PENGARUH METODE LATIHAN GAME PASSING (GAMPAS) DAN PASSING BERHADAPAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMPN 2 TRIMURJO LAM-TENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENGARUH METODE LATIHAN GAME PASSING (GAMPAS) DAN

PASSING BERHADAPANTERHADAP KETERAMPILAN PASSING

PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMPN 2 TRIMURJO LAM-TENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Rony Pasrah

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh dalam keterampilan passing dengan metode Game Passing (GAMPAS) dan Metode Passing berhadapan pada siswa ekstrakurikuler

sepakbola di SMPN 2 Trimurjo Lam-Teng setelah pemberian perlakuan selama 2,5 bulan. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumbangan

pemikiran untuk meningkatkan keterampilan passing bawah.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa latihan passing dengan metode Game Passing (GAMPAS) dapat meningkatkan keterampilan passing yang signifikan, hasil perhitungan tes akhir diperoleh t hitung =10,24 bila dibandingkan dengan t tabel

= 2,04 berarti nilai t hitung > t tabel. Sedangkan model latihan Passing berhadapan dapat meningkatkan keterampilan passing yang signifikan, hasil perhitungan tes

akhir diperoleh t hitung =4,02 bila dibandingkan dengan t tabel = 2,04 berarti nilai t hitung > t tabel. Jika ditinjau dari segi teori, metode Game Passing (GAMPAS) yang

lebih baik karena pada metode latihan ini lebih mudah dilakukan, selain itu juga perkenaan pada bola untuk tiap-tiap siswa lebih banyak jika dibandingkan dengan

latihan passing berhadapan dalam kurun waktu yang sama.

Dari hasil perhitungan tes akhir terdapat perbedaan keterampilan passing pada taraf nyata atau pada taraf kepercayaan 95%. Penggunaan motode latihan Game Passing (GAMPAS) lebih efektif dibandingkan dengan motode latihan passing berhadapan dalam peningkatan keterampilan passing pada siswa ekstrakurikuler


(2)

PENGARUH METODE LATIHAN GAME PASSING (GAMPAS) DAN PASSING BERHADAPAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING

PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMPN 2 TRIMURJO LAM-TENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh RONY PASRAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

PENGARUH METODE LATIHAN GAME PASSING (GAMPAS) DAN PASSING BERHADAPAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING

PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMPN 2 TRIMURJO LAM-TENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

( Skripsi )

Oleh RONY PASRAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 8

G. Ruang Lingkup Penelitian... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani... 9

B. Karakteristik Siswa SMP ... 10

1.Perkembangan Aspek Psikomotor ... 11

2.Perkembangan Aspek Kognitif ... 11

3.Perkembangan Aspek Afektif ... 12

C. Teori Belajar Gerak ... 12

1. Pengertian Belajar Gerak ... 12

2. Tahapan Belajar Gerak ... 14

D. Keterampilan Gerak Dasar ... 16

E. Sepak Bola ... 17

1.Teknik Dasar Sepak bola ... 18

2.Teknik Dasar Tendangan ... 19

3.Menendang Bola ( Passing ) ... 20

4.Kondisi Fisik ... 22

F. Metode Latihan Game Passing ... 25

G. Metode Latihan Passing Berhadapan ... 27

H. Kerangka Berpikir ... 27

I. Hipotesis ... 28

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 32

C. Prosedur Penelitian ... 32


(5)

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Teknik Analisis data ... 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

1. Deskripsi Data ... 36

2. Analisis Data ... 37

3. Pengujian Hipotesis ... 37

B. Pembahasan ... 39

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42

B. Saran…….. ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 44


(6)

MOTTO

Di dalam menuntut ilmu hendaknya mempunyai kemauan dan tabah dalam menghadapi segala rintangan dan godaan agar tercapai apa yang telah

dicita-citakan.

Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau ( Marzuki H.A. dkk. )


(7)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Wiyono, M.Pd. …………

Sekretaris : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd.. ………… Penguji

Bukan Pembimbing : Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or …………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(8)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Rony Pasrah

NPM : 05130510

Tempat tanggal lahir : Bekri,8 Juli 1987

Alamat : Jln.Gelatik Purwoasri Metro Utara

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGARUH METODE LATIHAN GAME PASSING (GAMPAS) DAN PASSING BERHADAPAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING PADA SISWA

EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMPN 2 TRIMURJO LAM-TENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012” adalah benar hasil karya penulis

berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei s.d 30 Juni 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan dan dapat dipertangung jawabkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 4 Oktober 2012


(9)

PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi rasa syukur pada Allah SWT., Ku persembahkan karya kecilku ini kepada Bapak yang saya sayangi dan Ibu tercinta,

yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan doa. Banyak Pelajaran hidup yang diberikan, dengan penuh rasa syukur dan

kesabaran

setiap menghadapi persoalan hidup Terima kasih untuk cinta dan kasih sayang Dan atas semua pengorbanan dan jerih payahmu Orang tua adalah segala-galanya bagi kebahagiaan hidupku Merekalah yang dapat memahami segala kekurangan pada diriku

Diiringi dengan doa tulus, keberhasilan ini dapat kuraih Untuk

Saudarasaudaraku , Teman-teman seperjuangan,Ade Michael Atip,Maddin Ghani,Maman,Febri Nandika,Indah

Dwi Prasanti,Andre Hari Wibowo,M.Fajrin,Hendrawan Sugiarto,Dadang Gustiawan,Arif Huzaifah,Rosi Ilwan,terima kasih atas segala kasih sayang, kesabaran

dan perhatian serta bantuannya selama ini kepada kalian sehingga membuat saya semakin sabar dan


(10)

dewasa dalam menjalani hidup ini, buat seseorang yang selalu menyayangiku dan setia menemaniku terima kasih atas segala kasih sayang dan perhatian

sehingga membuat saya semakin dewasa Almamater Tercinta


(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Kesumadadi Kec. Bekri, Kab. Lampung Tengah, pada tanggal 8 Juli 1987. Anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Giyo Suhandi dan Ibu Rohimah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak di TK AL-Mutaqqin tamat pada tahun 1993, melanjutkan Sekolah Dasar di MIN 2 Metro tamat tahun 1999, kemudian menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP N 1 Metro tamat pada tahun 2002 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 3 Metro tamat tahun 2005.

Pada tahun 2005 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang ditempuh melalui jalur SPMB.


