PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH FORMASI BERHADAPAN DENGAN FORMASI SEGITIGA TERHADAP HASIL PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA PUTRA PADA EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 1 BARUS TAPANULI TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013.

(1)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BANTINGAN KAYANG (JUBLISH) MELALUI LATIHAN KAYANG MENGGUNAKAN BEBAN

MANNEQUIN PADA ATLET GULAT PUTRA PENGCAB PGSI KOTA MEDAN

TAHUN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat – Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

OLEH : ABDUR RAHMAN NIM : 071266210047

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Dengan kerendahan hati, rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Olahraga di Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si (sebagai Rektor Universitas Negeri Medan)

2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M. Kes, (sebagai Dekan FIK) Drs. Suharjo. M.Pd, (sebagai Pembantu Dekan I FIK), Drs. Mesnan, M.Kes

(sebagai Pembantu Dekan II FIK) dan DR. Budi Valianto, M.Pd (sebagai Pembantu Dekan III FIK) Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh jalur skripsi dalam penyelesaian perkuliahan

3. Bapak Drs. Zulfan Heri, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga dan Bapak Drs. Nono Hardinoto, M.Pd sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

4. Bapak Drs. Nono Hardinoto, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini


(3)

5. Para Dosen dan Asisten Dosen serta Seluruh Staf dan Administratif di lingkungan FIK Universitas Negeri Medan

6. Ayahanda, Ibunda, serta seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan perhatian, kasih sayang, nasehat semangat dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini

7. Rekan - Rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini

8. Para Pelatih, Wasit, serta Atlet - Atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan rahmat-Nya atas kebaikan dan kemurahan hati bapak/ibu, saudara/i sekalian.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi dunia pendidikan olahraga serta bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Maret 2013 Hormat Saya,


(4)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. LANDASAN TEORITIS ... 8

A. Kajian Teoritis ... 8

B. Kerangka Berpikir ... 14

C. Hipotesis Tindakan ... 14

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 15

A. Setting Penelitian ... 15

B. Persiapan Penelitian Tindakan Olahraga ... 15


(5)

D. Sumber Data ... 17

E. Proses Penelitian ... 18

F. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ... 20

G. Teknik Analisis Data ... 22

H. Proses Penelitian ... 23

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Deskripsi Data Penelitian ... 26

B. Hasil Penelitian ... 29

C. Observasi ... 30

D. Refleksi ... 31

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 33

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37


(6)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Hasil Bantingan Kayang (Jublish) Atlet Gulat Putra

Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012 ... 4 2. Norma Penilaian Bantingan Kayang (Jublish) ... 5 3. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Kayang Menggunakan

Beban Mannequin ... 14 4. Contoh Penilaian Bantingan Kayang/Jublish Atlet Gulat ... 22 5. Keterangan Penilaian Bantingan Kayang/Jublish Atlet Gulat ... 22 6. Hasil Pre - Test Kemampuan Bantingan Kayang/Jublish

Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012/2013 ... 28 7. Hasil Post - Test Kemampuan Bantingan Kayang/Jublish

Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012/2013 ... 29 8. Deskripsi Data Hasil Pre - Test ... 30 9. Hasil Pre - Test dan Persentase Penilaian Kemampuan Bantingan

Kayang/Jublish Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan

Tahun 2012/2013 ... 31 10. Hasil Post - Test dan Persentase Penilaian Kemampuan Bantingan

Kayang/Jublish Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan

Tahun 2012/2013 ... 33 11. Deskripsi Data Hasil Post - Test ... 34 12. Persentase Data Hasil Pre - Test dan Data Post - Test ... 34


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bantingan Kayang (Jublish) ... 10

2. Latihan Kayang Menggunakan Beban Mannequin ... 13

3. Siklus PTK Sebagai Prosedur Macro ... 18

4. Lokasi Penelitian dan Peralatan Latihan Gulat ... 42

5. Sampel Melakukan Pemanasan ... 43

6. Sampel Melakukan Pre - Test Bantingan Kayang/Jublish ... 44

7. Sampel Melakukan Latihan Kayang Menggunakan Mannequin ... 44

8. Peneliti Berfoto Bersama Sampel, Pelatih, dan Wasit ... 45


(8)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Program Latihan Kayang Menggunakan Beban

Mannequin ... 39 2. Dokumentasi Penelitian ... . 42 3. Surat - Surat Penelitian... 46


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Hasil Bantingan Kayang (Jublish) Atlet Gulat Putra

Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012 ... 4 2. Norma Penilaian Bantingan Kayang (Jublish) ... 5 3. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Kayang Menggunakan

Beban Mannequin ... 14 4. Contoh Penilaian Bantingan Kayang/Jublish Atlet Gulat ... 22 5. Keterangan Penilaian Bantingan Kayang/Jublish Atlet Gulat ... 22 6. Hasil Pre - Test Kemampuan Bantingan Kayang/Jublish

Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012/2013 ... 28 7. Hasil Post - Test Kemampuan Bantingan Kayang/Jublish

Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012/2013 ... 29 8. Deskripsi Data Hasil Pre - Test ... 30 9. Hasil Pre - Test dan Persentase Penilaian Kemampuan Bantingan

Kayang/Jublish Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan

Tahun 2012/2013 ... 31 10. Hasil Post - Test dan Persentase Penilaian Kemampuan Bantingan

Kayang/Jublish Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan

Tahun 2012/2013 ... 33 11. Deskripsi Data Hasil Post - Test ... 34 12. Persentase Data Hasil Pre - Test dan Data Post - Test ... 34


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bantingan Kayang (Jublish) ... 10

2. Latihan Kayang Menggunakan Beban Mannequin ... 13

3. Siklus PTK Sebagai Prosedur Macro ... 18

4. Lokasi Penelitian dan Peralatan Latihan Gulat ... 42

5. Sampel Melakukan Pemanasan ... 43

6. Sampel Melakukan Pre - Test Bantingan Kayang/Jublish ... 44

7. Sampel Melakukan Latihan Kayang Menggunakan Mannequin ... 44

8. Peneliti Berfoto Bersama Sampel, Pelatih, dan Wasit ... 45


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Program Latihan Kayang Menggunakan Beban

Mannequin ... 39 2. Dokumentasi Penelitian ... . 42 3. Surat - Surat Penelitian... 46


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya dimulai sejak kehidupan manusia primitif. Peninggalan sejarah menunjukkan bahwa ”bergulat” telah dilakukan orang pada masa Mesir Purba, yang menggunakan gulat sebagai alat pendidikan kaum muda untuk keperluan menyerang dalam peperangan. Gulat yang menurut fakta - fakta sejarah termasuk salah satu olahraga yang cukup tua usianya, bahkan sejak olimpiade kuno telah turut dipertandingkan. Ketika Olimpiade modren ciptaan Baron Piere de Fredi Coubertin berlangsung di Athena tahun 1896, atlet-atlet tuan rumah sangat mendominasi permainan ini khususnya pertandingan gulat yang menggunakan gaya Romawi.

Gulat telah dikenal masyarakat Indonesia sejak permainan ini dibawa oleh tentara Belanda yang pada waktu itu dan sering mempermainkannya pada acara pasar malam sebagai arena tontonan dan hiburan. Organisasi olahraga gulat amatir di Indonesia didirikan pada tanggal 7 Pebruari 1960 dan diberi nama Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI).

Sebagai olahraga beladiri, gulat menggunakan ketangkasan dan ketrampilan didalam gerakannya. Gulat juga memerlukan kondisi fisik yang prima disamping kemahiran teknik, penguasaan teknik, maupun kemantapan mental. Akan tetapi komponen fisik yang paling dominan pada cabang olahraga


(13)

2

ini adalah kekuatan, daya tahan, power, kecepatan, kelentukan serta kelincahan. Karena begitu banyaknya komponen fisik yang digunakan pada cabang olahraga ini, maka cabang olahraga gulat dominan melatih komponen fisik, disertai dengan latihan teknik.

Pada era tahun 80 - an gulat merupakan olahraga yang populer di Sumatera Utara khususnya kota Medan. Pada masa itu, gulat di Sumatera Utara berjaya dan banyak atletnya yang berprestasi pada event yang ada di Indonesia. 10 tahun terakhir kejayaan olahraga gulat Sumatera Utara menurun. Tidak ada lagi prestasi yang menggembirakan dari atletnya. Puncak kejayaaan gulat Sumatera Utara terjadi pada PON XV di Jawa Timur yang pada waktu itu Sumatera Utara berhasil memperoleh 3 medali emas, 1 medali perak, dan 2 medali perunggu. Sedangkan pada PON XVI di Palembang dan XVII di Kalimantan Timur Gulat Sumatera Utara hanya memperoleh 2 medali perunggu, dan pada PON XVIII di Pekanbaru - Riau atlet gulat Sumatera Utara hanya memperoleh 1 medali perak dan 2 medali perunggu dan pada dasarnya sebagian besar atlet yang memperkuat tim gulat Sumatera Utara tersebut berasal dari Pengcab PGSI Kota Medan.

