PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI.

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN
KINERJ A PADA RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI

SKRIPSI
DiajukanKepadaFakultasEkonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur

Oleh :
PRINGGO ADI SASONGKO
0913010117/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL " VETERAN"
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN

KINERJ A PADA RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI

Yang Diajukan
PRINGGO ADI SASONGKO
0913010117/FE/AK

Disetujui untuk Ujian Lisan

Pembimbing Utama

Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, SE, MM.CA. Tanggal : ……………….
NIP. 314203 09 0276 2

Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. H. Rahman Amrullah Suwaidi, MSi
NIP. 19600330 198603 1003

i


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN
KINERJ A PADA RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI
Yang diajukan
PRINGGO ADI SASONGKO
0913010117/FE/AK
Telah dipertahankan dihadapan
Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 16 Januari 2014
Pembimbing Utama
Ketua

Tim Penguji


Prof. Dr. H. Soeparlan P, SE, MM. Ak, CA.
NIP. 3 4203 09 0276 2

Prof. Dr. H. Soeparlan P, SE, MM. Ak. CA
NIP. 3 4203 09 0276 2
Sekretaris
Dra. Ec. Sri Hastuti, M. Si
Anggota
Dra. Ec. Sari Andayani, M. Aks

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE. MM
NIP. 19630924 198903 1001
ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke Hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahNya
yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “PENERAPAN
BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA
RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI” dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam menulis skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran, serta dorongan
baik secara moril maupun materiil. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE. MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. H. Rahman Amrullah Suwaidi, MSi selaku Wakil Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Dr. Hero Priono, MSi, Aks selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas
Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, SE, MM. CA.

selaku Dosen

Pembimbing yang dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan
memberi petunjuk yang sangat berguna, sehingga terselesaikannya skripsi ini..
7. Bapak dan Ibu Dosen beserta segenap tenaga kerja, karyawan, dan rekanrekan mahasiswa terutama Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
“Veteran” Jawa Timur.
8. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan, dan

bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini,
sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
segala dukungan dan inspirasinya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan penulis
terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak. Amin Ya Rabbal Alamin.
Surabaya, Desember 2013

PRINGGO ADI SASONGKO

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman


HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................

ii

KATA PENGANTAR .........................................................................

iii

DAFTAR ISI ............................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

ix


DAFTAR TABEL ....................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

xii

ABSTRAKSI ................................................................................................

xiii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................

1


1.2. Perumusan Masalah ...........................................................

5

1.3. Tujuan Penelitian ...............................................................

5

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................

5

BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................

7

2.2. Landasan Teori ..................................................................

11


2.2.1. Pengertian Kinerja ..................................................

11

2.2.1.1. Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja ......

12

2.2.1.2. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja ...........

16

2.2.1.3. Manfaat Sistem Pengukuran Kinerja .........

16

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2. Pengertian Rumah Sakit .........................................

17

2.2.2.1. Definisi Rumah Sakit ................................

17

2.2.2.2. Penilaian Kinerja Rumah Sakit ..................

19

2.2.3. Balanced Scorecard ...............................................

20

2.2.3.1. Pengertian Balanced Scorecard .................

20

2.2.3.2. Konsep Balanced Scorecard ......................

21

2.2.3.3. Karakteristik Balanced Scorecard .............

22

2.2.3.4. Pengukuran Kinerja Dengan Balanced
Scorecard ..................................................

25

2.2.3.5. Keunggulan Balanced Scorecard ..............

26

2.2.3.6. Cara Mengukur Balanced Scorecard .........

28

2.2.3.7. Perspektif di Dalam Balanced Scorecard ..

29

2.3. Kerangka Pikir ..................................................................

36

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian ............................................................

38

3.2. Definisi Operasional dan Ukuran Variabel .........................

38

3.3. Jenis dan Sumber Data .......................................................

42

3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................

43

3.5. Populasi dan Sampel ..........................................................

43

3.6. Pengujian Instrumen Penelitian ..........................................

45

3.7. Ruang Lingkup dan Jenis Penelitian ..................................

46

3.8. Metode Analisis Data .........................................................

47

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian .......................................................

56

4.1.1. Deskripsi Obyek Penelitian .........................

56

4.1.2. Motto, Visi dan Misi ...................................

57

4.1.3. Struktur Organisasi ......................................

57

4.1.4. Fasilitas Pelayanan ......................................

71

4.1.5. Fasilitas dan Jasa Layanan RS Widodo
Ngawi .........................................................

72

4.1.6. Penilaian Kinerja RS Widodo Ngawi ...........

74

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................

80

4.2.1. Analisis Perspektif Pelanggan ......................

81

4.2.2. Analisis Perspektif Keuangan ......................

84

4.2.3. Analisis Perspektif Bisnis Internal ...............

88

4.2.4. Kinerja

Perspektif

Pembelajaran

dan

Pertumbuhan ...............................................

96

4.3. Pembahasan ............................................................

99

4.3.1. Implikasi Penelitian ....................................

99

4.3.2. Perbedaan

Penelitian

Sekarang

dengan

Terdahulu ....................................................

101

4.3.3. Keterbatasan Penelitian ...............................

103

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .............................................................

104

5.2. Kesimpulan .............................................................

105

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1.

Balanced Scorecard Sebagai Strategi Dalam Suatu
Manajemen ....................................................................

