ANALISIS DESKRIPTIF MANAJEMEN PRODUKSI SIARAN BERITA BERBAHASA BETAWI “BANDAR JAKARTA” DI STASIUN TELEVISI JAK TV

  

ANALISIS DESKRIPTIF MANAJEMEN PRODUKSI SIARAN

BERITA BERBAHASA BETAWI “BANDAR JAKARTA”

DI STASIUN TELEVISI JAK TV

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

  Disusun oleh :

  

Liga Pujianti

NIM : 105051102016

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

  

1431 H / 2010 M

  ANALISIS DESKRIPTIF MANAJEMEN PRODUKSI SIARAN BERITA BERBAHASA BETAWI “BANDAR JAKARTA” DI STASIUN TELEVISI JAK TV Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

  Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

  Disusun oleh :

  Liga Pujianti NIM : 105051102016

  Di bawah bimbingan :

  KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2010 M

LEMBAR PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1.

  Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  3. Jika dikemudian hari tebukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  Jakarta, 09 juni 2010 Liga Pujianti

  

ABSTRAK

Liga Pujianti 105051102016

Analisis Deskriptif Manajemen Produksi Siaran Berita Berbahasa Betawi

Bandar Jakarta di Stasiun JAK TV

  Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi mampu menjadi candu bagi banyak orang untuk menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Di zaman sekarang ini keberadaan televisi sangat dibutuhkan, karena televisi dengan bentuk audio visualnya mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia. Televisi mampu menghadirkan tayangan- tayangan yang dapat mendidik, menghibur, bahkan menjerumuskan penontonya sendiri, semua pilihan itu ada dan ditawarkan kepada pemirsanya.

  JAK TV adalah salah satu saluran televisi yang ada di Jakarta, dan program berita Bandar Jakarta hadir ketengah-tengah masyarakat Jakarta sebagai alternatif tontonan berita. Bandar Jakarta sebagai tontonan berita dikemas dengan baik dan menarik, dan lebih mengedepankan tentang sosial, budaya, dan kehidupan masyarakat yang tinggal di Jakarta. Kemasan yang menarik merupakan salah satu pengaruh yang sangat besar bagi kesuksesan program yang ditayangkan. Untuk itu, perlu adanya sistem manajemen yang tepat, dan cara menjalankan sistem manajemen yang tepat pula dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan suatu program produksi. Dengan adanya sistem manajemen yang tepat dapat membantu suatu tayangan program yang sesuai dengan keinginan, dan kebutuhan masyarakat. Sistem manajemen seperti apakah yang digunakan program berita ‘Bandar Jakarta’ dalam menyiarkan acaranya kepada pemirsa setianya?

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada pendekatan kualitatif. Peneliti mendeskripsikan dan menginterpretasikan data, dengan menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang dianggap akurat, serta menuangkannya dalam penulisan skripsi ini melalui observasi dan interview. Hal ini bertujuan agar memudahkan dalam menjabarkan dan menjelaskan tentang sistem manajemen produksi yang terdapat pada program berita Bandar Jakarta. selain itu, dalam menganalisis permasalahan yang diangkat penulis menggunakan teori manajemen POAC sebagai pisau analisisnya.

  Berdasarkan hasil temuan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen produksi yang terdapat pada program berita Bandar Jakarta pada dasarnya sama dengan sistem manajemen pada program produksi yang lainnya, hanya saja pastinya memiliki sedikit perbedaan-perbedaan dengan sistem manajemen yang dipakai dalam program lain. Tayangan yang dihasilkan program berita ‘Bandar Jakarta’ lebih mengedepankan berita melalui perspektif masyarakat betawi, guna lebih mendekatkan masyarakat dengan sajian yang dihadirkan program berita ‘Bandar Jakarta’.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran kepada penulis selama menjalani jenjang perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

  Skripsi yang berjudul Analisis Deskriptif Manajemen Produksi Siaran

  

Berita Berbahasa Betawi ‘Bandar Jakarta’ di Stasiun Televisi JAK TV

  diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Konsentrasi Jurnalistik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

  Sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Penulis yakin skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai pihak hingga akhirnya skripsi ini selesai. Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik, Amiin. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Dr. H. Arief Subhan, M.A. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  2. Drs. Wahidin Saputra, M.A. Sebagai Pembantu Dekan Bidang

  Dekan Bidang Administrasi Umum. Drs. Studi Rizal LK, MA. Sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.

