Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga T1 162009094 BAB I

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang ekonomi yang beranggotakan orang-orang bergabung secara sukarela dan atas persamaan hak dan kewajiban. Koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggota dengan memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya, berusaha bersama dan saling membantu dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi untuk kesejahteraan anggota dan membangun tata perekonomian nasional. Keadaan tersebut tercermin dalam UU No.17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian pasal 4 yang menyebutkan bahwa, Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.

Menurut Undang-Undang No.17 Tahun 2012 Pasal I, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Koperasi merupakan salah satu pelaku bisnis dalam sistem perekonomian


(2)

fungsi sebagai alat untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Koperasi juga merupakan badan usaha yang pemilik dan pelanggannya adalah sama. Anggota adalah sebagai pemilik dan sekaligus pelanggan dimana pihak tersebut orangnya adalah sama. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang No.17 Tahun 2012 pasal 26 ayat I tentang Perkoperasian menyebutkan bahwa anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Koperasi digunakan sebagai alat oleh para anggota untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dan yang telah disepakati bersama. Berhasil berkembang, dan bermanfaat tidaknya, juga maju mundurnya suatu koperasi sangat tergantung pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya. Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota harus berpartisipasi aktif dan bekerja sama dalam kegiatan koperasi untuk mencapai tujuan.

Partisipasi dalam koperasi bersifat kesadaran, koperasi harus mampu memberikan rangsangan tertentu terhadap anggota agar partisipasi lebih efektif. Rangsangan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya koperasi memberikan pelayanan yang baik supaya anggota dan calon anggota merasakan puas dan merasakan manfaat yang maksimal dengan bergabung dalam koperasi sebagai usaha bersama. Hal ini diperlukan agar keberhasilan koperasi selalu meningkat dari waktu ke waktu, karena partisipasi merupakan faktor paling penting dalam mendukung keberhasilan atau perkembangan koperasi. Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan.


(3)

Beberapa bentuk partisipasi anggota koperasi, yaitu :

1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota (kehadiran, keaktifan, dan menyampaikan/mengemukakan pendapat/saran/ide/gagasan/kritik bagi koperasi).

2. Partisipasi dalam kontribusi modal (dalam berbagai jenis simpanan, simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, jumlah dan frekuensi menyimpan simpanan, penyertaan modal). 3. Partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan (dalam berbagai jenis

unit usaha, jumlah dan frekuensi pemanfaatan layanan dari setiap unit usaha koperasi, besaran transaksi berdasarkan waktu dan unit usaha yang dimanfaatkan, besaran pembelian atau penjualan barang maupun jasa yang dimanfaatkan, cara pembayaran atau cara pengambilan, bentuk transaksi, waktu layanan).

4. Partisipasi dalam pengawasan koperasi (dalam menyampaikan kritik, tata cara penyampaian kritik, ikut serta melakukan pengawasan jalannya organisasi dan usaha koperasi).

Setiap anggota koperasi akan mengambil keputusan untuk berpartisipasi, terlibat, ikut serta untuk mempertahankan atau memelihara secara aktif hubungannya dengan organisasi koperasi, jika manfaat/intensif yang diperoleh anggota sama besar atau lebih dari kontribusi yang diberikannya. Peningkatan pelayanan yang efisien melalui penyediaan barang dan jasa oleh perusahaan koperasi dapat menjadi rangsangan penting bagi anggota untuk ikut memberikan kontribusinya bagi pemupukan modal dan pertumbuhan


(4)

koperasi. Insentif perangsang yang dikehendaki oleh anggota terkait erat dengan seberapa besar upaya pemenuhan kebutuhan oleh perusahaan koperasi dapat dirasakan oleh anggota secara subyektif yang dapat meningkatkan kepentingan ekonomi atau usaha rumah tangga anggota. Insentif juga dapat dirasakan dalam bentuk layanan barang dana jasa di perusahaan koperasi sama sekali tidak tersedia di pasar atau tidak disediakan oleh lembaga lain. Selain itu, insentif rangsangan dapat berwujud pelayanan barang dan jasa disediakan dengan harga, kualitas, dan kondisi yang lebih baik, lebih menguntungkan dibandingkan dengan barang dan jasa yang ditawarkan di pasar atau lembaga lain non koperasi.

