Analisis Bahan Ajar Keterampilan Membaca

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS BAHAN AJAR UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA
DALAM BUKU INTERLANGUAGE: ENGLISH FOR SENIOR HIGH
SCHOOL STUDENTS X

Tugas Akhir Mata Kuliah Pengajaran Empat Keterampilan Bahasa

NAMA

: PRIBADI HADHI

NOMOR MAHASISWA

: 1206335703

DOSEN

: CORNELIUS SEMBIRING, S.S., M.A.

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGUISTIK

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA (FIB)
DESEMBER 2013
ANALISIS BAHAN AJAR UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA

DALAM BUKU INTERLANGUAGE: ENGLISH FOR SENIOR HIGH
SCHOOL STUDENTS X

Pribadi Hadhi
1206335703
hadhi.pribadi@gmail.com

1. Pendahuluan

Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memainkan peranan penting di dalam
semua aspek kehidupan manusia, seperti ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi,
sosial dan budaya serta pendidikan.

Bahasa Inggris sebagai bahasa asing

(English as a foreign language) dipelajari di berbagai negara termasuk Indonesia.

Bahasa Inggris di Indonesia diajarkan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan
tinggi.
Di tingkat sekolah menengah atas, bahasa Inggris diajarkan sebagai mata
pelajaran wajib dan pemelajar diharapkan bisa menguasai dan mengembangkan
empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (listening), membaca (reading),
berbicara (speaking) dan menulis (writing).

Keterampilan tersebut saling

berkaitan, seperti yang dikatakan oleh Nunan (2005) bahwa empat keterampilan
bahasa sangat erat ikatannya dan saling memengaruhi satu sama lain. Hal ini
menunjukkan bahwa pemelajar diminta untuk menguasai keterampilan tersebut
secara terintegrasi dan menyeluruh.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Depdikbud RI)
melalui Pusat Perbukuan (Pusbuk) telah menerbitkan beragam bahan ajar yang
ditujukan kepada pengajar dan pemelajar dari jenjang pendidikan sekolah dasar
sampai sekolah menengah atas. Bahan ajar tersebut didistribusikan ke sekolah dan
dapat diunduh dalam bentuk Buku Sekolah Elektronik (BSE). Kebutuhan bahan
ajar, termasuk untuk mata pelajaran bahasa Inggris sebagai salah satu komponen


1

penting pembelajaran dan pemelajaran di kelas mengindikasikan bahwa pemilihan
bahan ajar tersebut tidak dapat diabaikan dengan mudah.
Menurut Revell & Sweeney (1993), pemelajar sering membaca bahan ajar yang
ditulis dalam bahasa asing (bahasa Inggris) dengan mengartikan setiap kata yang
terdapat dalam bahan ajar tersebut. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu
untuk mencari arti di dalam kamus dibandingkan membaca. Hal ini berakibat
pemelajar menjadi fasih dalam menerjemahkan teks tetapi tidak bisa memahami
teks tersebut secara utuh. Oleh karena itu, pengajaran keterampilan membaca
menjadi salah satu hal utama yang harus diperhatikan dalam mengajarkan bahasa
Inggris di sekolah.
Analisis bahan ajar dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui
bahan ajar mana yang tepat digunakan dalam kegiatan pemelajaran bahasa
Inggris. Pihak-pihak terkait yang memiliki kepentingan dengan penggunaan bahan
ajar dapat secara bijaksana memilih, menyeleksi dan menetapkan buku ajar yang
sesuai dengan kebutuhan pemelajar. Dalam kaitannya dengan keterampilan
membaca, hal ini berkenaan dengan berbagai ragam teks yang serta-merta
diperlukan pengetahuan akan isi teks tersebut. Seleksi jenis teks bacaan dan
apakah diambil dari teks otentik atau bukan merupakan salah satu dari beberapa

faktor yang mempengaruhi pemilihan materi teks bacaan.
Atas latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis bahan ajar untuk
keterampilan membaca. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memaparkan hasil
analisis bahan ajar untuk keterampilan membaca dalam buku Interlanguage:
English For Senior High School Students X yang diterbitkan oleh Pusbuk
Depdibud RI. Makalah ini diawali dengan teori tentang membaca dan pemilihan
bahan ajar membaca serta dilanjutkan dengan analisis bahan ajar untuk
keterampilan membaca.
2. Landasan Teori
Membaca pada hakikatnya merupakan proses membangun makna dari pesan yang
disampaikan melalui simbol-simbol tulisan.

