PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA WONOCOLO.

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJ AKAN, SANKSI PERPAJ AKAN,
KESADARAN WAJ IB PAJ AK DAN PERSEPSI WAJ IB PAJ AK
MENGENAI PETUGAS PAJ AK TERHADAP KEPATUHAN
PELAPORAN WAJ IB PAJ AK ORANG PRIBADI PADA KANTOR
PELAYANAN PAJ AK PRATAMA SURABAYA WONOCOLO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan
dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi
Pr ogr am Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :
Muis Arahman
0813015005/FE/AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmad dan Hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan Skripsi dengan judul
“PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJ AKAN, SANKSI PERPAJ AKAN,
KESADARAN

WAJ IB

PAJ AK

MENGENAI

PETUGAS


DAN

PAJ AK

PERSEPSI
TERHADAP

WAJ IB

PAJ AK

KEPATUHAN

PELAPORAN WAJ IB PAJ AK ORANG PRIBADI PADA KANTOR
PELAYANAN PAJ AK PRATAMA SURABAYA WONOCOLO” dapat
terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di
Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan dorongan dari banyak pihak, maka melalui kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sangat dalam kepada :
1. Bapak. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak. Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si selaku Dosen Wali dan Ketua Progdi
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Dra. Ec. H. Siti Sundari, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan
kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat
berguna sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.
6. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak I yang telah memberikan ijin untuk
penelitian dan penyusunan skripsi ini.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


7. KPP Pratama Surabaya Wonocolo dan segenap staf KPP Pratama Surabaya
Wonocolo yang telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian skripsi ini
dan berkenan untuk memberi informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan
skripsi ini.
8. Para dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
9. Bapak, Ibu, kakak, adik, Paman, Bibi dan seluruh keluargaku yang telah
memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril
maupun materiil sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan
studinya.
10. Semua teman-temanku Nia, Rino, Refi, Siska, Anggi yang selalu saling
memberikan dukungan dalam mengerjakan skripsi ini hingga selesai dan
dalam menempuh kuliah terutama disaat-saat ujian serta untuk teman-teman
yang lain baik teman-teman dalam lingkup kampus UPN dan diluar UPN.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
do’a, dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan

skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi
perbaikan dimasa dating. Besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan
manfaat bagi pembaca.
Akhir kata, kepada semua pihak yang telah berkenan untuk membantu
dalam proses penyusunan skripsi ini, semoga sumbangan dan amal kebaikan yang
telah diberikan diterima oleh Allah SWT dan mendapat imbalan dari-Nya. Amin

Surabaya, Mei 2012

Muis Ar ahman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJ AKAN, SANKSI PERPAJ AKAN,
KESADARAN WAJ IB PAJ AK DAN PERSEPSI WAJ IB PAJ AK
MENGENAI PETUGAS PAJ AK TERHADAP KEPATUHAN
PELAPORAN WAJ IB PAJ AK ORANG PRIBADI PADA KANTOR
PELAYANAN PAJ AK PRATAMA SURABAYA WONOCOLO
Oleh :

Muis Ar ahman
Abstr aksi
Pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara.
Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk menggali potensi sumber penerimaan
pajak salah satunya melalui reformasi perpajakan dengan diberlakukannya self
assesment system yang memberi wewenang penuh kepada wajib pajak untuk
menghitung, melaporkan dan membayarkan pajaknya sendiri. Banyak faktor yang
dapat mempengaruhi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya
diantaranya yaitu masih minimnya pengetahuan akan peraturan perpajakan,
adanya sanksi perpajakan bagi Wajib Pajak, kurangnya kesadaran Wajib Pajak,
dan persepsi wajib pajak terhadap aparat pajak yang cenderung negatif. Oleh
sebab itu penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menguji secara empiris
pengaruh pengetahuan perpajakan, sanksi perpajakan, kesadaran wajib pajak dan
persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak terhadap kepatuhan pelaporan wajib
pajak orang pribadi pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh secara langsung dengan menggunakan teknik kuesioner yang dibagikan
kepada Wajib Pajak. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah probability sampling dengan metode simple random sampling sehingga
dari 60.915 Wajib Pajak Orang Pribadi Efektif yang yang terdaftar di KPP

Pratama Surabaya Wonocolo didapat 100 Wajib Pajak Orang Pribadi efektif
sebagai responden. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa variabel Persepsi Wajib
Pajak Mengenai Petugas Pajak memberi kontribusi terhadap Kepatuhan Pelaporan
Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo, sedangkan
variabel Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, dan Kesadaran Wajib Pajak
tidak memberi kontribusi terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang
Pribadi pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo.
Key Words : Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib
Pajak, Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak, Kepatuhan
Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................


i

DAFTAR ISI .........................................................................................

ii

DAFTAR TABEL .................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

iv

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................

v

ABSTRAKSI ..........................................................................................

vi

BAB I


PENDAHULUAN ...................................................................