Dari informasi di atas dapat dilihat bahwa prestasi atlet gulat Sumatera Utara menurun dari dahulu sampai sekarang.

Banyak faktor yang menyebabkan menurunnya prestasi atlet gulat Sumatera Utara. Salah satunya adalah, kurangnya penguasaan teknik yang diperoleh pada saat berlatih. Penguasaan teknik sangat penting yang harus dikuasai oleh seorang atlet gulat, dimana dengan dikuasainya teknik - teknik pergulatan tersebut maka pada saat berlatih maupun bertanding atlet dapat mengambil angka dari lawannya.


(14)

3

Didalam penelitian ini Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada suatu teknik pergulatan pada atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan karena, teknik - teknik bergulat yang diperlihatkan pada atlet gulat putra selain teknik yang berisiko tinggi seperti halnya teknik bantingan lengan, bantingan pinggang, dan juga bantingan kayang (jublish), pada atlet gulat putra ini jugalah atlet gulat Sumatera Utara sering meloloskan dan memperoleh medali pada PON yang telah berlangsung.

Pada atlet gulat putra pergulatan yang terjadi dalam melakukan serangan, seni dalam pergulatan sangat tinggi dimana sering terjadinya teknik - teknik bantingan lengan, bantingan kayang (jublish), juga jatuhan yang membuat pertandingan gulat pada atlet gulat putra menarik untuk di tonton yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada cabang olahraga gulat pada atlet gulat putra.

Atas pengamatan penulis pada saat atlet gulat Pengcab PGSI Kota Medan berlatih tanding di Sasana Gulat PAB - MEDEST pada tanggal 08 Oktober 2012 pukul 17.00 Wib, pada saat itu penulis melihat para atlet sedang berlatih tanding. Pada atlet gulat putra penulis melihat sering gagalnya pegulat melakukan teknik - teknik pergulatan seperti bantingan lengan, bantingan kayang (jublish) dan juga teknik lainnya yang membuat pertandingan tersebut jadi membosankan. Pegulat cenderung terlihat hanya saling dorong - dorongan. Dari pengamatan penulis kegagalan atlet dalam melakukan teknik bergulat seperti bantingan kayang dan juga teknik lainnya dikarenakan kurangnya penguasaan teknik tersebut sehingga ada keraguan pada saat atlet melakukan teknik tersebut, seperti takut gagal dalam melakukan teknik tersebut. Padahal ciri khas pertandingan gulat adalah adanya


(15)

4

teknik - teknik bantingan seperti bantingan lengan dan bantingan kayang, yang membuat penonton kagum apabila teknik ini terjadi pada suatu pertandingan.

Berdasarkan pengamatan ini penulis memiliki keinginan untuk meneliti suatu bentuk latihan yang dapat mendukung terjadinya suatu teknik latihan seperti bantingan kayang (jublish). Penulis memiliki ketertarikan untuk meneliti bentuk latihan yang mengarah kepada teknik bantingan kayang (jublish) dikarenakan teknik bantingan kayang (jublish) ini merupakan teknik tertinggi dalam cabang olahraga gulat sekaligus merupakan teknik yang berisiko tinggi yang dapat menyebabkan cedera pada lawan.

Dari hasil pengamatan tersebut, penulis mencoba melihat data hasil bantingan kayang (jublish) untuk melihat sudah sejauh mana atlet menguasai teknik bantingan kayang (jublish) tersebut.

Berikut ini adalah data hasil bantingan kayang (jublish) yang diperoleh penulis dari tes pendahuluan yang dilakukan pelatih gulat Pengcab PGSI Kota Medan pada saat atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan berlatih pada tanggal 08 Oktober 2012 pukul 17.00 Wib.

Tabel 1: Data Tes Pendahuluan Hasil Bantingan Kayang (Jublish) Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012.

