INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA: Survei pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah Kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia.

(1)

INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA DAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

(Survei pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah

Kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh:

NURMAN HAKIM 0807071

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

YANG MEMPENGARUHINYA

(Survei pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah Kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. B. Lena Nuryanti, M.Pd NIP. 19610709 198703 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Nurman Hakim NIM. 0807071


(3)

Tempat : Laboratorium Pendidikan Manajemen Bisnis Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Panitia ujian terdiri dari:

1. Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si.

NIP. 19600412 198603 1 002

2. Sekretaris : Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M.

NIP. 19690404 199903 1 001 3. Anggota : 1. Dr. Kusnendi, M.S.

NIP. 19600122 198403 1 003 2. Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M.

NIP. 19611102 198603 1 002 4. Penguji I : Dr. Hj. Ratih Hurriyati, M.P.

NIP. 19680225 199301 2 001

5. Penguji II : Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M.

NIP. 19690404 199903 1 001 6. Penguji III : Drs. Girang Razati, M.Si.


(4)

Oleh Nurman Hakim

0807071

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Nurman Hakim 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

Learn to Survive,

Survive to Live,

Live to Learn.

-norman.hakeem-


(6)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Nurman Hakim, 0807071, Intensi Berwirausaha Mahasiswa dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Survei pada Mahasiswa yang mengontrak Mata Kuliah Kewirausahaan di Universitas Pendidi kan Indonesia), dibawah bimbingan Dr. B. Lena Nuryanti Sastradinata M.Pd.

Rendahnya lulusan pendidikan tinggi yang berprofesi sebagai wirausahawan sebagai salah satu indikasi rendahnya jiwa kewirausahaan. Hal tersebut terjadi karena kecenderungan atau intensi mahasiswa untuk melakukan aktivitas kewirausahaan di masa yang akan datang semasa kuliah. Mata kuliah kewirausahaan sebagai salah satu upaya dapat dalam meningkatkan intensi berwirausaha.

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengukur intensi berwirausaha dan seberapa besar dipengaruhi usia berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan internalisasi pengalaman dalam pembelajaran kewirausahaan mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia.

Objek yang diteliti adalah mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia. Variabel bebas adalah usia, variabel kontrol adalah jenis kelamin, pekerjaan orang tua, internalisasi pengalaman dalam pembelajaran kewirausahaan dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah intensi berwirausaha yang diukur oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang disadari. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah

explanatory survey dengan teknik stratified sampling dengan jumlah sampel 138 responden dalam 3 strata. Teknik analisis data yang digunakan adalah Persamaan Model Strukturaldengan alat bantu software komputer SPSS 16.00 dan LISREL 8.8.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sikap terhadap perilaku sebagai konstruk yang dominan dengan valid dan signifikan yang tinggi dalam intensi berwirausaha. Intensi berwirausaha di pengaruhi negatif oleh usia. Pengaruh tersebut kuat dan signifikan terutama pada jenis kelamin perempuan, pekerjaan orang tua bukan wirausahawan, dan internalisasi pengalaman dalam pembelajaran kewirausahaan yang rendah.

Kata kunci: Intensi Berwirausaha, Persamaan Model Struktural


(7)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Nurman Hakim, 0807071, Entrepreneurial Intention Student and It is Influence Factors (Survey on Entrepreneurship Lesson Student in Indonesia University of Education), under the guidance of Dr. B. Lena Nuryanti Sastradinata M.Pd.

Higher education graduation intently to work out as entrepreneur and indicated about the entrepreneurial spirit is low. It happens because students intentionally not have entrepreneurial activities at the future while his studies. Entrepreneurship lesson is one of all effort to increase entrepreneurial intention student at the future.

The purpose of this study measured entrepreneurial intention and it is influenced by age based on gender, parent occupation, and internalization level of entrepreneurial learning experience’s student at Indonesia University of Education.

The object on this study is student of entrepreneurial lesson at Indonesia University of Education. The independent variable is age by control variables are gender, parent occupation, and internalization of entrepreneurial learning experience. While the dependent variable is entrepreneurial intention measured by attitude toward behavior, subjective norm, and perceived behavior control. This study is descriptive verification research , and the method used is explanatory survey with stratified random sampling technique with a sample of 138 respondents on 3 stratums. The data analysis technique used structural equation model with SPSS 16.0 and LISREL 8.0.

Based on the study can be concluded that attitude toward behavior as dominant, valid, and strong construct measured significantly entrepreneurial intention. Entrepreneurial intention negatively affected by age. The negative effects are valid and significant on female, parent occupation as not entrepreneurial job, and low level on internalization of entrepreneurship learning experience.


(8)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 13

1.3. Rumusan Masalah ... 14

1.4. Tujuan Penelitian ... 15

1.5. Kegunaan Penelitian... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ... 18

2.1.1 Pengalaman Belajar Kewirausahaan ... 18

2.1.1.1 Konsep Pendidikan Kewirausahaan... ... 18

2.1.1.2 Teori Belajar Konstruktivisme dalam Pendidikan Kewirausahaan... ... 20

2.1.1.2 Konsep Pembelajaran Kewirausahaan di Perguruan Tinggi... ... 23

2.1.1.3 Konsep Pengalaman dalam Pembelajaran Kewirausahaan di Perguruan Tinggi... ... 25


(9)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.2 Intensi Berwirausaha ... 27

2.1.2.1 Kewirausahaan ... 27

2.1.2.2 Konsep Intensi Berwirausaha ... 30

2.1.2.3 Pengukuran Intensi Berwirausaha.... ... 31

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha ... 35

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 38

2.2. Kerangka Pemikiran ... 40

2.3. Hipotesis ... 43

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 45

3.2 Metode Penelitian ... 45

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 45

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian... . 47

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 52

3.2.4 Populasi dan Sampel, dan Teknik Sampling ... . 53

3.2.4.1 Populasi ... 53

3.2.4.2 Sampel ... 54

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 55

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 57

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Intrumen Penelitian . 62 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian... 62

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian... 65

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Hipotesis ... ... 68

3.2.7.1 Teknik Analisis Data... ... 68

3.2.7.2 Rancangan Analisis Data Deskriptif ... . 70

3.2.7.3 Rancangan Pengujian Model Pengukuran Intensi Berwirausaha Menggunakan Analisis Faktor Konfirmatori.. ... 71


(10)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.7.4 Rancangan Analisis Data Verifikatif Menggunakan

Model Persamaan Struktural ... ... ... 75

3.2.7.5 Rancangan Pengujian Hipotesis... ... 82

3.2.7.6 Rancangan Pengujian Variabel Kontrol Jenis Kelamin, Pekerjaan dan Internalisasi Pengalaman dalam Pembelajaran Kewirausahaan Menggunakan Pendekatan MultipleSampleAnalysis... ... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... ... 85

4.1.1 Profil Universitas Pendidikan Indonesia dan Mata Kuliah Kewirausahaannya... ... 85

4.1.1.1 Sejarah Pendirian ... ... 85

4.1.1.2 Logo ... ... 86

4.1.1.3 Visi, Misi dan Tujuan ... ... 87

4.1.1.4 Fakultas dan Jurusan/ Program Studi... 88

4.1.1.5 Kompetensi Lulusan... ... 91

4.1.1.6 Kurikulum Mata Kuliah Kewirausahaan... ... 100

4.1.1.7 Mata Kuliah Kewirausahaan... ... 109

4.1.1.8 Pengalaman dalam Mata Kuliah Kewirausahaan... 121

4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden... ... 127

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...129

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 131

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang tua... ... 132

4.2.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Internalisasi Pengalaman dalam Pembelajaran Kewirausahaan... ... 136

4.2 Hasil Penelitian... ... 138


(11)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.1.1 Sikap Terhadap Perilaku.. ... 139

4.2.1.2 Norma Subjektif ... .. 150

4.2.1.3 Kontrol Perilaku yang Disadari ... .. 157

4.2.2 Rekapitulasi Pengukuran Intensi Berwirausaha.. ... 164

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data dan Hipotesis ... ... 168