1

1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................... 10
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................. 10
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................ 11

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA .......................................................... 12
2.1. Penelitian Terdahulu ......................................................... 12
2.2. Landasan Teori ................................................................. 15
2.2.1. Dasar – Dasar Perpajakan ......................................... 15
2.2.1.1. Definisi Pajak .............................................. 15

2.2.1.2. Fungsi Pajak ................................................ 16
2.2.1.3. Sistem Pemungutan Pajak ............................ 17
2.2.1.4. Pengelompokkan Pajak ................................ 18
2.2.1.5. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak .................. 20
2.2.2. Pajak Penghasilan Orang Pribadi .............................. 22
2.2.2.1. Pengertian Pajak Penghasilan ....................... 22
2.2.2.2. Wajib Pajak Orang Pribadi ........................... 23
2.2.2.3. Subjek Pajak Orang Pribadi .......................... 24
2.2.2.4. Objek Pajak Orang Pribadi ........................... 26
2.2.2.5. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ......... 26
2.2.2.6. Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi........... 27

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.7. Perhitungan Pajak Penghasilan Orang Pribadi 28
2.2.3. Surat Pemberitahuan (SPT) ...................................... 28
2.2.3.1. Pengertian SPT ............................................. 28
2.2.3.2. Jenis SPT .................................................... 28

2.2.3.3. Batas Waktu Penyampaian SPT .................... 30
2.2.3.4. Sanksi Terlambat / Tidak Menyampaikan SPT 35
2.2.4. Pengetahuan Perpajakan ........................................... 39
2.2.5. Sanksi Perpajakan .................................................... 41
2.2.4.1. Sanksi Pidana .............................................. 42
2.2.4.2. Sanksi Administrasi ..................................... 45
2.2.6. Kesadaran Wajib Pajak ............................................ 48
2.2.7. Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak .......... 54
2.2.8. Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi ...... 56
2.2.8.1. Kriteria Wajib Pajak Patuh ........................... 58
2.2.8.2. Kriteria Wajib Pajak Tidak Patuh ................. 59
2.2.9. Pengaruh

Pengetahuan

Perpajakan

Terhadap

Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi ....... 60
2.2.10.Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi ....................... 62
2.2.11.Pengaruh

Kesadaran

Wajib

Pajak

Terhadap

Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi ...... 64
2.2.12.Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas
Pajak Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak
Orang Pribadi .......................................................... 66
2.3. Kerangka Pikir .................................................................. 68
2.4. Hipotesis .......................................................................... 69

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 69
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................... 69
3.1.1. Definisi Operasional ................................................ 69
3.1.1.1. Variabel Bebas (Variabel Independent) ......... 69

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.1.1.2. Variabel Terikat (Variabel Dependent) ......... 71
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel .................................... 72
3.2. Teknik Penentuan Sampel .................................................. 72
3.2.1. Populasi .................................................................. 72
3.2.2. Sampel .................................................................... 72
3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 74
3.3.1. Jenis Data ................................................................ 74
3.3.2. Sumber Data ............................................................ 75
3.3.3. Pengumpulan Data ................................................... 75
3.4. Uji Kualitas Data .............................................................. 76
3.4.1. Uji Validitas ............................................................ 76
3.4.2. Uji Reliabilitas ........................................................ 76
3.4.3. Uji Normalitas ......................................................... 77
3.5. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 77
3.5.1. Uji Autokorelasi ...................................................... 77
3.5.2. Uji Multikolineritas ................................................. 78
3.5.3. Uji Heteroskedastisitas ............................................. 78
3.6. Teknik Analisis ................................................................. 79
3.7. Uji Hipotesis ..................................................................... 79
3.7.1. Uji F

.................................................................... 79

3.7.2. Uji t ....................................................................... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 83
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................. 83
4.1.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Surabaya Wonocolo ..... 83
4.1.2. Gambaran Umum KPP Pratama Surabaya Wonocolo .. 83
4.1.3. Visi dan Misi KPP Pratama Surabaya Wonocolo ........ 86
4.1.3.1. Visi KPP Pratama Surabaya Wonocolo .......... 86
4.1.3.2. Misi KPP Pratama Surabaya Wonocolo ......... 86
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian................................................... 88
4.2.1. Pengembalian Kuesioner ........................................... 88

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.2. Karakteristik Responden ........................................... 89
4.2.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin (Gender) ....................................... 89
4.2.2.2. Karaktersitik

Responden

Berdasarkan

Pendidikan Terakhir Responden ................... 89
4.2.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Pekerjaan Responden................................... 90
4.2.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa
Kerja/Masa Usaha Responden ...................... 92
4.2.3. Rekapitulasi Jawaban Responden ............................... 93
4.2.3.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai
Pengetahuan Perpajakan (X1 ) ....................... 93
4.2.3.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai
Sanksi Perpajakan (X2) ................................ 94
4.2.3.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai
Kesadaran Wajib Pajak (X 3) ........................ 96
4.2.3.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai
Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas
Pajak (X4) ................................................... 97
4.2.3.5. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai
Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang
Pribadi (Y) .................................................. 99
4.3. Uji Kualitas Data ............................................................... 101
4.3.1. Uji Validitas ............................................................. 101
4.3.1.1. Uji