  3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Drs. Suhaimi, M. Si, dan Ibu Rubiyanah, M.A. Selaku Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik sekaligus dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing, memberi petunjuk, dan pengarahan yang berguna bagi penulis. Penulis ucapkan terima kasih atas doa dan dukungannya.

  4. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FDK UIN Jakarta, terutama kepada para petugas perpustakaan yang selalu siap melayani.

  5. Hendri Adi, Ass. Produser berita Bandar Jakarta dan Dhaning HRD JAK TV yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancara.

  6. Untuk kedua orang tua ku tercinta yang telah sabar menunggu selesainya skripsi ini. terima kasih atas doa, semangat, dan kasih sayang yang tak pernah putus.

  7. Abangku Endra dan adik-adikku Vita dan Indy, terima kasih ya.

  8. Deni Sunandar dan MJ. Haeckal yang telah mengajarkan bahasa Arab sehingga berhasil menghantar penulis ke pintu Munaqasyah. Terimakasih pak Ustad.

  9. Sahabat tersayangku para trio macan Imo3nk, Iwil, Rina, walaupun kita jarang bertemu tapi gak pernah berhenti membantu dan memantau perkembangan skripsiku. Tak perlu intens bertemu untuk menjadi sahabat terbaik perhatian dan

  10. Para sahabatku yang selalu memberikan kecerian selama perkuliahan : Brotha Ipul yang udah baik banget mau jadi abangku, angga Bojez yang care banget sama skripsi aku, mas Tedi yang sering memotivasi aku dengan caranya yang berbeda dari yang lain, Akbar, Yeffy, Ayya, Rini, Ichan, Arifin, Bunga, Yudin, Asep, dan para temen Jourz, serta Keluarga Besar Konsentrasi Jurnalistik semoga sukses selalu.

  11. Keluarga Besar Teater eL-Na’ma yang selalu menyediakan rasa aman, nyaman, dan kecerian yang tak pernah padam, semoga selalu berada dalam lingkaran kebahagiaan dan Sukses Mulia.

  12. Keluarga Besar KMF KALACITRA yang mengajarkan keberanian dan tangguh, hingga membuatku bagaikan wonder woman.. hehee

  13. Prof. DR. Marrie Kouch Garna atas pertemuan-pertemuan yang menciptakan motivasi dan inspirasi, yang telah membuka pemikiran penulis yang sempit ini.

  14. Agien, Crist dan Djangkrik untuk crita yang memotivasi, Dewi Chuki yang gak pernah cape ngingetin penulis.

  Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca. Amin ya robbal ‘alamin.

  Ciputat, Juni 2010 Penulis

DAFTAR ISI

  

ABSTRAK ……………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………. v

DAFTAR TABEL ……………………………………………………. vi i

  BAB I Pendahuluan ……………………………………….. 1 A. Latar Belakang ……………………………………. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………. 5 D. Metodologi Penelitian ……………………………. 6 E. Tinjauan Kepustakaan ……………………………. 8 F. Sistematika Penulisan ……………………………. 10

BAB II Tinjauan Teoritis ……………………………. 11

A. Pengertian Analisis Deskriptif ……………………. 11 B. Televisi ……...…………………………………….. 12

  1. Pengertian Televisi ……………………………. 12

  2. Sejarah Televisi ……………………………. 13

  3. Berita Televisi ……………………………. 16

  4. Bahasa Televisi ……………………………. 17

  5. Latar Belakang Televisi Lokal ……………………. 17

  C. Manajemen Produksi Siaran ……………………. 20

  1. Pengertian Manajemen Produksi ……………. 20

  2. Manajemen Produksi Siaran televisi ……………. 22

  3. Manajemen Produksi Siaran Berita Televisi ……. 25

  

BAB III Gambaran Umum Stasiun Televisi Jak Tv …….. 27

A. Sejarah Stasiun Televisi Jak TV …………………….. 27 B. Visi dan Misi …………………………………….. 28 C. Struktur Organisasi Televisi Jak TV …………….. 29 D. Manajemen Produksi Siaran Televisi JAK TV …….. 31 E. Gambaran Umum Program Berita “Bandar Jakarta” …. 39