24

Gambar 2.2.

Hubungan Empat Perspektif Balanced Scorecard ...........

26

Gambar 2.3.

Ukuran Utama Pada Perspektif Pelanggan ......................

33

Gambar 2.4.

Kerangka Pikir ...............................................................

37

Gambar 4.1.

Struktur Organisasi Rumah Sakit Widodo Ngawi ...........

59

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1.

Rating Scale ....................................................................

28

Tabel 2.2.

Ukuran Kinerja ................................................................

29

Tabel 4.1.

Ukuran hasil dan Ukuran Pemacu Kinerja untuk setiap
Sasaran Strategik .............................................................

Tabel 4.2.

Uji Validitas (Nonparametric Correlations) Kepuasan
Pasien Rumah Sakit Widodo Ngawi ................................

Tabel 4.3.

79

81

Uji Reliabilitas Kepuasan Pasien Rumah Sakit Widodo
Ngawi ..............................................................................

82

Tabel 4.4.

Rasio Ekonomi RS. Widodo Ngawi Tahun 2010 – 2012 ..

85

Tabel 4.5.

Rasio Efisiensi RS. Widodo Ngawi Tahun 2010 – 2012 ....

86

Tabel 4.6.

Rasio Efektivitas RS. Widodo Ngawi Tahun 2010 – 2012

87

Tabel 4.7.

Data Karyawan Medis, Paramedis, Tenaga Medis dan
Non Keperawatan dengan Tenaga Non Medis pada
Rumah Sakit Widodo Ngawi dilihat dari Pendidikan
Tahun 2012 ......................................................................

89

Tabel 4.8.

Data Pasien Rumah Sakit Widodo Ngawi Tahun 2012 ......

92

Tabel 4.9.

Hasil Perhitungan BTO, GDR, NDR Pada Rumah Sakit
Widodo Ngawi Tahun 2012 .............................................

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

93

Tabel 4.10.

Jumlah Pelatihan Karyawan Pada Rumah Sakit Widodo
Ngawi Tahun 2012 ..........................................................

Table 4.11.

Perbedaan

Penelitian

Terdahulu

dengan

98

Penelitian

Sekarang ..........................................................................

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

102

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner
2. Hasil Jawaban Responden
3. Hasil Perhitungan SPSS
4. Laporan Laba Rugi

xii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN
KINERJ A PADA RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI

PRINGGO ADI SASONGKO

ABSTRAK
Balanced Scorecard dinilai cocok untuk organisasi nirlaba karena
Balanced Scorecard tidak hanya menekankan pada aspek kuantitatif-finansial,
tetapi juga aspek kualitatif dan nonfinansial seperti Rumah Sakit.
Tujuan Penelitian ini Untuk mengetahui Penerapan Balanced Scorecard
Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Pada Rumah Sakit Widodo Ngawi.
Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dan karyawan
Rumah Sakit Widodo tahun 2012 dan metode analisis data yang digunakan adalah
dengan pendekatan deskriptif kuantitatif statistik komparatif.
Berdasarkan pengujian diatas Rumah Sakit Widodo Ngawi
memungkinkan untuk menerapkan Balanced Scorecard, karena dengan Balanced
Scorecard semua aspek dapat diukur. Penerapan Balanced Scorecard
dimungkinkan karena rumah sakit telah memformulasikan visi, misi dan
strateginya dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja rumah sakit
dikatakan cukup baik dengan menggunakan Balanced Scorecard. 1) perspektif
pelanggan dimana pelayanan medis yang dilakukan sudah mampu memberikan
kepusan pasien. Kemudian dilihat dari pespektif keuangan terlihat 3E yang
dicapai belum optimal, karena efisiensi penggunaan biaya operasional belum
efisien. 2) perspektif proses bisnis internal dimana tenaga medis memiliki jenjang
pendidikan dokter spesialis dan tenaga non medis memiliki jenjang pendidikan
D3. Selanjutnya dilihat dari sistem pelayanan terpadu, rata-rata sudah
menggunakan sistem berbasis komputerisasi, serta pemanfaatan fasilitas sudah
tergolong baik. 3) Analisis mengenai perspektif employeed and organization
capacity yang menunjukkan bahwa dilihat dari indeks kepuasan kerja karyawan
sudah dikategorikan puas, sedangkan dilihat dari learning and training index
dianggap masih rendah dari yang distandarkan.
Kata Kunci : Balanced Scorecard, Perspektif Pelanggan, Perspektif keuangan,
Perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan.

xiii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Bab I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh suatu organisasi.
Kinerja dalam suatu periode tertentu dapat dijadikan acuan untuk mengukur
tingkat keberhasilan organisasi. Oleh karena itu, sistem kinerja yang sesuai
dan cocok untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu
bersaing dan berkembang.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting
bagi sebuah organisasi. Pengukuran tersebut antara lain dapat digunakan
sebagai dasar menyusun sistem imbalan atau sebagai dasar penyusun strategi
organisasi atau perusahaan (Cahyono, 2000). Sistem pengukuran kinerja
dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran
kinerja dibuat dengan menetapkan reward dan punishment system (Ulum,
2009).
Sistem pengukuran kinerja tradisional merupakan salah satu cara
yang umumnya digunakan oleh manajemen tradisional untuk mengukur
kinerja. Pengukuran kinerja secara tradisional lebih menekankan kepada
aspek keuangan, karena lebih mudah diterapkan sehingga tolok ukur kinerja
personal diukur berkaitan dengan aspek keuangan saja. Sistem ini lazim