4.3.1 Uji Asumsi Statistika... ... 168

4.3.1.1 Uji Outlier... ... 168

4.3.1.2 Uji Linieritas... ... 170

4.3.1.3 Uji Normalitas ... ... 171

4.3.2 PembahasanHasil Pengujian Model Pengukuran Intensi Berwirausaha Menggunakan Analisis Faktor Konfirmatori... 173

4.3.2.1 Spesifikasi Model Pengukuran Intensi Berwirausaha ... 173

4.3.2.2 Hasil Pengujian Kecocolan Keseluruhan Model... 174

4.3.2.3 Hasil Pengujian Validitas Model Pengukuran Intensi Berwirausaha ... ... 175

4.3.2.4 Evaluasi Reliabilitas Model Pengukuran Intensi Berwirausaha... ... 177

4.3.3 Pembahasan Hasil Analisis Persamaan Model Struktural Intensi Berwirausaha. ... 178

4.3.3.1 Spesifikasi Model Model Struktural Intensi ... Berwirausaha... ... 178

4.3.3.2 Pengujian Kecocokan Keseluruhan Model... 179

4.3.3.3 Analisis Jalur Pengauh Usia terhadap Intensi Berwirausaha... ... 181

4.3.4 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Usia terhadap Intensi Berwirausaha dengan Analisis Hubungan Kausal melalui Nilai-t dan Koefisien Persamaan Struktural... . 182 4.3.5 Hasil Pengujian Variabel Kontrol Jenis Kelamin, Pekerjaan


(12)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kewirausahaan dengan Menggunakan Pendekatan Multisample

Analysis ... 185

4.3.5.1 Pengujian Keseluruhan Model Model Struktural Intensi Berwirausaha Menurut Jenis . Kelamin... 185

4.3.5.2 Pengujian Keseluruhan Model Struktural Intensi Berwirausaha Menurut Pekerjaan Orang Tua... 187

4.3.5.3 Pengujian Keseluruhan Model Struktural Intensi Berwirausaha Menurut Internalisasi Pengalaman... 190

4.3.5.4 Pembahasan Hasil Pengujian Variabel Kontrol Jenis Kelamin, Pekerjaan Orang Tua, dan Internalisasi Pengalaman dalam Pembelajaran Kewirausahaan... 192

4.4 Implikasi Hasil Penelitian ... ... 201

4.4.1 Implikasi Temuan Teoritis... ... 201

4.4.1.1 Implikasi Teoritis yang Berhubungan dengan Intensi Berwirausaha... ... 201

4.4.2 Implikasi Temuan Empiris... ... 204

4.4.2.1 Implikasi Empiris terhadap Konsep Pendidikan Kewirausahaan dalam Konteks Universitas Pendidikan Indonesia... ... 204

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 210

5.2 Rekomendasi ... 212

DAFTAR PUSTAKA ... 217


(13)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kewirausahaan berkembang pesat bersamaan dengan ditetapkannya arah pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) tahun 2011-2025 yang menyatakan bahwa salah faktor keberhasilan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini adalah peningkatan jiwa kewirausahaan sebagai pendorong perubahan bangsa menuju kesejahteraan yang merata dalam menghadapi persaingan global. Indonesia telah terbukti menjadi salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang ekspansif. Berdasarkan Kementerian Perekonomian Indonesia melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh dinamis dan diprediksi dapat mencapai 6-7 persen pada tahun 2014 sebagaimana berikut:

Sumber: Statistik Perekonomian Volume 1 Nomor 5 – Triwulan I – 2013, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia

6,1

4,5

6,1 6,5

6,8

6,2

7

0 1 2 3 4 5 6 7 8


(14)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAMBAR 1.1

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2008-2014 (Persen)

Pertumbuhan perekonomian yang dilandasi oleh kewirausahaan harus terus ditumbuhkan mengingat gejolak perekonomian dunia yang dinamis saat ini. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa pada tahun 2013 dilaporkan Badan Pusat Statistik dalam Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun 2004 hingga 2013 bahwa 5,92 persen atau sebanyak 7.170.523 orang dari 21.191.712 angkatan kerja adalah menganggur. Sedangkan pengangguran dengan latar belakang lulusan perguruan tinggi pada tahun 2013 mencapai 5,89 persen dengan fluktuasi angka pengangguran terdidik terbilang relatif tinggi setiap tahunnya nampak berikut:

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tahun 2004-2013

GAMBAR 1.2

PENGANGGURAN TERBUKA DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2004- 2013

Berdasarkan Gambar 1.2, selain faktor kesempatan kerja tingkat pengangguran terdidik yang masih tinggi mengindikasikan bahwa jiwa

348.107

395.538

395.554

566.588

598.318

701.651

710.128

492.343

438.210

421.717

100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000


(15)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kewirausahaan pada lulusan perguruan tinggi yang belum menjadi pilihan untuk berprofesi sebagai wirausahawan. Peningkatan jiwa kewirausahaan lulusan perguruan tinggi merupakan salah satu upaya dalam mengurangi angka pengangguran terdidik yang berdampak meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia ke depannya.

Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia dengan presentase jumlah lulusan perguruan tinggi mencapai 15,49 persen. Akan tetapi tingkat pengangguran mencapai 9,78 persen dan tertinggi daripada propinsi lainnya di pulau Jawa dibandingkan dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagaiamana berikut:

TABEL 1.1

JUMLAH PENDUDUK, LULUSAN PERGURUAN TINGGI DAN TINGKAT PENGANGGURAN DI PULAU JAWA TAHUN 2013

Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah Total Penduduk (Jiwa) 43.053.732 37.476.757 32.382.657

Tingkat Pengangguran (%) 9,78 4,13 5,88

Lulusan Perguruan Tinggi (%) 15,49 17,84 17,01 Sumber: Statistik Indonesia 2012-Badan Pusat Statistika: 2013

Berdasarkan Tabel 1.1, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan total jumlah penduduk yang mencapai 43.053.732 jiwa sekaligus propinsi dengan penduduk terbanyak. Jumlah lulusan perguruan tinggi Jawa Barat mencapai 15,49 persen. Akan tetapi, tingkat pengangguran terbuka Jawa Barat mencapai 9,78 persen sebagai angka tertinggi dibandingkan dengan kedua provinsi lainnya. Jawa Barat secara agregat menyumbang lebih besar angka pengangguran terdidik


(16)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nasional dan secara tidak langsung perguruan tinggi khususnya di Jawa Barat seharusnya dapat menekan tingkat pengangguran yang relatif tinggi terutama dengan meningkatkan jiwa kewirausahaan kepada setiap lulusannya.

Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Barat dan merupakan Lembaga Penyelenggara Tenaga Kependidikan (LPTK) dengan jumlah mahasiswa terbanyak se-Indonesia. Berdasarkan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan- Universitas Pendidikan Indonesia (BAAK-UPI) mencatat jumlah mahasiswa aktif pada semester genap tahun akademik 2012/2013 mencapai 38.772 orang. Sebagaimana pada umumnya, setiap lulusan Universitas Pendidikan Indonesia berpotensi meningkatkan angka pengangguran terdidik di Jawa Barat jika tidak dilakukan upaya dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan kepada lulusannya. Hal tersebut terindikasi dari presentase lulusan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai berikut:

Sumber: Ikatan Alumni-Universitas Pendidikan Indonesia (IKA-UPI): 2012

GAMBAR 1.3

PERKIRAAN SEBARAN PROFESI LULUSAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (s/d TAHUN 2012)

Tenaga Pendidik 70% Wirausahawan

10% Profesional

15%

Lainnya 5%


(17)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Gambar 1.3 menunjukan bahwa rendahnya jiwa kewirausahaan pada lulusan Universitas Indonesia tergambar dalam perkiraan sebaran profesi lulusan hingga tahun 2012. Berdasarkan salah satu pengurus Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA-UPI) menyatakan bahwa lulusan Universitas Pendidikan Indonesia didominasi berprofesi sebagai pendidik dan tenaga pendidik dengan presentase mencapai 70 persen daripada sebagai wirausahawan yang mencapai 10 persen. Kuatnya mainset lulusan Universitas Pendidikan Indonesia bekerja sebagai tenaga pendidik. Adapun menurut analisis PMPTK-KEMENDIKNAS tahun 2009 menyatakan bahwa kebutuhan pendidik diprediksi hingga tahun 2014 akan mencapai 461.195 orang. Persaingan yang kompetitif untuk menjadi tenaga pendidik tersebut ditambah dengan diinisiasinya Program Pendidikan Guru (PPG) dimana lulusan perguruan tinggi non-LPTK dapat berprofesi sebagai tenaga pendidik. Persaingan tersebut dikhawatirkan dapatn meningkatkan angka pengangguran lulusan Universitas Pendidikan Indonesia.