Terdapat banyak koperasi dengan tingkat partisipasi anggota yang rendah, namun beberapa diantaranya akan tetap dapat memberikan manfaat yang memuaskan bagi para anggotanya. Akan tetapi, tanpa partisipasi anggota kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai keberhasilan koperasi akan lebih besar. Partisipasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah derajat keterlibatan

anggota Primkopkar “Manunggal” Salatiga dalam keseluruhan rangkaian

kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dalam rangka tujuan organisasi.

Jumlah anggota Primkopkar “Manunggal” mengalami penurunan secara

kontinu dari tahun 2008 sampai tahun 2011. Akan tetapi terjadi peningkatan SHU secara kontinu dari tahun 2008 sampai tahun 2011 tersebut. Data jumlah anggota koperasi dan SHU yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut :


(5)

Tabel 1.1. Data Perkembangan Primkopkar “Manunggal” Tahun 20 08-2011 di Salatiga

No Tahun Jumlah

Anggota

Penurunan (%)

Jumlah SHU Peningkatan

(%)

1 2008 3752 orang - Rp. 252.076.359,- -

2 2009 3576 orang -4,92 Rp. 305.194.886,- 17,40

3 2010 3470 orang -3,05 Rp. 323.712.773,- 5,72

4 2011 3369 orang -2,99 Rp. 339.375.042,- 4,61

Rata-rata -2,74 6,93

Sumber : Laporan Primkopkar “Manunggal”

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa setiap tahun jumlah anggota cenderung mengalami penurunan dengan rata-rata penurunannya adalah 2,74 %. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu 4,92 %. Penurunan jumlah anggota koperasi terjadi disebabkan anggota keluar karena pensiun dan pengunduran diri. Sedangkan jumlah SHU mengalami peningkatan secara kontinu setiap tahun dengan rata-rata peningkatan sebesar 6,93 %. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu 17,40 %. Meskipun jumlah anggota koperasi mengalami penurunan, tetapi jumlah SHU tetap mengalami peningkatan. Oleh karena itu, perlu untuk diketahui seberapa besar tingkat partisipasi anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga.

Primkopkar “Manunggal” Salatiga menerapkan nilai-nilai dalam keanggotaan koperasi, antara lain adalah :

1. Keadilan

2. Mengutamakan layanan 3. Jujur

4. Menjaga mutu 5. Keterbukaan 6. Persaudaraan

7. Peningkatan kualitas hidup 8. Kebebasan


(6)

Mengenai keadilan tampak ditentukan dalam cara pembagian SHU, yang sebanding dengan jasa/pembelian anggota. Jadi, keadilan yang diharapkan bukan keadilan pasar tetapi lebih ditegaskan sebagai keadilan distributif menurut jasa.

Mengutamakan layanan, tampak bahwa setiap anggota yang masuk, tentu menyerahkan sesuatu, yaitu simpanan pokok, simpanan wajib, tenaga, pemikiran, dan sebagainya bagi kepentingan bersama. Koperasi dituntut untuk melayani secara adil pada setiap anggotanya, atau layanan yang sebaik-baiknya. Hal ini disebabkan anggota adalah sokoguru koperasi, pemilik, dan sasaran koperasi.

Kejujuran adalah salah satu nilai yang sangat penting. Tanpa kejujuran organisasi apapun dan dimanapun akan runtuh. Jujur dalam praktik berkoperasi meliputi antara lain dalam hal mengurus uang, barang, timbangan, ukuran, dan sebagainya. Bahkan sampai hal menjaga mutu barang dagangan, atau melayani anggota dengan barang-barang asli/yang tidak palsu atau dipalsukan.