BAB IV Analisis Data Penelitian ………………………………. 41

Analisis Data Manajemen Produksi Siaran Berita Berbahasa Betawi Bandar Jakarta di stasiun Televisi JAK TV ……………………………………………. 41 Fungsi Perencanaan ..…………………………… 44 Fungsi Pengorganisasian ……………………………. 52 Fungsi Pengarahan ……………………………………. 58 Fungsi Pengawasan ……………………………………. 66

BAB V Penutup …………………………………………… 74

A. Kesimpulan …………………………………… 74 B. Saran …………………………………………… 75

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 76

LAMPIRAN …………………………………………………… 78

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Struktur Organisasi Televisi JAK TV ……………. 29 Tabel 2 Struktur Operasional Televisi JAK TV ……………. 30 Tabel 3 News Departement JAK TV ……………………. 42 Tabel 4 Struktur Program Berita Bandar Jakarta ……………. 55

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang melaju pesat saat ini. Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi informasi pun ikut meningkat. Informasi tiap detiknya menghadirkan berbagai macam peristiwa yang terjadi di

  belahan bumi manapun. Hal ini dapat terjadi karena media massa saat ini terus mengalami kemajuan dalam berbagai bentuknya.

  Media massa terbagi ke dalam tiga bentuk yaitu, pertama adalah media elektronik berupa televisi dan radio, kedua ialah media cetak berupa koran, majalah, tabloid, buletin dan lain sebagainya, dan yang ketiga ialah media online atau internet. Dengan banyaknya pilihan media massa yang ditawarkan kepada khalayak, membantu khalayak untuk bisa mencari dan mengetahui informasi yang diinginkan.

  Dari sekian banyak media massa yang hadir di tengah khalayak luas, media televisi menjadi salah satu media massa yang paling banyak digunakan khalayak untuk mengakses informasi.

  Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang TV adalah teman, TV menjadi cermin prilaku masyarakat, dan TV dapat menjadi candu. TV membujuk kita untuk mengkonsumsi lebih banyak dan lebih banyak lagi. TV memperlihatkan bagaimana kehidupan orang lain dan memberikan ide tentang bagaimana kita menjalani hidup ini. Ringkasnya, TV mampu memasuki relung-

  1 relung kehidupan kita lebih dari yang lain.

  Televisi sebagai media massa dapat menimbulkan pengaruh yang hampir bersifat menyihir dan kadang-kadang berbahaya terhadap khalayak terutama bila media digunakan sebagai sarana propaganda.

  Menurut Lichtenstein dan Rosenfeld yang dikutip dari Dedy Mulyana adalah: Menyimpulkan bahwa keputusan menggunakan saluran-saluran komunikasi massa merupakan suatu proses dua bagian, pertama kita diajari motivasi apa yang dapat dipuaskan setiap medium, kemudian berdasarkan informasi yang kita miliki bersama tersebut, masing-masing dari kita membuat pilihan perseorangan. Kedua, meskipun pilihan ini merupakan keputusan pribadi, persepsi kita mengenai apa yang ditawarkan media yang berbeda relatif konsisten: kita cenderung mempuyai citra yang stabil mengenai gratifikasi setiap medium

  2 yang dipersepsi seperti; film, buku, surat kabar dan sebagainya.

  Media televisi menjadi media pilihan utama khalayak sebagai media untuk mendapatkan informasi, karena televisi mampu menghadirkan gambar atau audio dan suara atau visual dalam penayangannya, sehingga lebih menarik perhatian khalayak.

  Menurut Peter Herford: setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talkshow dan sebagainya, 1 tetapi siaran berita merupakan program yang mengidentifikasikan suatu stasiun 2 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), h. 1.

  Dedy, Mulyana, Human Communication Konteks-Konteks Komunikasi (Bandung: PT Remaja televisi kepada pemirsanya. Program berita menjadi identitas khusus atau identitas

  

3

lokal yang dimiliki suatu stasiun televisi.

  Media televisi punya kewajiban dan tanggung jawab moral serta profesional untuk menyatakan ekspresi diri, alat komunikasi, alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, dan sebagai alat kontrol sosial. Mengutip dari Tatang Hidayat Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) “Dibanding kebudayaan lain Betawi justru tersingkir meski berada dirumahnya sendiri, tersingkir ke pinggiran Jakarta seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

  Semua budaya ingin eksis, caranya adalah ingin menguasai Jakarta. Maka masing- masing budaya berkompetisi untuk bisa eksis di ibukota. Betawi tidak punya semangat ini sehingga mereka pergi dari rumah sendiri”.