Menurut Pillis dan Reardon (2007:383) menyatakan bahwa intensi berwirausaha adalah kecenderungan memulai sebuah bisnis atau usaha yang baru. Rendahnya kecenderungan lulusan Universitas Pendidikan Indonesia untuk memulai suatu usaha di masa yang akan datang dengan berprofesi sebagai wirausahawan. Upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan dengan meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa, pendidikan tinggi selama ini masih berfokus pada pengembangan program-program kewirausahaan seperti Program


(18)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mahasiswa Wirausahawan dan Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan yang diinisiasi secara nasional oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Sebagai pendidikan tinggi dengan visi dan misi yang kuat terhadap bidang pendidikan, pengembangan kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2013 telah berorientasi pada pendidikan karakter budaya bangsa, ekonomi kreatif, dan kewirausahaan.

Orientasi kewirausahaan dalam pengembangan kurikulum tersebut salah satunya upaya yang sistematis yang bertujuan untuk memupuk jiwa kewirausahaan dengan meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa terutama menginisiasi mata kuliah kewirausahaan yang telah ada sejak lama menjadi pendidikan kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Sehingga mainset lulusan Universitas Pendidikan Indonesia yang bukan hanya mencari kerja (job-seeking) sebagai pegawai baik sebagai guru, tenaga edukatif lainnya maupun professional, akan tetapi memiliki mainset untuk menciptakan lapangan kerja (job-creating) sebagai wirausahawan yang berdampak pada berkurangnya pengangguran terdidik dan peningkatan pertumbuhan Indonesia secara umum.

Mata kuliah kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia telah diberlakukan pada 45 jurusan /program studi dengan jumlah mahasiswa yang telah mengontrak hingga semester ganjil 2013/2014 telah mencapai 5.839 orang yang tersebar sebagaimana berikut:


(19)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2011

GAMBAR 1.4

SEBARAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Berdasarkan Gambar 1.4, terdapat enam fakultas yang mengajarkan mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia yaitu Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS), Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan (FPTK), dan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) mengajarkan mata kuliah kewirausahaan. Sedangkan jurusan/ program studi pada Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) dan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA). Hanya Fakultas Pendidikan Olahraga dan Rekreasi (FPOK) yang secara tertulis tidak memberlakukan mata kuliah kewirausahaan kepada mahasiswanya.

Pada semester ganjil tahun akademik 2013-2014, Direktorat Akademik- Universitas Pendidikan Indonesia mencatat terdapat 550 orang mahasiswa yang

6

3

12

6

17 6 11

10

12

11

17 6

3

0% 20% 40% 60% 80% 100%

FIP FPIPS FPBS FPMIPA FPTK FPEB FPOK

Total Prodi/Jur.


(20)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebar di 20 jurusan/ program studi yang mengontrak mata kuliah kewirausahaan sebagaimana berikut:

Sumber: Direktorat Akademik- Universitas Pendidikan Indonesia: 2013

GAMBAR 1.5

SEBARAN MAHASISWA YANG MENGONTRAK MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN BERDASARKAN JURUSAN/ PROGRAM STUDI DI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Adapun berdasarkan fakultas dimana jurusan/ program studi tersebut berada dapat dikelompokan sebagai berikut:

55

13 1 2

7 1 1

6 48

16 72

33

4 2 2 10 44 61 94 79 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

100 Teknologi Pend.

Psikologi

Pend. Bhs. Daerah Pend. Seni Musik Pend. Fisika Fisika

Pend. Ilmu Komputer Pend. Tk. Arsitektur Pend. Tk. Bangunan Pend. Tk. Elektro Pend. Tk. Mesin Pend. Tata Boga Tk. Elektro Tk. Mesin Tk. Sipil Pend. M. Bisnis Pend. M. Perkantoran Pend. Ekonomi Manajemen Akuntansi 68 3 9 183 288

0 50 100 150 200 250 300 350

Fakultas FPEB FPTK FPMIPA FPBS FIP


(21)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Direktorat Akademik- Universitas Pendidikan Indonesia: 2013

GAMBAR 1.6

SEBARAN MAHASISWA YANG MENGONTRAK MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN BERDASARKAN FAKULTAS DI UNIVERSITAS

PENDIDIKAN INDONESIA

Berdasarkan Gambar 1.5-1.6, mahasiswa yang mengontrak mata kuliah kewirausahaan tersebar hampir di seluruh fakultas di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Hal tersebut menandakan bahwa mata kuliah kewirausahaan telah masiv diajarkan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terutama meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa dalam setiap proses belajar mengajar di kelas sebagaimana tujuan pembelajarannya.

Menurut Criaco (2012) usia secara langsung berhubungan negatif dengan intensi berwirausaha dan variabel demografis lainnya yaitu jenis kelamin dan latar belakang orang tua berhubungan dengan intensi berwirausaha secara tidak langsung. Berdasarkan pra-penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas mata kuliah kewirausahaan semester ganjil tahun akademik 2013/2014 di salah satu fakultas di Universitas Pendidikan Indonesia, didapat mahasiswa dengan usia antara 19 hingga 20 tahun dengan intensi berwirausaha sebagai berikut:

Sumber: Hasil pra-penelitian: 2013 14,29

61,54

0 10 20 30 40 50 60 70

Usia

20 19


(22)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAMBAR 1.7

HUBUNGAN USIA DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA (Persen)

Berdasarkan Gambar 1.7, hasil pra-penelitian menunjukan bahwa dengan bertambahnya usia mahasiswa maka bertambah pula intensi berwirausahanya. Temuan pra-penelitian tersebut kontras dengan pendapat Criaco (2012) bahwa semakin bertambah usia maka semakin berkurang intensi berwirausaha seseorang. Adapun responden dalam pra-penelitian tersebut dikelompokan berdasarkan jenis kelamin. Hasil pra-penelitian mengenai intensi berwirausaha pada mahasiswa berusia rata-rata berusia antara 19 hingga 20 tahun sebagai responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak mencapai 61,54 persen dan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 38,46 persen adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil pra-penelitian: 2013

GAMBAR 1.8

INTENSI BERWIRAUSAHA BERDASARKAN JENIS KELAMIN (Persen)

Berdasarkan Gambar 1.8, intensi berwirausaha responden dengan jenis kelamin laki-laki mencapai 52,75 persen dan intensi berwirausaha responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 23,08 persen. Berdasarkan temuan tersebut, terdapat perbedaan intensi berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis kelaminnya.

52,75 23,08

Jenis Kelamin Perempuan


(23)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun menurut Wang (2011:35-44) terdapat perbedaan yang signifikan peran orang tua sebagai wirausahawan dalam membentuk kecenderungan anak-anak untuk berwirausaha. Hasil pra-penelitian tersebut mengelompokan intensi berwirausaha responden berusia rata-rata berusia antara 19 hingga 20 tahun berdasakan latar belakang keluarga salah satunya yaitu pekerjaan orang tua sebagaimana berikut:

Sumber: Hasil pra-penelitian: 2013

GAMBAR 1.9

INTENSI BERWIRAUSAHA BERDASARKAN KELOMPOK PEKERJAAN ORANG TUA (Persen)

Berdasarkan Gambar 1.7, intensi berwirausaha responden dengan pekerjaan ayah dan ibu sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 23,08 persen dan 7,69 persen, pekerjaan ayah sebagai pegawai swasta sebanyak 30,77, pekerjaan ayah dan ibu bekerja wirausahawan sebesar 46,15 persen dan 23,08 persen, pekerjaan ibu lainya seperti ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 69,23 persen dan pekerjaan ayah sebagai wirausahawan dan pekerjaan ibu lainya sebanyak 38,46 persen dan 51,65 persen. Secara umum, terdapat perbedaan intensi berwirausaha antara responden dengan pekerjaan orang tua sebagai

14,29 17,58

38,46 5,49

3,30 0

13,19

51,65

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00

PNS Swasta Wirausaha Lainnya

Ibu Ayah


(24)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wirausahawan dan responden dengan pekerjaan orang tua bukan wirausahawan baik pegawai negeri sipil (PNS), pegawai swasta, dan lain-lainnya.

