IKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PENAYANGAN DIALOG “GENERASI BARU TERORIS” DI METRO TV SKRIPSI.

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PENAYANGAN DIALOG “GENERASI
BARU TERORIS” DI METRO TV
SKRIPSI

Oleh :
BOBBY FAHREZA
0843010162

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKANDAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

HALAMAN PERSETUJ UAN UJ IAN SEMINAR PROPOSAL

JUDUL PROPOSAL : SIKAP ANGGOTA UNIT KEGIATAN KEROHANIAN

ISLAM

DI

UNIVERSITAS

PEMBANGUNAN

NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR TERHADAP
PEMBERITAAN “GENERASI BARU TERORIS” DI
METRO TV

Nama Mahasiswa

: Bobby Fahreza

NPM

: 0843010162


Program Studi

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Telah disetujui untuk mengikuti ujian / seminar proposal skripsi.

Kepala Program Studi

PEMBIMBING

Ilmu Komunikasi

J uwito, S.Sos, MSi

Dra. Sumardjijati.Msi


NPT. 3 6704 95 0036 1

NIP.196203231993092001

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

JUDUL PROPOSAL : SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP
PEMBERITAAN GENERASI BARU TERORIS DI METRO TV

Nama Mahasiswa

: Bobby Fahreza

NPM

: 0843010162

Program Studi


: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Telah diuji dan diseminarkan pada tanggal : 14 November 2012
Pembimbing ,

Tim Penguji,
1.

Dra. Sumardjijati. M.Si

J uwito, S.Sos, M.Si

NIP.196203231993092001

NPT : 3 6704 95 0036 1


2.
Dr s. Kusnarto M.Si
NIP :195808011984021001

Ketua Program Studi

3.

Ilmu Komunikasi

Ir. Didiek Tranggono M.Si
NIP:195812251990011001

J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 3 6704 95 0036 1
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN DIALOG “GENERASI
BARU TERORIS” DI METRO TV

Oleh
Bobby Fahr eza
0843010162
Telah Diper tahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Pr ogram Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 13 Desember 2012
Menyetujui
Pembimbing Utama

Tim Penguji
1. Ketua

Dr a.Sumar djijati, Msi
NIP. 196203231993092001

Dra.Sumardjijati, Msi

NIP. 196203231993092001
2. Sekr etaris

Dra.Diana Amalia, Msi
NIP. 19630907199103001
3. Anggota

Drs.Kusnarto, Msi
NIP. 195808011984021001
Mengetahui
DEKAN

Dr a. Ec. Hj. Suparwati, MSi
NIP. 1955 0718198302 2001
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN DIALOG
“GENERASI BARU TERORIS” DI METRO TV


Disusun Oleh :

Bobby Fahreza
NPM. 0843010162

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,
Pembimbing Utama

Dra. Sumardjijati, M.si
NIP. 196203231993092001

Mengetahui

DEKAN

Dra. Ec. Hj. SUPARWATI, M.si
NIP . 19550718 1898302.2001


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala ucapan syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT, penulis
panjatkan karena tuntunan, hikmat, dan kasih karunia-Nya. Skripsi yang berjudul
“Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris”
di Metro TV” dapat tersusun dan terselesaikan sebagai wujud pertanggung jawaban
atas terlaksananya kegiatan penelitian penulis.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak lupa juga penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1. Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan rizki-Nya kepada
seluruh alam semesta.
2. Nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan tuntunan bagi seluruh
umat Islam dan pemberi syafa’at di akhirat nanti.
3. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.
4. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.
5. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.
6. Drs. Syaifudin Zuhri, M.Si, sebagai sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.
7. Dra. Sumardjijati, M.Si, selaku Dosen Pembimbing penulis. Terima Kasih
atas segala kontribusi ibu terkait penyusunan Skripsi ini.
8. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun staff Karyawan
FISIP hingga UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iv
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9. Kepada Orang Tua yang banyak membantu secara materil dan moril.
10. Kepada teman-teman yang telah mendukung dan membantu penulis selama
kuliah di UPN Jatim.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan
skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi
acuan bagi peneliti lain yang tertarik mendalaminya di masa yang akan datang


Surabaya, 5 Desember 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah responden
menunjukkan sikap negatif, responden bersikap negatif terhadap adanya
pemberitaan generasi baru teroris di Metro TV. Disini responden tidak
sepenuhnya percaya terhadap pemberitaan Metro TV mengenai generasi baru
teroris dan tetap bersikap positif terhadap Organisasi Kerohanian Islam (Rohis)
yang dituduh sebagai tempat perekrutan teroris baru.
Kata Kunci : Sikap, Masyarakat Surabaya, Generasi Baru Teroris, Metro TV

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJ UAN DAN
PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ......................................................................ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iv
DAFTAR ISI .....................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................x
ABSTRAK ........................................................................................................................xi
BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................................1
1.1
1.2
1.3
1.4

BAB II

Latar Belakang Masalah .........................................................................1
Perumusan Masalah ................................................................................8
Tujuan Penelitian ....................................................................................8
Manfaat Penelitian ..................................................................................8

KAJ IAN PUSTAKA .......................................................................................9
2.1

Landasan Teori .......................................................................................9

2.1.1

Media Televisi ... ...............................................................................9

2.1.2

Dampak Media Televisi ...................................................................12

