ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA DALAM TEKS RESEP MASAKAN.

(1)

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT BAHASA JERMAN DAN

BAHASA INDONESIA DALAM TEKS RESEP MASAKAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Departemen Pendidikan Bahasa Jerman

Disusun oleh: Keni Pradianti

1103565

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA DALAM TEKS RESEP MASAKAN

Oleh Keni Pradianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Keni Pradianti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA DALAM TEKS RESEP MASAKAN

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dra. Nining Warningsih, M.Pd. NIP. 196107211988032002

Pembimbing II

Dra. Hafdarani, M.Pd NIP. 196604251993022001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI

Drs. Amir, M.Pd NIP. 1961111019850310050


(4)

i Keni Pradianti, 2015

ABSTRAKSI

Pradianti, Keni. 1103565. 2015. Analisis Kontrastif Kalimat Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia dalam Teks Resep Masakan. Bandung. Skripsi: Departemen Pendidikan Bahasa Jerman. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. Universitas Pendidikan Indonesia.

Teks resep masakan adalah teks yang berisi instruksi atau panduan memasak dan sering dijadikan sebagai materi pelajaran di dalam buku pelajaran bahasa Jerman. Terdapat keunikan yang khas pada teks resep masakan, yaitu kalimatnya yang singkat, jelas, dan mudah dimengerti, baik pada teks resep masakan bahasa Jerman maupun bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, teks resep masakan dari kedua bahasa tersebut menarik untuk diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis kalimat yang paling banyak digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Jerman dan Indonesia, serta mendeskripsikan persamaan dan perbedaan teks resep masakan dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang diperkuat dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Korpus yang digunakan berupa buku resep masakan tertentu dan situs internet. Hasil analisis menunjukkan bahwa instruksi memasak dalam teks resep masakan berbahasa Jerman muncul dalam bentuk Infinitivkonstruktion (62%), Imperativ (20%), Indikativ (13%) dan Passiv (5%). Lain halnya dalam teks resep masakan berbahasa Indonesia yang hanya terdiri dari dua jenis kalimat, yaitu kalimat imperatif (88%) dan kalimat pasif (12%) . Persamaan dari kedua bahasa ini ialah: (1) Kalimat imperatif dan pasif digunakan untuk mengungkapkan instruksi memasak, (2) Kalimat pasif merupakan jenis kalimat yang paling sedikit digunakan, dan (3) kalimat pasif yang digunakan dalam teks resep masakan hanya satu jenis, yaitu Vorgangspassiv dalam bahasa Jerman dan pasif dengan verba berimbuhan di- dalam bahasa Indonesia. Perbedaan dari kedua bahasa ini yaitu: (1) Kalimat yang digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Jerman lebih beragam dibandingkan dengan bahasa Indonesia, dan (2) dalam teks resep masakan berbahasa Jerman, kalimat imperatif berada di posisi kedua, sedangkan dalam bahasa Indonesia berada pada peringkat pertama sebagai kalimat yang paling sering digunakan. Dengan hasil penelitian ini diharapkan agar pembelajar bahasa Jerman membaca teks resep masakan berbahasa Jerman sebagai bahan belajar untuk meningkatkan pengetahuan tentang jenis kalimat bahasa Jerman dan sekaligus untuk lebih mengenal budaya Jerman. Di samping itu, penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan fokus analisis sintaksis atau semantis.


(5)

ii Keni Pradianti, 2015

ABSTRAKT

Pradianti, Keni. 1103565. 2015. Kontrastive Analyse der deutschen und indonesischen Sätze in Kochrezepten. Bandung. Die Abschlussarbeit an der Deutschabteilung der Pädagogischen Fakultät für Sprachen und Literatur. Pädagogische Universität Indonesiens.

Kochrezept ist ein Text, in dem es Instruktionen oder Anleitungen zum Kochen gibt. Im Lehrbuch, das im Deutschunterricht benutzt wird, stehen normalerweise Kochrezepte als Lernmaterialien zur Verfügung. Die Sätze in Kochrezepten haben besondere typische Merkmale. Die Sätze sowohl auf Deutsch als auch auf Indonesisch sind kurz und deutlich sowie verständlich. Deshalb ist es interessant, die Kochrezepte in den beiden Sprachen zu untersuchen. Die Ziele dieser Untersuchung sind: die meisten verwendeten Satzarten in deutschen sowie in indonesischen Kochrezepten zu identifizieren und ihre Gemeinsamkeiten und Unterschiede zu beschreiben. Mit Hilfe der deskriptiv-qualitativen-analytischen Methode und des deskriptiv-quantitativen Ansatzes wurde diese Untersuchung durchgeführt. Als Korpora der Untersuchung wurden bestimmte Kochbücher und Koch-Seiten im Internet verwendet. Die Ergebnisse der Analyse zeigen, dass die meisten verwendeten Satzarten in deutschen Kochrezepten in der Form von Infinitivkonstruktion (62%), Imperativsätzen (20%), Indikativsätzen (13%), und Passivsätzen(5%) vorkommen, während in indonesischen Kochrezepten nur zwei Satzarten auftauchen, nämlich Imperativsätze (88%) und Passivsätze (12%). Die Gemeinsamkeiten der beiden Kochrezepte sind wie folgt: (1) Imperativsätze und Passivsätze werden in den Kochrezepten benutzt, um die Anleitung des Kochens auszudrücken, (2) Passivsätze sind die wenigsten verwendeten Satzarten in beiden Sprachen, und (3) es gibt nur eine Art von Passivsätzen, die in Kochrezepten der beiden Sprachen verwendet wurden, nämlich Vorgangspassiv im Deutschen und Passiv mit Präfix di- im Indonesischen. Die Unterschiede sind: (1) die in deutschen Kochrezepten verwendeten Sätze sind vielfältiger als die in indonesischen,und (2) in den deutschen Kochrezepten steht Imperativsatz auf dem zweiten Platz, während in indonesischen auf dem ersten Platz als die meisten auftauchenden Sätze. Aus diesen Untersuchungsergebnissen wird von den Lernenden erwartet, deutsche Kochrezepte zu lesen, um die Fähigkeit der Lernenden in Bezug auf Satzarten zu steigern und dabei auch deutsche Kultur