Validitas

Variabel

Pengetahuan

Perpajakan (X1) .......................................... 101
4.3.1.2. Uji Validitas Variabel Sanksi Perpajakan
(X 2) ............................................................ 102
4.3.1.3. Uji Validitas Variabel Kesadaran Wajib
Pajak (X3) ................................................... 102

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.1.4. Uji Validitas Variabel Persepsi Wajib Pajak
Mengenai Petugas Pajak (X4 ) ....................... 103
4.3.1.5. Uji Validitas Kepatuhan Pelaporan Wajib
Pajak Orang Pribadi (Y) .............................. 104
4.3.2. Uji Reliabilitas .......................................................... 105
4.3.3. Uji Normalitas .......................................................... 106
4.4. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 107
4.4.1. Uji Multikolinieritas .................................................. 107
4.4.2. Uji Heterokedastisitas ............................................... 107
4.5. Teknik Analisis .................................................................. 108
4.6. Uji Hipotesis ...................................................................... 112
4.6.1. Uji F (Uji Kecocokan Model) .................................... 112
4.6.2. Uji t (Uji Pengaruh Secara Parsial) ............................. 113
4.7. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 116
4.8. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 123

BAB V

KESIMPULAN ....................................................................... 124
5.1. Kesimpulan ........................................................................ 124
5.2. Saran ................................................................................. 125

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam penerimaan
negara. Diliat dari penerimaan negara, kondisi keuangan negara tidak lagi
semata-mata dari penerimaan negara berupa minyak dan gas bumi, tetapi
lebih berupaya untuk menjadikan pajak sebagai primadona penerimaan
negara, dan struktur penerimaan negara sudah bergeser dalam beberapa
dasawarsa terakhir ini. Hakekatnya pemungutan pajak oleh negara
merupakan wujud dari rasa pengabdian, kewajiban dan partisipasi rakyat,
yang dalam hal ini sebagai wajib pajak untuk secara langsung dan bersamasama melaksanakan kewajiban perpajakannya guna membiayai pengeluaran
negara dan pembangunan nasional. Oleh karena itu, pemerintah berusaha
untuk menggali potensi sumber penerimaan pajak [Hendarsyah, 2009 : 1].
Menurut Soemitro [Mardiasmo, 2009 : 1], pajak adalah iuran rakyat
kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung
dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum. Berdasarkan definisi tersebut bisa dikatakan bahwa pajak tidak
hanya digunakan untuk membiaya tugas-tugas dan aktivitas kenegaraan
pemerintah melainkan juga digunakan untuk membayar pengeluaran umum
yang mempunyai kaitan langsung dengan masyarakat seperti penyediaan

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

fasilitas umum. Dari definisi tersebut kita juga bisa menyimpulkan bahwa
pajak merupakan iuran yang sifatnya memaksa. Karena sifatnya yang
memaksa umumnya masyarakat akan berusaha untuk menghindarinya
karena dirasa menjadi suatu beban yang sifatnya rutinitas meskipun secara
teori nantinya pembayaran pajak dari rakyat ke kas negara akan digunakan
untuk kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara yang artinya
masyarakat yang membayar pajak pun akan menikmati pajak yang telah ia
setorkan [Mardiasmo, 2009 : 1].
Mengingat begitu pentingnya peranan pajak, maka pemerintah dalam
hal ini Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai upaya strategis
untuk memaksimalkan penerimaan pajak. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah melalui reformasi perpajakan dengan diberlakukannya self assesment
system [Muliari dan Setiawan, 2011 : 2].
Self assesment system mengharuskan wajib pajak untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya, yaitu mengisi dan menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) di Kantor Pelayanan Pajak. Kesadaran dan kepatuhan
yang tinggi dari wajib pajak merupakan faktor penting dalam pelaksanaan
system tersebut menurut Priyantini [Muliari dan Setiawan, 2011 : 2].
Reformasi

pajak

sebenarnya

lebih

diarahkan

pada

upaya

untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak, terutama dalam hal pembayaran
pajak. Wajib pajak patuh bukan berarti wajib pajak yang membayar pajak
dalam nominal besar melainkan wajib pajak yang mengerti dan mematuhi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

