Filsafat Teologi dan Antropologi teologi

TUGAS
PRINSIP
DASAR
Filsafat Teologi dan
Antropologi
Disusun Oleh :
Liana (00000028166)

KELAS 16 ID1 B
TEACHERS COLLEGE
Mata Kuliah : Prinsip Dasar Pendidikan (FCE)
Dosen Pengampu : Connie Rasilim, S.S., B.Ed., M.Pd

Pendahuluan
Terbentuknya semua komponen filsafat tidak terlepas dari konteks Alkitab. Karena
semua pemikiran dan pengetahuan kita didasari oleh Alkitab. Filsafat mencangkup semua
komponen yang ada yaitu Metafisika, Aksiologi dan Epistemologi. Dari ketiga komponen ini
masih bisa dijabarkan menjadi beberapa bagian yang lebih terperinci. Makalah ini saya
membahas tentang filsafat teologi Kristen dan filsafat antropologi tentang budaya manusia.
Dimana pengetahuan tentang Allah dikaitkan dengan budaya manusia yang masih mengikuti
tradisi nenek moyang mereka dan itu tidak sesuai dengan ajaran teologi Kristen.

Adakah persamaan antara teologi Kristen dengan teologi lainnya? Atau apakah teologi
yang mereka ajarkan itu benar dan apakah sumber dari teologi itu berasal dari Tuhan atau
pemikiran manusia itu sendiri?
Sebagai guru Kristen bagaimana cara saya mengaplikasikan teologi dan antropologi di
dalam kelas saya nanti, untuk membuka pikiran anak didik saya tentang pengetahuan kepada
Tuhan dan budaya yang ada sekarang.
Apakah budaya nenek moyang masih sering dilakukan oleh orang yang lahir baru?
Bagaimana pandangan Alkitab terhadap budaya itu? Jawaban atas pertanyaan ini akan saya
bahas dengan apa yang saya pahami dan pelajari saat ini disertai dengan aplikasi saya sebagai
guru untuk menyampaikan informasi itu dengan tetap mengenai sasaran supaya anak didik
saya paham akan masalah ini.

Pembahasan
Bagi orang Kristen yang mendengarkan kata filsafat mereka cenderung berpikir kalau
itu merupakan Anti-Tuhan karena filsafat merupakan akal budi dan pemikiran dari diri sendiri
(Singgih & Saragih, 2009). Secara umum kata filsafat yang berarti cinta dan kebijaksanaan,
yang digambarkan dalam tiga aspek yaitu aktivitas, sikap dan sebentuk isi. Filsafat juga
memiliki tiga komponen utama yaitu Metafisika yang bersifat nyata, Aksiologi yang
mencangkup apa itu bernilai dan Epistemologi apa itu benar (Knight, 2009).
Pengertian teologi dalam terjemahan bahasa Yunani yaitu theos artinya Tuhan atau

Allah dan logos artinya kata-kata, mengenai agama, spiritulitas dan Tuhan. Jadi, arti dari
teologi adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan keagamaan yang meliputi segala
sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan (Re, 2016). Teologi Kristen memiliki titik puncak
mengenai keyakinan kepada Allah dengan karya-Nya di dunia ini melalui Yesus Kristus, dan
Alkitab berperan aktif sebagai teologi Kristen. Dan teologi ini termasuk ke dalam
pembelajaran normatif karena mempelajari aturan bagi kehidupan Kristiani yang benar
(Drewes, & Singgih, 2003).
Teologi Kristen juga berhubungan dengan spiritual yaitu hubungan saya dengan
Tuhan dan spiritual juga bisa dikaitkan dalam pendidikan yaitu bagaimana saya menjawab
panggilan saya sebagai guru dan merespon. Serta bagaimana saya memandang murid saya
sebagai ciptaan Tuhan sama seperti saya dan bagaimana nanti saya akan memperlakukan
mereka sesuai dengan pandangan teologi Kristen (Palmer, 2007).
Teologi Alkitab seperti 10 Hukum Taurat yang berisi hukum 1-4 berfokus kepada
Allah sedangkan hukum 5-10 berfokus kepada sesama manusia, ini merupakan teologi dari
Allah yang membantu kita untuk mengetahui apa yang kita lakukan dan yang tidak boleh kita
lakukan, dan merupakan pemwahyuan langsung dari Allah melalui manusia. Contoh hukum
yang ke-7 yaitu tentang berzinah, kita diajarkan supaya hidup kudus dihadapan Allah tanpa
mengotori tubuh kita yang merupakan bait suci Allah. Dalam Alkitab jika seseorang
menginginkan perempuan itu maka itu dianggap dengan berzinah seperti dalam Injil Matius
5:28 “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta

menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” Jadi kita diajarkan hidup
kudus mulai dari hal kecil yaitu dengan mata, supaya kita menjaga mata kita agar tidak
menginginkan lawan jenis.

