“ EKSTRAKSI FLAVONOID PADA DAUN KERSEN dengan PELARUT ETANOL“ OLEH : MAHARDHIKA YANUAR FATRICHIA 1031010012 PROGRAM STUDI.

LAPORAN HASIL PENELITIAN
“ EKSTRAKSI FLAVONOID PADA DAUN KERSEN dengan
PELARUT ETANOL“

OLEH :
MAHARDHIKA YANUAR FATRICHIA
1031010012

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
SURABAYA
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Laporan Hasil Penelitian

“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya, sehingga kami diberikan kekuatan dan
kelancaran dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian kami yang berjudul
“Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol”.
Laporan penelitian ini disusun berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Dwi Heri A, MT selaku Pembimbing.
4. Bapak Ir. Sukamto NEP, MS selaku Penguji.
5. Ibu Ir. Titi Susilowati, MT selaku Penguji.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan material dalam
pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian.
7. Seluruh teman-teman yang telah memberikan dorongan semangat dalam
pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnannya nanti. Semoga Laporan Hasil Penelitian ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.

Surabaya, Maret 2014

Penyusun

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

Laporan Hasil Penelitian

“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

DAFTAR ISI
KATA PENGATAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
INTISARI ............................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
I.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
I.3 Manfaat Penelitian .................................................................................... 2
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum ............................................................................................ 3
II.1.1 Tumbuhan Kersen ................................................................................ 3
II.1.2 Daun Kersen ........................................................................................ 4
II.1.3 Etanol ................................................................................................... 5
II.1.4 Ekstraksi .............................................................................................. 6
II.1.5 Maserasi ............................................................................................... 8

II.1.5.1 Mekanisme Maserasi ......................................................................... 8
II.1.6 Destilasi ............................................................................................... 9
II.1.7 Flavonoid ............................................................................................ 9
II.2 Landasan Teori ........................................................................................ 11
II.3 Hipotesa .................................................................................................. 13

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

BAB III PENDAHULUAN

III.1 Bahan – bahan yang digunakan ............................................................... 14
III.2 Alat – alat yang digunakan ...................................................................... 14
III.3 Gambar susunan alat ................................................................................ 15
III.4 Variabel yang digunakan ......................................................................... 16
III.4.1 Variabel yang ditetapkan....................................................................... 16
III.4.2 Variabel yang djalankan....................................................................... 16
III.5 Metode penelitian .................................................................................... 16
III.5.1 Persiapan bahan .................................................................................... 16
III.5.2 Prosedur penelitian ............................................................................... 16
III.5.3 Prosedur analisa kualitatif ..................................................................... 17
III.5.4 Diagram alir .......................................................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil ...................................................................................................... 19
IV.2 Analisa bahan baku ................................................................................ 19
IV.3 Hasil analisa kuantitatif berat flavonoid .................................................. 19
IV.4 Kurva Perbandingan Batas Maksimum Flavonoid yang Terekstrak ......... 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22
V.2 Saran ....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA

APPENDIX

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iii

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

INTISARI
Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan dalam semua
segi kehidupan manusia. Obat tradisional adalah salah satu bentuk nyata pemanfaatan sumber
daya alam hayati tersebut. Salah satu tanaman yang lazim digunakan adalah tanaman kersen
(Muntingia calabura L.). Tanaman ini dimanfaatkan antara lain sebagai antiseptik, anti

inflamasi, anti tumor, anti uric acid. Kegunaan tumbuhan kersen sebagai obat tidak lepas dari
keberadaan

senyawa

flavonoid

yang

terkandung

didalamnya.

Pendekatan

yang

memungkinkan adalah dengan melakukan penelitian untuk mendapatkan senyawa flavonoid
di tanaman kersen dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut etanol.
Penelitian Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol ini bertujuan

untuk mencari perbandingan jumlah bahan baku dengan pelarut, serta konsenstrasi pelarut
yang digunakan sehingga diperoleh hasil yang terbaik.
Mula – mula daun kersen dikeringkan terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan
air kemudian dilanjutkan dengan proses penggilingan dan pengayakan agar diperoleh ukuran
yang seragam. Daun kersen yang telah seragam ditimbang dan di maserasi selama 18 jam
dengan kadar etanol 50%,60%,70%,80% dan 90% dan perbandingan berat bahan dengan
pelarut 1:10 ; 1:15 ; 1:20 ; 1:25 dan 1:30 . Kemudian larutan disaring, selanjutnya filtrat
setelah penyaringan di analisa kadar flavonoidnya untuk mengetahui kondisi yang terbaik.
Dikarenakan pada saat perbandingan berat bahan dengan pelarut 1 : 30 belum mencapai batas
maksimum flavonoid yang dapat terekstrak, maka dilakukan penelitian lanjutan dengan
perbandingan berat bahan dengan pelarut 1:35 ; 1:40 ; 1:41 ; 1:43 ; 1:45 dan kadar etanol
70%,80% dan 90%.
Kadar flavonoid terbaik dari ekstraksi daun kersen dengan menggunakan proses
maserasi dengan variabel tetap waktu 18 jam dan berat bahan seberat 10 gram diperoleh pada
saat konsentrasi etanol 80% dengan perbandingan berat bahan dengan pelarut 1 : 41. Hasil
yang diperoleh yaitu sebesar 69.45 gram.

