SENSITIVITAS LEMBAGA PENYIARAN RADIO TERHADAP ADVOKASI DIFABEL DI KOTA SURAKARTA.

(1)

commit to user

i

SENSITIVITAS LEMBAGA PENYIARAN RADIO

TERHADAP ADVOKASI DIFABEL DI KOTA SURAKARTA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Komunikasi Minat Utama Riset dan Pengembangan Teori Komunikasi

oleh :

PARAMASTU TITIS ANGGITYA NIM. S220907007

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2013


(2)

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING SENSITIVITAS LEMBAGA PENYIARAN RADIO TERHADAP ADVOKASI DIFABEL DI KOTA SURAKARTA

TESIS

oleh :

PARAMASTU TITIS ANGGITYA NIM S220907007

Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si

NIP 196601121990031002

Pembimbing II Dra. Sofiah, M.Si

NIP 195307261979023001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Prof. Drs. Totok Sarsito, S.U, M.A, Ph.D NIP 194904281979031001


(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS

SENSITIVITAS LEMBAGA PENYIARAN RADIO TERHADAP ADVOKASI DIFABEL DI KOTA SURAKARTA

TESIS

oleh :

PARAMASTU TITIS ANGGITYA NIM S220907007

Telah Disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Ketua Prof. Drs. Totok Sarsito, S.U, M.A, Ph.D

NIP 194904281979031001 Sekretaris Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D

NIP 197102171998021001 Pembimbing I Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si

NIP 196601121990031002 Pembimbing II Dra. Sofiah, M.Si

NIP 195307261979023001

Mengetahui,

Direktur Ketua Program Studi

Program Pascasarjana UNS Ilmu Komunikasi

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S Prof. Drs. Totok Sarsito, S.U, M.A, Ph.D NIP 196107171986011001 NIP 194904281979031001


(4)

(5)

commit to user

v HALAMAN MOTTO

Hidup ini hanya terdiri dari dua hal,

yaitu piliha


(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada:

Orangtua, keluarga, sahabat,

dan semua orang yang mau peduli bahwa di dunia ini kita tidak sendiri


(7)

commit to user

vii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis yang berjudul Sensitivitas Lembaga Penyiaran Radio terhadap Advokasi Difabel di Kota Surakarta ini berawal dari adanya sebuah pemikiran dan renungan yang panjang terhadap fenomena diskriminasi difabel yang ada. Difabel sebagai bagian dari masyarakat nyaris tidak mendapat tempat yang selayaknya sebagai masyarakat, karena adanya proses pencacatan secara struktural maupun kultural yang diciptakan oleh masyarakat itu sendiri. Kondisi semakin memprihatinkan manakala elemen-elemen masyarakat tidak memahami bagaimana diskriminasi difabel itu terjadi, sehingga mereka tidak menyadari bahwa sikap mereka pun dapat berpotensi menciptakan tindakan yang mendiskriminasikan difabel. Karya ini hanya mengupas sebagian dari elemen masyarakat tersebut, yaitu bagaimana sensitivitas atau kepekaan lembaga penyiaran radio terhadap difabel melalui bingkai advokasi. Penyusunan karya ini merupakan sebuah penelusuran yang tidak mudah manakala lembaga penyiaran radio pun belum sungguh memahami siapa dan bagaimana sebenarnya difabel itu sendiri.

Proses mengkonstruksi bangunan karya ini merupakan proses belajar yang luar biasa berharga bagi penulis. Dengan dukungan berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ini sebagaimana diharapkan, meski mungkin masih terdapat beberapa kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, melalui kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak sebagai berikut:


(8)

1. Prof. Drs. Totok Sarsito, S.U, M.A, Ph.D, Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyusun karya ini sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi.

2. Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D, Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, atas kesediaannya untuk berbagi ilmu dan berdiskusi, serta segala dukungan yang selalu mengobarkan semangat penulis untuk menyelesaikan studi melalui penyusunan karya ini.

3. Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si, Dosen Pembimbing I, atas kesediaannya di sela-sela kesibukan untuk berbagi ilmu, berdiskusi, dan melatih penulis untuk belajar menjadi peneliti yang sebaik-baiknya.

4. Dra. Sofiah, M.Si, Dosen Pembimbing II, atas kesediaan dan kesabarannya membimbing penulis dalam penyusunan karya ini.