Teologi di dalam Alkitab merupakan dasar dari semua pengetahuan yang ada, tetapi
tidak semua pengetahuan ada di dalam Alkitab tersebut. Teologi merupakan pengetahuan
yang Tuhan ajarkan melalui kitab suci yaitu Alkitab. Setiap agama memiliki teologi masingmasing mengenai ajaran mereka baik Buddha, Hindu, Islam dan Katolik. Dalam pengertian
Kristen dan penganut-penganut agama lainnya tidak menaggap bahwa Buddha, Konghucu,
Muhammad atau Gandhi sebagai Allah, tetapi masing-masing dari mereka memiliki titik
puncak spiritual yang agung. Begitu banyak kitab-kitab yang mengajarkan tentang teologiteologi. Teologi Kristen menjelaskan bahwa ada beberapa aspek yang tidak mungkin terdapat
di dalam teologi agama-agama lain yaitu anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus
Kristus (Balasuriya, 1994).
Teologi Kristen merupakan satu-satunya teologi yang sempurna dibandingkan dengan
teologi lainnya. Karena teologi Kristen semuanya merupakan pewahyuan daripada Allah
sendiri, yang diberikan kepada kita yang menjadi titik acuan untuk melakukan segala sesuatu
dan aturan-aturan mana yang baik dan benar. Sedangkan teologi lain itu merupakan hasil
pemikiran dari manusia yang dianggap sebagai perantara Tuhan atau nabi seperti Buddha,
Muhammad dan Gandhi. Banyak orang yang mempercayai itu sebagai pesan atau wahyu dari
Tuhan, walaupun setiap teologi yang mereka kemukakan tidak ada yang bersifat jahat atau
menentang Allah. Bahkan ada beberapa ajaran yang hampir sama dengan Alkitab, tetapi ada

juga yang sangat berbeda dengan ajaran Kristen seperti budaya yang akan saya bahas di
pembelajaran Antropologi.
Antropologi merupakan terjemahan dari bahasa Yunani yaitu gabungan kata dari
anthropos yang berarti manusia dan logos artinya manusia. Jadi antropologi merupakan ilmu
yang membahas tentang manusia. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya bahwa teologi
merupakan dasar dari segala pengetahuan yang ada termasuk tentang budaya. Antropologi
budaya merupakan salah satu cabang ilmu yang berfokus kepada kebudayaan manusia.
Antropologi budaya membantu kita untuk memberi jawaban menegenai pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan manusia sebagai makhluk sosial atau manusia yang hidup
berkelompok atau bermasyarakat (Ihromi, 1999).
Ilmu pengetahuan Antropologi ini lahir dari keingintahuan manusia terhadap manusia
yang lain. Antropologi merupakan ilmu yang bermanafaat untuk menjaga ketertiban sosial
dan merupakan alat untuk merumuskan kebudayaan nasional guna untuk meneliti berbagai
watak khas berbagai daerah. Para ahli berusaha mencari tahu atas jawaban mengenai asal usul
manusia, perbedaan fisik dan perubahan secara lambat (evolusi). Mereka juga mencari tahu

perbedaan tindakan, kebiasaan, dan cara manusia dalam memenuhi kebutuhan mereka
(Sutardi, 2007).
Filsafat kebudayaan mendefinisikan hakekat kebudayaan, sebagai contoh kebudayaan
bersifat esensi manusia yang melampaui batas ruang dan waktu yang telah ditentukan.
Filsafat kebudayaan juga membimbing kita mengarah ke perkembangan kebudayaan yang

wajar (Segitya, 2016).
Contoh Filsafat budaya dalam konteks Kristen dengan etnis Tionghoa. Dalam budaya
Kristen jika ada orangtua atau sanak saudara yang meninggal, kita mengadakan ibadah
penghiburan dimana bukan Jenazahnya yang kita doakan melainkan keluarga mereka supaya
dikuatkan dalam menghadapi kedukaan itu. Sedangkan dalam tradisi Tionghoa, mereka
melakukan ritual dimana meminta supaya keluarga yang ditinggalkan diberkati dan
mendoakan supaya orang yang meninggal itu mendapat tempat disurga nanti. Ini merupakan
tradisi nenek moyang yang diteruskan secara terus menerus. Jika kita orang percaya ada
baiknya kita tidak lagi terikat dengan ajaran nenek moyang kita seperti tertulis dalam Markus
7:7 “Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah
perintah manusia.”