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

dilakukan dan mempunyai beberapa kelebihan, akan tetapi karena hanya
menitikberatkan pada aspek keuangan tentunya menimbulkan adanya
kelemahan. Pengukuran kinerja berdasar aspek keuangan dianggap tidak
mampu menginformasikan upaya-upaya apa yang harus diambil

dalam

jangka panjang, untuk meningkatkan kinerja organisasi. Disamping itu,
sistem pengukuran kinerja ini dianggap tidak mampu mengukur asset tidak
berwujud yang dimiliki organisasi seperti sumber daya manusia, kepuasan
pelanggan, dan kesetiaan pelanggan.
Untuk meningkatkan kinerja organisasi, maka diperlukan suatu
sistem berbasis kinerja. Kinerja yang baik harus mempunyai sistem
pengukuran kinerja yang andal dan berkualitas, sehingga diperlukan
penggunaan ukuran kinerja yang tidak hanya mengandalkan aspek keuangan
saja tetapi juga memperhatikan aspek-aspek non-keuangan. Hal ini
mendorong Kaplan dan Norton (2000) untuk merancang suatu sistem
pengukuran kinerja yang lebih komprehensif yang disebut dengan Balanced
Scorecard. Konsep Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan
dan Norton (2000) merupakan salah satu metode pengukuran kinerja dengan
memasukkan empat aspek/perspektif di dalamnya yaitu:
1. Financial perspective (perspektif keuangan)
2. Customer perspective (perspektif pelanggan)
3. Internal bisnis perspective (perspektif proses bisnis internal) dan
4. Learning and growth perspective (perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Balanced Scorecard merupakan strategi bisnis yang diterapkan agar
dapat dilaksanakan dan dapat mengukur keberhasilan organisasi. Dengan
demikian Balanced Scorecard dapat digunakan sebagai alat untuk
mengimplementasikan strategi. Lebih dari itu, Balanced Scorecard dapat
menyelaraskan berbagai fungsi (divisi, departemen, seksi) agar segala
keputusan dan kegiatannya di dalam masing-masing fungsi tersebut dapat
dimobilisasikan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pada awalnya, Balanced Scorecard dirancang untuk digunakan pada
organisasi yang bersifat mencari laba, namun kemudian berkembang dan
diterapkan pada organisasi nirlaba. Terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap penggunaan pada organisasi laba dengan organisasi nirlaba,
diantaranya adalah pada organisasi laba perspektif finansial adalah tujuan
utama dari perspektif yang ada, sedangkan pada organisasi nirlaba perspektif
konsumen merupakan tujuan utama dari perspektif yang ada. Persfektif
finansial dalam organisasi laba adalah berupa finansial atau keuntungan,
sedangkan

dalam

organisasi

nirlaba

perspektif

finansial

adalah

pertanggungjawaban keuangan mengenai penggunaan sumber daya yang
efektif dan efisien dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.
Balanced Scorecard dinilai cocok untuk organisasi nirlaba karena
Balanced Scorecard tidak hanya menekankan pada aspek kuantitatiffinansial, tetapi juga aspek kualitatif dan nonfinansial. Hal tersebut sesuai
dengan jenis organisasi nirlaba yaitu menempatkan laba sebagai ukuran
kinerja utama, namun pelayanan yang bersifsat kualitatif dan non keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Rumah sakit umum merupakan salah satu instansi yang bergerak di
bidang sektor publik dalam bidang jasa kesehatan. Kegiatan usaha rumah
sakit umum bersifat sosial dan ekonomi yang mengutamakan pelayanan
kesehatan yang terbaik bagi masyarakat. Rumah sakit umum sebagai salah
satu instansi harus mampu memberikan pertanggungjawaban baik secara
keuangan maupun non-keuangan kepada pemerintah dan masyarakat sebagai
pengguna jasa. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pengukuran kinerja yang
mencakup semua aspek. Balanced Scorecard merupakan pilihan yang tepat
untuk melakukan pengukuran kinerja baik dari aspek keuangan maupun non
keuangan. Rumah Sakit Widodo Ngawi merupakan salah satu rumah sakit
swasta yang berada di kabupaten Ngawi. Selama ini pengukuran kinerjanya
hanya

menggunakan

pengukuran

kinerja

secara

tradisional,

yaitu

membandingkan target yang telah ditetapkan dengan realisasi pendapatan
yang diterima oleh rumah sakit, serta ukuran jasa standar pelayanan rumah
sakit. Pengukuran tersebut

dirasa kurang

memadai karena hanya

menggunakan standar umum penilaian.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin menerapkan
elemen-elemen

yang dimiliki

Balanced Scorecard

untuk mengukur

kinerja organisasi melalui empat aspek yaitu aspek keuangan, aspek
pelanggan, aspek bisnis internal dan aspek pembelajaran dan pertumbuhan
berdasarkan visi, misi dan tujuan yang dijabarkan dalam strategi organisasi
dan nantinya setelah aspek-aspek non finansial tersebut diukur, diharapkan
dapat membuat pengukuran kinerja di Rumah Sakit Widodo Ngawi menjadi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

lebih baik dari sekarang. Dengan latar belakang diatas, maka penulis tertarik
untuk membahas mengenai “Pener apan Balanced Scorecard Sebagai Alat
Pengukuran Kinerja Pada Rumah Sakit Widodo Ngawi”

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
dapat dirumuskan permasalahan : Bagaimana Penerapan Balanced
Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Pada Rumah Sakit Widodo
Ngawi?

