Pelaksanaan pendidikan dan latihan di Lembaga penyiaran publik Radio Republik Indonesia Surakarta

PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA SURAKARTA SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mempeoleh gelar

Sarjana Sosial (S. Sos) dalam Bidang Ilmu administrasi Negara

Oleh : PARAMITA AYUNINGTYAS D1107521 ILMU ADMINISTRASI NEGARA PROGRAM S-I NON REGULER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2009

HALAMAN PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 15 September 2009

Dra. Sudaryanti, M. Si NIP. 195704261986012002

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari

: Drs H. Marsudi, M.S.

NIP. 19550823 198303 1001

Sekretaris : Dra. Retno Suryawati, M.Si ( ............................. )

: Dra. Sudaryanti, M. Si

NIP.19570426 198601 2002

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dekan

Drs. Supriyadi SN, SU NIP. 195301281981031001

MOTTO

Hidup adalah anugerah dan perjuangan Maka syukurilah apa adanya dan jangan pernah menyerah Insyaalah akan mendapat yang terbaik dan terindah

( Penulis )

PERSEMBAHAN

Skipsi ini Peneliti persembahkan kepada :

Bapak dan mamaku yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus, support, dan juga doanya yang tak pernah putus untuk keberhasilanku Adekku yang nakal, tuntutlah ilmu setinggi mungkin untuk bekalmu dimasa datang dan jadilah orang yang lebih dewasa Anakku, Agita Nassywa Rastu Ningtyas yang amat sangat kusayang, menggemaskan dan menjadisumber kekuatanku untuk

Keluarga besarku Soedarno yang selalu memberikanku dukungan

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhui persyaratan kelulusan dari Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam memperoleh gelar Sarjana Sosial.

Dalam proses penyusunan skripsi ini peneliti telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Tanpa bantuan, bimbingan, arahan dan saran-saran dari berbagai pihak, peneliti tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu dalam kesempatan ini ijinkanlah peneliti untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Sudaryanti, M.Si selaku pembimbing, yang telah banyak membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Drs. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Rino A. Nugroho, S.Sos M.T.I selaku Pembimbing Akademis dan Ketua Program S1-Non Reguler Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Sri Rochimah, MM selaku Kasubag Tata Usaha yang telah meberikan kesempatan peneliti untuk meneliti di Lembaga penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Suarakarta.

5. Sri Sulastri, S.Sos selaku Staf Subbagian Tatausaha yang memberikan bimbingan dan arahan dalam penelitian.

6. Ir. Nunik Sri Hardiatmini; Rakiman; Ciptati Sri Handayani; Yoseph Budi Rianto, S.PT; Anis Tri Budi Asih dan Setyo Pramono yang telah membimbing penulis.

7. Ayah dan Bundaku yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayangnya serta Adekku yang nakal.

8. Agita Nassywa Rastu Ningtyas, anakku yang amat sangat ku sayang. Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Atas perhatiannya, peneliti mengucapkan terima kasih.

Surakarta, 15 September 2009

Peneliti

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta berdasarkan Profesi.......................................53 Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta berdasarkan Golongan...................................54 Tabel 3.1 Jenis Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Berdasarkan tempat Penyelenggaraan............................................................................71

DAFTAR BAGAN

Bagan

1.1 Kerangka Pikir .................................................................................25 Bagan

1.2 Model Analisis Interaktif..................................................................31 Bagan 2.1 Struktur Organisasi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik

Indonesia Surakarta...........................................................................43