Lebih lanjut, Goodman (1996)

menyatakan

suatu

bahwa


membaca

merupakan

proses

dinamis

untuk

merekonstruksi suatu pesan yang secara grafis dikodekan oleh penulis. Di dalam
2

proses ini, seorang penulis melakukan pengkodean linguistik yang kemudian
diuraikan oleh pembaca untuk mendapatkan pemahaman atau makna. Penulis
tersebut mengkodekan pikiran ke dalam bahasa, lau pembaca menafsirkan kode
tersebut menjadi pikiran dan makna. Dengan demikian dalam membaca terjadi
interaksi antara bahasa dan pikiran.
Hedge (2000) menyebutkan terdapat enam tipe pengetahuan untuk membantu
pembaca dalam memahami teks, yakni sebagai berikut. (1) pengetahuan yang

berhubungan dengan sintaks (syntactic knowledge) (2) pengetahuan tentang
morfologi (morphological knowledge) (3) pengetahuan umum dunia (general
world knowledge) (4) pengetahuan sosial dan kultural (sociocultural knowledge)
(5) pengetahuan topik (topic knowledge) dan (6) pengetahuan ragam teks (genre
knowledge).
Lebih lanjut, Hedge juga menjelaskan bahwa dalam keterkaitannya dengan proses
membaca dan kesuksesan pembaca untuk berinteraksi dengan teks, sebaiknya
tujuan pengajaran bahasa Inggris meliputi beberapa hal, yaitu (a) mampu
membaca beragam jenis teks dalam bahasa Inggris, (b) mengaplikasikan berbagai
strategi membaca seperti skimming dan scanning dalam kegiatan membaca, (c)
membangun pemahaman tentang bahasa seperti kosakata dan tata bahasa yang
akan membantu dalam proses membaca, (d) membangun pengetahuan skemata
(schematic knowledge) dalam rangka penginterpretasian sebuah teks dan (e)
mengembangkan kesadaran dalam struktur dan teks dalam bahasa Inggris dan
mampu mengapikasikan rhetorical structure, discourse feature dan cohesive
devices dalam memahami teks secara utuh.

3. Hasil dan Pembahasan

a) Hasil

Dalam analisis makalah ini, penulis menggunakan bahan ajar Interlanguage:
English For Senior High School Students X yang diterbitkan oleh Pusbuk
Depdibud Republik Indonesia. Buku Sekolah Elektronik (BSE) tersebut

3

diterbitkan tahun 2008 dan ditulis oleh Joko Priyana, Virga Renitasari dan Arnys
Rahayu Irjayanti.
Terdapat dua alasan penulis dalam memilih bahan ajar. ini Alasan yang pertama
adalah setiap unit ditulis dengan meliputi empat keterampilan bahasa, yaitu
mendengarkan (listening), membaca (reading) berbicara (speaking) dan menulis
(writing) disertai dengan komponen bahasa seperti tata bahasa (grammar),
kosakata (vocabulary) dan pelafalan (pronunciation) Alasan yang kedua yaitu
sebagai salah satu referensi dari Pusbuk Depdikbud, bahan ajar ini digunakan
secara luas oleh pemelajar sekolah menengah atas di Indonesia. Dari sepuluh unit
yang ada di dalam bahan ajar, penulis mengambil satu unit yaitu Unit 1 Let Me
Introduce Myself sebagai fokus dalam analisis.
Unit 1 yang dimulai dari halaman 1 sampai 18 terdiri dari 25 tugas (tasks) yang
meliputi keterampilan dan komponen bahasa Inggris. Agar lebih jelas, tugas
tersebut dijelaskan melalui tabel berikut.


Tugas

Keterampilan /

Tujuan

Komponen Bahasa

Melafalkan kata yang berhubungan dengan
Task 1

Task 2

Tugas

Pelafalan

Menyimak dan
Berbicara


lingkungan sekolah, seperti ceremony,
classroom dan extracurricular
Menyimak dialog pendek, melengkapi
kalimat rumpang dan mempraktekkan
dialog dengan teman (pair)

Keterampilan /

Tujuan

Komponen Bahasa

Task 3

Berbicara

Task 4

Menulis


Task 5

Pelafalan

Memelajari dan mempraktekkan beragam
ekspresi tentang greetings
Melengkapi dialog rumpang dengan
beragam ekspresi tentang greetings
Melafalkan huruf“a:” jika diikuti huruf
–“ss”, “-st” dan” –sk”. Contohnya
“glass”, “cast” dan “task”

4

Mendengarkan dialog dan menjawab

Task 6

Mendengarkan


Task 7

Berbicara

ekspresi tentang introducing yourself dan

Task 8

Menulis

Task 9

Berbicara

introducing someone
Melengkapi dialog rumpang
Berlatih mengenalkan diri dengan teman