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu
mengetahui Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran
Kinerja Pada Rumah Sakit Widodo Ngawi.

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Pihak Rumah Sakit
a. Memberikan informasi yang sangat akurat mengenai kinerja yang
telah dicapai oleh Rumah Sakit.
b. Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat lebih meningkatkan kinerja
Rumah Sakit agar lebih efisien dan efektif di masa yang akan datang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

2. Bagi Peneliti
Sebagai perbandingan antara teori yang didapatkan selama ini dengan
kenyataan yang ada di lapangan, khususnya tentang konsep Balanced
Scorecard yang digunakan sebagai alat sistem penilaian kinerja
manajemen

suatu

perusahaan

yang

komprehensif,

koteren dan

terintegrasi.
3. Bagi Pengembang Ilmu Pengetahuan
Sebagai bahan masukan dalam memenuhi Balanced Scorecard dan dapat
dijadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah ada mengenai Balanced Scorecard pernah
dilakukan oleh :
1. Desy Areva, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI
Sumatra Barat dengan mengambil judul Analisis Pengukuran Kinerja
dengan sistem Balanced Scorecard pada Rumah Sakit Yos Sudarso
Padang. Sementara permasalahan yang muncul adalah Bagaimana
kinerja Rumah Sakit Yos Sudarso dengan menggunakan sistem
Balanced Scorecard, jika dinilai dengan berdasarkan perspektif
keuangan. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa perspektif
keuangan, Return on Invesment dari tahun ke tahun selalu meningkat,
dari tahun 2000 ke 2001 meningkat sebesar 3% dan dari tahun 2001 ke
2002 meningkat sebesar 1%. Hal ini dipicu oleh peningkatan
pertumbuhan pendapatan dan penurunan biaya. Return of Asset juga
mengalami peningkatan dari tahun 2000 ke 2002 meningkat sebesar 1%.
2. Nizar Alif Utama, Universitas Brawijaya Malang, dengan judul :
Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced
Scorecard (Studi kasus pada RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari).
Sementara permasalahan yang diangkat adalah Bagaimana kinerja
7

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Rumah Sakit bila diukur dengan menggunakan pendekatan Balanced
scorecard baik dalam aspek finansial maupun non finansial. Dan hasil
penelitian menunjukkan (1) Perspektif keuangan dengan menggunakan
instrument Value for money telah menyebabkan RSUD Prof. Dr.
Soekandar menjadi lebih ekonomis artinya realisasi pengeluaran selalu
lebih kecil bila dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan
dalam RAB. Sehingga lebih efisien dalam pencapaian target pendapatan
yang diinginkan. (2) Perspektif Pelanggan menunjukkan pasien telah
merasa puas atas kinerja RSUD Prof. Dr. Soekandar jika berdasarkan
data hasil kuisioner. Sedangkan untuk customer acquisition dari Rumah
Sakit masih masih kurang, hal ini dapat dilihat dari penurunan persentase
akuisisi pasien. (3) Perspektif Internal Bisnis Kinerja RSUD Prof. Dr.
Soekandar dalam hal ini dapat dikatakan baik dengan adanya
penambahan pelayanan kesehatan yang baru dan ditunjang dengan rasio
pelayanan kesehatan yang yang secara umum sudah cukup baik. Serta
rata–rata kunjungan yang semakin banyak dari tahun ke tahun. Dan
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Pemberdayaan karyawan
sudah baik, hal ini dapat dilihat dari hasil karyawannya yang puas
apabila diukur dari keseluruhan atribut. Namun merasa cukup puas
untuk atribut gaji dan promosi kerja jika dibandingkan dengan
produktivitas karyawan yang selalu naik.
3. Fawzi Al Sawalqa, Murdoch University School, Perth, Australia,
dengan judul Balanced Scorecard Implementation In Jordan: An Initial

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Analysis. Dalam jurnal ini menekankan pada Pendekatan BSC dalam
melengkapi ukuran finansial tradisional kinerja unit bisnis. Istilah
"seimbang" berkaitan dengan keseimbangan antara keuangan dan ukuran
kinerja non keuangan, antara lagging dan indikator terkemuka dan antara
internal dan perspektif eksternal pengukuran kinerja. The BSC berisi
berbagai kinerja keuangan dan non–keuangan. Seperti yang dijelaskan
oleh beberapa peneliti yang signifikan antara lain,misalnya , Anand et al;
Franco-Santos et al; Ismail; Ittner et al; Joshi; Jusoh et al; Kald dan
Nilsson; Othman; Rigby; Speckbacher. Temuan dari studi ini berbeda
dari satu negara ke negara lain. Dalam konteks Jordan, hanya ada
sejumlah kecil penelitian yang diterbitkan yaitu Speckbacher et al,
berpendapat bahwa banyak penelitian yang kekurangan karena
metodologi pemilihan sampel perusahaan, tingkat respons rendah atau
estimasi dapat diandalkan. Penelitian ini mengikuti efektif metodologi
dengan mengidentifikasi pengguna yang sebenarnya dan membahas
keadaan penggunaan BSC dalam sampel spread di semua perusahaan
industri di Yordania. Furthermo dua pertanyaan yang digunakan untuk
menentukan jumlah dan jenis perspektif yang termasuk dalam BSC dari
masing-masing perusahaan dan untuk mengidentifikasi perusahaanperusahaan yang benar-benar menggunakan menggunakan pendekatan
BSC. Selain itu, banyak prosedur yang diambil untuk meningkatkan dan
meningkatkan tingkat respon dan kualitas penelitian. Penelitian, Oleh
karena itu, tidak hanya memberikan kontribusi untuk literatur BSC,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