ABSTRAK

Paramita Ayuningtyas. D1107521. Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta. Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2009. 92 Halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan dan latihan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta yang berdasarkan dengan Undang-undang No 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok Kepegawaian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Cara pengumpulan datanya adalah dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi data, sedangkan teknik analisa data menggunakan model analisis interaktif. Dasar pelaksanaan pendidikan dan latihan yaitu Undang-Undang No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian meliputi 10 tahapan, yaitu analisis kebutuhan, penetapan sasaran dan tujuan, penetapan peserta, penetapan jenis dan jenjang diklat, penetapan agenda pembelajaran, penyiapan widyaiswara dan sarana dan prasarana, pembiayaan diklat, penyelenggaraan, evaluasi dan pelaporan. Analisis kebutuhan diklat sudah sesuai dengan kekurangan kompetensi dalam tugas eshari-hari. Penetapan peserta diklat ditunjuk langsung oleh Kepala Sub Bagian yang nanti akan mendapatkan persetujuan oleh Kepala Radio Republik Indonesia Surakarta. Penetapan tujuan dan sasaran harus mengarah pada perubahan tingkah laku. Jenis dan jenjang diklat yang dilaksanakan yaitu Diklat Kepemimpinan dan Diklat Teknis. Penetapan agenda pembelajaran memuat struktur kurikulum yaitu ringkasan materi, tujuan umum, dan khusus, pokok bahasan, waktu dan metode. Penyiapan widyaiswara serta sarana dan prasarana bagus karena ada widyaiswara dari dalam dan luar, sedangkan sarana dan prasarana sudah bagus karena berAC, penginapan, uang saku, transportasi, alat peraga, proyektor, modul, kursi, dan meja. Pembiayaan pelaksanaan diklat pusat berasal dari anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan tetapi untuk penyelenggaraan diklat di Radio Republik Indonesia Surakarta anggaran harus dilihat terlebih dahulu untuk pelaksanaan diklat. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan dapat dilaksanakan secara klasikal dan non klasikal. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan dicapai sedangkan Pelaporan merupakan media untuk informasi tentang perkembangan pelaksanaan dan tingkat capaian kinerja disertai analisis keberhasilan yang dicapai atau kelemahan yang masih dihadapi. Saran yang ditujukan untuk Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia lebih mempertimbangkan lagi untuk waktu pemberian teori dan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan dan latihan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta yang berdasarkan dengan Undang-undang No 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok Kepegawaian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Cara pengumpulan datanya adalah dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi data, sedangkan teknik analisa data menggunakan model analisis interaktif. Dasar pelaksanaan pendidikan dan latihan yaitu Undang-Undang No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian meliputi 10 tahapan, yaitu analisis kebutuhan, penetapan sasaran dan tujuan, penetapan peserta, penetapan jenis dan jenjang diklat, penetapan agenda pembelajaran, penyiapan widyaiswara dan sarana dan prasarana, pembiayaan diklat, penyelenggaraan, evaluasi dan pelaporan. Analisis kebutuhan diklat sudah sesuai dengan kekurangan kompetensi dalam tugas eshari-hari. Penetapan peserta diklat ditunjuk langsung oleh Kepala Sub Bagian yang nanti akan mendapatkan persetujuan oleh Kepala Radio Republik Indonesia Surakarta. Penetapan tujuan dan sasaran harus mengarah pada perubahan tingkah laku. Jenis dan jenjang diklat yang dilaksanakan yaitu Diklat Kepemimpinan dan Diklat Teknis. Penetapan agenda pembelajaran memuat struktur kurikulum yaitu ringkasan materi, tujuan umum, dan khusus, pokok bahasan, waktu dan metode. Penyiapan widyaiswara serta sarana dan prasarana bagus karena ada widyaiswara dari dalam dan luar, sedangkan sarana dan prasarana sudah bagus karena berAC, penginapan, uang saku, transportasi, alat peraga, proyektor, modul, kursi, dan meja. Pembiayaan pelaksanaan diklat pusat berasal dari anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan tetapi untuk penyelenggaraan diklat di Radio Republik Indonesia Surakarta anggaran harus dilihat terlebih dahulu untuk pelaksanaan diklat. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan dapat dilaksanakan secara klasikal dan non klasikal. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan dicapai sedangkan Pelaporan merupakan media untuk informasi tentang perkembangan pelaksanaan dan tingkat capaian kinerja disertai analisis keberhasilan yang dicapai atau kelemahan yang masih dihadapi. Saran yang ditujukan untuk Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia lebih mempertimbangkan lagi untuk waktu pemberian teori dan

ABSTRACT

Paramita Ayuningtyas. D1107521. The Implementation of Education and Training in Public Broadcasting Agency of Surakarta Indonesian Republic Radio. Thesis. Public Administration Department. Social and Political Sciences. Surakarta Sebelas Maret University. 2009. 92 pages.

This research aims to find out the implementation of education and training in Public Broadcasting Agency of Surakarta Indonesian Republic Radio based on Act No. 43 of 1999 about the Staffing Detail. The study belongs to a descriptive research. The method of collecting data employed was observation, interview and documentation. Data validity technique employed was data triangulation one, while technique of collecting data used was an interactive analysis model. The base of education and training implementation is the Act No. 43 of 1999 about the Staffing Detail encompassing 10 stages: demand analysis, determination of goals and objectives, determination of participants, determination of types and level of short course, determination of learning agenda, widyaiswara and infrastructure preparation, short course financing, organization, evaluation and reporting. The demand analysis has been consistent with the lack of competency in daily task. The determination of short course participant is designated directly by the Chief of Subdivision that later will be approved by the Chief of Surakarta Indonesian Republic Radio. The determination of goals and objectives should lead to the behavior change. The types of and levels of short course held are Leadership and technical short courses. The determination of learning agenda contains the structure of curriculum including material summary, general and particular objectives, subject matter, time and method. The good widyaiswara as well as infrastructure preparation because there is widyaiswara from inside and outside, while the infrastructures are good including AC, lodging, pocket money, transportation, visual aid, projector, module, chair and table. The central short course implementation financing derives from the routine and development expense budgets but the short course organization in Surakarta Indonesian Republic Radio, the budget should be considered first for the short course organization. The education and training can be implemented classically and non-classically. The evaluation is needed to find out how far the objectives has been reached while reporting is a media for information about the implementation progress and the performance achievement level accompanied by the analysis on accomplishment achieved or the weakness still encountered. The recommendation for the Public Broadcasting Agency of Surakarta Indonesian Republic Radio is that it should reconsider the theory and practice timing so that the participants will get the theory and practice equally; thus the short course participants will be satisfied for attending the short course held as This research aims to find out the implementation of education and training in Public Broadcasting Agency of Surakarta Indonesian Republic Radio based on Act No. 43 of 1999 about the Staffing Detail. The study belongs to a descriptive research. The method of collecting data employed was observation, interview and documentation. Data validity technique employed was data triangulation one, while technique of collecting data used was an interactive analysis model. The base of education and training implementation is the Act No. 43 of 1999 about the Staffing Detail encompassing 10 stages: demand analysis, determination of goals and objectives, determination of participants, determination of types and level of short course, determination of learning agenda, widyaiswara and infrastructure preparation, short course financing, organization, evaluation and reporting. The demand analysis has been consistent with the lack of competency in daily task. The determination of short course participant is designated directly by the Chief of Subdivision that later will be approved by the Chief of Surakarta Indonesian Republic Radio. The determination of goals and objectives should lead to the behavior change. The types of and levels of short course held are Leadership and technical short courses. The determination of learning agenda contains the structure of curriculum including material summary, general and particular objectives, subject matter, time and method. The good widyaiswara as well as infrastructure preparation because there is widyaiswara from inside and outside, while the infrastructures are good including AC, lodging, pocket money, transportation, visual aid, projector, module, chair and table. The central short course implementation financing derives from the routine and development expense budgets but the short course organization in Surakarta Indonesian Republic Radio, the budget should be considered first for the short course organization. The education and training can be implemented classically and non-classically. The evaluation is needed to find out how far the objectives has been reached while reporting is a media for information about the implementation progress and the performance achievement level accompanied by the analysis on accomplishment achieved or the weakness still encountered. The recommendation for the Public Broadcasting Agency of Surakarta Indonesian Republic Radio is that it should reconsider the theory and practice timing so that the participants will get the theory and practice equally; thus the short course participants will be satisfied for attending the short course held as