Task 10

Berbicara

Task 11

Membaca

pertanyaan
Memelajari dan mempraktekkan beragam

(pair)
Berlatih mengenalkan diri dalam kelompok
kecil
Membaca kalimat pendek yang dilengkapi
dengan gambar untuk membandingkan
kondisi sekarang (present) dengan lampau
(past)
Membaca Recount Text yang berjudul

Task 12

Task 13
Task 14
Task 15
Tugas

Membaca

Fitur Linguistik
(Text Genre)

Joining the Traditional Dance Competition
dan menjawab pertanyaan salah atau benar
(True or False)
Memahami definisi, pengorganisasian dan
pola tata bahasa yang digunakan dalam

Recount Text
Membaca dan Kosakata Mencari arti dari kata dalam Task 12
Membaca dan Kosakata Menjodohkan antara arti dan definisi
Keterampilan /
Tujuan
Komponen Bahasa
Melengkapi teka teka silang (crossword)

Task 16

Kosakata

Task 17

Tata bahasa

Task 18

Membaca dan kosakata

Task 19

Menulis

Task 20

Menulis

Task 21

Menulis dan Berbicara

menggunakan kata-kata yang terdapat
dalam Task 12
Memelajari formula Simple Past Tense
Melengkapi teks rumpang menggunakan
kata-kata yang telah disediakan
Menulis pengalaman mengikuti kompetisi /
perlombaan
Revisi draf dengan teman (pair draft
revision)
Melengkapi dialog rumpang dan berlatih
mempraktekkan dialog

5

Task 22

Membaca

Task 23

Menulis

Task 24
Task 25

Berbicara
Menulis

Membaca teks yang berjudul Swimming
dan menjawab pertanyaan pilihan ganda
Mencari Recount Text dan menuliskannya
ke dalam buku catatan
Mempraktekkan dialog
Menulis paragraf pendek

Analis bahan ajar berfokus pada beberapa aspek dengan mengacu pada pendapat
beberapa ahli yaitu sebagai berikut:
a. Apakah tahapan kegiatan membaca yang ada dalam teks sesuai dengan
prosedur standar? (McDonough & Shaw, 1993)
b. Genre teks apakah yang digunakan? Mengapa pemelajar perlu membaca
teks tersebut? (Hedge, 2000)
c. Bagaimanakah pengetahuan skemata (schematic knowledge) yang
digunakan dalam kegiatan membaca? (Hedge, 2000)
d. Tugas apa sajakah yang dapat dilakukan untuk membantu pemelajar dalam
mengembangkan kemampuan membaca? (Hedge, 2000)
b) Pembahasan
Pembahasan terhadap hasil analis bahan ajar untuk keterampilan membaca akan
difokuskan untuk menjawab empat pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya
yaitu sebagai berikut.

Tahapan Kegiatan Membaca

McDonough & Shaw (1993) menyatakan bahwa terdapat empat tahapan kegiatan
membaca di dalam kelas. Keempat tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut.
Tahap 1
Tahap 2

: Menumbuhkan ketertarikan dan motivasi pemelajar
dengan cara menghubungkan topik yang ada di dalam teks
dan pengalaman serta pengetahuan yang mereka miliki.
: Memberikan beberapa kata kunci kepada pemelajar untuk

6

Tahap 3
Tahap 4

ditemukan dalam teks.
: Mendorong pemelajar untuk berdiskusi setelah membaca teks
: Mengembangkan keterampilan menulis dari informasi yang
didapat melalui teks