besser kennen zu lernen. Auβerdem kann man weitere Untersuchungen über


(6)

v

Keni Pradianti, 2015

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

ABSTRAKT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS ... 6

A. Analisis Kontrastif ... 6

1. Pengertian Analisis Kontrastif ... 6

2. Tujuan dan Manfaat ... 7

B. Teks Resep Masakan ... 8

1. Pengertian Teks ... 8

2. Fungsi Teks ... 10

3. Jenis – Jenis Teks ... 11

4. Pengertian Teks Resep Masakan ... 12

C. Kalimat ... 14

1. Pengertian Kalimat ... 14

2. Jenis – Jenis Kalimat ... 16

a. Jenis – Jenis Kalimat dalam Bahasa Jerman ... 16

1). Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Komunikatifnya ... 16


(7)

vi

Keni Pradianti, 2015

3) Jenis Kalimat Berdasarkan Genus Verba ... 24

4) Jenis Kalimat Berdasarkan Struktur Gramatikalnya ... 26

5) Infinitivkonstruktion ... 30

b. Jenis – Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia ... 34

1) Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsinya ... 34

2) Jenis Kalimat Berdasarkan Subjeknya ... 36

3) Jenis Kalimat Berdasarkan Struktur Gramatikalnya... 38

3. Kalimat dalam Teks Resep Masakan ... 40

a. Kalimat dalam Teks Resep Masakan Berbahasa Jerman ... 40

b. Kalimat dalam Teks Resep Masakan Berbahasa Indonesia .. 43

D. Kerangka Berpikir ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45

A. Metode Penelitian ... 45

B. Definisi Operasional ... 45

C. Objek Penelitian ... 46

D. Korpus Penelitian ... 46

E. Waktu dan Tempat Penelitian ... 47

F. Instrumen atau Alat Pengumpul Data ... 47

G. Teknik Pengumpulan Data ... 47

H. Teknik Analisis Data ... 47

I. Prosedur Penelitian ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Deskripsi Data ... 49

1. Data Kalimat Bahasa Jerman ... 49

2. Data Kalimat Bahasa Indonesia ... 51

B. Analisis Data ... 52

1. Analisis Data Kalimat Bahasa Jerman ... 52

2. Analisis Data Kalimat Bahasa Indonesia ... 60

C. Diskusi Hasil Analisis ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65


(8)

vii

Keni Pradianti, 2015

DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN


(9)

viii

Keni Pradianti, 2015

DAFTAR TABEL

2.1. Konyugasi Verba untuk Indikativ dan Konjunktiv I ... 22

2.2. Konyugasi Verba untuk Konjunktiv II ... 23

2.3. Contoh Vorgangspassiv & Zustandpassiv dalam berbagai kala / Tempus ... 26

2.4. Jenis – Jenis kalimat yang dapat dijadikan sebagai Hauptsatz ... 28

2.5. Konyugasi Nebensatz ... 29

2.6. Jenis-Jenis Kalimat Majemuk Setara ... 39

4.1. Rekapitulasi Data Kalimat Bahasa Jerman ... 49


(10)

ix

Keni Pradianti, 2015

DAFTAR DIAGRAM

4.1. Rekapitulasi Data Kalimat Bahasa Jerman ... 50 4.2. Rekapitulasi Data Kalimat Bahasa Indonesia ... 51


(11)

1 Keni Pradianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terdapat begitu banyak negara, suku, serta ras manusia di seluruh penjuru dunia dan setiap negara tentu memiliki keunikan masing masing yang berbeda dari negara dan budaya bangsa lainnya. Begitu halnya dengan Jerman dan Indonesia yang notabene bukan negara serumpun, kebudayaan dan kebiasaan hidup masyarakat dari kedua negara tersebut tentu sangat berbeda. Adapun salah satu cara untuk bisa mengenal budaya dari suatu bangsa adalah dengan mempelajari bahasanya karena bahasa merupakan bagian dari kebudayaan.

Dalam mempelajari bahasa asing, khususnya bahasa Jerman, pembelajar diharapkan dapat menggunakan bahasa tersebut secara praktis dalam kehidupan sehari – hari. Oleh karena itu, pengenalan kebiasaan hidup bangsa Jerman perlu dimasukkan ke dalam materi pembelajaran. Hal ini telah disadari dan dilakukan oleh para penulis buku pelajaran bahasa Jerman yang dibuktikan dengan adanya tema-tema seputar kehidupan sehari-hari di dalam buku pelajaran.