(12)

Judul Skripsi : PENGARUH METODE LATIHAN GAME PASSING (GAMPAS) DAN PASSING

BERHADAPAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMPN 2 TRIMURJO LAM-TENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Rony Pasrah Nomor Pokok Mahasiswa : 0513051062 Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Ade Jubaedi, M.Pd.. Drs. Wiyono, M.Pd.

NIP. 19581210 198712 1 001 NIP 19570111 198303 1 002

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs.Baharudin Risyak, M.Pd. NIP. 19510507 198103 1 002


(13)

SANWACANA Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul PENGARUH METODE LATIHAN GAME PASSING

(GAMPAS) DAN PASSING BERHADAPANTERHADAP

KETERAMPILAN PASSING PADA SISWA EKSTRAKURIKULER

SEPAKBOLA SMPN 2 TRIMURJO LAM-TENG TAHUN PELAJARAN

2011/2012Adalah Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat untuk

pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Pembimbing pertama sekaligus Ketua

Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

2. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Pembimbing kedua yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.


(14)

3. Bapak Heru Sulistianta S.Pd, M.Or. selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Dr. Hi.Bujang Rahman. M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

5. Bapak Drs.Baharrudin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Kepala SMPN 2 Trimurjo yang telah memberikan izin untuk melaksanakan

penelitian pada siswa ekstrakurikuler sepakbola.

8. Siswa ekstrakurikuler sepakbola, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu


(15)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Oktober 2012

Penulis


(16)

1 I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk

pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. (Dauer dan Pangrazi, 1989:1)

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun angota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. (www.TopSkore.com/pengertianpenjas.htm).

Menurut (Abdul Gafur, 1983:8-9) yang dikembangkan oleh penulis (Cholik Mutohir, 1992) dalam (www.Google.Com/pengertianpendidikan jasmani/Mr. Abe007 blog.htm)

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.


(17)

2 Jadi dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk

meningkatkan individu secara organik, neuromoskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional.

Pendidikan Jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk selalu aktif dan terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas

jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina,

sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dasar, teknik

dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai

(sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional dari dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial.

Salah satu tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah mengembangkan keterampilan gerak. Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur. Oleh sebab itu pembelajaran yang baik akan menentukan keberhasilan dalam menciptakan siswa yang berprestasi. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat dilakukan secara efektif dan efisien.


(18)

3 Para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo belum mempunyai passing yang baik, belum tepat pada sasaran yang dituju, bola yang ditendang pun tidak menggelinding dengan baik, padahal fungsi passing sangat besar manfaatnya, diantaranya menguasai bola, untuk

menciptakan peluang, memecah konsentrasi lawan. para siswa harus melihat para pemain Barcelona yang lebih mengutamakan passing-passing pendek untuk menciptakan peluang mencetak gol ke gawang lawan, mereka mempunyai kualitas passing yang sangat baik dan kelebihan itulah yang seharusnya dapat ditingkatkan oleh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo.

Faktor yang sangat menentukan pretasi olahraga nasional adalah konsep latihan (training) itu sendiri.Sepakbola Nasional (apalagi regional/lokal), yang disebut latihan. Sepakbola lebih sering hanya bermain ”bermain bola”. Latihan

Sepakbola hanya dianggap sekedar berkumpul-kumpul saja, tendang bola sebentar langsung “bermain Sepakbola” sebelas lawan sebelas dilapangan. Bisa dibayangkan, dalam satu kali “bermain Sepakbola” berapa kali rata-rata

seseorang pemain menendang bola hanya 10-20 kali saja, dan dengan semakin berbakat seseorang, dia akan semakin menonjol, tetapi bagi yang “kurang berbakat” maka ia akan semakin tertinggal. Karena dilatih untuk “bermain sepak bola” maka teknik Sepakbola pun tidak berkembang .

Negara Indonesia jarang sekali pemain-pemain Sepakbola dilatih teknik bermain Sepakbola yang baik dan benar, seperti latihan menendang,


(19)

4 lain-lain. Padahal di negara-negara lain, latihan-latihan dasar adalah menu utama dalam suatu latihan Sepakbola.Paling tidak, dengan latihan teknik dasar, para pemain bisa latihan menendang bola 100 kali, menggiring bola 50 kali, dan mengoper bola 50 kali, bahkan mungkin bisa lebih dari itu.Bahkan di “Football Clinic” terutama untuk anak-anak, mereka ditekankan untuk melakukan latihan teknik dasar, seperti: menendang, mengoper, menggiring, serta penguasaan bola. Belum ada “bermain bola” sungguhan, paling kalau adapun mereka hanya bertanding 3 lawan 3 atau 5 lawan 5. Sehingga mereka lebih intensif latihan penguasaan bola, pengoperan serta foot work skill nya. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah bahkan latihan fisik hampir

ditinggalkan sepenuhnyaa, sehingga fisik pemain sepakbola Indonesia rata-rata lemah dan mempunyai nafas yang pendek, terkecuali pemain-pemain tertentu yang mempunyai talenta dan fisik yang sangat baik. Rendahnya kemampuan teknik dasar persepakbolaan di tanah air menjadi salah satu penyebab buruknya prestasi tim nasional dalam berbgai event, baik event tingkat ASEAN, Asia dan lebih lebih ditingkat Internasional, kendati tim nasional pelajar pernah berhasil 5 kali berturut turut sebagai juara tingkat Asia, prestasinya tidak bisa lagi meningkat dan hanya mentok sampai disitu saja.

Menurut Sucipto, dkk (2000:8) gerakan yang paling dominan dalam permainan Sepakbola adalah menendang. Dengan gerakan menendang saja anak-anak sudah dapat bermain Sepakbola. Dilihat dari rumpun gerak dan ketrampilan dasar, terdapat tiga dasar ketrampilan diantaranya adalah Lokomotor, Non lokomotor dan Manipulatif. Pemain yang memiliki teknik menendang yang dengan baik, akan mampu bermain secara efisien. Tujuan menendang bola


(20)

5 adalah untuk mengumpan (passing), menembak kegawang (shooting at the goal), dan menyapu (menjauhkan bola dari gawang sendiri) dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping). Kecerdasannya dalam mengolah latihan, aspek-aspek latihan, pengembangan fakto-faktor lain yang mendukung dalam pelatihan sepakbola, misalnya faktor fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan juara (M. Sajoto 1998:7).

