STUDI PENELUSURAN TERHADAP KEMANDIRIAN LULUSAN SMALB X DI KABUPATEN BANJAR.

(1)

STUDI PENELUSURAN TERHADAP KEMANDIRIAN

LULUSAN SMALB X DI KABUPATEN BANJAR

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan

HASANUDIN NIM 1204703

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

S E K O L A H P A S C A S A R J A N A

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2 0 1 4


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan oleh:

Dosen Pembimbing,

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed NIP.19590414 198503 1 005

Mengetahui,

Ketua Program Studi PKKh

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed NIP.19590414 198503 1 005


(3)

Studi Penelusuran Terhadap

Kemandirian Lulusan SMALB X

Di Kabupaten Banjar

Oleh Hasanudin

S.Pd UNY Yogyakarta, 2001

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

© Hasanudin 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

STUDI PENELUSURAN TERHADAP KEMANDIRIAN LULUSAN SMALB X DI KABUPATEN BANJAR

Oleh Hasanudin

1204703

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih terperinci tentang kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar, dari segi emosi, ekonomi, intelektual dan segi sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kemandirian lulusan dan program yang telah dibuat sekolah untuk memfasilitasi lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar menuju kemandirian, serta, program yang dikembangkan sekolah ke depan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil studi penelusuran kemandirian Lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar didapat kesimpulan bahwa sebagian kecil lulusan masih belum mandiri, baik dalam aspek emosi, ekonomi, intelektual maupun social. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pola asuh orang tua yang kurang tepat, jumlah anggota keluarga yang terlalu besar sehingga anak kurang mendapat perhatian, tekanan teman sebaya, serta faktor sekolah yang kurang mempunyai program yang mengena dengan program keterampilan hidup sehingga lulusan banyak yang kebingungan untuk memilih pekerjaan yang dilakukannya. Sekolah membuat program untuk memfasilitasi lulusan dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik lokal diantaranya dengan komite sekolah, kementerian-kementerian terkait, orang tua atau wali siswa, maupun lingkup nasional seperti PSBRW Melati Jakarta, STKS Bandung dan RC Dr Soeharso Solo. Bagi orang tua hendaknya orang tua siswa memberikan perhatian yang ekstra dalam pengembangan kemandirian anak-anak mereka, sehingga anak berkebutuhan khusus ini tidak tergantung dengan orang di sekitar mereka. Bagi Kepala Sekolah hendaknya merancang layanan program pendidikan kemandirian di sekolah yang dipimpinnya sehingga out put SMALB X siap pakai di dunia kerja.

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar


(5)

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

A TRACER STUDY OF THE INDEPENDENCE OF

SPECIAL NEEDS SENIOR SECONDARY SCHOOL X GRADUATES IN BANJAR REGENCY

By Hasanudin

1204703

This study is intended to obtain more detailed data about the independence of SMALB X graduates in Banjar Regency, emotion terms, economic, intellectual, and social terms. The purpose of this study was to determine the level of independence of SMALB X graduates in Banjar Regency, to determine the factors that affect the independence of graduates and educational services provided and measures to facilitate graduate school SMALB X in Banjar Regency independence toward. The method used in this research is descriptive method. The study searches SMALB X Graduates independence in Banjar Regency concluded that graduates less independent, it is proved that many students are still not self-sufficient both in terms of emotional, economic, intellectual and social. It is influenced by factors such as parenting parents were less precise, the number of family members who are too big so that children received less attention, peer pressure, as well as factors that have less school programs that tie into the graduate program of life skills so much confusion to choose the work he does. Graduate school programs to facilitate that by working with the various stakeholders including the local school committee, relevant ministries, the parents or guardians of students, as well as national scope such as PSBRW Bed Jakarta, Bandung and RC STKS Dr. Soeharso Solo. For parents should parents give extra attention in the development of the independence of their children, so that children with special needs does not depend on the people around them. For Principal should design service education program at his school autonomy so that the out put SMALB X ready for use in the workplace.Based on these findings, in addition there is the success of some aspects such as the presence of graduates who work in massage parlors, bike shop, TU schools, and civil servants, but it is seen that they are accommodated in the working world ABK majority of deaf and blind, and even then only from independence in terms of income. When viewed in terms of their social and emotional independence still need guidance. While those with mental retardation and physical disabilities get less servings. Starting from this fact, researchers offer a program to maximize comfort and support existing centers and add some skills that are appropriate for all types of disabilities so that all crew members can be accommodated, at least for the skills of daily living without depending on others.


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “STUDI PENELUSURAN TENTANG KEMANDIRIAN LULUSAN SMALB X DI

KABUPATEN BANJAR” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya

sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, 11 Pebruari 2014 Yang membuat pernyataan,

Hasanudin NIM.1204703


(7)

v

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Suatu hal yang menarik lembaga pendidikan semakin menjamur, tetapi kenyataannya pengangguran masih saja terdapat di mana-mana. Penyebabnya karena mereka tamat tanpa memiliki bekal hidup berupa pendidikan kecakapan hidup atau keterampilan untuk hidup produktif. Fenomena ini juga menjerat lulusan SMALB X yang pada kenyataannya mereka mempunyai penyandang ketunaan baik secara fisik dan psikis.