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pemerintah merupakan salah satu faktor penentu dalam proses pembangunan yang mantap dan dinamis sehingga dibutuhkan peranan yang lebih besar terutama dalam pelaksanaan pemerintahan. Demi kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional maka dibutuhkan manusia yang berkualitas untuk menjalankannya. Oleh karena itu tidak dapat dipungkiri, bahwa manusia merupakan modal utama yang yang perlu diperhatikan dalam suatu pemerintahan karena kualitas dan kemampuan manusia yang didalamnya menentukan keberhasilan instansi dalam mencapai tujuannya, manusia yang dimaksud adalah pegawai.

Dalam suatu instansi negeri/pemerintah, kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil adalah penting dan menentukan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dalam usaha pencapaian tujuan nasional. Sehingga perlu dilakukan langkah-langkah untuk membentuk pegawai yang berkualitas dengan pembinaan. Hal tersebut sesuai dengan Undang Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yaitu “Pembinaan Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna”. Dengan adanya pembinaan diharapkan pegawai sebagai Aparatur Negara Dalam suatu instansi negeri/pemerintah, kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil adalah penting dan menentukan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dalam usaha pencapaian tujuan nasional. Sehingga perlu dilakukan langkah-langkah untuk membentuk pegawai yang berkualitas dengan pembinaan. Hal tersebut sesuai dengan Undang Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yaitu “Pembinaan Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna”. Dengan adanya pembinaan diharapkan pegawai sebagai Aparatur Negara

tercapainya kinerja pegawai yang sesuai dengan tujuan instansi. Menurut Blog Kepegawaian PNS macam aspek pembinaan pegawai dapat dilakukan dengan diklat (Copyright © 2009 blog.kepegawaianpns.com).

Salah satu instansi pemerintah yang memiliki Pegawai Negeri Sipil adalah Radio Republik Indonesia. Dalam rangka memacu perkembangan jaman yang begitu pesat, pemerintah telah mengambil berbagai kebijakan tentang peranan Radio Republik Indonesia dibanding radio-radio swasta yang lainnya. Kebijakan tersebut sesuai dalam PP No.12 Tahun 2005 yang isinya mengubah status Radio Republik Indonesia menjadi Lembaga Penyiaran Publik. Radio Republik Indonesia merupakan Lembaga Penyiaran Publik berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara bersifat independen, netral, tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.

Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia mempunyai banyak cabang di berbagai daerah-daerah di Indonesia salah satunya adalah Surakarta. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia di Surakarta harus mempunyai pegawai yang berkualitas sehingga Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia di Surakarta perlu melaksanakan pembinaan pegawai. Radio Republik Indonesia di Surakarta telah melaksanakan Pendidikan dan Latihan.

Hal tersebut sesuai dengan PP 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan latihan, untuk dapat membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil yang dapat meningkatkan kinerja pegawai dapat dibina melalui pendidikan dan latihan, karena diklat mengarah pada meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada masyarakat serta meningkatkan mutu dan kemampuan.

Menurut Keputusan Lembaga Administarsi Negara No. 193/XIII/10/6/2001 tentang Pedoman Umum Pendidikan dan Latihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, macam-macam pendidikan dan latihan pada Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia ada 4 macam diklat yaitu

1. Diklat Prajabatan merupakan bagian dari persyaratan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai negeri Sipil.

2. Diklat Kepemimpinan merupakan Diklat untuk memenuhi atau meningkatkan kompetensi Pegawai Negeri Sipil yang akan atu telah menduduki jabatan struktural.