2.1.3

Pengertian Berita .............................................................................12

2.1.4

Nilai Berita .......................................................................................14

2.1.5

Syarat Berita ....................................................................................15

2.1.6

Sikap ................................................................................................15

2.1.6.1 Pengertian Sikap ........................................................................15
2.1.6.2 Sikap Pemirsa .............................................................................18
2.1.7

Metro TV .........................................................................................22

2.1.8

Teori S-O-R .....................................................................................23

2.2

Kerangka Berpikir .................................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................27
3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..........................27
3.1.1

Definisi Operasional ..........................................................27

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vi
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.1.2
3.2

Pengukuran Variabel .........................................................29

Populasi, Sampel dan Teknk Penarikan Sampel .........................32

3.2.1

Populasi .............................................................................32

3.2.2

Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ..............................32

3.3

Teknik Pengumpulan Data ..........................................................33

3.4

Metode Analisis Data ..................................................................34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................35
4.1

Gambaran Umum Obyek Penelitian ...........................................36

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Metro TV ...................................36
4.1.2 VISI dan MISI........................................................................36
4.1.2.1 VISI ..............................................................................36
4.1.2.2 MISI .............................................................................37
4.2

Penyajian Data dan Analisa ........................................................37

4.2.1 Identitas Responden ..............................................................37
4.2.2 Sikap Masyarakat Di Surabaya Tentang
Pemberitaan Generasi Baru Teroris di Metro TV.................42
4.2.2.1
4.2.2.2
4.2.2.3
4.2.2.4
4.2.2.5

Aspek Kognitif .............................................................42
Aspek Afektif ...............................................................49
Aspek Konatif ..............................................................52
Hasil Masing-masing Kategori Aspek .........................56
Hasil Keseluruhan Secara Umum ................................58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................61
5.1 Kesimpulan ....................................................................................61
5.2 Saran ..............................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….......…64
LAMPIRAN .........................................................................................................65

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .................................38

Tabel 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................39

Tabel 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........40

Tabel 4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Sekarang .......41

Tabel 4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................42

Tabel 5

Media Melihat Pemberitaan Generasi Baru Teroris
di Metro TV ...........................................................................43

Tabel 6

Frekuensi Melihat Pemberitaan Generasi Baru Teroris
di Metro TV ...........................................................................44

Tabel 7

Sasaran siswa SMP akhir – SMA .............................................45

Tabel 8

Masuk melalui program ekstrakulikuler di masjid-masjid
sekolah ..........................................................................................46

Tabel 9

Siswa-siswi yang tertarik diajak diskusi
diluar sekolah ...........................................................................47

Tabel 10

Metro TV tidak pernah menyebut Rohis......................................48

Tabel 11

Suka Terhadap Pemberitaan Metro TV Tentang
Generasi Baru Teroris .............................................................49

Tabel 12

Suka Terhadap Klarifikasi dan Permintaan Maaf
Yang Telah Dilakukan Oleh Metro TV .....................................50

Tabel 13

Responden Menjadi Waspada Kepada Orang Yang
Berkaitan Dengan Kerohanian Islam (Rohis) ..............................52

Tabel 14

Responden Menjadi Waspada Terhadap Kegiatan
Kerohanian Islam (Rohis) ........................................................53

Tabel 15

Responden Menyarankan Keluarga dan Temannya Untuk
Tidak Mengikuti Kegiatan Kerohanian Islam ............................54

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
viii
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 16

Responden Meningkatkan Intensitas Dalam Menonton
Program Berita di Metro TV....................................................55

Tabel 17

Hasil Keseluruhan Aspek Kognitif Responden ..........................56

Tabel 18

Hasil Keseluruhan Aspek Afektif Responden ............................57

Tabel 19

Hasil Keseluruhan Aspek Konatif Responden ............................58

Tabel 20

Hasil Keseluruhan Aspek Secara Umum ....................................60

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Teori S-O-R ...........................................................................24

Gambar 2

Kerangka Berpikir .........................................................................26

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ix
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

BOBBY FAHREZA, SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP
PEMBERITAAN GENERASI BARU TERORIS DI METRO TV.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
x
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sikap Masyarakat Surabaya
terhadap Pemberitaan Generasi Baru Teroris di Metro TV.
Teori yang akan peneliti gunakan dalam penelitian S-O-R yaitu teori
Stimulus-Organism-Respon untuk mengetahui bagaimana sikap masyarakat
Surabaya terhadap pemberitaan generasi baru teroris di Metro TV. Stimulus yaitu
pesan yang disampaikan dapat berupa tanda dan lambang. Organism adalah diri
komunikan sebagai penerima pesan. Selanjutnya response diartikan efek sebagai
akhir dalam proses komunikasi yang menimbulkan perubahan kognitif, afektif dan
konatif pada diri komunikan.
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
metode kuesioner menggunakan random sampling, yakni pengambilan aggota
sampel dari populasi dilakukan secara acak dengan kriteria khusus dalam populasi
tersebut yaitu masyarakat Surabaya. Jumlah responden dalam penelitian ini
sebesar 100 responden.
Berdasarkan hasil analisis, sebagian responden tergolong pada sikap
negatif terhadap pemberitaan generasi baru teroris. Hal ini menunjukkan bahwa
responden tidak terpengaruh sepenuhnya terhadap pemberitaan generasi baru
teroris di Metro TV.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah responden
menunjukkan sikap negatif, responden bersikap negatif terhadap adanya
pemberitaan generasi baru teroris di Metro TV. Disini responden tidak
sepenuhnya percaya terhadap pemberitaan Metro TV mengenai generasi baru
teroris dan tetap bersikap positif terhadap Organisasi Kerohanian Islam (Rohis)
yang dituduh sebagai tempat perekrutan teroris baru.
Kata Kunci : Sikap, Masyarakat Surabaya, Generasi Baru Teroris, Metro TV