hak dan kewajibannya dalam bidang perpajakan serta telah memenuhi
kriteria-kriteria tertentu.
Menurut Setiawan [2008 : 6] ukuran tingkat kepatuhan Wajib Pajak
yang paling utama adalah tingkat kepatuhannya dalam penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) tahunan dan masa secara benar dan tepat waktu.
Semakin tinggi tingkat kebenaran dalam menghitung, memperhitungkan,
ketepatan menyetor dan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) secara
benar dan tepat waktu, diharapkan semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam melaksanakan dan memenuhi kewajiban pajaknya.
Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Wonocolo, hingga
tahun 2011 terdapat sebanyak 61.648 wajib pajak orang pribadi [WP OP]
yang terdaftar dan sebanyak 60.915 WP OP yang efektif. Namun hanya
26.909 SPT yang telah diterima di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surabaya Wonocolo, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan
pelaporan SPT Wajib Pajak Orang Pribadi di wilayah kerja KPP Pratama
Surabaya Wonocolo yang meliputi Kecamatan Wonokromo, Wonocolo,
Jambangan dan Gayungan sebesar 44,17%. Berdasarkan data yang ada pula
dapat dilihat bahwa ternyata tingkat kepatuhan pelaporan SPT Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Surabaya Wonocolo dalam dua tahun
terakhir sejak tahun 2009 terus mengalami penurunan. Pada Tabel 1.1.
berikut ini dapat dilihat tingkat kepatuhan pelaporan Surat Pemberitahuan
Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya
Wonocolo dari tahun 2007 – 2011.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Tabel 1.1 : J umlah WP Or ang Pr ibadi yang Menyampaikan SPT PPh
Tahunan
No. Tahun

(1)
1.

(2)
2007

J umlah
WP OP
Yang
Terdaftar
(3)
18.492

J umlah
WP OP
Efektif

J umlah SPT J umlah SPT
Yang telah
yang belum
disampaikan disampaikan

(4)
17.779

(5)
4.487

(4) - (5)
13.292

Rasio
Kepatuhan
Pelapor an
SPT WP OP
[(5)/(4)]*100
25,24%

2.

2008

28.900

28.184

9.367

18.817

33,24%

3.

2009

42.684

41.959

36.069

5.890

85,96%

4.

2010

55.052

54.320

27.324

26.996

50,30%

5.

2011

61.648

60.915

26.909

34.006

44,17%

[Sumber : Seksi Pusat Data & Informasi KPP Pratama Surabaya Wonocolo]
Berdasarkan Tabel 1.1. menunjukkan bahwa jumlah wajib pajak
orang pribadi di wilayah kerja KPP Pratama Surabaya Wonocolo dari tahun
2007 – 2011 terus mengalami peningkatan, tetapi jumlah wajib pajak yang
menyetorkan SPT dalam dua tahun terakhir justru mengalami penurunan.
Hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran wajib pajak untuk memenuhi
kewajibannya yaitu menyampaikan atau melaporkan SPT.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi wajib pajak dalam
melaporkan

dan

membayar

pajak

terutangnya.

Diantaranya

yaitu

pengetahuan akan peraturan perpajakan, yang kedua adanya sanksi
perpajakan yang dapat membuat Wajib Pajak baik terpaksa atau tidak harus
melaporkan dan membayar pajak terutangnya [Hendarsyah, 2009 : 2], yang
ketiga kurangnya kesadaran Wajib Pajak dalam melaporkan dan membayar
pajak terutang sehingga Wajib Pajak berusaha untuk membayar kewajiban

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

pajaknya lebih kecil dari yang seharusnya dan yang terakhir adalah
pandangan wajib pajak terhadap aparat pajak itu sendiri cenderung negatif
sehingga masyarakat enggan untuk melaporkan dan membayar pajak.
Penelitian yang berkaitan dan menjadi bahan referensi antara lain :
Ni Ketut Muliari dan Putu Ery Setyawan [2011] dalam penelitiannya pada
wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Denpasar Timur menunjukkan
bahwa Persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan pelaporan wajib pajak
orang pribadi serta Kesadaran wajib pajak secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.
Supriyati dan Nur Hidayati [2008] pada wajib pajak badan di KPP
Sidoarjo Timur menunjukkan bahwa pengetahuan pajak memiliki pengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan persepsi wajib pajak mengenai
petugas pajak dan persepsi kriteria wajib pajak patuh tidak memiliki
pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Yulianto [2009] dalam penelitiannya pada wajib pajak orang pribadi
di KPP Metro dan Bandar Lampung menunjukkan bahwa implementasi
kebijakan self assessment dengan dimensinya; organisasi, penafsiran dan
aplikasi memberi pengaruh besar terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi.
Pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak merupakan
hal yang paling mendasar yang harus dimiliki oleh wajib pajak karena tanpa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

