HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA INTI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA PELAJAR SMP Hubungan Antara Dukungan Keluarga Inti Dengan Motivasi Belajar Pada Pelajar SMP.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA INTI DENGAN MOTIVASI
BELAJAR PADA PELAJAR SMP
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh :
Muh. Zaenurrochim Riva’i
F 100 070 067
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA INTI DENGAN MOTIVASI
BELAJAR PADA PELAJAR SMP
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana
(S-1) Psikologi
DISUSUN OLEH :
Muh. Zaenurrochim Riva’i
F 100 070 067
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA INTI DENGAN
MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA-SISWI
Pembangunan nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia
Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguhsungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia
seutuhnya. Upaya untuk meningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah
berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui
Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber
daya tenaga pendidikan, pengembangan materi ajar, serta pengembangan paradigma
baru dengan metodologi pengajaran. Kegiatan belajar merupakan hal penting yang
wajib dilakukan oleh siswa sebagai pelajar. Dalam menunjang belajar diperlukan
adanya kemauan serta motivasi agar belajar itu dianggap sebagai aktivitas yang
menyenangkan dan memperoleh manfaat. Belajar dapat memberi perubahan yang
positif jika dilakukan dengan efektif dan maksimal, sehingga akan menghasilkan
sebuah hasil berupa prestasi yang berguna untuk masa depan. Adanya lingkungan
belajar yang kondusif merupakan salah satu faktor yang kuat dalam mendukung
proses belajar siswa dikelas. Lingkungan tersebut dapat berupa dukungan yang
berasal dari keluarga. Bentuk dukungan tersebut dapat berupa nasehat, perhatian,
kasih sayang, penyediaan fasilitas, dan pujian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan
keluarga inti dengan motivasi belajar pada siswa-siswi. Penelitian ini dilakukan di
SMP Al-Muayyad dengan subjek kelas VII dan VIII yang berjumlah 82 orang yang
ditentukan dengan menggunakan teknik cluster stratified random sampling. Alat
ukur yang digunakan adalah skala motivasi belajar dan skala dukungan keluarga inti.
Hasil analisis korelasi product moment diperoleh hasil koefisien korelasi
sebesar 0,467 dengan p < 0,01 hal ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara dukungan keluarga inti dengan motivasi belajar. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa subjek penelitian ini memiliki tingkat
motivasi belajar yang tergolong sedang, sedangkan dukungan keluarga yang dimiliki
subjek tergolong tinggi. Sumbangan efektif antara variabel dukungan keluarga inti
dengan motivasi belajar sebesar 21%.
Kata kunci : Dukungan Keluarga Inti, Motivasi Belajar
1
2
berkelanjutan,
PENDAHULUAN
Pembangunan nasional di bidang
pengembangan sumberdaya manusia
Indonesia yang berkualitas melalui
pendidikan merupakan upaya yang
sungguh-sungguh dan terus-menerus
dilakukan untuk mewujudkan manusia
Indonesia
seutuhnya.
Sumberdaya
yang berkualitas akan menentukan
mutu kehidupan pribadi, masyarakat,
dan
bangsa
dalam
rangka
mengantisipasi, mengatasi persoalanpersoalan,
dan
tantangan-tantangan
yang terjadi dalam masyarakat pada
kini
dan
masa
depan.
Untuk
mewujudkan maksud di atas bukan hal
yang
mudah
dan
sederhana.
Membutuhkan waktu yang lama dan
memerlukan
dukungan
seluruh
komponen bangsa dan usaha yang
direncanakan
secara
matang,
seumur
serta
hidup.
berlangsung
Upaya
untuk
meningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia
tidak
pernah
Berbagai
terobosan
berhenti.
baru
terus
dilakukan oleh pemerintah melalui
Depdiknas. Upaya itu antara lain
dalam
pengelolaan
sekolah,
peningkatan
sumber
daya
tenaga
pendidikan,
pengembangan
materi
ajar, serta pengembangan paradigma
baru dengan metodologi pengajaran.
Kegiatan belajar merupakan hal
penting yang wajib dilakukan oleh
siswa
sebagai
pelajar.
Dalam
menunjang belajar diperlukan adanya
kemauan serta motivasi agar belajar itu
dianggap
sebagai
menyenangkan
aktivitas
dan
yang
memperoleh
manfaat. Karena pada dasarnya dengan
adanya
motivasi,
maka
dorongan
individu untuk melakukan aktivitas
3
belajar dan mengajar
juga akan
Dikatakan
keseluruhan , karena pada
terlaksana dengan baik. Belajar dapat
umumnya ada beberapa motif yang
memberi perubahan yang positif jika
bersama-sama
dilakukan
untuk belajar.
dengan
maksimal,
efektif
sehingga
dan
akan
menggerakkan
siswa
LANDASAN TEORI
menghasilkan sebuah hasil berupa
Francis dan Satiadarma (2004),
prestasi yang berguna untuk masa
depan.