Kemandirian sangat penting bagi Anak Berkebutuhan Khusus agar mereka tidak bergantung kepada orang sekitarnya dan mampu bersaing di dunia kerja. Hal ini perlu adanya perhatian dari sekolah untuk memberikan layanan yang maksimal kepada mereka, khususnya dalam persiapan mereka untuk terjun langsung ke dunia kerja yang penuh persaingan.

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar, untuk mengetahui layanan pendidikan yang telah diberikan dan langkah-langkah sekolah untuk memfasilitasi lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar menuju kemandirian, dan untuk mengetahui rancangan program kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar yang dikembangkan sekolah ke depan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data seperti wawancara, angket dan dokumentasi. Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab dengan struktur pembahasan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, Bab II Tinjauan Pustaka yang membahas Sekolah Luar Biasa, kemandirian lulusan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lulusan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB); Bab III Metode Penelitian yang membahas; metode dan pendekatan penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data dan pengembangan


(8)

vi

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen penelitian, teknik analisis data, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan membahas tentang; hasil penelitian dan pembahasan, Bab V Penutup yang membahas tentang; kesimpulan dan saran.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus dan peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini sehingga menerima kritik dan saran yang berguna dalam penyempurnaan penelitian ini.

Bandung, 11 Pebruari 2014 Peneliti


(9)

vii

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadlirat Allah SWT sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penulisan hasil penelitian ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis megucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Djadja Rahardja, M.Ed, sebagai Dosen Pembimbing sekaligus selaku Ketua Program Studi Pendidikan Khusus yang telah membimbing dan banyak memberikan saran dan motivasi dalam menyelesaikan tesis ini.

2. Seluruh staf dosen pada Program Studi Pendidikan Khusus yang telah memberikan saran baik secara langsung, maupun tidak langsung kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

3. Direktur P2TK Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program beasiswa kepada peneliti.

4. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengikuti kuliah program beasiswa Direktorat P2TK Dikdas di SPs UPI Bandung.

5. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengikuti kuliah program beasiswa Direktorat P2TK Dikdas di SPs UPI Bandung.

6. Kepala sekolah, guru dan seluruh staf SMALB X yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam memperoleh data penelitian ini.

7. Orangtua tercinta dan saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan moril dan doa.


(10)

viii

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Istriku yang tercinta yang selalu setia mendampingi dan memberikan dukungan moril dan materiil, motivasi dan doa serta keikhlasanya dalam membagi waktu sehingga dapat menyelesaikan studi.

9. Kepala Sekolah beserta rekan-rekan guru serta staf SDLB Negeri Sungai Paring Martapura, yang telah memberikan motivasi dan dukungan moril, serta memberi segala bantuan, baik dalam urusan tugas kedinasan maupun kelancaran studi penulis.

10. Seluruh sahabat kelas kerjasama P2TK Direktorat Dikdas Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus SPs UPI yang telah saling memberi motivasi dalam upaya menyelesaikan studi.

11. Semua pihak seperti rekan dan sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberi segala bantuan dan motivasi.

Bandung, Pebruari 2014 Peneliti


(11)

ix

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I : Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Pertanyaan Penelitian ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : Tinjauan Pustaka ... 6

A. Sekolah Luar Biasa ... 6

1. Pengertian Sekolah Luar Biasa ... 6

2. Jenis-Jenis Sekolah Luar Biasa ... 7

B. Kemandirian Lulusan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa ... 7

1. Kemandirian Emosi ... 10

2. Kemandirian Ekonomi ... 13


(12)

x

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kemandirian Sosial ... 15

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Lulusan SMALB... 16

1. Orangtua ... 16

2. Jumlah Anggota Keluarga ... 18

3. Tekanan Teman Sebaya ... 19

4. Jenis Kelamin ... 20

5. Sekolah ... 21

BAB III : Metode Penelitian ... 24

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 24

B. Subyek Penelitian ... 26

C. Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Wawancara ... 27

2. Dokumentasi ... 27

3. Angket ... 28

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 29

1. Teknik Pengolahan Data ... 29

2. Teknik Analisis Data ... 29

E. Definisi Operasional ... 31

BAB IV: Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 32

A. Hasil Penelitian ... 32

1. Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar ... 32

2. Faktor yang mempengaruhi Kemandirian Lulusan SMALB ... 53

3. Program Sekolah dalam memfasilitasi Lulusan Menuju Kemandirian ... 64

4. Program Pengembangan ... 66

B. Pembahasan ... 69

1. Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar ... 65

2. Faktor yang mempengaruhi Kemandirian Lulusan SMALB ... 72

3. Program Sekolah dalam memfasilitasi Lulusan Menuju Kemandirian ... 77


(13)

xi

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V: Kesimpulan Dan Rekomendasi ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Rekomendasi ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