Konsep kewirausahaan yang diinisiasi dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia tersebut diindikasi dapat meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa. Izedonmi (2010:58) Pendidikan kewirausahaan yang terindikasi dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mengelola suatu usaha baru /start up dalam jangka waktu tertentu dapat meningkatkan intensi menjadi wirausahawan. Sedangkan Erikson (2003:109) mengulas pengalaman sebagai sebuah faktor yang berpengaruh dalam pengembangan kesiapan diri untuk berwirausaha.

Hasil pra-penelitian melalui wawancara pada salah satu dosen pengampu pembelajaran mata kuliah kewirausahaan pada salah satu program studi di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesi menyatakan bahwa faktor pengalaman-pengalaman belajar yang dibangun dalam mata kuliah kewirausahaan melalui penetapan substansi kewirausahaan dalam tujuan dan rancangan pembelajaran mata kuliah kewirausahaan dapat mendukung upaya dalam meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa. Hasil pra-penelitian tersebut teramkum sebagaimana berikut:


(25)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TABEL 1.2

HASIL WAWANCARA

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ITEM DESKRIPSI

Alasan diajarkannya mata kuliah

kewirausahaan di jurusan/ program studi

1. Mata kuliah kewirausahaan dimaksudkan melengkapi teori-teori PSIKO dengan aplikasi kewirausahaan dalam memulai usaha. Mahasiswa diharapkan

memiliki kemandirian berupa “way of life” terutama setelah lulus nanti tidak hanya mencari kerja akan tetapi menciptakan pekerjaaan.

2. Mata kuliah kewirausahaan dimaksudkan memberi keuntungan/ added value bagi masa depan lulusan program studi psikologi berupa keberanian berwirausaha dari tidak memiliki modal hingga merubah perilaku mahasiswa yang konsumtif menjadi produktif.

3. Pada kurikulum 2013, mata kuliah kewirausahaan di jurusan PSIKO berganti nama menjadi Kewirausahaan Psikologi.

Tujuan pembelajaran mata kuliah

kewirausahaan

Mata kuliah kewirausahaan di jurusan psikologi kurang lebih berisikan pembelajaran dalam merubah aspek kognitif, afektif dan psikomotor mahasiswa dalam merubah peluang sekecil apapun menjadi sebuah ide usaha.

Mata kuliah kewirausahaan menekankan aspek

kepribadian mahasiswa dan salah satunya

pengembangannya yaitu kepemimpinan dan komunikasi. Gambaran umum

kegiatan perkuliahan kewirausahaan

Secara umum, kegiatan perkuliahan berupa business plan

sebagai tugas akhir perkuliahan, kegiatan menonton film bertemakan kewirausahaan/ wirausahawan sukses, serta teori dan praktek kewirausahaan yang disinergikan dan berkoordinasi dengan lembaga seperti KADIN, HIPMI dan Kementrian KUKM sebagai pihak yang mendukung pembelajaran kewirausahaan.

Sumber: Hasil pra-penelitian: 2013

Berdasakan hasil wawancara pada Tabel 1.2, pada dasarnya mata kuliah kewirausahaan dimaksudkan untuk meningkatkan intensi berwirausaha lulusan dengan menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berwirausaha


(26)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mahasiswa terutama pada proses pembelajaran. Pengalaman belajar yang dibangun dalam mata kewirausahaan didisain sedemikian mungkin untuk melengkapi kompetensi lulusan seperti merencanakan usaha dalam business plan

sebagai salah satu hasil belajar yang harus dicapai oleh mahasiswa, meningkatkan sikap terhadap kewirausahaan dengan menonton film bertemakan kewirausahaan, dan didukung dengan peran lembaga-lembaga yang memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran mata kuliah kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia salah satunya yaitu intensi berwirausaha mahasiswa.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang didukung oleh hasil pra-penelitian bahwa intensi berwirausaha mahasiswa dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu usia dan dengan dikelompokan berdasarkan jenis kelamin, latar belakang orang tua melalui pekerjaan orang tua juga pengalaman dalam pembelajaran mata kuliah kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia, maka peneliti perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Intensi Berwirausaha Mahasiswa dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Survei pada Mahasiswa yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah intensi berwirausaha mahasiswa yang terindikasi dalam rendahnya lulusan Universitas Pendidikan


(27)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia sebagai wirausahawan. Sehingga meningkatnya intensi berwirausaha mahasiswa berperan meningkatnya presentase lulusan Universitas Pendidikan Indonesia untuk menjadi seorang wirausahawan di masa yang akan datang.

Perspektif kewirausahaan digunakan penelitian ini terutama dalam mengkaji intensi berwirausaha. Faktor langsung yang dapat berpengaruh intensi berwirausaha adalah usai, sedangkan faktor tidak langsung yang dapat berpengaruh intensi berwirausaha yaitu jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan internalisasi pengalaman belajar dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam pernyataan masalah atau problem statment sebagai berikut:

Rendah lulusan Universitas Pendidikan Indonesia yang berprofesi sebagai wirausahawan. Hal tersebut dapat diidentifikasi dari intensi berwirausaha mahasiswa terutama dalam mata kuliah kewirausahaan. Intensi berwirausaha mahasiswa dipengaruhi negatif oleh usia berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan internalisasi pengalaman dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Gambaran usia mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia


(28)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Gambaran jenis kelamin mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Gambaran pekerjaan orang tua mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Gambaran internalisasi pengalaman mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Univeritas Pendidikan Indonesia.

5. Gambaran intensi berwirausaha mahasiswa di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

6. Indikator apa yang dominan dalam intensi berwirausaha mahasiswa di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

7. Seberapa besar intensi berwirausaha mahasiswa dipengaruhi oleh usia berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan internalisasi pengalaman belajar dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini memperoleh temuan ilmiah mengenai:

1. Usia mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia

2. Jenis kelamin mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.


(29)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pekerjaan orang tua mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Internalisasi pengalaman mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Univeritas Pendidikan Indonesia.

5. Intensi berwirausaha mahasiswa di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

6. Indikator yang dominan dalam intensi berwirausaha mahasiswa di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

7. Intensi berwirausaha mahasiswa dipengaruhi usia yang berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan internalisasi pengalaman belajar dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis dan keilmuan yaitu bagi perkembangan ilmu ekonomi manajemen khususnya inisiasi konsep pendidikan kewirausahaan atau sebagian praktisi menyebut

edupreneurship, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam pengembangan kewirausahaan dalam meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa.


(30)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai konsep kewirausahaan dalam pendidikan yang pada saat ini masih berkembang dan mengingat masih banyak yang belum terungkap dalam penelitian ini.

3. Hasil penelitian ini pun diharapkan menjadi acuan dalam merancang program-program penumbuhan kewirausahaan dalam konteks perguruan tinggu dan menjadi referensi pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan dan peduli dalam mensejahterakan bangsa Indonesia yang dimulai dengan meningkatkan jiwa kewirausahaan di kalangan muda Indonesia. Juga memberikan masukan kepada Universitas Pendidikan Indonesia untuk dijadikan pertimbangan khususnya pengembangan mata kuliah kewirausahaan yang lebih inovatif dalam meningkat lulusan untuk berwirausaha dalam rangka memberi sumbangsih pada kemajuan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia sebagai eksistensi kampus pendidikan yang ilmiah, edukatif dan religius.