adanya pengetahuan tentang pajak, maka sulit bagi wajib pajak dalam
menjalankan kewajiban perpajakannya. Pemerintah telah melakukan upaya
untuk menambahkan pengetahuan bagi para wajib pajak, diantaranya
melalui penyuluhan, iklan-iklan di media masa maupun media elektronik
dengan tujuan agar para wajib pajak lebih mudah mengerti dan lebih cepat
mendapat informasi perpajakan meski frekuensi pelaksanaan kegiatan
tersebut tidak sering dilakukan. Informasi perpajakan tersebut tidak hanya
berisi tentang kewajiban wajib pajak, namun juga terdapat penjelasan
tentang pentingnya pajak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara agar
sekaligus dapat menimbulkan kesadaran dari dalam hati wajib pajak [Aziza,
2011 : 3-4]. Kurangnya sosialisasi mungkin berdampak pada rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang pajak yang menyebabkan rendahnya
kesadaran masyarakat untuk melaporkan dan membayar pajak yang pada
akhirnya mungkin menyebabkan rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak.
Agar peraturan perpajakan dipatuhi, maka harus ada sanksi
perpajakan bagi para pelanggarnya. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban
perpajakannya bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak
merugikannya [Jatmiko, 2006]. Pemerintah dalam hal ini Dirjen Pajak
membuat undang-undang tentang semua yang berkenaan dengan perpajakan.
Undang-undang ini pun dikaitkan dengan sanksi-sanksi yang diberikan
apabila para wajib pajak melanggar peraturan tersebut. Sanksi perpajakan
yang terdapat dalam ketentuan perpajakan ada dua macam sanksi yaitu :
sanksi administrasi dan sanksi pidana. Sanksi pidana sendiri dapat dibagi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

dalam tiga jenis yakni : denda pidana, pidana kurungan dan pidana penjara.
Dengan adanya sanksi dalam ketentuan perpajakan maka pemerintah
mempunyai dasar yang kuat untuk menjaring wajib pajak pajak yang
melakukan pelanggaran pajak. Sanksi pidana merupakan suatu alat yang
bersifat represif yang dimiliki oleh Dirjen Pajak untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak dan akan berpengaruh pula terhadap penerimaan
Negara [Hendarsyah, 2009 : 5-6]. Akan tetapi dengan kenyataan dilihat dari
penelitian Abdurrahman Nurhadi dalam [Hendarsyah, 2009 : 6] Dirjen Pajak
sangat lambat untuk menetapkan sanksi pidana perpajakan, maka sanksi
perpajakan tersebut menjadi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak dan pada akhirnya wajib pajak menilai apabila melanggar pajak tidak
akan terjadi apa-apa.
Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan
Negara sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak
[Jatmiko, 2006]. Masyarakat harus sadar akan keberadaannya sebagai warga
negara yang selalu menjunjung tinggi UUD 1945 sebagai dasar hukum
penyelenggaraan negara [Suardika, 2007]. Wajib pajak melaporkan dan
membayar pajak hanya karena dalam keadaan terpaksa atau adanya
kepentingan yang mendadak, bukan karena kesadaran mereka. Rendahnya
kesadaran wajib pajak akan pajak akan mempengaruhi tindakan untuk
melakukan penghindaran pajak baik secara legal (Tax Avoidance) yang tidak
melanggar undang-undang maupun ilegal (Tax Evation) yang melanggar
undang-undang seperti menggelapkan pajak. Salah satu contoh kurangnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

kesadaran wajib pajak adalah dalam hal wajib pajak kurang sadar dalam hal
mengisi dan melaporkan SPT. Hal ini bisa dilihat masih banyak WP yang
mengisi dan melaporkan SPT dengan tidak benar dan tidak sesuai dengan
yang seharusnya dilaporkan. Pandangan negatif wajib pajak akan pajak,
kurangnya sosialisasi yang berdampak pada kurangnya pengetahuan dan
informasi mengenai pajak itu sendiri serta pertimbangan kebutuhan ekonomi
cenderung menyebabkan kesadaran untuk mengisi dan melaporkan SPT
dengan benar dan tepat waktu pun rendah. Menurut Suryadi [2006 : 107108], Kesadaran Wajib Pajak akan meningkat bilamana dalam masyarakat
muncul persepsi positif terhadap pajak. Dengan meningkatnya pengetahuan
perpajakan masyarakat melalui pendidikan perpajakan baik formal maupun
non formal akan berdampak positif terhadap kesadaran Wajib Pajak untuk
melaporkan SPT dan membayar pajak.
Selain itu, Pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak berperan
penting terhadap kepatuhan wajib pajak dalam menjalankan kewajiban
perpajakannya. “petugas pajak dituntut untuk memberikan pelayanan yang
ramah, adil dan tegas setiap saat kepada wajib pajak serta dapat memupuk
kesadaran tentang tanggung jawab membayar pajak” Gardina dan Haryanto
dalam [Aziza, 2011 : 4]. Pelayanan yang baik yang diberikan oleh petugas
pajak diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran wajib pajak dalam
membayar pajak. Pandangan wajib pajak terhadap petugas pajak yang
cenderung negatif juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan dan membayar pajak mereka.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Wajib pajak menilai bahwa pajak yang dibayarkan tidak semuanya masuk ke
kas pemerintah. Hal ini muncul karena masyarakat pada umumnya melihat
pemberitaan di media massa dan elektronik mengenai para petugas pajak
seperti Gayus Tambunan dan Dhana Widyatmika yang tersandung berbagai
masalah dan oknum petugas pajak lainnya yang diketahui menyelewengkan
pajak yang dibayar oleh wajib pajak untuk kepentingan pribadinya. Kualitas
dan profesionalisme aparat pajak telah menjadi pertanyaan besar. Hal ini
dapat menyebabkan rendahnya kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan indeks persepsi korupsi (Corruption Perception
Indeks/CPI) 2011 yang dirilis Transparency International menyebutkan
bahwa Indonesia masih merupakan salah satu dari kelompok negara
terkorup di dunia [http://www.antaranews.com/berita/287320/indonesiamasih-tergolong-negara-terkorup].

