KERAGAAN GENERASI SELFING-1 TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK33.

KERAGAAN GENERASI SELFING-1
TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK33
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Program Studi Agroteknologi

oleh
ERICK SETIAWAN GUNAWAN
NPM : 1025010007

kepada
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KERAGAAN GENERASI SELFING-1
TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK33
Diajukan oleh :
ERICK SETIAWAN GUNAWAN
1025010007
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi : Agroteknologi fakultas pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 20 januari 2014
Telah disetujui oleh :
Tim Dosen Penguji,

1. PEMBIMBING UTAMA

1. Ketua
Ir. Makhziah, MP

Ir. Makhziah, MP
2. Sekretaris


2. PEMBIMBING PENDAMPING

Dr. Ir. Juli Santoso, MP

Dr. Ir. Juli Santoso, MP

3. Anggota

Dr. Ir. Sukendah MSC.
4. Anggota

Ir. Widiwurjani, MP

Mengetahui,
DEKAN
FAKULTAS TERTANIAN

KETUA PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI


DR. IR. RAMDAN HIDAYAT MS
NIP : 19620205 198703 1005

IR. MULYADI, MS
NIP:19530503 198503 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Telah direvisi

Tanggal :...............2014

Pembimbing Utama

Ir. MAKHZIAH, MP

Pembimbing Pendamping


Dr. Ir. JULI SANTOSO, MP

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SURAT PERNYATAAN

Berdasar Undang-Undang No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan
Permendiknas N0. 17 Tahun 2010, Pasal 1 Ayat 1 tentang plagiarisme
Maka saya sebagai Penulis Skripsi dengan judul :
Keragaan Generasi Selfing-1 Tanaman Jagung (Zea Mays) Varietas Nk33

Menyatakan bahwa Skripsi tersebut di atas bebas dari plagiarism.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar - benarnya dan
saya

sanggup

mempertangungjawabkan


sesuai

dengan

hukum

dan

perundangan yang berlaku.
Surabaya,…,ferbruari.2014
Yang Membuat Pernyataan,

Erick Setiawan Gunawan
NPM : 1025010007

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KERAGAAN
GENERASI SELFING-1 TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK-33”
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran
tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis
mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Ibu Ir. Makhziah, MP, selaku dosen pembimbing utama, yang dengan sabar
telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Juli Santoso, MP selaku dosen pembimbing pendamping yang
dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan
penulis.
3. Bapak Ir. Mulyadi, MS selaku kaprogdi Agroteknologi yang telah memberikan
petunjuk-petunjuk untuk meyelesaikan skripsi.
4. Bapak Dr. Ir. Ramdan Hidayat MS selaku dekan Fakultas Pertanian UPN
“Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Ir. Yonny Koentjoro, MM, yang memberi arahan dalam penelitian dalam
penilitian.
6. Wiangga Purba dan Imelda Virgo sebagai teman yang membantu dalam
proses penyelesaian skripsi.
Semoga Tuhan membalas kebaikan dan ketulusan semua dengan

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Skripsi ini masih banyak kekurangan dan
hal-hal yang perlu disempurnakan, oleh sebab itu saya sangat diharapkan kritik
dan saran dari para pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

Surabaya, Januari 2014

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………. .. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii
I.

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1. 1 Latar belakang ................................................................................... 1
1. 2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3

1. 3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1. 4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
1. 5 Hipotesis............................................................................................ 3

II.

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5
2.1 Karakteristik Jagung ......................................................................... 5
2.2 Varietas Tanaman Jagung ................................................................. 6
2.3 Selfing Tanaman Jagung ................................................................... 8
2.4 Heritabilitas ........................................................................................ 9
2.5 Keragaman Fenotipe dan Genotipe ................................................. 10
2.6 Progenitas ...................................................................................... 11

III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 12
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 12
3.2 Bahan Dan Alat ............................................................................... 12
3.3 Metode Penelitian ............................................................................ 12
3.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 12
3.5 Parameter Pengamatan .................................................................. 15

3.6 Analisa Statistik ............................................................................... 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

.................................................................... 20

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 20
4.1.1 Penampilan karakter galur selfing-1 varietas NK-33 .................... 20
4.1.2 Penurunan karakter galur selfing-1 varietas NK-33 ..................... 25
4.2.1 Nilai heritabilitas beberapa karakter dan galur generasi selfing-1
varietas NK-33 .......................................................................... 30
4.1.4 Pendugaan gen yang mengendalikan warna bunga jantan .......... 32
4.2 Pembahasan ................................................................................... 34
i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.1

Penampilan karakter galur selfing-1 varietas NK-33 .................... 34


4.2.2

Penurunan karakter galur selfing-1 varietas NK-33 ..................... 36

4.2.3

Nilai heritabilitas beberapa karakter dan galur generasi selfing-1
varietas NK-33 ............................................................................ 38

4.2.4

Pendugaan gen yang mengendalikan warna bunga jantan ......... 39

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 39
5. 1 Kesimpulan ................................................................................. 40
5. 2 Saran .......................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 42
LAMPIRAN ........................................................................................................ 45


ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman
Teks

1. Analasis Ragam Antar Populasi .................................................................. 17
2. Analisis Ragam Dalam Populasi.................................................................... 17
3. Persetase tanaman hidup (%) dan tidak sehat (%)generasi selfing-1
varietas NK-33 ....................................................................................... 20
4. Nilai Rata – rata panjang tanaman (cm) pada waktu 14 HST, 28 HST dan 42
HST generasi selfing-1 varietas NK-33 .................................................. 21
5. Nilai Rata – rata Jumlah daun pada waktu 14 HST, 28 HST dan
42 HST generasi selfing-1 varietas NK-33 ............................................. 22
6. Nilai Rata – rata saat bunga jantan(HST) dan betina keluar (HST) dan saat
masak (HST) generasi selfing-1 varietas NK-33 .................................... 23
7. Nilai rata-rata komponen hasil (g) generasi selfing-1 varietas NK-33............ 24
8. Perbandingan rata-rata panjang tanaman (cm) antara tetua dan galur
selfing-1 varietas NK-33 ........................................................................ 25
9. Perbandingan rata-rata jumlah daun antara tetua dan galur selfing-1
varietas NK-33 ..................................................................................... 26
10. Perbandingan rata-rata berat tongkol + Klobot (g)antara tetua dan
galur selfing-1 varietas NK-33 .............................................................. 27
11. Perbandingan rata-rata berat tongkol(g).antara tetua dan Galur
selfing-1 varietas NK-33 ....................................................................... 28
12. Perbandingan rata-rata berat biji(g/tongkol)). antara tetua dan Galur
selfing-1 varietas NK-33. ...................................................................... 28
13. Perbandingan rata-rata berat 100 biji (g) antara tetua dan Galur
selfing-1 varietas NK-33 parameter ..................................................... 29
14. Nilai heritabilitas semua galur selfing-1 tanaman jagung varietas NK-33..... 32
15. Nilai heritabilitas masing-masing galur selfing-1(S1-01, S1-02, S1-03,
S1-04, S1-05, S1-06). ........................................................................ 33
16. Nilai chi square warna bunga galur tanaman jagung varietas .................... 31

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Lampiran
1.

Analisa ragam persen tanaman hidup galur selfing-1 varietas NK-33 ......... 45

2.

Analisa ragam persen tanaman sakit galur selfing-1 varietas NK-33 ........... 45

3.

Analisa ragam panjang tanaman(cm) galur selfing-1 varietas NK-33
pada umur 14 HST ............................................................................... 45

4.

Analisa ragam panjang tanaman(cm) galur selfing-1 varietas NK-33
pada umur 28 HST ............................................................................... 45

5.

Analisa ragam panjang tanaman(cm) galur selfing-1 varietas NK-33
pada umur 42 HST ............................................................................... 45

6.

Analisa ragam jumlah daun galur selfing-1 varietas NK-33 pada umur
14 HST................................................................................................. 46

7.

Analisa ragam jumlah daun galur selfing-1 varietas NK-33 pada umur
28 HST................................................................................................. 46

8.

Analisa ragam jumlah daun galur selfing-1 varietas NK-33 pada umur
42 HST................................................................................................. 46

9.

Analisa ragam saat bunga jantan keluar (HST) galur selfing-1 varietas
NK-33................................................................................................... 46

10. Analisa ragam saat bunga betina keluar (HST) galur selfing-1 varietas
NK-33................................................................................................... 47
11. Analisa ragam saat masak (HST) galur selfing-1 varietas NK-33 ................ 47
12. Analisa ragam berat tongkol + klobot galur selfing-1 varietas NK-33.......... 47
13. Analisa ragam berat tongkol galur selfing-1 varietas NK-33 ........................ 47
14. Analisa ragam berat biji galur selfing-1 varietas NK-33 ............................... 47
15. Analisa ragam berat 100 biji galur selfing-1 varietas NK-33 ........................ 48
16. Analisa ragam panjang tanaman galur S1-01 varietas NK-33 pada umur
48 HST................................................................................................. 48
17. Analisa ragam panjang tanaman galur S1-02 varietas NK-33 pada umur
48 HST................................................................................................. 48
18. Analisa ragam panjang tanaman galur S1-03 varietas NK-33 pada umur
48 HST................................................................................................. 48
19. Analisa ragam panjang tanaman galur S1-04 varietas NK-33 pada umur
48 HST................................................................................................. 48

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20. Analisa ragam panjang tanaman galur S1-05 varietas NK-33 pada umur
48 HST................................................................................................. 49
21. Analisa ragam panjang tanaman galur S1-06 varietas NK-33 pada umur
48 HST................................................................................................. 49
22. Analisa ragam jumlah daun galur S1-01 varietas NK-33 pada umur
48 HST................................................................................................. 49
23. Analisa ragam jumlah daun galur S1-02 varietas NK-33 pada umur
48 HST................................................................................................. 49
24. Analisa ragam jumlah daun galur S1-03 varietas NK-33 pada umur
48 HST................................................................................................. 49
25. Analisa ragam jumlah daun galur S1-04 varietas NK-33 pada umur
48 HST................................................................................................. 50
26. Analisa ragam jumlah daun galur S1-05 varietas NK-33 pada umur
48 HST................................................................................................. 50
27. Analisa ragam jumlah daun galur S1-06 varietas NK-33 pada umur
48 HST................................................................................................. 50
28. Analisa ragam berat tongkol + klobot (g) galur S1-01 pada umur
48 HST................................................................................................. 50
29. Analisa ragam berat tongkol + klobot (g) galur S1-02 pada umur
48 HST................................................................................................. 51
30. Analisa ragam berat tongkol + klobot (g) galur S1-03 pada umur
48 HST................................................................................................. 51
31. Analisa ragam berat tongkol + klobot (g) galur S1-04 pada umur
48 HST................................................................................................. 51
32. Analisa ragam berat tongkol + klobot (g) galur S1-05 pada umur
48 HST................................................................................................. 51
33. Analisa ragam berat tongkol + klobot (g) galur S1-06 pada umur
48 HST................................................................................................. 52
34. Analisa ragam berat tongkol (g) galur S1-01 pada umur 48 HST ................ 52
35. Analisa ragam berat tongkol (g) galur S1-02 pada umur 48 HST ................ 52
36. Analisa ragam berat tongkol (g) galur S1-03 pada umur 48 HST ................ 52
37. Analisa ragam berat tongkol (g) galur S1-04 pada umur 48 HST ................ 53
38. Analisa ragam berat tongkol (g) galur S1-05 pada umur 48 HST ................ 53
v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

