PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL TERHADAP MUTU PROSES PEMBELAJARAN :Studi terhadap guru SMKN di kabupaten Tabanan yang telah memiliki sertifikat pendidik profesional.

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Prof. Dr. Djam’an Satori, MA.
NIP. 195008021973031002

Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M. P.
NIP. 196206071983031002

Diketahui oleh
Ketua Jurusan/ Program Studi Penjaminan Mutu Pendidikan,

Prof. Ace Suryadi, M.Sc., Ph.D.
NIP. 195107251978031001

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya susun sebagai

syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah dan etika ilmiah. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi
yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung,

Mei 2012

Yang Membuat Pernyataan

I Gede Putu Agustina Aryanta

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas rahmat dan anugerah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga tesis yang
berjudul

“Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional

Terhadap Mutu Proses Pembelajaran ( Sensus terhadap guru SMKN di Kabupaten
Tabanan yang telah memiliki sertifikat pendidikan profesional)” dapat terwujud
sesuai dengan rencana.
Tesis

ini

ditulis

untuk

memenuhi

sebagian


persyaratan

untuk

menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana Program Studi Penjaminan Mutu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Kerja keras bukan satu-satu
jaminan terselesainya tesis ini, melainkan adanya bantuan dari beberapa pihak,
maka tesis ini dapat terwujud walaupun belum sempurna sekali. Untuk itu, pada
kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Djaman Satori, MA. selaku pembimbing I yang sangat berjasa
membimbing, memberi saran, dan mengoreksi serta memotivasi penulis dari
kegiatan pembuatan proposal, kegiatan penelitian, dan penulisan tesis ini.
2. Prof. Dr. Agus Rahayu, M.P. selaku pembimbing II yang begitu sabar
membimbing, mengarahkan dan mengoreksi tesis ini sehingga lebih sempurna
dari sebelumnya.
3. Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. selaku

Asisten Direktur I, Prof. Dr. Ace Suryadi, Ph.D selaku Ketua Program Studi
Penjaminan Mutu Pendidikan yang telah banyak memberikan motivasi dan

semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
4. Dr. I Wayan Sunata selaku Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP) Bali yang memberikan ijin untuk tugas belajar dan memberikan
nasehat-nasehat yang sangat berguna dalam pengerjaan tesis ini
5. Dra. Ni Nyoman Yumiati, M.Pd beserta staf seksi Program dan Sistem
Informasi yang memberikan support selama ini
6. Drs. I Wayan Surata, M.Pd selaku Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan (LPMP) Bali yang telah banyak memberi masukan dan tukar
pikiran dalam pengerjaan tesis ini
7. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tabanan beserta
staf, yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di wilayah
Kabupaten Tabanan
8. Kepala Sekolah di SMKN se-kabupaten Tabanan yang dengan tangan terbuka
membantu peneliti dalam melakukan penelitian di masing-masing sekolah
bersangkutan
9. Teman-teman seangkatan yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang
telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian tesis ini.
Akhir kata, mudah-mudahan apa yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan berkah dan imbalan yang setinggi-tingginya dari Tuhan Yang Maha

Esa sehingga mereka diberikan keselamatan dan kesejahteraan. Walaupun tesis ini

ada beberapa kekurangan karena terlepas dari minimnya kemampuan penulis,
namun setidaknya dapat memberikan sumbangan berharga bagi perkembangan
dunia pendidikan walaupun sangat kecil. Mudahan-mudahan tesis ini bermanfaat
bagi kita terutama bagi insan pendidikan yang berperan langsung dalam menjamin
mutu pendidikan.

Bandung,

2012

Penyusun

I Gd Pt Agustina Aryanta

ABSTRAK
I Gede Putu Agustina Aryanta. Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan
Kompetensi Profesional Terhadap Mutu Proses Pembelajaran (Sensus terhadap
guru SMKN di kabupaten Tabanan yang telah memiliki sertifikat pendidik

profesional). Tesis. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia, 2012
Tesis ini sudah dikoreksi dan diperiksa oleh Pembimbing I: Prof. Dr. H. Djaman
Satori, MA. dan Pembimbing II: Prof. Dr. Agus Rahayu, M. P.
Kata kunci: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, mutu proses
pembelajaran, pasca sertifikasi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis arah dan
besarnya korelasi antara (1) kompetensi pedagogik dengan mutu proses
pembelajaran oleh guru-guru setelah sertifikasi, (2) kompetensi profesional
dengan mutu proses pembelajaran oleh guru-guru setelah sertifikasi, (3)
kompetensi pedagogik dengan kompetensi profesional oleh guru-guru setelah
sertifikasi, dan (4) kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional secara
bersama-sama dengan mutu proses pembelajaran oleh guru-guru setelah sertifikasi
guru di SMK Negeri Kabupaten Tabanan.
Populasi penelitian adalah seluruh guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan
yang berjumlah 45 orang. Pengambilan data dilakukan dengan teknik sensus
(semua populasi sebagai sampel). Data dikumpulkan dengan kuesioner. Data
dianalisis dengan regresi sederhana, korelasi sederhana, korelasi ganda, regresi
ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat korelasi yang

signifikan antara kompetensi pedagogik dengan mutu proses pembelajaran
guru pasca sertifikasi melalui persamaan garis regresi Yˆ =30,326 + 0,460X1,
koefisien korelasi sebesar 0,774 dan berkontribusi sebesar 60 %; (2) terdapat
korelasi yang signifikan antara kompetensi profesional guru dengan mutu proses
pembelajaran guru pasca sertifikasi melalui persamaan garis regresi Yˆ = 53,305
+ 0,348X2, koefisien korelasi sebesar 0,801 dan kontribusi sebesar 64,10 %; (3)
terdapat korelasi yang signifikan antara kompetensi pedagogik dengan kompetensi
profesional guru pasca sertifikasi melalui persamaan garis regresi
Yˆ =8,842+0,893X1., koefisien korelasi sebesar 0,654 dan kontribusi sebesar 42,70
%; dan (4) terdapat korelasi yang signifikan secara bersama-sama antara
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dengan mutu proses
pembelajaran guru pasca sertifikasi melalui persamaan garis regresi Yˆ =
28,352+0,260X1+0,223X2, koefisien korelasi sebesar 0,866 dan kontribusi sebesar
75,10 %.
Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi
yang signifikan antara kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dengan
mutu proses pembelajaran guru pasca sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten
Tabanan secara terpisah maupun simultan.