Tema – tema tersebut dapat dikenali melalui teks-teks otentik yang dimuat dalam buku pelajaran. Salah satu tema yang banyak ditemukan dalam buku-buku pelajaran bahasa Jerman untuk penutur asing adalah tema “Essen und

Trinken“ ‘Makan dan Minum’. Pada tema tersebut umumnya dibahas berbagai kebiasaan makan orang Jerman, seperti jenis makanan, cara berbelanja, hingga waktu makan bagi orang Jerman. Terdapat berbagai jenis teks yang digunakan terkait dengan tema “Essen und Trinken“ seperti teks dialog, teks narasi, dan teks prosedur.

Salah satu bagian dari jenis teks prosedur yang digunakan sebagai materi pelajaran pada tema “Essen und Trinken“ adalah teks resep masakan. Teks resep masakan menarik untuk dipelajari karena kalimat yang digunakan dalam teks tersebut berbeda dengan kalimat dalam jenis teks yang lainnya. Melalui teks resep, seseorang dapat mempelajari proses pembuatan suatu masakan. Di dalam


(12)

2

Keni Pradianti, 2015

teks resep masakan biasanya terkandung informasi tentang daftar alat dan bahan yang diperlukan, petunjuk memasak, dan saran penyajian.

Informasi mengenai petunjuk memasak merupakan bagian yang paling utama dalam suatu teks resep karena pada bagian tersebut terkandung instruksi atau arahan mengenai proses pembuatan suatu makanan. Mengingat teks resep bersifat instruktif, maka bahasa yang digunakan pun tentu harus efektif sehingga mudah dibaca dan dipahami pembaca.

Dalam buku ajar Studio D – A1 (hlm.169) terdapat sebuah teks resep masakan pada tema „Essen und Trinken“ ‘Makan dan Minum‘. Berikut ini adalah contoh kalimat dari teks tersebut:

“Schinken | in | Streifen | schneiden“ ‚Daging babi | dalam | garis | memotong’ ‘Daging babi dipotong memanjang‘

“Zwiebel und Tomaten in Würfel schneiden“

‚Bawang | dan | Tomat – tomat | dalam | dadu | memotong‘ ‘Bawang dan Tomat - tomat dipotong dadu‘

Kedua contoh instruksi memasak yang dipaparkan di atas diungkapkan dalam bentuk Infinitivkonstruktion. Namun hal yang sedikit berbeda nampak pada teks resep masakan dalam buku Studio D – A2 (hlm. 199). Dalam teks resep tersebut ditemukan instruksi memasak dengan pola kalimat Passiv, seperti berikut:

“Die Schokolade | wird | mit | der Sahne | vorsichtig | erhitzt“

‚Coklat | akan | dengan | krim | hati – hati | dipanaskan‘ ‘Coklat dipanaskan bersamaan dengan krim secara hati-hati‘.

Sementara itu, pada teks resep masakan berbahasa Indonesia dalam laman

website online ditemukan kalimat dengan bentuk imperatif dan pasif, seperti contoh berikut ini:

“Panaskan wajan dan minyak“

(Sumber: Resep Onion Rings, www.resepmasakanku.com , 2014) “3 batang daun bawang diiris halus“


(13)

3

Keni Pradianti, 2015

Kalimat yang digunakan pada contoh tersebut, baik dalam bahasa Jerman maupun bahasa Indonesia, terkesan singkat, jelas, dan mudah dimengerti. Hal tersebut menjadi ciri khas dari teks resep masakan. Karakteristik tersebut lah yang menjadikan kalimat pada teks resep masakan begitu unik dan menarik untuk dikaji.

Dari uraian singkat di atas terlihat adanya keunikan bahasa dalam teks resep masakan, baik teks berbahasa Jerman maupun berbahasa Indonesia. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti tertarik untuk menganalisis resep masakan dalam kedua bahasa tersebut dan akan disusun dalam bentuk skripsi dengan judul: ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA DALAM TEKS RESEP MASAKAN

B. Identifikasi Masalah

Merujuk pada latar belakang, masalah-masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Unsur kebudayaan apa saja yang tercermin dalam teks resep masakan?

2. Jenis kalimat apa saja yang digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Jerman?

3. Jenis kalimat apa yang paling banyak digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Jerman?

4. Jenis kalimat apa saja yang digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Indonesia?

5. Jenis kalimat apa yang paling banyak digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Indonesia?

6. Adakah persamaan dan perbedaan teks resep masakan dalam bahasa Jerman dan Indonesia ditinjau dari jenis kalimatnya?

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan spesifik pembahasannya serta karena adanya keterbatasan waktu dan biaya untuk melakukan penelitian dan juga keterbatasan pengetahuan peneliti, maka masalah-masalah di atas dibatasi hanya


(14)

4

Keni Pradianti, 2015

pada struktur kalimat bahasa Jerman dan bahasa Indonesia dalam teks resep masakan. Adapun masalah tersebut dipilih karena belum ada penelitian tentang analisis kalimat pada teks resep masakan dari kedua bahasa tersebut, khususnya di Departemen Pendidikan Bahasa Jerman.

D. Rumusan Masalah

Masalah-masalah dalam penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut: 1. Jenis kalimat apa yang paling banyak digunakan dalam teks resep masakan

berbahasa Jerman?

2. Jenis kalimat apa yang paling banyak digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Indonesia?

3. Apakah perbedaan teks resep masakan dalam bahasa Jerman dan bahasa ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan?