Seluruh
komponen
yang
terlibat
dalam
pendidikan
dan
pengajaran
seperti
penyelenggara
pendidikan, pendidik,
dan peserta
didik mempunyai kewajiban untuk
belajar
terus-menerus,
masing-masing
tersebut
Sardiman
(2011),
motivasi belajar adalah keseluruhan daya
dalam
diri
keluarga
siswa
lainnya
menjalankan
dalam
rangka
fungsi-fungsi
yang
terdapat di dalam sebuah keluarga
Untuk
menentukan
tingkat
dukungan keluarga dapat dilihat dari
aspek dukungan keluarga menurut
membutuhkan motivasi belajar.
penggerak
yang diterima salah satu anggota
sehingga
komponen
Menurut
merupakan bantuan atau sokongan
(House dalam Setiadi, 2008), antara
lain:
yang
a. Informatif
menimbulkan
kegiatan
belajar,
yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan
Yaitu
bantuan
informasi
yang
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
disediakan agar dapat digunakan oleh
oleh subjek
seseorang
belajar dapat
tercapai.
dalam
menanggulangi
4
persoalan-persoalan
yang
dihadapi,
ide-ide atau informasi lainnya yang
dibutuhkan dan informasi ini dapat
disampaikan kepada orang lain yang
mungkin menghadapi persoalan yang
sama.
Bantuan bentuk ini bertujuan untuk
mempermudah seseorang melakukan
aktifitasnya
Dukungan ini berupa dukungan
simpatik
dan
kepercayaan,
empati,
dan
cinta,
penghargaan.
Dengan demikian, seseorang yang
menghadpai persoalan merasa dirinya
tidak menanggung beban sendiri tetapi
ada
orang
memperhatikan,
segala
keluhnya,
empati
terhadap
mau
lain
yang
mendengar
bersimpati,
persoalan
dan
yang
dihadapinya, bahkan mau membantu
memecahkan masalah.
berkaitan
dengan
persoalan-persoalan yang dihadapinya,
atau
b. Perhatian emosional
masih
c. Bantuan instrumental
menolong
secara
langsung
dihadapi
misalnya
kesulitan
yang
dengan
menyediakan
peralatan
lengkap dan memadai.
d. Bantuan penilaian
Yaitu suatu bentuk penghargaan
yang diberikan seseorang kepada pihak
lain berdasarkan kondisi sebenarnya
penderita. Penilaian ini bisa positif dan
negatif yang mana pengaruhnya sangat
berarti
bagi
seseorang.
Berkaitan
dengan dukungan sosial keluarga maka
penilaian
yang
sangat
membantu
adalah penilaian yang positif.
5
Menurut
Friedman
(1998),
merasakan
atau
mengenali
faktor yang mempengaruhi dukungan
kebutuhan anaknya dan lebih
keluarga inti yaitu:
egosentris dibandingkan ibu-
a. Faktor
ukuran
keluarga.
ibu yang lebih tua.
Menurut Feiring dan Lewis
c. Faktor sosial ekonomi. Kelas
(1984) dalam Friedman (1998),
sosial ekonomi meliputi tingkat
ada
pendapatan
hasil
penelitian
yang
atau
pekerjaan
menyatakan bahwa keluarga
orangtua. Dalam keluarga kelas
besar dan keluarga kecil secara
menengah,
kualitatif
bersifat demokratis, sementara
menggambarkan
hubungannya
pengalaman-pengalaman
dalam keluarga kelas bawah,
perkembangan. Anak-anak dari
hubungan
keluarga kecil lebih banyak
otoriter.
menerima perhatian daripada
d. Dalam
anak-anak dari keluarga yang
dukungan
besar. Selain itu, dukungan
terhadap
yang
(dalam
diberikan
(khususnya
orangtua
ibu)
juga
dipengaruhi faktor usia.
mengutip
yang
hal
ada
lebih
pemberian
keluarga
inti
individu,
Cohen
Rahmawati,
2011)
pendapat
Dunkel
Schetter dan Skokan (1990),
b. Faktor usia. Menurut Friedman
yang menyatakan bahwa ada
(1998), ibu yang masih muda
empat
cenderung
mempengaruhi kesediaan untuk
tidak
bisa
faktor
yang
6
memberikan dukungan, yaitu
faktor
penilaian
terhadap
individu
stress,
penerima,
faktor
faktor
hubungan
Menurut Uno (2008) motivasi
belajar adalah dorongan internal dan
eksternal
pada
siswa-siswa
yang
sedang belajar untuk mengadakan
(pemberi-penerima dukungan),
perubahan
dan faktor pemberi dukungan.
umumnya dengan beberapa indikator
e. Cohen
(dalam
2011),
Rahmawati,
menyebutkan
bahwa
tingkah
laku,
pada
atau unsur yang mendukung. Hal ini
mempunyai
peranan
besar
dalam
hubungan dekat seperti anggota
keberhasilan seseorang dalam belajar
keluarga
teman-teman
Untuk menentukan tingkat motivasi
memugkinkan
belajar siswa dapat dilihat dari aspek
untuk memberikan dukungan.
motivasi belajarnya. Suryabrata (2004)
Hal ini dikarenakan adanya
menyatakan
tanggung
jawab
untuk
memiliki motivasi belajar tinggi dapat
mendukung,
perhatian
yang
diketahui melalui aktivitas-aktivitas
dekat
dan
lebih
bahwa
anak
yang
lebih besar dan adanya harapan
selama proses belajar, antara lain:
timbal balik. Dengan demikian
a. Menyiapkan diri sebelum mengikuti
dapat
pelajaran.
dikatakan
keintiman
bahwa
hubungan
b. Mencatat mata pelajaran.
merupakan salah satu faktor
c. Mengendepankan hasil pelajaran.
yang
d. Mengerjakan tugas rumah dengan
berpengaruh
terhadap
adanya dukungan keluarga inti.
baik.