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
xi
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan masyarakat modern, komunikasi merupakan suatu
kebutuhan yang memegang peranan penting terutama dalam proses penyampaian
informasi dari satu pihak ke pihak lain. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah memudahkan masyarakat dalam menerima informasi-informasi
tentang peristiwa-peristiwa, pesan, pendapat, berita, ilmu pengetahuan dan lain
sebagainya. Untuk menyebarkan informasi-informasi kepada khalayak yang
bersifat masal dibutuhkan media. Media yang dapat mengkoordinir semua itu
adalah media massa. Menurut Effendi (1993:82) “media massa memiliki
kemampuan untuk menimbulkan keserempakan (simultaneity) pada pihak
khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan dalam jarak yang jauh”.
Perkembangan media massa, khususnya media televisi, di Indonesia akhirakhir ini kian marak. Kehadiran televisi di mata sebagian besar masyarakat
Indonesia memberikan nilai lebih dibanding dengan media massa lain seperti surat
kabar, majalah, atau tabloid. Bagi masyarakat, televisi tidak hanya mampu
memberikan informasi, berita, dan literasi yang selama ini diperankan oleh media
massa cetak. Namun, televisi juga mampu menawarkan beragam program
alternative lainnya, seperti hiburan, musik, bahkan infotainment yang dapat
disaksikan atau dinikmati secara lebih cepat, dan langsung (live). Kecepatan
dalam penyajian inilah yang tidak dapat di jawab oleh media cetak.

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Karena begitu menggiurkannya prospek bisnis media televisi, berbagai
kalangan dunia usaha berlomba-lomba untuk masuk ke area komunikasi massa itu
untuk menjadikannya sebagai dunia industri. Dimulai dari RCTI, yang berdiri
pada tahun 1989, selanjutnya berbagai televisi swasta terus bermunculan. Hingga
tahun 2010, tercatat puluhan saluran televisi swasta yang berhimpun dalam
holding company-nya masing-masing.
Di antaranya, MNC Group yang memiliki RCTI, Global TV, dan TPI.
Kemudian, Trans Group dengan Trans TV dan Trans 7; Media Group, melalui
Metro TV; Jawa Pos Group dengan JTV, MK TV, RTV Pekan Baru, Batam TV,
dan SBO; serta yang terakhir adalah Bakri Group yang memiliki ANTV dan TV
One, yang merupakan reinkarnasi dari stasiun televisi lama Lativi. Selain
melebarkan segmentasi pangsa pasar dengan mendirikan banyak media massa
televisi, holding company masing-masing group di atas juga melebarkan jaringan
medianya dengan mendirikan atau membentuk media massa cetak, baik berupa
surat kabar harian, majalah, maupun tabloid dengan beragam tema dan sasaran
targetnya. Misalnya, Media Group yang mendirikan Media Indonesia; MNC yang
memiliki Seputar Indonesia (SINDO); maupun Jawa Pos Group yang memiliki
media cetak harian Jawa Pos dan jaringan Jawa Pos News Network (JPNN).
Semakin berjubelnya stasiun televisi swasta kian menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia cenderung menyukai budaya menonton televisi daripada
membaca ataupun menulis. Ini dibuktikan dengan adanya survei Ac Nielsen di
tahun 1999 bahwa, 61 % sampai 91 % masyarakat Indonesia suka menonton
televisi. Hasil tersebut lebih lanjut menjelaskan, bahwa hampir 8 dari 10 orang
dewasa di kota-kota besar di Indonesia lebih memilih menonton televisi setiap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

hari. Sedangkan 4 dari 10 orang lebih memilih atau lebih suka mendengarkan
radio. (Media Indonesia: 19 November 1999).
Survei Ac Nielsen diperkuat dengan data Badan Pusat Statistik (BPS)
Tahun 2006 yang memaparkan fakta bahwa, budaya membaca masyarakat
Indonesia hanya 23,5 persen. Padahal, prasyarat terpenuhinya masyarakat literasi
adalah bila budaya membaca berada di kisaran 80 persen. Angka tersebut jauh
lebih rendah dibanding menonton televisi yang mencapai 70 persen lebih. (BPS:
2006)
Sebagai salah satu bentuk media massa, Televisi juga dapat membawa
dampak bagi masyarakat baik berupa persepsi atau sikap. Disini Penulis ingin
mengetahui efek pemberitaan televisi sebagai salah satu bentuk media massa
terhadap

sikap

masyarakat

setelah

menonton

Televisi

mengenai

kejadian/fenomena tertentu.
Salah satu fenomena beritanya adalah berita Penangkapan teroris yang saat
ini sering menjadi berita utama (headline) dimedia massa. Berbagai media massa,
baik cetak maupun elektronik gencar dengan pemberitaan penangkapan teroris di
Solo dan Karanganyar. Pemberitaan ini muncul sejak akhir agustus 2012 sampai
penelitian ini dilakukan, salah satu stasiun televisi swasta yang gencar
memberitakan penangkapan Terorisme adalah Metro TV. Metro TV merupakan
media elektronik pertama di Indonesia yang lebih mengutamakan isi siarannya
berupa berita.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Pada 5 September 2012, Metro TV mengadakan dialog di program Metro
Hari Ini bersama narasumber Guru Besar Universitas Islam Negeri Jakarta
Profesor