  Televisi sebagai salah satu media massa menjalani fungsinya yaitu memberikan pendidikan kepada khalayak, misalnya saja dengan menghadirkan program acara yang memberikan pengetahuan umum serta bisa menimbulkan kecintaan terhadap budaya yang dimiliki.

  Salah satu siaran atau program acara yang menarik penulis untuk dijadikan penelitian yaitu siaran berita berbahasa betawi “Bandar Jakarta” di salah satu stasiun televisi lokal JAK TV. Acara yang disiarkan setiap hari sabtu pada pukul 21.30 wib. Sebuah program siaran berita yang dikemas ringan dan menarik, menghadirkan berita-berita seputar Jakarta. Program siaran berita Bandar Jakarta ini juga menampilkan pantun-pantun jenaka di sela-sela penyampaian beritanya yang merupakan salah satu ciri khas suku betawi.

  3

  Di tengah-tengah budaya betawi yang terus menerus terkikis dan tergerus kemajuan zaman dan teknologi. Budaya betawi sudah hampir punah dan tergusur dirumahnya sendiri. Jakarta sebagai ibu kota Negara Indonesia yang menjadi kota tujuan utama orang-orang (masyarakat Indonesia) untuk mengais rezeki, budaya betawi hadir sebagai budaya asli kota Jakarta. Namun pada kenyataannya budaya betawi tenggelam dalam hiruk pikuk kebisingan kota, dan warga asli suku betawi pun kebanyakan tidak memiliki semangat untuk membangun budayanya, kalah tersaingi dengan budaya-budaya daerah lain yang datang menghampiri Jakarta.

  JAK TV dengan berita Bandar Jakarta merupakan televisi lokal yang menciptakan dan membangun semangat baru dan kesadaran di dalamnya untuk melestarikan budaya betawi yang hampir hilang. Untuk itulah penulis tertarik untuk menjadikan judul penelitian:

  

“Analis Deskriptif Manajemen Produksi Siaran Berita Berbahasa Betawi

“Bandar Jakarta” di Stasiun Televisi JAK TV”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

  Penelitian ini dibatasi pada manajemen Produksi siaran berita “Bandar Jakarta”. Setelah membatasi masalah penelitian, maka rumusan masalah yang penulis deskripsikan adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana manajemen produksi siaran berita “Bandar Jakarta” di stasiun televisi JAK TV?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini di bagi menjadi dua bagian, antara lain:

  1. Tujuan Umum a.

  Untuk mendorong mahasiswa agar dapat terjun ke dalam dunia televisi.

  b.

  Untuk mengakrabkan mahasiswa dengan dunia media massa televisi.

  2. Tujuan Khusus a.

  Untuk mengetahui bagaimana manajemen produksi siaran televisi.

  b.

  Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai proses produksi siaran televisi khususnya proses siaran televisi di JAK TV.

  c.

  Untuk mengetahui manajemen produksi siaran berita televisi di JAK TV.

  Manfaat Penelitian

  1. Secara akademis memberikan pengetahuan dan wawasan juga referensi kepada individu, khalayak, maupun instansi tentang produksi siaran, proses siaran dan manajemen siaran berita “Bandar Jakarta” di stasiun televisi JAK TV .

  2. Secara praktis penelitian ini dapat menjadi contoh rujukan dalam meneliti pemberitaan manajemen produksi siaran pada stasiun televisi.

D. Metodologi Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dinilai tepat, karena dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis. Data kualitatif lebih condong dapat membimbing kita untuk

  4

  memperoleh penemuan-penemuaan yang tidak di duga sebelumnya. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa.

  Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode ini disebut juga metode penelitian survai atau

  5 penelitian observasional.