Keterbukaan menegaskan bahwa koperasi diselenggarakan bersama, milik bersama, untuk kepentingan bersama, maka kejujuran atau keterbukaan dalam tata laksana menjadi sangat penting. Setiap anggota memiliki hak untuk mengetahui atau memperoleh informasi mengenai berbagai aspek koperasi yaitu aspek organisasi, keuangan, usaha, dan administrasi.

Primkopkar juga membangun rasa persaudaraan. Dalam kebersamaan di koperasi mereka mengalami hal-hal yang sama, saling membantu,


(7)

memahami, dan mengerti masing-masing kesulitan dan kebutuhan bersama. Semangat saling membantu/menolong yang lain, tentu akan menumbuhkan semangat persaudaraan. Setiap anggota koperasi berusaha melakukan peran masing-masing sebaik-baiknya bagi kebaikan sesama anggota lainnya, maka hal ini akan memupuk semangat kekekluargaan yang tinggi. Oleh karena itu tidak salah apabila dikatakan bahwa koperasi dapat berhasil baik jika dilandasi dengan semangat kekeluargaan yang tinggi. Semangat kekeluargaan yang tinggi akan berhasil bila dilandasi dengan cinta kasih. Oleh karena itu, setiap usaha yang dilakukan secara bersama dalam semangat kekeluargaan yang dilandasi cinta kasih akan dapat meningkatkan kualitas hidup bersama karena tujuan final gerakan koperasi adalah kualitas hidup masyarakat.

Bergabung untuk menjadi anggota koperasi, tidak ada paksaan. Setiap orang secara leluasa boleh menjadi anggota koperasi atau mengundurkan diri dari keanggotaan koperasi. Namun apabila seseorang ingin menjadi anggota, perlu memikirkan konsekuensinya dan perlu secara bertanggung jawab. Sebab masuk menjadi anggota bukan hanya mempunyai hak saja didalam koperasi tetapi juga mempunyai kewajiban yang lebih dulu harus dilaksanakan daripada perolehan haknya. Kewajiban ini antara lain adalah mendukung keberhasilan koperasi dan perkembangan koperasi selanjutnya. Maka kebebasan ini diartikan sebagai pembuatan keputusan yang dilakukan tanpa paksaan atau tekanan oleh pihak lain. Keputusan itu muncul dari kehendak sendiri.


(8)

Koperasi dikatakan “dari anggota, untuk anggota, oleh anggota”. Setiap

anggota mempunyai satu suara. Jadi semangat hidup koperasi adalah semangat hidup demokratis. Menghargai setiap hak dan kewajiban individu kekuasaan tertinggi koperasi ada dalam anggota, yaitu rapat anggota. Setiap anggota belajar menghargai dan menerima perbedaan, karena perbedaan tersebut akan memperkaya pengalaman.

Primkopkar “Manunggal” menerapkan Rochdale Principles dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat bagus. Warisan nilai-nilai tersebut menyegarkan gerakan koperasi karena menjadi jiwa gerakan koperasi.

Berdasarkan jawaban dari anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga ditemukan beberapa gejala problematik sebagai berikut :

1. Jawaban anggota menjadi anggota koperasi tidak secara sukarela karena terpaksa atau ikut-ikutan teman, namun ada yang dengan sukarela menjadi anggota. Partisipasi anggota yang bergabung secara sukarela terlihat dari keterlibatan anggota dalam jumlah simpanan maupun pinjaman.

2. Jawaban beberapa anggota koperasi bahwa suku bunga rendah, namun ada beberapa yang suku bunga tinggi sehingga terjadi kemacetan dalam pengembalian pinjaman. Sehingga partisipasi anggota dalam simpanan maupun pinjaman juga tidak lancar.