7
e. Menepati jadwal waktu belajar yang
maksudnya kalau akan mengadakan
dibuat. Faktor yang mempengaruhi
ulangan hendaknya membritahukan
motivasi belajar menurut Sardiman
kepada siswa terlebih dahulu.
(2011) mengatakan bahwa faktor yang
c. Mengetahui hasil
mempengaruhi antara lain:
Dengan
mengetahui
hasil
pekerjaan, apalagi kalau ada sebuah
a. Hadiah
kemajuan maka akan mendorong siswa
Pemberian
hadiah
bisa
untuk lebih giat belajar. Semakin
dijadikan sebagai alat motivasi
mengetahui bahwa grafik hasil belajar
yang diberikan kepada anak didik
meningkat maka ada motivasi pada
yang
berprestasi
sebagai
diri siswa untuk terus belajar dengan
penghargaan
terhadap
dirinya
harapan
hasilnya
akan
terus
karena memperoleh hasil yang baik.
meningkat.
b. Memberi ulangan
d. Pujian
Para siswa akan menjadi giat
Pujian
adalah
bentuk
belajar kalau akan mengetahuii ada
reinforcement
yang
positif
dan
ulangan. Oleh karena itu, memberi
sekaligus merupakan motivasi yang
ulangan ini juga merupakan sarana
baik karena akan menimbulkan gairah
motivasi. Tetapi yang harus diingat
dalam belajar.
oleh guru adalah jangan terlalu sering
e. Adanya hasrat untuk belajar
karena bisa membosankan. Dalam hal
ini
guru
juga
harus
terbuka,
8
Hasrat untuk belajar berarti
faktor yang mempengaruhi motivasi
pada diri anak didik itu memang ada
belajar menurut Djamarah (2002),
motivasi
adalah
untuk
belajar,
sehingga
motivasi
ekstrinsik,
yakni
hasilnya akan lebih baik daripada anak
motivasi yang didorong oleh faktor
didik yang tak berhasrat untuk belajar.
diluar individu. Misalnya lingkungan
f. Adanya minat
Minat
sosial,
besar
pengaruhnya
teman
lingkungan
sepermainan,
keluarga.
dan
Dukungan
terhadap aktivitas belajar, karena anak
keluarga inti merupakan salah satu
didik yang berminat terhadap suatu
bentuk upaya dalam menimbulkan
mata pelajaran akan mempelajarinya
motivasi belajar pada siswa. Keluarga
dengan sungguh-sungguh.
merupakan lingkungan sosial yang
sangat dekat hubungannya dengan
individu,
HUBUNGAN
ANTARA
dimana
dibesarkan,
individu
bertempat
itu
tinggal,
DUKUNGAN KELUARGA INTI
berinteraksi satu dengan yang lain,
DENGAN MOTIVASI BELAJAR
dibentuknya
nilai-nilai,
pola
Dalam kehidupan sehari-hari
pemikiran, dan mediasi hubungan anak
setiap orang memiliki dorongan untuk
dengan lingkungannya (Bussard dalam
melakukan
Setiadi 2008).
sesuatu
kegiatan,
tak
terkecuali para siswa yang memiliki
dorongan untuk belajar. Salah satu
Dukungan keluarga inti sangat
penting
manakala
siswa
dalam
9
aktivitas
belajarnya
membutuhkan
perhatian dari keluarga, khususnya
orang tua. Disekolah
dalam proses belajarnya, sehingga
berdampak
belajarnya.
pada
Intensitas
hasil
komunikasi
keluarga dengan siswa sebagai pelajar
dapat
menjembatani
siswa
yang
permasalahan
berhubungan
dengan
motivasi belajar siswa ketika dikelas.
Dukungan
ini
(House dalam Setiadi 2008).
para siswa
menemukan berbagai permasalahan
dapat
mau membantu memecahkan masalah
berupa
Dilihat dari kategorisasi skala
motivasi belajar maka ada 45 anak
(54,88%) memiliki tingkat motivasi
belajar yang tergolong sedang, 35 anak
(42,68%) memiliki tingkat motivasi
belajar yang tergolong tinggi, dan 2
anak
(2,44%)
memiliki
tingkat
motivasi belajar yang tergolong sangat
tinggi.
dukungan
Dilihat dari kategorisasi skala
simpati, empati, cinta, kepercayaan,
dukungan keluarga inti maka ada 9
dan penghargaan. Dengan demikian,
anak
(10,97%)
memiliki
tingkat
siswa yang menghadapi persoalan
dukungan keluarga inti yang tergolong
merasa dirinya tidak menanggung
sedang, 63 anak (76,84%) memiliki
beban
sendiri
tetapi
masih
ada
keluarga yang memperhatikan, mau
mendengar
bersimpati,
segala
dan
empati
keluhnya,
terhadap
persoalan yang dihadapinya, bahkan
tingkat dukungan keluarga inti yang
tergolong
tinggi,
dan
10
anak
(12,19%) memiliki tingkat dukungan
keluarga inti yang tergolong sangat
tinggi.