Aplikasi
Mengaplikasikan teologi Kristen dalam kehidupan sehari-hari tidaklah mudah karena
teologi itu masih bersifat abstrak dalam pemikiran kita seperti kasih. Matius 22:37b
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu.” Matius 22:39b “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Ini merupakan salah satu teologi Kristen tentang hukum yang terutama, dimana kita
diperintahkan untuk mengasihi Tuhan Allah kita dengan segenap apa yang kita miliki. Kita
sebagai orang percaya yang sudah lahir baru harus melakukan hukum ini, karena identitas

kita sebagai orang Kristen adalah mengasihi, mungkin banyak di agama lain juga
mengajarkan tentang kasih, tetapi kasih seperti apa yang mereka ajarkan ? Di dalam Alkitab
sangat jelas dikatakan mengasihi Tuhan kita dengan segenap apa yang kita miliki dan kita
juga mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri.
Mengasihi Tuhan dengan apa yang kita miliki seperti, setia beribadah tanpa
memikirkan bahwa itu hanya rutinitas saja, kita juga bisa melayani dan memberikan
persembahan dengan segenap hati kita (ikhlas) untuk membantu pembangunan dan lancarnya
pelayanan di gereja itu. Mengasihi sesama kita manusia seperti kita membantu mereka yang
sedang kesusahan atau terkena musibah, mungkin bantuan melalui doa, dana dan
memberikan apa yang sedang mereka perlukan, mulai dari hal kecil saja jika kita melakukan
dengan tulus hati maka itu menyatakan bahwa kita mengasihi mereka.
Mengaplikasikan Antropologi budaya dalam iman Kristen. Seperti yang kita ketahui
begitu banyak budaya yang ada di Indonesia ini yang di wariskan dari generasi ke generasi
berikutnya. Yang menjadi pokok permasalahanya adalah, apakah budaya itu tidak menentang
ajaran Kristen ? atau masih banyakah orang percaya yang masih melakukan ajaran nenek
moyang mereka?
Markus 7:6-7 “Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu,
hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,
padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran
yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” Seperti ayat diatas, begitu banyak orang-orang

yang masih sangat teguh memegang kebudayaan yang diturunkan oleh nenek moyang
mereka, dan masih banyak pula orang yang sudah percaya dan lahir baru melakukan hal yang
demikian. Sebagai contoh di kebudayaan Tionghoa jika ingin menikah mereka harus datang
ke peramal untuk mengetahui apakah tanggal yang mereka tetapkan itu adalah hari baik.

Tidak menutup kemungkinan kalau orang yang sudah percaya pun pernah melakukan hal ini,
mungkin atas desakan orang tua dan keluarga. Padahal kita sebagai orang percaya tahu bahwa
semua hari yang dijadikan Tuhan Allah kita adalah baik dan tidak ada hari yang membawa
celaka, sial dan musibah, walaupun kita sebagai orang percaya sudah tahu bahwa itu tidak
benar tetapi masih banyak dari kita msih melakukan hal itu. Untuk mencegah hal ini terjadi
kedepan saya sebagai guru akan memberikan pengertian kepada anak didik saya kalau semua
hari yang Tuhan ciptakan adalah baik.
Aplikasi penerapan guru dalam dunia pendidikan. Yang pertama bagaimana saya nanti
sebagai guru mengaplikasikan teologi dalam pendidikan dan di dalam kelas di mana nanti
saya mengajar. Alkitab secara jelas menyatakan bahwa kita dipanggil Tuhan untuk bergabung
dalam suatu komunitas dalam membantu kontribusi pembentukan komunitas itu melalui
talenta kita masing-masing Roma 12:5-8 dan 1 Kor 12:12-30) (Van Brummelen, 1998). Saya
akan menerapkan ketika saya mengajar anak didik saya dengan kasih dan kesabaran, di dalam
kelas nanti pasti ada anak dengan kemampuan IQ yang kurang atau memiliki sifat yang
buruk, maka saya harus mengajar mereka dengan penuh kesabaran karena saya menjadi