Bambang

Pranowo,

mantan

Kepala

Badan

Intelijen

Negara

Hendropriyono dan pengamat terorisme Taufik Andri. Dalam dialog tersebut
Profesor Bambang Pranowo menyampaikan hasil penelitiannya bahwa ada lima
pola rekrutmen teroris muda. Saat dialog berlangsung, ditayangkan info grafik
berisi poin-poin lima pola rekrutmen versi Profesor Bambang Pranowo dengan
judul “Pola Rekruitmen Teroris Muda”. 5 poin tersebut yakni :

1. Sasarannya siswa SMP Akhir – SMA dari sekolah-sekolah umum.

2. Masuk melalui program ekstrakurikuler di masjid-masjid sekolah.

3. Siswa-siswi yang terlihat tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah.

4. Dijejali berbagai kondisi sosial yang buruk, penguasa yang korup,
keadilan tidak seimbang.

5. Dijejali dengan doktrin bahwa penguasa adalah toghut/kafir/musuh.

“AWAS, GENERASI BARU TERORIS”

Namun sayangnya Metro TV tidak menjelaskan ekstra kurikuler apa yang
dimaksud pada dialog tersebut. Dengan menyebutkan masjid-masjid sekolah
sebagai tempat rekrutmen teroris muda, maka secara tidak langsung menyebutkan
ekskul Rohis (Kerohanian Islam) Sekolah sebagai tempat rekrutmen teroris.
Karena pada umumnya Rohis menggunakan sarana masjid sekolah sebagai tempat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

kegiatannya. Karena selain Rohis biasanya jarang ekskul lain menggunakan
masjid sekolah.
Tayangan inipun segera menuai kecaman dari masyarakat. Ketua Fatwa
MUI Ma'ruf Amin meminta Organisasi Rohani Islam (Rohis) tidak digeneralisir
sebagai sarang teroris. Menurutnya, penyebutan Rohis sebagai sarang teroris akan
menimbulkan stigma negatif terhadap organisasi di sekolah tersebut. "Jangan
digeneralisir seperti itu. Pernyataan yang demikian justru akan menimbulkan
sikap saling curiga. Kalau memang ada tangkap saja langsung, tapi jangan
digeneralisir. Akibatnya nanti akan saling tuding dan saling lempar," Kata Ma’ruf
Amin kepada merdeka.com, sabtu (15/9).
Seperti yang dikutip dari news.viva.co.id, Minggu(23/9). Sejumlah pelajar
yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Rohis Nasional mengelar aksi damai di
Bundaran HI Jakarta, Minggu (23/9). "Kami di sini karena dilandasi rasa
keprihatinan yang mendalam terhadap pemberitaan dimedia yang menyudutkan
kegiatan rohis di tingkat sekolah, baik SMP dan SMA. Seolah-olah kegiatan kami
berbau teroris, padahal itu tidak benar," kata koordinator aksi, Fauzan Hakim.
Menurutnya, beberapa berita media telah memberikan citra buruk terhadap
kegiatan rohis, bahkan ketidakberimbangan dalam penyampaikan berita tersebut
telah membentuk opini publik yang mengiring masyarakat untuk mewaspadai
kegiatan rohis. "Kami menyampaikan ajaran Islam dengan benar dan kegiatan
rohis ini hanya ekstrakulikuler sekolah jadi tidak ada hubungannya dengan
teroris," ujarnya. Dia berharap aksi ini dapat mengubah stigma masyarakat,
sehingga kegiatan pelajar yang tergabung dalam ikatan rohis dapat kembali seperti
semula. "Setelah ada berita itu, kami jadi agak susah melakukan perekrutan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

anggota baru, tapi semoga ke depan kembali normal," ucap dia. Aksi damai ini
diikuti oleh 3000 siswa ikatan rohis se-Jabodetabek.
Metro TV pada program Headline News dengan tajuk “Klarifikasi Metro
TV”, Senin (24/9), menayangkan bahwa Redaksi Metro TV memenuhi undangan
audiensi dengan sejumlah pihak yang difasilitasi Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI), terkait pemberitaan Metro TV dalam dialog program Metro Hari Ini pada 5
September 2012. Dialog bertema Generasi Baru Teroris. Hadir dalam acara yang
dimediasikan KPI ini, Ikatan Rohis se-Jabodetabek, Forum Silaturahmi Dakwah
Kampus, perwakilan Majelis Ulama Indonesia, dan Indonesia Media Watch.
Metro TV diwakili Direktur Pemberitaan Suryopratomo, Pemimpin Redaksi
Putra Nababan, dan Wakil Pemimpin Redaksi Najwa Shihab. Ketiganya
memaparkan secara utuh tayangan yang sempat menimbulkan kesalahpahaman
itu. Suryopratomo menegaskan, Metro TV dalam pemberitaannya tak pernah
menyebut rohis sarang teroris. Pertemuan ini akhirnya berhasil mencapai
kesepahaman antarkedua pihak. Metro TV juga menyampaikan permintaan maaf
sehubungan