DAFTAR TABEL 4. 1. Jumlah Lulusan SMALB X Tahun 2005 – 2012 ... 31

4. 2. Jumlah Lulusan Penyandang Tunanetra SMALB X ... 32

4. 3. Jumlah Lulusan Penyandang Tunarungu SMALB X ... 32

4. 4. Jumlah Lulusan Penyandang Tunagrahita SMALB X ... 32

4. 5. Jumlah Lulusan Penyandang Tunadaksa SMALB X ... 33

4. 6. Jumlah Lulusan Penyandang Down Syndrom SMALB X ... 33

4. 7. Jumlah Lulusan Penyandang Autis SMALB X ... 34

4. 8. Persentase Lulusan SMALB X ... 34

4. 9. Data Sebaran Lulussan SMALB X ... 35

4.10. Kemampuan Anak mengikuti nasehat Orangtua ... 38

4.11. Kemampuan Anak Mengikuti Aturan Rumah Tangga ... 39

4.12. Kemandirian Anak Dalam Bidang Ekonomi ... 3

4.11. Kemampuan Menyelesaikan Pekerjaan Yang Berhubungan Dengan Kebutuhan Sehari-hari ... 35

4.11. Kemampuan Memilih Pekerjaan Yang Sesuai Dengan Kemampuan Dirinya ... 36

4.12. Kemampuan Menghasilkan Uang Sendiri ... 36

4. 8. Kemampuan Mengatur Uang Sendiri ... 38

4. 9. Kemampuan Menciptakan Lapangan Kerja Sendiri ... 39

4.10 . Kemampuan Mengambil Keputusan Sendiri Dalam Pemecahan Masalah ... 39


(14)

xii

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.11. Kemampuan Memberikan Jalan Keluar Untuk Pemecahan

Permasalahan ... 40

4.12. Kemampuan Bertindak Secara Logis ... 40

4.13. Kemampuan Memilah Permasalahan Yang Harus Lebih Dahulu Diselesaikan ... 41

4.14. Kemampuan Anak Bersikap Tidak Mementingkan Diri Sendiri ... 41

4.15. Kemampuan Berkomunikasi Dengan Orang Lain ... 42

4.16. Kemampuan Menyampaikan Pesan Pada Orang Lain ... 43

4.17. Kemampuan Memulai Pembicaraan Atau Berinteraksi Dengan Orang Lain, Memeliharanya, Dan Mengakhirinya Dengan Cara Yang Positif ... 43

4.18. Kemampuan Membina Hubungan Baik Dengan Orang Lain ... 44

4.19. Kemampuan Membuat Penilaian Moral Yang Matang Yang Dapat Mengarahkan Pada Tindakan Sosial ... 45

4.20. Kemampuan Bersikap Sungguh-sungguh Dan Memperhatikan Kepentingan Orang Lain ... 46

4.21. Kemampuan berkomunikasi secara verbal dan non verbal agar orang lain memahaminya ... 46

4.22. Peran Ayah Dalam Pola Asuh Anak Berkebutuhan Khusus ... 47

4.23. Peran Ibu Dalam Pola Asuh Anak Berkebutuhan Khusus ... 48

4.24. Kepatuhan Anak Pada Ayah ... 49

4.25. Kepatuhan Anak Pada Ibu ... 50

4.26. Kemampuan Anak Meniru Kegiatan Yang Dilakukan Orang Tua ...`51

4.27. Orang Tua Memberikan Tanggung Jawab Kepada Anak ... 51

4.28. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua ... 52

4.29. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua ... 53

4.30. Jumlah Anggota Keluarga Lulusan SMALB X ... 53

4.31. Pendapat-pendapat Anak Lebih Dipengaruhi Oleh Teman Atau Kelompok Sebayanya Bila Menyangkut Masalah-masalah Sosial Jangka Pendek ... 54


(15)

xiii

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.32. Aktivitas Sehari-hari Anak Dipengaruhi Teman Sebaya ... 54

4.33. Cara Berpenampilan Anak Dipengaruhi Teman Sebaya ... 55

4.34. Selera Musik Anak Dipengaruhi Teman Sebaya ... 56

4.35. Pemilihan Pendidikan Anak Setelah Tamat SMALB Dipengaruhi Teman Sebaya ... 56

4.36. Rencana Kerja Anak Dipengaruhi Teman Sebaya ... 61

4.37. Etika Perasaan Anak Dipengaruhi Teman Sebaya ... 58

4.38. Keberagamaan Anak Dipengaruhi Teman Sebaya ... 58

4.39. Rencana Kerja Anak Dipengaruhi Teman Sebaya ... 59

4.40. Etika Perasaan Anak Dipengaruhi Teman Sebaya ... 60


(16)

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Kemandirian merupakan sesuatu hal yang sangat penting yang didambakan oleh setiap insan di muka bumi. Tidak ada satu orangpun yang hidup yang tidak menginginkan adanya kemandirian, baik itu kemandirian bagi diri-sendiri, maupun kemandirian bagi orang-orang terdekat yang ada di sekitar kehidupan, entah itu saudara, orangtua, anak atau orang-orang yang ada di sekeliling kita. Akan tetapi dari semua yang mengharapkan adanya kemandirian itu, yang paling besar pengharapannya adalah para orangtua yang selalu berharap agar anak-anak mereka kelak mampu mandiri. Terlebih lagi para orangtua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Hal itu dapat kita rasakan ketika kita bergaul dengan para orangtua dalam berbagai situasi, terutama ketika mereka sedang mengantar atau menjemput anak di sekolah.

Bagi para pendidik yang rutinitasnya memang berada di sekolah ketika bergaul dan menjalin komunikasi dengan para orangtua merupakan suatu hal yang lumrah, bahkan menjadi suatu keharusan agar terjalin kerjasama yang baik demi perbaikan dalam hal mendidik anak. Dari komunikasi yang terjalin itu dapat terjadi pertukaran berbagai informasi dari kedua belah pihak berkaitan dengan keadaan siswa, kesukaan siswa, hal-hal yang tidak disukai siswa, ataupun keluh kesah dan kekhawatiran dari orangtua itu sendiri. Kekhawatiran orangtua ABK yang paling sering muncul dan paling sering terdengar adalah

“Seandainya kami telah tiada, bagaimanakah kehidupan mereka (ABK) kelak?”