ABSTRACT

I Gede Putu Agustina Aryanta. The Quality of Teaching Process by Certified
Teachers Viewed from Pedagogical Competence and Professional Competence at
SMK Negeri in The Tabanan District. Thesis. Bandung: Post Graduate School
Indonesian Education University, 2012
This thesis has been corrected and examined by the first supervisor, Prof. Dr. .
Djaman Satori, MA.and the second supervisor, Prof. Dr. Agus Rahayu, M. P.
Key word: pedagogical competence, professional competence, Quality of teaching
process post-certificitation
This study aimed at finding out and analyzing the direction and the extent of
the correlation between (1) pedagogical competence and quality of teaching process
by teachers after certification, (2) professional competence and quality of teaching
process by teachers after certification, (3) pedagogical competence and quality
professional competence by teachers after certification, and (4) pedagogical
competence and professional competence simultaneously and quality of teaching
process by teachers after certification at SMK Negeri in the district of Tabanan.
The population consisted of all teachers of SMK Negeri in the district of
Tabanan. There were 45 teachers. The population was carried out by total sampling.
There were collected with questionnaire and were analyzed with simple regression,
simple correlation, multiple correlation, multiple regression.
The result showed that (1) there was a significant correlation between

pedagogical competence and quality of teaching process by teachers after certification
as shown by the regression linear equation Yˆ = 30,326 + 0,460X1, the correlation
coefficient = 0.774 and the contribution = 60%, (2) there was a significant correlation
between professional competence and quality of teaching process by teachers after
certification as shown by the regression linear equation Yˆ = 53,305 + 0,348X2, the
correlation coefficient = 0.801 and the contribution = 64.10%, (3) there was a
significant correlation between pedagogical competence and professional competence
by teachers after certification as shown by the regression linear equation Yˆ =
8,842+0,893X1., the correlation coefficient = 0.654 and the contribution = 42.70%,
and (4) there was a simultaneous significant correlation between pedagogical
competence, professional competence, and quality of teaching process by teachers
after certification as shown by the regression linear equation Yˆ =
28,352+0,260X1+0,223X2, the correlation coefficient = 0.866 and the contribution =
75.10%
On the basis of the findings it can be conluded that there is a significant
correlation between pedagogical competence, professional competence, and quality of
teaching process by teachers after certification at SMK Negeri in the District of
Tabanan both separately and simultaneously.

DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………
i
LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………….
ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
iii
ABSTRAK …………………………………………………………………….
vi
ABSTRACT………………..…………………………………………………..
vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….
viii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….
x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………
xii
DAFTAR LAMPIRAN …..…………………………………………………..
xiii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………..
1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………………………
1.3 Pembatasan Masalah .……………………………………………………...
1.4 Rumusan Masalah ………………………………………………………...
1.5 Tujuan Penelitian ………………………………………………………….
1.6 Manfaat Penelitian ………..………………………………………………

1
9
11
11
12
13

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori………………………………………………………………...
2.1.1 Mutu Proses Pembelajaran……………………………………….
2.1.1.1 Hakikat pembelajaran dalam pendidikan………………
2.1.1.2 Tinjauan tentang metode inovatif dalam pembelajaran...
2.1.1.3 Faktor yang mempengaruhi pengelolaan pembelajaran..
2.1.1.4 Langkah-langkah pengelolaan proses pembelajaran…...
2.1.2 Tinjauan Tentang Sertifikasi dan Profesi Guru…………………..
2.1.2.1 Hakekat Sertifikasi Guru……………………………….
2.1.2.2 Kaitan Sertifikasi dengan Profesi Guru………………...
2.1.2.3 Sertifikasi Guru dengan Mutu Proses Pembelajaran…...
2.1.3 Kompetensi Guru…………………………………………………
2.1.3.1 Sejarah Kompetensi…………………………………….
2.1.3.2 Pengertian Kompetensi Guru…………………………..
2.1.3.3 Jenis – Jenis dan Aspek Kompetensi Guru…………….
2.1.3.3.1 Kompetensi Pedagogik……………………….
2.1.3.3.2 Kompetensi Profesional………………………
2.1.3.3.3 Kompetensi Kepribadian……………………..
2.1.3.3.4 Kompetensi Sosial……………………………
2.2 Kerangka Berpikir………………………………………………………….
2.3 Hipotesa Penelitian…………………………………………………………