3. Jawaban beberapa anggota koperasi bahwa kebutuhan akan barang tidak terpenuhi karena kualitas kurang memuaskan dengan harga


(9)

lebih mahal. Sehingga kurang berpartisipasi dalam membeli barang yang disediakan oleh koperasi.

4. Jawaban beberapa anggota koperasi mendapatkan manfaat sehingga terlibat aktif dalam pelayanan koperasi, namun ada beberapa anggota kurang bermanfaat sehingga tidak aktif dalam pelayanan koperasi. Partisipasi anggota terlihat dari keaktifan anggota dalam menggunakan barang ataupun jasa yang disediakan koperasi.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan gejala problematik yang ditemukan, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar tingkat partisipasi anggota di Primkopkar

“Manunggal” Salatiga?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan partisipasi anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui seberapa besar tingkat partisipasi anggota dalam Primkopkar “Manunggal” Salatiga.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan partisipasi anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga.


(10)

1.4. Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mendukung pendapat Hendar Kusnadi (2010) menyatakan bahwa partisipasi anggota merupakan kunci keberhasilan organisasi dan usaha koperasi.

1.4.2. Signifikansi Praktis

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi / masukan bagi gerakan koperasi dalam upaya perbaikan dalam mencapai keberhasilan koperasi. secara khusus penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi anggota Primkopkar “Manunggal” Salatiga dalam upaya meningkatkan partisipasi dan kerja sama anggota dalam mencapai tujuan.

1.5. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi anggota koperasi dan faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan partisipasi anggota koperasi di Salatiga, Jawa Tengah. Hasil penelitian Entri Sulistari dalam Rinto (2003:5) menyebutkan bahwa variabel-variabel yang berhubungan dengan partisipasi anggota dalam pengembangan koperasi adalah motivasi menjadi anggota koperasi, persepsi terhadap pelayanan koperasi, persepsi terhadap manfaat koperasi, dan pengalaman menjadi anggota koperasi. Namun dalam penelitian ini hanya mengkhususkan variabel untuk diteliti adalah motivasi menjadi anggota koperasi, persepsi terhadap pelayanan koperasi dan persepsi terhadap manfaat koperasi dan


(1)

Tabel 1.1. Data Perkembangan Primkopkar “Manunggal” Tahun 20 08-2011 di Salatiga

No Tahun Jumlah Anggota

Penurunan (%)

Jumlah SHU Peningkatan (%)

1 2008 3752 orang - Rp. 252.076.359,- - 2 2009 3576 orang -4,92 Rp. 305.194.886,- 17,40 3 2010 3470 orang -3,05 Rp. 323.712.773,- 5,72 4 2011 3369 orang -2,99 Rp. 339.375.042,- 4,61

Rata-rata -2,74 6,93

Sumber : Laporan Primkopkar “Manunggal”

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa setiap tahun jumlah anggota cenderung mengalami penurunan dengan rata-rata penurunannya adalah 2,74 %. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu 4,92 %. Penurunan jumlah anggota koperasi terjadi disebabkan anggota keluar karena pensiun dan pengunduran diri. Sedangkan jumlah SHU mengalami peningkatan secara kontinu setiap tahun dengan rata-rata peningkatan sebesar 6,93 %. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2009 yaitu 17,40 %. Meskipun jumlah anggota koperasi mengalami penurunan, tetapi jumlah SHU tetap mengalami peningkatan. Oleh karena itu, perlu untuk diketahui seberapa besar tingkat partisipasi anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga.

Primkopkar “Manunggal” Salatiga menerapkan nilai-nilai dalam

keanggotaan koperasi, antara lain adalah : 1. Keadilan

2. Mengutamakan layanan 3. Jujur

4. Menjaga mutu 5. Keterbukaan 6. Persaudaraan

7. Peningkatan kualitas hidup 8. Kebebasan


(2)

Mengenai keadilan tampak ditentukan dalam cara pembagian SHU, yang sebanding dengan jasa/pembelian anggota. Jadi, keadilan yang diharapkan bukan keadilan pasar tetapi lebih ditegaskan sebagai keadilan distributif menurut jasa.