39. Analisa ragam berat tongkol (g) galur S1-06 pada umur 48 HST ................ 53
40. Analisa ragam berat biji (g) galur S1-01 pada umur 48 HST ....................... 53
41. Analisa ragam berat biji (g) galur S1-02 pada umur 48 HST ....................... 53
42. Analisa ragam berat biji (g) galur S1-03 pada umur 48 HST ....................... 54
43. Analisa ragam berat biji (g) galur S1-04 pada umur 48 HST ....................... 54
44. Analisa ragam berat biji (g) galur S1-05 pada umur 48 HST ....................... 54
45. Analisa ragam berat biji (g) galur S1-06 pada umur 48 HST ....................... 54
46. Analisa ragam berat 100 biji (g) galur S1-01 pada umur 48 HST ................ 54
47. Analisa ragam berat 100 biji (g) galur S1-02 pada umur 48 HST ................ 55
48. Analisa ragam berat 100 biji (g) galur S1-03 pada umur 48 HST ................ 55
49. Analisa ragam berat 100 biji (g) galur S1-04 pada umur 48 HST ................ 55
50. Analisa ragam berat 100 biji (g) galur S1-05 pada umur 48 HST ................ 55
51. Analisa ragam berat 100 biji (g) galur S1-06 pada umur 48 HST ................ 55
52. Analisa ragam saat bunga jantan keluar (HST) galur S1-01
pada umur 48 HST .............................................................................. 56
53. Analisa ragam saat bunga jantan keluar (HST) galur S1-02
pada umur 48 HST .............................................................................. 56
54. Analisa ragam saat bunga jantan keluar (HST) galur S1-03
pada umur 48 HST .............................................................................. 56
55. Analisa ragam saat bunga jantan keluar (HST) galur S1-04
pada umur 48 HST .............................................................................. 56
56. Analisa ragam saat bunga jantan keluar (HST) galur S1-05
pada umur 48 HST .............................................................................. 56
57. Analisa ragam saat bunga jantan keluar (HST) galur S1-06
pada umur 48 HST .............................................................................. 57
58. Analisa ragam saat bunga betina keluar (HST) galur S1-01
pada umur 48 HST ............................................................................... 57
59. Analisa ragam saat bunga betina keluar (HST)galur S1-02
pada umur 48 HST ............................................................................... 57

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

60. Analisa ragam saat bunga betina keluar (HST)galur S1-03
pada umur 48 HST ............................................................................... 57
61. Analisa ragam saat bunga betina keluar (HST)galur S1-04
pada umur 48 HST ............................................................................... 57
62. Analisa ragam saat bunga betina keluar (HST)galur S1-05
pada umur 48 HST ............................................................................... 58
63. Analisa ragam saat bunga betina keluar (HST) galur S1-06
pada umur 48 HST ............................................................................... 58
64. Analisa ragam saat masak (HST) galur S1-01 pada umur 48 HST ............. 58
65. Analisa ragam saat masak (HST) galur S1-02 pada umur 48 HST ............. 58
66. Analisa ragam saat masak (HST) galur S1-03 pada umur 48 HST ............. 58
67. Analisa ragam saat masak (HST) galur S1-04 pada umur 48 HST ............. 59
68. Analisa ragam saat masak (HST) galur S1-05 pada umur 48 HST ............. 59
69. Analisa ragam saat masak (HST) galur S1-06 pada umur 48 HST ............. 59
70. Variabilitas genotip(vg), fenotip(Vp), lingkungan(ve) dan heritabilitas (H)
selfing-1 varietas NK-33 ....................................................................... 60
71. Variabilitas genotip(vg), fenotip(Vp), lingkungan(ve) dan heritabilitas (H)
masing-masing selfing-1 varietas NK-33 .............................................. 61
72. Uji t-test panjang tanaman masing-masing galur selfing-1 .......................... 62
73. Uji t-test jumlah daun masing-masing galur selfing-1 .................................. 63
74. Uji t-test berat tongkol + klobot masing-masing galur selfing-1.................... 64
75. Uji t-test berat tongkol masing-masing galur selfing-1 ................................. 65
76. Uji t-test berat biji masing-masing galur selfing-1 ........................................ 66
77. Uji t-test berat 100 biji masing-masing galur selfing-1 ................................. 67
78. Uji chi square pada masing-masing galur selfing-1 varietas NK-33 ............. 68
79. Deskripsi jagung NK-33 .............................................................................. 70

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman
Teks

1.

Denah Percobaan .................................................................................... 14

2.

