Materialitas Resiko dan Strategi Awal Au
BAB VI
MATERIALITAS, RISIKO, DAN STRATEGI AUDIT AWAL
KONSEP MATERIALITAS
Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yg dipandang dari keadaankeadaan yg melingkupinya, memungkinkan pertimbangan yg dilakukan oleh orang yg
mengandalkan pada informasi menjadi berubah/dipengaruhi oleh penghilangan/salah saji tersebut.
Pertimbangan Awal Materialitas
Dalam merencakan suatu audit, auditor harus mempertimbangkan materialitas pada 2 tingkatan,
yaitu :
-
Tingkat laporan keuangan karena pendapat auditor mengenai kewajaran mencakup laporan
keuangan sebagi keseluruhan.
Tingkat saldo rekening karena auditor melakukan verifikasi atas saldo-saldo rekening u/
dapat memperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai kewajaran laporan keuangan.
MATERIALITAS PADA TINGKAT LAPORAN KEUANGAN
Materialitas laporan keuangan adalah besarnya keseluruhan salah saji minimum dlm suatu
laporan keuangan yg cukup penting sehingga membuat laporan keuangan menjadi tidak disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yg berlaku umum.
Pedoman kuantitatif
Saat ini tidak ada standar akuntansi ataupun standar auditing berisi pedoman tentang pengukuran
materialitas secara kuantitatif
Pertimbangan kualitatif
Berhubunan dengan penyebab salah saji. Suatu salah saji yg secara kuantitatif tidak material, bisa
menjadi material secara kualitatif.
Materialitas Pada Tingkat Saldo Rekening
Adalah minimum salah saji yg bisa ada pada suatu saldo rekening yg dipandang sebagai salah saji
material. Salah saji sampai tingkat tersebut disebut salah saji bisa diterima.
Pengalokasian Materialitas Laporan Keuangan ke Rekening-Rekening.
Apabila pertimbangan awal auditor tentang materialitas laoran keuangan dikuantifikasi, maka
taksiran awal materialitas u/ setiap rekening bisa diperoleh dengan cara mengalokasikan
materialitas laporan keuangan ke masing-masing rekening.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN BUKTI AUDIT
Materialitas adalah salah satu faktor yg berpengaruh terhadap pertimbangan auditr tentang
kecukupan(jumlah yg dibutuhkan) bukti audit. Dalam melakuakn generalisasi tentang hubungan
ini, perbedaan antara pengertian materialitas dengan saldo rekening material harus selalu
diperhatikan. Sebagai contoh, memang benar kalau dikatakan bahwa semakin rendah tingkat
materialitas, semakin banyak jumlah bukti yg diperlukan (berhubungan terbalik).
RISIKO AUDIT
Dalam merencakan audit, auditor harus juga mempertimbangkan risiko audit. SA 312.02
merumuskan risiko audit sbb :
Resiko audit adalah resiko yg terjadi dlm hal auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yg mengandung salah saji
material.
Semakin besar keinginan auditor u/ menyatakan pendapat yg benar, semakin rendah risiko yg akan
bisa ia terima.
Komponen-komponen Risiko Audit
Resiko audit terdiri dari 3 komponen, yaitu :
-
Resiko bawaan
Resiko pengendalian
Resiko deteksi
Resiko bawaan
Adalah kerentanan suatu saldo rekening atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji yg
material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern
yg terkait.
Perhitungan tentang risiko bawaan membutuhkan pertimbangan tentang berbagai hal yg bisa
berpengaruh terhadap asersi-asersi dari semua/banyak rekening dan hal-hal yg berhubungan hanya
dengan asersi-asersi u/ rekening tertentu.
Resiko bawaan bisa lebih besar u/ beberapa asersi dibandingkan dengan u/ asersi lainnya.
Resiko pengendalian
Adalah resiko bahwa suatu salah saji material yg dapat terjadi dlm suatu asersi tidak dapat
dicegah/dideteksi secara tepat waktu oleh SPI satuan usaha.
Resiko pengendalian adalah fungsi dari keefektifan kebijakan dan prosedur SPI klien.
Tingkat resiko pengendalian sesungguhnya tidak bisa diubah oleh auditor. Namun demikian,
auditor bisa mengubah tingkat resiko pengendalian yg ditetapkan dengan memodifikasi
(1)prosedur yg digunakan u/ mendapatkan pemahaman mengenai SPI yg berhubungan dengan
asersi-asersi, (2) prosedur yg digunakan u/ melakukan pengujian pengendalian.
Resiko deteksi
Adalah resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yg terdapat dalam suatu
asersi.
Resiko deteksi adalah suatu fungsi dari keefektifan prosedur auditing dan penerapannya oleh
auditor.
Tingkat resiko deteksi direncanakan yg dapat diteriman ditentukan u/ setiap bagian signifikan
dengan menerapkan model resiko audir yg menghubungkan komponen-komponen resiko audit.
Hubungan Antar Komponen-Komponen Resiko
Semakin rendah resiko bawaan dan resiko pengendalian yg diperhitungkan, semakin tinggi tingkat
resiko deteksi yg dapat diterima.
Model resiko audit
RA = RB x RP x RD
Dalam model di atas simbol2 berarti sbb:
RA = resiko audit
RB = resiko bawaan
RP = resiko pengendalian
RD = resiko deteksi
Pada suatu tingkat resiko audit tertentu, semakin tinggi tingkat resiko bawaan dan resiko
pengendalian diperhitungkan, akan semakin rendah tingkat resiko deteksi yg dapat diterima.
Resiko Audit pada Tingkat Laporan Keuangan dan Saldo Rekening
Auditor merumuskan tingkat resiko audit keseluruhan bagi laporan keuangan sebagai keseluruhan.
Pada umumnya, tingkat resiko yg sama diterapkan pula pada setiap saldo rekening dan semua
asersi yg berkaitan.
HUBUNGAN ANTARA RESKO AUDIT DENGAN BUKTI AUDIT
Seperti halnya materialitas, resiko juga merupakan salah satu faktor yg mempengaruhi
pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti. Terdapat hub.terbalik antara resiko audit dengan
jumlah bukti yg diperlukan u/ mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan. Sebaliknya,
resiko bawwn dan resiko pengendalian mempunyai hub.langsung dengan jumlah bukti yg
diperlukan.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS, RESIKO AUDIT DAN BUKTI AUDIT
Apabila kita ingin mengurangi resiko audit, maka kita bisa melakukan salah satu dari hal berikut
ini :
-
Meningkatkan tingkat materialitas, sementara bukti audit tetap
Menaikkan bukti audit, sementara tingkat materialitas tetap
Melakukan sedikit kenaikan pada jumlah bukti audit dan pada tingkat materialitas.
Strategi Audit Awal
Tujuan akhir perencanaan dan pelaksanaan audit adl.mengurangi resiko audit yg dilakukan auditor
pada tingkat rendah yg sesuai u/ mendukung suatu pendapat apakah laporan keuangan disajikan
secara wajar di dlm segala hal yg material.
KOMPONEN-KOMPONEN STRATEGI AUDIT AWAL
Dalam mengembangkan strategi audit awal u/ asersi-asersi, auditor merumuskan 4 komponen sbb
:
-
Penetapan tingkat resiko pengendalian direncakan
Luasnya pemahaman atas SPI yg harus dicapai
Pengujian pengendalian yg akan dilakukan dlm penetapan resiko pengendalian
Tingkat pengujian substantif direncakan yg akan dilakukan u/ mengurangi resiko audit pad
tingkat rendah yg sesuai.
Pendekatan Tingkat Resiko Pengendalian Ditetapkan Maksimum
Sbb :
-
Menggunakan perhitungan tingkat resiko pengendalian direncakan yg maksimum
Merencanakan u/ mendapatkan pemahaman minimum atas SPI yg relevan
Merencanakan u/ hanya sedikit melakukan pengujian pengendalian
Merencanakan u/ melakukan pengujian substantif yg ekstensif berdasarkan tingkat resiko
deteksi direncanakan yg dapat diterima yg rendah.
Pendekatan Tingkat Resiko Pengendalian Ditetapkan Lebih Rendah
Sbb :
-
Menggunakan perhitungan tingkat resiko pengendalian direncakan yg moderat/rendah
Merencanakan u/ mendapatkan pemahaman yg mendalam tentang SPI yg relevan
Merencanakan u/ hanya sedikit melakukan pengujian pengendalian yg ekstensif
Merencanakan u/ melakukan pengujian substantif berdasarkan tingkat resiko deteksi
direncakan yg dapat diterima yg moderat/tinggi.
Sumber : beberapa buku AUDITING
MATERIALITAS, RISIKO, DAN STRATEGI AUDIT AWAL
KONSEP MATERIALITAS
Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yg dipandang dari keadaankeadaan yg melingkupinya, memungkinkan pertimbangan yg dilakukan oleh orang yg
mengandalkan pada informasi menjadi berubah/dipengaruhi oleh penghilangan/salah saji tersebut.
Pertimbangan Awal Materialitas
Dalam merencakan suatu audit, auditor harus mempertimbangkan materialitas pada 2 tingkatan,
yaitu :
-
Tingkat laporan keuangan karena pendapat auditor mengenai kewajaran mencakup laporan
keuangan sebagi keseluruhan.
Tingkat saldo rekening karena auditor melakukan verifikasi atas saldo-saldo rekening u/
dapat memperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai kewajaran laporan keuangan.
MATERIALITAS PADA TINGKAT LAPORAN KEUANGAN
Materialitas laporan keuangan adalah besarnya keseluruhan salah saji minimum dlm suatu
laporan keuangan yg cukup penting sehingga membuat laporan keuangan menjadi tidak disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yg berlaku umum.
Pedoman kuantitatif
Saat ini tidak ada standar akuntansi ataupun standar auditing berisi pedoman tentang pengukuran
materialitas secara kuantitatif
Pertimbangan kualitatif
Berhubunan dengan penyebab salah saji. Suatu salah saji yg secara kuantitatif tidak material, bisa
menjadi material secara kualitatif.
Materialitas Pada Tingkat Saldo Rekening
Adalah minimum salah saji yg bisa ada pada suatu saldo rekening yg dipandang sebagai salah saji
material. Salah saji sampai tingkat tersebut disebut salah saji bisa diterima.
Pengalokasian Materialitas Laporan Keuangan ke Rekening-Rekening.
Apabila pertimbangan awal auditor tentang materialitas laoran keuangan dikuantifikasi, maka
taksiran awal materialitas u/ setiap rekening bisa diperoleh dengan cara mengalokasikan
materialitas laporan keuangan ke masing-masing rekening.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS DENGAN BUKTI AUDIT
Materialitas adalah salah satu faktor yg berpengaruh terhadap pertimbangan auditr tentang
kecukupan(jumlah yg dibutuhkan) bukti audit. Dalam melakuakn generalisasi tentang hubungan
ini, perbedaan antara pengertian materialitas dengan saldo rekening material harus selalu
diperhatikan. Sebagai contoh, memang benar kalau dikatakan bahwa semakin rendah tingkat
materialitas, semakin banyak jumlah bukti yg diperlukan (berhubungan terbalik).
RISIKO AUDIT
Dalam merencakan audit, auditor harus juga mempertimbangkan risiko audit. SA 312.02
merumuskan risiko audit sbb :
Resiko audit adalah resiko yg terjadi dlm hal auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yg mengandung salah saji
material.
Semakin besar keinginan auditor u/ menyatakan pendapat yg benar, semakin rendah risiko yg akan
bisa ia terima.
Komponen-komponen Risiko Audit
Resiko audit terdiri dari 3 komponen, yaitu :
-
Resiko bawaan
Resiko pengendalian
Resiko deteksi
Resiko bawaan
Adalah kerentanan suatu saldo rekening atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji yg
material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern
yg terkait.
Perhitungan tentang risiko bawaan membutuhkan pertimbangan tentang berbagai hal yg bisa
berpengaruh terhadap asersi-asersi dari semua/banyak rekening dan hal-hal yg berhubungan hanya
dengan asersi-asersi u/ rekening tertentu.
Resiko bawaan bisa lebih besar u/ beberapa asersi dibandingkan dengan u/ asersi lainnya.
Resiko pengendalian
Adalah resiko bahwa suatu salah saji material yg dapat terjadi dlm suatu asersi tidak dapat
dicegah/dideteksi secara tepat waktu oleh SPI satuan usaha.
Resiko pengendalian adalah fungsi dari keefektifan kebijakan dan prosedur SPI klien.
Tingkat resiko pengendalian sesungguhnya tidak bisa diubah oleh auditor. Namun demikian,
auditor bisa mengubah tingkat resiko pengendalian yg ditetapkan dengan memodifikasi
(1)prosedur yg digunakan u/ mendapatkan pemahaman mengenai SPI yg berhubungan dengan
asersi-asersi, (2) prosedur yg digunakan u/ melakukan pengujian pengendalian.
Resiko deteksi
Adalah resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yg terdapat dalam suatu
asersi.
Resiko deteksi adalah suatu fungsi dari keefektifan prosedur auditing dan penerapannya oleh
auditor.
Tingkat resiko deteksi direncanakan yg dapat diteriman ditentukan u/ setiap bagian signifikan
dengan menerapkan model resiko audir yg menghubungkan komponen-komponen resiko audit.
Hubungan Antar Komponen-Komponen Resiko
Semakin rendah resiko bawaan dan resiko pengendalian yg diperhitungkan, semakin tinggi tingkat
resiko deteksi yg dapat diterima.
Model resiko audit
RA = RB x RP x RD
Dalam model di atas simbol2 berarti sbb:
RA = resiko audit
RB = resiko bawaan
RP = resiko pengendalian
RD = resiko deteksi
Pada suatu tingkat resiko audit tertentu, semakin tinggi tingkat resiko bawaan dan resiko
pengendalian diperhitungkan, akan semakin rendah tingkat resiko deteksi yg dapat diterima.
Resiko Audit pada Tingkat Laporan Keuangan dan Saldo Rekening
Auditor merumuskan tingkat resiko audit keseluruhan bagi laporan keuangan sebagai keseluruhan.
Pada umumnya, tingkat resiko yg sama diterapkan pula pada setiap saldo rekening dan semua
asersi yg berkaitan.
HUBUNGAN ANTARA RESKO AUDIT DENGAN BUKTI AUDIT
Seperti halnya materialitas, resiko juga merupakan salah satu faktor yg mempengaruhi
pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti. Terdapat hub.terbalik antara resiko audit dengan
jumlah bukti yg diperlukan u/ mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan. Sebaliknya,
resiko bawwn dan resiko pengendalian mempunyai hub.langsung dengan jumlah bukti yg
diperlukan.
HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS, RESIKO AUDIT DAN BUKTI AUDIT
Apabila kita ingin mengurangi resiko audit, maka kita bisa melakukan salah satu dari hal berikut
ini :
-
Meningkatkan tingkat materialitas, sementara bukti audit tetap
Menaikkan bukti audit, sementara tingkat materialitas tetap
Melakukan sedikit kenaikan pada jumlah bukti audit dan pada tingkat materialitas.
Strategi Audit Awal
Tujuan akhir perencanaan dan pelaksanaan audit adl.mengurangi resiko audit yg dilakukan auditor
pada tingkat rendah yg sesuai u/ mendukung suatu pendapat apakah laporan keuangan disajikan
secara wajar di dlm segala hal yg material.
KOMPONEN-KOMPONEN STRATEGI AUDIT AWAL
Dalam mengembangkan strategi audit awal u/ asersi-asersi, auditor merumuskan 4 komponen sbb
:
-
Penetapan tingkat resiko pengendalian direncakan
Luasnya pemahaman atas SPI yg harus dicapai
Pengujian pengendalian yg akan dilakukan dlm penetapan resiko pengendalian
Tingkat pengujian substantif direncakan yg akan dilakukan u/ mengurangi resiko audit pad
tingkat rendah yg sesuai.
Pendekatan Tingkat Resiko Pengendalian Ditetapkan Maksimum
Sbb :
-
Menggunakan perhitungan tingkat resiko pengendalian direncakan yg maksimum
Merencanakan u/ mendapatkan pemahaman minimum atas SPI yg relevan
Merencanakan u/ hanya sedikit melakukan pengujian pengendalian
Merencanakan u/ melakukan pengujian substantif yg ekstensif berdasarkan tingkat resiko
deteksi direncanakan yg dapat diterima yg rendah.
Pendekatan Tingkat Resiko Pengendalian Ditetapkan Lebih Rendah
Sbb :
-
Menggunakan perhitungan tingkat resiko pengendalian direncakan yg moderat/rendah
Merencanakan u/ mendapatkan pemahaman yg mendalam tentang SPI yg relevan
Merencanakan u/ hanya sedikit melakukan pengujian pengendalian yg ekstensif
Merencanakan u/ melakukan pengujian substantif berdasarkan tingkat resiko deteksi
direncakan yg dapat diterima yg moderat/tinggi.
Sumber : beberapa buku AUDITING