(31)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Menurut Jogiyanto (2007:61) mengemukakan bahwa obyek penelitian merupakan suatu entitas yang akan diteliti. Obyek tersebut dapat berupa perusahaan, manusia, karyawan dan lainnya. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel terikat (dependent variable) adalah intensi berwirausaha yang dicirikan sikap terhadap kewirausahaan, norma subjektif, dan kontrol perilaku kewirausahaan yang disadari. Kemudian objek penelitian yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah usia. Sedangkan variabel kontrol adalah jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan internalisasi pengalaman dalam pembelajaran kewirausahaan. Objek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia. Mahasiswa tersebut tercatat berjumlah 550 orang yang tersebar pada 20 program studi/ jurusan di 5 fakultas di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

3.2Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan bidang keilmuan, penelitian ini menggunakan pendekatan kewirausahaan dalam menganalisis faktor yang secara langsung mempengaruhi intensi berwirausaha yaitu usai dan faktor yang tidak secara langsung berpengaruh terhadap intensi berwirausaha yaitu jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan


(32)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

internalisasi pengalaman dalam pembelajaran kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

Berdasarkan waktu penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional methode. Husein Umar (2008:45) menjelaskan bahwa cross sectional methode merupakan metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang. Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu dari bulan Oktober 2013 sampai bulan Januari 2014 dalam pengumpulan dan pengolahan data.

Berdasarkan tujuan penelitian, metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Husein Umar (2008:21) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Berdasarkan keterangan tersebut, maka penelitian deskriptif dapat disimpulkan sebagai penelitian yang dirancang untuk mendeskripsikan karakteristik dari sebuah populasi atau fenomena apa adanya. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, internalisasi pengalaman mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan, dan intensi berwirausaha mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia yang diukur oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang disadari.


(33)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian verifikatif menurut Husein Umar (2008:21) pada dasarnya bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan. Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian ini bermaksud menguji mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan mengenai seberapa besar usia berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan internalisasi pengalaman dalam pembelajaran kewirausahaan berpengaruh negatif terhadap intensi berwirausaha mahasiswa yang diukur oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang disadari di Universitas Pendidikan Indonesia.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2010:11) yang dimaksud dengan metode survei adalah:

Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis. Metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pegumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes, wawancara terstruktur dan sebagainya. Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.


(34)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini memiliki tiga variabel penelitian yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Kunendi (2008:5-9) menyebutkan variabel bebas disebut variabel eksogen adalah variabel penyebab yang tidak dijelaskan dalam model dan dibagi menjadi: (a) varibel eksogen yang diteliti merupakan semua variabel yang secara teoritis telah atau belum diteliti; (b) dan tidak diteliti. Sedangkan variabel terikat disebut variabel endogen adalah variabel akibat yang dijelaskan atau diprediksi dalam model. Setiap variabel tersebut memiliki variabel laten dan manifest. Variabel laten merupakan semua variabel penyebab dan akibat yang tidak dapat diobservasi, sedangkan variabel manifes merupakan indikator-indikator baik variabel eksogen maupun endogen yang dapat diobservasi langsung. Sedangkan Kusnendi (2008:19-21) menyebutkan bahwa variabel kontrol merupakan variabel independen kedua atau ketiga yang pengaruhnya terhadap variabel dependen dihilangkan. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas atau variabel eksogen yang diteliti secara langsung adalah usia.

2. Variabel terikat atau variabel endogen dalam penelitian ini adalah intensi berwirausaha dengan variabel manifest endogen yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang disadari. 3. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, pekerjaan

orang tua dan internalisasi pengalaman dalam pembelajaran kewirausahaan.


(35)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Intrumen penelitian yang digunakan yaitu kuisioner menggunakan skala

semantic differential sebagai skala pengukuran. Menurut Riduwan (2011:26) menyatakan bahwa skala semantic differential atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub) seperti panas-dingin, popular-tidak popular, baik-buruk, dan lainnya. Para peneliti sosial dapat menggunakan skala perbedaan semantik dalam berbagai cara seperti memberi penilaian kepribadian seseorang, menilai sifat hubungan interpersonal dalam organisasi hingga untuk menilai persepsi seseorang terhadap objek sosial atau pribadi yang menarik dari berbagai dimensi.

Karakteristik bipolar dalam skala pengukuran perbedaan semantik memiliki tiga dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek yaitu sebagai berikut (Iskandar, 2000: 154-155 dalam Riduwan: 2009: 26): (a) Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu objek; (b) Evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu objek; dan (c) Aktivitas, yaitu gerakan suatu objek

Skala semantic differential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Sebagai contoh penggunaan skala semanticdifferential ialah:


(36)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Riduwan (2009:25)

GAMBAR 3.1

SKALA PENGUKURAN SEMANTIK DIFERENSIAL

Adapun data yang diperoleh melalui pengukuran dengan menggunakan skala semanticdifferential adalah data interval yang memungkinkan untuk diolah teknik statistika selanjutnya dan sesuai untuk mengukur intensi berwirausaha yang merupakan suatu aktivitas dimana yang cenderung akan dilakukan di masa yang akan datang.Penjabaran operasionalisasi dari variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat di bawah:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN VARIABEL/

KONTRUK KONSEP INDIKATOR UKURAN SKALA

NO. ITEM

Usia - Usia Tingkat usia

mahasiswa.

Rasio A.1

Jenis Kelamin - Jenis Kelamin Jenis kelamin mahasiswa.

Nominal A.1

Pekerjaan - Pekerjaan

Orang Tua

Kategori pekerjaan ayah mahasiswa.

Nominal A.2

Kategori pekerjaan ibu mahasiswa.

Nominal A.2 Netral

Cerdas Bodoh

8 7 6 5 4 3 2 1 0

Netral

Ramah Tidak

Ramah


(37)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Internalisasi Pengalaman Internalisasi Pengalaman dalam Pembelajaran Kewirausahaan Kategori internalisasi pengalaman dalam mata kuliah kewirausahaan.

Nominal A.3

Intensi Berwirausaha Kecenderungan memulai sebuah bisnis atau usaha yang baru. Pillis and Reardon (2007:383) Sikap Terhadap Perilaku Tingkat penilaian seseorang terhadap perilaku. Ajzen (1991:153) Sikap terhadap keuntungan dalam berwirausaha Tingkat sikap terhadap keuntungan dalam berwirausaha.

Interval B.1

Sikap terhadap ketertarikan untuk berwirausaha Tingkat sikap terhadap ketertarikan untuk berwirausaha.

Interval B.1

VARIABEL/

KONTRUK KONSEP INDIKATOR UKURAN SKALA

NO. ITEM Sikap terhadap kesempatan yang dimiliki untuk berwirausaha Tingkat sikap terhadap kesempatan yang dimiliki untuk berwirausaha.

Interval B.1

Sikap terhadap sumber daya dalam berwirausaha Tingkat sikap terhadap sumber daya dalam berwirausaha.

Interval B.1

Sikap terhadap pilihan alternatif dalam berwirausaha Tingkat sikap terhadap pilihan alternatif dalam


(38)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berwirausaha. Norma Subjektif Tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak suatu perilaku. Ajzen (1991:153). Dukungan dan saran keluarga/ saudara untuk berwirausaha Tingkat dukungan dan saran keluarga/ saudara untuk berwirausaha.

Interval B.2

Dukungan dan saran teman untuk berwirausaha Tingkat dukungan dan saran teman untuk berwirausaha

Interval B.2

Dukungan dan saran lingkungan sekitar untuk berwirausaha Tingkat dukungan dan saran lingkungan sekitar untuk berwirausaha.

Interval B.2

Kontrol Perilaku yang Disadari Kemudahan atau kesulitan yang dirasa melakukan suatu perilaku. Ajzen (1991:153) Passion /ketertarikan pada bidang usaha tertentu Tingkat passion /ketertarikan pada bidang usaha tertentu.

Interval B.3

VARIABEL/

KONTRUK KONSEP INDIKATOR UKURAN SKALA

NO. ITEM Realisasi rencana bisnis yang telah dirancang Tingkat realisasi rencana bisnis yang telah dirancang.

Interval B.3

Keterampilan yang dimiliki untuk berwirausaha Tingkat keterampilan yang dimiliki untuk berwirausaha.