3. Diklat Fungsional merupakan diklat untuk memenuhi ataupun meningkatkan kompetensi Pegawai Negeri Sipil yang akan atau telah menduduki jabatan Fungsional.

4. Diklat Teknis merupakan merupakan untuk meningkatkan kompetensi teknis dalam jabatan Pegawai Negeri Sipil sesuai bidang tugasnya.

Berdasar hasil wawancara yang saya peroleh dari salah satu karyawan, yang telah mengikuti pendidikan dan latihan sejak januari 2008 sampai maret 2009 sebanyak 24 orang. Jenis-jenis diklat yang dilaksanakan Berdasar hasil wawancara yang saya peroleh dari salah satu karyawan, yang telah mengikuti pendidikan dan latihan sejak januari 2008 sampai maret 2009 sebanyak 24 orang. Jenis-jenis diklat yang dilaksanakan

Tahapan pelaksanaan pendidikan dan latihan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta sesuai dengan Keputusan Lembaga Administrasi Negara No. 193/XIII/10/6/2001 tentang Pedoman Umum Pendidikan dan Latihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yaitu pelaksanaan diklat harus direncanakan agar dapat mencapai tujuan. Perencanaan diklat di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia adalah menganalisis kebutuhan diklat, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan siapa yang mengikuti pendidikan dan latihan, penetapan agenda pembelajaran, penetapan widyaiswara dan menyiapkan sarana dan prasarana, menyiapkan anggaran pendidikan dan latihan, penyelenggaraan diklat, dan mengevaluasi serta pelaporan diklat.

Pentingnya pendidikan dan latihan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta diharapkan pegawai dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Untuk itu Lembaga Penyiaran Publik

Radio Republik Indonesia Surakarta memerlukan pelaksanaan pendidikan dan latihan agar dapat tercapai tujuan pemerintah yang efektif dan efisien.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka dalam penyusunan penelitian ini penulis memilih judul “PELAKSANAAN PENDIDIKAN

DAN LATIHAN DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA SURAKARTA”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Dalam penyusunan penelitian ini, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut : Bagaimana pelaksanaan pendidikan dan latihan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan dan latihan di Lembaga

Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : Dapat mengungkapkan tujuan pelaksanaan diklat bagi karyawan sehingga

karyawan dapat menggunakan atau menerapkan pelajaran yang didapat dari diklat untuk melaksanakan tugas kedinasan sehari-hari.

Dapat meningkatkan dan mempererat kerja sama antara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Lembaga Penyaiarn Publik Radio Republik Indonesia Surakarta

Memberikan masukan dan sumbangan pemikiran pada instansi terkait sehingga akan dapat meningkatkan produktifitas kerjanya

Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meraih gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sebelas Maret Surakarta

E. LANDASAN TEORI

1. PELAKSANAAN

Pelaksanaan adalah suatu program atau rencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988 : 488), pelaksanaan adalah suatu proses, cara dan perbuatan. Pelaksanaan dapat juga diartikan sebagai suatu pengerjaan atau perwujudan suatu pengerjaan.

Kamus Webster dalam Solichin Abdul Wahab di dalam bukunya Dr. Joko Widodo, M. S (2007 : 86) mengemukakan bahwa yang Kamus Webster dalam Solichin Abdul Wahab di dalam bukunya Dr. Joko Widodo, M. S (2007 : 86) mengemukakan bahwa yang

Sedangkan Jone dalam Dr. Joko Widodo, M. S (2007 : 86) berpendapat bahwa implementation sebagai getting the job done “and” doing it (menerima pekerjaan dan melakukannya). Menurut Jones, pelaksanaannya menuntut adanya beberapa syarat anatar lain adanya orang atau pelaksana, dan uang.

Menurut Donald S. Van Meter dan Carl E. Va dalam Dr. Joko Widodo, M. S (2007 : 86) merumuskan implementasi sebagai berikut implementation encompasses those action by public or in dividual (or group) that are directed at the achievement of objectives set forth in prior policy decisions (tindakan-tindakan yang dilakukan baik pejabat atau individu atau kelompok pemerintah yang digariskan dalam keputusan kebijakan).

Tindakan-tindakan yang diambil oleh pejabat tersebut akan diubah menjadi operasionalnya atau direalisasikan sehingga akan terjadi perubahan baik besar atau kecil, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan kebijakan tersebut.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan adalah suatu program yang dilakukan untuk melaksanakan keputusan kebijakan dengan menyediakan sarana tertentu, ditentukan siapa pelaksananya, bagaimana biayanya, bagaimana cara-cara pelaksanaannya serta dampak apa yang akan ditimbulkan.