Banyak metode latihan untuk meningkatkan kualitas passing, misalnya: dengan passing berpasangan,dan melingkar. Dari sini peneliti ingin menggunakan metode baru yang lebih efektif dan efisien yaitu beberapa permainan passing (game passing). Adapun latihan yang digunakan adalah berupa permainan-permainan passing yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan passing. Apakah latihan tersebut ada pengaruhnya terhadap kemampuan passing dan lebih baik dari latihan-latihan passing berpasangan yang biasa diberikan oleh pelatih-pelatih.

Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengadakan latihan passing pada pemain sepakbola yang berjudul: ”Pengaruh metode latihan game passing (GAMPAS) dan passing berhadapan terhadap keterampilan passing pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMPN 2 Trimurjo Lam-Teng Tahun Pelajaran 2011/2012”.


(21)

6 B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka permasalahan yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kemampuan penguasaan passing pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo perlu ditingkatkan.

2. Siswa yang memilih ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo dalam melakukan umpan atau menciptakan peluang dengan umpan-umpan

pendek hasilnya kurang tepat pada sasaran yang diinginkan.

3. Bola yang ditendang siswa yang memilih ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo masih melambung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah membandingkan metode latihan game passing (GAMPAS) dan passing berhadapan terhadap kemampuan passing pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo Lampung Tengah.

D. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


(22)

7 1. Apakah ada pengaruh metode latihan game passing (GAMPAS) terhadap

peningkatkan kemampuan passing pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo?

2. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara metode latihan game passing (GAMPAS) dan passing berhadapan terhadap kemampuan passing bola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo ? 3. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara metode latihan game

passing (GAMPAS) dan passing berhadapan terhadap kemampuan passing pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh metode latihan game passing (GAMPAS) dalam meningkatkan kemampuan passing pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode latihan passing berhadapan terhadap kemampuan passing pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo.

3. Untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara metode latihan game passing (GAMPAS) dan passing berhadapan dalam meningkatkan

kemampuan passing pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo.


(23)

8 F. Kegunaan Penelitian

Dengan penelitian ini penulis berharap antara lain :

1. Bagi siswa yang memilih ekstrakurikuler sepakbola/ Pemain sepakbola Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan passing. 2. Bagi peneliti

Dapat dijadikan salah satu alternatif pemberian latihan dalam sepakbola khususnya latihan passing.

3. Bagi pelatih sepakbola maupun guru pendidikan jasmani, sebagai salah satu metode dalam melatih sepakbola khususnya dalam hal melatih kemampuan passing dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

4. Bagi program studi, Sebagai solusi untuk mengembangkan inovasi dalam pembelajaran penjas untuk diaplikasikan dalam praktik kepelatihan olah raga prestasi, khususnya sepakbola.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di SMPN 2 Trimurjo.

2. Objek penelitian yang diamati adalah kemampuan passing melalui metode latihan game passing (GAMPAS) dan passing berhadapan.

3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo.


(24)

9 II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. (Kurikulum Penjas SMP, 2004)

Menurut Eddy Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani,

mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, seimbang.

Pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya


(25)

10 menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.Aktivitas jasmani tersebut harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan,

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. (Sudirman Husein : 2008 dalam

Semiloka Penjas-Olahraga Unila).

B. Karakteristik Siswa SMP

Anak dipandang sebagai salah satu sumber untuk menentukan apa yang akan dijadikan bahan pelajaran. Thompson (1993: 38) menjelaskan bahwa anak bukanlah hanya sekedar versi yang lebih kecil dari orang dewasa. Anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang sangat khusus. Untuk itu perlu dipelajari bagaimana anak tumbuh, berkembang dan belajar, apa kebutuhan dan apa minatnya. Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan landasan dalam menentukan alternatif model latihan yang cocok agar kemampuan anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin.

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Selama di SMP, seluruh aspek perkembangan manusia yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif mengalami perubahan yang luar biasa. Siswa SMP mengalami masa remaja, satu periode perkembangan sebagai transisi


(26)

11 dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Sunarto (1999: 68) menyatakan bahwa masa remaja adalah upaya menentukan jati dirinya (identitasnya) atau aktualisasi diri. Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus dihadapi oleh guru.

1. Perkembangan Aspek Psikomotorik

Wuest dan Lombardo (Arma Abdoelah dan Agusmanaji. 1994)

menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotor seusia siswa SMP ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis secara luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa tersebut adalah pertumbuhan tinggi badan dan berat badan. Pada usia 12-14 tahun atau lebih cepat dan lebih lambat dari itu, siswa mengalami pertumbuhan cepat. Tulang rangka mengalami perubahan semakin keras. Bagian tubuh mengalami pertumbuhan dan pematangan pada kecepatan yang berbeda, sehingga proporsi

antar-anggota tubuh kelihatan tidak sempurna. Kondisi ini menyebabkan remaja mengeluh bahwa tubuhnya terlalu gemuk, sehingga terkadang menjadi kendala partisipasinya dalam aktivitas jasmani.

2. Perkembangan Aspek Kognitif

Wuest dan Lombardo (Arma Abdoelah dan Agusmanaji. 1994)

menyatakan perkembangan kognitif pada siswa SMP meliputi peningkatan fungsi intelektual, kapasitas memori dan bahasa, dan pemikiran

konseptual. Siswa mengalami peningkatan kemampuan mengekspresikan diri, kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan akan meningkat.


(27)

12 3. Perkembangan Aspek Afektif

Wuest dan Lombardo (Arma Abdoelah dan Agusmanaji. 1994)

menyatakan perkembangan afektif siswa SMP mencakup proses belajar perilaku. Pihak yang berpengaruh dalam proses sosialisasi remaja adalah keluarga, sekolah dan teman sebaya. Dari ketiganya pihak yang sangat berpengaruh adalah teman sebaya. Siswa juga mengalami kondisi egosentris, yaitu kondisi yang hanya mementingkan pendapatnya sendiri dan mengabaikan pandangan orang lain. Remaja menghabiskan waktu memikirkan penampilan, tindakan, perasaan dan perhatian. Siswa

mengalami perubahan persepsi atas kemampuan dan keyakinan yang kuat bahwa ia mampu mengerjakan sesuatu, sehingga timbul rasa percaya diri.