15
15
15
25
29
37
44
49
54
59
61
61
63
65
65
75
78
80
83
85

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian ………………………………………………………….
3.2 Desain Penelitian…………………………………………………………...
3.3 Populasi……………………………………………………….....................
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel………………………………….
3.4.1 Variabel Penelitian………………………………………………..
3.4.2 Operasionalisasi Variabel………………………………………...
3.4.2.1 Mutu Proses Pembelajaran Pasca Sertifikasi (Y)………
3.4.2.2 Kompetensi Pedagogik Guru (X1)……………………..
3.4.2.3 Kompetensi Profesional Guru (X2)…………………….
3.5 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian……………………..
3.5.1 Metode Pengumpulan Data………………………………………
3.5.2 Instrumen Penelitian……………………………………………...
3.5.2.1 Konsepsi………………………………………………..
3.5.2.2 Kisi – Kisi Instrumen…………………………………..
3.5.2.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen….………………..
3.6 Metode Analisis Data……………………………………………………....
3.6.1 Uji Prasyarat Teknik Analisis Data………………………………
3.6.1.1 Uji Normalitas Sebaran Data…………………………..
3.6.1.2 Uji Liniearitas Garis Regresi…………………………...
3.6.1.3 Uji Multikoliniearitas……………………………….......
3.6.2 Pengujian Hipotesis………………………………………………
3.6.2.1 Regresi Sederhana……………………………………...
3.6.2.2 Regresi Ganda………………………………………….
3.6.2.3 Korelasi Ganda………………………………………....
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian……………………………..……………..
4.1.1 Deskripsi Data Kompetensi Pedagogik…………………………..
4.1.2 Deskripsi Data Kompetensi Profesional ………………………....
4.1.3 Deskripsi Data Mutu Proses Pembelajaran
Guru Pasca Sertifikasi……………………………………………
4.2 Pengujian Persyaratan Teknik Analisis Data ..……………………………
4.2.1 Pengujian Normalitas Sebaran Data ...………………….………..
4.2.2 Uji Linieritas Garis Regresi……..………………………………..
4.2.3 Uji Multikolinieritas…………………..………………….……....
4.3 Pengujian Hipotesis ……………………………………………………….
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian…………………….………………………...
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………...
5.2 Saran………………………………………………………………………..

86
86
87
88
88
89
89
89
90
90
90
91
91
92
94
97
97
97
98
98
99
99
101
102
103
103
105
107
109
110
110
112
113
114
125

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..

136
136
137
140

LAMPIRAN …………………………………………………………………..

143

DAFTAR TABEL
Tabel
1.1
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
4.1

4.2
4.3
4.4
4.5

4.6
4.7
4.8

4.9

4.10

4.11

4.12

4.13

4.14

4.15

Rerata Ujian Nasional (UN) SMK di Kabupaten ………………….
Rincian Populasi Penelitian ………........................................................
Kisi-Kisi Kuesioner Kompetensi Pedagogik…………………………..
Kisi-Kisi Kuesioner Kompetensi Profesional …….………....………...
Kisi-Kisi Kuesioner Mutu Proses Pembelajaran……………………….
Rangkuman Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen…………….
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Kompetensi Pedagogik,
Kompetensi Profesional, dan Mutu Proses Pembelajaran
Guru-guru setelah Sertifikasi …………………………………………..
Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Pedagogik …………………….
Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Profesional ……………………
Distribusi Frekuensi Data Mutu Proses Pembelajaran Guru
Setelah Sertifikasi………………………………………………………
Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Sebaran Data dengan
Uji Kolmogorov-Smirnov (Lilliefors Significance Correction)
Taraf Signifkansi α = 0,05…………………………………….………..
Uji Linieritas dengan Uji F pada Taraf Signifkansi α = 0,05…..………
Matriks Interkorelasi antar Sesama Variabel Bebas… ………………...
Uji Signifikasi Koefisien Korelasi antara Kompetensi Pedagogik
dengan Mutu Proses Pembelajaran Pasca Sertifikasi di
SMK Negeri Kabupaten Tabanan………………………………………
Hasil Uji Signifikansi dan Kelinearan Regresi antara Kompetensi
Pedagogik dengan Mutu Proses Pembelajaran Pasca
Sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan………………………..
Uji Signifikasi Koefisien Korelasi antara Kompetensi Profesional
Guru dengan Mutu Proses Pembelajaran Pasca Sertifikasi
di SMK Negeri Kabupaten Tabanan……………………………………
Hasil Uji Signifikansi Dan Kelinearan Regresi Antara Kompetensi
Profesional Guru Dengan Mutu Proses Pembelajaran
Pasca Sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan…………………
Uji Signifikasi Koefisien Korelasi antara kompetensi pedagogik
dengan kompetensi profesional Pasca Sertifikasi
di SMK Negeri Kabupaten Tabanan……………………………………
Hasil Uji Signifikansi dan Kelinearan Regresi antara kompetensi
pedagogik dengan kompetensi profesional Pasca
Sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan……………………......
Uji Signifikasi Koefisien Korelasi Secara Bersama-Sama Antara
Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional
dengan Mutu Proses Pembelajaran Pasca
sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan………………………..
Hasil Uji Signifikansi dan Kelinearan Regresi Simultan antara
Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional

5
87
92
93
93
97

104
105
107
109

111
112
113

115

116

117

118

120

120

123

dengan Mutu Proses Pembelajaran Pasca
Sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan……………………….

124

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1
2.2
3.1
4.1
4.2
4.3

Kerangka berpikir………..……………………..….….……………….
Paradigma Penelitian…………………………………………………...
Konstelasi Variabel Penelitian………………………………………….
Histogram Kompetensi Pedagogik……………………………………..
Histogram Kompetensi Profesional………. ……………………..…….
Histogram Skor Mutu Proses Pembelajaran Guru
Pasca Sertifikasi………………………………………………………...

84
85
88
106
108
110

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
2.
3.
4.

5.