Bunga jantan tanaman jagung selfing -1 varietas Nk-33 berwarna
Merah, merah hijau dan hijau ............................................................. 33

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KERAGAAN GENERASI SELFING-1
TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK33
Erick Setiawan Gunawan, Makhziah dan Juli Santoso
Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya
ABSTRAK
Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang merupakan salah
satu pangan dunia yang terpenting selain gandum dan padi. Salah satu upaya
peningkatan produksi jagung adalah dengan menggunakan varietas unggul yaitu
varietas hibrida yang merupakan generasi pertama hasil persilangan antar tetua
berupa galur inbred yang homozigot sehingga menghasilkan F1 yang sangat
vigor. Tujuan penelian mengevaluasi galur inbred generasi selfing-1 dari jagung
varietas NK-33 dan mendapatkan galur selfing-1 yang baik untuk kegiatan
selfing-2. Penelitian dilakukan pada Lahan percobaan Fakultas Pertanian UPN
“Veteran” Jawa Timur, Galur selfing-1 ditanam menggunakan Rancagan Acak
Kelompok yang di ulang 3 kali. Tanaman mempunyai jarak tanam 70 cm x 20 cm
dengan baris tunggal. Analisa statistik yang digunakan adalah analisis ragam
untuk mencari perbedaan antar galur dan dalam galur, nilai heritabilitas untuk
melihat keragaman genetik, uji T untuk membandingkan tetua dengan galur
selfing-1 dan analisis chi square untuk menduga komposisi gen bunga jantan.
Galur yang terbaik adalah galur S1-02, S1-04 dan S1-06. Galur S1-02
menunjukkan penampilan terbaik untuk karakter, panjang tanaman, jumlah daun,
berat tongkol+klobot, berat tongkol, berat biji dan berat 100 biji. Galur S1-02 juga
mempunyai penurunan karakter yang rendah (35.45%) dengan tetuanya untuk
karakter panjang tanaman, jumlah daun, berat tongkol+klobot, berat tongkol dan
berat 100 biji. Galur S1-04 menunjukkan penampilan terbaik untuk karakter,
persentase tanaman vigor (70,83%), panjang tanaman, jumlah daun dan saat
bunga jantan keluar lebih awal. Galur S1-06 mempunyai karakter terbaik untuk
karakter, tanaman vigor (47.50%), panjang tanaman, jumlah daun, berat
tongkol+klobot, berat tongkol, berat biji, saat bunga jantan keluar dan saat
masak, mempunyai penurunan yang rendah (35.97%) pada karakter, panjang
tanaman, jumlah daun, berat tongkol+klobot, berat tongkol, berat biji dan berat
100 biji.
Kata Kunci : selfing, galur inbred, heritabilitas, hibrida.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERFORMANCE OF SELFING GENERATION – 1 CORN ( ZEA MAYS )
VARIETIES NK33
Erick Gunawan Setiawan. Makhziah and Juli Santoso
Faculty of Agriculture UPN " Veteran " East Java, Surabaya
ABSTRACT
Corn is one of the cereal crops is one of the world's most important food in
addition to wheat and rice. One of the efforts to increase maize production is to
use high yielding varieties are hybrid varieties that are first generation elders from
crosses between inbred strains are homozygous form to produce F ¬ 1 very
vigor. The purpose of evaluating penelian selfing generation inbred lines of maize
varieties - 1 NK - 33 and get a selfing - 1 strains are good for selfing - 2 activity.
The study was conducted at the Faculty of Agricultural Land trial UPN " Veteran "
East Java. selfing - 1 strains are grown using the Randomized Rancagan
repeated 3 times. Plants have a spacing of 70 cm x 20 cm with a single line. The
statistical analysis used was analysis of variance to look for differences among
strains and within strains. heritability to see genetic diversity. T test to compare
the elders with selfing strain - 1 and chi square analysis to estimate the
composition of the gene of interest is male. The best strain is strain S1 - 02. S1 04 and S1 - 06. Strain S1 - 02 showed the best performance for the character.
the length of the plant. number of leaves. cobs + klobot weight. cob weight. 100
seed weight and seed weight. Strain S1 - 02 also had a reduction in low
character ( 35.45 % ) with the parent plant to the character length, number of
leaves. cobs + klobot weight, cob weight and the weight of 100 seeds. Strain S1 04 showed the best performance for the character, the percentage of plant vigor (
70.83 % ), plant length. number of leaves and flowers while the male out early.
Strain S1 - 06 has the best character to character. plant vigor ( 47.50 % ). plant
length. number of leaves. cobs + klobot weight. cob weight. seed weight. while
male flowers out and when ripe, has a low decline ( 35.97 % ) the characters, the
length of plant. number of leaves, cobs + klobot weight, cob weight. 100 seed
weight and seed weight.
Keywords : selfing. inbred strain. heritability. hybrid.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

I. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang bisa tumbuh hampir

di seluruh daerah di Indonesia dan salah satu pangan dunia yang terpenting
selain gandum dan padi. Potensi pemasaran jagung terus mengalami
peningkatan. Hal tersebut bisa dilihat dari semakin berkembangnya industri
peternakan, yang secara tidak langsung akan meningkatkan permintaan jagung
sebagai campuran bahan pakan ternak dan perkembangan produk pangan dari
jagung dalam bentuk pipilan untuk cemilan maupun dalam bentuk tepung yang
dijadikan sebagai bahan baku untuk pembuatan produk pangan.
Menurut badan pusat statistik (2012) produksi jagung pada tahun 2010
sebesar 18.33 juta ton, meningkat sebanyak 697.89 ribu ton (3.96%)
dibandingkan tahun 2009. Angka ramalan I (Aram I) produksi jagung tahun 2011
sebesar 17.93 juta ton. Jumlah ini turun sekitar 438 960 ton atau 2.39%
dibandingkan produksi tahun lalu. Sedangkan untuk produktivitas jagung di
Indonesia pada tahun 2009 sebesar 4.24 ton/ha mengalami peningkatan pada
tahun 2010 sebesar 4.48% menjadi 4.43 ton/ha. Angka ramalan II (Aram II),
produktivitas jagung tahun 2011 sebesar 4.46 ton/ha. Produksi jagung 2012
(ARAM I) diperkirakan sebesar 18,95 juta ton pipilan kering atau naik sebesar
1,30 juta ton (7,38%) dibandingkan 2011. Kenaikan produksi tersebut terjadi
karena adanya perkiraan peningkatan luas panen seluas 132,78 ribu hektar
(3,44%) dan produktivitas sebesar 1,74 kuintal/hektar (3,81%).
Salah