Mengutamakan layanan, tampak bahwa setiap anggota yang masuk, tentu menyerahkan sesuatu, yaitu simpanan pokok, simpanan wajib, tenaga, pemikiran, dan sebagainya bagi kepentingan bersama. Koperasi dituntut untuk melayani secara adil pada setiap anggotanya, atau layanan yang sebaik-baiknya. Hal ini disebabkan anggota adalah sokoguru koperasi, pemilik, dan sasaran koperasi.

Kejujuran adalah salah satu nilai yang sangat penting. Tanpa kejujuran organisasi apapun dan dimanapun akan runtuh. Jujur dalam praktik berkoperasi meliputi antara lain dalam hal mengurus uang, barang, timbangan, ukuran, dan sebagainya. Bahkan sampai hal menjaga mutu barang dagangan, atau melayani anggota dengan barang-barang asli/yang tidak palsu atau dipalsukan.

Keterbukaan menegaskan bahwa koperasi diselenggarakan bersama, milik bersama, untuk kepentingan bersama, maka kejujuran atau keterbukaan dalam tata laksana menjadi sangat penting. Setiap anggota memiliki hak untuk mengetahui atau memperoleh informasi mengenai berbagai aspek koperasi yaitu aspek organisasi, keuangan, usaha, dan administrasi.

Primkopkar juga membangun rasa persaudaraan. Dalam kebersamaan di koperasi mereka mengalami hal-hal yang sama, saling membantu,


(3)

memahami, dan mengerti masing-masing kesulitan dan kebutuhan bersama. Semangat saling membantu/menolong yang lain, tentu akan menumbuhkan semangat persaudaraan. Setiap anggota koperasi berusaha melakukan peran masing-masing sebaik-baiknya bagi kebaikan sesama anggota lainnya, maka hal ini akan memupuk semangat kekekluargaan yang tinggi. Oleh karena itu tidak salah apabila dikatakan bahwa koperasi dapat berhasil baik jika dilandasi dengan semangat kekeluargaan yang tinggi. Semangat kekeluargaan yang tinggi akan berhasil bila dilandasi dengan cinta kasih. Oleh karena itu, setiap usaha yang dilakukan secara bersama dalam semangat kekeluargaan yang dilandasi cinta kasih akan dapat meningkatkan kualitas hidup bersama karena tujuan final gerakan koperasi adalah kualitas hidup masyarakat.

Bergabung untuk menjadi anggota koperasi, tidak ada paksaan. Setiap orang secara leluasa boleh menjadi anggota koperasi atau mengundurkan diri dari keanggotaan koperasi. Namun apabila seseorang ingin menjadi anggota, perlu memikirkan konsekuensinya dan perlu secara bertanggung jawab. Sebab masuk menjadi anggota bukan hanya mempunyai hak saja didalam koperasi tetapi juga mempunyai kewajiban yang lebih dulu harus dilaksanakan daripada perolehan haknya. Kewajiban ini antara lain adalah mendukung keberhasilan koperasi dan perkembangan koperasi selanjutnya. Maka kebebasan ini diartikan sebagai pembuatan keputusan yang dilakukan tanpa paksaan atau tekanan oleh pihak lain. Keputusan itu muncul dari kehendak sendiri.


(4)

Koperasi dikatakan “dari anggota, untuk anggota, oleh anggota”. Setiap anggota mempunyai satu suara. Jadi semangat hidup koperasi adalah semangat hidup demokratis. Menghargai setiap hak dan kewajiban individu kekuasaan tertinggi koperasi ada dalam anggota, yaitu rapat anggota. Setiap anggota belajar menghargai dan menerima perbedaan, karena perbedaan tersebut akan memperkaya pengalaman.

Primkopkar “Manunggal” menerapkan Rochdale Principles dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat bagus. Warisan nilai-nilai tersebut menyegarkan gerakan koperasi karena menjadi jiwa gerakan koperasi.

Berdasarkan jawaban dari anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga ditemukan beberapa gejala problematik sebagai berikut :

1. Jawaban anggota menjadi anggota koperasi tidak secara sukarela karena terpaksa atau ikut-ikutan teman, namun ada yang dengan sukarela menjadi anggota. Partisipasi anggota yang bergabung secara sukarela terlihat dari keterlibatan anggota dalam jumlah simpanan maupun pinjaman.

2. Jawaban beberapa anggota koperasi bahwa suku bunga rendah, namun ada beberapa yang suku bunga tinggi sehingga terjadi kemacetan dalam pengembalian pinjaman. Sehingga partisipasi anggota dalam simpanan maupun pinjaman juga tidak lancar.

3. Jawaban beberapa anggota koperasi bahwa kebutuhan akan barang tidak terpenuhi karena kualitas kurang memuaskan dengan harga


(5)

lebih mahal. Sehingga kurang berpartisipasi dalam membeli barang yang disediakan oleh koperasi.

4. Jawaban beberapa anggota koperasi mendapatkan manfaat sehingga terlibat aktif dalam pelayanan koperasi, namun ada beberapa anggota kurang bermanfaat sehingga tidak aktif dalam pelayanan koperasi. Partisipasi anggota terlihat dari keaktifan anggota dalam menggunakan barang ataupun jasa yang disediakan koperasi.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan gejala problematik yang ditemukan, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar tingkat partisipasi anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan partisipasi anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui seberapa besar tingkat partisipasi anggota dalam Primkopkar “Manunggal” Salatiga.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan partisipasi anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga.


(6)

1.4. Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mendukung pendapat Hendar Kusnadi (2010) menyatakan bahwa partisipasi anggota merupakan kunci keberhasilan organisasi dan usaha koperasi.

1.4.2. Signifikansi Praktis

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi / masukan bagi gerakan koperasi dalam upaya perbaikan dalam mencapai keberhasilan koperasi. secara khusus penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi anggota Primkopkar “Manunggal” Salatiga dalam upaya meningkatkan partisipasi dan kerja sama anggota dalam mencapai tujuan.

1.5. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi anggota koperasi dan faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan partisipasi anggota koperasi di Salatiga, Jawa Tengah. Hasil penelitian Entri Sulistari dalam Rinto (2003:5) menyebutkan bahwa variabel-variabel yang berhubungan dengan partisipasi anggota dalam pengembangan koperasi adalah motivasi menjadi anggota koperasi, persepsi terhadap pelayanan koperasi, persepsi terhadap manfaat koperasi, dan pengalaman menjadi anggota koperasi. Namun dalam penelitian ini hanya mengkhususkan variabel untuk diteliti adalah motivasi menjadi anggota koperasi, persepsi terhadap pelayanan koperasi dan persepsi terhadap manfaat koperasi dan pada anggota koperasi di Primkopkar “Manunggal” Salatiga.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga T1 162009094 BAB II

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga T1 162009094 BAB IV

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga T1 162009094 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota Koperasi pada Primkopkar "Manunggal" Salatiga

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pencatatan Pendaftaran Anggota Koperasi PRIMKOPKAR “Manunggal” T0 552013012 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pencatatan Pendaftaran Anggota Koperasi PRIMKOPKAR “Manunggal” T0 552013012 BAB II

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pencatatan Pendaftaran Anggota Koperasi PRIMKOPKAR “Manunggal” T0 552013012 BAB IV

0 2 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pencatatan Pendaftaran Anggota Koperasi PRIMKOPKAR “Manunggal”

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pencatatan Pendaftaran Anggota Koperasi PRIMKOPKAR “Manunggal”

0 0 18