Pak/Bu, semoga bertambah sukses dengan posisi baruya. 3. Selamat Pak. Semoga semakin sukses.


(1)

75

pujian untuk mitra tuturnya dan dalam beberapa situasi mereka juga memberikan doa dan harapan untuk mitra tutur.

2. Responden Indonesia dalam mengucapkan selamat rata-rata menggunakan ungkapan yang relatif sama. Pada situasi ulang tahun ucapan yang digunakan,

yakni “selamat ulang tahun”. Kemudian pada situasi pernikahan, baik dalam

kondisi formal maupun nonformal, kelima responden Indonesia juga menggunakan

ucapan yang relatif sama, yakni “selamat menempuh hidup baru”. Pada situasi

kelahiran ucapan selamat dengan menggunakan ungkapan, seperti “Selamat atas

kelahiran anaknya, Pak/Bu” dan “Selamat buat anak pertamanya”. Responden Indonesia juga menggunakan ucapan selamat yang singkat, seperti hanya

mengucapkan “Selamat ya” pada situasi kelulusan dan pekerjaan kondisi nonformal. Sedangkan pada kondisi formal, responden Indonesia menggunakan

ungkapan, seperti “Selamat atas gelar Doktornya” dan “Selamat Pak/Bu atas jabatan barunya”. Dalam mengucapkan selamat, responden Indonesia memberikan

doa dan harapan untuk mitra tuturnya sesuai situasi dan kondisi yang dialami mitra tutur.

3. Terdapat persamaan ucapan selamat yang dikemukakan oleh responden Jerman dengan ucapan selamat yang digunakan oleh responden Indonesia dalam padanan kata dan maknanya, seperti: “Herzlichen Glückwunsch zum Geburstag” (Selamat ulang tahun),“Herzlichen Glückwunsch zur Hochzeit” (Selamat atas pernikahannya),“Ich wünsche Ihnen alles Gute zur Geburt des Kindes” (Selamat atas kelahiran anaknya)/ “Gratulation zu der Geburt Ihres Sohnes” (Selamat atas


(2)

kelahiran putranya), “Herzlichen Glückwunsch zu Ihrer Dissertation” (Selamat atas keberhasilan disertasi Anda) /“Herzlichen Glückwunsch zum Doktor Titel” (Selamat atas gelar Doktornya), “Hey Schwesterchen, herzlichen Glückwunsch zur bestandenen Aufnahmeprüfung” (Selamat dik, lulus tes perguruan tinggi), “Herzlichen Glückwunsch zu Ihrer neuen Stelle”/ “Gratulation zu Ihrer neuen Stelle” (Selamat atas jabatan barunya).

4. Perbedaan antara responden Jerman dan responden Indonesia dalam mengucapkan selamat terletak pada memberikan pujian atau respon positif atas keberhasilan dan kebahagiaan yang sedang dialami oleh mitra tuturnya. Responden Jerman lebih sering memberikan pujian kepada mitra tuturnya dibandingkan dengan responden Indonesia. Seperti tampak pada ungkapan-ungkapan sebagai berikut: “Ihr seid ein so schönes Paar” (Kalian adalah pasangan yang indah), “Schöne Feier und sehr hübsche Braut” (Perayaan yang indah dan pengantin yang sangat cantik), “Herzlichen Glückwunsch zu .... Sie müssen sehr glücklich sein” (Selamat atas…

Anda pasti sangat bahagia), “Ihr seid die glücklichsten Menschen der Welt, das ist groβartig” (Kalian adalah orang paling bahagia di dunia, itu luar biasa), “Ein Baby ist ein risen Geschenk” (Seorang bayi adalah anugrah terbesar), “Ich freue mich sehr über deinen Erfolg und drücke dir ganz fest die Daumen” (Saya sangat bahagia tentang keberhasilanmu, dan saya acungkan jempol untukmu), “Super cool”/ “Das ist ja super”/ “Klasse gemacht” (Keren banget/ Itu luar biasa/ Luar biasa). Sedangkan pada jawaban-jawaban responden Indonesia hanya ditemukan beberapa pujian yang digunakan, seperti “wah hebat…” dan “bayinya lucu”.


(3)

77

Namun dalam mengucapkan doa dan harapannya, responden Indonesia cenderung menggunakan kata-kata yang lebih variatif dan memiliki harapan yang sangat tinggi untuk kehidupan mitra tuturnya, seperti “semoga menjadi keluarga bahagia

dunia akhirat” atau “semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah”,

“semoga menjadi anak yang pintar, berguna bagi bangsa dan negara”. Sedangkan responden Jerman memberikan doa dan harapannya untuk semua hal yang terbaik bagi kehidupan mitra tuturnya.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka disarankan: 1. Agar pembelajar tidak hanya mempelajari bahasa Jerman dari segi tata bahasa

saja, tetapi juga mempelajari budaya dan kebiasaan orang Jerman, melalui ungkapan-ungkapan yang dinyatakan oleh orang Jerman dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dalam menggunakan ucapan selamat hendaknya disesuaikan dengan situasi dan konteks untuk meminimalisir kesalahpahaman dalam proses komunikasi karena perbedaaan budaya.