C. Teori Belajar Gerak

1. Pengertian Belajar Gerak

Menurut Lutan (1988) Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual, maupun sikap. Menurut Bloom (1955), perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 ranah, yaitu: a) kognitif, b) afektif, c) psikomotor. (Http://e-learning.com/19-05-2009/doc.id-ac)


(28)

13 Menurut Schmidt dalam Lutan (1988: 102) Belajar motorik adalah

seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku gerak. (Http://e-learning.com/19-05-2009/doc.id-ac)

Belajar gerak secara khusus dapat diartikan sebagai suatu proses

perubahan atau modifikasi tingkah laku individu akibat dari latihan dan kondisi lingkungan (Drowatzky, 1981). Lebih lanjut Schmidt (1988), menyatakan bahwa belajar gerak mempunyai beberapa ciri, yaitu : a) merupakan rangkaian proses, b) menghasilkan kemampuan untuk merespon, c) tidak dapat diamati secara langsung, bersifat relatif permanen, d) sebagai hasil latihan, e) bisa menimbulkan efek negatif. Dari beberapa pengertian belajar gerak dari para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut, Belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses pertumbuhan yang diwujutkan melalui respon–respon, yang pada umumnya diekspedisikan dalam gerak tubuh atau bagian tubuh.

2. Tahapan Belajar Gerak

Dalam proses belajar gerak ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh siswa untuk mencapai tingkat keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus dilakukan secara berurutan, karena tahap sebelumnya adalah prasyarat untuk tahap berikutnya. Apabila ketiga


(29)

14 tahapan belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru pada saat mengajar Pendidikan Jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari apa yang selama ini mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani yang ideal.

Adapun tahap-tahapan dalam belajar gerak adalah sebagai berikut : - Tahap Kognitif

Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan menurut Winkel (1984: 53) adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil

mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.

- Tahap Asosiatif / Fiksasi

Pada tahap ini siswa mulai mempraktikkan gerak sesuai dengan konsep-konsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya.


(30)

15 Tahap ini juga sering disebut sebagai tahap latihan. Menurut Winkel (1984: 54) Tahap latihan adalah tahap dimana siswa diharapkan mampu mempraktikkan apa yang hendak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak yang dipelajari. Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup. Apabila siswa telah melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharapkan telah memiliki keterampilan yang memadai.

- Tahap Otomatis

Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan. Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat

mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.

Dalam Lutan (1988) dijelaskan bahwa untuk mempelajari gerak maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Kesiapan belajar. Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum kesiapan. Anak yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima pembelajaran.

b. Kesempatan belajar. Pemberian kesempatan yang cukup banyak bagi anak sejak usia dini untuk bergerak atau melakukan aktivitas jasmani


(31)

16 dalam mengeksporasi lingkungannya sangat penting. Bukan saja untuk perkembangan yang normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk perkembangan mental yang sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru untuk memberikan kesempatan anak belajar melalui gerak.

c. Kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai. Semakin banyak kesempatan berlatih, semakin banyak pengalaman gerak yang anak lakukan dan dapatkan. Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya.

d. Model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik. Model yang ada harus merupakan replika dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut.

e. Bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak

membetulkan sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini merupakan feed back.

f. Motivasi. Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar kecilnya motivasi yang dimilikinya.

D. Keterampilan Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang perkembangannya sejalan dengan

pertumbuhan dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Lutan (1998) membagi tiga gerakan dasar yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non

lokomotor, (3) manipulatif.

Lutan (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat misalnya: jalan dan lompat. Gerak non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya melenting, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu


(32)

17 proyek dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain, misalnya passing.

E. Sepakbola

Permainan sepakbola modern pertama kali dilakukan oleh Cambridge University di Inggris pada tahun 1846,dengan dibuatnya peraturan permaian sepakbola terdiri dari 11 pasal.Peraturan-peraturan ini kemudian

disosialisasikan dan dapat diteima oleh universitas dan sekolah lain yang pada akhirnya dikenal dengan nama ”Cambridge Rules of Football”. Selanjutnya pada tanggal 8 Desember 1863 tersusunlah suatu permainan sepakbola oleh

The Football Assosiation dan lahirlaah peraturan permainan sepakbola yang digunakan sampai sekarang. Pada tanggal 21 mei 1904 berdirilah federasi sepakbola dengan nama Federasi Internasionale de Football Assosiation dan dikenal dengan FIFA atas inisiatif Rabert Guirin dari Perancis dan sekaligus sebagai ketua pertama. Federasi ini pada mulanya hanya beranggotakan 7 negara diantaranya: Spanyol, Perancis, Belgia, Belanda, Swiss, Denmark dan Swedia ( A. Sarumpaet, 1992:2). Sepakbola adalah permainan yang di

mainkan oleh 2 regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 pemain. Seiring dengan perkembangan zaman ternyata olahraga sepakbola justru mampu di terima oleh kalangan masyarakat sehingga pada tahun 1929 Yulies Rimet merencanakan kejuaraan dunia sepakbola yang diikuti oleh anggota FIFA yang dikenal Coup de Monde, seiring berjalannya waktu akhirnya coup


(33)

18

de monde diganti dengan nama Yulies Rimet Cup dan Brasillah yang menjuarai berturut-turut 3 kali kemenanga. (Sucipto dkk, 200:9).

Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga beregu antar tim. Suatu tim akan dapat mengerjakan permainan yang manarik apabila dikerjakan dengan kerja sama atau team work antar pamain dengan teknik-teknik yang bagus pula. Adapun teknik dasar yang harus dikuasai olah seseorang pemain sepakbola ada dua yaitu: 1) teknik tanpa bola (lari, lompat dan gerak tipu). 2) teknik dengan bola (passing, heading, mendrible bola, merebut bola, menangkap bola, menahan bola) (Sukatamsi, 1984:34).

1. Teknik Dasar Sepakbola

Sepakbola salah satu cabang olahraga yang sangat populer bila dibandingkan dengan olahraga yang lain baik di Indonesia maupun di internasional. Teknik dasar merupakan salah satu fungsi bagi seseorang untuk dapat bermain sepakbola. Pengertian dari teknik dasar adalah semua kegiatan yang mendasari sehingga dengan modal sedemikian itu sudah dapat bermain sepakbola ( Sarumpaet, 1992: 17 ). Dalam bermain sepakbola teknik yang digunkan ada dua cara yaitu teknik badan (lari, lompat, dan gerak tipu) dan teknik bola (menendang, menyundul,

mengumpan, menahan dll) ( Sukatamsi, 1984: 34). Untuk dapat mencapai suatu kemampuan ketrampilan bermai sepakbola yang baik terdapat beberapa faktor yang harus dikuasai yaitu: 1) menendang bola, 2) menggiring bola, 3) menahan bola, 4) merebut bola 5) menyundul bola


(34)

19 (Depdikbud, 1993:34). Dalam usaha meningkatkan mutu permainan kearah prestasi maka masalah teknik merupakan salah satu persyaratan yang menentukan. Jadi teknik dasar bermain sepakbola adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepakbola.