10
Kesimpulan yang dapat ditarik
disukai dan dapat diterapkan pada
dari pembahasan tersebut yaitu adanya
seluruh
dukungan
keluarga
mendorong
pelajar
siswa.
Penelitian
ini
inti
akan
mempunyai kelemahan yaitu kurang
untuk
belajar
adanya spesifikasi dalam keterangan
mencapai
identitas subjek semisal subjek itu
prestasi dan merubah tingkah laku
anak keberapa, punya saudara atau
yang lebih baik dari sebelumnya,
tidak.
dengan
optimal
dalam
sehingga motivasi belajar akan lebih
meningkat. Berdasarkan penelitian di
KESIMPULAN
atas membuktikan bahwa dukungan
keluarga inti dengan segala aspek yang
Berdasarkan
penelitian
dan
memang
pembahasan, maka kesimpulan yang
memberikan kontribusi bagi timbulnya
dapat diambil dari penelitian ini
terkandung
didalamnya
motivasi belajar meskipun motivasi
belajar tidak hanya dipengaruhi oleh
variabel tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa untuk meningkatkan motivasi
adalah:
1. Ada hubungan positif yang sangat
signifikan
keluarga
antara
inti
dengan
dukungan
motivasi
belajar. Semakin tinggi dukungan
belajar pada diri siswa maka pihak
keluarga inti maka semakin tinggi
sekolah
dapat
menjadi
fasilitator,
pula motivasi belajar sebaliknya
khususnya
guru
untuk
selalu
semakin rendah dukungan keluarga
memberikan
metode
belajar
yang
11
inti maka semakin rendah pula
Kartono. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
motivasi belajar, hal ini ditunjukan
dengan hasil koefisien korelasi
Djamarah, S.B. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
sebesar 0,467; p = 0,000 (p < 0,01).
2. Dukungan keluarga intipada subjek
tergolong sangat tinggi ditunjukan
oleh rerata empirik (RE) = 87,426
dan rerata hipotetik (RH) = 55.
3. Motivasi
belajar
penelitian
pada
tergolong
subjek
sedang
ditunjukkan oleh rerata empirik
(RE) = 69,926 dan rerata hipotetik
(RH) = 77,5.
Fathoni,
A.
2006.
Metodologi
Penelitian
Dan
Teknik
Penyusunan Skripsi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Francis, S., dan Satiadarma, M.P.
2004. Pengaruh Dukungan
Keluarga
terhadap
Kesembuhan
IN
yang
Mengidap Penyakit Kanker
Payudara.
Jurnal
Ilmiah
Psikologi ARKHE , Th.9 no.1.
Friedman. M.M. 1998. Keperawatan
Keluarga dan Praktek. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Hadi, S. 1998. Statistik 2. Yogyakarta:
Andi Offset.
_________. 2000. Statistik 3.
Yogyakarta: Andi Offset.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
S.
2006.
Prosedur
Penelitian
:
Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Azwar.
2001. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaplin, C.P. 2000. Kamus Lengkap
Psikologi. Alih Bahasa: Kartini
_________.
2001.
Research II.
Andi Offset.
Metodology
Yogyakarta:
Hastory, Y. 2012. Hubungan Antara
Komunikasi
Interpersonal
Kelompok Belajar Dengan
Motivasi Belajar Pada Siswa
Siswi
SMP
Al-Muayyad
Surakarta.
Skripsi
tidak
diterbitkan. Surakarta: Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
12
Ruwaida Ana, Lilik Salmah, dan Dewi
Rosana. Indigenous, Jurnal
Ilmiah Berkala Psikologi Vol.
8 No. 2, November 2006
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R &
D. Cetakan 9. Bandung: CV
Alfabeta.
Kertamuda, Fatchiah. 2008. Pengaruh
Motivasi Belajar terhadap
Prestasi
Belajar.
Jurnal
Psikologi Vol. 21, 01.
Suryabrata,
S.
Penelitian.
Rajawali.
Lubis,
Namora
Lumongga.
2011.
Memahami
Dasar-Dasar
Konseling Dalam Teori dan
Praktik. Kota: Bandung.
Nasir, M. 1992. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purwanto. 2003. Psikologi Pendidikan.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Rahmawati, N. T. 2011. Hubungan
Antara Dukungan Keluarga
Dengan
Burnout
Pada
Karyawan PT. PLN (Persero)
APJ Surakarta. Skripsi tidak
diterbitkan. Surakarta: Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Santrock, J.W. 2002. Life Span
Development: Perkembangan
Masa Hidup (edisi 5, jilid ll).
Jakarta: Erlangga.
Sardiman. 2011. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses
Keperawatan
Keluarga.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
1992.
Metode
Jakarta:
CV
_________. 2000. Pengembangan Alat
Ukur Psikologis. Yogyakarta:
Andi Offset Press.