Interval B.3

Sumber: Diolah dalam penelitian: 2014


(39)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jenis data merupakan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Oleh karena itu harus diproses terlebih dahulu untuk memperoleh informasi yang diperlukan bagi suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2010:402), menjelaskan pengertian sumber data primer dan sumber data sekunder sebagai berikut :

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Bila dilihat dari sumber datanya maka sumber data dapat menggunakan data sebagai berikut :

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada responden langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi atau pengamatan secara langsung, wawancara maupun penyebaran kuesioner kepada sumber data.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan atau hasil penelitian pihak lain. Adapun data sekunder dari penelitian ini berasal dari penggunaan dokumen resmi dari pihak terkait dan relevan dengan topik penelitian.

Secara lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan berikut:


(40)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

JENIS DATA SUMBER DATA KATEGORI

DATA

Pertumbuhan

Perekonomian Indonesia Tahun 2008-2013

Statistik Perekonomian Volume 1 Nomor 5 – Triwulan I – 2013, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia

Sekunder

Pengangguran Dengan Latar Belakang Pendidikan Tinggi Tahun 2004- 2013

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tahun 2004-2013 (BPS:2012)

Sekunder

Jumlah Lulusan Perguruan Tinggi Pada Propinsi Dengan Penduduk Terbanyak Tahun 2012

Statistik Indonesia 2011-Badan Pusat Statistika: 2012

Sekunder

Perkiraan Sebaran Lulusan Universitas Pendidikan Indonesia Hingga Tahun 2012

IKA UPI: 2012 Sekunder

Karakeristik Responden Responden Primer

Intensi Berwirausaha Mahasiswa

Responden Primer

Sumber: Diolah dalam penelitian: 2014

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1Populasi

Kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data tersebut digunakan untuk mengambil keputusan untuk menguji hipotesis. Menurut Sugiyono (2010:115) mengemukakan pengertian populasi yaitu:

Populasi adalah tingkat wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan


(41)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda alam lainnya.

Sehingga penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran. Populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila sebuah penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan. Berdasarkan pengertian diatas, populasi sasaran dalam penelitian ini adalah mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah kewirausahaan semester ganjil tahun akademik 2013-2014 di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia yaitu sebanyak 550orang.

3.2.4.2Sampel

Untuk mengambil sampel dari populasi sampel yang representatif, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Menurut Sugiyono (2010:116)sampel merupakan:

Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Menurut Bentler dan Chou (1987) dalam Wijanto (2008:46-47) menyarankan ukuran sampel yang diperlukan untuk estimasi Maximum Likehood

(ML) adalah minimal 5 responden untuk setiap variabel teramati yang ada dalam model. Berdasarkan metode estimasi tersebut, ukuran sampel yang digunakan


(42)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian ini mencapai adalah 138 mahasiswa. Jumlah tersebut telah mencukupi ukuran sampel minimal terkait variabel teramati dalam penelitian ini yaitu sebanyak 4 variabel yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif, kontrol perilaku yang disadari dan usia.

3.2.4.3Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Sugiyono (2008:73) mengemukakan bahwa teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2009:111) bahwa teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Menurut Sugiyono (2010:118) bahwa teknik stratifield sampling

digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Dalam penelitian ini, populasi sasaran diasumsikan tidak homogen dan distratakan berdasarkan keilmuan jurusan/ program studi sejenis diasumsikan suatu strata pada satu fakultas yang sama. Dengan demikian, tersedianya suatu populasi sasaran yang proporsional (proportional population target) merupakan prasyarat penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dengan metode acak sistematis.


(43)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [ ]

Sumber: Riduwan: 2009

Penentuan strata dalam penelitian ini ditekankan kepada fakultas dengan jumlah responden dalam suatu jurusan/ program studi tertentu yang cenderung besar daripada jurusan/ program studi lainnya dan yang dinilai merepresentasikan populasi sasaran secara keseluruahan. Fakultas yang menjadi strata dalam penelitian ini yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan (FPTK) dan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB).

Hal tersebut dikarenakan responden di strata fakultas yang sedikit yaitu Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) dan Fakultas Pendidikan Bahasan dan Sastra (FPBS) kurang memiliki ketepatan dalam segi jumlah responden yang terdaftar. Berdasarkan hal tersebut, proporsi sebaran sampel dalam setiap strata sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

TABEL 3.3

SAMPEL PENELITIAN

FAKULTAS/ STRATA PROPORSI

(%) SAMPEL

Ilmu Pendidikan 35,5 49

Pendidikan Teknik dan Kejuruan 42,0 58

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 22,5 31

Jumlah 100 138


(44)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Kuesioner dan atau Angket

Menurut Sugiyono (2010:199) bahwa kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden pada proses pembelajaran mata kuliah kewirausahaan.

2. Studi Literatur

Dengan teknik ini penulis berusaha untuk mencari informasi serta data baik berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraian dengan cara mempelajari buku-buku, makalah, situs, website dan majalah sebagai landasan teoritis khususnya mengenai masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari pembelajaran kewirausahaandan intensi berwirausaha. 3. Wawancara

Moleong (2012:186) menerangkan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Adapun objek wawancara dalam penelitian ini adalah mahasiswa, dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan dan pihak-pihak yang berkaitan dengan fokus pembahasan. Wawancara yaitu


(45)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan melakukan pertanyaan secara lisan dalam pertemuan tatap muka langsung terhadap individu atau kelompok yang sedang diteliti.

4. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Pada penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi partisipatif dimana pengamat terlibat langsung pada kegiatan. Dan melalui kegiatan observasi ini pula penulis melakukan studi pendahuluan dimana melalui teknik ini dapat melihat, mengenal, mengidentifikasikan masalah yang diteliti khususnya mengenai pengalaman belajar dan intensi berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia.

5. Pengamatan langsung

Menurut Moleong (2012:175) bahwa pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya. Pengamatan juga memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian, dan pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data. Pengamatan juga memungkinkan pembentukan pengetahuan yang dietahui bersama, baik dari pihak maupun dari pihak subjek.


(46)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti dalam proses pengamatan berfungsi pemeranserta sebagai pengamat. Menurut Moleong (2012:177) bahwa peranan peneliti sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeranserta tetapi melakukan fungsi pengamatan. Sehingga peneliti dalam pengamatan hanya mengamati tanpa ikut serta dalam objek pengamatan. Dalam mengatasi kelemahan dan kemampuan rata-rata peneliti, Moleong (2012:180) menyarankan dalam pengamatan tidak bisa berdiri sendiri yang berarti tidak dapat dilakukan tanpa pencatatan data.

6. Penggunaan Dokumen

Sugiyono (2009: 82) mendefinisikan dokumen sebagai catatan peristiwa yang sudah lalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Adapun dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dokumen Pribadi

Moleong (2012: 217) bahwa dokumen pribadi merupakan catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Dokumen pribadi dalam penelitian ini adalah catatan lapangan peneliti sendiri. Moleong (2012: 208-209) menjelaskan catatan lapangan berisi coretan seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata Kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau


(47)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan, memungkinkan gambar, sketsa, sosiogram, dan lain-lainnya. Penemuan pengetahuan atau teori harus didukung oleh data kongkret dan bukan ditopang oleh yang berasal ingatan. Pengajuan hipotesis kerja, hal-hal yang menunjang hipotesis kerja, penentuan derajat kepercayaan dalam rangka keabsahan data, semuanya harus didasarkan atas data yang terdapat dalam catatan lapangan.

b. Dokumen Resmi

Moleong (2012: 219) membagi dokumen resmi menjadi dokumen internal dan dokumen ekternal. Dokumen internal berisi memo, pengumuman, intruksi, aturan suatu lembaga tertentu yang digunakan di kalangan sendiri dan berfungsi menyajikan informasi tentang keadaan, aturan, disiplin, dan dapat memberikan pentunjuk terhadap objek dalam penelitian.

Sedangkan dokumen ekternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga tertentu seperti majalah, bulletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan di media masa. Dokumen tersebut dapat dimanfaatkan untuk menelaah konteks secara sosial, kepemimpinan dan lainnya.

Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data-data kualitatif berupa dokumen-dokumen resmi dan pendukung yaitu Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia Edisi Tahun 2008 hingga 2013, Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Mata Kuliah


(48)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kewirausahaan, catatan-catatan pribadi peneliti yang dalam mendokumentasikan temuan-temuan di lapangan mengenai konsep pembelajaran dalam mata kuliah kewirausahaan dan pengalaman mahasiswa didalamnya di Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini juga mencoba mendeskripsikan mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai salah satu pembelajaran kewirausahaan yang berperan dalam membentuk pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mahasiswa untuk berwirausaha di masa yang akan datang.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dalam penelitian ini, mata kuliah kewirausahaan merupakan salah satu mata kuliah dalam sturktur kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia. Pengembangan Kurikulum di Universitas Pendidikan Indonesia sendiri ditetapkan oleh Senat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia dibawah kepemimpinan Prof. Dr. Syihabudin M.Pd khususnya dibahas dalam Komisi A bidang Pengembangan Kurikulum yang saat ini dikepalai oleh Prof. Dr. Idrus Affandi dan diputuskan dalam sebuah surat keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

Pada tahun 2013, pola pembentukan kurikulum tersebut mengalami perubahan konsep terutama pada perumusan kompetensi-kompetensi lulusan perguruan tinggi yang harus dimiliki sesuai dengan bidang keilmuan dalam menghadapi persaingan global. Sebagaimana Surat


(49)

Nurman Hakim, 2014

Intensi berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 dan dilengkapi Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002.

Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

TABEL 3.4

ISI POKOK PERATURAN DAN KETENUAN MENGENAI KURIKULUM PERGURUAN TINGGI

PERATURAN&

KETENTUAN POKOK ISI

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 dan Perubahannya

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002

Pergeseran Paradigma Kurikulum ke dalam Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Peraturan Pemerintah 19 Tahun 2005 Pasal 17 Ayat 4

Kurikulum Dikembangkan oleh Perguruan Tinggi Sendiri

Peraturan Pemerintah 17 Tahun 2010

Kurikulum Dikembangkan oleh Perguruan Tinggi Sendiri

Peraturan Pemerintah 17 Tahun 2010 Pasal 97 Ayat 1

Kurikulum Dikembangkan Berbasis

Kompetensi Peraturan Pemerintah 17 Tahun

2010 Pasal 97 Ayat 3

Kurikulum Perguruan Tinggi Minimum Mengandung 5 Elemen Kompetensi

Peraturan Presiden No.8/2012 Capaian Pembelajaran Sesuai dengan Level KKNI

UU PT No12 Tahun 2012 Pasal 29

Kompetensi Lulusan Ditetapkan dengan Mengacu Pada KKNI

Sumber: Alternatif Penyusunan Kurikulum Mengacu pada KKNI: 2013

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Intrumen Penelitian 3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas Intrumen Penelitian

Sugiyono (2010:172) mengatakan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Bandung: Penerbit Alfabeta

Alwasilah, A. Chaedar. 2013. Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Dunia Pustaka Jaya

Bygrave, William D. 1994. The Portable MBA in Entrepreneurship. John Willeys &Son Inc. New York

Blenker, P. Dreisler, P. Faergeman, H. Kjeldsen, J. 2006. Learning and teaching entrepreneurship: dilemmas, reflections and strategies. dalam International Entrepreneurship Education; Fayolle, A. Klandt, H. Aldershot: Edward Elgar Publishing.

Hisrich, R. Peters, M. 2000. Entrepreneurship: 4th edition. Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc.

Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

PengalamanPengalaman. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural: Satu dan Multigroup Sampel dengan LISREL. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Krueger, N. F. 2005. Handbook of Entrepreneurship Research: An Interdisciplinary Survey and Introduction. Springer

Kolb, D. A. 1984. Experiential learning: experience as the source of learning and development. New York: Prentice Hall

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Riduwan, Sunarto. 2011. Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta

Riduwan, Engkos Ahmad Kosasih. 2009. Cara Mudah Menggunakan dan Memaknai

Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Penerbit Alfabeta

Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistika Multivariat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo


(2)

Suharsimi, Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Bina Aksara

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Suryana. 2006. Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Timmons, J. Stevenson, H. 1985. Entrepreneurship education in the 1980s – what entrepreneurs say? dalam Kao, J. Stevenson, H. Entrepreneurship :What it is and How to Teach it. Cambridge: Harvard Business School.

Tyler, R. 1949. Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago: The University of Chicago Press.

Wijanto, Setyo Hari. Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8: Konsep dan Tutorial. Yogyakarta: Graha Ilmu

Zimmerer Thomas W., Norman M. Scarborough. 2008. Essensial of

Entrepreneurship and Small Business Management: alih bahasa. Jakarta: Salemba Empat

Jurnal Ilmiah:

Agu, C.N. 2006. Pedagogy Of Entrepreneurship In A Contemporary Society. Enterprise Int. Res. J. Devel., 8(1): 18-32.

Akpomi, M.E., 2009. Achieving Millennium Development Goals (MDGS) Through Teaching Entrepreneurship Education In Nigeria Higher Education Institutions (HEIs). Eur. J. Soci. Sci., 8(1): 154-157.

Akmaliah, Zaidatol Lope PIHIE. Abdullah Salleh Abdullah SANI. 2009. Exploring The Entrepreneurial Mindset Of Students: Implication For Improvement Of Entrepreneurial Learning At University. The Journal of International Social Research Volume 2 / 8

Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned Behaviour. Organizational Behaviour and Human Decision Processes, Vol. 50, pp.179-211.

Autio. Erkko, Robert H. Keeley, Magnus Klofsten, George G. C. Parker And Michael Hay. 2001. Entrepreneurial Intent Among Students In Scandinavia And In The USA. Enterprise and Innovation Management Studies Vol. 2, No. 2, 2001, 145 160


(3)

Byabashaija. Warren, etc. 2010. The Impact of College Entrepreneurial Education on Entrepreneurial Attitudes and Intention to Start a Business in Uganda. Paper submitted to Entrepreneurship in Africa Conference April 1 – 3, 2010

Bird, B. Jelinek, M. 1988. The Operation of Entrepreneurial Intentions. Entrepreneurship: Theory and Practice, Vol. 13, No. 2, pp. 21-29.

Basu. Anuradha, Meghna Virick. 2008. Assessing Entrepreneurial Intentions Amongst Students: A Comparative Study. San Jose State University p.79-86 Baum, J. Bird, B. Singh, S. 2011. The Practical Intelligence of Entrepreneurs:

Antecedents and a Link with New Venture Growth. Personnel Psychology 64(2):397-425

Cope, J. 2003. Entrepreneurial Learning and Critical Reflection: Discontinuous Events as Triggers for 'Higher-level' Learning. Management Learning 34 (4): 429-450

Criaco, Giuseppe. 2012. The Role of Age As A Determinant Of Entrepreneurial Intention: Direct And Indirect Effects. Pilot Research Work of Entrepreneurship and Management- Department of Business Economics and Administration: Autonomous University of Barcelona

Davidson, P. 1995. Determinants of Entrepreneurial Intentions. In Proceedings RENT

XI Workshop, Piacenza, Italy.

http://eprints.qut.edu.au/archive/00002076/Retrieved on Sept. 2007

European Commission. 2008. Entrepreneurship in Higher Education, Especially Within Non-Business Studies: Final Report of the Expert Group. Brussels, Belgium.

Emeraton, U.G., 2008. Re-thinking Higher Education Management for Pverty Reduction among the Youth in Africa. Paper Presented at the Third Regional Conference Higher Education for Youth Empowerment, Opportunities, Capabilities and Second Chance. Organized by Higher Education Research and Policy Network (NERPNET) at IITA, Ibadan, Oyo State. August 18-21.

Erikson, T., 2003. Towards a taxonomy of entrepreneurial learning experiences among potential entrepreneurs. Journal of Small Business and Enterprise Development 10(1), pp. 106-112.