Hal

ini

akan

menimbulkan

rasa

ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah dan juga terhadap pajak
yang dibayarkan yang pada akhirnya menyebabkan msyarakat enggan untuk
melaporkan dan membayar pajak.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH PENGETAHUAN
PERPAJ AKAN,

SANKSI PERPAJ AKAN, KESADARAN WAJ IB

PAJ AK DAN PERSEPSI WAJ IB PAJ AK MENGENAI PETUGAS
PAJ AK TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJ IB PAJ AK
ORANG

PRIBADI

PADA

KANTOR

PELAYANAN

PAJ AK

PRATAMA SURABAYA WONOCOLO”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan
pelaporan wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surabaya Wonocolo?
2. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan pelaporan
wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Surabaya Wonocolo?
3. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
pelaporan wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surabaya Wonocolo?
4. Apakah persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak berpengaruh
terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Wonocolo?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan, tujuan
penelitian ini adalah :
Untuk membuktikan dan menguji secara empiris pengaruh pengetahuan
perpajakan, sanksi perpajakan, kesadaran wajib pajak dan persepsi wajib
pajak mengenai petugas pajak terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak
orang pribadi pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian antara lain dapat memberikan masukan bagi
beberapa pihak antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bagi wajib pajak
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang perpajakan
kepada masyarakat untuk lebih mengetahui tentang pajak dan manfaat
yang diterima dari pajak, sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib
pajak dalam melaporkan pajak.
2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi Kantor
Pelayanan Pajak dalam meningkatkan kepatuhan dalam pelaporan SPT
dan pembayaran pajak
3. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menambah wawasan dalam hal perpajakan dan
mengaplikasikan teori-teori perpajakan yang diperoleh selama kuliah,
sehingga dapat diterapkan dalam praktek kehidupan di masyarakat.
4. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan sesuatu yang
berharga bagi pihak Universitas dan juga sebagai bahan referensi bagi
peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan permasalahan
yang diteliti oleh penulis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan
penelitian sekarang adalah sebagai berikut:
Ni Ketut Muliari dan Putu Ery Setiawan [2011] melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan
Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak
Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur”.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah persepsi
tentang sanksi perpajakan berpengaruh pada kepatuhan pelaporan wajib
pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur?;
2) Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh pada kepatuhan pelaporan
wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar
Timur?. Hasil dari penelitian ini adalah persepsi wajib pajak tentang sanksi
perpajakan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan pada
kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Denpasar Timur dan kesadaran wajib pajak secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan pelaporan wajib pajak
orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.
Supriyati dan Nur Hidayati [2008] melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap
12

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Kepatuhan Wajib Pajak”. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Apakah pengetahuan tentang pajak memiliki pengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak?; 2) Apakah persepsi terhadap petugas pajak
memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?; 3) Apakah persepsi
terhadap kriteria wajib pajak patuh memiliki pengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak?. Hasil dari penelitian ini adalah pengetahuan pajak memiliki
pengaruh terhadap wajib pajak, sedangkan persepsi wajib pajak terhadap
petugas pajak dan persepsi kriteria wajib pajak patuh tidak memiliki
pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Yulianto [2009] melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Inplementasi Kebijakan Self Assessment pada Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi di Propinsi Lampung”. Perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh implementasi kebijakan self
assessment pada kepatuhan wajib pajak orang pribadi?. Hasil dari
penelitian adalah implementasi kebijakan self assessment dengan
dimensinya; organisasi, penafsiran dan aplikasi memberi pengaruh besar
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Disini ditekankan bahwa hasil penelitian terdahulu digunakan
sebagai pendamping baik landasan teori maupun uji hipotesisnya.
Penelitian terdahulu digunakan sebagai argumentasi yang kuat dan logis
bahwa penelitian dengan permasalahan yang dimaksudkan dipandang
perlu untuk dilaksanakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian
terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain : Obyek, tempat dan lokasi
penelitian serta waktu penelitian. Untuk lebih jelasnya perbedaan dari
penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 2.1