_________. 2004. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 1991. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.
Uno, B. H. 2008. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
BELAJAR PADA PELAJAR SMP
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh :
Muh. Zaenurrochim Riva’i
F 100 070 067
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA INTI DENGAN MOTIVASI
BELAJAR PADA PELAJAR SMP
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana
(S-1) Psikologi
DISUSUN OLEH :
Muh. Zaenurrochim Riva’i
F 100 070 067
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA INTI DENGAN
MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA-SISWI
Pembangunan nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia
Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguhsungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia
seutuhnya. Upaya untuk meningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah
berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui
Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber
daya tenaga pendidikan, pengembangan materi ajar, serta pengembangan paradigma
baru dengan metodologi pengajaran. Kegiatan belajar merupakan hal penting yang
wajib dilakukan oleh siswa sebagai pelajar. Dalam menunjang belajar diperlukan
adanya kemauan serta motivasi agar belajar itu dianggap sebagai aktivitas yang
menyenangkan dan memperoleh manfaat. Belajar dapat memberi perubahan yang
positif jika dilakukan dengan efektif dan maksimal, sehingga akan menghasilkan
sebuah hasil berupa prestasi yang berguna untuk masa depan. Adanya lingkungan
belajar yang kondusif merupakan salah satu faktor yang kuat dalam mendukung
proses belajar siswa dikelas. Lingkungan tersebut dapat berupa dukungan yang
berasal dari keluarga. Bentuk dukungan tersebut dapat berupa nasehat, perhatian,
kasih sayang, penyediaan fasilitas, dan pujian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan
keluarga inti dengan motivasi belajar pada siswa-siswi. Penelitian ini dilakukan di
SMP Al-Muayyad dengan subjek kelas VII dan VIII yang berjumlah 82 orang yang
ditentukan dengan menggunakan teknik cluster stratified random sampling. Alat
ukur yang digunakan adalah skala motivasi belajar dan skala dukungan keluarga inti.
Hasil analisis korelasi product moment diperoleh hasil koefisien korelasi
sebesar 0,467 dengan p < 0,01 hal ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara dukungan keluarga inti dengan motivasi belajar. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa subjek penelitian ini memiliki tingkat
motivasi belajar yang tergolong sedang, sedangkan dukungan keluarga yang dimiliki
subjek tergolong tinggi. Sumbangan efektif antara variabel dukungan keluarga inti
dengan motivasi belajar sebesar 21%.
Kata kunci : Dukungan Keluarga Inti, Motivasi Belajar
1
2
berkelanjutan,
PENDAHULUAN
Pembangunan nasional di bidang
pengembangan sumberdaya manusia
Indonesia yang berkualitas melalui
pendidikan merupakan upaya yang
sungguh-sungguh dan terus-menerus
dilakukan untuk mewujudkan manusia
Indonesia
seutuhnya.
Sumberdaya
yang berkualitas akan menentukan
mutu kehidupan pribadi, masyarakat,
dan
bangsa
dalam
rangka
mengantisipasi, mengatasi persoalanpersoalan,
dan
tantangan-tantangan
yang terjadi dalam masyarakat pada
kini
dan
masa
depan.
Untuk
mewujudkan maksud di atas bukan hal
yang
mudah
dan
sederhana.
Membutuhkan waktu yang lama dan
memerlukan
dukungan
seluruh
komponen bangsa dan usaha yang
direncanakan
secara
matang,
seumur
serta
hidup.
berlangsung
Upaya
untuk
meningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia
tidak
pernah
Berbagai
terobosan
berhenti.
baru
terus
dilakukan oleh pemerintah melalui
Depdiknas. Upaya itu antara lain
dalam
pengelolaan
sekolah,
peningkatan
sumber
daya
tenaga
pendidikan,
pengembangan
materi
ajar, serta pengembangan paradigma
baru dengan metodologi pengajaran.
Kegiatan belajar merupakan hal
penting yang wajib dilakukan oleh
siswa
sebagai
pelajar.
Dalam
menunjang belajar diperlukan adanya
kemauan serta motivasi agar belajar itu
dianggap
sebagai
menyenangkan
aktivitas
dan
yang
memperoleh
manfaat. Karena pada dasarnya dengan
adanya
motivasi,
maka
dorongan
individu untuk melakukan aktivitas
3
belajar dan mengajar
juga akan
Dikatakan
keseluruhan , karena pada
terlaksana dengan baik. Belajar dapat
umumnya ada beberapa motif yang
memberi perubahan yang positif jika
bersama-sama
dilakukan
untuk belajar.
dengan
maksimal,
efektif
sehingga
dan
akan
menggerakkan
siswa
LANDASAN TEORI
menghasilkan sebuah hasil berupa
Francis dan Satiadarma (2004),
prestasi yang berguna untuk masa
depan.
