PENGARUH KOMUNIKASI, FASILITAS BELAJAR, DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Komunikasi, Fasilitas Belajar, Dan Lingkungan Terhadap Prestasi Belajar Matematika Bilingual Bagi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo.

PENGARUH KOMUNIKASI, FASILITAS BELAJAR, DAN
LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
BILINGUAL BAGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI
RIA RUSTIKANINGRUM M.
A410090120

PEMBIMBING :
Prof. Dr. BUDI MURTIYASA M. Kom

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

PENGARUH KOMUNIKASI, FASILITAS BELAJAR, DAN
LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
BILINGUAL BAGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUKOHARJO

Oleh

Ria Rustikaningrum Murti Astuti1, dan Budi Murtiyasa2
1

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, rustikaningrum@yahoo.co.id
2

Staf Pengajar UMS Surakarta, bdmurtiyasa@yahoo.com

Abstract
The aim of this study is to study and to find out empirical envidences of the
communication, learning facilities,and environment to the bilingual class student
learning achievement on mathematics subjects in SMA Negeri 1 Sukoharjo. The
type of study is used correlation descriptive study. Descriptive study is done to
gain an accurate descrition and picture about some facts related to the variables
used is the study. Correlation is done to see the influence among the dependent
and independent variables used in this study through hypothesis examination. The
research methods used in this study are survey and documentation, where the
survey is done to the
grade bilingual student of 2012/2013 school year, in
SMA negeri 1 Sukoharjo by using questionnaire to get the research data, which

then it is processed to get a result, whether the communication, learning facilities,
and environment variables give influence to the bilingual class student learning
achievement on mathematics subject in SMA Negeri 1 Sukoharjo. The sample of
this research is 60 student. The result of this study, has been founded that
simultaneously, the communication, learning facilities, and environment variables
give positive and significant influence to the learning achievement of the bilingual
class on mathematics subject. Partially, the communication, learning facilities,
and environment variables also give positive and significant influence to learning
achievement of the bilingual class on mathematics subjects.
Keyword : communication,
achievement of mathematics

learning

facilities,

environment,

learning


Pendahuluan
Negara Indonesia yang memiliki sumber daya yang melimpah harus dapat
meningkatkan kualitas pendidikan agar tercipta generasi muda yang berkualitas.
Untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan diperlukan
peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional yang
senantiasa disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan umum, teknologi
dan perkembangan masyarakat serta kebutuhan pembangunan.
Sebagai perwujudan cita-cita nasional telah ditetapkan Undang-Undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat
manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Tujuan pendidikan
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang no 20 tahun 2003 menyebutkan
bahwa, tujuan pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia
yang damai, demokratis, berakhlak, berkeahlian, berdaya saing, maju dan
sejahtera dalam wadah Negara Republik Indonesia yang didukung oleh manusia
Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah
air, berdasarkan hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki etos keja yang tinggi serta disiplin.
Seiring dengan tujuan pendidikan tersebut, pemerintah dituntut terus
memperbaiki dan mengembangkan pendidikan di Indonesia. Usaha-usaha yang

dilakukan yaitu dengan mendirikan lembaga pendidikan baik formal maupun non
formal yang berkualitas. Sehingga muncul sekolah-sekolah yang berusaha untuk
berkembang dan menaikkan kualitasnya, antara lain dengan menjadi sekolah
bertaraf internasional. Untuk menunjang hal tersebut banyak sekolah berstandar
internasional mendirikan kelas dengan bahasa pengantar dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM) menggunakan bahasa Inggris atau biasa disebut kelas bilingual.
Langkah itu dianggap perlu karena bahasa inggris adalah bahasa internasional
yang sekarang digunakan sebagai bahasa pergaulan internasional sehingga akan
memungkinkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dan mengakses
informasi menggunakan bahasa Inggris. Selain komunikasi menggunakan bahasa

Inggris dalam KBM kelas internasional ini juga ditunjang dengan fasilitas yang
lengkap dan memadai, serta dituntut mempunyai lingkungan yang baik peserta
didiknya.
Kesulitan mentransfer bahasa inggris menjadi bahasa matematika yang
komunikatif adalah masalah utama yang dihadapi oleh guru dan peserta didik.
Apabila mereka tidak paham dengan materi yang diajarkan terkadang mereka
tidak mengulangi mempelajari materi tersebut, sehingga materi makin lama makin
menumpuk sehingga pemahaman tentang materi kurang optimal dan hal tersebut
berdampak terhadap prestasi belajar matematika. Selain itu kemampuan guru