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan dalam semua segi kehidupan manusia. Obat tradisional adalah salah
satu bentuk nyata pemanfaatan tumbuhan yang ada di Indonesia. Salah satu dapat
yang digunakan untuk obat tradisional adalah tumbuhan kersen (Muntingia calabura
L.). Tumbuhan ini dimanfaatkan antara lain sebagai obat penurun panas, mengobati
pembengkakan kelenjar prostat dan mengobati penyakit asam urat selain itu juga
dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik, antioksidan, antimikroba dan anti inflamasi,

Kegunaan tumbuhan kersen sebagai obat tradisional tidak lepas dari
keberadaan senyawa – senyawa kimia yang terkandung didalamnya. Senyawa
golongan flavonoid merupakan salah satu senyawa yang terkandung didalamnya.
Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenol alam dan merupakan senyawa
polar karena mempunyai beberapa gugus hidroksil sehingga akan larut dalam pelarut
polar seperti etanol dan methanol. Flavonoid merupakan senyawa aktif yang dapat
digunakan sebagai antioksidan, antibakteri dan antiinflamasi karena mampu
menghambat aktivitas bakteri penyebab penyakit
Beberapa penelitian tentang ekstraksi flavonoid dari berbagai tumbuhan telah
dilakukan. Berdasarkan penelitian (Farah, 2008) kandungan flavonoid pada daun jati
belanda dapat diekstraksi dengan pelarut etanol dan kadar terbaik flavonoid diperoleh
pada variabel perbandingan berat bahan baku dengan volume etanol 1:10 dan
konsentrasi etanol 70%. Penelitian (Dewi, 2010) tentang ekstraksi flavonoid pada
kulit jeruk siam dengan pelarut etanol juga menunjukan bahwa kadar terbaik dari
flavonoid diperoleh pada variabel perbandingan berat bahan baku dengan volume
etanol 1:5 dan konsentrasi etanol 50%. Dan juga berdasarkan penelitian (Selawa,

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

2013) bahwa kandungan flavonoid pada daun binahong dapat di ekstraksi dengan
pelarut etanol.Berdasarkan penjelasan diatas, kami ingin melakukan penelitian
flavonoid pada daun kersen dengan meragamkan variabel berdasarkan penelitian
flavonoid terdahulu
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari perbandingan jumlah bahan baku
dengan pelarut, serta konsenstrasi pelarut yang digunakan sehingga diperoleh hasil
yang terbaik.
1.3. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Memberi nilai tambah daun kersen sebagai obat alternatif
2. Memberikan informasi jumlah kadar flavonoid pada daun kersen

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
II.1.1 Tumbuhan Kersen
Muntingia calabura L. atau yang lebih dikenal dengan nama Kersen
merupakan salah satu spesies dari Genus Muntingia yang tumbuh selalu hijau
sepanjang tahun. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah dan tersebar secara luas
di daerah tropis terutama dibenua Asia termasuk Malaysia. Muntingia calabura L.
dapat tumbuh hingga tinggi 7-10 meter dengan cabang-cabang melebar secara
horizontal. Bagian-bagian tanaman ini telah diketahui di gunakan sebagai obat-obatan
di daerah Asia Tenggara dan di bagian tropis benua Amerika. Menurut ahli
taksonomi tumbuhan kersen adalah sebagai berikut:
Kerajaan

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Malvales

Famili

: Muntingiaceae

Genus

: Muntingia L.

Spesies

: Muntingia calabura L

Tumbuhan ini kaya senyawa flavonoid dengan jenis flavon, flavonon, flavan
dan biflavon sebagai kandungan yang penting. Akar kersen telah digunakan sebagai
abortifacient (obat untuk terapi kesehatan ). Bunga kersen telah biasa digunakan untuk
mengobati sakit kepala, antiseptik, antipasmodik (obat pengurang kejang otot di

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

usus), dan diaporetik (obat perangsang untuk pembentukan keringat). Cairan ektrak
dari bunga tanaman kersen di minum sebagai obat penenang. (Pranitasari, 2011)
II.1.2 Daun Kersen
Daun kersen megandung saponin, flavonoid dan polifenol dan memiliki ciri –
ciri sebagai berikut : (biojojo, 2012)
1. Tunggal
2. Bulat telur bentuk lanset
3. Panjang 6-10 cm
4. Ujung dan pangkal runcing
5. Bergerigi
6. Berbulu
7. Pertulangan menyirip
8. Hijau
9. Mudah layu.
10. Helaian daun pada umumnya Dorsiventral atau isobilateral (kadangkadang ' terdiri atas jaringan palisade') dengan rongga yang keluar, atau
tanpa rongga yang keluar.