Seluruh
komponen
yang
terlibat
dalam
pendidikan
dan
pengajaran
seperti
penyelenggara
pendidikan, pendidik,
dan peserta
didik mempunyai kewajiban untuk
belajar
terus-menerus,
masing-masing
tersebut
Sardiman
(2011),
motivasi belajar adalah keseluruhan daya
dalam
diri
keluarga
siswa
lainnya
menjalankan
dalam
rangka
fungsi-fungsi
yang
terdapat di dalam sebuah keluarga
Untuk
menentukan
tingkat
dukungan keluarga dapat dilihat dari
aspek dukungan keluarga menurut
membutuhkan motivasi belajar.
penggerak
yang diterima salah satu anggota
sehingga
komponen
Menurut
merupakan bantuan atau sokongan
(House dalam Setiadi, 2008), antara
lain:
yang
a. Informatif
menimbulkan
kegiatan
belajar,
yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan
Yaitu
bantuan
informasi
yang
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
disediakan agar dapat digunakan oleh
oleh subjek
seseorang
belajar dapat
tercapai.
dalam
menanggulangi
4
persoalan-persoalan
yang
dihadapi,
ide-ide atau informasi lainnya yang
dibutuhkan dan informasi ini dapat
disampaikan kepada orang lain yang
mungkin menghadapi persoalan yang
sama.
Bantuan bentuk ini bertujuan untuk
mempermudah seseorang melakukan
aktifitasnya
Dukungan ini berupa dukungan
simpatik
dan
kepercayaan,
empati,
dan
cinta,
penghargaan.
Dengan demikian, seseorang yang
menghadpai persoalan merasa dirinya
tidak menanggung beban sendiri tetapi
ada
orang
memperhatikan,
segala
keluhnya,
empati
terhadap
mau
lain
yang
mendengar
bersimpati,
persoalan
dan
yang
dihadapinya, bahkan mau membantu
memecahkan masalah.
berkaitan
dengan
persoalan-persoalan yang dihadapinya,
atau
b. Perhatian emosional
masih
c. Bantuan instrumental
menolong
secara
langsung
dihadapi
misalnya
kesulitan
yang
dengan
menyediakan
peralatan
lengkap dan memadai.
d. Bantuan penilaian
Yaitu suatu bentuk penghargaan
yang diberikan seseorang kepada pihak
lain berdasarkan kondisi sebenarnya
penderita. Penilaian ini bisa positif dan
negatif yang mana pengaruhnya sangat
berarti
bagi
seseorang.
Berkaitan
dengan dukungan sosial keluarga maka
penilaian
yang
sangat
membantu
adalah penilaian yang positif.
5
Menurut
Friedman
(1998),
merasakan
atau
mengenali
faktor yang mempengaruhi dukungan
kebutuhan anaknya dan lebih
keluarga inti yaitu:
egosentris dibandingkan ibu-
a. Faktor
ukuran
keluarga.
ibu yang lebih tua.
Menurut Feiring dan Lewis
c. Faktor sosial ekonomi. Kelas
(1984) dalam Friedman (1998),
sosial ekonomi meliputi tingkat
ada
pendapatan
hasil
penelitian
yang
atau
pekerjaan
menyatakan bahwa keluarga
orangtua. Dalam keluarga kelas
besar dan keluarga kecil secara
menengah,
kualitatif
bersifat demokratis, sementara
menggambarkan
hubungannya
pengalaman-pengalaman
dalam keluarga kelas bawah,
perkembangan. Anak-anak dari
hubungan
keluarga kecil lebih banyak
otoriter.
menerima perhatian daripada
d. Dalam
anak-anak dari keluarga yang
dukungan
besar. Selain itu, dukungan
terhadap
yang
(dalam
diberikan
(khususnya
orangtua
ibu)
juga
dipengaruhi faktor usia.
mengutip
yang
hal
ada
lebih
pemberian
keluarga
inti
individu,
Cohen
Rahmawati,
2011)
pendapat
Dunkel
Schetter dan Skokan (1990),
b. Faktor usia. Menurut Friedman
yang menyatakan bahwa ada
(1998), ibu yang masih muda
empat
cenderung
mempengaruhi kesediaan untuk
tidak
bisa
faktor
yang
6
memberikan dukungan, yaitu
faktor
penilaian
terhadap
individu
stress,
penerima,
faktor
faktor
hubungan
Menurut Uno (2008) motivasi
belajar adalah dorongan internal dan
eksternal
pada
siswa-siswa
yang
sedang belajar untuk mengadakan
(pemberi-penerima dukungan),
perubahan
dan faktor pemberi dukungan.
umumnya dengan beberapa indikator
e. Cohen
(dalam
2011),
Rahmawati,
menyebutkan
bahwa
tingkah
laku,
pada
atau unsur yang mendukung. Hal ini
mempunyai
peranan
besar
dalam
hubungan dekat seperti anggota
keberhasilan seseorang dalam belajar
keluarga
teman-teman
Untuk menentukan tingkat motivasi
memugkinkan
belajar siswa dapat dilihat dari aspek
untuk memberikan dukungan.
motivasi belajarnya. Suryabrata (2004)
Hal ini dikarenakan adanya
menyatakan
tanggung
jawab
untuk
memiliki motivasi belajar tinggi dapat
mendukung,
perhatian
yang
diketahui melalui aktivitas-aktivitas
dekat
dan
lebih
bahwa
anak
yang
lebih besar dan adanya harapan
selama proses belajar, antara lain:
timbal balik. Dengan demikian
a. Menyiapkan diri sebelum mengikuti
dapat
pelajaran.
dikatakan
keintiman
bahwa
hubungan
b. Mencatat mata pelajaran.
merupakan salah satu faktor
c. Mengendepankan hasil pelajaran.
yang
d. Mengerjakan tugas rumah dengan
berpengaruh
terhadap
adanya dukungan keluarga inti.
baik.