4. Apakah persamaan teks resep masakan dalam bahasa Jerman dan bahasa ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan?

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian tentunya memiliki tujuan yang baik dan dapat memberikan kontribusi bagi dunia keilmuan. Begitu halnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan jenis kalimat yang paling banyak digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Jerman;

2. Mendeskripsikan jenis kalimat yang paling banyak digunakan dalam teks resep masakan bahasa Indonesia;

3. Mendeskripsikan perbedaan teks resep masakan dalam bahasa Jerman dan bahasa ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan;

4. Mendeskripsikan persamaan teks resep masakan dalam bahasa Jerman dan bahasa ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan.


(15)

5

Keni Pradianti, 2015

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Peneliti.

Untuk mendapatkan pengalaman dalam melakukan suatu penelitian dan bisa menambah wawasan bahasa Jerman peneliti, khususnya yang berkaitan dengan teks resep masakan.

2. Pembelajar bahasa Jerman.

Untuk digunakan sebagai informasi dan referensi dalam mempelajari bahasa Jerman, khususnya mengenai teks resep masakan.

3. Departemen Pendidikan bahasa Jerman

Untuk menambah khasanah topik kajian dan penelitian bahasa Jerman.

4. Pembaca umum yang tertarik terhadap bahasa Jerman, khususnya yang berkaitan dengan teks resep masakan berbahasa Jerman.


(16)

45 Keni Pradianti, 2015

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Secara umum, penelitian kualitatif digunakan untuk dapat memahami fenomena sosial secara holistik dan dapat menggali pemahaman lebih dalam dan lebih rinci (Muhammad, 2011). Tujuan dari penelian ini adalah untuk menemukan persamaan dan perbedaan penggunaan kalimat bahasa Jerman dan bahasa Indonesia dalam teks resep masakan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Melalui metode ini, data yang diperlukan dalam penelitian dikumpulkan dan diklasifikasikan untuk kemudian diinterpretasikan sehingga dapat ditarik kesimpulannya.

Penentuan unit analisis didasarkan pada unit sintaksis, yakni kalimat-kalimat pada teks resep masakan berbahasa Jerman. Data penelitian diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis kalimatnya. Data yang sudah terklasifikasi kemudian dianalisis dengan pendekatan deskriptif-kulitatif, yang diperkuat dengan pendekatan deskriptif-kuantitatif sehingga hasil penelitian dapat diungkapkan secara lebih rinci.

B. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran mengenai istilah dalam penelitian ini, maka berikut ini adalah penjelasan mengenai istilah yang digunakan tersebut: 1. Kalimat (bahasa Jerman dan bahasa Indonesia).

Kalimat bahasa Jerman yang difokuskan dalam penelitian ini ialah Imperativ, Passiv, Indikativ, dan (reine) Infinitivkonstruktion. Meskipun Infinitivkonstruktion

bukan kalimat, namun terdapat pengecualian pada bentuk reine Infinitivkonstruktion.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hentschel & Weydt (2003) bahwa reine Infinitivkonstruktion merupakan bentuk pengganti dari Imperativ (lihat pada halaman 30), sedangkan Helbig & Buscha (2000) menyatakan bahwa bentuk infinitif tersebut


(17)

46

Keni Pradianti, 2015

merupakan bentuk turunan dari Konjunktiv I (lihat pada halaman 42). Seperti yang sudah diketahui bahwa Imperativ dan Konjuktiv merupakan jenis kalimat. Oleh karena itu, reine Infinitivkonstruktion berada pada tataran sintaksis / kalimat. Dengan demikian, konstruksi tersebut dapat dianggap sebagai kalimat. Sedangkan, kalimat bahasa Indonesia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kalimat pasif dan imperatif.

2. Teks Resep Masakan

Teks resep masakan yang dianalisis adalah bagian 2 (Zubereitungsanleitung ‘Petunjuk Pengolahan’) dan bagian 3 (Servierempfehlung ‘Saran Penyajian’) sebab

instruksi pada kedua bagian tersebut diungkapkan dengan kalimat, sedangkan bagian 1 (Zutaten ‘Bahan-Bahan’) hanya diungkapkan dengan frasa nomina.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kalimat instruktif dalam bahasa Jerman dan Indonesia yang digunakan pada teks resep masakan.

D. Korpus Penelitian

Berdasarkan pernyataan dari Engel (2008), instruksi dalam teks resep masakan berbahasa Jerman dapat diungkapkan dengan beberapa jenis kalimat, yaitu: 1) Imperativ, 2) Passiv, 3) Indikativ, dan 4) Infinitivkonstruktion, namun ternyata di dalam satu korpus tidak ditemukan variasi kalimat tersebut. Oleh sebab itu, digunakan lebih dari satu korpus, yaitu:

a. Buku resep masakan Jerman yang ditulis oleh Daniela Kirchlechner “Max Michel - So Kocht Deutschland!”;

b. Rubrik “Rezepte“ pada Majalah Brigitte online (www.brigitte.de) c. Situs internet www.lecker.de


(18)

47

Keni Pradianti, 2015

Agar jumlah korpus setara, maka data kalimat bahasa Indonesia pun diambil dari beberapa korpus, yakni:

a. Buku resep “Ceritarasa William Wongso”

b. Rubrik “Kuliner” pada majalah Femina online (www.femina.co.id) c. Situs www.dapurumami.com

d. Situs www.cookpad.com

Selain buku resep masakan, korpus yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa situs internet. Hal ini karena situs internet dianggap mudah untuk diakses dimana saja dan kapan saja, sehingga mempermudah proses pengumpulan data.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bandung dari bulan April 2015 sampai dengan bulan Desember 2015.