Keluh-kesah seperti itu wajar karena sebagai makhluk tentu ada batasan umur, sehingga besar kemungkinan tidak dapat mendampingi anak mereka selamanya. Oleh karena itu menjaga keberlangsungan pendidikan terhadap ABK menjadi tanggung jawab bersama anatara orangtua, sekolah dan masyarakat.


(17)

2

Betapa pentingnya mendidik dan mengayomi ABK, Allah SWT menurunkan ayat dalam firman-Nya yang artinya ”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak atau generasi yang mereka khawatir terhadap (keseejahteraan) mereka” (QS. AnNisa: 9). Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya mengupayakan pendidikan yang mencakup pembelajaran, pelatihan dan bimbingan, agar anak-anak menjadi manusia yang berguna dan menjadi penerus yang kuat dalam segala hal, termasuk aspek emosi, ekonomi, intelektual dan sosial.

Berkaitan dengan pendidikan bagi ABK, ada beberapa landasan yang menjadi pijakan dalam penyelenggaraannya, yaitu landasan yuridis, yakni UUD 1945, Tap MPR, UUSPN, dan PP tentang ke-PLB-an; Landasan paedagogis, yaitu dengan memberikan layanan pendidikan yang sistematis dan terarah, diharapkan ABK menjadi warga negara yang terampil, mandiri, dan bertanggung jawab terhadap penghidupan; Landasan psikologis, yaitu dengan pendidikan dan latihan yang baik kepada ABK diharapkan dapat dikembangkan rasa percaya diri dan harga diri, sehingga dapat mengatasi dan tidak terbebani dengan kelainannya; Landasan sosiologis, yaitu meskipun ABK mengalami kelainan, namun mereka akan mampu berkomunikasi dengan lingkungannya, bahkan ikut berperan aktif dalam masyarakat.

Berdasarkan hal-hal yang menjadi landasan bagi penyelenggaraan SLB di atas, seyogyanya para ABK yang sudah menyelesaikan pendidikan di sekolah-sekolah seperti SLB sudah bisa mandiri. Menurut Mu’tadin (2002), seseorang dapat dikatakan mandiri bila ia memenuhi aspek-aspek kemandirian, yang terdiri dari empat aspek yaitu; 1) aspek emosi, yang ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya emosi dari orang tua, 2) aspek ekonomi yang ditunjukan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orangtua, 3) aspek intelektual yang ditunjukkan dengan kemampuan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi, 4) aspek sosial yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung aksi dari orang lain.


(18)

3

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa memang sudah ada lulusan lulusan SMALB X yang menjadi guru, karyawan dan wiraswasta, namun masih banyak juga ABK yang sudah menyelesaikan pendidikan di SMALB X di Kabupaten Banjar tetapi masih belum bisa mandiri dalam aktifitas sehari-hari. Bahkan jika dilihat dari segi prosentasinya antara lulusan yang bisa “mandiri” dibanding dengan jumlah lulusan setiap tahun, maka jumlah itu dapat dikatakan belum memadai. Sampai saat ini belum ada data akurat tentang lulusan-lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar yang sudah mandiri secara ekonomi, sosial, psikologis, mandiri dalam aktifitas sehari-hari (personal), atau yang masih bergantung kepada orang tua atau orang di sekitarnya. Data tersebut diperlukan untuk mengetahui sejauh mana kemandirian lulusan yang telah dihasilkan sekolah, sehingga dapat memudahkan sekolah dalam mengambil langkah-langkah dengan menyusun program untuk memfasilitasi lulusan yang belum mandiri.

Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih terperinci tentang kemandirian lulusan lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar, dari segi emosi, ekonomi, intelektual dan segi sosial, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lulusan. Selain itu juga untuk menggali program sekolah asal mereka dalam rangka memfasilitasi lulusan untuk mencapai kemandirian.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang dapat digali melalui penelitian ini, di antaranya:

1. Tingkat kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemandirian Lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar.

3. Program sekolah yang ada untuk memfasilitasi lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar menuju kemandirian.

4. Program kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar yang dapat dikembangkan sekolah ke depan.


(19)

4

5. Pengaruh kurikulum terhadap kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar.

6. Pengaruh proses pembelajaran terhadap kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar.

C. Batasan Masalah.

Berdasarkan berbagai pertimbangan dan agar penelitian lebih terfokus, maka masalah yang akan diteliti perlu dibatasi pada :

1. Tingkat kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar.

2. Faktor yang mempengaruhi Kemandirian Lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar.

3. Program yang telah dibuat sekolah yang untuk memfasilitasi lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar menuju kemandirian.

4. Program yang dapat dikembangkan sekolah untuk memfasilitasi lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar menuju kemandirian.

D. Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar?

2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi Kemandirian Lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar.

3. Bagaimanakah program sekolah untuk memfasilitasi lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar ?

4. Program apakah yang dapat dikembangkan sekolah untuk memfasilitasi lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar menuju kemandirian?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar.


(20)

5

2. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang mempengaruhi Kemandirian Lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar.