dengan

penayangan

info

grafis

yang

telah

menimbulkan

kesalahpahaman.
Rabu (3/10), Metro TV pada program Metro Hari Ini dengan tajuk “Rohis
cegah kegiatan negatif siswa” menayangkan cuplikan kegiatan Rohis dan dialog
antara Metro TV dengan Rohis. Dalam tayangan tersebut pembawa acara
menyatakan bahwa Metro TV meminta maaf atas kesalahpahaman terkait
pemberitaan pada tanggal 5 september. Di paparkan juga, Rohis selain dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

meningkatkan ilmu keagamaan dan prestasi bagi siswa-siswi yang bergabung juga
dapat menjadi wajah deradikalisasi atau melawan redikalisme di masyarakat.
Dialog Generasi Baru Teroris yang ditayangkan oleh Metro TV, tentu akan
mendapatkan tanggapan yang beragam dari penontonnya. Informasi yang tersaji
dalam bentuk gambar dan ilustrasi dapat merangsang penonton Metro TV untuk
memberikan tanggapan maupun sikap terhadap berita tersebut. Dengan adanya
penonton yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda seperti usia, jenis
kelamin maupun tingkat pendidikan, memunculkan ketertarikan Penulis untuk
melihat fenomena tersebut. Metro TV yang dipilih oleh Penulis sebagai
perwakilan program televisi yang menayangkan berita terorisme dianggap sebagai
saluran media televisi yang telah menimbulkan kontroversi di masyarakat.
Lokasi penelitian yang Penulis anggap mampu meneliti permasalahan yang
ingin diteliti adalah di kota Surabaya. Penelitian lokasi ini berdasarkan kesesuaian
dengan judul yang Penulis angkat. Dimana Penulis ingin mengetahui akan sikap
masyarakat di kota Surabaya. Kota Surabaya merupakan kota terbesar di
Indonesia setelah Jakarta yang mempunyai keberagaman suku, etnis, budaya dan
agama.
Berdasarkan uraian diatas, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Sikap Masyarakat Surabaya terhadap penayangan dialog “Generasi
Baru Teroris” di Metro TV.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
Penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah sikap Masyarakat
Surabaya Terhadap Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV”

I.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sikap Masyarakat Surabaya terhadap Penayangan Dialog
“Generasi Baru Teroris” di Metro TV.
2. Untuk mengetahui tanggapan Masyarakat Surabaya setelah menonton
Penayangan Dialog “Generasi Baru Teroris” di Metro TV.

I.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Secara Akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya
jurusan ilmu komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian
dan sumber bacaan.
b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
penelitian khususnya di bidang komunikasi massa.
c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian sejenis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori
2.1.1. M edia Televisi

Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan atau informasi
yang brsifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar
perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari Media Massa
yang sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu
juga. Media Massa harus diterbitkan atau disiarkan secara periodik, isi pesan
harus bersifat umum menyangkut semua permasalahanny, mengutamakan
aktualitas, dan disajikan secara berkesinambungan. Termasuk dalam golongan ini
adalah Surat Kabar, Majalah, Radio, Televisi dan Film (Wahyudi, 1995:35).
Menurut Sastro (1992:23) menyatakan bahwa dari beberapa media massa
yang ada, televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir
kehadirannya. Meskipun demikian televisi dinilai sebagai media massa yang
paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas
karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat
audio visualnya yang tidak lain penayangannya mempunyai jangkauan yang
relatif tidak terbatas dengan modal audio visual yang dimiliki siaran televisi
sangat komunikatif dalammemberikan pesannya karena itulah televisi sangat
bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap, perilaku sekaligus perubahan pola
berpikir, pengaruh televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar.

9

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Hal ini terjadi karena kekuatan audio visual televisi yang menyentuh segi-segi
kejiwaan. Yang dimaksud Televisi siaran yang merupaka dari Jaringan
Komunikasi yang dimiliki Komunikasi Massa yakni: berlangsung satu arah,
komunikator melembaga, pesannya bersifat umum, menimbulkan keserempakkan
dan Komunikasi Heterogen. Sedangkan siaran televisi adalah siaran dalam bentuk
suara dan gambar yang dapat ditangkap oleh umum baik dengan istem
pemancaran dalam gelombang-gelombang elektromagnetis maupun kabel-kabel.
(Wahyudi, 1996:30).
Televisi terdiri dari istilah tele yang berarti jauh dan visi yang berarti
penglihatan. Jadi televisi adalah perpaduan antara unsur radio (broadcast) dan
unsur-unsr film (moving picture). Televisi mempunyai daya tarik yang disebabkan
adanya unsur-unsur kata-kata, musik, sound effect dan memiliki unsur visual
berupa gambar. (Effendy,2000:177).
Sedangkan Kuswandi (1996:21-23) berpendapat bahwa munculnya media
televisi dalam kehidupan manusia, memang menghadirkan suatu peradaban.
Khususnya dalam proses komunikasi dan informasi setiap media massa jelas
melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan
budaya manusia. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa
menunjukkan bahwa media tersebut menguasai jarak secara geografis dan
sosiologis. Daya tarik media televisi sedemikian besar sehingga pola dan
kehidupan manusia sebelum muncul televisi, berubah total sama sekali. Pengaruh
daripada televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini
terjadi karena kekuatan auidio televisiyang menyentuh segi-segi kejiwaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