F. Instrumen atau Alat Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman analisis dalam bentuk lembar analisis kalimat yang terdiri dari tabel yang akan digunakan untuk mengumpulkan data berupa kalimat – kalimat dari korpus penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik catat dan ceklis. Penggunaan teknik catat ini dipilih karena sifatnya yang sangat fleksibel (Muhammad, 2011), sedangkan teknik ceklis digunakan agar data hasil penelitian dapat lebih mudah dipahami. Karena teks resep masakan berfungsi untuk memberikan panduan memasak, maka kalimat yang dikumpulkan terfokus pada kalimat yang mengandung instruksi dan saran.


(19)

48

Keni Pradianti, 2015

Setelah data terkumpul, maka dilakukan penghitungan kalimat yang merujuk pada pendapat Chaer (2003) dan Widjono1(2009). Hal tersebut diberlakukan pada data kalimat bahasa Jerman dan Indonesia. Selanjutnya data diklasifikasikan berdasarkan jenis kalimatnya. Penglasifikasian data kalimat bahasa Jerman disesuaikan dengan pendapat Engel2 (2004) dan klasifikasi data kalimat bahasa Indonesia disesuaikan dengan pendapat Zaimar dan Harahap3 (2011).

I. Prosedur Penelitian

Untuk melaksanakan penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan beberapa persiapan. Berikut ini adalah langkah-langkah penelitian tersebut:

1. Persiapan Pengumpulan Data

a. Pemilihan masalah dan tema penelitian; b. Pemilihan objek penelitian;

c. Pengumpulan data 2. Proses Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan langkah – langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan kalimat – kalimat dari berbagai korpus penelitian.

b. Kalimat – kalimat yang telah dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenis kalimat yang digunakan.

c. Kalimat berbahasa Jerman dan Indonesia tersebut dibandingkan dan dicari persamaan/perbedaannya.

3. Pelaporan

1

Penomoran kalimat merujuk pada definisi kalimat sebagai satuan bahasa yang diawali oleh huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma, dan diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).

2

Instruksi dalam teks resep masakan berbahasa Jerman dapat diungkapkan dengan kalimat Indikativ,

Imperativ, Passiv, dan Infinitivkonstruktion.

3

Instruksi dalam teks resep masakan berbahasa Indonesia dapat diungkapkan dengan kalimat imperatif dan pasif.


(20)

49

Keni Pradianti, 2015

Pada tahap ini, data yang sudah dianalisis kemudian disimpulkan berdasarkan tujuan penelitian, yakni mendeskripsikan jenis kalimat yang paling sering digunakan dalam teks resep masakan, baik itu dalam bahasa Jerman maupun bahasa Indonesia. Selain itu, dideskripsikan pula perbedaan serta persamaan kalimat yang digunakan pada teks resep masakan dari kedua bahasa tersebut.


(21)

65 Keni Pradianti, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis terhadap teks resep masakan berbahasa Jerman dan Indonesia, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kalimat Bahasa Jerman dalam Teks Resep Masakan

Dari 159 data kalimat yang dikumpulkan, dapat dilihat bahwa kalimat yang digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Jerman sangat variatif, hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya beberapa jenis kalimat dalam teks resep masakan, yaitu:

a) Infinitivkonstruktion sebanyak 99 buah dengan prosentase sebesar 62 %, b) Imperativ sebanyak 32 kalimat dengan prosentase sebesar 20 %,

c) Indikativ sebanyak 20 kalimat dengan prosentase sebesar 13 %, d) Passiv sebanyak 8 kalimat dengan prosentase sebesar 5 %.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat yang paling banyak digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Jerman adalah

Infinitivkonstruktion, sedangkan kalimat Passiv menjadi kalimat yang paling sedikit digunakan.

2. Kalimat Bahasa Indonesia dalam Teks Resep Masakan

Dari 156 data kalimat yang dikumpulkan, dapat dilihat bahwa kalimat yang digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu:

a) Imperatif sebanyak 137 kalimat dengan prosentase sebesar 88 %. b) Pasif sebanyak 19 kalimat dengan prosentase sebesar 12%.


(22)

66

Keni Pradianti, 2015

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat imperatif merupakan jenis kalimat yang paling dominan dalam teks resep masakan berbahasa Indonesia.

3. Persamaan dan Perbedaan Jenis Kalimat Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia dalam Teks Resep Masakan

Persamaan kalimat bahasa Jerman dan Indonesia dalam teks resep masakan yakni:

a) Digunakan kalimat imperatif dan pasif untuk mengungkapkan prosedur memasak;

b) Kalimat pasif merupakan kalimat yang paling sedikit digunakan oleh kedua bahasa. Dalam bahasa Jerman hanya ditemukan kalimat pasif sebanyak 5% dan 12% dalam bahasa Indonesia.

c) Dalam teks resep masakan berbahasa Jerman, hanya terdapat satu jenis kalimat pasif yang mengandung instruksi, yaitu Vorgangspassiv. Sama halnya dengan kalimat pasif dalam korpus bahasa Indonesia yang hanya ditemukan satu bentuk saja yaitu pasif dengan verba berimbuhan di-. Keduanya merupakan bentuk pasif yang sama.