No. Nama Atlet Kelas Gulat

Nilai Bantingan Kayang

Wasit I Wasit II Wasit III Nilai Bantingan

1. Joshua 42 Kg 1 1 1 1

2. Haris 46 Kg 1 3 1 1

3. Gunawan 50 Kg 3 3 3 3


(16)

5

5. Suratman 54 Kg 1 1 1 1

6. Baringin 55 Kg 3 3 1 3

7. Zulfikar 55 Kg 1 1 1 1

8. Abdul 60 Kg 1 1 1 1

9. Freddy 60 Kg 3 3 3 3

10. Jos Sitepu 66 Kg 3 1 3 3

11. Fauzan 74 Kg 3 3 3 3

12. M. Taufik 84 Kg 1 1 1 1

Tabel 2 : Norma Penilaian Bantingn Kayang (Jublish).

Nilai Keterangan Penilaian Kategori Penilaian

1 Apabila atlet yang terkena teknik bantingan kayang (jublish) dapat menutup badannya pada posisi langsung telungkup sehingga punggung atau bagian belakang dari tubuh atlet tersebut tidak mengenai matras terlebih dahulu.

Rendah

3 Apabila atlet yang terkena teknik bantingan kayang (jublish) pundaknya mengenai matras tetapi tidak melalui atas kepala atlet yang melakukan teknik bantingan kayang (jublish) tersebut. (Pada posisi membanting kayang dari samping tubuh atlet yang dibanting).

Sedang

5 Apabila atlet yang terkena teknik bantingan kayang (jublish) pundaknya mengenai matras dan melalui atas


(17)

6

kepala atlet yang melakukan teknik bantingan kayang (jublish) tersebut. (Grand Amplitudo).

Dari data tes pendahuluan di atas dan apabila dilihat dari norma penilaian teknik bantingan kayang (jublish) dapat dilihat bahwa masih rendah atau kurangnya penguasaan teknik bantingan kayang (jublish) pada atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan dikarenakan nilai kemampuan teknik bantingan kayang (jublish) masih pada kategori rendah dan sedang.

Berdasarkan pengamatan ini, penulis tertarik membuat suatu penelitian dengan memberikan suatu sumbangan ilmu yang mendukung terjadinya teknik bantingan kayang (jublish). Penulis menawarkan bentuk latihan seperti; latihan kayang menggunakan mannequin, dimana bentuk latihan ini diharapkan dapat memberikan peningkatan terhadap kemampuan atlet dalam melakukan bantingan kayang (jublish) tersebut.

Bedasarkan penjelasan di atas Pembahasan utama dalam penelitian ini adalah; Upaya peningkatan hasil bantingan kayang (jublish) melalui latihan kayang menggunakan beban mannequin pada atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: Faktor - faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil bantingan kayang (jublish). Apakah dengan latihan bantingan kayang menggunakan beban mannequin dapat mempengaruhi hasil bantingan kayang (jublish).


(18)

7

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari salah penafsiran dan sekaligus membuat sasaran pembahasan menjadi lebih terfokus, maka perlu dibuat pembatasan masalah Yaitu; latihan bantingan kayang menggunakan beban mannequin adalah variabel bebas, dan hasil bantingan kayang (jublish) merupakan variabel terikat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah penerapan bantingan kayang menggunakan beban mannequin dapat meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish) pada atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan tahun 2012/2013.

E. Tujuan Penelitian

Mengingat betapa pentingnya tujuan dalam suatu kegiatan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish) melalui latihan kayang menggunakan beban mannequin pada atlet gulat putra Pengcab PGSI Medan tahun 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Bila penelitian yang dilakukan ternyata menunjukkan adanya peningkatan hasil bantingan kayang (jublish) memalui latihan kayang menggunakan beban mannequin, maka penelitian ini bermanfaat bagi :

1. Menjadi bahan informasi dan menambah khasanah dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu kepelatihan yang telah diperoleh selama perkuliahan.


(19)

8

2. Bagi para pelatih gulat, agar menerapkan latihan kayang menggunakan mannequin untuk meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish) atlet gulat putra.

3. Para atlet gulat, sebagai sumbangan pengetahuan dimana untuk meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish) dapat ditempuh dengan kayang menggunakan beban mannequin.

4. Bagi para Mahasiswa khususnya Mahasiswa Jurusan Kepelatihan Olahraga dibuka kesempatan untuk meneliti dalam menyusun karya ilmiah dengan bentuk latihan yang berbeda yang juga dapat meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish) dalam cabang olahraga gulat.


(20)

38

DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar. (1991). Manusia Dan Olahraga. ITB/FPOK-IKIP. Bandung. FILA. (1986). Peraturan Gulat Internasional. Jakarta.

. . . (2001). Programme Of Professional For Coaches In Wrestling. Lausanne. . . . (2005). Peraturan Gulat Internasional. Jakarta.

Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma. Jakarta.

Harsuki. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini, Kajian Para Pakar. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Kosasih, Engkos. (1985). Olahraga Teknik & Program Latihan. Jakarta : Akademika Pressindo.

PB.PGSI. (1998). Peraturan Pertandingan Gulat Amatir. Nasional/International. Jakarta.

………... (2006). Peraturan Pertandingan Gulat Amatir International. Jakarta. Rajko Petrov. (1984). Lutte Libre Et Lutte Greco-Romaine. FILA. Lausanne. Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Depdikbud

Dirjen Dikti PPTK. Jakarta.

Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Witarsa, Wita. (2002). Latihan Kondisi Fisik. Bandung.


(1)

teknik - teknik bantingan seperti bantingan lengan dan bantingan kayang, yang membuat penonton kagum apabila teknik ini terjadi pada suatu pertandingan.

Berdasarkan pengamatan ini penulis memiliki keinginan untuk meneliti suatu bentuk latihan yang dapat mendukung terjadinya suatu teknik latihan seperti bantingan kayang (jublish). Penulis memiliki ketertarikan untuk meneliti bentuk latihan yang mengarah kepada teknik bantingan kayang (jublish) dikarenakan teknik bantingan kayang (jublish) ini merupakan teknik tertinggi dalam cabang olahraga gulat sekaligus merupakan teknik yang berisiko tinggi yang dapat menyebabkan cedera pada lawan.

Dari hasil pengamatan tersebut, penulis mencoba melihat data hasil bantingan kayang (jublish) untuk melihat sudah sejauh mana atlet menguasai teknik bantingan kayang (jublish) tersebut.

Berikut ini adalah data hasil bantingan kayang (jublish) yang diperoleh penulis dari tes pendahuluan yang dilakukan pelatih gulat Pengcab PGSI Kota Medan pada saat atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan berlatih pada tanggal 08 Oktober 2012 pukul 17.00 Wib.

Tabel 1: Data Tes Pendahuluan Hasil Bantingan Kayang (Jublish) Atlet Gulat Putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012.

No. Nama Atlet Kelas Gulat

Nilai Bantingan Kayang

Wasit I Wasit II Wasit III Nilai Bantingan

1. Joshua 42 Kg 1 1 1 1

2. Haris 46 Kg 1 3 1 1

3. Gunawan 50 Kg 3 3 3 3


(2)

5. Suratman 54 Kg 1 1 1 1

6. Baringin 55 Kg 3 3 1 3

7. Zulfikar 55 Kg 1 1 1 1

8. Abdul 60 Kg 1 1 1 1

9. Freddy 60 Kg 3 3 3 3

10. Jos Sitepu 66 Kg 3 1 3 3

11. Fauzan 74 Kg 3 3 3 3

12. M. Taufik 84 Kg 1 1 1 1

Tabel 2 : Norma Penilaian Bantingn Kayang (Jublish).

Nilai Keterangan Penilaian Kategori Penilaian

1 Apabila atlet yang terkena teknik bantingan kayang (jublish) dapat menutup badannya pada posisi langsung telungkup sehingga punggung atau bagian belakang dari tubuh atlet tersebut tidak mengenai matras terlebih dahulu.

Rendah

3 Apabila atlet yang terkena teknik bantingan kayang (jublish) pundaknya mengenai matras tetapi tidak melalui atas kepala atlet yang melakukan teknik bantingan kayang (jublish) tersebut. (Pada posisi membanting kayang dari samping tubuh atlet yang dibanting).

Sedang

5 Apabila atlet yang terkena teknik bantingan kayang (jublish) pundaknya mengenai matras dan melalui atas


(3)

kepala atlet yang melakukan teknik bantingan kayang (jublish) tersebut. (Grand Amplitudo).

Dari data tes pendahuluan di atas dan apabila dilihat dari norma penilaian teknik bantingan kayang (jublish) dapat dilihat bahwa masih rendah atau kurangnya penguasaan teknik bantingan kayang (jublish) pada atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan dikarenakan nilai kemampuan teknik bantingan kayang (jublish) masih pada kategori rendah dan sedang.

Berdasarkan pengamatan ini, penulis tertarik membuat suatu penelitian dengan memberikan suatu sumbangan ilmu yang mendukung terjadinya teknik bantingan kayang (jublish). Penulis menawarkan bentuk latihan seperti; latihan kayang menggunakan mannequin, dimana bentuk latihan ini diharapkan dapat memberikan peningkatan terhadap kemampuan atlet dalam melakukan bantingan kayang (jublish) tersebut.