7
e. Menepati jadwal waktu belajar yang
maksudnya kalau akan mengadakan
dibuat. Faktor yang mempengaruhi
ulangan hendaknya membritahukan
motivasi belajar menurut Sardiman
kepada siswa terlebih dahulu.
(2011) mengatakan bahwa faktor yang
c. Mengetahui hasil
mempengaruhi antara lain:
Dengan
mengetahui
hasil
pekerjaan, apalagi kalau ada sebuah
a. Hadiah
kemajuan maka akan mendorong siswa
Pemberian
hadiah
bisa
untuk lebih giat belajar. Semakin
dijadikan sebagai alat motivasi
mengetahui bahwa grafik hasil belajar
yang diberikan kepada anak didik
meningkat maka ada motivasi pada
yang
berprestasi
sebagai
diri siswa untuk terus belajar dengan
penghargaan
terhadap
dirinya
harapan
hasilnya
akan
terus
karena memperoleh hasil yang baik.
meningkat.
b. Memberi ulangan
d. Pujian
Para siswa akan menjadi giat
Pujian
adalah
bentuk
belajar kalau akan mengetahuii ada
reinforcement
yang
positif
dan
ulangan. Oleh karena itu, memberi
sekaligus merupakan motivasi yang
ulangan ini juga merupakan sarana
baik karena akan menimbulkan gairah
motivasi. Tetapi yang harus diingat
dalam belajar.
oleh guru adalah jangan terlalu sering
e. Adanya hasrat untuk belajar
karena bisa membosankan. Dalam hal
ini
guru
juga
harus
terbuka,
8
Hasrat untuk belajar berarti
faktor yang mempengaruhi motivasi
pada diri anak didik itu memang ada
belajar menurut Djamarah (2002),
motivasi
adalah
untuk
belajar,
sehingga
motivasi
ekstrinsik,
yakni
hasilnya akan lebih baik daripada anak
motivasi yang didorong oleh faktor
didik yang tak berhasrat untuk belajar.
diluar individu. Misalnya lingkungan
f. Adanya minat
Minat
sosial,
besar
pengaruhnya
teman
lingkungan
sepermainan,
keluarga.
dan
Dukungan
terhadap aktivitas belajar, karena anak
keluarga inti merupakan salah satu
didik yang berminat terhadap suatu
bentuk upaya dalam menimbulkan
mata pelajaran akan mempelajarinya
motivasi belajar pada siswa. Keluarga
dengan sungguh-sungguh.
merupakan lingkungan sosial yang
sangat dekat hubungannya dengan
individu,
HUBUNGAN
ANTARA
dimana
dibesarkan,
individu
bertempat
itu
tinggal,
DUKUNGAN KELUARGA INTI
berinteraksi satu dengan yang lain,
DENGAN MOTIVASI BELAJAR
dibentuknya
nilai-nilai,
pola
Dalam kehidupan sehari-hari
pemikiran, dan mediasi hubungan anak
setiap orang memiliki dorongan untuk
dengan lingkungannya (Bussard dalam
melakukan
Setiadi 2008).
sesuatu
kegiatan,
tak
terkecuali para siswa yang memiliki
dorongan untuk belajar. Salah satu
Dukungan keluarga inti sangat
penting
manakala
siswa
dalam
9
aktivitas
belajarnya
membutuhkan
perhatian dari keluarga, khususnya
orang tua. Disekolah
dalam proses belajarnya, sehingga
berdampak
belajarnya.
pada
Intensitas
hasil
komunikasi
keluarga dengan siswa sebagai pelajar
dapat
menjembatani
siswa
yang
permasalahan
berhubungan
dengan
motivasi belajar siswa ketika dikelas.
Dukungan
ini
(House dalam Setiadi 2008).
para siswa
menemukan berbagai permasalahan
dapat
mau membantu memecahkan masalah
berupa
Dilihat dari kategorisasi skala
motivasi belajar maka ada 45 anak
(54,88%) memiliki tingkat motivasi
belajar yang tergolong sedang, 35 anak
(42,68%) memiliki tingkat motivasi
belajar yang tergolong tinggi, dan 2
anak
(2,44%)
memiliki
tingkat
motivasi belajar yang tergolong sangat
tinggi.
dukungan
Dilihat dari kategorisasi skala
simpati, empati, cinta, kepercayaan,
dukungan keluarga inti maka ada 9
dan penghargaan. Dengan demikian,
anak
(10,97%)
memiliki
tingkat
siswa yang menghadapi persoalan
dukungan keluarga inti yang tergolong
merasa dirinya tidak menanggung
sedang, 63 anak (76,84%) memiliki
beban
sendiri
tetapi
masih
ada
keluarga yang memperhatikan, mau
mendengar
bersimpati,
segala
dan
empati
keluhnya,
terhadap
persoalan yang dihadapinya, bahkan
tingkat dukungan keluarga inti yang
tergolong
tinggi,
dan
10
anak
(12,19%) memiliki tingkat dukungan
keluarga inti yang tergolong sangat
tinggi.