Selain persamaan, terdapat pula perbedaan antara kedua bahasa tersebut, yaitu:

a) Kalimat yang terdapat dalam teks resep masakan bahasa Jerman lebih beragam dibandingkan dengan bahasa Indonesia;

b) Kalimat imperatif dalam teks resep masakan bahasa Jerman hanya berada di peringkat ketiga. Hal tersebut menyatakan bahwa kalimat imperatif cukup jarang digunakan, sedangkan dalam bahasa Indonesia, kalimat imperatif berada di peringkat kesatu. Hal tersebut menunjukkan bahwa kalimat imperatif paling banyak digunakan untuk mengungkapkan instruksi dalam teks resep masakan berbahasa Indonesia.

B. Saran

Implikasi teks resep masakan terhadap pengajaran bahasa Jerman ialah dapat digunakan sebagai materi alternatif untuk memperkenalkan jenis – jenis


(23)

67

Keni Pradianti, 2015

kalimat yang dapat digunakan untuk mengungkapkan instruksi. Di samping itu, teks resep masakan dapat digunakan pula sebagai materi untuk memperkenalkan kebudayaan bangsa Jerman melalui makanan khasnya. Oleh sebab itu, penulis berharap bahwa penelitian ini bermanfaat untuk pembelajar bahasa Jerman. Berdasarkan implikasi tersebut, dapat penulis kemukakan saran sebagai berikut:

a) Pembelajar bahasa Jerman dapat membaca teks resep masakan berbahasa Jerman sebagai bahan belajar untuk meningkatkan pengetahuan tentang jenis kalimat bahasa Jerman dan sekaligus untuk lebih mengenal budaya Jerman.

b) Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan fokus analisis sintaksis dan semantis.


(24)

68 Keni Pradianti, 2015

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA DALAM TEKS RESEP

DAFTAR PUSTAKA

_______. (2014). Resep Onion Rings. [Online]. Diakses dari: http://www.resepmasakanku.com. [12 April 2015].

_______. (2015). Belajar Bahasa Indonesia. [Online]. Diakses dari: http://www.belajarbahasaindonesia.com/ [20 September 2015].

_______. (2015). Resep Sop Pangsit Pengantin. [Online]. Diakses dari: http://www.sajiansedap.com. [12 April 2015].

Achmad, dan Alek Abdullah. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga.

Alwi, Hasan, dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Buβman, Hadumod. (2002). Lexikon der Sprachwissenschaft. Stuttgart: Alfred Kröner Verlag.

Chaer, Abdul. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Chaer, Abdul. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Donalies, Elke. (2012). Man Nehme…..Verbformen in Kochrezepte. Duden [Online]. Diakses dari: www.duden.de. [2 Oktober 2015].

Engel, Ulrich. (1988). Deutsche Grammatik. Heidelberg: Julius Gross Verlag. Engel, Ulrich. (2003). Deutsche Grammatik – Neubearbeitung. München:

IUDICIUM Verlag GmbH.

Faisal, Muhammad. Abdul Halik. (2013). Sintaksis dan Semantik Bahasa Indonesia. [Online]. Diakses dari: http://www.kuliahdaring.dikti.go.id Funk, Hermann. dkk. (2010). Studio D A1 – Deutsch als Fremdsprache. Jakarta:

Katalis.

Funk, Hermann. dkk. (2010). Studio D A2 – Deutsch als Fremdsprache. Jakarta: Katalis.


(25)

69

Keni Pradianti, 2015

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA DALAM TEKS RESEP

Helbig, Gerhard. Joachim Buscha. (2000). Übungsgrammatik Deutsch. Berlin: Langenscheidt KG.

Hentschel, Elke. Harald Weydt. (2003). Handbuch der Deutschen Grammatik.

Berlin: Walter de Gruyter.

Herawati, Lia. (2013). Analisis Kontrastif. Diakses dari: http://www.pppptkbahasa.net [22 November 2014].

Hering, Axel, dkk. (2010). EM – Übungsgrammatik Deutsch als Fremdsprache. Leipzig: Max Hueber Verlag.

Indihadi, Dian. (2014). [Online]. Analisis Kontrastif dalam Pembelajaran Bahasa Kedua. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_ KEDUA/9_BBM_7.pdf. [3 Agustus 2015].

Kamsinah. (2014). Keberadaan Kalimat Pasif Zero dalam Pembagian Kalimat Pasif Bahasa Indonesia, hlm. 1 – 2.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Diakses dari: http://kbbi.web.id. [8 September 2015]

Kusdiyana, Eman. (2002). Kontrastif Antara Bahasa Jepang dengan Bahasa

Indonesia Ditinjau dari Preposisi. Sumatera Utara: USU Digital Library.

Majalah Brigitte [Online]. Diakses dari:

http://www.brigitte.de/rezepte/kochschule.html [September 2015]

Majalah Femina [Online]. Diakses dari:

http://www.femina.co.id/kuliner/resep/004/001/02/hidangan.indonesia/5 [September 2015]

Michel, Max. Daniela Kirchlechner. (2008). Max Michel – So Kocht Deutschland!. Hildesheim: Gernstenberg Verlag.

Muhammad. (2011). Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta:Ar-ruzz Media.