pemirsa. Pada intinya media televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan bagi
pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat.
Kehadiran televisi menembus ruang dan jarak geografis pemirsa.
Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih berdasarkan
karakteristiknya, yaitu televisi publik, televisi komersial dan televisi pendidikan.
Tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran media televisi. Masingmasing tipe media ini memberikan penekanan spesifik atas fungsi tertentu. Secara
umum, setiap media audio visual dituntut mampu memberikan hiburan, tetapi
televisi publik memberikan penekanan pada ide-ide dan realitas sosial, televisi
komersial pada fungsi hiburan, dan televisi pendidikan pada materi faktualidealistis (pendidikan dan pengajaran) (Siregar, 2001:15).
a.

Daya Tarik Televisi
Televisi bisa dilihat sebagai media yang memiliki kekuatan umum
mempengaruhi khalayak. Televisi mempunyai daya tarik yang kuat
denganmemiliki unsur audio-visual yang berupa kata-kata, musik, sound
effect dan juga berupa gambar. Dan gambar ini bukan mati, melainkan
gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada
penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film bioskop,
sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman.

b.

Isi Pesan Televisi
Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi
kepada pemirsa, maka isi pesan juga akan ditafsirkan secara berbeda-beda
menurut visi pemirsa. Sehingga dampak yang ditimbulkan berbeda-beda pula.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi
pesa aara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan
kondisi pemirsa pada saat menonton televisi.
2.1.2. Dampak Media Televisi
Menurut Kuswandi (1996 : 98), ada tiga dampak yang ditimbulkan dari
acara televisi terhadap pemirsa yaitu:
1.

Dampak Kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap
dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan
bagi pemirsa. Contoh : acara kuis.

2.

Dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadpkan pada tragedi aktual yang
ditayangkan televisi. Contoh: model pakaian, model rambut hingga istilah
dan gaya berutur sang bintang secara verbal.

3.

Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang
telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa
sehari-hari. Contoh: sinetron di televisi.
Namun pada kenyataanya apa yang telah diungkapkan diatas hanya bersifat

teori. Sementara dalam prakteknya terjadi kesenjangan yang tajam. Banyak acara
televisi yang dikonsumsikan bagi orang dewasa ternyata ditonton oleh anak-anak.
2.1.3. Pengertian Berita
Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang
terjadi, disajikan dalam bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke mulut
kepada orang ketiga atau orang banyak. Laporan berita merupakan tugas profesi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan laporan tersebut maka akan
menjadi fakta/ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi pemberitaan
atau media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat
menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita. Stasiun televisi
biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita sepanjang waktu.
Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek huruf maupun
yang buta huruf (http://id.wikipedia.org/wiki/Berita).
Banyak orang mendefinisikan berita sesuai dengan sudut pandangnya
masing-masing. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa belum ada definisi
berita secara universal. Untuk memperkuat penyajian atas peristiwa apa yang
sedang kita pantau dan bagaimana menyajikannya, reporter pencari berita harus
mempunyai definisi sendiri mengenai lingkup pekerjaannya.
Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer,
berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting,
dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta
relevan dan layak dinikmati oleh mereka. Defenisi berita tersebut mengandung
unsur-unsur yang :
a. baru dan penting,
b. bermakna dan berpengaruh,
c. menyangkut hidup orang banyak,
d. relevan dan menarik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.1.4. Nilai Berita
Nilai berita (news value) merupakan acuan yang dapat digunakan oleh
para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas
dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Kriteria mengenai nilai berita
merupakan patokan berarti bagi reporter. Dengan kriteria tersebut, seorang
reporter dapat dengan mudah mendeteksi mana peristiwa yang harus diliput dan
dilaporkan, dan mana peristiwa yang tak perlu diliput dan harus dilupakan. Ada
sejumlah faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita, di antaranya
adalah :
1. Keluarbiasaan (unusualness)
2. Kebaruan (newness)
3. Akibat (impact)
4. Aktual (timeliness)
5. Kedekatan (proximity)
6. Informasi (information)
7. Konflik (conflict)
8. Orang Penting (prominence)
9. Ketertarikan Manusiawi (human interest)
10. Kejutan (surprising)
11. Seks (sex)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.1.5. Syarat Berita
Wartawan atau reporter tugasnya sama, mencari informasi yang menarik
dan akhirnya dapat ditulis menjadi sebuah berita. Tidak mungkin bagus tulisan
seorang wartawan atau sebuah reportase yang disampaikan reporter bila dia tidak
mengerti sama sekali tentang persoalan yang diinformasikannya. Ada beberapa
prinsip dasar yang harus diketahui oleh wartawan atau reporter dalam menulis
berita, salah satunya adalah syarat berita. Dapat diketahui bahwa syarat berita
harus :
a. Fakta
b. Obyektif
c. Berimbang
d. Lengkap
e. Akurat