Bedasarkan penjelasan di atas Pembahasan utama dalam penelitian ini adalah; Upaya peningkatan hasil bantingan kayang (jublish) melalui latihan kayang menggunakan beban mannequin pada atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan Tahun 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: Faktor - faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil bantingan kayang (jublish). Apakah dengan latihan bantingan kayang menggunakan beban mannequin dapat mempengaruhi hasil bantingan kayang (jublish).


(4)

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari salah penafsiran dan sekaligus membuat sasaran pembahasan menjadi lebih terfokus, maka perlu dibuat pembatasan masalah Yaitu; latihan bantingan kayang menggunakan beban mannequin adalah variabel bebas, dan hasil bantingan kayang (jublish) merupakan variabel terikat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah penerapan bantingan kayang menggunakan beban mannequin dapat meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish) pada atlet gulat putra Pengcab PGSI Kota Medan tahun 2012/2013.

E. Tujuan Penelitian

Mengingat betapa pentingnya tujuan dalam suatu kegiatan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish) melalui latihan kayang menggunakan beban mannequin pada atlet gulat putra Pengcab PGSI Medan tahun 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Bila penelitian yang dilakukan ternyata menunjukkan adanya peningkatan hasil bantingan kayang (jublish) memalui latihan kayang menggunakan beban mannequin, maka penelitian ini bermanfaat bagi :

1. Menjadi bahan informasi dan menambah khasanah dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu kepelatihan yang telah diperoleh selama perkuliahan.


(5)

2. Bagi para pelatih gulat, agar menerapkan latihan kayang menggunakan mannequin untuk meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish) atlet gulat putra.

3. Para atlet gulat, sebagai sumbangan pengetahuan dimana untuk meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish) dapat ditempuh dengan kayang menggunakan beban mannequin.

4. Bagi para Mahasiswa khususnya Mahasiswa Jurusan Kepelatihan Olahraga dibuka kesempatan untuk meneliti dalam menyusun karya ilmiah dengan bentuk latihan yang berbeda yang juga dapat meningkatkan hasil bantingan kayang (jublish) dalam cabang olahraga gulat.


(6)

38

Arismunandar. (1991). Manusia Dan Olahraga. ITB/FPOK-IKIP. Bandung. FILA. (1986). Peraturan Gulat Internasional. Jakarta.

. . . (2001). Programme Of Professional For Coaches In Wrestling. Lausanne. . . . (2005). Peraturan Gulat Internasional. Jakarta.

Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. CV. Tambak Kusuma. Jakarta.

Harsuki. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini, Kajian Para Pakar. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Kosasih, Engkos. (1985). Olahraga Teknik & Program Latihan. Jakarta : Akademika Pressindo.

PB.PGSI. (1998). Peraturan Pertandingan Gulat Amatir. Nasional/International. Jakarta.

………... (2006). Peraturan Pertandingan Gulat Amatir International. Jakarta. Rajko Petrov. (1984). Lutte Libre Et Lutte Greco-Romaine. FILA. Lausanne. Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Depdikbud

Dirjen Dikti PPTK. Jakarta.

Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Witarsa, Wita. (2002). Latihan Kondisi Fisik. Bandung.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN EKSPOSITORI TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI PROGRAM SARJANA PGSD FKIP UNILA-UPP METRO TAHUN AJARAN 2010

5 25 67

PENGARUH METODE LATIHAN GAME PASSING (GAMPAS) DAN PASSING BERHADAPAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMPN 2 TRIMURJO LAM-TENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 8 54

EFEKTIVITAS GERAK DASAR PASSING BAWAH DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 2 SUKAJAWA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

2 16 61

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SILIWANGI PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

0 30 59

HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI STRATEGI BERMAIN MEDIA BALON DI SDN 11 BALAI SEPUAK

0 0 12

1 PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI

0 0 8

1 PENGARUH MODIFIKASI PEMBELAJARAN BOLA VOLI TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH PADA PESERTA DIDIK SMA

0 0 10

1 PENGARUH MODEL TEACHING GAME FOR UNDERSTANDING TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI DI SMP

0 0 7

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM SOLVING BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 RAJAGALUH KABUPATEN MAJALENGKA

0 0 9

PENGARUH KETERAMPILAN MOTORIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

0 0 8