Mulyana. (2005). Kajian Wacana: Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-Prinsip

Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Neubold, Joachim. (2011). Gramatika Ringkas Bahasa Jerman – Dengan Sistem Mudah Ingat. Jakarta : Katalis.


(26)

70

Keni Pradianti, 2015

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA DALAM TEKS RESEP

Putrayasa, Ida Bagus. (2006). Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Sommerfeldt, Karl-Ernst, Günter Starke. (1998). Einführung in die Grammatik der deutschen Gegenwartssprache. Tübingen: Max Niemeyer Verlag.

Titscher, Stefan. Dkk. (2007). Methods of Text and Discourse Analysis. London: SAGE Publications.

Widjono, H.S. (2007). Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Widyaningsih, N. (tanpa tahun). Kalimat dalam Bahasa Indonesia. [Online].

Diakses dari: http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/PengertianKalimat.pdf.

Wineke, Odillia. (2015). R.A. Kartini, Wanita Indonesia Pertama Penulis Buku

Resep. [Online]. Diakses dari:

http://food.detik.com/read/2015/03/06/104701/2851362/297/ra-kartini-wanita-indonesia-pertama-penulis-buku-resep. html [4 Agustus 2015]

Wongso, William. W. (2009). Ceritarasa William Wongso – Kumpulan Resep

Alternatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zaimar, Okke Kusuma Sumantri. Ayu Basoeki Harahap. (2011). Telaah Wacana:

Teori dan Penerapannya. Depok: Komodo Books.

http://www.essen-und-trinken.de/.html. [Online]. [September 2015] http://www.lecker.de/.html. [Online]. [September 2015]

https://cookpad.com/id/resep.html. [Online]. [September 2015]


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis terhadap teks resep masakan berbahasa Jerman dan Indonesia, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kalimat Bahasa Jerman dalam Teks Resep Masakan

Dari 159 data kalimat yang dikumpulkan, dapat dilihat bahwa kalimat yang digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Jerman sangat variatif, hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya beberapa jenis kalimat dalam teks resep masakan, yaitu:

a) Infinitivkonstruktion sebanyak 99 buah dengan prosentase sebesar 62 %, b) Imperativ sebanyak 32 kalimat dengan prosentase sebesar 20 %,

c) Indikativ sebanyak 20 kalimat dengan prosentase sebesar 13 %, d) Passiv sebanyak 8 kalimat dengan prosentase sebesar 5 %.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat yang paling banyak digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Jerman adalah

Infinitivkonstruktion, sedangkan kalimat Passiv menjadi kalimat yang paling sedikit digunakan.

2. Kalimat Bahasa Indonesia dalam Teks Resep Masakan

Dari 156 data kalimat yang dikumpulkan, dapat dilihat bahwa kalimat yang digunakan dalam teks resep masakan berbahasa Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu:

a) Imperatif sebanyak 137 kalimat dengan prosentase sebesar 88 %. b) Pasif sebanyak 19 kalimat dengan prosentase sebesar 12%.


(2)

Keni Pradianti, 2015

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat imperatif merupakan jenis kalimat yang paling dominan dalam teks resep masakan berbahasa Indonesia.

3. Persamaan dan Perbedaan Jenis Kalimat Bahasa Jerman dan Bahasa Indonesia dalam Teks Resep Masakan

Persamaan kalimat bahasa Jerman dan Indonesia dalam teks resep masakan yakni:

a) Digunakan kalimat imperatif dan pasif untuk mengungkapkan prosedur memasak;

b) Kalimat pasif merupakan kalimat yang paling sedikit digunakan oleh kedua bahasa. Dalam bahasa Jerman hanya ditemukan kalimat pasif sebanyak 5% dan 12% dalam bahasa Indonesia.

c) Dalam teks resep masakan berbahasa Jerman, hanya terdapat satu jenis kalimat pasif yang mengandung instruksi, yaitu Vorgangspassiv. Sama halnya dengan kalimat pasif dalam korpus bahasa Indonesia yang hanya ditemukan satu bentuk saja yaitu pasif dengan verba berimbuhan di-. Keduanya merupakan bentuk pasif yang sama.

Selain persamaan, terdapat pula perbedaan antara kedua bahasa tersebut, yaitu:

a) Kalimat yang terdapat dalam teks resep masakan bahasa Jerman lebih beragam dibandingkan dengan bahasa Indonesia;

b) Kalimat imperatif dalam teks resep masakan bahasa Jerman hanya berada di peringkat ketiga. Hal tersebut menyatakan bahwa kalimat imperatif cukup jarang digunakan, sedangkan dalam bahasa Indonesia, kalimat imperatif berada di peringkat kesatu. Hal tersebut menunjukkan bahwa kalimat imperatif paling banyak digunakan untuk mengungkapkan instruksi dalam teks resep masakan berbahasa Indonesia.

B. Saran

Implikasi teks resep masakan terhadap pengajaran bahasa Jerman ialah dapat digunakan sebagai materi alternatif untuk memperkenalkan jenis – jenis


(3)

67

kalimat yang dapat digunakan untuk mengungkapkan instruksi. Di samping itu, teks resep masakan dapat digunakan pula sebagai materi untuk memperkenalkan kebudayaan bangsa Jerman melalui makanan khasnya. Oleh sebab itu, penulis berharap bahwa penelitian ini bermanfaat untuk pembelajar bahasa Jerman. Berdasarkan implikasi tersebut, dapat penulis kemukakan saran sebagai berikut:

a) Pembelajar bahasa Jerman dapat membaca teks resep masakan berbahasa Jerman sebagai bahan belajar untuk meningkatkan pengetahuan tentang jenis kalimat bahasa Jerman dan sekaligus untuk lebih mengenal budaya Jerman.

b) Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan fokus analisis sintaksis dan semantis.