2. PENDIDIKAN DAN LATIHAN

A. Pengertian Pendidikan dan Latihan

Pendidikan dan latihan merupakan kegiatan yang bermaksud untuk meningkatan ketrampilan dan pengetahuan umum bagi karyawan untuk melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan keinginan instansi. Dalam The Logging and Sawmilling Journal yang berjudul Making A training Property menyebutkan bahwa :

“To be able to attract the necessary skills, a fundamental shift in public sector / private sector approaches to education and training is required (Untuk mendapatkan kemampuan, mengubah dasar dalam sektor publik/privat diperlukan suatu pendekatan yaitu pendidikan dan latihan)”. http://www.forestnet.com/archives/Sept_06/industry_training. htm

Instansi baik publik/ privat yang ingin karyawannya bekerja secara efektif dan efisien tidak boleh mengabaikan pendidikan dan latihan. Pendidikan dan latihan tersebut dimaksudkan agar para pegawai dapat lebih memahami sikap, perilaku, ketrampilan, pengetahuan, menghadapi tugas yang sekarang dan masa yang akan datang serta kewajiban-kewajiban yang harus dijalankan,

Tetapi secara teoritis istilah pendidikan dan pelatihan adalah berbeda, untuk itu akan dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian antara pendidikan dan latihan. Menurut Dr. Moh. Agus Tulus (1994 :

88 - 89) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pelatihan dan pendidikan adalah sebagai berikut : “Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek bagi

para karyawan operasional untuk memperoleh ketrampilan teknis operasional secara sistematis. Pendidikan adalah suatu proses jangka panjang bagi para karyawan manejerial untuk memperoleh penguasaan konsep-konsep abstrak dan teoritis secara sistematis”.

Definisi tersebut mengandung bahwa pelatihan dan pendidikan sebenarnya berbeda yaitu pelatihan lebih berorientasi pada praktek, pelaksanaan lebih pendek dan diberikan pada karyawan operasional karena pelatihan bertujuan untuk meningkatkan produktifitas dan semangat kerja sehingga nilai tersebut akan menunjukkan peranan organisasi. Sedangkan pendidikan lebih berorientasi pada teori, pelaksanaan berlangsung lama dan diberikan pada tataran manajerial karena manajerial memiliki karakteristik yang utama antara lain pengetahuan luas, pengambilan keputusan, kepercayan diri, kepekaan sosial dan stabilitas emosional.

Sedangkan pengertian pendidikan dan latihan pendapat Drs. John Soeprihanto (1988 : 85) yaitu “latihan adalah kegiatan untuk memperbaiki kemampuan

karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan

karyawan dengan cara meningkatkan

kemampuan

pengertian tentang pengetahuan umum dan pengetahuan ekonomi pada umumnya untuk menghadapi persoalan-persoalan perusahaan”.

pengetahuan

dan

Latihan merupakan suatu proses pembinaan pengertian dan pengetahuan terhadap sekelompok fakta, aturan serta metode yang terorganisasi dengan mengutamakan ketrampilan operasional sedangkan pendidikan membentuk dan meningkatkan pengetahuan serta meningkatkan penguasaan teori pengambilan keputusan dalam menghadapi persoalan-persoalan perusahaan.

Sedangkan menurut Dr. B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003 : 200), memberikan batasan tentang pendidikan dan latihan yaitu : “pendidikan adalah segala sesuatu untuk membina kepribadian

dan mengembangkan kemampuan manusia, jasmaniah dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun diluar sekolah, untuk pembangunan persatuan dan masyarakat adil dan makmur dan selalu ada dalam keseimbangan. Sedangkan pelatihan adalah bagian proses pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan di luar system pendidikan yang berlaku dalam waktu relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori”.

Pendidikan berhubungan dengan menambah pengetahuan dan pengertian tentang seluruh lingkungan kerja serta biasanya lebih banyak berhubungan dengan teori tentang pekerjaan. Sedangkan latihan merupakan suatu proses aplikasi terutama terhadap Pendidikan berhubungan dengan menambah pengetahuan dan pengertian tentang seluruh lingkungan kerja serta biasanya lebih banyak berhubungan dengan teori tentang pekerjaan. Sedangkan latihan merupakan suatu proses aplikasi terutama terhadap

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditari suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah suatu kegiatan belajar yang lebih kepada penguasaan teori, bertujuan untuk membentuk kepribadian, meningkatkan pengetahuan dan peningkatan penguasaan dalam mengambil keputusan. Sedangkan pelatihan adalah suatu bagian dari pendidikan yang lebih mengarah pada kearah ketrampilan teknis atau operasional yang berguna untuk meningkatkan produktifitas dan gairah kerja.

Tetapi dalam kenyataan pengertian antara pendidikan dan latihan tidak dibedakan, dan sering disebut DIKLAT. Karena Lembaga Penyiran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta yang karyawannya adalah Pegawai Negeri Sipil maka penulis memberikan pengertian Diklat Pegawai Negeri Sipil. Dalam Keputusan Lembaga Administrasi Negara No.193/XIII/10/6/2001 tentang Pedoman Umum Pendidikan dan Latihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang dimaksud dengan Pendidikan dan Latihan Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut :

“Pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut DIKLAT adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kompetensi Pegawai Negeri Sipil” .

Pendidikan dan latihan merupakan suatu program belajar mengajar dengan tujuan dapat meningkatkan kemampuan dan karakteristik yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil berupa wawasan, pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pelaksanaan pendidikan dan latihan adalah suatu program yang diberikan kepada tataran manajerial dan karyawan untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan kepribadian manusia dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu sehingga dapat melaksanakan tugas dengan lebih baik. Dengan adanya pendidikan dan latihan serta menggunakan pedoman yang telah ditetapkan diharapkan pelaksanaan pendidikan dan latihan dapat membentuk perilaku, dapat mengambil keputusan, menambah pengetahuan dan ketrampilan sehingga siap menghadapi tuntutan di masa sekarang dan masa yang akan datang.