dalam menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa Inggris masih kurang
sehingga dalam menyampaikan materi sering membuat bingung para siswa. Dan
apabila sudah terjadi hal demikian penggunaan bahasa Indonesia lebih dominan
daripada bahasa Inggris.
Selain itu fasilitas belajar juga ikut menentukan dalam pencapaian prestasi
belajar, peserta didik dapat belajar lebih baik dan menyenangkan bila suatu
sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak. Adanya fasilitas yang
lengkap diharapkan prestasi belajar peserta didik akan lebih baik. Fasilitas
tersebut dapat berupa sarana dan prasarana yang menunjang dan dapat membantu
peserta didik untuk menemukan berbagai pengetahuan yang dibutuhkan serta
mendorong peserta didik untuk aktif melibatkan diri dalam proses pembelajaran.
Tetapi sering kali pemanfaatan fasilitas belajar kurang optimal, misalnya saja
kurangnya kesadaran dari siswa untuk memanfaatkan fasilitas belajar yang ada.
Sebenarnya apabila fasilitas sekolah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh
siswa akan menunjang prestasi belajar siswa disekolah.
Lingkungan belajar saat di sekolah maupun di rumah juga memegang
peranan penting dalam proses pendidikan. Manusia sesuai dengan kodratnya tidak
akan hidup normal, tanpa berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Manusia
dalam belajar tidak akan berhasil tanpa bantuan dengan orang lain seperti
perhatian dan bimbingan orang tua, pengamatan guru maupun pergaulan siswa.


Lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan
lingkungan sekolah (Slameto, 2005: 19).
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa selain komunikasi
sebagai modal awal siswa, pemenuhan dan pengelolaan fasilitas untuk kelancaran
proses belajar perlu diperhatikan oleh setiap sekolah yang menerapkan kelas
bilingual. Sedangkan dukungan lingkungan belajar dibutuhkan siswa untuk

menciptakan iklim belajar yang kondusif. Terpenuhinya fasilitas dan lingkungan
belajar yang baik, dapat meminimalisir kesulitan belajar yang dialami oleh peserta
didik. Tingkat kesulitan belajar yang rendah, menciptakan kelancaran proses
belajar sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar siswa.
SMA Negeri 1 Sukoharjo menyediakan fasilitas belajar yang memadai,
dan juga sangat memperhatikan lingkungan sekitar tempat belajar bagi para
siswanya sehingga KBM dapat berlangsung dengan lancar dan meningkatkan
prestasi belajar siswanya. Selain merupakan sekolah favorit, SMA Negeri 1
Sukoharjo juga merupakan sekolah pertama yang menerapkan kelas bilingual di
Kabupaten Sukoharjo sejak tahun 2004. Meskipun demikian, berdasarkan
observasi awal, siswa kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo, terdapat 13 orang siswa

(41%) yang mempunyai rata-rata nilai yang rendah dibandingkan nilai Kriteria
Kelulusan Minimal (KKM) yaitu lebih dari 7,5 dan hanya 19 orang siswa (59%)
yang prestasi belajar matematikanya melebihi nilai KKM, rata-rata klasikal 75%
harus mendapat nilai lebih dari 7,5. Rendahnya prestasi belajar matematika pada
sebagian siswa disebabkan kurangnya penguasaan komunikasi bahasa inggris,
atau fasilitas belajar yang kurang lengkap dan lingkungan belajar di rumah yang
kurang mendukung.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Dengan variabel terikat adalah prestasi belajar matematika siswa dan variabel
bebasnya adalah komunikasi, fasilitas belajar dan lingkungan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
SMA Negeri 1 Sukoharjo. Sampel penelitian yang diambil adalah 60 siswa.
Pengambilan sampel digunakan proporsional random sampling, random adalah
"cara pengambilan sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai
kesempatan yang harus untuk dijadikan sampel”. Sedangkan proporsional artinya
setiap kelas diambil sampel sesuai dengan besarnya jumlah siswa dalam kelas
tersebut terhadap jumlah populasi. Sampling adalah pengambilan sampel atau

penentuan sampel dari beberapa populasi (Sukmadinata, 2009 : 251). Sebelum
menghitung data hasil penelitian, dilakukan uji prasarat analisis yaitu uji
normalitas, uji multikolinieritas dan uji heterokesdastisitas.
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh faktor fasilitas belajar, dan
lingkungan terhadap prestasi belajar matematika siswa dilakukan dengan
menyebar angket atau kuisioner terhadap sampel penelitian sehingga diperoleh
informasi ilmiah melalui pengujian hipotesis. Namun sebelum digunakan, angket
ini perlu diuji apakah layak digunakan dalam penelitian. Pengujian yang
digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas angket. Untuk mengetahui validitas
tiap item instrumen digunakan rumus korelasi Product Moment. Sedangkan untuk
mengetahui reliabilitas soal digunakan rumus alpha. Teknik analisis data dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda.

Hasil dan Pembahasan
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 30 pertanyaan,
didapatkan hasil relibilitas menunjukkan hasil reliabilitas yang tinggi dan sangat
tinggi, yaitu r11 = 0,608 dan r11 = 0,810 maka instrument tersebut reliabel dan
dapat digunakan. Sedangkan untuk validitas soal, didapatkan lima soal yang tidak
valid dan 25 soal valid. Ini berarti terdapat 25 soal yang nilai validitasnya lebih
dari nilai validitas tabel,yaitu


.