2. Teknik Dasar Tendangan

Menendang bola merupakan suatu usaha unutuk memindahkan bola dari suatu tempat ketempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki (Sarumpaet,1992:20). Menendang bola dapat dilakukan dalam keadaan bola diam, menggelinding maupun melayang di udara. Pada sepakbola menendang merupakan teknik dasar yang paling banyak digunakan. Seseorag pemain yang tidak menguasai teknik menendang dengan

baik,pemain tersebut tidak akan menjadi pemain yang baik,dan kesebelasan yang baik adalah kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang bola dengan baik (Sukatamsi,1984:44).

Fungsi ataupun tujuan dari pada menendang bola ada beberapa macam, antar lain: a) untuk memberi umpan ke pada teman atau mengoper bola, b) untuk menembakkan bola kedalam gawang lawan untuk membuat gol kemenangan, c) untuk menghidupkan bola kembali setelah terjadi suatu pelanggaran seperti (tendangan bebas, tendangan penjuru, tendangan hukuman,tendangan gawang dan sebagainya),d) untuk melakukan clearing


(35)

20 sendiri atau dalam usaha membendung serangan lawan pada daerah

pertahanan sendiri (Sarumpaet,1992:20).

Untuk dapat menendang bola dengan baik pemain harus menguasai teknik dengan baik dimana tempat perkenaan bola dengan kaki tumpu yang tepat yaitu kaki tumpu diletakan di samping belakang bola pada saat akan melakukan tendangan usahakan tangan agak direntangkan untuk menjaga keseimbangan serta follow through. Untuk menendang bola dengan tujuan tertentu dilakuakan dengan berbagai cara menggunakan bagian-bagian kaki seperti kura kura bagian dalam, kaki bagian dalam, kura-kura kaki bagian luar dan kura-kura kaki bagian atas.

3. Menendang Bola (Passing)

Menendang bola merupakan suatu usaha memindahkan bola dari suatu tempat ketempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki (Sarumpaet, 1992: 20). Menendang bola merupakan teknik dengan bola yang paling banyak dilakukan dalam permainan sepakbola. Maka teknik menendang bola merupakan dasar di dalam bermain sepakbola. Seorang pemain yang tidak menguasai teknik menendangbola dengan baik, tidak akan mungkin menjadi pemain yang baik. Menendang bola dapat dilakukan dalam keadaan bola diam, mengglinding maupun melayang di udara. Kesebelasan yang baik adalah sautu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang bola dengan baik, dengan cermat, cepat dan tepat pada sasaran. Sasaran teman maupun dalam membuat gol ke mulut


(36)

21 gawang lawan. Eric C. Batty (1982:12) bahwa tujuan utama dari permainan sepakbola adalah mencetak gol ke gawang lawan sebanyak banyaknya. Teknik-teknik yang digunakan dalam menendang haruslah sesuai dengan keadaan bola dan kaki. Menurut Sucipto (1992:12) teknik menendang bola ada beberapa macam seperti menendang dengan kaki bagian dalam (inside of the foot), kaki bagian luar (outside of the instep). Dalam menendang bola agar hasil tendangan sesuai dengan yang diinginkan. Sukatamsi (1984:45) prinsip menendang bola diantaranya: kaki tumpu, kaki yang menendang; bagian bola yang ditendang, sikap badan dan pandangan mata.

Keberhasilan sebagai seorang pencetak gol tergantung pada beberapa faktor (JA.Luxbacher, 1997:105).

Menurut Sukatamsi (1984:49) atas dasar kegunaan atau fungsi dari tendangan sebagai berikut:

1) Untuk memberikan operan bola kepada teman

2) Untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan 3) Untuk menyapu bola di daerah pertahanan langsung ke depan

4) Untuk melakukan macam-macam tendangan khusus seperti tendangan bebas, tendangan sudut dan penalti.

Passing sering kali digunakan oleh pemain sepakbola guna mengoper teman yang berada di dekatnya. Passing harus dikuasai dengan benar oleh pemain sepakbola karena apabila pemain tersebut tidak mampu menguasai

passing itu maka pemain tersebut perlu memperhatikan teknik menendang dengan benar terlebih dahulu karena teknik passing ini sangatlah penting dalam permainan sepakbola. Tanpa passing yang baik, peluang


(37)

22 pemain-pemain Barcelona memiliki kemampuan passing yang sangat baik, terukur dan terarah sehingga memudahkan temannya untuk menerimanya.

Passing dapat dilakukan dengan kaki bagian dalam maupun kaki bagian luar yang terpenting pemain harus dapat menguasai teknik tersebut. a. Tendangan kaki bagian dalam (Inside)

Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam hasil yang diperoleh tidak terlalu jauh karena ini biasanya hanya untuk mendorong bola kurang lebih 5 sampai 15 yard (JA Luxbacher, 2001:12).

b. Tendangan kaki bagian luar (Outside of the foot)

Pada umumnya teknik ini juga jarang digunakan dalam menembak bola jarak jauh biasanya hanya digunakan jarak menengah. JA Luxbacher (2001:13) teknik ini melibatkan elemen dari gerak tipu dan kurang diperkirakan oleh lawan, tidak seperti operan inside. (J.A.

Luxbacher,1997:14)

4. Kondisi Fisik

Keadaan kondisi fisik yang baik akan mempengaruhi aspek-aspek kejiwaan seseorang yang berupa peningkatan motivasi kerja, semangat kerja, rasa pecaya diri, ketelitian dan sebagaianya. Secara psikologis kelelahan fisik pun nampaknya sangat besar pengaruhnya dalam lingkungan kegiatan kita, terutama dalam berinteraksi. Dalam olahraga dibutuhkan kondisi fisik seseorang yang prima yang mampu beraktifitas dalam tempo yang lama. M.


(38)

23 Sajoto (1995 : 8) mengemukakan bahwa kondisi fisik adalah satu kesatuan tubuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaanya.

Menurut Harsono (1988 : 153) kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi dan sistem organisme tubuh antara lain berupa :

a. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung

b. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, ketekunan, stamina dan kemampuan kondisi fisik lainya

c. Akan ada elenami gerak yang lebih baik pada waktu latihan

d. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan.

Para ahli olahraga berpendapat bahwa atlet yang melakukan program latihan kondisi fisik secara intensif selama 6-10 seminggu akan memiliki kekuatan daya tahan dan stamina yang sudah baik di banding atlet yang memiliki kekuatan daya tahan dan stamina yang lebih baik di banding atlet yang hanya melakukan 1-2 minggu saja. Dalam melakukan kondisi fisik serta perkembangan fitnes yang optimal, banyak tekanan harus diberikan pada perkembangan tubuh secara keseluruhan yang secara teratur harus ditambah dalam intensitasnya.

Proses conditioning menurut Harsono (1988 : 154) adalah suatu proses yang harus dilakukan dengan hati-hati, dengan sabar dan penuh

kewaspadaan terhadap atlit.

Dari pengertian diatas maka dapat di simpulkan bahwa dalam permainan sepakbola sangat membutuhkan kemampuan fisik, salah satunya dengan


(39)

24 meningkatkan daya tahan untuk melakukan pertandingan. Dalam olahraga permainan khususnya sepakbola yang merupakan salah satu cabang olahraga yang berlangsung dalam waktu yang lama. Oleh karena itu setiap pemain sepakbola harus mempunyai fisik yang sempurna agar nanti dalam pertandingan tidak cepat kehabisan tenaga dan ketrampilan tekniknya tidak menurun yang di sebabkan kurangnya daya tahan.

Adapun penerapan kondisi atlit dalam penelitian ini disesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan pada saat latihan. Kemampuan tersebut antara lain:

a. Kekuatan

Kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik seseorang secara keseluruhan. Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja ( M. Sajoto, 1995:8). b. Ketepatan

Ketepatan (accuracy) adalah seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran-sasaran ( M.Sajoto, 1995:9) ini dapat menerapkan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh.

c. Kelenturan

Kelenturan ( Flexibility ) merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi ( Harsono, 1988:163) kecuali oleh ruang gerak sendi, kelenturan juga dilakukan oleh elastis tidaknya


(40)

otot-25 otot, tendon dan logamen. Dengan demikian orang yang flexibel adalah orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang elastis.

d. Keseimbangan

Kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu

seseorang sedang berjalan kemudian terganggu / tergelincir. Di bidang olahraga banyak hal yang harus dilakukan atlit dalam masalah

kaseimbangan ini baik dalam menghilangkan ataupun mempertahankan keseimbangan.

e. Kecepatan

Kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya (M.

Sajoto,1995:9). Seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, panahan dan lain-lain.Dalam hal ini ada kecepatan gerak dan kecepatan eksplosif.

F. Metode Latihan Game Passing (Gampas)

Teknik passing dalam sepakbola merupakan teknik dasar yang sangat penting karena dengan umpan yang akurat maka taktik atau strategi . Banyak bentuk latihan passing yang dapat dilakukan. Permainan-permainan passing


(41)

26 diharapkan dapat mengurangi kebosanan yang disebabkan oleh latihan yang monoton.

Ada beberapa teknik passing yang dapat dilakukan dalam latihan game passing diantaranya yaitu

1. Passing menyusur tanah atau sering disebut umpan pendek, yaitu umpan-umpan pendek lazimnya untuk membangun suatu serangangan dalam mencari peluang memasukkan bola ke gawang lawan.

2. Passing tanpa rintangan, berarti jauh dari musuh, tidak terlalu sulit. 3. Passing dengan rintangan, yaitu passing yang digunakan untuk

menyelamatkan bola supaya tetap dikuasai tim.

Gerakan latihan dasar mengoper bola dapat dilakukan dengan berbagai variasi berdasarkan kemampuan siswa. Semakin tinggi kemampuan siswa, akan semakin mudah dan banyak variasi yang dapat diciptakan.

Gerakan latihan melalui game passing ini mempunyai keuntungan antara lain dapat meningkatkan keterampilan passing, meningkatkan daya tahan,

meningkatkan kelincahan dan meningkatkan ketepatan. Kelemahannya antara lain cepat lelah, karena selalu bergerak.

Jika ditinjau dari pelaksanaannya, latihan ini mempunyai manfaat di dalam pelaksanaan permainan sepakbola yaitu, dalam passing harus dengan bergerak menjemput datangnya bola dan setelah melakukan passing harus bergerak lagi atau siap lagi untuk mengamati atau mengantisipasi permainan selanjutnya.


(42)

27 G. Metode Latihan Passing Berhadapan

Pelaksanaan latihan ini adalah dua orang pemain bediri berhadap-hadapan. Dua orang diberi satu bola untuk kemudian melakukan passing satu pemain ke pemain yang lain. Dan sebagai variasinya, pemain dapat mengontrol bola terlebih dahulu sebelum passing kembali pada pasangannya.

Berdasarkan bentuk gerakannya latihan ini mempunyai keuntungan antara lain meningkatkan keterampilan passing, meningkatkan ketepatan mengarahkan bola pada sasaran. Kelemahannya antara lain menimbulkan kebosanan pada siswa dan hasil passing tidak tepat pada pasangannya.

Ditinjau dari pelaksanaanya, latihan ini mempunyai manfaat dalam permainan sepakbola yaitu, passing yang dilakukan dengan diam di tempat biasanya pemain tersebut tidak ada lawan.

H. Kerangka Berpikir

Sepak bola merupakan cabang olah raga yang di dalamnya terdapat beberapa macam teknik dasar berpain sepakbola. Teknik dasar bermain sepakbola dibedakan menjadi dua macam yaitu teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan bola. Kedua teknik tersebut merupakan komponen yang saling

mendukung di dalam permainan. Oleh karena itu bagi setiap pemain harus menguasai teknik dasar tersebut agar mampu bermain sepakbola dengan terampil. Dengan menguasai teknik dasar akan mendukung penampilan dalam bermain dan bertanding, memiliki rasa percaya diri yang baik, optimis dan semangat yang tinggi sewaktu bermain atau bertanding.


(43)

28 Salah satu teknik dasar bermain sepakbola adalah passing. Passing merupakan usaha dari seorang pemain untuk memainkan bola dengan kakinya untuk dioperkan kepada temannya atau mencetak gol ke gawang lawan. Oleh karena itu agar dalam mengoper bola dapat dilakukan dengan baik dan hasilnya tepat pada sasaran yang diinginkan, maka harus menguasai teknik passing.

Penguasaan teknik passing biasanya dipergunakan untuk meneruskan atau mengoper bola kepada teman, untuk menciptakan peluang mencetak gol ke gawang lawan, untuk memberikan umpan kepada teman. Mengingat pentingnya peranan penguasaan ternik passing, maka agar terampil passing

harus berlatih secara sistematis dan berkelanjutan. Banyaknya metode latihan

passing, maka harus lebih cermat dan tepat dalam memilih dan menentukan bentuk latihan untuk meningkatkan latihan passing. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan passing dapat dilatih dengan metode latihan GAMPAS (game passing) dan berhadapan.

I. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah karena dapat menjadi penuntun ke arah proses penelitian untuk mejelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya.

Dalam penelitian ini hasil hipotesis adalah :

H1 : ”Ada pengaruh yang signifikan metode latihan passing dengan

GAMPAS dan berhadapan terhadap peningkatan ampuan passing pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo”.


(44)

29 H2 : ”Ada perbedaan yang signifikan metode latihan passing dengan

GAMPAS dan berhadapan terhadap peningkatan ampuan passing pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo”.

H3 : ” Metode latihan gamepassing lebih efektif dari passing berhadapan terhadap peningkatan kemampuan passing pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo”.


(45)

30 III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang

dihadapi. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat.

Menurut Arikunto (1998 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen komparatif. Rancangan penelitian yang digunakan “Tes awal dan Post-test. Gambaran metode eksperimen komparatif sebagai berikut :

P S Pre test

Gambar 1. Rancangan Penelitian

Keterangan :

P = Populasi S = Sampel

Pretest = Tes awal passing

X 1 = Model latihan gampas

X 2 = Model latihan passing berhadapan Posttest = Tes akhir passing bola.

K1 K2

Game passing

(X1) Post test

OP Passing

berhadapan (X2) Post test


(46)

31

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan prestasi keterampilan

passing pada tes awal dirangking, kemudian subyek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 dan kelompok 2. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan mempunyai kemampuan yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Adapun pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing sebagai berikut :

1 2

4 3

5 6


(47)

32

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin terlaksana. Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 106), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari pengertian tersebut populasi penelitian ini adalah merupakan siswa yang tergabung di dalam kegiatan

ekstrakurikuler sepakbola di SMPN 2 Trimurjo sebanyak 24 orang. 2. Sampel

Sampel penelitian adalah suatu objek yang akan menjadi bahan penelitian. Adapun besarnya sampel yang akan diteliti, Suharsimi Arikunto (1998 : 120) menjelaskan, untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua, sehingga penilitian ini disebut penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25%. Adapun sampel dari penelitian ini adalah 24 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian populasi sampel dengan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan ordinal pairing.

C. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut ; a. Mengurus surat izin penelitian

b. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan c. Mempersiapkan tenaga pembantu


(48)

33 d. Membagai kelompok dengan urutan rangking dengan menggunakan teknik

ordinal pairing berdasarkan hasil tes awal e. Menyusun dan mengkoordinasi

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes mengoper bola (Passing) dari Roji (2004 : 2).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan mengoper bola dengan tes keterampilan mengoper bola (passing) dari Roji (2004 : 2). Tabel 1. Format Penilaian Ketrampilan Teknik Dasar Passing dalam Sepakbola.

No Aspek Kriteria penilaian 1 2 Nilai 3 4 5 Total

1. Sikap awal 1. Berdiri menghadap arah gerakan

2. Kaki tumpu di samping bola dengan sikap lutut agak tertekuk dan bahu menghadap arah gerakan

3. Sikap kedua lengan di samping badan agak terentang

4. Pergelangan kaki yang akan digunakan menendang diputar ke luar dan dikunci

5. Pandangan terpusat pada bola 2. Sikap

pelaksanaan 1. Tarik kaki yang akan digunakan menendang ke belakang lalu ayun ke depan kearah bola 2. Perkenaan kaki pada bola tepat

pada tengah-tengah bola. 3. Gerak lanjutan 1. Pindahkan berat badan ke

depan mengikuti arah bola.


(49)

34 F. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir.

Menghitung hasil tes awal dan akhir latihan Game passing dan passing

berhadapan untuk meningkatkan kemampuan passing menggunakan teknik analisa varians tunggal (analisis of variant/ one ways anova). Tahap-tahap analisisnya menurut Arikunto (2006:323-325) adalah sebagai berikut :

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT) dengan rumus :

JK

T

= ∑X

2T

-

(∑ )

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok (

JK

k), dengan rumus:

JK

k

= ∑

(∑ )

-

(∑ )

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam (

JK

d), dengan rumus:

JK

d

= JK

T

- JK

k

4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total (

db

T), dengan rumus:

db

T

= N-1

5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok(

db

K), dengan

rumus:

db

K

= K -1

6. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Dalam (

db

d), dengan rumus:

db

d

= N – K


(50)

35

MK

k

= JK

k

: db

k

8. Menghitung Jumlah Mean Kuadrat Dalam (

MK

d), dengan rumus:

MK

d

= JK

d

: db

d

9. Mencari

F

hitung,dengan rumus :

F

0

=

dengan db

F =

db

k

lawan db

d

10.Mencari

F

tabel masing-masing kelompok dengan menggunakan

α = 0,05.

11.Menyusun Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur untuk dasar penarikan kesimpulan analisis.

12. Membuktikan hipotesis (

t

o)dengan menggunakan rumus :

t

o

=

.

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen Game passing dan kelompok eksperimen passing berhadapan adalah bila Fhitung < Ftabel tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen Game passing, kelompok eksperimen passing

berhadapan dan kelompok kontrol sebaliknya bila Fhitung> Ftabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen Game passing, kelompok eksperimen passing berhadapan dan kelompok kontrol.


(51)

42

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Latihan game passing dapat meningkatkan kemampuan passing bawah pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Trimurjo.

2. Latihan passing berhadapan dapat meningkatkan kemampuan passing

bawah pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Trimurjo. 3. Latihan game passing lebih efektif dibandingkan dengan latihan

passing berhadapan dalam meningkatkan kemampuan passing bawah

pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Trimurjo.

B. Saran

1. Bagi para guru pendidikan jasmani, pelatih dan pembina

ekstrakurikuler disarankan agar menggunakan latihan game passing

untuk meningkatkan kemampuan passing bawah pada siswa

ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Trimurjo.

2. Untuk Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan diharapkan

dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan passing bawah.


(52)

43

3. Kepada pembaca agar penelitian ini dapat ditindaklanjuti kearah yang lebih luas tidak hanya pada pembelajaran teknik dasar passing bawah dalam permainan sepakbola saja sehingga dapat memajukan prestasi olahraga yang lain.


(53)

45 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

A. Sarumpaet dkk. 1992. Permainan Besar. Semarang : Depdikbud 1992:24). Batty, Eric. 2007. Latihan Metode Baru Sepakbola Pertahanan. Bandung : CV

Pionir Jaya.

Buxton, Ted. 2002. Soccer Skill For Young Players. United States (US): Firefly Books (US) Inc.

Chusaeri. 1976. Bimbingan Teknik dan Taktik Sepakbola. Jakarta : PT Mutiara Sumber Widya.

Gifford, Clive. 2007. Keterampilan Sepakbola.Yogyakarta : PT Citra Aji Parama Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan.Jakarta : KONI Pusat.

Lampung, Universitas. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung Universitas Lampung.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Luxbacher, Joseph. 2004. Sepakbola Langkah – langkah Menuju Sukses.Jakarta :

PT Rajagrafindo Persada.

Mielke, Danny. 2007. Dasar – Dasar Sepakbola.Bandung : Pakar Raya.

Moeliono, Anton. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen

Olahraga.

Roji.2004.pendidikan jasmani untuk SMP kelas VII.Jakarta : Erlangga.

Sajoto. M. 1987. Kekuatan Dan Kondisi Fisik. Semarang : Effhara Daharsa Prize. Scheunemann, Timo. 2008. Dasar – Dasar Sepakbola Modern untuk Pemain dan

Pelatih.Malang : DIOMA.

Sneyers, Jozef. 1990. Sepakbola Remaja.Jakarta : PT. Rosda Jayaputra. Sucipto. Dkk.1999/2000. Olahraga Pilihan:Sepakbola. Jakarta : Dirjen


(54)

45

Suharjana. 2004. Kebugaran Jasmani. Yogyakarta : UNY

Sukatamsi. 1984. Sepak Bola. Universitas Terbuka. Jakarta: Depdikbud

Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Widdow, Richard. 1981. Sepakbola, Ketrampilan, Taktik, dan Fakta. Yakarta : Mercubuana.


(1)

F. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir.

Menghitung hasil tes awal dan akhir latihan Game passing dan passing berhadapan untuk meningkatkan kemampuan passing menggunakan teknik analisa varians tunggal (analisis of variant/ one ways anova). Tahap-tahap analisisnya menurut Arikunto (2006:323-325) adalah sebagai berikut :

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT) dengan rumus :

JK

T

= ∑X

2T

-

(∑ )

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok (

JK

k), dengan rumus:

JK

k

= ∑

(∑ )

-

(∑ )

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam (

JK

d), dengan rumus:

JK

d

= JK

T

- JK

k

4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total (

db

T), dengan rumus:

db

T

= N-1

5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok(

db

K), dengan rumus:

db

K

= K -1

6. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Dalam (

db

d), dengan rumus:

db

d

= N – K


(2)

MK

k

= JK

k

: db

k

8. Menghitung Jumlah Mean Kuadrat Dalam (

MK

d), dengan rumus:

MK

d

= JK

d

: db

d

9. Mencari

F

hitung,dengan rumus :

F

0

=

dengan db

F =

db

k

lawan db

d

10. Mencari

F

tabel masing-masing kelompok dengan menggunakan α = 0,05.

11. Menyusun Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur untuk dasar penarikan kesimpulan analisis.

12. Membuktikan hipotesis (

t

o)dengan menggunakan rumus :

t

o

=

.

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen Game passing dan kelompok eksperimen passing berhadapan adalah bila Fhitung

< Ftabel tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

kelompok eksperimen Game passing, kelompok eksperimen passing berhadapan dan kelompok kontrol sebaliknya bila Fhitung> Ftabel berarti

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen Game passing, kelompok eksperimen passing berhadapan dan kelompok kontrol.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Latihan game passing dapat meningkatkan kemampuan passing bawah pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Trimurjo.

2. Latihan passing berhadapan dapat meningkatkan kemampuan passing bawah pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Trimurjo. 3. Latihan game passing lebih efektif dibandingkan dengan latihan

passing berhadapan dalam meningkatkan kemampuan passing bawah pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Trimurjo.

B. Saran

1. Bagi para guru pendidikan jasmani, pelatih dan pembina

ekstrakurikuler disarankan agar menggunakan latihan game passing untuk meningkatkan kemampuan passing bawah pada siswa ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 2 Trimurjo.

2. Untuk Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan passing bawah.


(4)

3. Kepada pembaca agar penelitian ini dapat ditindaklanjuti kearah yang lebih luas tidak hanya pada pembelajaran teknik dasar passing bawah dalam permainan sepakbola saja sehingga dapat memajukan prestasi olahraga yang lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

A. Sarumpaet dkk. 1992. Permainan Besar. Semarang : Depdikbud 1992:24). Batty, Eric. 2007. Latihan Metode Baru Sepakbola Pertahanan. Bandung : CV

Pionir Jaya.

Buxton, Ted. 2002. Soccer Skill For Young Players. United States (US): Firefly Books (US) Inc.

Chusaeri. 1976. Bimbingan Teknik dan Taktik Sepakbola. Jakarta : PT Mutiara Sumber Widya.

Gifford, Clive. 2007. Keterampilan Sepakbola.Yogyakarta : PT Citra Aji Parama Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan.Jakarta : KONI Pusat.

Lampung, Universitas. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung Universitas Lampung.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes.

Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Luxbacher, Joseph. 2004. SepakbolaLangkah – langkah Menuju Sukses.Jakarta :

PT Rajagrafindo Persada.

Mielke, Danny. 2007. Dasar – Dasar Sepakbola.Bandung : Pakar Raya.

Moeliono, Anton. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen

Olahraga.

Roji.2004.pendidikan jasmani untuk SMP kelas VII.Jakarta : Erlangga.

Sajoto. M. 1987. Kekuatan Dan Kondisi Fisik. Semarang : Effhara Daharsa Prize. Scheunemann, Timo. 2008. Dasar – Dasar Sepakbola Modern untuk Pemain dan

Pelatih.Malang : DIOMA.

Sneyers, Jozef. 1990. Sepakbola Remaja.Jakarta : PT. Rosda Jayaputra. Sucipto. Dkk.1999/2000. Olahraga Pilihan:Sepakbola. Jakarta : Dirjen


(6)

Suharjana. 2004. Kebugaran Jasmani. Yogyakarta : UNY

Sukatamsi. 1984. Sepak Bola. Universitas Terbuka. Jakarta: Depdikbud

Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Widdow, Richard. 1981. Sepakbola, Ketrampilan, Taktik, dan Fakta. Yakarta : Mercubuana.