5. Prof. Drs. Pawito, Ph.D, Dosen Magister Ilmu Komunikasi, atas segala ajaran baiknya sehingga menginspirasi penulis untuk selalu yakin bahwa jalan ini adalah baik.

6. Seluruh dosen dan staf Program Magister Ilmu Komunikasi, atas segala pengalaman, dukungan, dan kerjasama yang baik sehingga penulis dapat menyelesaikan studi melalui penyusunan karya ini.

7. Prof. Dr. Ir. Kohar Sulistyadi, MSIE, Rektor Universitas Sahid Surakarta, beserta sivitas akademika Universitas Sahid Surakarta, atas segala dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini dengan tetap mengemban tugas sebagai fasilitator bagi para anak bangsa.

8. Prof. Dr. Amitya Kumara, M.S, atas segala pengalamannya yang luar biasa yang akan selalu menginspirasi penulis.

9. Bu Pamikatsih, atas kesediaannya berbagi keresahan yang bermanfaat ini. The


(9)

commit to user

ix

10.Papa Setia Adi Purwanta dan Mama Suharti, kedua orang tua tercinta, atas segala doa, dukungan, peluk cinta dan kepercayaan yang luar biasa yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini.

11.Bapak Achmadi dan Mama Wiwik Tri Suryanti, kedua orang tua mertua, atas segala doa dan dukungannya, yang selalu menjadi penguat bagi kami, anak-anaknya.

12.Adrian Brahma Aditya, suami dan sahabat tercinta, atas segala cinta, dukungan dan kesediaan untuk selalu menjadi kawan diskusi.

13.Ganesh Sestradatu Prananditya, my little star, atas segala keceriaan dan kelucuannya yang selalu menemani, menghibur dan menjadi penyemangat bagi penulis untuk selalu berkarya lebih baik.

14.Widya Prasetyanti, kakak tercinta, atas segala doa, dukungan dan kesediaannya untuk selalu menjadi supporter setia.

15.Rekan-rekan sejawat di Fakultas Ilmu Komunikasi dan Manajemen Universitas Sahid Surakarta, atas segala dukungan dan kesediaan untuk berbagi, serta kerja sama tim yang sangat baik.

16.Rekan-rekan mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi, atas segala dukungan dan persahabatan yang terjalin dengan baik. Sukses untuk kita semua.

17.Seluruh narasumber dan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan karya ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa karya ini belum sempurna. Sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan pada kesempatan berikutnya. Semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta, Agustus 2013 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TESIS

HALAMAN PERNYATAAN

HALAMAN MOTTO ... HALAMAN PERSEMBAHAN ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI DAFTAR BAGAN DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK ... ABSTRACT ... i ii iii iv v vi vii x xiii xiv xv xvi

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TELAAH PUSTAKA ... 7

A. Kajian Teori ... 7

A.1. Sensitivitas 7

A.1.1. Developmental Model of Intercultural Sensitivity

(DMIS) Bennett .. 7

A.1.2. Teori Pengetahuan dan Kepentingan Manusia


(11)

commit to user

xi

A.2. Radio 16

A.2.1. Lembaga Penyiaran Radio Publik 18

A.2.2. Lembaga Penyiaran Radio Swasta 19

A.2.3. Lembaga Penyiaran Radio Komunitas 20

A.3. Advokasi 22

A.4. Difabel 25

A.4.1. Difabel dan Ideologi Kenormalan 25

A.4.2. Difabel dalam Konstruksi Sosial 29

A.4.3. Difabel dalam Pembangunan 30

A.4.4. Hegemoni Gramscian 31

A.4.5. Identifikasi Sosial 34

A.5. Pendekatan Kritis dan Ruang Publik 36

B. Penelitian yang Relevan 38

C. Kerangka Berpikir 41

BAB III. METODE PENELITIAN 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian 43

B. Jenis Penelitian 44

C. Data dan Sumber Data 47

D. Teknik Pengumpulan Data 48

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data . 49

F. Teknik Analisis Data 51

BAB IV. SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 54 A. Sajian Data ... 54

A.1. Pemahaman Lembaga Penyiaran Radio di Kota Surakarta


(12)

A.2. Pengetahuan Lembaga Penyiaran Radio di Kota Surakarta terhadap Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun

59 66 B.1. Sensitivitas Lembaga Penyiaran Radio di Kota Surakarta

66 B.1.1. Sensitivitas Lembaga Penyiaran Radio Publik terhadap

. 66 B.1.2. Sensitivitas Lembaga Penyiaran Radio Swasta terhadap

. 68 B.1.3. Sensitivitas Lembaga Penyiaran Radio Komunitas

.... 71 B.2. Pentingnya Advokasi Difabel melalui Radio 79

BAB V. PENUTUP 92

92 94

C. Saran 96


(13)

commit to user

xiii DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Developmental Model of Intercultural Sensitivity (DMIS) Bennett ... 13 24

Bagan 3 42

49

Bagan 5. Trianggulasi Sumber 50

50

Bagan 7. Trianggulasi Metode 50

Bagan 8. Analisis Siklus 52


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2. Jumlah Penyandang Cacat Menurut Jenis dan Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2011

Lampiran 3. Daftar Radio se-Eks Karesidenan Surakarta tahun 2013 Lampiran 4. Kategorisasi Informan

Lampiran 5. Daftar Informan

Lampiran 6. Surat Permohonan Wawancara dan Interview Guide

Lampiran 7. Daftar Kode Kategorisasi Informan

Lampiran 8. Tabel Kode Kategorisasi Data (Data Coding)

Lampiran 9. Tabel Trianggulasi Sumber Lampiran 10. Transkrip Wawancara Lampiran 11. Profil RRI Surakarta Lampiran 12. Profil PTPN FM Lampiran 13. Profil MTA FM Lampiran 14. Profil RDS FM

Lampiran 15. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kesetaraan Difabel


(15)

commit to user

xv ABSTRAK

PARAMASTU TITIS ANGGITYA. NIM: S220907007. 2013. Sensitivitas Lembaga Penyiaran Radio terhadap Advokasi Difabel Di Kota Surakarta. TESIS. Pembimbing I: Dr. Drajat Tri Kartono, M,Si, II: Dra. Sofiah, M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

Difabel merupakan bagian dari masyarakat yang kerap kali menjadi cacat karena adanya proses pencacatan secara struktural maupun kultural yang terjadi di masyarakat. Proses advokasi hak-hak difabel sejatinya merupakan proses pembentukan pandangan, penggalangan opini dan sumber-sumber kekuatan, hingga pengorganisasian serangkaian aksi atas upaya advokasi hak-hak difabel. Maka, menjadi penting pula untuk melihat bagaimana media berperan dalam hal ini. Sensitivitas media khususnya lembaga penyiaran radio di Kota Surakarta terhadap advokasi difabel menjadi menarik untuk digali, mengingat secara historis, Kota Surakarta memiliki keterkaitan erat dengan sejarah cikal bakal lahirnya radio di Indonesia, dan juga menjadi salah satu rujukan dasar tentang pergerakan difabel di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami secara mendalam mengenai permasalahan tentang sensitivitas lembaga penyiaran radio di Kota Surakarta terhadap advokasi difabel.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan teori Developmental Model of Intercultural Sensitivity (DMIS) Bennett

serta Teori Pengetahuan dan Kepentingan Manusia Habermas. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sepuluh orang informan yang terdiri dari perwakilan pengelola lima lembaga penyiaran radio di Kota Surakarta, yaitu Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta, dua radio Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) yaitu PTPN FM dan Solo Radio, serta dua radio Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) yaitu Gema Utama MTA FM dan Radio Dakwah Syariah (RDS) FM; mantan pengelola Radio Suara Difabel (RSD) FM sebuah radio komunitas difabel yang pernah mengudara di Surakarta ; aktivis difabel; dan praktisi media.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sensitivitas lembaga penyiaran radio terhadap advokasi difabel di Kota Surakarta masih sebatas pada pemahaman mengenai ada tidaknya penerapan program acara yang secara khusus ditujukan bagi kaum difabel. Masing-masing lembaga penyiaran radio memiliki sensitivitas yang beragam, namun masih sebatas pada taraf kesadaran magis dan kesadaran naif. Isu difabel belum dipahami secara umum sebagai sebuah perspektif yang dapat melebur ke dalam aspek lain, misalnya kepenyiaran radio, khususnya di Kota Surakarta. bisa dipahami ketika karakter media yang ada saat ini adalah pro kapitalis.


(16)

ABSTRACT

PARAMASTU TITIS ANGGITYA. NIM: S220907007. 2013. Radio Broadcasting Sensitivity to the Advocacy of Disability Issue in the Surakarta Municipality. THESIS. Supervisor I: Dr. Drajat Tri Kartono, M,Si, Supervisor II: Dra. Sofiah, M.Si. Communication Studies Masters Program, Postgraduate Program, Sebelas Maret University of Surakarta.

due to the structural and cultural process that occurred in the community. Advocacy process of person with disability actually is a process of forming views, opinions and power sources, up to organizing a series of actions for advocacy of person with within this issue. Sensitivity media especially radio broadcasters in Surakarta Municipality on the advocacy of person with disability issue are interesting to be explored, considering historically, Surakarta Municipality has close linked with the history of the birth of radio in Indonesia. In addition to that, Surakarta Municipality is has become one of the basic reference on disability movement in Indonesia. This study aims to identify in depth the issue of sensitivity of radio broadcasters in

hts.

Knowledge and Human Interests Theory as the approaches. The data source within this study consist of ten informants representatives of the five managers of radio broadcasters in Surakarta: the Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta, PTPN FM,

Solo Radio, Gema Utama MTAFM and Radio Dakwah Syariah (RDS) FM; former

manager of Radio Suara Difabel (RSD) FM a community radio of person with disabilities in Surakarta ; disability activists, and media practitioners.

Results of this study indicate that the radio broadcasting sensitivity is still limited to the understanding of the programs availability that are specifically focus for person with disabilities. Each radio broadcasters have varying sensitivity, but still limited to the status of magic consciousness and naïve consciousness. Disability issues in general are not well understood as a perspective that can be fused into other aspects, such as radio broadcasting, especially in Surakarta. In the other hand, disability issue are still become a secondary issue and make it hard to sell. This phenomenon can be understood because the characters of media who exist today are pro with capitalist.


(1)

A.2. Radio 16

A.2.1. Lembaga Penyiaran Radio Publik 18

A.2.2. Lembaga Penyiaran Radio Swasta 19

A.2.3. Lembaga Penyiaran Radio Komunitas 20

A.3. Advokasi 22

A.4. Difabel 25

A.4.1. Difabel dan Ideologi Kenormalan 25

A.4.2. Difabel dalam Konstruksi Sosial 29

A.4.3. Difabel dalam Pembangunan 30

A.4.4. Hegemoni Gramscian 31

A.4.5. Identifikasi Sosial 34

A.5. Pendekatan Kritis dan Ruang Publik 36

B. Penelitian yang Relevan 38

C. Kerangka Berpikir 41

BAB III. METODE PENELITIAN 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian 43

B. Jenis Penelitian 44

C. Data dan Sumber Data 47


(2)

A.2. Pengetahuan Lembaga Penyiaran Radio di Kota Surakarta terhadap Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun

59 66 B.1. Sensitivitas Lembaga Penyiaran Radio di Kota Surakarta

66 B.1.1. Sensitivitas Lembaga Penyiaran Radio Publik terhadap

. 66

B.1.2. Sensitivitas Lembaga Penyiaran Radio Swasta terhadap

. 68

B.1.3. Sensitivitas Lembaga Penyiaran Radio Komunitas .... 71

B.2. Pentingnya Advokasi Difabel melalui Radio 79

BAB V. PENUTUP 92

92 94

C. Saran 96


(3)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Developmental Model of Intercultural Sensitivity (DMIS) Bennett ... 13 24

Bagan 3 42

49

Bagan 5. Trianggulasi Sumber 50

50

Bagan 7. Trianggulasi Metode 50

Bagan 8. Analisis Siklus 52


(4)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2. Jumlah Penyandang Cacat Menurut Jenis dan Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2011

Lampiran 3. Daftar Radio se-Eks Karesidenan Surakarta tahun 2013 Lampiran 4. Kategorisasi Informan

Lampiran 5. Daftar Informan

Lampiran 6. Surat Permohonan Wawancara dan Interview Guide Lampiran 7. Daftar Kode Kategorisasi Informan