(4)

68

Keni Pradianti, 2015

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA DALAM TEKS RESEP

DAFTAR PUSTAKA

_______. (2014). Resep Onion Rings. [Online]. Diakses dari: http://www.resepmasakanku.com. [12 April 2015].

_______. (2015). Belajar Bahasa Indonesia. [Online]. Diakses dari: http://www.belajarbahasaindonesia.com/ [20 September 2015].

_______. (2015). Resep Sop Pangsit Pengantin. [Online]. Diakses dari: http://www.sajiansedap.com. [12 April 2015].

Achmad, dan Alek Abdullah. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga.

Alwi, Hasan, dkk. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Buβman, Hadumod. (2002). Lexikon der Sprachwissenschaft. Stuttgart: Alfred Kröner Verlag.

Chaer, Abdul. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Chaer, Abdul. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Donalies, Elke. (2012). Man Nehme…..Verbformen in Kochrezepte. Duden [Online]. Diakses dari: www.duden.de. [2 Oktober 2015].

Engel, Ulrich. (1988). Deutsche Grammatik. Heidelberg: Julius Gross Verlag. Engel, Ulrich. (2003). Deutsche Grammatik – Neubearbeitung. München:

IUDICIUM Verlag GmbH.

Faisal, Muhammad. Abdul Halik. (2013). Sintaksis dan Semantik Bahasa Indonesia. [Online]. Diakses dari: http://www.kuliahdaring.dikti.go.id Funk, Hermann. dkk. (2010). Studio D A1 – Deutsch als Fremdsprache. Jakarta:

Katalis.

Funk, Hermann. dkk. (2010). Studio D A2 – Deutsch als Fremdsprache. Jakarta: Katalis.


(5)

69

Helbig, Gerhard. Joachim Buscha. (2000). Übungsgrammatik Deutsch. Berlin: Langenscheidt KG.

Hentschel, Elke. Harald Weydt. (2003). Handbuch der Deutschen Grammatik.

Berlin: Walter de Gruyter.

Herawati, Lia. (2013). Analisis Kontrastif. Diakses dari: http://www.pppptkbahasa.net [22 November 2014].

Hering, Axel, dkk. (2010). EM – Übungsgrammatik Deutsch als Fremdsprache. Leipzig: Max Hueber Verlag.

Indihadi, Dian. (2014). [Online]. Analisis Kontrastif dalam Pembelajaran Bahasa Kedua. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_ KEDUA/9_BBM_7.pdf. [3 Agustus 2015].

Kamsinah. (2014). Keberadaan Kalimat Pasif Zero dalam Pembagian Kalimat Pasif Bahasa Indonesia, hlm. 1 – 2.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Diakses dari: http://kbbi.web.id. [8 September 2015]

Kusdiyana, Eman. (2002). Kontrastif Antara Bahasa Jepang dengan Bahasa

Indonesia Ditinjau dari Preposisi. Sumatera Utara: USU Digital Library.

Majalah Brigitte [Online]. Diakses dari:

http://www.brigitte.de/rezepte/kochschule.html [September 2015]

Majalah Femina [Online]. Diakses dari:

http://www.femina.co.id/kuliner/resep/004/001/02/hidangan.indonesia/5 [September 2015]

Michel, Max. Daniela Kirchlechner. (2008). Max Michel – So Kocht Deutschland!. Hildesheim: Gernstenberg Verlag.

Muhammad. (2011). Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta:Ar-ruzz Media.

Mulyana. (2005). Kajian Wacana: Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-Prinsip

Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Neubold, Joachim. (2011). Gramatika Ringkas Bahasa Jerman – Dengan Sistem Mudah Ingat. Jakarta : Katalis.


(6)

Keni Pradianti, 2015

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA DALAM TEKS RESEP

Putrayasa, Ida Bagus. (2006). Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Sommerfeldt, Karl-Ernst, Günter Starke. (1998). Einführung in die Grammatik der deutschen Gegenwartssprache. Tübingen: Max Niemeyer Verlag.

Titscher, Stefan. Dkk. (2007). Methods of Text and Discourse Analysis. London: SAGE Publications.

Widjono, H.S. (2007). Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Widyaningsih, N. (tanpa tahun). Kalimat dalam Bahasa Indonesia. [Online].

Diakses dari: http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/PengertianKalimat.pdf.

Wineke, Odillia. (2015). R.A. Kartini, Wanita Indonesia Pertama Penulis Buku

Resep. [Online]. Diakses dari:

http://food.detik.com/read/2015/03/06/104701/2851362/297/ra-kartini-wanita-indonesia-pertama-penulis-buku-resep. html [4 Agustus 2015]

Wongso, William. W. (2009). Ceritarasa William Wongso – Kumpulan Resep

Alternatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zaimar, Okke Kusuma Sumantri. Ayu Basoeki Harahap. (2011). Telaah Wacana:

Teori dan Penerapannya. Depok: Komodo Books.

http://www.essen-und-trinken.de/.html. [Online]. [September 2015] http://www.lecker.de/.html. [Online]. [September 2015]

https://cookpad.com/id/resep.html. [Online]. [September 2015]