Untuk mengetahui hubungan variabel–variabel bebas (komunikasi,
fasilitas belajar, dan lingkungan) terhadap variabel terikat (prestasi belajar
matematika) digunakan analisis korelasi dan regresi linear.
Tabel 1
Hasil Analisis Korelasi
Faktor-faktor

r correlations

Keterangan

Komunikasi

0,699

Ada hubungan


Fasilitas Belajar

0,693

Ada hubungan

Lingkungan

0,763

Ada hubungan

Sumber: data primer diolah
Dari analisis terlihat korelasi antara prestasi belajar matematika dengan
komunikasi sebesar 0,699, fasilitas belajar sebesar 0,693, lingkungan sebesar
0,763. Angka tersebut menunjukkan kuatnya korelasi antara prestasi belajar
matematika dengan komunikasi, prestasi belajar matematika dengan fasilitas
belajar, prestasi belajar matematika dengan lingkungan. Koefisien korelasi
mendekati nilai 1 maka menunjukan bahwa semakin tinggi atau baik hubungan
komunikasi, fasilitas belajar, dan lingkungan maka akan semakin besar prestasi

belajar matematika siswa.
Tabel 2
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Konstanta
Komunikasi
Fasilitas belajar
Lingkungan belajar
Adjusted R2
F Statistik
Sumber: data primer diolah

Koefisien
55,332
0,329
1,366
0,910
0,742
57,698

thitung
4,162
4,403
3,737

Signifikansi
0,0001
0,00004
0,0004
0,000001

Berdasarkan hasil regresi diatas, maka dapat disusun persamaan sebagai
berikut:
Y = 55,332 + 0,329.X1 + 1,366.X2 + 0,910.X3
Dari analisis terlihat nilai konstanta a bernilai positif sebesar 55,332
dengan signifikasi 0,00001 (p 2,000)
dengan p ttabel (4,403 > 2,000) dengan p
ttabel (3,737 > 2,000) dengan p Ftabel (57,698 >
2,76). Sekitar 74,2% variasi dari prestasi belajar matematika siswa dapat
dijelaskan oleh variabel komunikasi, fasilitas belajar, dan lingkungan . Sedangkan
25,8% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Hasil uji-t diperoleh bahwa faktor lingkungan yang paling dominan
berpengaruh dan signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hal ini
menunjukkan tingginya perhatian dan dukungan orang tua serta lingkungan di
sekitar rumah terhadap siswa dan berakibat positif terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
Perlu peningkatan komunikasi bahasa inggris di kelas, peningkatan fungsi
fasilitas belajar di sekolah secara optimal, dan perhatian serta dukungan
lingkungan sekitar rumah terhadap belajar anak, serta guru hendaknya
meningkatkan perhatian dan memotivasi siswa dalam belajar, oleh karena itu
perlu dicari alternatif mengatasi permasalahan tersebut, antara lain guru
mengintensifkan pembelajaran listening, reading, writing, and speaking,
penggunaan beberapa sarana prasarana sebagai alat bantu pembelajaran secara
optimal.

Daftar Pustaka
Bowers , Alex J.; Angela Urick. 2011. Does High School Facility Quality Affect
Student Achievement?: A Two-Level Hierarchical Linear Model. Journal
of Education Finance Volume 37. Number 1. Hal 72 – 94. Summer 2011.
Morissan. 2011. Manajemen media penyiaran: strategi mengelola radio dan televisi.
Jakarta: Kencana.

Singh, Parmjit; Arba Abdul Rahman dan Teoh Sean Hoon. 2010. Languages and
Mathematics Achievements Among Rural and Urban Primary Four Pupils:
A Malaysian Experience . Jurnal SME Volume 3. no.1. hal 65 – 85. tahun
2010.
Slameto. 2005. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Depdinas.

Dokumen yang terkait

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS ATAS Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas Atas SD Negeri 3 Ngraji Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 12

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS ATAS Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas Atas SD Negeri 3 Ngraji Tahun Ajaran 2015/2016.

0 8 19

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Fasilitas Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Kradenan Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Fasilitas Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Kradenan Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 6

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Fasilitas Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Kradenan Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 12

PENGARUH KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI Pengaruh Kelengkapan Fasilitas Belajar Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013.

0 3 18

PENGARUH KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Kelengkapan Fasilitas Belajar Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 12

PENGARUH KOMUNIKASI, FASILITAS BELAJAR, DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Komunikasi, Fasilitas Belajar, Dan Lingkungan Terhadap Prestasi Belajar Matematika Bilingual Bagi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo.

0 3 14

PENDAHULUAN Pengaruh Komunikasi, Fasilitas Belajar, Dan Lingkungan Terhadap Prestasi Belajar Matematika Bilingual Bagi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo.

0 2 8

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI Pengaruh Lingkungan Belajar dan Fasilitas BElajar Terhadap.

2 4 17