3. Melakukan penelitian jenis tentang tindak tutur lainnya antara penutur Jerman dengan penutur Indonesia.


(4)

Hesty Sunarlindra , 2013

Analisis kontranstif tindak tutur ucapan selamat dalam bahasa jerman dan bahasa indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, A. (2013). Ucapan Selamat Ulang Tahun. [Online]. Tersedia: http://www.anneahira.com/ucapan-selamat-ulang-tahun.htm [06 Juli 2013].

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Barron, A, (2001). Acquisition in Interlanguage Pragmatics: Learning How To Do Thing With Words In A Study Abroad Context. [Online].Tersedia: http://books.google.co.id/books (30 Oktober 2013) .

Bungin, B. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Tadia Grafindo Persada.

Cahyaning, R. (2013). Ucapan Selamat Ulang Tahun. [Online]. Tersedia:

http://anukom.blogspot.com/2013/03/ucapan-selamat-ulang-tahun.html.[05 Juli 2013].

Chaer, A dan Agustina, L. (2004). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Chaer, A.(2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cummings, L. (2007). Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djajasudarma, F. (2013). Semantik 2. Bandung: PT. Refika Aditama.

DUDEN. (1963). Herkunftwörterbuch der deutschen Sprache. [Online]. Tersedia: www.wikipedia.de [02 Juli 2013].

Engel, U. (2009). Deutsche Grammatik. München: IUDICIUM Verlag.

Geringer, E. (2010). Sprachwissenschaftliche Untersuchung zur Höflichkeit in der Schule. [Online]. Tersedia: http://othes.univie.ac.at/12518/1/2010-11-23_0401709.pdf [10 Juni 2013].

Harden, T. (2006). Angewandte Linguistik und Fremdsprachendidaktik. Tübingen: Gunter Narr Verlag.


(5)

79

Herawati, T. (1998). Analisis Kontrastif Penggunaan Ungkapan Permintaan Maaf dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia. Skripsi Pada FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hofstede, G. (1991). Cultures and Organizations. Intercultural Cooperation and Its Importance for Survival. London: Harper Collins Publisher.

Huffeisen, B dan Neuner, G .(1999). Angewandte Linguistik für den fremdsprachlichen Deutschunterricht. Kassel: Universitas Kassel.

Indihadi, D. (2012). Analisis Kontrastif Dalam Pembelajaran Bahasa Kedua. [Online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PEMBINA AN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/9_BBM_7 .pdf [01 November 2013].

Juniarta, I. (1998). Kontrastive Analyse des Versprechen auf Deutsch und auf Indonesisch. Skripsi Pada FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Kartina, M. (2007). Analisis Kontrastif Tindak Tutur Komentar Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jerman. Skripsi Pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kasper, G dan Dahl, M. (1991). Research Methods in Interlanguage Pragmatics. [Online].Tersedia:http://www.hawaii.edu/sls/sls/wpcontent/uploads/Resear chmethods.pdf [01 November 2013].

KBBI. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia: http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=selamat&varbidang=all& vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel [12 Juli 2013]. Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Krifka, M. (2007). Sprechakte und Satztypen. [Online]. Tersedia:

http://amor.cms.hu-berlin.de/~h2816i3x/Lehre/2007_HS_Sprechakte/HS_Sprechakte_2007_0 2_PhilosophischerHintergrund.pdf [02 November 2013].

Levinson, S. (2000). Pragmatik. Tübingen: Max Niemeyer Verlag. Lewandowski. (1973). Linguistische Wörterbuch. Heidelberg.

Nadar, F. (2009).Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Narbuko, C. danAchmadi, A. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

Nasution, S. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nurina, L. (2009). Methodological Issue in Pragmatic Research: Is Discourse

Completion Test A Reliable Data Collection Instrument?. [Online]. Tersedia: http://journal.fsrd.itb.ac.id/jurnal-desain/pdf_dir/issue_38176.pdf [30Oktober 2013].

Parera, J. (1997). Linguistik Edukasional. Jakarta: Erlangga. Pateda, M. (2001). Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Pranowo. (1996). Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Prykhozhka, N. (2009). Linguistische Probleme des Übersetzens-Theorien zur Übersetzbarkeit und Übersetzäquivalenz. [Online]. Tersedia:http://books.google.co.id/books [15 Juni 2013].

Sodikin, A. (2005). Analisis Kontrastif Tindak Tutur Ungkapan Persetujuan (Zustimmung) Dalam Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Surakhmad, W. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Verhaar, J. (2004). Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Yule, G. (2006). Pragmatik. Terjemahan Indah Fajar Wahyuni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.