2.1.6. Sikap
2.1.6.1. Pengertian Sikap
Sikap ialah suatu hal yang menentukan sifat, hakikat, baik perbuatan
sekarang maupun perbuatan yang akan datang, sedangkan batasan sikap sebagai
suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang nyata
ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan-kegiatan sosial.
(Ahmadi,2007:148-149).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar.
Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai terpaan, yaitu bahwa
berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya (pendidikan,
komunikasi dan lain sebagainya) untuk sikap seseorang (Rahkmat,2001:42).
Sikap merupakan respon yang akan timbul bila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individu. Respon yang terjadi
sangat evaluatif berarti bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu: disadari
oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap
stimulus dalam bentuk positif, negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan,
suka atau tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap
obyek sikap (Rakhmat,2001:40).
Teori sikap yang dikonseptualkan oleh Hartsock dalam Turner dan West
(2008 : 181), berpijak pada lima asumsi khusus mengenai sifat kehidupan sosial :
a. Kehidupan material (atau posisi kelas) menyusun dan membatasi pemahaman
akan berhubungan sosial.
b. Ketika kehidupan material distrukturkan dalam dua cara yang berlawanan
untuk dua kelompok yang berbeda, pemahaman yang satu akan menjadi
kebalikan dari yang satunya. Ketika terdapat kelompok dominan kelompok
bawahan, dan pemahaman dari kelompok yang dominan akan bersifat parsial
dan merugikan.
c. Visi dari kelompok yang berkuasa menyusun hubungan material dimana
sekelompok dipaksa berpartisipasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

d. Visi yang ada bagi kelompok yang tertindas mempresentasikan pergulatan dan
prestasi.
e. Potensi pemahaman dari mereka yang tertindas (sikap) membuat dapat
dilihatnya ketidak manusiawian dari hubungan yang ada di antara kelompok
dan menggerakkan menuju dunia yang lebih baik dan lebih adil.
Tiap asumsi ini akan dibahas dengan singkat. Asumsi-asumsi ini dibingkai
di dalam perspektif marxis yang didukung oleh Hartsock dalam Turner dan West
(2008 : 182).
Asumsi yang pertama mengemukakan pemikiran bahwa lokasi individu
dalam struktur kelas membentuk dan membatasi pemahaman mereka akan
hubungan sosial. Asumsi kedua, Feminis Teori Sikap berasumsi bahwa semua
sikap parsial, tetapi sikap dari kelompok yang berkuasa dapat merugikan mereka
yang berada didalam kelompok bawah. Poin ini menuntun pada asumsi yang
ketiga yang menyatakan bahwa kelompok yang bekuasa menyusun kehidupan
sedemikian sehingga untuk menyingkirkan beberapa pilihan dari kelompok
bawah, sedangkan asumsi yang keempat menyatakan bahwa kelompok bawahan
harus berjuang bagi visi mereka mengenai kehidupan sosial. Hal ini menuntun
pada asumsi yang terakhir, yang menyatakan bahwa perjuangan ini menghasilkan
visi yang lebih jelas dan akurat bagi kelompok bawah dibandingkan dengan yang
dimiliki kelompok yang berkuasa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.1.6.2. Sikap Pemirsa
Menurut Rakhmat (2002:40) sikap adalah kecenderungan bertindak,
berpresepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai.
Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan
cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang,
tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.
Sedangkan menurut L.L. Thursione (1946) dalam Ahmadi (2007:150) sikap
sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang
berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi disini meliputi: simbol,
kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya.
Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukn sekedar
rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra
terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan,
mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari (Sherif,
1956 dalam Rakhmat, 2002:40).
Sikap terbentuk terutama atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang kita miliki
dan informasi yang kita terima mengenai hal-hal tertentu (Polhaupessy,
2006:104). Sikap dapat dikatakan sebagai fungsi dari manusia, seperti persepsi,
motivasi dan berpikir yang seperti itu menunjukkan hubungan-hubungan, bahwa
sampai batas-batas tertentu perilakunya dapat diramalkan. (Polhauspessy,
2006:1110).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Sikap manusia dapat terbentuk dari karena ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Menurut Azwar (1997:30-37), ada 6 faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukkan sikap yaitu:
a. Pengalaman pribadi apa yang telah kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan dapat
menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap, untuk menjadi dasar
pembentukkan sikap pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat.
b. Orang lain yang dianggap penting : orang lain disekitar kita merupakan salah
satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang
yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi
setiap gerak tingkah laku dan pendapat kita, seseorang tidak ingin kita
kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan banyak
mempengaruhi pembentukkan sikap kita.
c. Kebudayaan : kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap pembentukkan sikap kita.
d. Media massa : adanya infomasi baru dari media massa mengenai suatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Pesan-pesan sugestif yng dibawa oleh informasi tersebut apabila
cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap.
e. Lembaga pendidikan dan kembaga agama: lembaga pendidikan dan lembaga
agama sebagai suatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukkan sikap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
diri individu.
Faktor emosional dalam diri individu : sikap kadang-kadang terbentuk
karena didasari emosi yang berfungsi semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
Menurut Travers (1977), Gagne (1977) dan Cronbach (1997) dalam Ahmadi
(2007:151) sependapat bahwa sikap melibatkan 3 (tiga) komponen yang saling
berhubungan dan rupanya pendapat ini diterima sampai saat ini yaitu:
a. Komponen cognitive. Berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang
didasarkan pada informasi, yang berhubungan dengan obyek.
Misalnya : Orang tahu bahwa uang itu bernilai, karena mereka melihat
harganya dalam kehidupan sehari-hari. Sikap kita terhadap uang itu
mengandung pengertian bahwa kita tahu tentang nilai uang.
b. Komponen Affective. Menunjuk pada dimensi emosional dari sikap, yaitu
emosi yang berhubungan dengan obyek. Obyek disini dirasakan sebagai
menyenangkan atau tidak menyenangkan.
c. Komponen behavior atau conative. Melibatkan salah satu predisposisi untuk
bertindak terhadap objek.
Misalnya : Karena uang adalah sesuatu yang bernilai, orang menyukainya, dan
mereka berusaha (bertindak) untuk mendapatkan gaji besar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Komponen behavior ini dipengaruhi oleh komponen kognitif. Komponen
ini berhubungan dengan kecenderungan untuk bertindak (action tendency).
Sehingga dalam beberapa literatur komponen ini disebut komponen tendency.
Dilihat dari dampak yang akan timbul, dalam hal ini sikap adalah suatu
interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut akan
menyebabkan dampak yang berbeda-beda pula. Jika dihubungkan dengan tujuan
komunikasi yang terpenting adalah bagaimana suatu pesan(isi atau coment) yang
disampaikan oleh komunikator sebagai sumber pesan dan komunikasi sebagai
penerima pesan.
Dampak yang akan ditimbulkan adalah sebagai berikut :
a. Dampak Kognitif.
Dampak dari kognitif akan timbul pada komunikan. Menyebabkan seseorang
menjadi tahu. Karena pada dasarnya komponen ini berhubungan langsung
dengan perhatian seseorang terhadap onyek sikap. Dampak kognitif terjadi bila
ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak.
Dampak ini juga berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keerampilan,
kepercayaan atau informasi yang diperhatikan oleh khalayak.
b. Dampak Afektif
Dampak dari afektif akan timbul bila ada perubahan pada apa yang
dirasakan,disenangi atau dibenci oleh khalayak. Disini tujuan komunikator
bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi juga tergerak hatinya
terhadap obyek sikap.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