B. Tujuan Pendidikan dan Latihan

Pendidikan dan latihan mempunyai manfaat membantu karyawan untuk tanggung jawab lebih besar di waktu yang akan datang. Manfaat pendidikan dan latihan tidak hanya penting bagi individu tapi juga organisasi dan hubungan manusiawi dalam Pendidikan dan latihan mempunyai manfaat membantu karyawan untuk tanggung jawab lebih besar di waktu yang akan datang. Manfaat pendidikan dan latihan tidak hanya penting bagi individu tapi juga organisasi dan hubungan manusiawi dalam

“Tujuan diklat yaitu untuk organisasi dan individu. Diklat untuk organisasi yaitu dapat meningkatkan produktifitas, peningkatan moral, pengurangan biaya, dan stabilitas serta keluwesan organisasi semakin lebar untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Sedangkan untuk individu diperoleh manfaat karier seumur hidup dan mempromosikan karyawan. Diklat membantu karyawan dengan ketrampilan-ketrampilan sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik.”

Sedangkan menurut Moh. Agus Tulus (1994 : 88) mengemukkaan maksud dari pendidikan dan latihan adalah memperbaiki dan mengembangkan sikap, perilaku, dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan kebutuhan instansi. Perusahaan yang berkeinginan agar karyawannya dapat bekerja lebih efektif tidak boleh mengabaikan diklat karena diklat dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan tuntutan baru atas sikap, perilaku, ketrampilan, dan pengetahuan. Selain itu pekerjaan akan dapat dilakukan dengan cepat dan lebih baik, kerusakan dapat diperkecil yang itu semua merupakan keuntungan instansi.

Dalam Journal Of European Industrial Training yang berjudul Multiple effects of human resource development interventions mengemukakan tentang manfaat pendidikan dan pelatihan adalah :

“Consequently, human resource development interventions (DI) such as non-technical training, technical training, and coaching are designed to prepare the workforce for the future and for updating employees' knowledge, skills, and abilities (Konesekuensi, campur tangan pembangunan sumber daya manusia seperti latinan non teknik, latihan teknik, dan pembelajaran adalah design untuk mempersiapkan pekerja kuat untuk lebih baik dan menghasilkan pekerja yang mempunyai pengetahuan, keahlian dan kemampuan).” http://www.emeraldinsight.com/Insight/ViewContentServlet? Filename=Published/EmeraldFullTextArticle/Articles/003032 0103.html

Bentuk dari pelatihan maupun pendidikan mempunyai manfaat yang positif yaitu untuk mempersiapkan karyawan untuk menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kecakapan dalam melaksanakan tugas serta mengatasi perubahan- perubahan yang terjadi. Sehingga dengan adanya campur tangan pengembangan sumber daya manusia seperti pelatihan dan pendidikan dapat diharapkan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan dari pendidikan dan latihan adalah meningkatkan kemampuan, wawasan, pengetahuan, dan kepribadian sehingga karyawann dapat bekerja menjadi lebih professional, efektif dan efisien, dapat melaksanakan dengan baik tugas-tugas yang sekarang dan yang akan datang serta mampu menghadapi perubahan- perubahan yang terjadi di organisasi.

C. Pelaksanaan Pendidikan Dan Latihan

Agar pelaksanaan pendidikan dan latihan dapat mencapai tujuan, maka diperlukan pengelolaan yang semaksimal mungkin. Maka salah satunya dengan melaksakan prinsip-prinsip pendidikan dan latihan yang telah ditetapkan. Karena Radio Republik Indonesia adalah Lembaga Penyiaran Publik yang karyawannya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil, maka pelaksanaan pendidikan dan latihan juga didasarkan pada Undang-undang No.43 Tahun 1999.

Menurut Undang-undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok- pokok Kepegawaian, tahapan-tahapan pendidikan dan latihan meliputi beberapa tahap yaitu :

1. Analisis Kebutuhan Identifikasi kebutuhan diklat dilakukan melalui analisis kebutuhan diklat dengan membandingkan kompetensi yang dipersyratakan dalam jabatan dengan kompetensi yang dimiliki pegawai yang bersangkutan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan.

Identifikasi kebutuhan diklat mengungkapkan gambaran kekurangan kompetensi dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan.

2. Penetapan peserta Penetapan peserta bersifat selektif dan merupakan Pegawai

Negeri Sipil yang ditugaskan oleh Pimpinan Instansi untuk mengikuti diklat.

Persyaratan umum bagi calon peserta diklat adalah sebagai berikut

a. memiliki potensi untuk dikembangkan

b. memiliki motivasi tinggi untuk pengembangkan diri

c. mampu menjaga reputasi dan kredibilitas sebagai Pegawai Negeri Sipil

d. memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap tugas dan organisasinya

e. berprestasi baik dalam melaksanakan tugas

f. sehat jasmani dan rohani

3. Penentuan Tujuan dan Sasaran Spesifik Diklat bertujuan:

a. meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan instansi;

b. menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa; b. menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa;

pada

pelayanan,

pengayoman, dan

pembedayaan masyarakat;

d. menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan

pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

tugas

Sasaran Diklat adalah terwujudnya Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing.