tetapi juga membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut di Jordan
dan

negara-negara

lain

untuk

menyelidiki

secara

sistematis

BSC approach. However, ada kebutuhan untuk lebih lanjut penelitian ke
dalam BSC untuk menganalisis lebih dalamnya spread, isi dan
pelaksanaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi beberapa
keterbatasan ini dengan menilai tingkat difusi, tahapan implementasi dan
isi BSC dan mengidentifikasi tujuan utama untuk menggunakan
pendekatan BSC antara perusahaan Yordania. Bagian berikutnya
mengidentifikasi tujuan dan kontribusi dari makalah ini diikuti oleh
penelaahan terhadap literatur yang masih ada. Bagian keempat rincian
penelitian metodologi yang digunakan. Hasil empiris dianalisis dalam
bagian lima. Bagian enam membahas keterbatasan dan peluang untuk
penelitian masa depan dan akhirnya, bagian tujuh merangkum dan
menyimpulkan studi.
4. Khawla H. Kalaf, Higher Institute for Accounting and Financial Studies,
Department of Financial Studies University of Baghdad, Baghdad, Iraq,
dengan judul Designing A Balanced Scorecard To Measure A Bank's
Performance: A Case Study. Manajer setuju bahwa sistem evaluasi
mereka tidak cukup memenuhi fungsi ini. Oleh karena itu, dalam
beberapa tahun terakhir pergeseran terhadap Balanced Scorecard (BSC)
telah muncul sebagai pendekatan manajerial untuk mengevaluasi kinerja
strategis organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
kontribusi terhadap pemahaman tentang bagaimana BSC dikembangkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

dan diterapkan dalam mengevaluasi kinerja dari Large Bank Lokal
(LLB) di Irak. Menggunakan konsep Kaplan dan Norton, dan data
tersedia dari bank, BSC yang berasal untuk mengukur kinerja bank
antara 2006-2009. Itu analisis dibantu hubungan sebab-akibat antara non
- keuangan, dan dimensi keuangan dari BSC. karena kurangnya
pekerjaan penelitian, di daerah ini, di sektor perbankan di Irak, penelitian
ini akan memberikan kontribusi pada pengetahuan tentang bagaimana
bank di Irak dapat menerapkan BSC untuk mengevaluasi kinerja mereka,
dan bagaimana mereka bisa mengubah visi strategis menjadi potensi
kinerja. Para penulis mengusulkan beberapa kebutuhan penelitian masa
depan yang dibutuhkan di daerah ini. Penggunaan BSC dikembangkan di
sini terbatas pada bank yang diteliti , namun pendekatan ini bisa memicu
refleksi antara pembuat kebijakan dan bank lain.

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Kinerja
Secara etimologi dapat disamakan dengan performance yang
berasal dari bahasa inggris. Performance atau kinerja merupakan ukuran
kesuksesan seseorang atau organisasi dalam melaksanakan tugas, fungsi
atau pekerjaan. Menurut Mulyadi (2001:415-416), kinerja dapat diartikan
sebagai efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah
ditetapkan, karena pada dasarnya organisasi dijalankan oleh manusia,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

maka kinerja sesungguhnya merupakan penilaian manusia dalam
melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi.
Menurut Helfert (dalam Srimindarti, 2004: 53) Kinerja perusahaan
adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode
waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh
kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber dayasumber daya yang dimiliki. Kinerja merupakan suatu istilah secara umum
yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari
suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah
standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan
dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan
semacamnya (Srimindarti, 2004).
Jadi pengukuran kinerja merupakan suatu proses penilaian kegiatan
operasional perusahaan berupa tindakan dan aktivitas suatu organisasi
pada periode tertentu sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata
lain, pengukuran kinerja adalah penilaian tingkat efektifitas dan efisiensi
dari aktivitas organisasi.

2.2.1.1. Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja
Menurut

Mulyadi

(2001:415),

Pengukuran

kinerja

merupakan salah satu yang amat penting bagi organisasi, karena pada
dasarnya pengukuran kinerja merupakan perilaku anggota organisasi
dalam melaksanakan perannya untuk mencapai tujuan organisasi. Sistem