c. Dampak Konatif
Dampak konatif berpangkal pada behavioral atau perilaku nyata yang
diamati,dilihat yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan
perilaku dari organism itu sendiri. ( Rakhmat, 2005:219).
Apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu objek ia akan
siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntugkan objek
itu.Sebaliknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu objek, maka ia
akan mengecam, mencela, menyerang bahkan membinasakan objek itu.
2.1.7. Metro TV
MetroTV adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia yang didirikan
oleh PT Media Televisi Indonesia. Stasiun ini resmi mengudara sejak 25
November 2000 di Jakarta. PT Media Televisi Indonesia merupakan anak
perusahaan dari Media Group, suatu kelompok usaha media yang dipimpin oleh
Surya Paloh, yang juga merupakan pemilik surat kabar Media Indonesia. PT
Media Televisi Indonesia memperoleh izin penyiaran atas nama "MetroTV" pada
tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000, MetroTV mengudara
untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di 7 kota. Pada awalnya
hanya bersiaran 12 jam sehari, sejak tanggal 1 April 2001, MetroTV mulai
bersiaran selama 24 jam.
Dari awalnya memulai operasi dengan 280 orang karyawan, saat ini
MetroTV mempekerjakan lebih dari 900 orang, sebagian besar di ruang berita dan
daerah produksi. Stasiun TV ini pada awalnya memiliki konsep agak berbeda

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

dengan yang lain, sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV
ini h

Dokumen yang terkait

Pengaruh penayangan iklan Partai Golkar di Tv One terhadap perilaku memilih masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan pada pemilu legislatif 2014

0 55 163

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PROGRAM ACARA KICK ANDY DI METRO TV (Studi deskriptif kuantitatif tentang sikap masyarakat Surabaya terhadap program acara Kick Andy di Metro TV episode Mari Berbisnis Di Usia Muda).

0 0 102

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP ACARA SENTILAN SENTILUN DI METRO TV (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Acara Sentilan Sentilun di METRO TV).

0 1 82

Motif dan Kepuasan Masyarakat Surabaya dalam Menonton Program Dialog “Titik Tengah” di Metro TV Jawa Timur | Gunawan | Jurnal e-Komunikasi 4850 9243 1 SM

0 0 12

KEPUASAN PEMIRSA MENONTON PROGRAM EIGHT ELEVEN SHOW DI METRO TV ( Studi Deskriptif Kepuasan Pemirsa Di Surabaya Dalam Menonton Program Eight Eleven Show Di Metro TV) SKRIPSI

0 0 25

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP ACARA SENTILAN SENTILUN DI METRO TV (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Acara Sentilan Sentilun di METRO TV)

0 0 25

IKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PENAYANGAN DIALOG “GENERASI BARU TERORIS” DI METRO TV SKRIPSI

0 0 22

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN INFOTAINMENT “INSERT INVESTIGASI” DI TRANS TV SKRIPSI

0 0 20

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PROGRAM ACARA KICK ANDY DI METRO TV (Studi deskriptif kuantitatif tentang sikap masyarakat Surabaya terhadap program acara Kick Andy di Metro TV episode Mari Berbisnis Di Usia Muda)

0 0 28

PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA MENGENAI INFORMASI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT WAKTUNYAKITA DI NET TV SKRIPSI

0 0 19