satu

upaya

peningkatan

produksi

jagung

adalah

dengan

menggunakan varietas unggul yaitu varietas hibrida yang merupakan generasi
pertama hasil persilangan antar tetua berupa galur inbred yang homozigot
sehingga menghasilkan F1 yang sangat vigor. Varietas hibrida memiliki gen-gen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

dominan yang mampu untuk memberi hasil tinggi. Penggunaan jagung varietas
hibrida selain meningkatkan hasil, juga memberikan beberapa keuntungan lain
yaitu lebih toleran terhadap hama penyakit, lebih tanggap terhadap pemupukan,
pertanaman dan tongkol lebih seragam, di samping itu jumlah biji lebih banyak
dan lebih berat. (Dahlan, 1988 dalam Takdir, Sunarti, dan Mejaya, 2008).
Langkah penting dalam pembentukan hibrida: 1. Pembentukan galur inbred,
dengan melakukan beberapa generasi silang dalam (selfing); 2. Penilaian galur
inbred berdasarkan uji daya gabung umum dan uji daya gabung khusus untuk
menentukan kombinasi persilangan terbaik dengan metode persilangan dialel; 3.
Pembentukan benih hibrida dengan persilangan di antara galur inbred yang
terpilih. Metode yang digunakan dalam program pemuliaan tanaman adalah
meliputi pemilihan tetua, hibridisasi, seleksi dan pengujian daya adaptasi
(Hasyim, 2007).
Galur murni dihasilkan dari penyerbukan sendiri hingga diperoleh tanaman
yang homozigot. Galur murni memerlukan waktu lima hingga tujuh generasi
penyerbukan sendiri yang terkontrol. Dalam membentuk galur murni baru,
seorang pemulia mulai dengan individu tanaman yang heterozigot. Dengan
penyerbukan sendiri, terjadi segregasi dan penurunan vigor. Penurunan vigor
akan terlihat pada tiap generasi penyerbukan sendiri hingga galur homozigot
terbentuk. Sekitar setengah dari total penurunan vigor terjadi pada generasi
pertama penyerbukan sendiri, kemudian menjadi setengahnya pada generasi
berikutnya. Selain mengalami penurunan vigor, individu tanaman yang diserbuk
sendiri menampakkan berbagai kekurangan seperti: tanaman bertambah pendek,
cenderung rebah, peka terhadap penyakit, dan bermacam-macam karakter lain
yang tidak diinginkan. Munculnya fenomena-fenomena tersebut dikenal dengan
istilah depresi tangkar dalam atau inbreeding depression (Poehlman, 1983 dalam
Suwarno 2008). Tanaman jagung generasi S1, tekanan silang dalam terhadap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

tinggi tanaman (10.4%) lebih rendah dari tekanan silang dalam terhadap hasil
(32.9%) (Jones dan Bingham, 1995 dalam Suwarno, 2008)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil adalah
1. Bagaimana penampilan karakter galur selfing-1 varietas NK-33?
2. Apakah terjadi penurunan penampilan generasi selfing-1 dibandingkan
dengan tetua varietas NK-33?
3. Apakah terdapat variasi genetik pada penampilan generasi selfing-1 varietas
NK-33?
4. Bagaimana Komposisi gen yang mengendalikan warna bunga jantan selfing-1
dari varietas NK-33?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitiaan pada jagung varietas NK-33 adalah untuk
mengevaluasi generasi selfing-1 dari jagung varietas NK-33 dan mendapatkan
galur selfing-1 yang baik untuk kegiatan selfing-2.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah
1. Menghasilkan galur murni sebagai tetua dari varietas hibrida.
2. Munculnya potensi-potensi genetik tanaman jagung.
3. Dapat menghasilkan varietas jagung yang unggul.
1.5 Hipotesis
1. Penampilan

karakter

generasi

selfing-1

varietas NK-33

perbedaan penampilan antar setiap galur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

menunjukkan

4

2. Terjadinya penurunan penampilan dan hasil produksi generasi selfing-1
dibandingkan tetua tanaman jagung NK-33.
3. Nilai heritabilitas yang tinggi pada penampilan generasi selfing-1 varietas
NK-33.
4. Gen yang mengendalikan warna bunga jantan generasi selfing-1 adalah
dominan, semidominan dan resesif.
.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Tanaman Jagung
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar
seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah
akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal
akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan
akar seminal akan berhenti pada fase V3 (Syafruddin 2002).
Daun tanaman jagung mampu berkembang hingga 20-21 helai daun,
walaupun jagung mempuyai 20 helai daun namun hanya 14-15 saja yang
menyelesaikan stadia vegetatifnya (Farnham, Benson and Pearce, 2003).
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga
jantan dan betina terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul
dari axillary apices tajuk (Subekti, Syafruddin, Efendi dan Sunarti, 2007).
Suhu yang dikehendaki tanaman jagung adalah antara 210 C-300 C. Akan
tetapi, untuk pertumbuhan yang baik bagi tanaman jagung khusunya jagung
hibrida, suhu optimum adalah 230C-270C. Suhu yang terlalu tinggi dan
kelembaban yang rendah dapat mengganggu proses persarian. Jagung hibrida
memerlukan air yang cukup untuk pertumbuhan, terutama saat berbunga dan
pengisian biji. Curah hujan normal untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah
jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus agar dapat tumbuh
optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanah yang dapat
ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi),