: Perbedaan dan Per samaan Penelitian Terdahulu dengan
Penelitian Sekarang
Penelitian Ter dahulu
Pengaruh

Persepsi

Pengetahuan

Kebijakan

Self

Perpajakan,

Sanksi

dan Persepsi Wajib

Assessment

pada

Perpajakan,

Kesadaran

Kesadaran Wajib Pajak

Pajak

Kepatuhan

Wajib

Pada

Kepatuhan

Tentang

Sanksi

Perpajakan

J udul

Penelitian Sekar ang
Pengaruh

Inplementasi

Pengaruh

Dan
Kepatuhan

Pelaporan Wajib Pajak
Orang

Pribadi

Pengetahuan

Pajak

Terhadap
Wajib

Pajak

Wajib Pajak dan Persepsi

Pajak Orang Pribadi

Wajib

di Propinsi Lampung

Petugas Pajak Terhadap

Pajak

Mengenai

Kepatuhan

Di

Kantor Pelayanan Pajak

Wajib

Pratama

Pribadi

Denpasar

Pelaporan

Pajak
Pada

Pratama

Timur

Orang
KPP
Surabaya

Wonocolo
Peneliti

Ni Ketut Muliari dan

Supriyati

Putu

Hidayati (2008)

Ery

Setiawan

dan

Nur

Yulianto (2009)

Muis Arahman (2012)

(2011)

Per bedaan
Populasi

KPP Pratama Denpasar

KPP

Metro

dan

Bandar Lampung
Tentang

Pengetahuan tentang

Inplementasi

Sanksi Perpajakan (X1 )

Pajak (X1 ), Persepsi

Kebijakan

Kesadaran Wajib Pajak

terhadap

Assessment

(X2)

Pajak

Persepsi

Var iabel

KPP Sidoarjo Timur

Timur

dan

Kepatuhan

Petugas

Wajib

penafsiran

(X2),

Wajib

(X3).

aplikasi
kepatuhan

(X3)

dan
wajib

Pajak

Petugas

pajak orang pribadi

Wajib

(Y)

Pribadi (Y)

Wajib Pajak Badan

Wajib Pajak Orang

Wajib

Pribadi

Pribadi

Wajib

Mengenai

Pajak

Kepatuhan

Pajak (Y)

Kepatuhan
Orang

Kesadaran

terhadap

Patuh

Pajak

(X2 ),

Pajak (X3) dan Persepsi

Kriteria Wajib Pajak

Pribadi

(X)

Perpajakan

(X1) Sanksi Perpajakan

(X1),

Orang Pribadi (Y)

Wajib

Pengetahuan
Self

organisasi

Persepsi

Penelitian

Surabaya

Wonocolo

dan

(X2 )

Pelaporan Wajib Pajak

Objek

KPP Pratama

Pajak
Pajak

(X4)

Pelaporan
Orang
Orang

1. Pengetahuan Perpajakan (X1) Sanksi Perpajakan (X2), Kesadaran Wajib Pajak (X3 ) dan Persepsi Wajib Pajak
Per samaan

Mengenai Petugas Pajak (X4). Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y)
2. Menggunakan alat analisis regresi linier berganda.

Sumber : [ Diolah penulis ]

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.2.

Landasan Teor i

2.2.1. Dasar-dasar Per pajakan
2.2.1.1.Definisi Pajak
Menurut Prof. Dr. P.J.A Andriani yang diterjemahkan oleh R.
Santoso Brotodiharjo dalam Waluyo dan Ilyas [2002 : 4] pajak adalah
iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi-kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut Prof. Dr. M.J.H. Smeets dalam Waluyo dan Ilyas, [2002 :
5], pajak adalah prestasi kepada pemeirntah yang terutang melalui normanorma umum dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontraprestasi
yang dapat ditujukan dalam hal yang individual, dimaksudkan untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.
Menurut S.I. Djajadiningrat dalam Resmi [2009 : 1], pajak sebagai
suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang
disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan
kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan
yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa
timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan
secara umum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Menurut Soemitro dalam Mardiasmo [2009 : 1], pajak adalah iuran
rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik ( kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Dari semua definisi yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan
bahwa pajak memiliki unsur-unsur sbb :
1. Iuran rakyat kepada Negara, yang berhak memungut pajak adalah
pemerintah (baik pusat maupun daerah)
2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang dengan kata lain dapat
dipaksakan sesuai dengan aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa jasa timbal balik (kontraprestasi) dari negara secara langsung
4. Hasil pemungutan pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum negara demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.

2.2.1.2.Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak [Mardiasmo, 2009 : 1-2], yaitu:
1. Fungsi Penerimaan (Budgetair)
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak sebagai alat ukur mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Contoh :
a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk
mengurangi konsumsi minuman keras.
b. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk
mengurangi gaya hidup konsumtif.
c. Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% untuk mendorong ekspor
produk Indonesia di pasaran dunia.