Instrumen Penelitian …………………………………..……………...
Analisis Uji Coba Instrumen …………………………………………..
Data Hasil Penelitian dan Statistik Deskriptif …………………………
Uji Persyaratan Teknik Analisis Data…………………………………
a. Uji Normalitas Sebaran Data ………………………………………..
b. Uji Linieritas Garis Regresi.………………………………………...
c. Uji Multikolinieritas………………………………………………….
d. Uji Autokorelasi……………………………………………………..
Pengujian Hipotesis ……………………………………………………

143
155
171
187
187
187
188
188
189

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain melalui berbagai pelatihan dan
peningkatan kualifikasi guru, perekrutan guru dan pengadaan alat pelajaran,
perbaikan sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan mutu manajemen
sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan
peningkatan yang berarti meskipun sebagian sekolah terutama di kota-kota
menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup mengembirakan, namun
sebagian besar lainnya masih memprihatinkan (Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah, 2001:3).
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan
formal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu
menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka
pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat
strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu perlu

dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Undang-Undang No. 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk menguasai
kompetensi.
Undang-Undang RI No 20 tahun 2003, undang- undang RI No 14 tahun 2005
dan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa guru
wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Persyaratan kualifikasi akademik guru adalah S1 atau D IV
yang dibuktikan dengan ijazah sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan
pendidikan formal di tempat penugasan. Persyaratan kompetensi guru mencakup
penguasaan kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Sosial yang
dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi.
Memasuki tahun 2007, Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen
Pendidikan Nasional, mulai menyelenggarakan program sertifikasi guru. Program
sertifikasi merupakan konsekuensi dari disahkannya produk hukum tentang
pendidikan yaitu ; UU RI No. 20/2003 tentang Sisdiknas, UU RI No. 14/2005
tentang Guru dan Dosen, dan PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Berdasarkan produk hukum tersebut dinyatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional. Sebagai pendidik profesional, maka guru harus memenuhi
sejumlah persyaratan baik kualifikasi akademik maupun kompetensi. Program

sertifikasi merupakan program pemberian sertifikat bagi guru yang telah
memenuhi sejumlah persyaratan menuju guru profesional. Guru yang telah
memperoleh sertifikat profesi akan mendapatkan sejumlah hak yang antara lain
berupa tunjangan profesi yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok guru
tersebut. Tunjangan tersebut berlaku baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri
sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil (swasta).
Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan
perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat
termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
kapabilitas untuk mampu bersaing

baik di forum regional, nasional maupun

internasional.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru, antara lain: (1) adanya
keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan
pengetahuan, (2) belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui
kemampuan guru, (3) pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan
kebutuhan, Jika hal tersebut tidak segera diatasi, maka akan berdampak pada
rendahnya kualitas pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan dimaksud antara
lain: (1) kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru
tidak maksimal, (2) kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin
dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki oleh setiap siswa, dan (3)
rendahnya kemampuan membaca, menulis dan berhitung siswa terutama di

tingkat dasar (hasil studi internasional yang dilakukan oleh organisasi
International Education Achievement, 1999).
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sering menjadi sorotan berbagai
pihak. Rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi negara kita juga konon
disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia yang disebabkan oleh
rendahnya kualitas atau mutu pendidikan nasional. Dengan demikian yang paling
penting dari semua hal diatas adalah upaya maksimal untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia melalui peningkatan mutu pendidikan, sehingga
bisa mengatasi segala permasalahan yang menempatkan pendidikan sebagai
penyebabnya.
Perkembangan peserta didik di era otonomi daerah memiliki potensi cukup
besar, mengingat peserta didik memiliki keanekaragaman budaya lokal yang
bernilai luhur telah mengakar dalam kehidupan dan tradisi di masyarakat, hal
tersebut tidak memiliki perkembangan secara utuh, karena para peserta didik telah
mengalami pergeseran orientasi dalam perkembangannya ke dalam bentuk hal-hal
negatif.

Salah satu dampaknya peserta didik atau siswa telah mengalami

kecenderungan runtuhnya budaya belajar yang baik, munculnya keinginan yang
tidak serius dalam belajar dengan gejala bahwa siswa malas belajar di luar dari
yang di UN kan dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran lainnya seperti mata
pelajaran Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. Berikut ini hasil nilai Ujian
Nasional (UN) dari siswa SMK di Kabupaten Tabanan tahun ajaran 2010/2011
seperti tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Nilai rerata ujian Ujian Nasional SMK di Kabupaten Tabanan tahun
2010/2011

No

Nama Sekolah

Sts

Jml

LLS

%

BI

Bing

Mtk

KK

Jml

1

SMK NEGERI 1 TABANAN

N

293

291

99.32

2

SMK NEGERI 2 TABANAN

N

122

117

3

SMK NEGERI 3 TABANAN

N

268

264

4

SMK DWITUNGGAL TABANAN

S

44

5

SMK NASIONAL TABANAN

S

103

6

SMK SARASWATI 1 TABANAN

S

134

7

SMK SARASWATI 2 TABANAN

S

8

SMK SARASWATI 3 TABANAN

9

SMK PARIWISATA MARGARANA

10

Rt

6.96

8.7

7.84

8.16

31.66

7.92

95.9

6.21

7.73

8.23

8.18

30.35

7.59

98.51

6.12

8.02

7.84

8

29.98

7.5

44

100

7.05

7.92

6.46

8.38

29.81

7.45

102

99.03

6.3

8.29

7.77

8.39

30.75

7.69

133

99.25

7.23

8.93

7.67

8.43

32.26

8.07

5

4

80

7.04

7.8

6.55

8.46

29.85

7.46

S

193

192

99.48

6.7

8.12

9.31

8.63

32.76

8.19

S

150

150

100

5.75

8.24

8.51

8.23

30.73

7.68

SMK TRIATMA JAYA TABANAN

S

292

290

99.32

7.26

8.7

8.04

8.88

32.88

8.22

11

SMK PARIWISATA DWITUNGGAL

S

48

42

87.5

6.58

7.31

7.01

8.24

29.14

7.29

12

SMK TP 45 TABANAN

S

17

17

100

7.14

7.87

8.01

7.82

30.84

7.71

13

SMK RESTUMUNING

S

76

70

92.11

6.3

8.32

6.8

8.28

29.7

7.43

(sumber : litbang.kemdikbud.go.id)
Siswa menyampaikan beberapa alasan yang sangat masuk akal seperti belajar
bahasa Inggris yang pertama karena termasuk pelajaran yang di UN kan dan lebih
mendalam mempelajari bahasa Inggris kedepannya akan lebih menjanjikan untuk
mendapatkan pengetahuan di bidang kepariwisataan.
Media masa seperti televisi banyak mempengaruhi, pergeseran orientasi siswa
pada pelajaran. Sebagian besar stasiun televisi berlomba-lomba untuk
menampilkan acara sinetron tentang percintaan, bahkan tayangan adegan porno