latosol,

grumosol, tanah berpasir (Wulandari dan Ayu, 2011).
Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besar
varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

betina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari spikelet yang
terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai (tassel), kemudian
turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk sari. Serbuk sari
sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau tertiup angin sehingga terjadi
penyerbukan silang. Hampir 95% dari serbuk sari tersebut berasal dari tanaman
lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Sehingga
pada tanaman jagung di alam mempunyai komposisi gen yang heterozigot
(Subekti dkk, 2007).
2.2 Varietas Tanaman Jagung
Varietas adalah individu tanaman yang memiliki sifat yang dapat
dipertahankan setelah melewati berbagai proses pengujian keturunan. Varietas
berdasarkan teknik pembentukannya dibedakan atas varietas hibrida, varietas
sintetik dan varietas komposit (Mangoendidjojo, 2003).
Varietas jagung bersari bebas dapat berupa varietas sintetik maupun
komposit. Varietas sintetik dibentuk dari beberapa galur inbrida yang memiliki
daya gabung umum yang baik, sedangkan varietas komposit dibentuk dari galur
inbrida, varietas bersari bebas, dan hibrida. Dalam pembentukan varietas bersari
bebas yang perlu diperhatikan adalah populasi dasar yang akan diperbaiki dan
metode yang digunakan dalam perbaikan populasi tersebut. Varietas sintetik
adalah populasi bersari bebas yang berasal dari silang sesamanya (intercross)
antar galur inbrida, yang diikuti oleh perbaikan melalui seleksi. Pembentukan
varietas sintetik diawali dengan pengujian silang puncak (persilangan galur
dengan penguji) untuk menguji galur, terutama untuk menentukan daya gabung
umum galur-galur yang jumlahnya banyak. Oleh karena itu varietas sintetik
merupakan hasil sementara dari program pembentukan hibrida (Mejaya, Azrai,
dan Iriany, 2004). Sedangkan varietas hibrida merupakan generasi pertama hasil

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

persilangan antara tetua berupa galur inbrida. Varietas hibrida dapat dibentuk
pada tanaman menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang (Takdir et al .2008).
Hibrida dikembangkan berdasarkan gejala hybrid vigor atau heterosis dengan
menggunakan populasi generasi F1 sebagai tanaman produksi. Oleh karena itu,
varietas hibrida selalu dibuat atau diperbaharui untuk mendapatkan generasi F1
(Departemen pertanian, 2007).
Produksi jagung berbeda antar daerah, terutama disebabkan oleh
perbedaan kesuburan tanah, ketersediaan air, dan varietas yang ditanam. Variasi
lingkungan tumbuh akan mengakibatkan adanya interaksi genotipe dengan
lingkungan (Allard and Brashaw, 1964 dalam Iriany, Yasin dan.Takdir, 2008),
yang berarti agroekologi spesifik memerlukan varietas yang spesifik untuk dapat
memperoleh produktivitas optimal (Iriany dkk,2008).
Sedangkan menurut Johnson (1991) Jagung dapat dikelompokkan menurut
umur dan bentuk biji. Menurut umur, dibagi menjadi 3 golongan:
1. Berumur pendek (genjah): 75-90 hari, contoh: Genjah Warangan, Genjah
Kertas, Abimanyu dan Arjuna.
2. Berumur sedang (tengahan): 90-120 hari, contoh: Hibrida C 1, Hibrida CP 1
dan CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin,Metro dan Pandu.
3. Berumur panjang: lebih dari 120 hari, contoh: Kania Putih, Bastar, Kuning,
Bima dan Harapan.
Sedangkan menurut bentuk bijinya (kernel) ada 6 tipe utama jagung,
yaitu: dent, flint, flour, sweet, pop dan pod corns (Darrah, McMullen dan Zuber,
2003). Jagung jenis dent dicirikan dengan adanya corneous, horny endosperm
pada bagian sisi dan belakang kernel, serta pada bagian tengah inti jagung
menjulur hingga mahkota endospermanya lunak dan bertepung. Jagung jenis flint
memiliki bentuk tebal, keras dengan lapisan horny endosperm disekeliling

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

granula tengah, kecil dan halus. Jagung jenis flour merupakan salah satu jenis
jagung yang sangat tua dimana hampir seluruh endospermanya berisi pati yang
lunak dan mudah dibuat tepung (Darrah et al.,2003). Jagung jenis sweet diyakini
sebagai jenis jagung mutasi yang mengandung sedikit pati dengan endosperma
berwarna bening. Jagung ini biasanya dikonsumsi sebagai campuran sayuran.
Jagung jenis pop

memiliki kernel kecil dan keras seperti jenis flint

dengan

kandungan pati yang lebih sedikit. Sedangkan jagung jenis pod merupakan
jagung hias dengan kernel tertutup dan pada umumnya jagung jenis ini tidak
ditanam secara komersil (Johnson, 1991).
2.3 Selfing Tanaman Jagung
Selfing adalah suatu metode dalam pemuliaan tanaman. Pelaksanaanya
adalah dengan cara melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukan sendiri
adalah perpindahan serbuk sari dari anther ke stigma dalam satu bunga. Tujuan
penyerbukan sendiri adalah untuk mengatur karakter-karakter yang diinginkan
dalam kondisi homozigot sehingga genotipe tersebut dapat dipelihara tanpa
perubahan genetik. Vigor yang hilang selama periode penyerbukan sendiri
diperoleh kembali pada progeni F1 ketika galur murni tersebut disilangkan
dengan galur murni lain yang tidak berhubungan (Sembiring, 2010).
Selfing pada tanaman menyerbuk silang akan mengakibatkan terjadinya
segregasi pada lokus yang heterozigot, frekuensi yang homozigot bertambah,
dan genotype heterozigot berkurang. Hal tersebut akan menyebabkan penurunan
vigor dan produktivitas tanaman, atau disebut juga depresi silang dalam
(inbreeding depression) (Takdir et al, 2008).
Menurut Mangoedidjojo (2003) kemunduran sifat-sifat ini sering disebut
adanya inbreeding depression. Selfing yang apabila berlanjut sampai beberapa
generasi akan terjadi fiksasi dalam pengelompokan sifat-sifat yang sesuai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

dengan komposisi genetiknya dalam kondisi yang homozigot. Kemunduran yang
terjadi pada suatu galur inbred sebagai akibat proses selfing dari generasi ke
generasi akan mengalami kemajuan genetik pada F1 bila dua galur inbred yang
tidak berkerabat disilangkan sesuai dengan teori munculnya heterosis .
2.4

Heritabilitas
Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan bagian dari

keragaman total (yang diukur dengan ragam) dari suatu sifat yang diakibatkan
dalam dua konteks. Secara luas, pengaruh keturunan termasuk semua pengaruh
gen, yaitu gen aditif, dominan dan epistatik. Heritabilitas dalam arti luas ini
biasanya dituliskan dengan H. Akan tetapi, taksiran pengaruh genetik aditif
biasanya lebih penting dari pengaruh genetik total. Heritabilitas dalam arti luas
hanya dapat menjelaskan berapa bagian dari keragaman fenotipik yang
disebabkan oleh pengaruh genetik dan berapa bagian pengaruh faktor
lingkungan, namun tidak dapat menjelaskan proporsi keragaman fenotipik pada
tetua yang dapat diwariskan pada turunannya. Untuk menentukan heritabilitas
suatu sifat adalah dengan melakukan percobaan seleksi untuk beberapa
generasi dan menentukan kemajuan yang diperolehnya, yang dibandingkan
dengan jumlah keunggulan dari tetua terpilih dalam semua generasi dari
percobaan seleksi. (Crowder, 1997).
Nilai

heritabilitas

suatu

sifat

tergantung

pada

tindak

gen

yang

mengendalikan gen tersebut. Jika heritabilitas dalam arti sempit suatu sifat
bernilai tinggi, maka sifat tersebut dikendalikan oleh tindak gen aditif pada kadar
yang tinggi. Sebaliknya jika heritabilitas alam arti sempit bernilai rendah, maka
sifat tersebut dikendalikan oleh tindak gen bukan aditif (dominan dan epistasis)
pada kadar yang tinggi. Heritabilitas akan bermakna jika varians genetik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

didominasi oleh varians aditif karena pengaruh aditif setiap alel akan diwariskan
dari tetua kepada progeninya (Suprapto dan Kairuddin, 2007).
2.5 Keragaman Genotipe Dan Fenotipe
Keragaman penampilan tanaman terjadi akibat sifat dalam tanaman
(genetik) atau perbedaan lingkungan kedua-duanya. Perbedaan susunan genetik
merupakan salah satu faktor penyebab keragaman penampilan tanaman.
Program genetik merupakan suatu untaian susunan genetik yang akan
diekspresikan pada satu atau keseluruhan fase pertumbuhan yang berbeda dan
dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan
fungsi tanaman dan akhirnya menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman
(Wulandari dan Ayu 2011).
Keragaman genetik berasal dari mutasi gen, rekombinasi ( pindah silang).
Pemisahan dan pengelompokan alel secara rambang ( random ) selama meiosis,
dan perubahan struktur kromosom. Keragaman ini menyebabkan perubahan
perubahan dalam jumlah bahan genetik yang menyebabkan perubahan fenotip
(Crowder, 1997).
Gen tidak dapat menyebabkan berkembangnya karakter terkecuali jika
mereka berada di lingkungan yang sesuai, dan sebaliknya tidak ada pengaruh
terhadap perkembangan karakteristik dengan mengubah tingkat keadaan
lingkungan terkecuali jika gen yang diperlukan ada. Namun, harus disadari
bahwa keragaman yang diamati terhadap sifat-sifat yang terutama disebabkan
oleh perbedaan gen yang dibawa oleh individu yang berlainan dan terhadap
variabilitas di dalam sifat yang lain, pertama disebabkan oleh perbedaan
lingkungan dimana individu berada (Allard, 2005).
Pada umumnya suatu daerah memiliki kondisi lingkungan yang bebeda
terhadap genotip. Respon genotip terhadap faktor lingkungan ini biasanya terlihat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