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

pengukuran kinerja mengukur aspek paling penting dari suatu organisasi
sebagai sebuah kemampuan unik yang dapat digunakan untuk memenuhi
visi dan misi organisasi.
Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas
operasional suatu organisasi sebagai bagian organisasi dan karyawannya,
berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai
umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi
pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan
penyesuaian atas aktivitas pengendalian.
Pengukuran kinerja suatu perusahaan selalu diperlukan oleh unitunit bisnis dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja
perusahaan

stakeholder

memerlukannya

untuk

mengevaluasi

manajemen. Bagi pemasok, pengukuran kinerja suatu perusahaan
berkaitan dengan kemampuan perusahaan membayar barang – barang
yang dipasoknya. (Monika, 2000:21-35), sedangkan menurut Vincent
Gaspersz (2003:68), pengukuran kinerja adalah kemampuan mengamati,
mengukur, menganalisa, dan menggunakan informasi itu untuk
membawa ke arah perubahan yang lebih baik.
Menurut Monika (2000:21-35), pengukuran kinerja memberikan
umpan balik dalam pengendalian strategi, yang mendorong para manajer
untuk mengevaluasi dan meningkatkan profitabilitas perusahaan dan
organisasi sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Sistem pengukuran yang digunakan oleh suatu perusahaan
memiliki dampak yang besar terhadap tindakan unsur – unsur di dalam
perusahaan tersebut, baik internal dan eksternal.
Selama ini sistem pengukuran kinerja perusahaan bersifat
keuangan (finansial). Sistem akuntansi perusahaan mencatat detail
transaksi setiap periodenya dari waktu ke waktu, serta memberikan
pelaporan kondisi keuangan perusahaan sesuai dengan informasi yang
dibutuhkan oleh pihak manajemen (Kaplan dan Norton, 2000:19).
Suatu sistem pengukuran kinerja yang yag efektif memuat
indicator-indikator pengukuran kinerja yang kritis dirumuskan oleh
Atkinson dkk, (1995:51) yaitu :
1. Memikirkan organisasi dan masing – masing aktivitas dari costomer
perspektif.
2. Mengevaluasi aktivitas berdasarkan ukuran kinerja customer yang
telah dijalankan.
3. Memikirkan segala aktivitas kinerja yang mempengaruhi konsumen
oleh karena itu bersifat luas dan meliputi banyak hal.
4. Memberikan umpan balik untuk membantu anggota organisasi yang
mengindentifikasi masalah serta kesempatan perbaikan.
Program pengukuran kinerja yang efektif akan bermanfaat bagi
para pemakainya apabila menyediakan umpan balik yang membantu
manajemen perusahaan dalam mengindentifikasi masalah yang timbul,
mengevaluasi dan memecahkannya sehingga berguna untuk perbaikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

operasi dan kinerja badan usaha. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Atkinson dkk. (1995:53).
Desain pengukuran kinerja harus mencerminkan asumsi dasar
organisasi apabila organisasi berubah sedangkan sistem pengukuran
kinerja tidak, maka menjadi akan efektif atau tidak produktif lagi, dalam
pengukuran kinerja terdapat dua kriteria informasi yaitu : (Monika,
2000:21-35)
1. Pengukuran kinerja finansial
2. Pengukuran kinerja nonfinansial
Pengukuran kinerja finansial menjabarkan indikasi kinerja dalam
jumlah uang yang merupakan hasil akhir dari kegiatan dan keputusan
manajer, sedangkan informasi nonfinansial dan keputusan manajer lebih
menunjuk pada kinerja sebagai suatu proses.
Perkembangan badan usaha menuntut yang lebih komplek,
karenanya pengukuran kinerja fiansial saja tidak layak digunakan dalam
kompetisi global, sedangkan pengukuran tradisional hanya meninjau
segi finansial tidak dapat memberikan informasi secara terus menerus.
Pemilihan dan penggunaan salah satu sistem pengukuran kinerja saja
dapat

memberikan

informasi

yang

menyesatkan karena antara

pengukuran finansial dan pengukuran non finansial saling terkait dan
saling melengkapi, karenanya kedua sistem tersebut harus digunakan
secara seimbang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.2.1.2. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja
Tujuan dari pengukuran kinerja adalah : (Mulyadi, 1993:416)
1. Untuk menentukan kontribusi suatu bagian dalam perusahaan
terhadap organisasi secara keseluruhan.
2. Untuk memberikan dasar bagi penilaian suatu prestasi dalam
berorganisasi
3. Untuk

memberikan

motivasi

bagi

manajer

bagian

internal

menjalankan bagiannya dengan tujuan pokok perusahaan secara
keseluruhan.

2.2.1.3. Manfaat Sistem Pengukuran Kinerja
Manfaat dari pengukuran kinerja adalah (Mulyadi, 2001)
1. Perusahaan dapat melakukan pengamatan terhadap trend perubahan
lingkungan makro dan lingkungan industri yang diperkirakan akan
berdampak terhadap perusahaan.
2. Perusahaan dapat merumuskan visi dan tujuan ke dalam sistem
perumusan strategi ke dalam sasaran – sasaran yang komprehensif
dan koheren.
3. Dapat menyediakan sistem untuk mewujudkan rencana yang bersifat
kualitatif melalui sistem pengelolaan sumber daya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.2.2. Pengertian Rumah Sakit
2.2.2.1. Definisi Rumah Sakit
Menurut Anwar (dikutip dari Wangsi, 2006), rumah sakit adalah
suatu organisasi yang memiliki tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan
pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,
diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Rumah
sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 1998 dibagi
menjadi 4 macam yaitu:
a. Berdasar kan kemampuan pelayanan
Kelas A : Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik luas dan sub spesialistik luas.
Kelas B II : Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik luas dan sub spesialitik terbatas.
Kelas B I : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik.
Kelas C :

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
sekurang-kurangnya 4 dasar lengkap.