  D.1. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah stasiun televisi JAK TV dan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah program berita berbahasa Betawi Bandar Jakarta. D.2. Tempat dan Waktu Penelitian

  Tempat Penelitian ini adalah di kantor stasiun televisi JAK TV, sedangkan untuk waktu penelitian adalah setiap hari Sabtu pukul 22.00-22.30 wib selama bulan Januari 2010. D.3. Teknik Pengumpulan Data

  Untuk dapat mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan 4 maka kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

A. Matthew, Miles, A. Michael, Huberman, Analisis Data Kualitatif; Buku Sumber Tentang

5 Metode-Metode Baru, ( Jakarta : UI-Press, 1992).

  

Jalaludin, Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), a.

  Observasi Yaitu mengadakan peninjauan dan penelitian langsung ke lingkungan kerja perusahaan media elektronik (televisi) “Bandar Jakarta” JAK TV untuk mengumpulkan dan memperoleh data.

  b.

  Wawancara Wawancara merupakan salah satu cara untuk memperoleh berita atau informasi. Dilihat dari segi penyajiannya penulis menggunakan teknik wawancara program, yaitu wawancara dalam waktu yang panjang dan dalam perbincangan itu dapat

  6

  dibahas secara tuntas permasalahan yang diangkat. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apa saja mengenai produksi siaran berita Pada stasiun televisi JAK TV khususnya manajemen produksi siaran berita Bandar Jakarta.

  c.

  Dokumentasi Perlengkapan seorang peneliti dalam setiap lapangan ilmu pengetahuan tidak akan sempurna apabila tidak dilingkungi

  7

  oleh fasilitas-fasilitas kejuruan. Penulis dalam menyusun penulisan rancangan ini, penulis mempelajari buku-buku yang bersumber pada buku-buku bacaan tentang ilmu komunikasi dan media massa yang berkaitan dengan media elektronik khususnya televisi, dan manajemen produksi siaran, serta buku- 6 buku literatur yang berhubungan dengan masalah diatas. 7 Sudirman, Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 129.

  winarno, Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metode dan Teknik, (Bandung :

  D.4. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan (menggambarkan) secara sistematis, faktual dan akurat. D.5. Teknik Penulisan

  Teknik penulisan skripsi ini menggunakan pedoman Penulisan skripsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  D.6. Triangulasi Data Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330). Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.

E. Tinjauan Kepustakaan

  Dalam penulisan skripsi ini penulis meninjau beberapa tulisan, buku, hasil penelitian, maupun skripsi yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menemukan beberapa skripsi yang membahas proses produksi dengan objek penelitian yang berbeda-beda diantaranya: Analisis Program Berita ‘Bandar Jakarta’ di JAK TV skripsi yang ditulis oleh Ahmad Syarqowi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2009. Penulis juga melakukan penelitian terhadap tulisan skripsi Analisis Produksi Program Pemberitaan Dunia Dalam Berita di Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang ditulis oleh Pessi Andayani mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Program Studi Konsentrasi Jurnalistik tahun 2009, Analisis Produksi Program Drama Komedi Situasi (SITKOM) OB “Office Boy” di RCTI yang ditulis oleh Yofy Andress mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2008, serta terhadap skripsi Deskriptif Analisis Format Siaran Dakwah Dialog Jumat Pada JAK TV yang ditulis oleh Murniati mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2008.

  Meskipun penulis melakukan tinjauan terhadap skripsi tersebut, penelitian yang dilakukan penulis tetaplah berbeda. Dalam hal ini penulis memang sama- sama membahas proses produksi suatu program yang ditayangkan di televisi dengan objek penelitian dan hasil yang berbeda. Dari keseluruhan skripsi di atas hanya membahas tentang format program siaran mulai dari bagaimana produksi suatu program acara dari acara tersebut belum ditayangkan (pra produksi), ditayangkan (produksi), hingga setelah ditayangkan (pasca produksi). Sedangkan penelitian yang penulis lakukan dalam judul skripsi Analis Deskriptif Manajemen Produksi Siaran Berita Berbahasa Betawi Bandar Jakarta di Stasiun Televisi JAK- TV tidak memaparkan tentang format siaran seperti skripsi sebelumnya, melainkan bagaimana manajemen produksi program acara Bandar Jakarta menjalankan fungsinya.

F. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi ini merujuk pada sistematika yang berlaku pada penulisan skripsi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

  BAB I : Pendahuluan, Berisi tentang latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

  kepustakaan, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II : Kerangka Konseptual, Berisikan tentang pengertian analisis

  deskriptif, pengertian televisi, sejarah televisi, berita televisi, bahasa televisi, latar belakang televisi lokal, pengertian manajemen produksi, manajemen produksi siaran televisi dan manajemen produksi siaran berita.