2.2.1.3.Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak ada tiga macam [Mardiasmo, 2009 : 7] yaitu :
1. Official Assessment System
adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada
pada fiskus.
b. Wajib pajak bersifat pasif
c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
2. Self Assessment System

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
Ciri-cirinya:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
wajib pajak sendiri.
b. Wajib pajak bersifat aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang.
c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
3. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan) untuk memenuhi besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
a. Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada
pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.

2.2.1.4.Pengelompokan Pajak
1. Menurut Golongannya [Mardiasmo, 2009 : 5] yaitu :
a. Pajak langsung, yaitu pembayaran pajak yang tidak boleh
dilimpahkan kepada pihak lain. Contohnya Pajak Penghasilan,
Pajak Bumi dan Bangunan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pembayarannya bisa
dilimpahkan kepada pihak lain. Contohnya Pajak Pertambahan
Nilai.
2. Menurut Sifatnya [Mardiasmo, 2009 : 5] yaitu :
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contohnya Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contohnya Pajak Pertambahan Nilai dan PPnBM.
3. Menurut Lembaga Pemungutannya [Mardiasmo, 2009 : 5] yaitu :
Menurut lembaga pemungutannya, terbagi menjadi dua macam yaitu :
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Pajak negara
yang sampai saat ini masih berlaku adalah : PPh, PPN, PPnBM,
Bea Materai, PBB dan BPHTB.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak
daerah terdiri atas :
1. Pajak Daerah Tingkat I (Provinsi), contohnya Pajak Kendaraan
Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaran Bermotor.
2. Pajak Daerah Tingkat II (kotamadya/kabupaten), contohnya
Pajak Pembangunan, Pajak Penerangan Jalan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.1.5.Kewajiban dan Hak Wajib Pajak
Menurut Mardiasmo [2009 : 54-55], hak dan kewajiban wajib
pajak adalah sebagai berikut :
a. Kewajiban Wajib Pajak
1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.
2. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.
3. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar.
4. Mengisi dengan benar

SPT

(SPT

diambil

sendiri),

dan

memasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang
telah ditentukan.
5. Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan
6. Jika diperiksa wajib :
a) Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan
usaha, pekerjaan bebas WP atau objek yang terutang pajak.
b) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan
yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran
pemeriksaan.
7. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan,
atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat
oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan
pemeriksaan.

b. Hak-hak Wajib Pajak
1. Mengajukan surat keberatan dan surat banding.
2. Menerima tanda bukti pemasukan SPT.
3. Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan.
4. Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT.
5. Mengajukan

permohonan

penundaan

atau

pengangsuran

pembayaran pajak.
6. Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang dikenakan dalam
surat ketetapan pajak.
7. Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
8. Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi,
serta pembetulan surat ketetapan pajak yang salah.
9. Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban
pajaknya.
10. Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak.
11. Mengajukan keberatan dan banding.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.2.2. Pajak Penghasilan Orang Pr ibadi
2.2.2.1.Penger tian Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan termasuk dalam kategori sebagai pajak subjektif
artinya pajak dikenakan karena ada subjeknya yakni yang telah memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan perpajakan.
Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang
pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam
suatu tahun pajak [Resmi, 2009 : 80]. Yang dimaksud dengan penghasilan
dalam Pasal 4 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008 adalah “setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang berasal baik dari Indonesia
maupun luar negeri yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan dengan nama dan dalam bentuk apapun”. Dengan
demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji,
honorarium, hadiah dan lain sebagainya.
Adapun landasan hukum Pajak Penghasilan di Indonesia adalah
Undang-undang

ditambah

peraturan-peraturan

yang

mendukung

dibawahnya antara lain meliputi :
1. Peraturan Pemerintah (PP)
2. Keputusan Presiden (KepPres)
3. Keputusan Menteri Keuangan (KMK)
4. Keputusan Dirjen Pajak (Kep.DJP)
5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.2.2.2.Wajib Pajak Orang Pribadi
Setiap orang mempunyai kedudukan atau status yang sama dalam
hubungannya dengan kewajiban pajak. Perbedaan jenis kelamin, tingkat
pendidikan, profesi atau pekerjaan seseorang tidak membuat kedudukan
atau statusnya sebagai wajib pajak penghasilan menjadi berbeda. Bahkan
sebagai wajib pajak penghasilan, seseorang tidak harus bertempat tinggal
atau berdomisili di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pengertian wajib pajak orang pribadi dalam Undang-Undang
Nomor 28 tahun 2007 pasal 1 adalah “wajib pajak adalah orang pribadi
atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungut
pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan p

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

4 112 92

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

1 5 22

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei atas Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama "X").

0 0 20

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

0 0 10

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

0 0 2

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

0 0 5

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

0 1 21

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

0 1 3

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

0 0 12

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA WONOCOLO

0 0 20