dan yang sejenisnya dengan durasi waktu bersambung dari hari ke hari menjadi
acara favoritnya. Hal ini dapat memberikan pengaruh terhadap pergeseran
orientasi siswa dalam belajar. Harapan sebagian besar anggota ,masyarakat, mutu
pembelajaran di SMK khususnya di SMK Negeri yang ada di kabupaten Tabanan
dapat meningkat sekaligus menjawab tantangan kehidupan yang menghadang
semakin berat dan kompleks. Kompleksitas kehidupan yang dihadapi dewasa ini
sebagai akibat telah memasuki era globalisasi.
Perjalanan sejarah kehidupan dan peradaban manusia telah terjadi perubahanperubahan diberbagai bidang dan dimensi. Merespon fenomena itu, manusia
terpacu untuk mengembangkan pendidikan dalam ilmu-ilmu sosial, ilmu alam,
ilmu pasti, maupun

ilmu-ilmu terapan. Dengan munculnya sejumlah krisis

kehidupan berbangsa dan bernegara yang meliputi politik, ekonomi, sosial,
hukum, etnis, agama, golongan dan ras, perilaku menyimpang,belakangan ini
dipertanyakan peranan dan efektifitas pendidikan di sekolah sebagai pemberi nilai
acuan tertinggi terhadap kesejahteraan nasional. Dengan asumsi, jika pendidikan
dilakukan dengan baik, maka kerjasama dan toleransi dalam masyarakatpun
akan lebih baik.
Namun kenyataannya seolah-olah pasca sertifikasi, guru tidak banyak
memberikan kontribusi terhadap pembekalan peserta didik hingga periode
reformasi ini, hingga terbentuk watak dan kepribadian. Memang tidak adil
menimpakan tanggung jawab munculnya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan itu kepada pendidikan. Selain itu persoalan lain yang dihadapi adalah

lemahnya sumber daya pendidikan, seperti kurangnya kemampuan guru dalam
pengembangan kompetensi melalui pendekatan dan metode yang lebih variatif,
kurangnya motivasi kerja guru dalam mengembangkan profesionalismenya, belum
optimalnya partisipasi orang tua siswa dalam pendidikan, minimnya upayaupaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kompetensi guru,
minimnya pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten terhadap
guru-guru, karena terbatasnya tenaga Pengawas sekolah dan terbatasnya
anggaran.
Proses pembelajaran memiliki peran amat penting dalam kehidupan umat
manusia.

Proses

pembelajaran

menjadi

pemandu

dalam

upaya,

untuk

mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari
bahwa peran proses pembelajaran b a g i kehidupan umat manusia maka dalam
kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui
pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran pasca sertifikasi sebagaimana tersebut
di atas, diperlukan upaya proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
dapat mencapai tujuan pembelajaran pendidikan yang diharapkan. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan mutu guru dalam
pengelolaan proses pembelajaran, yakni pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik dari mata pelajaran dan kondisi siswa yang dihadapi. Dengan
paradigma baru, proses pembelajaran akan digeser menjadi pembelajaran yang
lebih bertumpu pada teori kognitif dan konstruktivistik. Pembelajaran akan

berfokus pada pengembangan kemampuan intelektual yang berlangsung secara
sosial

dan

kultural,

mendorong

siswa

membangun

pemahaman

dan

pengetahuannya sendiri dalam konteks sosial, dan belajar dimulai dari
pengetahuan awal dan perspektif budaya. Tugas belajar didesain menantang dan
menarik untuk mencapai derajat berpikir tingkat tinggi (Kamdi, 2008). Mutu
Proses

Pembelajaran

pembelajaran

guru

yang

tercantum

dalam

keberhasilan

proses

meliputi beberapa aspek antara lain: (1) persiapan guru, (2)

penguasaan materi, (3) penggunaan media pengajaran, (4) penggunaan metode,
(5) pengaturan kelas, (6) Interaksi belajar mengajar , (7) keteladanan guru, (8)
melaksanakan bimbingan, (9) mengembangkan pribadi siswa, dan (10)
melaksanakan penilaian proses dan hasil. (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1979-1980:44)
Faktor yang berpengaruh terhadap mutu pengelolaan pembelajaran pasca
sertifikasi adalah kompetensi pedagogik. Hal ini disebabkan karena kompetensi
pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang
meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman
terhadap

peserta

didik;

(c)

pengembangan

kurikulum/

silabus;

(d)

perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Penguasaan kompetensi profesional guru juga memberi pengaruh terhadap
mutu guru dalam pengelolaan pembelajaran pasca sertifikasi.

Kompetensi

profesional guru merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda
keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar, (b) materi
ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata
pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan seharihari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.
Bertitik tolak dari paparan di atas, ada sisi menarik untuk dikaji dan dicermati
karena secara normatif pemerintah mempunyai komitmen yang sangat tinggi
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu
pengelolaan pembelajaran. Tuntutan para “stake holders” terhadap mutu guru
dalam pengelolaan pembelajaran makin tinggi, akan tetapi dari fenomena yang
ada di lapangan yang sulit dipungkiri adalah masih banyak terdapat kekurangan
dan

kelemahan

dalam

pelaksanaannya.

Untuk

membuktikan

tentang

permasalahan atau kesenjangan antara harapan dengan yang terjadi dalam hal
mutu guru dalam pengelolaan pembelajaran maka dipandang perlu untuk
mengadakan sebuah penelitian tentang “Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan
Kompetensi Profesional terhadap Mutu Proses Pembelajaran (Sensus terhadap
Guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan yang sudah memiliki sertifikat pendidik
profesional)”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan

berbagai

faktor

yang

mempengaruhi

mutu

proses

pembelajaran, maka penelitian ini mengungkap sejauh mana kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional berpengaruh terhadap mutu proses
pembelajaran

pasca sertifikasi SMK Negeri di kabupaten Tabanan.

Memperhatikan faktor-faktor tersebut maka dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut.
1. Pasca sertifikasi guru tidak banyak memberikan kontribusi terhadap
pembekalan peserta didik hingga periode reformasi ini, hingga terbentuk
watak dan kepribadian. Hal ini dapat dilihat masih dominan tamatan SMK
menginginkan menjadi pegawai negeri daripada bekerja mandiri. Hal ini
diduga bahwa guru belum mampu menanamkan jiwa kewirausahaan pada
proses pembelajaran di sekolah. Hal ini menunjukkan masih rendahnya
mutu proses pembelajaran.
2. Kurang optimalnya kemampuan guru dalam pengembangan kompetensi
siswa melalui pendekatan dan metode yang lebih variatif. Dominan guru
masih menggunakan metode ceramah. Selain itu, pengembangan materi
pelajaran masih monoton dari tahun ke tahun. Ini berarti kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesionalnya guru relatif belum optimal atau
masih bisa ditingkatkan.
3. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah di kabupaten Tabanan untuk
meningkatkan kompetensi guru melalui pendidikan dan pelatihan sangat

minim, hal ini dapat dilihat dari minimnya anggaran yang diperuntukkan
untuk pengembangan kompetensi guru. (merupakan point penguat untuk
melakukan penelitian ini)
4. Minimnya pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan di kabupaten
Tabanan terhadap guru-guru SMK, karena terbatasnya tenaga Pengawas
sekolah SMK terutama pada bidang kejuruan. (merupakan point penguat
untuk melakukan penelitian ini)

1.3 Pembatasan Masalah
Permasalahan yang berkaitan dengan mutu proses pembelajaran mencakup
aspek-aspek yang luas dan mendalam, sehingga tidak akan tuntas dijawab melalui
satu penelitian, berdasarkan pertimbangan tertentu seperti : kompetensi pedagogik
dan kompetensi profesional guru belum memadai, serta mutu guru mengelola
pembelajaran belum optimal, belum adanya upaya-upaya untuk meningkatkan mutu
proses pembelajaran bagi guru-guru. Dengan adanya gejala tersebut, maka
penelitian ini hanya dibatasi pada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
mutu proses pembelajaran pasca sertifikasi yaitu Kompetensi Pedagogik dan
Kompetensi Profesional Guru di SMK Negeri Kabupaten Tabanan. Untuk itu,
hasil yang diperoleh mencerminkan faktor yang berpengaruh terhadap mutu proses
pembelajaran sebatas variabel-variabel yang dilibatkan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan atas latar belakang, identifikasi masalah serta pembatasan
masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1.

Bagaimana gambaran kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan
mutu proses pembelajaran guru-guru setelah sertifikasi di SMK Negeri
Kabupaten Tabanan?

2.

Bagaimana

pengaruh

kompetensi

pedagogik

terhadap

mutu

proses

pembelajaran pada guru-guru setelah tersertifikasi di SMK Negeri Kabupaten
Tabanan?
3.

Bagaimana pengaruh kompetensi profesional terhadap mutu proses
pembelajaran pada guru-guru setelah sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten
Tabanan?

4. Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi professional
terhadap mutu proses pembelajaran pada guru-guru setelah sertifikasi di
SMK Negeri Kabupaten Tabanan?

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui gambaran deskripsi kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional dan mutu proses pembelajaran pada guru-guru setelah sertifikasi
di SMK Negeri Kabupaten Tabanan.
2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik terhadap mutu proses
pembelajaran pada guru-guru setelah sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten
Tabanan.
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional terhadap mutu proses
pembelajaran pada guru-guru setelah sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten
Tabanan.
4. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional terhadap mutu proses pembelajaran pada guru-guru setelah
sertifikasi di SMK Negeri Kabupaten Tabanan.

1.6 Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini memberikan sumbangan terhadap pengembangan bidang
ilmu pendidikan khususnya tentang penjaminan mutu pendidikan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain,
dengan meneliti variabel-variabel lain yang relevan.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, khususnya guru

SMK Negeri di kabupaten Tabanan, hasil

penelitian ini dapat dijadikan informasi tentang pentingnya mutu proses
pembelajaran pasca sertifikasi ditinjau dari kompetensi padagogik dan
kompetensi profesional.
b. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan, guna lebih memahami tugas dan perannya sebagai pemimpin dan
manajer

dalam memotivasi

guru sehingga mampu meningkatkan mutu

pendidikan.
c. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten sebagai pengambil
kebijakan

bidang pendidikan di kabupaten tersebut, hasil penelitian ini

diharapkan sebagai masukan dalam memberikan motivasi kepada kepala
sekolah dan guru serta dalam menetapkan kebijakan untuk meningkatkan
potensi yang dimiliki, khususnya guru SMK Negeri dan umumnya bagi guru
dilingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Obyek penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah guru-guru di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri di Kabupaten Tabanan yang sudah memiliki sertifikat pendidik
profesional yang tersebar di tiga kecamatan.

3.2 Desain penelitian
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini maka rancangan penelitian yang
digunakan adalah rancangan penelitian Kuantitatif dengan pendekatan
korelasional. Rancangan ini dipilih karena sesuai dengan hakikat masalah
yang diteliti merupakan masalah yang telah terjadi di lapangan dan tanpa ada
upaya dari peneliti untuk memanipulasi variabel-variabel yang dilibatkan
dalam penelitian ini.
Penelitian ini berkenaan dengan hubungan antara berbagai variabel,
menguji hipotesis, dan mengembangkan generalisasi, prinsip atau teori-teori
yang memiliki validitas universal. Alat pengumpulan data yang digunakan
adalah kuesioner. Data penelitian menyangkut tiga variabel terdiri atas dua
variabel bebas, meliputi kompetensi pedagogik (X1), kompetensi profesional
(X2), sedangkan variabel terikat adalah mutu proses pembelajaran (Y).
Untuk melakukan analisis data, dilakukan verifikasi untuk melihat
dipenuhi atau tidaknya persyaratan distribusi data. Untuk mengetahui

kontribusi perlu terlebih dahulu ditetapkan korelasinya. Persyaratan untuk
menghitung korelasi yaitu bahwa hubungan antara masing-masing variabel
bebas (X) dengan variabel terikat (Y) harus linier dan bentuk distribusi dari
semua variabel dari subyek penelitian harus berdistribusi normal. Pengujian
hipotesis dilakukan setelah dilakukan uji persyaratan analisis. Tujuannya
selain untuk menguji korelasi antara variabel-variabel juga untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat
3.3 Populasi
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri Kabupaten Tabanan Propinsi
Bali dengan jumlah sample sama dengan jumlah populasi yaitu sejumlah 45
orang guru SMK Negeri yang sudah tersertifikasi dan tersebar di tiga sekolah
dikabupaten tersebut. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang sedikit
sehingga memungkinkan untuk dilakukan sensus. Sebarannya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Jumlah responden penelitian
No

Nama Sekolah

Jumlah Sample = populasi

1

SMKN 1 Tabanan

30 Orang

2

SMKN 2 Tabanan

8 orang

3

SMKN 3 Tabanan

7 orang

Total

45 orang

(Sumber : Kantor Dinas Pendidikan dan Olah raga Kabupaten Tabanan Tahun
2011)

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Variabel
3.4.1 Variabel Penelitian
Dimaksud dengan variabel adalah gejala yang menjadi focus
penelitian untuk diamati, variabel itu sebagai

akibat dari sekelompok

orang atau obyek yang mempunyai variasi dengan yang lainnya dalam
kelompok tersebut (Nasrun, 2004: 51). Variabel juga dijelaskan konsep
yang diberi lebih dari satu nilai (Singaribun, 2001:47). Variabel ada dua,
yaitu variabel bebas (independent) variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel

yang lainnnya dan variabel terikat (dependent)

adalah variabel yang tidak bias mempengaruhi variabel lainnya. Dalam
penelitian ini variabel yang diajukan: variabel independentnya adalah
kompetensi pedagogik (X1) dan kompetensi professional (X2). Variabel
dependentnya mutu proses pembelajaran (Y). Hubungan antar variabel
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
X1

rx1y
3.4.2

rx1x2

Y
Rx12y

X2

3.4.3
rx2y
3.4.4

Gambar 3.1. Konstelasi Variabel Penelitian
Keterangan
X1 = Kompetensi Pedagogik

X2 = Kompetensi Profesional
Y = Mutu Proses Pembelajaran

3.4.2 Operasionalisasi Variabel
Definisi

variabel

bertujuan

untuk

memberikan

pedoman

pada

pelaksanaan pengukuran suatu variabel, defnisi ini didasarkan pada hal-hal
yang dapat diamati dan diukur. Untuk menggambarkan variabel penelitian ini
secara operasional, di bawah ini diberikan definisi masing-masing variabel.
3.4.2.1 Mutu Proses Pembelajaran Pasca Sertifikasi (Y)
Mutu guru dalam proses pembelajaran adalah mutu layanan
yang

diberikan

oleh

guru

dalam

memfasilitasi

pembelajaran,

menciptakan iklim belajar, memberikan motivasi dan reword, dalam
upaya meningkatkan performance dan prestasi belajar siswa dengan
menerapkan model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang
tercermin dari kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Mutu guru dalam proses pembelajaran pasca sertifikasi diukur melalui
kuesioner. Data yang diperoleh adalah dalam skala interval.
3.4.2.2 Kompetensi Pedagogik Guru (X1)
Kompetensi pedagogik guru adalah skor yang diperoleh guru dalam
menjawab kuisioner yang menggambarkan kemampuan guru menguasai
karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,

emosional dan intelektual, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik, mengembangkan kurikulum yang terkait
dengan mata pelajaran pasca sertifikasi, menyelenggarakan pembelajaran
yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi potensi
peserta didik untuk rnengaktualiasikan berbagai potensi yang dimiliki,
berkomunikasi secara efektif, empatik, dan satuan dengan peserta
didik, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran. Data yang diperoleh dalam skala interval.
3.4.2.3 Kompetensi Profesional Guru (X2)
Kompetensi profesional guru pasca sertifikasi adalah kemampuan
yang harus dimiliki guru pasca sertifikasi untuk dapat mengembangkan
peserta didik secara utuh yang ditunjukkan oleh skor yang diperoleh pasca
sertifikasi dalam menjawab tes yang menggambarkan kompetensi
profesional guru. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dalam skala
interval.

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.5.1 Metode Pengumpulan Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data tentang mutu
proses

pembelajaran,

kompetensi

pedagogik

dan

kompetensi

profesional. Untuk memperoleh data tersebut digunakan 3 (tiga) buah
instrumen, yaitu (1) kuesioner kompetensi pedagogik guru, (2) kuesioner

kompetensi profesional guru, dan (3) kuesioner mutu guru dalam proses
pembelajaran

3.5.2 Instrumen Penelitian
3.5.2.1 Konsepsi
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk memperoleh
data. Arikunto (1995) dan Riduwan (2003) mengatakan bahwa
instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan
metode pengumpulan data. lnstrumen selain untuk mengumpulkan data
juga dapat digunakan untuk mengukur variabel. Kuesioner adalah
metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
harus dijawab oleh orang yang menjadi sampel penelitian yang dalam
hal ini adalah semua populasi.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah: (1) kuesioner
kompetensi pedagogik guru, (2) kuesioner kompetensi profesional guru,
dan (3) kuesioner mutu proses pembelajaran . Kuisioner dan tes yang
disusun berdasarkan kajian secara kritis terhadap teori yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penyusunan instrumen terlebih
dahulu dibuat kisi-kisi instrumen, kemudian dilanjutkan dengan
penulisan butir-butir instrumen serta mengujicobakan.

3.5.2.2 Kisi – Kisi Instrumen
Masing-masing dari variabel tersebut akan dibuat suatu label yang
berupa tabel kisi-kisi, yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam
rangka menyusun kuisioner agar alat itu tersusun serta memenuhi
validitas isi. Dengan demikian tabel kisi-kisi ini harus secara cermat
dan baik. Berikut tabel kisi-kisi dari masing-masing variabel.
Tabel 3.2 Kisi–kisi Instrumen Kompetensi Pedagogik.
No Variabel

Dimensi/Indikator

1.

1. Mampu mendeskripsikan
tujuan
2. Mampu memilih materi
3. Mampu mengorganisasikan
materi
4. Mampu menentukan
metode/strategi
pembelajaran
5. Mampu menentukan
sumber belajar/media/alat
peraga pembelajaran
6. Mampu menyusun
perangkat penilaian
7. Mampu menentukan teknik
penilaian
8. Mampu mengalokasikan
waktu
Total

Kompetensi
Pedagogik
(X1)

Nomor Butir

Jumlah

1–5

5

6 – 10
11- 15

5
5

16 – 20

5

21 – 25

5

26 – 30

5

31 – 35

5

36 - 40

5

-

40

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Profesional Guru
No

Variabel

Dimensi/Indikator

Nomor Butir

2.

Kompetensi
Profesional
(X2)

1. Mampu menguasai bahan
ajar
2. Mampu mengelola program
pengajaran
3. Mampu mengelola kelas
4. Mampu menggunakan
media dan sumber belajar
5. Mampu menilai prestasi
siswa secara objektif
6. Mampu mengenal fungsi
dan program pelayanan
bimbingan dan konseling
7. Mampu mengenal dan
menyelenggarakan
administrasi sekolah
8. Mampu memahami prinsipprinsip dan menafsirkan
hasil penelitian pendidikan
Total

Jumlah

1–5

5

6 – 10

5

11- 15
16 – 20

5
5

21 – 25

5

26 – 30

5

31 – 35

5

36 - 40

5

-

40

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Mutu Proses Pembelajaran
No Variabel

Dimensi

Indikator

3.

1. Perencanaan Proses
Pembelajaran

-Mengacu pada silabus dan RPP
-Memperhatikan karakteristik siswa
dalam penyusunan RPP
-Menerapkan tehnologi informasi dan
komunikasi

2. Pelaksanaan Proses

-Sumber belajar yang digunakan
dalam pembelajaran
-Mengatur posisi duduk siswa dalam
kelas
-Penyampaian materi belajar
-Menghargai karakteristik dan
keberagaman peserta didik
-Pengelolaan waktu belajar dalam

Mutu Proses
Pembelajaran
(Y)

kelas sesuai jadwal
-Melaksanakan pembelajaran secara
terstruktur (pendahuluan, inti,
penutup)
-Melibatkan siswa secara aktif
3. Penilaian Hasil
Pembelajaran

-Melakukan penilaian untuk
mengukur tingkat pencapaian
kompetensi dan sebagai perbaikan
proses pembelajaran
-Melakukan penilaian secara
konsisten, sistematik dan terprogram
-Melakukan penilaian dengan
menggunakan tes dan non tes dalam
bentuk tertulis dan lisan
-Penilaian hasil pembelajaran
menggunakan standar penilaian
pendidikan dan panduan penilaian
kelompok mata pelajaran

3.5.2.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pada suatu penelitian ilmiah alat pengumpul data yang digunakan
harus

memenuhi

persyaratan.

Kuesioner kompetensi pedagogik,

kompetensi profesional dan mutu proses pembelajaran sebelum
digunakan mengumpulkan data, terlebih dahulu diujicobakan untuk
mengetahui validitas dan reliabilitasnya dalam mengungkap apa yang
hendak diukur, Ada dua persyaratan pokok dari instrumen yang
digunakan untuk pengumpulan data penelitian yakni validitas dan
reliabilitas (Hamzah, et.al, 2001: 63). Validitas berhubungan dengan
ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh instrumen dan seberapa
cermat instrumen melakukan pengukurannya, atau dengan kata lain

validitas tes berhubungan dengan ketepatan tes tersebut terhadap konsep
yang akan diukur sehingga betul-betul bisa mengukur apa yang
seharusnya diukur (Arikunto, 2001: 65).
Validitas instrumen dalam penelitian ini ditinjau dari dua segi yaitu
validitas isi dan validitas butir. Validitas isi instrumen ini dalam
penyusunannya didasarkan pada kisi-kisi yang telah dibuat kemudian di
validasi oleh ahli dala