Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Akuntansi Aset Biolojik sebagai Persediaan Menurut IAS 41 dan PSAK 14

ABSTRACT

Indonesia has been under full adoption of international accounting standards named IFRS
(International Financial Accounting Standards). One standard of IFRS is IAS 41 which deals
with agricultural activity, until research is done has not been adopted by the IAI (Indonesian
Institute of Accountants). Indonesia is an agricultural country and many companies in
Indonesia are engaged in agriculture. The purpose of this research is to compare the
accounting treatment of biological assets as inventory based on IAS 41: Agriculture with
PSAK 14 on Inventory includes definition of biological assets, recognition, measurement and
disclosure. The data obtained by the study of literature and case studies on a cattle farm. The
results of this study indicate that biological assets as inventories (Consumable Biological
Assets) is more appropiate to put in the scope of IAS 41 compared with PSAK 14, so the
Indonesian accounting regulators should adopt these standards. However, if IAS 41 are not
adopted, PSAK 14 have been able to organize the biological assets as inventories with
addition of an explanation on the definition, recogniton, measurement, and disclosure on
inventory.

Keywords: Consumable Biological Assets, IAS 41, PSAK 14

SARIPATI
Indonesia telah berada dalam tahap adopsi penuh standar akuntansi internasional IFRS

(International Financial Accounting Standard). Salah satu standar IFRS adalah IAS 41 yang
membahas tentang aktivitas agrikultur, sampai penelitian ini dilakukan belum diadopsi oleh
IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Indonesia merupakan negara agraris dan banyak perusahaan
di Indonesia yang bergerak di bidang agrikultur. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
perbandingan perlakuan akuntansi aset biolojik sebagai persediaan berdasarkan IAS 41:
Agriculture dengan PSAK 14 tentang Persediaan meliputi definisi aset biolojik, pengakuan,
pengukuran, dan pengungkapannya. Data diperoleh dengan cara studi literatur serta studi
kasus di suatu peternakan sapi. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa aset biolojik
sebagai persediaan (Consumeable Biological Asset) lebih baik diatur oleh IAS 41
dibandingkan PSAK 14, sehingga sebaiknya regulator akuntansi Indonesia mengadopsi
standar tersebut. Namun apabila standar tersebut tidak diadopsi, PSAK 14 tentang Persediaan
sudah mampu mengatur aset biolojik sebagai persediaan dengan penambahan penjelasan pada
definisi, pengakuan dan pengukuran, serta pengungkapan persediaan.
Kata kunci: Persediaan, Aset Biolojik, IAS 41, PSAK 14