Kelas D :

mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic
dasar.

b. Berdasar kan kepemilikan, rumah sakit di Indonesia dibedakan
menjadi dua, yaitu rumah sakit pemerintah dan swasta. Rumah sakit
pemerintah dijalankan oleh:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

1) Departemen Kesehatan
2) Pemerintah Daerah
3) ABRI
4) Badan Umum Milik Negara
Rumah sakit swasta dijalankan oleh:
1) Yayasan
2) Badan Hukum lain yang terkait.
c. Berdasar kan fungsi rumah sakit
1) Institusi pelayanan Sosial Masyarakat (IPSM) Merupakan
lembaga non profit dan keuntungan IPSM harus ditanamkan
kembali pada Rumah Sakit.
2) Non Institusi Pelayanan Sosial Masyarakat (non IPSM)
Merupakan lembaga non profit dan keuntungan dapat digunakan
oleh para pemilik Rumah Sakit (biasanya diselenggarakan oleh
swasta).
d. Berdasar kan segi pemasar an
1) Volume, Rumah Sakit tipe ini mengutamakan pelayanan (jumlah
pasien) yang sebanyak-banyaknya.
2) Diferensiasi, Rumah sakit tipe ini mengutamakan spesialisasi,
apabila perlu sub spesialisasi. Rumah sakit ini dituntut untuk
mempunyai cukup banyak sarana yang menunjang masingmasing spesialisasi tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

3) Fokus, Rumah Sakit tipe ini adalah rumah Sakit yang
berkonsentrasi pada spesialisasi tertentu, khusus kanker, khusus
mata dan sebagainya.

2.2.2.2. Penilaian Kinerja Rumah Sakit
Berdasar standar pengukuran jasa pelayanan kesehatan nasional
(Depkes 2005), kinerja rumah sakit dinilai dari:
a. BOR (Bed Occupancy Rate)
Menunjukkan presentase tempat tidur yang dihuni dengan tempat
tidur yang tersedia.
b. BTO (Bed Turn Over Rate)
Menunjukkan perbandingan jumlah pasien keluar dengan rata-rata
tempat tidur yang siap pakai.
c. TOI (Turn Over Interval)
Menunjukkan rata-rata waktu luang tempat tidur.
d. ALOS (Average Length of Stay)
Menunjukkan rata-rata lamanya seorang pasien dirawat inap.
e. GDR (Gross Death rate)
Digunakan untuk mengetahui rata-rata kematian untuk tiap-tiap 1000
pasien keluar.
f. NDR (Net Death Rate)
Digunakan untuk mengetahui rata-rata angka kematian >48 jam
setelah dirawat untuk tiap-taip 1000 pasien keluar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.3. Balanced Scorecard
2.2.3.1. Pengertian Balanced Scorecard
Menurut Kaplan dan Norton (2000:7) Balanced Scorecard
melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan
ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran
Scorecard diturunkan dari visi dan strategi perusahaan dengan
memandang kinerja perusahaan dari empat perpektif yaitu keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Empat perspektif ini memberikan kerangka kerja bagi Balanced
Scorecard.
Menurut Mulyadi (2001:1) Balanced Scorecard merupakan
contempory manajemen tool

yang digunakan untuk mendongkrak

kemampuan organisasi dalam melipatgandakan

kinerja keuangan.

Balanced Scorecard sebagai alat manajemen kontemporer semakin
dibutuhkan oleh perusahaan karena beberapa faktor yaitu : (Mulyadi,
2001:24)
1. Lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan sangat kompetitif
dan turbulen.
2. Sistem manajemen yang digunakan oleh perusahaan terhadap
lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan.
Penggunaan Balanced Scorecard, sekarang organisasi dapat
mengukur bagaimana berbagai unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi
para pelanggan perusahaan untuk saat ini serta bagaimana perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

harus meningkatkan kemampuan bisnis internal investasi sumber daya
manusia, sistem dan prosedur yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kinerja yang akan datang.

2.2.3.2. Konsep Balanced Scorecard
Menurut Mulyadi (2001:1), alat pengukuran kinerja Balanced
Scorecard terdiri dari dua kata : (1) Kartu Skor (Scorecard) dan (2)
berimbang (Balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja seseorang, melalui kartu skor, skor yang
hendak diwujudkan oleh personel di masa depan dibandingkan dengan
hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk
mengevaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan.
Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja
diukur secara berimbang dari dua aspek : keuangan dan non keuangan,
jangka pandek dan jangka panjang, intern dan ekstern, oleh karena itu,
jika kartu skor personel digunakan untuk merencanakan skor yang
hendak

diwujudkan

di

masa

depan,

personel

tersebut

harus

memperhitungkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan
dan non keuangan, antara kinerja jangka pendek dan kinerja jangka
panjang, serta antara kinerja yang bersifat intern dan kinerja yang
bersifat ekstern.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.2.3.3. Karakteristik Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton (2000) menyebutkan bahwa Balanced
Scorecard