Gambar.II.1 daun kersen
Daun kersen kering mengandung flavonoid sebesar 3,46 % (BPKI, 2013)

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

Berikut manfaat dari daun kersen :
1. ANTI SEPTIK – Rebusan daun kersen mempunyai khasiat dapat membunuh mikroba
atau sebagai antiseptik. Rebusan daun kersen terbukti dapat membunuh bakteri sbb:
C. Diptheriae, S. Aureus, P. Vulgaris, S. Epidemidis, dan K. Rhizophil. Diduga
aktivitas anti bakteri dari daun kersen ini disebabkan oleh adanya kandungan senyawa
seperti tanin, flavonoid dan saponin yang dimilikinya.
2. ANTI INFLAMASI – Rebusan daun kersen juga mempunyai khasiat untuk
mengurangi radang (antiinflamasi) dan juga menurunkan panas.
3. ANTI TUMOR – Daun kersen juga mempunyai efek anti tumor, dimana kandungan
senyawa flavonoid yang dipunyai daun kersen ini dapat menghambat pertumbuhan sel
kanker secara invitro/laboratoris. (Sakera, 2012)
II.1.3 Etanol
Etanol adalah salah satu jenis pelarut yang biasa digunakan dalam
pengambilan ekstrak. Etanol (BM=46) merupakan cairan jernih, tidak berwarna,
mudah terbakar, sedikit mengandung komponen air, titik didihnya tinggi dan mudah
menguap. Etanol larut dalam air, eter, chloroform dan aseton. Mempunyai titik didih
sekitar 78,30C, titik beku -117,30C dan densitasnya 0,79 gr/cc= 0,80 gr/cc.
Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol
saja, etanol ini paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol hanya
digunakan sebagai pelarut berbagai bahan – bahan kimia yang ditujukan untuk
konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah parfum, pewarna makanan dan
obat – obatan.
Etanol merupakan pelarut organik yang biasa digunakan dalam mengekstraksi
senyawa flavonoid pada tumbuhan. Selain itu etanol juga lebih ramah lingkungan dari
pada methanol. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada
minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol termasuk ke dalam alkohol

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Etanol sering
disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil
(C2H5).(Rose,1956).
II.1.4 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan
bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak bahan yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau leaching
adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya.
Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian
dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi
dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven
pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut
dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena
efektivitasnya. (Lucas, 1949)
Pengekstrakan merupakan peristiwa perpindahan massa. Zat aktif yang semula
berada di dalam sel, ditarik oleh pelarut sehingga terbentuk larutan zat aktif dalam
cairan pelarut tersebut.
Ada dua macam metode ekstraksi yang dapat digunakan, yaitu :
1. Maserasi
Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan yang akan
digunakan dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope (umumnya terpotong-terpotong
atau berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya
rendaman tersebut disimpan terlindung cahaya langsung (mencegah reaksi yang
dikatalis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok atau diaduk berulang-ulang (kirakira 3 kali sehari).

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

2. Perkolasi
Perkolasi dilakukan dalam wadah berbentuk silindris atau kerucut (perkulator)
yang memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai. Bahan pengekstaksi yang
dialirkan secara kontinyu dari atas, akan mengalir turun secara lambat melintasi
simplisia yang umumnya berupa serbuk kasar. Melalui penyegaran bahan pelarut
secara kontinyu, akan terjadi proses maserasi bertahap banyak.
Faktor – faktor yang mempengaruhi ekstraksi agar mendapatkan hasil yang
optimum :
1. Penyiapan bahan sebelum ekstraksi
Untuk memudahkan proses ekstraksi perlu dilakukan penyiapan bahan
baku yang meliputi pengeringan bahan dan penggilingan. Sebelum di ekstraksi
bahan harus dikeringkan dahulu untuk mengurangi kadar airnya dan disimpan
pada tempat yang kering agar terjaga kelembabannya. Dengan pengeringan
yang sempurna akan dihasilkan ekstrak yang memiliki kemurnian yang
tinggi.(Eka,2010)

2. Ukuran Partikel
Perpindahan zat terlarut dari dalam padatan ke permukaan padatan
lebih besar daripada perpindahan permukaan padatan ke badan cairan.
Sebaliknya pada ukuran padatan yang kecil perpindahan zat terlarut dari dalam
padatan ke permukaan padatan lebih kecil daripada perpindahan permukaan
padatan ke badan cairan. Kadar zat terlarut dalam pelarut makin lama semakin
besar sampai keadaan setimbang. Untuk butir padatan yang cukup kecil dapat
diambil asumsi bahwa konsentrasi zat terlarut dalam padatan selalu homogen.
(Eka,2010)

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

3. Ukuran Partikel
Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dapat menarik
komponen aktif dalam campuran. Hal – hal penting yang harus
diperhatikan dalam pemilihan pelarut adalah sifat pelarut, kemampuan
untuk mengektraksi, tidak bersifat racun, kemudahan untuk diuapkan,
dan harganya yang relatif mudah (Gamse,2002)
II.1.5 Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan sampel dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu ruangan (kamar).
Prinsip maserasi adalah pencarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk sampel dalam pelarut yang sesuai selama beberapa jam pada suhu kamar dan
terlindung dari cahaya, pelarut akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel
akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di
luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
pelarut dengan konsentrasi rendah. Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. (Sudjadi,1986)

II.1.5.1 Mekanisme Maserasi
Larutan ekstrak
Pelarut
Bahan yang
akan dimaserasi

Gambar II.2. Sebelum Maserasi

Residu

Gambar II.3. Sesudah Maserasi

Perendaman bahan dapat menaikkan permeabilitas dinding sel melalui tiga
tahapan:
1. Masuknya pelarut ke dalam dinding sel tanaman dan membengkakkan sel

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

2. Senyawa yang terdapat pada dinding sel tanaman akan lepas dan masuk ke
dalam pelarut
3. Difusi senyawa yang terekstraksi oleh pelarut keluar dari dinding sel tanaman.
Proses ekstraksi padat-cair dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya
lamanya ekstraksi, suhu yang digunakan, pengadukan, dan banyaknya pelarut yang
digunakan (Harborne,1996).
II.1.6 Destilasi
Destilasi adalah pemisahan komponen suatu campuran dari 2 jenis cairan atau
lebih berdasarkan perbedaan titik didih dari masing – masing zat tersebut Titik didih
dapat didefinisikan sebagai nilai suhu pada tekanan atmosfir dimana cairan akan
berubah menjadi uap atau suhu pada saat tekanan uap dari cairan tersebut sama
dengan tekanan gas atau uap yang berada disekitarnya. (Reza, 2013)
II.1.7 Flavonoid
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang
ditemukan di alam. Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning,
kuning jeruk, dan merah dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji, batang,
bunga, rempah-rempah, serta produk pangan dan obat dari tumbuhan Flavonoid juga
dikenal sebagai vitamin P dan citrin, dan merupakan pigmen yang diproduksi oleh
sejumlah tanaman sebagai warna pada bunga yang dihasilkan.
Flavonoid memiliki struktur yang khas, yaitu adanya dua benzene yang terikat
oleh rantai propana. Flavonoid dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk
dasarnya yaitu 1,3 – diaril propane atau flavonoid, 1,2 – diaril propane atau
isoflavonoid dan 1,1 – diaril propane atau neoflavonoid. (Waji, 2009)

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

Gambar II.4. Bentuk dasar flavonoid

Fungsi Flavonoid Bagi Kesehatan


melindungi struktur sel dalam tubuh



meningkatkan penyerapan dan penggunaan vitamin C dalam tubuh



sebagai obat anti inflamasi



mencegah pengeroposan tulang



sebagai antibiotik



sebagai antivirus, bahkan fungsinya sebagai antivirus HIV/AIDS telah banyak
diketahui dan dipublikasikan



membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh (anonim, 2012)

Titik Didih Beberapa J enis Senyawa Flavonoid :
kuersetin

642,4 ◦C pada 760 mmHg

Rutin

983,1 ◦C pada 760 mmHg

Kaempferol

582,1 ◦C pada 760 mmHg

Catechin

630,4 ◦C pada 760 mmHg

Apigenin

555,5 ◦C pada 760 mmHg

Luteolin

616,1 ◦C pada 760 mmHg

Hesperitin

586,2 ◦C pada 760 mmHg

Tabel 1. Titik didih senyawa flavonoid

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

II.2 Landasan Teori
Flavonoid
Secara umum flavonoid bersifat agak asam sehingga larut dalam basa. Tetapi
harus diingat, bila dibiarkan dalam larutan basa, dan di samping itu terdapat oksigen,
banyak yang akan terurai. Umumnya flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti
Etanol, Metanol, Butanol, Air dan lain-lain. (Markham, 1988).
Pelarut etanol digunakan sebagai pelarut pada maserasi karena pelarut ini
bersifat polar dan inert. Pelarut polar akan mampu menetrasi sel dan mencari semua
senyawa yang terdapat dalam sel. Pelarut yang inert harus digunakan untuk
menghindari terjadinya dekomposisi, misalnya reaksi metilasi, sebagaimana yang
terjadi bila menggunakan pelarut metanol (Silva, 1998).
Dalam ekstraksi flavonoid, pemilihan pelarut yang digunakan berdasarkan
jenis flavonoid yang akan diekstrak. Untuk jenis flavonoid yang kurang polar
(isoflavon,flavanon,metal flavon dan flavonol) dapat diekstrak dengan kloroform,
dikloro metana, dietil eter atau etil asetat). Sedangkan untuk flavonoid yang polar
menggunakan alkohol atau campuran alkohol dengan air. (Markham, 2006)
Tabel 2. Daftar Indeks Polaritas
Pelarut

Indeks Polaritas, P

Sikloheksana

0.04

N - Heksana

0.1

Karbon Tetraklorida

1.6

Di isopropyl eter

2.4

Toluena

2.4

Dietil Eter

2.8

Diklorometana

3.1

Tetrahidrofuran

4.0

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

Kloroform

4.1

Etanol

4.3

Asam asetat

4.4

Di Oksana

4.8

Metanol

5.1

Asetonitril

5.8

Nitrometana

6.0

Air

10.2

(kelner, 2004)
Flavonoid yang terdapat pada daun kersen adalah Flavonoid yang termasuk
jenis flavonoid polar dan akan larut sempurna pada pelarut yang memiliki nilai
kepolaran 5,0 – 6,0 (Lugassi, 2002)
Variabel penelitian yang dijalankan
1. Perbandingan berat bahan dengan pelarut : Adalah perbandingan antara
berat sampel (gram) yang diproses terhadap pemakaian pelarut. Dengan
bertambahnya pelarut maka akan diperoleh hasil yang lebih banyak tetapi
bahan memiliki batas maksimum yang dapat terekstraksi sehingga
penggunaan pelarut yang berlebihan akan tidak efisien
(Bernardini, 1982).
2. Konsentrasi pelarut : Untuk proses maserasi, etanol 80% merupakan
pelarut yang paling baik dan paling sering digunakan untuk ekstraksi
flavonoid (Robinson, 1995)

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

II.3 Hipotesa
Pada ekstraksi flavonoid yang terdapat didalam daun kersen dengan proses
maserasi diperkirakan perbandingan berat bahan dengan banyaknya jumlah pelarut
dan kadar konsentrasi pelarut berpengaruh pada hasil ekstraksi flavonoid yang
diperoleh.

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

III.1 Bahan – bahan yang digunakan
-

Daun Kersen

-

Etanol

III.2 Alat – alat yang digunakan
-

Ayakan 10 mesh

-

Beaker Glass

-

Corong

-

Erlenmeyer

-

Gelas ukur

-

Kertas Saring

-

Spatula

-

Oven

-

Penumbuk

-

Spektrofotometer

-

Timbangan digital

-

Seperangkat alat destilasi

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

III.3 Gambar Susunan Alat

Keterangan Gambar 1 :
A. Bejana untuk maserasi
B. Penutup bejana
C. Spatula untuk mengaduk

Gambar III.1. Alat Pr oses Maser asi

Keterangan Gambar 2 :
1
2
3

1. Beaker Glass

4. Erlenmeyer

2. Kertas Saring

5. Filtrat

3. Corong

4
5

Gambar III.2. Alat Pr oses Penyar ingan

Keterangan Gambar 3 :

3
5

Kompor listrik
2. Labu destilasi
3. Thermometer
4. Kondensor
5. Statif & klem
6. Penampung destilasi
1.

2
4

1
6

Gambar III.3. Alat Pr oses Distilasi

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

III.4 Variabel yang digunakan
III.4.1 Variabel yang ditetapkan
Berat bahan = 10 gram
Waktu Maserasi = 18 jam
Waktu Destilasi = 2 jam
III.4.2 Variabel yang dijalankan
a) Perbandingan berat bahan : Jumlah pelarut = 1:10 ; 1:15 ; 1:20 ; 1:25 ; 1:30
b) Kadar Pelarut = 50% ; 60% ; 70% ; 80% ; 90 %

III.5 Metode penelitian
III. 5.1 Per siapan Bahan
Daun kersen yang akan digunakan dicuci dengan air mengalir lalu dipotong
kecil – kecil, Setelah itu di oven selama 2 jam dengan suhu 120oC. Setelah itu digiling
dengan menggunakan blender dan diayak dengan ayakan 10 mesh.
Etanol yang telah dibeli di toko bahan kimia diencerkan sesuai dengan
variabel konsentrasi pelarut yang telah ditentukan
III.5.2 Prosedur Penelitian
1. Timbang 10 gram bahan yang telah disiapkan
2. Masukan kedalam beaker glass
3. Tambahkan etanol sebanyak variabel yang telah ditentukan dan konsentrasi
yang telah ditentukan
4. Maserasi selama 18 jam sambil sesekali diaduk
5. Saring, filtrat disimpan

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

6. Analisa filtrat dengan spektrofotometer
7. Distilasi filtrat yang memiliki kadar terbaik
8. Analisa dengan spektrofotometer

III.5.3 Prosedur Analisa Kualitatif
1. Ambil 10 ml destilat
2. Tambahkan 0,5 gram serbuk Mg dan 2 ml alkohol klorhidrat (1 ml HCl 37%
dan 1 ml etanol 95%) ke destilat
3. Apabila terbentuk warna merah kekuningan menunjukkan adanya flavonoid

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

III.5.4 Diagram alir
Daun kersen dicuci hingga bersih
Potong kecil – kecil, lalu dioven
selama 2 jam dengan suhu 1200c
(1atm)
Giling daun(blender),lalu di ayak
dengan ayakan 10 mesh
Timbang 10 gram daun kersen

Etanol 50%;60%;70%;80%;90%
dengan perbandingan 1:10 ; 1:15 ;
1:20 ; 1:25 ; 1:30

Maserasi selama 18 jam, pada
suhu kamar
Saring

Filtrat
Analisa dengan spektrofotometer

Residu
Di buang

Hasil terbaik
Distilasi selama 2jam pada
suhu 80-850C
Analisa dengan spektrofotometer

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Seluruh analisa dalam proses ekstraksi flavonoid dari daun kersen ini
dianalisakan di Balai Penelitian dan Konsultasi Industri (BPKI) Surabaya dengan
menggunakan spektrofotometer uv-vis.
IV.2 Analisa Bahan baku
Berdasarkan hasil analisa bahan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil analisa daun kersen kering
NAMA SAMPEL

KADAR FLAVONOID

Daun kersen kering

3.41 %

Sumber : Balai Penelitian dan Konsultasi Industri (BPKI) Surabaya (2013)

IV.3 Hasil Analisa Kuantitatif Berat Flavonoid
Proses maserasi berlangsung selama 18 jam dengan variabel kadar etanol dan
perbandingan berat bahan dengan pelarut, dan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4. Berat flavonoid
Kadar
Etanol (%)

70

Perbandingan Berat Bahan
Dengan Pelarut

Kadar Flavonoid
(%)

Berat Flavonoid
(gr)

1:10

17.18

17.18

1:15

17.36

26.04

1:20

17.52

35.04

1:25

17.6

44

1:30

17.05

51.15

1:35

16.72

58.52

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

Kadar
Etanol (%)

80

Kadar
Etanol (%)

90

1:40

16.36

65.44

1:41

16.19

66.38

1:43

15.73

67.64

1:45

15.03

67.64

Perbandingan Berat Bahan
Dengan Pelarut

Kadar Flavonoid
(%)

Berat Flavonoid
(gr)

1:10

17.36

17.36

1:15

17.78

26.67

1:20

18.11

36.22

1:25

18.15

45.38

1:30

17.54

52.62

1:35

17.42

60.97

1:40

17.27

69.08

1:41

16.94

69.45

1:43

16.15

69.45

1:45

15.43

69.45

Perbandingan Berat Bahan
Dengan Pelarut

Kadar Flavonoid
(%)

Berat Flavonoid
(gr)

1:10

17.25

17.25

1:15

17.58

26.37

1:20

17.86

35.72

1:25

17.42

43.55

1:30

17.1

51.30

1:35

16.82

58.87

1:40

16.61

66.44

1:41

16.58

67.98

1:43

15.86

68.21

1:45

15.16

68.21

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

IV.4

Kurva Perbandingan Batas Maksimum Flavonoid yang Terekstrak

80

Berat Flavonoid (gr)

70

Kadar

60
90%
50

70%
80%

40
30
20
10
0
1:10

1:15

1:20

1:25

1:30

1:35

1:40

1:41

1:43

1:45

Perbandingan Berat Bahan dengan Pelarut

Grafik IV.1. Hubungan antara perbandingan berat bahan dengan pelarut terhadap berat
flavonoid maksimum yang diperoleh dengan menggunakan berbagai kadar etanol
Pada grafik IV.2 diatas menunjukan bahwa flavonoid pada daun kersen telah
mencapai batas maksimum yang dapat terekstrak, Hal ini ditunjukan oleh kurva yang
telah mencapai titik stasioner. Batas maksimum terbaik flavonoid yang terekstrak dan
penggunaan pelarut yang paling efisien diperoleh pada saat penggunaan pelarut etanol
80% . Hal ini sesuai dengan pernyataan (Robinson, 1995), yaitu untuk proses
maserasi, etanol 80% merupakan pelarut yang paling baik dan paling sering
digunakan untuk ekstraksi flavonoid. Serta sesuai dengan pendapat (Lugassi, 2002)
flavonoid polar akan larut sempurna pada pelarut yang memiliki nilai kepolaran 5,1 –
5,7 . Nilai polaritas Etanol 70% adalah 6.07, nilai polaritas Etanol 80% adalah 5.48
dan nilai polaritas Etanol 90% adalah 4.89.

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

Dan juga sesuai dengan pernyataan (Markham, 2006) bahwa dalam ekstraksi
flavonoid, pemilihan pelarut yang digunakan berdasarkan jenis flavonoid yang akan
diekstrak. Untuk jenis flavonoid yang kurang polar (isoflavon,flavanon,metal flavon
dan flavonol) dapat diekstrak dengan kloroform, dikloro metana, dietil eter atau etil
asetat).
Pada variabel perbandingan berat bahan dengan penggunaan pelarut yang
paling efisien adalah perbandingan 1:41. Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Bernardini, 1982) bahwa dengan bertambahnya pelarut maka akan diperoleh hasil
yang lebih banyak tetapi bahan memiliki batas maksimum yang dapat terekstraksi
sehingga penggunaan pelarut yang berlebihan akan tidak efisien dikarenakan telah
terjadi adanya keseimbangan konsentrasi sehingga tidak ada perpindahan flavonoid
dari bahan ke pelarutnya

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1

Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil ektraksi
flavonoid dari daun kersen dengan pelarut etanol diperoleh pada saat
perbandingan berat bahan dengan pelarut 1:41, dan jumlah flavonoid
terbaik yang dapat terekstrak diperoleh pada saat penggunaan pelarut
etanol 80%.
2. Waktu maserasi terbaik adalah 18 jam dikarenakan telah dilakukan uji
pendahuluan dengan variabel waktu 6 jam, 12 jam, 18 jam, 24 jam dan
kadar terbaik flavonoid diperoleh pada variabel 18 jam

V.2

Saran
Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan
ekstrak flavonoid yang lebih baik

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012). “Senyawa Flavonoid, Pengertian dan Manfaat”. URL:http://indobeta.
com/senyawa-flavonoid-pengertian-dan-manfaat/11058/, diakses pada tanggal 12
Januari 2014.
Arimjie. (2012). “Flavonoid”. URL: http://arimjie.blogspot.com/2011/02/fitokimia
flavonoid. html, diakses pada tanggal 26 Juni 2013.
Biojojo. (2012). “Muntingia Calabura L. (Kersen/ Talok)”. URL:http://biojojo.blogspot.com
/2012/09/muntingia-calabura-l-kersentalok.html, diakses pada tanggal 12 Mei 2013
Bernardini,C.J. (1983).”Transport Processes and Unit Operations” ,2nd edition, Alynand
Bacon Inc., Masschussetts
Dewi, I.K. (2010). “Ekstraksi Flavonoid Dari Kulit J eruk Siam (Citrus Nobilis) sebagai
Bahan Desinfektan”. URL:http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian
detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=46245&obyek_id=4
diakses pada tanggal 12 Mei 2013.
Eka, Ahmad dan Haries A.P . (2010). Pengaruh Konsentrasi Etanol, Suhu dan J umlah
Stage pada Ekstraksi Oleoresin J ahe (Zingiber officinale Rosc) Secara Batch.
Skripsi. Semarang :Universitas Diponegoro
Eskin, N.A.M. (1990). “Plant Pigments Flavour s and Texture”. Academic Press, New
York, 108
Farah U. (2008). “Optimisasi Ekstraksi Flavonoid Total Daun J ati Belanda”.
URL:https://www.google.com/#q=optimasi+ekstraksi+flavonoid+total+
daun+jati+belanda, diakses pada tanggal 16 Mei 2013.
Gamse T. (2002). “Liquid – Liquid Extraction and Solid – Liquid Extraction”.Granz
University of Technology, 2-24
Harborne JB. (1996). “Metode Fitokimia”. Ed ke-2. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah.
Bandung: Penerbit ITB. Terjemahan dari: Phytochemical Methods, 69-76
Khopkar, S. M. (1990). ”Konsep Dasar Kimia Analitik”. Universitas Indonesia Press.
Jakarta. 189, 194-196
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

Lucas, Howard J, David Pressman.(1949). “Principles and Practice In Organic
Chemistry”, 663
Lugassi, A. (2002). “Flavonoid Aglycons in Foods of Plant Origin II. Fresh and Dried
Fruits. Acta Ailmen, Hungary, 31-63
Marhkam, R.K. (2006). “FLAVONOIDS –Chemistry,Biochemistry and Applications”.
London: CRC Taylor and Francis, 2
Mulyono,HAM. (2006). “Membuat Reagen Kimia di Laboratorium”. Jakarta. 33 34
Pranitasari,N. (2011). “Klasifikasi Tumbuhan Berbiji”. URL: http://novi-biologi.blogspot.
com/2011/06/kersen-muntinga-calabura.html, diakses pada tanggal 2 Juni 2013.
Reza. (2013). “Pengertian Destilasi dan Macam – Macam Destilasi”. URL:http//gustireza
2906.blogspot.com/2013/10/pengertian-destilasi-dan-macam-macam.html, diakses
pada tanggal 9 Oktober 2013.
Robinson T, (1995). “Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi”. Bandung: Institut
Teknologi Bandung, 191 -216
Rose, E. and Arthur, (1956). “The Condensed Chemical Dictionary”,edisi kelima, hal, 447
dan 526, Dein Hold Publishing Coorporation, New york
Sakera,A. (2010). “Manfaat Daun Keres/Kersen (Muntingia Calabura)” URL: http://
akbarsakera.wordpress.com/2010/10/04/manfaat-daun-kersen-muntinga-calabura/,
diakses pada tanggal 16 Juni 2013.
Selawa, W. (2013). “Kandungan Flavonoid dan Kapasitas Antioksidan Total Ekstrak
Etanol Daun Binahong” URL: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/
article/download/1018/831, diakses pada tanggal 26 Maret 2014.
Sudjadi. (1986). " Metode Pemisahan" ,UGM Press, Yogyakarta, 27, 220-255, 353-362
Waji R.A,(2009). “Flavonoid”. URL: http://pasche08.files.wordpress.com/2009/05/copy-ofcopy-of-makalah-quercetin-2003.pdf, diakses pada tanggal 12 Januari 2014.

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

APPENDIX
1.

Menghitung volume etanol 96% (v/v) yang dibutuhkan untuk diencerkan menjadi
etanol 70% (v/v) sebanyak 1000 ml
N1 x P1 = N2 x P2

(Mulyono, 2006)

Dimana V = Volume Cairan
P = Persentase dalam % (v/v)
diketahui P1 = 0,96 ; P2 = 0.70 ; V2 = 1000
V1 x 0,96 = 1000 x 0,70
V1 = 729.17 ml
Jadi etanol 96 % sebanyak 729,17 ml di encerkan dengan aquades didalam labu ukur
hingga 1000 ml.

2.

Menghitung kadar flavonoid dengan spektrofotometer (sensivitas = 0,1)
a. Ekstrak ditimbang 0,1 gram
b. Diencerkan menjadi 1000 ml
c. Nilai absorbansi sampel = 550 milimikron
d. Nilai absorbansi flavonoid standar 20 ppm = 680 milimikron
X 20 ppm

(BPKI, 2014)

X 20 ppm = 16,03 ppm
Kadar =

,
.

X 100%

= 16,03 %

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

LAMPIRAN

Proses Pengeringan

Hasil pengeringan dan sudah di ayak
dengan ayakan 10 mesh

Maserasi

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

Larutan Ekstrak

Destilat sebelum di uji

Destilat setalah di uji

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1

Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil ektraksi
flavonoid dari daun kersen dengan pelarut etanol diperoleh pada saat
perbandingan berat bahan dengan pelarut 1:41, dan jumlah flavonoid
terbaik yang dapat terekstrak diperoleh pada saat penggunaan pelarut
etanol 80%.
2. Waktu maserasi terbaik adalah 18 jam dikarenakan telah dilakukan uji
pendahuluan dengan variabel waktu 6 jam, 12 jam, 18 jam, 24 jam dan
kadar terbaik flavonoid diperoleh pada variabel 18 jam

V.2

Saran
Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan
ekstrak flavonoid yang lebih baik

Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012). “Senyawa Flavonoid, Pengertian dan Manfaat”. URL:http://indobeta.
com/senyawa-flavonoid-pengertian-dan-manfaat/11058/, diakses pada tanggal 12
Januari 2014.
Arimjie. (2012). “Flavonoid”. URL: http://arimjie.blogspot.com/2011/02/fitokimia
flavonoid. html, diakses pada tanggal 26 Juni 2013.
Biojojo. (2012). “Muntingia Calabura L. (Kersen/ Talok)”. URL:http://biojojo.blogspot.com
/2012/09/muntingia-calabura-l-kersentalok.html, diakses pada tanggal 12 Mei 2013
Bernardini,C.J. (1983).”Transport Processes and Unit Operations” ,2nd edition, Alynand
Bacon Inc., Masschussetts
Dewi, I.K. (2010). “Ekstraksi Flavonoid Dari Kulit J eruk Siam (Citrus Nobilis) sebagai
Bahan Desinfektan”. URL:http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian
detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=46245&obyek_id=4
diakses pada tanggal 12 Mei 2013.
Eka, Ahmad dan Haries A.P . (2010). Pengaruh Konsentrasi Etanol, Suhu dan J umlah
Stage pada Ekstraksi Oleoresin J ahe (Zingiber officinale Rosc) Secara Batch.
Skripsi. Semarang :Universitas Diponegoro
Eskin, N.A.M. (1990). “Plant Pigments Flavour s and Texture”. Academic Press, New
York, 108
Farah U. (2008). “Optimisasi Ekstraksi Flavonoid Total Daun J ati Belanda”.
URL:https://www.google.com/#q=optimasi+ekstraksi+flavonoid+total+
daun+jati+belanda, diakses pada tanggal 16 Mei 2013.
Gamse T. (2002). “Liquid – Liquid Extraction and Solid – Liquid Extraction”.Granz
University of Technology, 2-24
Harborne JB. (1996). “Metode Fitokimia”. Ed ke-2. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah.
Bandung: Penerbit ITB. Terjemahan dari: Phytochemical Methods, 69-76
Khopkar, S. M. (1990). ”Konsep Dasar Kimia Analitik”. Universitas Indonesia Press.
Jakarta. 189, 194-196
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Laporan Hasil Penelitian
“ Ekstraksi Flavonoid Pada Daun Kersen dengan Pelarut Etanol “

Lucas, Howard J, David Pressman.(1949). “Principles and Practice In Organic
Chemistry”, 663
Lugassi, A. (2002). “Flavonoid Aglycons in Foods of Plant Origin II. Fresh and Dried
Fruits. Acta Ailmen, Hungary, 31-63
Marhkam, R.K. (2006). “FLAVONOIDS –Chemistry,Biochemistry and Applications”.
London: CRC Taylor and Francis, 2
Mulyono,HAM. (2006). “Membuat Reagen Kimia d