Lampiran 8. Tabel Kode Kategorisasi Data (Data Coding) Lampiran 9. Tabel Trianggulasi Sumber

Lampiran 10. Transkrip Wawancara Lampiran 11. Profil RRI Surakarta Lampiran 12. Profil PTPN FM Lampiran 13. Profil MTA FM Lampiran 14. Profil RDS FM

Lampiran 15. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kesetaraan Difabel


(5)

ABSTRAK

PARAMASTU TITIS ANGGITYA. NIM: S220907007. 2013. Sensitivitas Lembaga Penyiaran Radio terhadap Advokasi Difabel Di Kota Surakarta. TESIS. Pembimbing I: Dr. Drajat Tri Kartono, M,Si, II: Dra. Sofiah, M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

Difabel merupakan bagian dari masyarakat yang kerap kali menjadi cacat karena adanya proses pencacatan secara struktural maupun kultural yang terjadi di masyarakat. Proses advokasi hak-hak difabel sejatinya merupakan proses pembentukan pandangan, penggalangan opini dan sumber-sumber kekuatan, hingga pengorganisasian serangkaian aksi atas upaya advokasi hak-hak difabel. Maka, menjadi penting pula untuk melihat bagaimana media berperan dalam hal ini. Sensitivitas media khususnya lembaga penyiaran radio di Kota Surakarta terhadap advokasi difabel menjadi menarik untuk digali, mengingat secara historis, Kota Surakarta memiliki keterkaitan erat dengan sejarah cikal bakal lahirnya radio di Indonesia, dan juga menjadi salah satu rujukan dasar tentang pergerakan difabel di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami secara mendalam mengenai permasalahan tentang sensitivitas lembaga penyiaran radio di Kota Surakarta terhadap advokasi difabel.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan teori Developmental Model of Intercultural Sensitivity (DMIS) Bennett serta Teori Pengetahuan dan Kepentingan Manusia Habermas. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sepuluh orang informan yang terdiri dari perwakilan pengelola lima lembaga penyiaran radio di Kota Surakarta, yaitu Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta, dua radio Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) yaitu PTPN FM dan Solo Radio, serta dua radio Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) yaitu Gema Utama MTA FM dan Radio Dakwah Syariah (RDS) FM; mantan pengelola Radio Suara Difabel (RSD) FM sebuah radio komunitas difabel yang pernah mengudara di Surakarta ; aktivis difabel; dan praktisi media.


(6)

ABSTRACT

PARAMASTU TITIS ANGGITYA. NIM: S220907007. 2013. Radio Broadcasting Sensitivity to the Advocacy of Disability Issue in the Surakarta Municipality. THESIS. Supervisor I: Dr. Drajat Tri Kartono, M,Si, Supervisor II: Dra. Sofiah, M.Si. Communication Studies Masters Program, Postgraduate Program, Sebelas Maret University of Surakarta.

due to the structural and cultural process that occurred in the community. Advocacy process of person with disability actually is a process of forming views, opinions and power sources, up to organizing a series of actions for advocacy of person with within this issue. Sensitivity media especially radio broadcasters in Surakarta Municipality on the advocacy of person with disability issue are interesting to be explored, considering historically, Surakarta Municipality has close linked with the history of the birth of radio in Indonesia. In addition to that, Surakarta Municipality is has become one of the basic reference on disability movement in Indonesia. This study aims to identify in depth the issue of sensitivity of radio broadcasters in

hts.

Knowledge and Human Interests Theory as the approaches. The data source within this study consist of ten informants representatives of the five managers of radio broadcasters in Surakarta: the Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta, PTPN FM, Solo Radio, Gema Utama MTAFM and Radio Dakwah Syariah (RDS) FM; former manager of Radio Suara Difabel (RSD) FM a community radio of person with disabilities in Surakarta ; disability activists, and media practitioners.

Results of this study indicate that the radio broadcasting sensitivity is still limited to the understanding of the programs availability that are specifically focus for person with disabilities. Each radio broadcasters have varying sensitivity, but still limited to the status of magic consciousness and naïve consciousness. Disability issues in general are not well understood as a perspective that can be fused into other aspects, such as radio broadcasting, especially in Surakarta. In the other hand, disability issue are still become a secondary issue and make it hard to sell. This phenomenon can be understood because the characters of media who exist today are pro with capitalist.