contoh teladan bagi mereka. Saya juga akan mengajarkan kepada mereka tentang Allah
Tritunggal dan menapa Yesus itu datang ke dunia.
Guru Kristen juga harus mengajar dengan kasih seperti yang tercantum di ayat Alkitab
sebelumnya kalau kita harus saling mengasihi manusia seperti diri kita sendiri. Guru Kristen
juga harus memiliki 9 buah Roh yang tercantum dalam Galatia 5:22-23. Karena saya nanti
bukan saja mengajar anak didik Kristen tetapi juga Non-Kristen, dimana saya harus
menunjukkan buah Roh saya kepada mereka dan juga orangtua mereka.
Pendidikan juga bisa digunakan oleh guru Kristen sebagai jembatan untuk penginjilan
dan melakukan pemuridan di dalam kelas. Mulai dari hal kecil dimana guru mengajarkan
bagaimana saling mengasihi teman kelas dan belajar bersama dalam komunitas kelas, doa
bersama ketika masuk kelas dan ketika pulang sekolah, dan saling melayani dengan sukacita
lewat kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah (Stronks & Bolmberg, 1993). Selain dapat
melakukan pemuridan kepada anak didik guru juga bisa melakukan penginjilan kepada
orangtua dan masyarakat dilingkungan sekolah itu sehingga semakin banyak orang mengenal
Tuhan Yesus melalui diri kita dan pekerjaan kita.

Penutup
Setelah saya mengulas sedikit banyak tentang teologi dan antropologi ini, akan sangat
membantu kita dalam mengetahui beberapa hal penting yang mungkin baru kita ketahui
seperti perbedaan dari teologi Kristen yang merupakan pewahyuan dari Tuhan itu sendiri

sehingga teologi Kristen merupakan teologi yang sempurna dan benar sedangkan teologi
lainnya merupakan hasil dari pemikiran manusia, memang ajaran yang mereka ajarkan itu
baik tetapi kembali lagi ke pertanyaan baik menurut siapa ajaran itu, karena teologi mereka
hasil dari pemikiran manusia bukan Tuhan.
Selain teologi Kristen yang berasal dari Tuhan di dalam Alkitab juga ada pandangan
Kristen tentang kebudayaan nenek moyang kita yang tidak bisa diterima dalam akal sehat dan
juga sangat ditentang oleh Alkitab. Terkadang kita lebih menuruti hukum nenek moyang dan
bukan hukum dari Tuhan, karena mereka pikir jika mereka tidak lakukan itu mereka akan
dikucilkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang mempercayai budaya itu dan
memegang erat sehingga ada beberapa pantangan jika kita tidak melakukan atau melanggar
budaya itu. Seharusnya kita lebih tunduk dengan apa yang Tuhan firmankan dalam Alkitab
untuk tidak menuruti hukum manusia tetapi melakukan kehendak Tuhan sebagai pencipta
alam semesta ini.
Saya juga telah memberikan aplikasi bagaiaman saya nanti menjadi seorang guru
mengajar anak didik saya dengan pandangan Kristen yang benar sekaligu melakukan
pemuridan terhadap anak didik serta orang tua mereka.

Daftar Pustaka
Balasuriya, T. (1994). Teologi siarah. BOOK, Jakarta: Gunung Mulia.
Drewes, B. F., Mojau, J., & Singgih, E. G. (2003). Apa itu teologi? Pengantar ke dalam ilmu

teologi. BOOK, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Ihromi, T. O. (1999). Pokok-pokok antropologi budaya. BOOK, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Knight, G. (2009). Philosophy and Education - An Introduction In Christian Perspective.
BOOK, Tangerang: Universitas Pelita Harapan.
Palmer, P. J. (2007). The courage to teach: Exploring the inner landscape of a teacher’s life
(10th ed.). BOOK, San Francisco, CA: Jossey-Bass Inc.,U.S.
Re, Y. (2016). TEOLOGI MISI YANG KONTEKSTUAL. JOUR. Retrieved from
https://www.academia.edu/13007746/TEOLOGI_MISI_YANG_KONTEKSTUAL
(Diakses tanggal 30 Oktober 2016 Jam 17:13)
Segitya, J. H. (2016). Filsafat Antropologi. JOUR. Retrieved from
https://www.academia.edu/22103409/Filsafat_Antropologi (Diakses tanggal 2
November 2016 Jam 22:12)
Singgih, E. G., & Saragih, S. S. (2009). Menguak isolasi, menjalin relasi: Teologi Kristen
dan tantangan dunia postmodern. BOOK, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Stronks, G. G., & Blomberg, D. (1993). A vision with a task: Christian schooling for a
responsive discipleship (2nd ed.). BOOK, Grand Rapids, MI: Revell, a division of Baker
Publishing Group.
Sutardi, T., & Budaya, M. K. (2016). Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya. BOOK,
PT Grafindo Media Pratama. Retrieved from https://books.google.co.id/books?

id=OrEMsPV8yQkC&dq=antropologi+budaya&hl=id&sitesec=reviews
Van Brummelen, H. (1998). Walking with god in the classroom: Christian approaches to
learning and teaching (2nd ed.). BOOK, Seattle, WA: Alta Vista College Press.