3. Untuk mengetahui program sekolah untuk memfasilitasi lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar menuju kemandirian.

4. Untuk mengetahui program yang dapat dikembangkan sekolah untuk memfasilitasi lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar menuju kemandirian.

F. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi penyelenggaraan pendidikan dan layanan yang diberikan pada saat ini dan masa yang akan datang.

2. Bagi Pengambil Kebijakan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk perluasan lapangan kerja dan perbaikan sistem pendidikan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk penelitian selanjutnya.


(21)

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode memiliki posisi yang sangat penting dalam sebuah penelitian, sebab dengan metode kegiatan penelitian akan dapat terlaksana dengan sistematis dan terarah, dengan begitu data yang didapat akan lebih akurat dan dapat dipercaya

Sugiyono (2012:3). mengemukakan bahwa secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan yang dilakukan didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang dipersentasekan dan disajikan tetap berupa persentase, tetapi kadang-kadang sesudah sampai ke persentase, ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif, misalnya baik (76%-100%), cukup (56%-75%), kurang baik (40%-55%), tidak baik (kurang dari 40%). Sebaliknya data kualitatif yang ada seringkali dikuantifikasikan, diangkakan sekedar untuk mempermudah penggabungan dua atau lebih data variabel, kemudian sesudah terdapat hasil akhir lalu dikualifikasikan kembali. Teknik ini sering disebut dengan teknik deskriptif kualitatif dengan persentase. (Suharsimi, 2003:209-210).

A.Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada sekolah SMALB X di Kabupaten Banjar, yang lulus dari tahun 2005 sampai lulusan 2012 yang berjumlah 52 orang, terdiri dari laki-laki berjumlah 35 orang dan perempuan berjumlah 17 orang. Jika


(22)

26

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikelompokkan berdasarkan kelainan atau ketunaan yang mereka alami dalam penelitian ini, maka rinciannya adalah sebagai berikut; tunanetra 8 orang, tunarungu 23 orang, tunagrahita 14 orang, tunadaksa 3 orang, down syndrome 3 orang dan autis ada 1 orang.

B.Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara, dokumentasi dan angket. Masing-masing teknik akan dijelaskan secara singkat berikut ini.

1. Wawancara (Interview)

Ridwan (2010: 102) mengemukakan arti dari pengumpulan data dengan wawancara adalah cara pengumpulan data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu responden, pedoman wawancara dan situasi wawancara.

Pewawancara, responden, pedoman wawancara dan situasi wawancara yang ada dalam penelitian ini dapat peneliti jelaskan sebagai berikut:

1. Pewawancara atau Interviewer adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar, yaitu peneliti bertindak sebagai pewawancara untuk mendapatkan informasi akurat tentang jumlah lulusan dan program sekolah dalam usaha memfasilitasi lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar untuk mencapai kemandirian yang terdiri dari kemandirian emosi, kemandirian ekonomi, kemandirian intelektual dan kemandirian sosial.


(23)

27

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Responden atau Intervee adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam pelaksanaan wawancara diperlukan kesediaan responden untuk menjawab pertanyaan dan keselarasan antara responden dan pewawancara. Responden dalam penelitian ini adalah kepala sekolah SMALB X di Kabupaten Banjar yang diharapkan bantuannya untuk memberikan informasi tentang jumlah lulusan dan program sekolah dalam usaha memfasilitasi lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar untuk mencapai kemandirian.

3. Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan yang berhubungan dengan informasi untuk mendapatkan data tentang jumlah lulusan dan program sekolah dalam usaha memfasilitasi lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar untuk mencapai kemandirian.

4. Situasi wawancara berhubungan dengan suasana atau keadaan pada saat pelaksanaan wawancara. Wawancara dilakukan di sekolah pada awal pelaksanaan penelitian

Esterberg dalam Sugiyono (2012:316) mendefinisikan wawancara yang artinya kurang lebih merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu, komunikasi langsung antara yang diwawancari dan yang mewawancarai.

Dalam Penelitian ini wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah yang bersangkutan. Untuk mengetahui jumlah lulusan dan program yang telah dijalankan sekolah, peneliti melakukan wawancara terhadap kepala sekolah pada sekolah tersebut. Wawancara yang dilaksanakan adalah wawancara semi terstruktur, agar menemukan permasalahan secara lebih terbuka, (Sugiyono, 2005: 73).


(24)

28

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Dokumentasi

Satori dan Komariah (2010:149) mendefinisikan studi dokumentasi sebagai kegiatan mengumpulkan dokumen dan data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan serta pembuktian suatu kejadian. Adapun dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk menggali informasi tentang data lulusan dari tahun 2005 sampai dengan 2012

3. Kuesioner (Angket)

Sugiyono (2012:199) mengemukakan bahwa kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang menggunakan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab responden. Kuesioner yang baik dan akan menjadi efesien apabila peneliti mengetahui variabel dan mengetahui apa yang bisa diperoleh dari responden. Angket dalam penelitian ini untuk memperoleh data tentang kemandirian lulusan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lulusan yang diberikan kepada orangtua siswa atau pihak yang memakai jasa lulusan.