10
Kesimpulan yang dapat ditarik
disukai dan dapat diterapkan pada
dari pembahasan tersebut yaitu adanya
seluruh
dukungan
keluarga
mendorong
pelajar
siswa.
Penelitian
ini
inti
akan
mempunyai kelemahan yaitu kurang
untuk
belajar
adanya spesifikasi dalam keterangan
mencapai
identitas subjek semisal subjek itu
prestasi dan merubah tingkah laku
anak keberapa, punya saudara atau
yang lebih baik dari sebelumnya,
tidak.
dengan
optimal
dalam
sehingga motivasi belajar akan lebih
meningkat. Berdasarkan penelitian di
KESIMPULAN
atas membuktikan bahwa dukungan
keluarga inti dengan segala aspek yang
Berdasarkan
penelitian
dan
memang
pembahasan, maka kesimpulan yang
memberikan kontribusi bagi timbulnya
dapat diambil dari penelitian ini
terkandung
didalamnya
motivasi belajar meskipun motivasi
belajar tidak hanya dipengaruhi oleh
variabel tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa untuk meningkatkan motivasi
adalah:
1. Ada hubungan positif yang sangat
signifikan
keluarga
antara
inti
dengan
dukungan
motivasi
belajar. Semakin tinggi dukungan
belajar pada diri siswa maka pihak
keluarga inti maka semakin tinggi
sekolah
dapat
menjadi
fasilitator,
pula motivasi belajar sebaliknya
khususnya
guru
untuk
selalu
semakin rendah dukungan keluarga
memberikan
metode
belajar
yang
11
inti maka semakin rendah pula
Kartono. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
motivasi belajar, hal ini ditunjukan
dengan hasil koefisien korelasi
Djamarah, S.B. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
sebesar 0,467; p = 0,000 (p < 0,01).
2. Dukungan keluarga intipada subjek
tergolong sangat tinggi ditunjukan
oleh rerata empirik (RE) = 87,426
dan rerata hipotetik (RH) = 55.
3. Motivasi
belajar
penelitian
pada
tergolong
subjek
sedang
ditunjukkan oleh rerata empirik
(RE) = 69,926 dan rerata hipotetik
(RH) = 77,5.
Fathoni,
A.
2006.
Metodologi
Penelitian
Dan
Teknik
Penyusunan Skripsi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Francis, S., dan Satiadarma, M.P.
2004. Pengaruh Dukungan
Keluarga
terhadap
Kesembuhan
IN
yang
Mengidap Penyakit Kanker
Payudara.
Jurnal
Ilmiah
Psikologi ARKHE , Th.9 no.1.
Friedman. M.M. 1998. Keperawatan
Keluarga dan Praktek. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Hadi, S. 1998. Statistik 2. Yogyakarta:
Andi Offset.
_________. 2000. Statistik 3.
Yogyakarta: Andi Offset.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
S.
2006.
Prosedur
Penelitian
:
Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Azwar.
2001. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaplin, C.P. 2000. Kamus Lengkap
Psikologi. Alih Bahasa: Kartini
_________.
2001.
Research II.
Andi Offset.
Metodology
Yogyakarta:
Hastory, Y. 2012. Hubungan Antara
Komunikasi
Interpersonal
Kelompok Belajar Dengan
Motivasi Belajar Pada Siswa
Siswi
SMP
Al-Muayyad
Surakarta.
Skripsi
tidak
diterbitkan. Surakarta: Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
12
Ruwaida Ana, Lilik Salmah, dan Dewi
Rosana. Indigenous, Jurnal
Ilmiah Berkala Psikologi Vol.
8 No. 2, November 2006
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R &
D. Cetakan 9. Bandung: CV
Alfabeta.
Kertamuda, Fatchiah. 2008. Pengaruh
Motivasi Belajar terhadap
Prestasi
Belajar.
Jurnal
Psikologi Vol. 21, 01.
Suryabrata,
S.
Penelitian.
Rajawali.
Lubis,
Namora
Lumongga.
2011.
Memahami
Dasar-Dasar
Konseling Dalam Teori dan
Praktik. Kota: Bandung.
Nasir, M. 1992. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purwanto. 2003. Psikologi Pendidikan.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Rahmawati, N. T. 2011. Hubungan
Antara Dukungan Keluarga
Dengan
Burnout
Pada
Karyawan PT. PLN (Persero)
APJ Surakarta. Skripsi tidak
diterbitkan. Surakarta: Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Santrock, J.W. 2002. Life Span
Development: Perkembangan
Masa Hidup (edisi 5, jilid ll).
Jakarta: Erlangga.
Sardiman. 2011. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses
Keperawatan
Keluarga.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
1992.
Metode
Jakarta:
CV
_________. 2000. Pengembangan Alat
Ukur Psikologis. Yogyakarta:
Andi Offset Press.
_________. 2004. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 1991. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.
Uno, B. H. 2008. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta: PT
Bumi Aksara.