  BAB III : Gambaran Umum Stasiun Televisi JAK TV, Berisikan

  tentang sejarah stasiun televisi JAK TV, visi dan misi, area jangkauan televisi JAK TV, struktur organisasi televisi JAK- TV, manajemen produksi stasiun JAK TV, dan gambaran umum program berita Bandar Jakarta.

  BAB IV : Analisis Data, Berisi tentang analisis manajemen produksi siaran berita ‘Bandar Jakarta’ di JAK TV. BAB V : Penutup, Berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Analisis Deskriptif Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk

  mengeksplorasi dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jelas mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang menjelaskan variabel-variabel anteseden yang menyebabkan

  1 suatu gejala atau kenyataan sosial.

  Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis,

  2 atau membuat prediksi.

  Penelitian deskriptif ditujukan untuk: 1.

  Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

  2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

  3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

  4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk 1 menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

  

Syamsir, Salam, MS Jaenal, Arifin, Metodologi Penelitian Sosia, (Jakarta : UIN Jakarta Press,

2 2006), Cet. Ke 2.

  

Jalaluddin. Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),

  Metode deskriptif amat berguna untuk melahirkan teori-teori tentatif. Disinilah perbedaan esensial antara metode deskriptif dengan metode-metode yang lain. Metode deskriptif mencari teori, bukan menguji teori.

  Ciri lain metode deskriptif ialah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting). Peneliti tidak bertindak sebagai pengamat, ia hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Dengan suasana alamiah dimaksudkan bahwa peneliti terjun ke lapangan. Ia tidak berusaha untuk memanipulasi variabel, karena kehadirannya mungkin mempengaruhi perilaku gejala (reactive measures), peneliti berusaha

  3 memperkecil pengaruh ini.

  Prosedur metode penelitian analisis deskriptif meliputi: 1.

  Rancangan dan metode penelitian.

  2. Jenis dan sumber data yang digunakan.

  3. Teknik pengumpulan data yang digunakan.

  4. Teknis analisis data yang digunakan.

  5. Populasi penelitian.

  4 6.

  Teknik sampling.

B. Televisi 1. Pengertian Televisi

  Televisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem penyiaran gambar disertai bunyi (suara) melalui kabel atau angkasa menggunakan 3 alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik 4 Ibid, h. 25.

  

http://dankfsugiana.wordpress.com/ teknik-penyususnan-laporan-penelitian-ilmiah-kuantitatif/ dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi

  5 yang dapat di dengar.

  Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal

  6 disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.

  Media televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang digemari masyarakat memiliki daya tarik karena program audio visualnya mampu memberikan informasi, hiburan, dan pendidikan yang mudah dicerna, dinikmati, dan ditiru. Sehingga pemirsa televisi sangat cepat dapat dipengaruhi oleh media

  7 yang satu ini, baik itu positif ataupun negatifnya.

2. Sejarah Televisi

  Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell). Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang- lubang di dalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul 5 Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal

  

Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), edisi ke-3 cetakan

6 ke-2, h. 162. 7 http://www.banyak-ilmu.co.cc/pengertian-televisi.html/2009/01/.

  Fachrudin, Andi, Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB, TT. lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube).

  Sejarah penemuan televisi itu terdapat berbagai orang maunpun organisasi yang terlihat di dalamnya. Dari perkembangan ide sampai menjadi sebuah mesin elektronik bernama televisi, dibuat dengan kerja keras dari berbagai pihak. Berikut sejarah perkembangan televisi:

  Pada tahun 1876 George Carey menciptakan selenium camera, yang memiliki gambaran supaya seseorang dapat melihat listrik. Tahun 1881 Ide dari penggunaan scanning untuk mengirim gambar dimasukkan untuk sebenarnya penggunaan praktis pantelegraph, 1884 Seorang mahasiswa di German bernama Paul Gottlieb Nipkow mematenkan pertama kali elektromekanik sistem pada televisi yang bekerja dengan pemindaian disk, pemintalan sebuah disk dengan sejumlah lubang sulur yang menuju pusat. Pada lubang yang sama di interval dalam rotasi disk akan memungkinkan cahaya untuk melewati setiap lubang dan menuju selenium sensor yang menghasilkan listrik pulses. Disebut dengan teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis. Tahun 1897 Karl Ferdinand Braun menciptakan CRT dengan layar yang dapat berpendar jika terkena sinar. Inilah awal dasar sejarah televisi layar berbasis tabung.

  Pada tahun 1900, Sejarah penggunaan nama televisi malah baru pertama kali ditemukan di tahun ini, Constatin Perskyl yang menyebutkan tele (jauh) dan tampak (vision). yang jika digabung menjadi television. Tahun 1907 Dua orang bernama Boris Rosing dan Campbell Swinton melakukan percobaan terpisah yang menggunakan sinar katoda untuk dapat mengirim gambar. Pada tahun 1925 John Logie Baird asal skotlandia menunjukkan transmisi dari gambar bayangan hitam bergerak di London. Dia juga yang menemukan sistem video recording untuk pertama kalinya.

  Tahun 1927 Sejarah dalam pengembangan televisi modern pertama ditemukan oleh Philo T Farnsworth. Seorang ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat. Mengapa demikian? hal ini disebabkan gagasannya tentang image dissector yang menjadi dasar televisi.

  Tahun 1929 Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan perkembangan tabung katoda dan kemudian menamakannya dengan kinescope.

  Temuannya sebenarnya hanya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.

  Tahun 1940 Ini adalah awal perkembangan televisi warna pertama. Seseorang bernama Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis. Tahun 1975 Larry Weber seorang ilmuwan dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna. Tahun 1979 Perusahaan kodak menciptakan OLED (organic light emitting diode), Pada tahun yang sama Walter Spear dan Peter Le Comber membuat LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.

  Tahun 1995 Larry Weber berhasil mengelesaikan proyek layar plasmanya. Ia menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang dan di tahun 2000 keatas pengembangan produk LCD, Plasma bahkan CRT menyusul perkembangan

  8 sejarah dari televisi digital.

3. Berita Televisi

  Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.

  Laporan berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan, laporan tersebut menjadi fakta atau ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi pemberitaan atau media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita. Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita sepanjang waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam

  9 masyarakat, baik yang melek huruf maupun yang buta huruf.

  Gambar merupakan hal yang paling berpengaruh dalam berita televisi, karena gambar merupakan unsur utama dalam televisi. Gambar menjadi kekuatan berita televisi, karena gambar ikut berbicara, bahkan kadang lebih berbicara dari

  10 pada naskah dan audio.

  8 9 http://blogbintang.com/sejarah-perkembangan-televisi/. 10 http://id.wikipedia.org/wiki/Arti_harfiah televisi/.

  4. Bahasa Televisi

  Bahasa merupakan lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi di antara mereka. Bahasa erat kaitannya dengan kognisi pada manusia, dinyatakan bahwa bahasa adalah fungsi kognisi tertinggi dan tidak

  11 dimiliki oleh hewan.

  Pada stasiun televisi berskala nasional bahasa Indonesia menjadi bahasa utama yang dipergunakan dalam setiap penayangan program, walaupun hampir keseluruhan tayangannya menggunakan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, namun ada beberapa program tayangan yang tidak menggunakan bahasa nasional melainkan bahasa asing. Seperti contohnya saja pada penayangan film-film asing yang banyak menggunakan bahasa internasional.

  Namun selain televisi berskala nasional ada juga televisi berskala lokal yang daya jangkaunya tidak cukup luas, hanya melingkupi tingkat kabupaten atau hanya tingkat propinsi saja. Bahasa yang dipakaipun biasanya sesuai dengan bahasa yang dipakai penduduk sekitar wilayah tersebut.

  5. Latar Belakang Televisi Lokal

  Seiring dengan globalisasi yang menuntut kecepatan informasi, dibutuhkan kehadiran berbagai media informasi di tengah-tengah masyarakat.

  Berbagai informasi tentang daerah yang tidak terekspose oleh media nasional mendasari kehadiran media televisi lokal di berbagai daerah. Televisi lokal adalah

  

salah satu bagian dari media massa lokal. Media lokal sendiri adalah media massa

11

yang isi kandungan beritanya mengacu dan menyesuaikan diri pada kebutuhan

  12 dan kepentingan masyarakat setempat dimana media massa tersebut dikelola.