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan pedoman wawancara dan angket. Agar alat pengumpul data yang disusun lebih terarah, maka sebelumnya perlu dibuat kisi-kisi yang kemudian dikembangkan dalam bentuk instrumen atau alat pengumpul data yang berhubungan dengan studi penulusuran kemandirian lulusan SMALB X di Kabupatem Banjar yang terdiri atas kemandirian aspek emosi, ekonomi, intelektual, sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lulusan SMALB X, serta program sekolah sebagai upaya memfasilitasi lulusan SMALB X menuju kemandirian. Adapun kisi-kisi instrumen angket ada di lampiran 2, pedoman wawancara dengan kepala sekolah ada di lampiran 3, angket untuk orang tua lulusan ada di lampiran 4 dan data lulusan SMALB X dari tahun 2005 sampai dengan 2012 ada di lampiran 5.


(25)

29

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan sejak pertama kali melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, penyebaran angket kepada orang tua lulusan, sampai tahap penulisan hasil penelitian. Data yang telah terkumpul yang diperoleh melalui berbagai cara dan berbagai sumber tersebut ditelaah dan dicari maknanya dan disesuaikan dengan pertanyaan penelitian untuk dilakukan analisis dan interpretasi.

Karena data yang diperoleh terdiri dari dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif, maka analisis dan interpretasi data juga dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui wawancara semi terstruktur dan wawancara tidak berstruktur terhadap kepala sekolah untuk menggali data tentang jumlah lulusan SMALB X dari tahun 2005 sampai tahun 2012, dan data tentang program sekolah untuk memfasilitasi lulusan menuju kemandirian.

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction (reduksi data), data display (display data), dan conclusion drawing/verification (kesimpulan/ verifikasi).

Selanjutnya dijelaskan bahwa reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan mengabaikan yang tidak perlu. Kemudian display data (penyajian data) dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Namun yang paling sering digunakan adalah dengan teks yang bersifat


(26)

30

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

naratif. Langkah selanjutnya dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi (Sugiyono, 2012: 338-345).

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh melalui penyebaran angket terhadap orangtua lulusan SMALB X tentang kemandirian lulusan dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan kolom-kolomnya dan diinterpretasikan sesuai dengan rumus yang telah ditetapkan. Sebelum sampai pada tahap interpretasi data, terlebih dahulu dilakukan tabulasi, yakni memasukkan data jawaban responden berkaitan dengan kemandirian lulusan SMALB X baik aspek emosi, ekonomi, intelektual dan sosial dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

F

P = x 100% N

P = Persentase

F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah total jawaban/responden. (Kasmadi dan Sunariah, 2013:74) Akhirnya setiap kelompok dianalisa untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari hasil penelitian dengan menggunakan pedoman interpretasi data yang ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:

1. 00,00 - 0 = Tidak ada

2. 00,01 - 20,00% = Sebagian terkecil 3. 20,01 - 40,00% = Sebagian kecil 4. 40,01- 60,00% = Sebagian/sedang 5. 60,01- 80,00% = Sebagian besar

6. 80,01- 100 % = Sebagian terbesar (Ridwan, 2010: 219). D. Definisi Operasional

Berikut akan dikemukakan definisi Operasional yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain:


(27)

31

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penelusuran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penelusuran bisa berarti pencaraian, penjajakan, penelaahan atau pengusutan. Dalam penelitian ini, penelusuran diartikan sebagai kegaiatan pelacakan terhadap suatu objek.

2. Kemandirian

Kemandirian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian dalam penelitian ini ditujukan kepada kemampuan individu untuk, melakukan sendiri dan mengambil keputusan sendiri tanpa bantuan orang lain.


(28)

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan

Dari pembahasan bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Studi penelusuran tentang kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar didapat kesimpulan bahwa masih ada sebagian lulusan yang masih belum mandiri baik dari aspek emosi, ekonomi , intelektual maupun sosial. 2. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pola asuh orang tua yang

kurang tepat, jumlah anggota kelurga yang terlalu besar sehingga anak kurang mendapat perhatian, tekanan teman sebaya, serta faktor sekolah yang kurang mempunyai program yang mengena dengan program keterampilan hidup sehingga lulusan banyak yang kebingungan untuk memilih pekerjaan yang dilakukannya.

3. SMALB X di Kabupaten Banjar sudah membuat program untuk memfasilitasi lulusan yaitu dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik lokal diantaranya dengan komite sekolah, kementerian-kementerian terkait, orang tua atau wali siswa, maupun lingkup nasional seperti PSBRW Melati Jakarta, STKS Bandung dan RC Dr Soeharso Solo. Namun program tersebut belum berjalan dengan semestinya.

4. Berdasarkan evaluasi terhadap program yang ada, dikembangkan materi dan sasaran program hipotetik sebagai penyempurnaan dari program yang ada, dengan menambah materi ketrampilan dan pembinaan karakter yang diselenggarakan di sentra ketrampilan sekolah dan asrama.

B.Rekomendasi 1. Bagi Guru


(29)

82

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hendaknya guru berusaha untuk memberikan arahan yang tepat dalam memacu kemandirian siswa agar nantinya bila mereka lulus dari SMALB X mereka menjadi pribadi yang mandiri.

2. Bagi Orang Tua

Hendaknya orang tua siswa memberikan perhatian yang ekstra dalam pengembangan kemandirian anak-anak mereka, sehingga anak berkebutuhan khusus ini tidak tergantung dengan orang di sekitar mereka.

3. Bagi Kepala Sekolah

Hendaknya merancang layanan program pendidikan kemandirian baik untuk siswa, maupun lulusan dari sekolah yang dipimpinnya sehingga siap pakai di dunia kerja sesuai dengan kemampuan mereka.


(30)

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. dan Asrori, M. (2006). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta;BumiAksara.

Aprilia, I. D. (2010). Model Bimbingan Konseling untuk Mengembangkan

Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Bandung. Disertasi. Bandung:

UPI

Astuti, B. (2011) Model Bimbingan Dan Konseling Perkembangan Untuk

Meningkatkan Kematangan emosi remaja. (Studi Pengembangan Model Bimbingan Dan Konseling Perkembangan di SMAN Kabupaten Sleman,

Yogyakarta Tahun 2008/2009). Disertasi. Bandung: UPI

Cartledge, G.,& Milburn, J. (1986). Technical Social Skill to Children. New York, Ny: Pergamon Bokks.Inc.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pedoman Pengelolaan Sekolah Berbasis

Kecakapan Hidup Pada Pendidikan Luar Biasa. Jakarta : Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Hurlock, Elizabet B. (1993). Perkembangan Anak..Jakarta: Erlangga.

Iinariani. kemandiriananakberkebutuhankhusus.blogspot.com. http//www.diakses Kamis, 2 Mei 2013.

Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologi Pada Remaja. from http://www.damandiri.or.Id/detail.php?id=340.html.diunduh tanggal 25 januari 2012

Nani, E.M. (2011). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: CV Amanah Offset.

Olivia, A. (2000), Personal, Social and Family Correlates of Emotional Autonomy

in Adolescence. Universidad de Sevilla Avda. San

Francisco.http://www.pdipas.us.es/o/es/Olivia/jena%20paper.doc.

Peter, G.W & Bush, R.J. (2007). Developmental of Autonomy Adolescence from

Parent:Reationship Connectedness and Restrictivensess”. Jounal of family

Psychology.

Rubin, K. H., Bukowski, W/ & Parker, J. G. (1998). Peer Interaction Realtionship

& Groups. New York? John Wily and Sons, Inc.

Sandhu, D. & Tang, S. (2006), Role of Emotional Autonomy Adolescence and

Family Enviroment in Identity Formation of Adolescents.

Saomah, A. (2006). Hubungan Gaya Pengasuhan Orang Tua Authoritative. Authoritation. Indulgent dan Indifferent dengan Kemandirian Siswa.


(31)

84

Tesis. Bandung:Program Pascasarjana Universitas Padjajaran. Tidak Diterbitkan.

Satori, Dj. dan Komariah, S (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alafabeta.

Steinberg, L. (1993). Adolescence.(Third Edition). New Yprk:McGraw-Hill, Inc. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Suhaeri, HN dan Purwanta, E. (2001). Bimbingan Konseling Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud

Supriadi, D (2002). Faktor Penghambat Dan Faktor Pendukung Terhadap

Penyelenggaraan Program Pendidikan Terpadu (edisi 2). Jakarta: Cahaya

Netra, Ditdiknas.

Tarsidi, I. (2013). Kerangka Kerja Bmbingan Untuk Mengembangkan Kemandirian Siswa Tuna Grahita Sedang Berdasarkan Pendekatan

Perilaku. Disertasi. Bandung: UPI

Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta

Widjaja, H. (1986). Hubungan antara Asuhan Anak dengan Ketergantungan

Kemandirian. Disertasi. Bandung. Fakultas Pascasarjana Universitas


(1)

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

naratif. Langkah selanjutnya dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi (Sugiyono, 2012: 338-345).

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh melalui penyebaran angket terhadap orangtua lulusan SMALB X tentang kemandirian lulusan dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan kolom-kolomnya dan diinterpretasikan sesuai dengan rumus yang telah ditetapkan. Sebelum sampai pada tahap interpretasi data, terlebih dahulu dilakukan tabulasi, yakni memasukkan data jawaban responden berkaitan dengan kemandirian lulusan SMALB X baik aspek emosi, ekonomi, intelektual dan sosial dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

F

P = x 100% N

P = Persentase

F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah total jawaban/responden. (Kasmadi dan Sunariah, 2013:74)

Akhirnya setiap kelompok dianalisa untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari hasil penelitian dengan menggunakan pedoman interpretasi data yang ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:

1. 00,00 - 0 = Tidak ada

2. 00,01 - 20,00% = Sebagian terkecil 3. 20,01 - 40,00% = Sebagian kecil 4. 40,01- 60,00% = Sebagian/sedang 5. 60,01- 80,00% = Sebagian besar

6. 80,01- 100 % = Sebagian terbesar (Ridwan, 2010: 219).

D. Definisi Operasional

Berikut akan dikemukakan definisi Operasional yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain:


(2)

31

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penelusuran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penelusuran bisa berarti pencaraian, penjajakan, penelaahan atau pengusutan. Dalam penelitian ini, penelusuran diartikan sebagai kegaiatan pelacakan terhadap suatu objek.

2. Kemandirian

Kemandirian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian dalam penelitian ini ditujukan kepada kemampuan individu untuk, melakukan sendiri dan mengambil keputusan sendiri tanpa bantuan orang lain.


(3)

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Dari pembahasan bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Studi penelusuran tentang kemandirian lulusan SMALB X di Kabupaten Banjar didapat kesimpulan bahwa masih ada sebagian lulusan yang masih belum mandiri baik dari aspek emosi, ekonomi , intelektual maupun sosial. 2. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pola asuh orang tua yang

kurang tepat, jumlah anggota kelurga yang terlalu besar sehingga anak kurang mendapat perhatian, tekanan teman sebaya, serta faktor sekolah yang kurang mempunyai program yang mengena dengan program keterampilan hidup sehingga lulusan banyak yang kebingungan untuk memilih pekerjaan yang dilakukannya.

3. SMALB X di Kabupaten Banjar sudah membuat program untuk memfasilitasi lulusan yaitu dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik lokal diantaranya dengan komite sekolah, kementerian-kementerian terkait, orang tua atau wali siswa, maupun lingkup nasional seperti PSBRW Melati Jakarta, STKS Bandung dan RC Dr Soeharso Solo. Namun program tersebut belum berjalan dengan semestinya.

4. Berdasarkan evaluasi terhadap program yang ada, dikembangkan materi dan sasaran program hipotetik sebagai penyempurnaan dari program yang ada, dengan menambah materi ketrampilan dan pembinaan karakter yang diselenggarakan di sentra ketrampilan sekolah dan asrama.

B.Rekomendasi


(4)

82

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hendaknya guru berusaha untuk memberikan arahan yang tepat dalam memacu kemandirian siswa agar nantinya bila mereka lulus dari SMALB X mereka menjadi pribadi yang mandiri.

2. Bagi Orang Tua

Hendaknya orang tua siswa memberikan perhatian yang ekstra dalam pengembangan kemandirian anak-anak mereka, sehingga anak berkebutuhan khusus ini tidak tergantung dengan orang di sekitar mereka.

3. Bagi Kepala Sekolah

Hendaknya merancang layanan program pendidikan kemandirian baik untuk siswa, maupun lulusan dari sekolah yang dipimpinnya sehingga siap pakai di dunia kerja sesuai dengan kemampuan mereka.


(5)

Hasanudin, 2014

Studi Penelusuran Terhadap Kemandirian Lulusan SMALB X Di Kabupaten Banjar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. dan Asrori, M. (2006). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta;BumiAksara.

Aprilia, I. D. (2010). Model Bimbingan Konseling untuk Mengembangkan

Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Bandung. Disertasi. Bandung: UPI

Astuti, B. (2011) Model Bimbingan Dan Konseling Perkembangan Untuk

Meningkatkan Kematangan emosi remaja. (Studi Pengembangan Model Bimbingan Dan Konseling Perkembangan di SMAN Kabupaten Sleman, Yogyakarta Tahun 2008/2009). Disertasi. Bandung: UPI

Cartledge, G.,& Milburn, J. (1986). Technical Social Skill to Children. New York, Ny: Pergamon Bokks.Inc.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pedoman Pengelolaan Sekolah Berbasis Kecakapan Hidup Pada Pendidikan Luar Biasa. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Hurlock, Elizabet B. (1993). Perkembangan Anak..Jakarta: Erlangga.

Iinariani. kemandiriananakberkebutuhankhusus.blogspot.com. http//www.diakses

Kamis, 2 Mei 2013.

Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologi Pada Remaja. from http://www.damandiri.or.Id/detail.php?id=340.html.diunduh tanggal 25 januari 2012

Nani, E.M. (2011). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: CV Amanah Offset.

Olivia, A. (2000), Personal, Social and Family Correlates of Emotional Autonomy in Adolescence. Universidad de Sevilla Avda. San Francisco.http://www.pdipas.us.es/o/es/Olivia/jena%20paper.doc.

Peter, G.W & Bush, R.J. (2007). Developmental of Autonomy Adolescence from Parent:Reationship Connectedness and Restrictivensess”. Jounal of family Psychology.

Rubin, K. H., Bukowski, W/ & Parker, J. G. (1998). Peer Interaction Realtionship & Groups. New York? John Wily and Sons, Inc.

Sandhu, D. & Tang, S. (2006), Role of Emotional Autonomy Adolescence and Family Enviroment in Identity Formation of Adolescents.

Saomah, A. (2006). Hubungan Gaya Pengasuhan Orang Tua Authoritative. Authoritation. Indulgent dan Indifferent dengan Kemandirian Siswa.


(6)

84

Tesis. Bandung:Program Pascasarjana Universitas Padjajaran. Tidak Diterbitkan.

Satori, Dj. dan Komariah, S (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alafabeta.

Steinberg, L. (1993). Adolescence.(Third Edition). New Yprk:McGraw-Hill, Inc. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Suhaeri, HN dan Purwanta, E. (2001). Bimbingan Konseling Anak Luar Biasa.

Jakarta: Depdikbud

Supriadi, D (2002). Faktor Penghambat Dan Faktor Pendukung Terhadap Penyelenggaraan Program Pendidikan Terpadu (edisi 2). Jakarta: Cahaya Netra, Ditdiknas.

Tarsidi, I. (2013). Kerangka Kerja Bmbingan Untuk Mengembangkan Kemandirian Siswa Tuna Grahita Sedang Berdasarkan Pendekatan Perilaku. Disertasi. Bandung: UPI

Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta

Widjaja, H. (1986). Hubungan antara Asuhan Anak dengan Ketergantungan Kemandirian. Disertasi. Bandung. Fakultas Pascasarjana Universitas Padjajaran. Tidak diterbitkan.