dalam penampilan fenotip dari tanaman bersangkutan, dan salah satunya dapat
dilihat dari pertumbuhannya (Darliah, Suprihatin, Vrees, Handayati, Herawati dan
Sutater, 2001).
2.6 Uji Progenitas
Uji progenitas dipergunakan sebagai suatu sistem evaluasi mengukur
karakter terbaik setiap induk yang dapat digunakan pada persilangan selanjutnya
dalam seleksi berulang. Uji keturunan tersebut dengan demikian tidak
mempersoalkan asal dari keturunan. Setiap produksi sistem keturunan berguna
dalam mengidentifikasi karakter induk yang dapat dipergunakan dalam program
pemuliaan spesifik (Welsh, 1991 dalam Sembiring , 2010).
Pada tanaman menyerbuk sendiri individu tanaman adalah homozigot.
Secara genotip dapat diproduksi pada keturunan dan kemungkinan dapat
dievaluasi melalui progeny test/pengujian keturunan (Hasyim, 2007).
Metode seleksi yang dikembangkan untuk meningkatkan proporsi karakter
yang diinginkan pada populasi tanaman secara konvensional tergantung dari
sistem perkembangbiakan tanaman dan peran gen-gen yang mengendalikan
karakter tersebut. Metode seleksi berdasarkan peran gen yang mengendalikan
karakter

menduduki

peranan

yang

lebih

penting,

dimana

metode

ini

dikembangkan atas dasar gen yang mengendalikan karakter tersebut, yang
mana gen ini diwariskan ke generasi-generasi berikutnya. Peran dan jumlah gen
yang menentukan arah dan kemajuan seleksi (Handayani, 2011).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan adalah kebun percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan ketinggian 3 6 meter diatas permukaan laut pada bulan Juli – Oktober 2014.
3.2 Bahan dan alat
Bahan berupa benih hasil generasi selfing ke 1 dari ttetua varietas NK-33,
Pupuk SP-36, KCl, Urea (diberikan 3 kal)i dan pupuk kompos agrivet.
Alat berupa tugal, cangkul, meteran , clipboard, kertas pengamatan, pensil,
pena, bak plasitik kantong plastik dan klip plastik ukuran 7×10 cm, 8,7×13 cm
dan 12×8 cm.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian disusun menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) 1 faktor
yaitu generasi selfing pertama (S1) dengan 6 level yang terdiri dari : S1 - 01,
S1 - 02, S1 - 03, S1 - 04, S1 - 05 dan S1 - 06, masing-masing 3 ulangan.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
1. Seleksi benih
Seleksi benih jagung dilakukan dengan memilih benih jagung yang
berukuran yang seragam bentuk dan ukurannya pada masing – masing urutan
selfing. Selain itu benih jagung yang dipilih adalah benih yang bebas hama,
penyakit dan masih utuh.
2. Penanaman
Penanaman dilakukan pada bedengan dengan ukuran 450 cm x 90 cm dan
jarak tanam 70 cm x 20 cm. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal, jumlah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

lubang tanam 1 bedeng adalah 40. Lubang tanam ditanami dengan 2 benih
jagung. Pada umur 1 minggu benih jagung yang belum tumbuh disulam atau di
Tanami kembali, dan pada minggu ke 2 tanaman jagung yang mulai tumbuh di
jarangkan menjadi 1 tanaman perlubang tanam.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman dilakukan bila tidak terjadi
hujan, pemupukan yaitu pupuk SP-36 100 kg/ha(1,126 g/lubang tanam
/pemupukan), KCl 75 kg /ha (0,646 g/lubang tanam/pemupukan), urea 200 kg/ha
(1,726 g/lubang tanam/pemupukan) diberikan 3 kali yaitu pada umur 1 minggu, 3
minggu dan minggu 6, pupuk organik pada lubang tanam, penyiangan gulma
setiap minggu dan peyulaman benih yang tidak tumbuh.
.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

450cm

I

90cm

II

III
20 cm

TETUA

TETUA

TETUA

S1-01
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

S1-05
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

S1-06
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S1-03
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S1-03
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S1-05
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S1-04
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S1-02
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S1-04
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

S1-02
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

S1-01
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

S1-01
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S1-06
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S1-04
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S1-03
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S1-05
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S1-06
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
S1-02
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

70cm

Keterangan
I, II,III

: Ulangan

S1-1, S1-6 : Urutan generasi selfing

Gambar 1. Denah percobaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

3.5 Parameter Pengamatan
1. Panjang tanaman
Mengukur dari atas tanah sampai daun tertinggi, dilakukan 2 minggu sekali
sampai selesai masa vegetatif tanaman jagung yang ditandai keluarnya bunga
jantan.
2. Jumlah daun
Jumlah daun diukur 2 minggu sekali. daun yang diukur adalah daun yang
membuka sempurna.
3. Persentase tanaman Hidup.
Melakukan pendataan dilakukan satu kali pada saat awal masa generatif,
untuk mengetahuii presentase pertumbuhan tanaman jagung yang hidup.
Persentase tanaman hidup =

∑ tanaman hidup
X 100%
∑ tanaman

4. Persentase tanaman tidak sehat.
Melakukan pendataan pada saat awal masa generatif untuk mengetahuii
presentase pertumbuhan tanaman jagung yang tidak sehat.
Persetase tanaman tidak sehat=

∑ tanaman tidak sehat
X 100%
∑ tanaman

5. Saat bunga jantan keluar.
Menghitung waktu (hari) keluar bunga dari awal tanam sampai tanaman
jagung telah mengeluarkan bunga jantan
6. Saat bunga betina keluar.
Menghitung waktu (hari) keluar bunga dari awal tanam s