Ertuna. Zeliha Ilhan, Eda Gurel. 2008. Effects Of Entrepreneurial Traits And Education On Entrepreneurial Intentions. Bilkent University Ankara, Turkey


(4)

Fayolle, A. Gailly B. 2004. Using the Theory of Planned Behaviour to Assess Entrepreneurship Teaching Programs: A First Experimentation. 14th Annual IntEnt Conference University of Napoli Federico II-Italy

Fayolle, A. Gailly, B. 2008. From Craft to Science: Teaching Models and Learning Processes in Entrepreneurship Education. Journal of European Industrial Training 32 (7): 569-593

Gibb, Allan. 2000. Enterprise in Education: Educating Tomorrow’s Entrepreneurs: Keynote Address to Finnish Conference on Futureless Present. University of Oulu, Department of Teacher Education, Kajaani, Finland, , p. 2

http://www.enorssi.fi/hankkeet/yrittajyyskasvatus/pdf/Gibb.pdf

Gurbuz, Gulruh. Sinem Aykol. 2008. Entrepreneurial Intentions of Young Educated Public in Turkey. Journal of Global Strategic Management V.04 p.47-56

Izedonmi. Prince Famous, Chinonye Okafor. 2010 .The Effect Of Entrepreneurship

Education On Students’ Entrepreneurial Intentions. Global Journal of Management and Business Research Vol. 10 Issue 6 (Ver 1.0) August 2010 P a g e | 49-60

Johannisson, Bengt. 1992. Entrepreneurs as learners beyond education and training. Paper presented at the Conference Internationalizing Entrepreneurship Education and Training. Dortmund, Germany

Krueger, N. F. Carsrud, A. L. 1993. Entrepreneurial intentions: Applying the theory of planned behavior. Entrepreneurship & Regional Development, 5:315-330. Kauffman Foundation. 2008. Kauffman Panel on Entrepreneurship Curriculum in

Higher Education: Entrepreneurship in Higher Education, p. 8

http://www.kauffman.org/uploadedFiles/entrep_high_ed_report.pdf

Kim, Smith and Julie Landry Petersen. 2006. What Is Educational Entrepreneurship? Kautonen. Teemu, Seppo Luoto. 2008. Entepreneurial Intention in the Third Age:

The Impact of Career History. p. 995-1007

Kuratko, D. 2005. The emergence of entrepreneurship education: development trends and challenges. Entrepreneurship Theory and Practice 29(5): 577-597

Karp, T. 2006. The Inner Entrepreneur: A Constructivist View of Entrepreneurial Reality Construction. Journal of Change Management 6(3): 291-304

Muller, Sabine. 2012. The Mature Learner: Understanding Entrepreneurial Learning Processes Of University Students from a Social Constructivist Perspective. Robert Gordon University: Thesis


(5)

Minniti, M. Bygrave, W. 2001. A Dynamic Model of Entrepreneurial Learning. Entrepreneurship: Theory & Practice 25(3): 5

Nistorescu, Tudor. Radu Florin Ogarcă. 2011. Determinants of Entrepreneurial Intent of Students in Oltenia Region. Review of International Comparative Management Volume 12/ 2. p.250-263

Otuya, Robert. Peter Kibas. Robert Gichira. Wafunla Martin. 2013. Entrepreneurship Education: Influence Student Entrepreneurial Intention. International Journal of Innovative Research and Studies V.2/4. p.132-148

Pillis, E. Reardon, K. K. 2007. The Influence Of Personality Traits And Persuasive Messages On Entrepreneurial Intention: A Cross-Cultural Comparison. Career Development International, 12(4): 382-396.

Parker, S. 2006. Learning About The Unknown: How Fast Do Entrepreneurs Adjust Their Beliefs? Journal of Business Venturing 21(1): 1-26

Pittaway, Luke. Jason Cope. 2007. Simulating Entrepreneurial Learning: Integrating experiential and collaborative approaches to learning. Working Paper 02/2007 White Rose Centre for Excellence in Teaching and Learning of Enterprise http://www.sheffieldcetle.ac.uk

Roelofs, Henk. Samplonius-Raut. Shilpa. 2010. The Edupreneurial Pedagogic Method: Providing Risk And Added Value Experience In A Pull System For Learning Entrepreneurship

Rashid, Umi Kartini. Nik Kamariah. Nik Mat. Rabiatul Adawiyah Ma’rof. Juzaimi Nasuredin. Fitriah Sanita. Muhamad Faiz Mohamed Isa. 2012. Entrepreneurial Intentions among Technical Students. American Journal of Economics. p.73-76 Rae, D. 2000. Understanding entrepreneurial learning: A question of how?

International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research 6(3), pp. 145–159

Rae, D. 2006. Entrepreneurial learning: A conceptual framework for technology-based enterprise. Technology Analysis & strategic Management 18(1): 39-56 Rasmussen, E. Sorheim, R. 2006. Action-based entrepreneurship education.

Technovation 26(2): 185-194

Ronstadt, R. 1985. The Educated Entrepreneurs: A New Era of Entrepreneurial Education is beginning. American Journal of Small Business 10(1): 7-23

Shen Pi. Lip-Chai. 2006. Changing Entrepreneurial Perceptions And Developing Entrepreneurial Competencies Through Experiential Learning: Evidence From


(6)

Entrepreneurship Education In Singapore’s Tertiary Education Institutions. Journal of Asia Entrepreneurship and Sustainability Volume II (2)

Thrikawala. Sujani Sudhara. 2011. The Determinants of Entrepreneurial Intention among Academics in Sri Lanka. International Conference on Economics and Finance Research IPEDR vol.4 IACSIT Press, Singapore. p. 454-458

Thompson. John, Jonathan M. Scott, David Gibson. 2009. Experiential Learning, New Venture Creation, Strategic Entrepreneurship, Knowledge and Competency in the University Context. Working Paper Series Working paper

No: MS_WPS_MAN_09_11 Queen’s University Management.

Thorpe, Richard. 2011. A Framework for Entrepreneurial Learning: A Tribute to Jason Cope. Working Paper Series: Center for Entrepreneurial Learning and Leadership

Uebelacker, Stefan. 2005. Entrepreneurship Education in Europe Karen Wilson European Foundation for Entrepreneurship Research Gundungsausbildung.

Entrepreneurship Education an deutschen Hochschulen und ihre

raumrelevanten strukturen, Inhalte und eff ekte

Wang, Wenjun. Wei Lu. John Kent Millington. 2011. Determinants of Entrepreneurial Intention among College Students in China and USA. Journal of Global Entrepreneurship Research Vol.1/1 pp.35-44

World Economic Forum. 2009. Global Education Initiative: Educating the Next

Generation of Entrepreneurs: Geneva p.7

http://www.weforum.org/pdf/GEI/2009/EE_ExecutiveSummary.pdf Sumber Lainnya:

Badan Pusat Statistik Tahun 2012 Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan-Direktorat Akademik- Universitas Pendidikan Indonesia (2012)


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI BERWIRAUSAHA DI KALANGAN MAHASISWA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI BERWIRAUSAHA DI KALANGAN MAHASISWA.

0 6 14

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI BERWIRAUSAHA DI KALANGAN MAHASISWA.

0 3 10

KESIMPULAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI BERWIRAUSAHA DI KALANGAN MAHASISWA.

0 4 91

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI BERWIRAUSAHA PADA KALANGAN MAHASISWA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Berwirausahaan Pada Kalangan Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Feb Ums ).

0 4 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI BERWIRAUSAHA PADA KALANGAN MAHASISWA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Berwirausahaan Pada Kalangan Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Feb Ums ).

0 4 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI KEWIRAUSAHAAN PADA MAHASISWA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Pada Mahasiswa (Studi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 1 13

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Pada Mahasiswa (Studi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 0 5

Lampiran: 1 SURAT PERNYATAAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Pada Mahasiswa (Studi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 1 22

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MENGEMBANGKAN INTENSI KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA : Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Berdasarkan Pendekatan ”Entrepreneurial Intention-based Models” pada Mahasiswa Perguru

1 3 103

Analisis faktor-faktor yang memengaruhi intensi kewirausahaan mahasiswa - Repository UNTAR

0 1 26