  Kehadiran televisi lokal menambah variasi atau pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, hiburan, dan pendidikan. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran yang lebih menitikberatkan pada partisipasi dan kontrol masyarakat serta pemberdayaan institusi lokal (Oktaviarini, 2006).

  Beragam program acara yang disajikan televisi lokal mulai dari berita, musik dan hiburan, program kesenian dan kebudayaan, hingga potensi ekonomi lokal memungkinkan masyarakat untuk dapat memilih program acara yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Program acara bernuansa lokal menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik minat mayarakat menonton televisi lokal (Rachmiati, 2007). Program acara yang disajikan televisi lokal ini harus bersaing dengan program-program acara lainnya di televisi swasta. Hasil riset AGB Nielsen Media Research di 10 kota besar pada tahun 2007 menunjukkan perolehan pemirsa televisi lokal menurun selama semeter pertama tahun 2007 dibandingkan periode yang sama tahun 2006 dari 2,7% menurun menjadi 2,4% di

  13 bandingkan dengan televisi nasional.

  Berdasarkan hasil riset tersebut, dapat dilihat masih rendahnya minat masyarakat untuk menonton acara siaran televisi lokal. Hal ini berkaitan erat dengan pola perilaku penggunaan televisi di masyarakat. Beragam pilihan acara- 12 acara yang ditawarkan stasiun televisi lokal memungkinkan khalayak untuk

  

http://kolokiumkpmipb.wordpress.com/ motivasi-pola-dan-kepuasan-dalam-menonton-televisi-

lokal-serta-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya /2009/05/01/. Diakses pada tanggal 14 Februari 13 2009.

www.agbinelsen.co.id/ ketika televisi lokal bersaing ditingkat lokal/. diakses pada tanggal 14 berkesempatan memilih program acara yang dapat memenuhi kebutuhannya. Pendapat ini didasarkan pada asumsi bahwa khalayak akan menonton suatu program acara karena didorong oleh suatu motivasi tertentu. Motivasi dan pola penggunaan televisi tersebut dapat menghasilkan pemuasan kebutuhan atau konsekuensi lain yang tidak diinginkan sebagai dampak dari perbandingan antara harapan khalayak sebelum menonton televisi dengan yang sesungguhnya diperoleh khalayak setelah menonton televisi.

  Menurut Depdikbud RI media massa lokal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Media massa itu dikelola oleh organisasi yang berasal dari masyarakat setempat.

  2. Isi media massa lokal mengacu dan menyesuaikan diri kepada kebutuhan dan kepentingan masyarakat setempat.

  3. Isi media massa sangat mementingkan berita-berita tentang berbagai peristiwa, kejadian, masalah, dan personalia atau tokoh-tokoh pelaku masyarakat setempat.

  4. Masyarakat media massa lokal terbatas pada masyarakat yang sewilayah dengan tempat kedudukan media massa itu.

  5. Masyarakat lokal umumnya kurang bervariasi dalam struktur ataupun diferensiasi sosial bila dibandingkan dengan masyarakat media massa nasional.

  Stasiun televisi lokal adalah stasiun televisi yang jangkauannya hanya meliputi wilayah tertentu saja. Menurut data Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), saat ini televisi lokal yang sudah menjadi anggota ATVLI telah memiliki anggota sebanyak 29 stasiun televisi lokal. Stasiun-stasiun televisi swasta lokal tersebut adalah: Riau TV, Batam TV, Sri JunjunganTV-Bengkalis, JAKTV-Jakarta, Jogja TV, TV Borobudur-Semarang, JTV-Surabaya, Bali TV, Lombok TV, Publik Khatulistiwa TV-Bontang, Gorontalo TV, Makassar TV, Terang Abadi TV-Surakarta, Bandung TV, O’ Channel-Jakarta, Space Toon TV Anak-Jakarta, Cahaya TV-Banten, Megaswara TV-Bogor, Cakra TV-Semarang, Cakra Buana Channel-Depok, Pal TV-Palembang, Kendari TV, Tarakan TV, Manajemen Qolbu TV-Bandung, Ratih TV-Kebumen, Ambon TV, Sriwijaya TV-

  14 Palembang, Aceh TV dan Padjadjaran TV-Bandung.