merupakan

sebuah

sistem

manajemen

untuk

mengimplementasikan strategi, mengukur kinerja yang tidak hanya dari
sisi finansial semata melainkan juga melibatkan sisi non finansial, serta
untuk mengkomunikasikan visi, strategi, dan kinerja yang diharapkan.
Dengan kata lain pengukuran kinerja tidak dilakukan semata-mata untuk
jangka pendek saja, tetapi juga untuk jangka panjang. Sehingga suatu
organisasi menggunakan fokus pengukuran Balanced Scorecard dalam
rangka untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting, yaitu:
a. Menterjemahkan Visi Dan Misi Organisasi
Untuk menentukan ukuran kinerja perusahaan, visi organisasi
dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran
kondisi yang akan diwujudkan oleh organisasi di masa mendatang
yang biasanya dinyatakan dalam suatu pernyataan atau beberapa
kalimat singkat. Untuk mewujudkan kondisi yang digambarkan
dalam visi, perusahaan perlu merumuskan suatu strategi. Tujuan
adalah kondisi perusahaan yang akan diwujudkan di masa
mendatang dan merupakan penjabaran lebih lanjut visi perusahaan
yang mana menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi
untuk merumuskannya. Dalam proses perencanaan strategik, tujuan
ini dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategik dengan ukuranukuran pencapaiannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

b. Komunikasi dan Hubungan
Balanced

scorecard

memperlihatkan

kepada

setiap

karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang
menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen karena oleh
tujuan tersebut dibutuhkan kinerja karyawan yang baik. Untuk itu,
balanced scorecard menunjukkan strategi yang menyeluruh yang
terdiri dari tiga kegiatan:
1) Comunicating and educating
2) Setting Goals
3) Linking Reward to Performance Measures
c. Rencana Bisnis
Rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan
antara rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Hampir semua
organisasi saat mengimplementasikan berbagai macam program
yang mempunyai keunggulannya masing-masing saling bersaing
antara satu dengan yang lainnya. Keadaan tersebut membuat manajer
mengalami kesulitan untuk mengintegrasikan ide-ide yang muncul
dan berbeda di setiap departemen. Akan tetapi dengan menggunakan
balanced scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber
daya dan mengatur mana yang lebih penting untuk diprioritaskan,
akan menggerakkan ke arah tujuan jangka panjang perusahaan secara
menyeluruh.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

d. Umpan Balik dan Pembelajaran
Proses keempat ini akan memberikan strategic learning
kepada perusahaan. Dengan balanced scorecard sebagai pusat sistem
perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan monitoring terhadap
apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek, dari tiga
pespektif yang ada yaitu: konsumen, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan untuk dijadikan sebagai umpan balik
dalam mengevaluasi strategi.
.

Memper jelas dan Mener jemahkan
Visi dan Str ategi
• Memperjelas Visi
• Menghasilkan Konsensus
Mengkomunikasikan dan
Menghubungkan
• Mengkomunikasikan dan Mendidik
• Menetapkan Tujuan
• Mengkaitkan imbalan dengan Ukuran
Kinerja-Tonggak

Balanced
Scorecard

Mer encanakan dan Menetapkan Sasar an
• Menetapkan Sasaran
• Memadukan inisiatif strategis
• Mengalokasikan Sumberdaya
• Menetapkan Tonggak-tonggak penting

Umpan Balik dan Pembelajar an
Str ategis
• Mengartikulasikan Visi Bersama
• Memberikan Umpan Balik Strategis
• Memfasilitasi Tinjauan Ulang dan
Pembelajaran Strategis

Gambar 2.1 : Balanced Scorecard Sebagai Strategi Dalam Suatu Manajemen
Sumber : Kaplan dan Norton. 2000, Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Balanced Sorecard merupakan sekelompok tolok ukur kinerja
yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan mendukung
strategi perusahaan di seluruh organisasi. Suatu strategi pada dasarnya
merupakan suatu teori tentang bagaimana mencapai tujuan organisasi.
Dalam

pendekatan

Balanced

Scorecard,

manajemen

puncak

menjabarkan strateginya kedalam tolak ukur kinerja sehingga karyawan
memahaminya dan dapat melaksanakan sesuatu untuk mencapai strategi
tersebut (Wijaya, 2003).

2.2.3.4. Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard
Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi suatu
organisasi, diantaranya dapat digunakan untuk menilai keberhasilan
perusahaan dan juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
sistem imbalan di suatu organisasi. Pengukuran kinerja menggunakan
Balanced Scorecard memiliki cakupan yang cukup luas, karena tidak
hanya mempertimbangkan aspek-aspek finansial tetapi juga aspek
nonfinansial.
Pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard

merupakan

alternatif pengukuran kinerja yang didasarkan pada empat hal utama,
yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan
pertumbuhan. Kelebihan penggunaan Balanced Scorecard adalah bahwa
dengan

pendekatan

Balanced

Scorecard

berusaha

untuk

menterjemahkan misi dan strategi perusahaan kedalam tujuan-tujuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

dan pengukuran-pengukuran yang dilihat dari empat perspektif yaitu
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan
pertumbuhan tersebut.
Untuk dapat melihat hubungan keempat perspektif dalam
balanced scorecard dapat dilihat pada gambar 2.2

Keuangan

ROI
Loyalitas
Pelanggan

Pelanggan Konsumen

Penyertaan
Tepat Waktu

Proses Internal Bisnis

Proses
Mutu

Pembelajaran dan Pertumbuhan

Proses Waktu
Siklus

Keahlian Pekerja

Gambar 2.2 : Hubungan Empat Perspektif Balanced Scorecard
Sumber : Kaplan and Norton, 2000:28.

2.2.3.5. Keunggulan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard se