makalah Hak Asasi Manusia docx

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki konstitusi dasar yang disebut dengan Undang-Undang
Dasar 1945 (UUD 1945). Semenjak masa reformasi hingga sekarang UndangUndang Dasar 1945 telah mengalami amandemen atau perubahan sebanyak empat
kali yaitu :
1. Perubahan Pertama, disahkan 19 Oktober 1999
2. Perubahan Kedua, disahkan 18 Agustus 2000
3. Perubahan Ketiga, disahkan 10 November 2001
4. PerubahanKeempat, disahkan 10 Agustus 2002
Bagaimanapun, amandemen UUD 1945 masih jauh dari kata sempurna.
Masih banyak problem kebangsaan yang mustinya diatur langsung dalam UUD,
namun tidak/belum dicantumkan di dalamnya. Sebaliknya, barangkali terdapat
beberapa poin yang mustinya tidak dimasukkan, tetapi dimasukkan dalam UUD.
Salah satu poin penting yang terdapat dalam amandemen UUD 1945 adalah
mengenai hak asasi manusia yang merupakan hak dasar yang melekat pada
manusia sebagai insan ciptaan Tuhan yang dimiliki menurut kodratnya dan tidak
dapat dipisahkan dari hakikatnya yang bersifat luhur dan suci.
UUD 1945 bukanlah sekedar cita-cita atau dokumen bernegara, akan tetapi
ia harus diwujudnyatakan dalam berbagai persoalan bangsa akhir-akhir ini.
Misalnya, kenyataan masih seringnya pelanggaran HAM terjadi di negeri ini,

antara lain; kasus pembunuhan aktivis Munir, kasus penggusuran warga, jual-beli
bayi, aborsi, dan seterusnya Di bidang HAM masih banyak terjadi perlakuan
diskriminasi antara si kaya dan si miskin, hukum memihak kekuasaan, korupsi
dan kolusi di pengadilan, dan lain-lain. Demikian pula masalah kesenjangan
sosial, busung lapar, pengangguran dan kemiskinan. Realitas kehidupan di atas
hendaknya menjadi bahan refleksi bagi seluruh komponen bangsa Indonesia.

1

Pada posisi ini, amandemen Undang-Undang Dasar 1945 dinilai belum
transformatif. Konstitusi ini masih bersifat parsial, lebih terfokus pada aspek
restriktif negara dan aspek protektif individu dalam hak asasi manusia. Tiga hal
yang belum disentuh amandemen UUD 1945 adalah bagaimana cara rakyat
menarik kedaulatannya, penegasan mengenai supremasi otoritas sipil atas militer,
serta penegasan dan penjaminan otonomi khusus dalam konstitusi.
Meski demikian, amandemen UUD 1945 sesungguhnya telah memuat
begitu banyak pasal-pasal tentang pengakuan hak asasi manusia. Memang UUD
1945 sebelum amandemen, boleh dikatakan sangat sedikit memuat ketentuanketentuan tentang hal itu, sehingga menjadi bahan kritik, baik para pakar
konstitusi, maupun politisi dan aktivis HAM. Dimasukkannya pasal-pasal HAM
memang menandai era baru Indonesia, yang kita harapkan akan lebih

memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Pemerintah dan
DPR, juga telah mensahkan berbagai instrument HAM internasional, di samping
juga mensahkan undang-undang tentang HAM.

1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia ?
2. Pasal-pasal apa saja yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
tentang Hak Asasi Manusia ?

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia
Pengertian Hak Asasi Manusia menurut :
1. Jhon Locke
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan
Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 1

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekeat
dan keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha esa dan
merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungu oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2.2 Pasal-pasal yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar
1945 tentang Hak Asasi Manusia
Kecurigaan bahwa konsep HAM yang diadaptasi oleh bangsa Indonesia
selama ini dari Barat diantisipasi oleh amandemen pada pasal Pasal 28J UUD
1945 yang mengatur adanya pembatasan HAM. Karena itu, pemahaman terhadap
Pasal 28J pada saat itu adalah pasal mengenai pembatasan HAM yang bersifat
sangat bebas dan indvidualistis itu dan sekaligus pasal mengenai kewajiban asasi.
Jadi tidak saja hak asasi tetapi juga kewajiban asasi.
Dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950, ketentuan
hak asasi manusia di dalam Undang-Undang Dasar 1945 relatif sedikit, hanya 7
pasal, yaitu Pasal 27, 28, 29, 30, 31, 31, dan 34. Sedangkan di dalam UUDS 1950
didapati cukup lengkap pasal-pasal HAM, yaitu 35 pasal, yakni dari Pasal 2
sampai dengan Pasal 42. Jumlah pasal di dalam UUDS 1950 hampir sama dengan
yang tercantum di dalam Universal Declaration of Human Rights.


3

Meskipun UUD 1945 tidak banyak mencantumkan pasal tentang HAM,
kekurangan tersebut telah dipenuhi dengan lahirnya sejumlah undang-undang,
antara lain UU Nomor 14 Tahun 1970 dan UU Nomor 8 Tahun 1981 yang
mencantumkan banyak ketentuan tentang HAM. UU Nomor 14 Tahun 1970
memuat 8 pasal tentang HAM, sedangkan UU Nomor 8 Tahun 1981 memuat 40
pasal. Lagi pula di dalam Pembukaan UUD 1945 didapati sebuah pernyataan yang
mencerminkan tekad bangsa Indonesia untuk menegakkan HAM. "Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan".
Ketentuan HAM dalam UUD 1945 yang menjadi basic law adalah norma
tertinggi yang harus dipatuhi oleh negara. Karena letaknya dalam konstitusi, maka
ketentuan-ketentuan mengenai HAM harus dihormati dan dijamin pelaksanaanya
oleh negara. Karena itulah pasal 28I ayat (4) UUD 1945 menegaskan bahwa
perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung
jawab negara terutama pemerintah.
Memang di dalam UUD 1945 ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang

HAM relatif terbatas, tetapi hal ini tidak akan menghambat penegakan HAM,
karena sudah diperlengkapi dengan undang-undang lain, seperti UU Pokok
Kekuasaan Kehakiman, UU Hukum Acara Pidana (KUHAP), UU Hak Asasi
Manusia, dan UU Pengadilan HAM. Sekalipun demikian, telah diusulkan juga
untuk membuka kesempatan memasukkan pasal-pasal HAM ke dalam UUD 1945
melalui amandemen. Adapun hak asasi manusia yang ditetapkan dan tertuang
hingga amandemen ke 4 UUD 1945 yaitu:
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B
(1)

Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.

4

(2)


Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C

(1)

Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kese-jahteraan umat manusia.
(2)

Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk mem-bangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Pasal 28D

(1)

Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian

hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

(2)

Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

(3)

Setiap warga negara berhak memperoleh

kesem-patan yang sama

dalam pemerintahan.
(4)

Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
Pasal 28E

(1)


Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih

pendidikan

kewarganegaraan,

dan

memilih

pengajaran,
tempat

memilih

tinggal

di


pekerjaan,
wilayah

memilih

negara

dan

meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2)

Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini keper-cayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

(3)

Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.


5

Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Pasal 28G
(1)

Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

(2)

Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik

dari negara lain.
Pasal 28H

(1)

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.

(2)

Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.

(3)

Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

(4)

Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut
tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
Pasal 28I

(1)

Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemer-dekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui

6

sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apa pun.
(2)

Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu.

(3)

Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.

(4)

Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.

(5)

Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
Pasal 28J

(1)

Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(2)

Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis.

7

BAB III
PENUTUP
Penambahan rumusan HAM serta jaminan penghormatan, perlindungan,
pelaksanaan, dan pemajuannya ke dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Indonesia bukan semata-mata karena kehendak untuk
mengakomodasi perkembangan pandangan mengenai HAM yang makin
menganggap penting HAM sebagai isu global, melainkan karena hal itu
merupakan salah satu syarat negara hukum. HAM sering dijadikan sebagai salah
satu indikator untuk mengukur tingkat peradaban, tingkat demokrasi, dan tingkat
kema-juan suatu negara. Rumusan HAM yang telah ada dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlu dilengkapi dengan
memasukkan pandangan mengenai HAM yang berkembang sampai saat ini.
Masuknya rumusan HAM ke dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan kemajuan besar dalam proses
perubahan Indonesia sekaligus menjadi salah satu ikhtiar bangsa Indonesia
menjadikan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menjadi Undang-Undang Dasar yang makin modern dan makin demokratis.
Dengan adanya rumusan HAM dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, maka secara konstitusional hak asasi setiap
warga negara dan penduduk Indonesia telah dijamin.
Dalam hubungan tersebut, bangsa Indonesia ber-pandangan bahwa HAM
harus memperhatikan karak-teristik Indonesia dan sebuah hak asasi juga harus
diimbangi dengan kewajiban, sehingga diharapkan akan tercipta saling
menghargai dan menghormati akan hak asasi tiap-tiap pihak.

8

DAFTAR PUSTAKA
http://limc4u.blogspot.com/2012/12/penjelasan-pasal-28a-sampai-28j-uud1945.html (Diakses pada bulan Desember 2012)
Setiawan,dani.

“Hak

asasi

manusia

dalam

amandemen

uud”

http://www.danisetiawanku.com/2010/01/hak-asasi-manusia-dalam-amandemenuud.html (Diakses pada bulan Januari 2010)

9