4. Penentuan Jenis dan Jenjang diklat Jenis diklat yang diadakan terdiri dari :

a. Diklat Prajabatan Adalah diklat untuk membentuk wawasan kebangsaan, kepribadian, dan etika Pegawai Negeri Sipil, serta memberi

tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara dan tentang bidang tugas serta budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas jabatan Pegawai Negeri Sipil.

pengetahuan

dasar

Jenjang Diklat Prajabatan terdiri dari :

1. Diklat Prajabatan Golongan I merupakan syarat pengangkatan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil Gol I

2. Diklat Prajabatan Golongan II merupakan syarat pengangkatan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil Gol II

3. Diklat Prajabatan Golongan III merupakan syarat pengangkatan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil Gol III

b. Diklat Kepemimpinan Merupakan diklat untuk memenuhi atau meningkatkan kompetensi Pegawai Negeri Sipil yang akan atau telah menduduki jabatan struktural. Jenjang Diklat Kepemimpinan terdiri dari :

1. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV (Diklatpim Tingkat IV) merupakan diklat untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah dalam Jabatan Struktural Eselon IV

2. Diklat Kepemimpinan Tingkat III (Diklatpim Tingkat III) merupakan diklat untuk mencapai persyaratan kompetensi 2. Diklat Kepemimpinan Tingkat III (Diklatpim Tingkat III) merupakan diklat untuk mencapai persyaratan kompetensi

3. Diklat Kepemimpinan Tingkat II (Diklatpim Tingkat II) merupakan diklat untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah dalam Jabatan Struktural Eselon II

4. Diklat Kepemimpinan Tingkat I (Diklatpim Tingkat II) merupakan diklat untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah dalam Jabatan Struktural Eselon I

c. Diklat Fungsional Merupakan diklat untuk memenuhi atau meningkatkan kompetensi Pegawai Negeri Sipil yang akan atau telah menduduki jabatan fungsional.

d. Diklat Teknis Merupakan diklat untuk meningkatkan kompetensi teknis dalam jabatan Pegawai Negeri Sipil sesuai bidang tugasnya.

5. Penetapan Agenda Pembelajaran Agenda pembelajaran diklat meliputi kurikulum diklat dan metode diklat.

Kurikulum Diklat disusun berdasarkan kebutuhan kompetensi untuk suatu jabatan Pegawai Negeri Sipil.

Kurikulum Diklat memuat struktur kurikulum, mata-mata diklat dan ringkasan materi dari setiap mata diklat yang terdiri dari deskripsi singkat, tujuan instruksi umum, tujuan instruksi khusus, pokok bahasan, waktu (sesi dan jam pelajaran) dan metode.

Metode diklat menggunakan cara pembelajaran bagi orang dewasa (ondragogi), serta disesuaikan dengan perkembangan

ilmu dan teknologi yang menggambarkan :

a. Kebutuhan praktis dan pengembangan diri peserta

b. Interaksi antara peserta dan widyaisawara dan antar peserta

c. Suasana belajar orang dewasa yang menyenangkan, dinamis dan fleksibel.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan diklat berbentuk : v Ceramah v Diskuai v Studi kasus v Studi banding v Praktek/Latihan v Simulasi

v Bermain peran v Belajar menggunakan media

6. Penyiapan Widyaiswara serta sarana dan prasarana Widyaiswara adalah seorang yang ditugasi memberikan

fasilitasi agenda pembelajaran diklat Pegawai Negeri Sipil, terdiri dari widyaiswara dan widyaisawara luar biasa. Penugasan Widyaiswara dan atau Widyaiswara Luar Biasa dalam suatu jenis, jenjang, dan program Diklat tertentu didasarkan pada : kesesuaian penguasaan materi, kesesuaian penguasan metodologi serta mempunyai kredibilitas, dedikasi, dan reputasi yang baik

Sarana dan prasarana adalah alat bantu dan fasilitas penunjang dengan memperhatikan kesesuaian standart persyaratan setiap jenis, jenjang dan program serta jumlah peserta.

7. Pembiayaan Penyusunan dan pembiayaan program diklat dilakukan oleh lembaga diklat dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan diklat.

Pembiayaan diklat terdiri dari : anggaran belanja rutin, anggaran belajan pembangunan, Swadana, hibah dan atau Bantuan Luar Negeri, dan Sumber lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Penyelenggaraan Dapat diselenggarakan secara kasikal dan non klasikal Penyelenggaraan diklat secara klasikal dilakukan dengan tatap

muka Penyelenggaraan diklat secara non klasikal dapat dilakukan

dengan pelatihan di alam bebas, pelatihan di tempat kerja, dan pelatihan dengan sistem jarak jauh.

9. Evaluasi • Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh lembaga diklat

Instansi yang bersangkutan dan Instansi pembina untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan dan tingkat capaian kinerja penyelengaraan diklat.

• Evaluasi Diklat dilakukan terhadap antara lain kurikulum, peserta, widyaiswara, pembiayaan diklat, sarana dan prasarana, penyelenggaraan, bahan diklat, metode diklat, dan jangka diklat.

10. Pelaporan Merupakan media pertanggungjawaban yang mengemukakan

informasi tentang perkembangan pelaksanaan dan tingkat capaian kinerja, disertai analisis keberhasilan yang dicapai informasi tentang perkembangan pelaksanaan dan tingkat capaian kinerja, disertai analisis keberhasilan yang dicapai

dihadapi daam penyelenggaraan diklat. Pelaporan Diklat dilakukan terhadap antara lain kurikulum,

yang

masih

peserta, widyaiswara, pembiayaan diklat, sarana dan prasarana, penyelenggaraan, bahan diklat, metode diklat, dan jangka diklat. Pemfokusan penelitian ini yaitu pada pelaksanaan diklat teknis

di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta. Yang dimaksud dengan diklat teknis adalah : adalah diklat yang memberikan keterampilan dan/atau penguasaan teknis di bidang tertentu bagi pegawai negeri sipil sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan sebaik-baiknya. Dengan mengikuti program diklat teknis ini peserta diharapkan :

Memahami dan mempunyai kemampuan melaksanakan tugas sesuai diklat teknis yang diikuti.

Mempunyai keahlian dan keterampilan di bidang teknis tertentu guna mendukung pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien.

Dapat meningkatkan kompetensi tertentu dalam melakukan tugas pengawasan

Sasaran diklat ini adalah khusus bagi para Sumber Daya Manusia di lingkungan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia

Surakarta, sehingga mampu melakukan tugas di bidang teknik secara profesional.

Jenis diklat teknis yang diselenggarakan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta meliputi :

Diklat Dasar Teknis Studio Diklat Bendahara Pengeluaran Diklat Manajemen Operasional Jaringan VSAT CSPC Satelit

Radio Republik Indonesia Diklat Cyber Journalist

Sebagaimana pelaksanaan diklat teknis sesuai dengan tahapan yang telah dikemukakan sebelumnya.

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Pegawai merupakan bagian terpenting dalam suatu instansi, khususnya adalah Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta. Untuk mempunyai pegawai yang bermutu dan berkualitas maka perlu dilaksanakan pembinaan pegawai. Hal ini sesuai dengan Undang- Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian menetapkan sehubungan dengan pembinaan pegawai sebagai berikut “Pembinaan Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna”. Pembinaan adalah suatu program terencana mencakup struktur dan proses Pegawai merupakan bagian terpenting dalam suatu instansi, khususnya adalah Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta. Untuk mempunyai pegawai yang bermutu dan berkualitas maka perlu dilaksanakan pembinaan pegawai. Hal ini sesuai dengan Undang- Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian menetapkan sehubungan dengan pembinaan pegawai sebagai berikut “Pembinaan Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna”. Pembinaan adalah suatu program terencana mencakup struktur dan proses

Tahapan pelaksanaan diklat adalah melakukan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan dengan dengan membandingkan kompetensi yang dipersyaratkan dalam jabatan dengan kompetensi yang dimiliki pegawai yang bersangkutan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan. Hasil dari analisis kebutuhan diklat tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam menyusun desain program pendidikan dan latihan mulai dari menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan agenda pembelajaran, siapa yang menjadi peserta diklat, menetapkan widyaiswara dan menyiapkan sarana dan prasarana, anggaran pembiayaan diklat, penyelenggaraan serta tahap yang terakhir yaitu evaluasi dan pelaporan diklat.

Dengan adanya pendidikan dan latihan pegawai diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya sehingga berpengaruh pada kenaikan produktifitas, dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk promosi jabatan dan dapat langsung diterapkan dalam melaksanakan tugas kedinasan sehari-hari. Untuk Dengan adanya pendidikan dan latihan pegawai diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya sehingga berpengaruh pada kenaikan produktifitas, dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk promosi jabatan dan dapat langsung diterapkan dalam melaksanakan tugas kedinasan sehari-hari. Untuk

Gambar 1.1

Kerangka Pikir

UU No. 43 Tahun 1999

Tahapan Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan : Pembinaan pegawai

a. Analisis Kebutuhan

b. Sasaran dan tujuan diklat

c. Penetapan peserta

d. Penetapan jenis dan jenjang Pendidikan dan Pendidikan dan latihan

Latihan

e. Penetapan agenda pembelajaran

f. Menetapkan widyaiswara dan menyiapkan

sarana dan prasarana

g. Pembiayaan diklat

h. Penyelenggraan diklat

i. Evaluasi dan pelaporan diklat

G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut H.B sutopo (2002 : 110-111) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif kualitatif adalah mengarah pada pemberian penjelasan secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut keadaan yang sebenarnya.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Surakarta yang lokasinya di Jalan Abdul Rachman Saleh No.51 Surakarta. Telp (0271) 638741. Waktu penelitian dilaksanakan pada 5 Desember 2008 sampai dengan 5 Januari 2009.