Di dalam tahap 1, penulis menemukan bahwa tugas yang diberikan dalam Task 11
bisa digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan dan motivasi pemelajar. Task 11
mendorong pemelajar untuk berdiskusi dengan teman sebaya (pair discussion)
dan dilengkapi dengan gambar-gambar tentang perbandingan kondisi masa
sekarang (present) dan masa lalu (past).
Penulis juga menemukan beberapa kata kunci seperti yang dijelaskan pada Tahap
2 yang digunakan dalam kalimat-kalimat sederhana dalam Task 11. Kata-kata
kunci tersebut berupa “senior high school”, “junior high school” “play”,
“played”, “now” dan “two years ago”. Kata kunci tersebut nantinya akan
ditemui pemelajar ketika mereka membaca teks yang ada di Task 12. Hanya saja,
pemberian kata kunci tersebut tidak diberikan secara eksplisit, melainkan secara
implisit yaitu ditulis dalam bentuk kalimat sehingga sulit bagi pemelajar untuk
membangun pengetahuan skemata yang akan dijelaskan pada poin ke tiga dalam
analisis ini.
Pada tahap 3, penulis tidak menemukan adanya aktifitas yang bisa mendorong
pemelajar untuk mendiskusikan teks yang terdapat dalam Task 12. Tugas yang
terdapat dalam Task 13 lebih cenderung untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan teks tersebut. Oleh sebab itu, guru memainkan peranan
yang sangat penting untuk menghadapi permasalahan ini. Guru tersebut bisa
mendorong kegiatan diskusi antara guru dengan pemelajar atau memfasilitasi
diskusi antarpemelajar sehingga mereka bisa memahami dan mengungkapkan
pemikiran mereka terkait topik di dalam teks yang dipelajari.
Pada tahap terakhir yaitu tahap 4, penulis menemukan tugas yang mendorong
pemelajar untuk merefleksikan dalam bentuk tulisan berdasarkan informasi yang
didapat melalu teks. Tugas tersebut terdapat dalam Task 19, dimana pemelajar
diminta untuk menuliskan pengalaman pribadi dalam mengikuti kompetisi /
perlombaan.

Kegiatan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Nunan (2005) bahwa empat keterampilan bahasa sangat erat ikatannya dan saling

7

memengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, pemelajar memeroleh masukan
(input) yang didapat melalui kegiatan membaca, selanjutnya ia berlatih untuk
memproduksi (output) dalam bentuk tulisan.
Berdasarkan analisis bahan ajar pada unit 1 dalam buku Interlanguage, penulis
hanya menemukan tiga tahapan yaitu tahap 1, 2 dan 4; sedangkan tidak
ditemukannya tahap 3 yang terdapat dalam kegiatan membaca. Berdasarkan
kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar tersebut, seorang pengajar diharapkan
mampu untuk menumbuhkan ketertarikan dan motivasi pemelajar dengan cara
menghubungkan topik yang ada di dalam teks dengan pengalaman dan
pengetahuan yang mereka miliki.
Genre Teks dan Tujuan Penggunaannya
Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan, pemelajar sekolah menengah
atas kelas X diharapkan mampu untuk menguasai berbagai genre teks seperti
Procedural Text, Descriptive Text, Recount Text, dan News Item Text dan bahan
ajar keterampilan membaca yang digunakan dalam Unit 1 adalah teks dengan
genre Recount Text.
Secara khusus, penggunaan Recount Text seperti dikutip dalam Task 13 bertujuan
untuk menceritakan rangkaian atau urutan peristiwa dan menafsirkan artinya ke
berbagai cara (tell a series/sequence of events and evaluate their significance in
some way). Penulis menginterpretasikan alasan pemelajar perlu untuk memahami
Recount Text karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial dan selalu
berinteraksi dengan sesamanya. Dalam proses interaksi tersebut, menceritakan
pengalaman individu tentang berbagai aktifitas atau kejadian yang dialami dapat
menjadi satu bagian yang menarik dan bisa memperkuat kekerabatan.
Selanjutnya, pengorganisasian Recount Text juga ditulis secara sistematis dan
dilengkapi penjelasan tentang pola tatabahasa (grammatical patterns) yang
digunakan dalam teks tersebut.

Hal ini bertujuan agar pemelajar dapat

mengetahui lebih dalam mengenai Recount Text dan bisa menjadi bekal ketika
pemelajar tersebut diminta untuk menuliskan pengalaman individu seperti yang
tugas yang diberikan dalam Task 19.

8

Pengetahuan Skemata (Schematic Knowledge) dalam Kegiatan Membaca
Barlett seperti dikutip McDonough & Shaw (1993) pertama kali menggunakan
istilah teori skema (schema teory) untuk menjelaskan bagaimana pengetahuan
yang kita miliki tentang dunia disusun melalui pola-pola yang saling berhubungan
berdasarkan pengalaman-pengalaman yang kita miliki sebelumnya. Lebih lanjut,
Hedge (2000) menjelaskan bahwa kata atau frasa tertentu yang ada pada sebuah
teks akan mengaktifkan pengetahuan yang telah dimuliki sebelumnya (prior
knowledge).
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap bahan ajar untuk keterampilan
membaca di unit 1, penulis tidak menemukan adanya tugas yang diberikan untuk
membangun pengetahuan skemata dalam kegiatan awal membaca (pre-reading
activity). Beberapa kata kunci yang terdapat pada Task 11 seperti yang telah
dibahas pada poin pertama cenderung hanya untuk memberikan penjelasan aspek
linguistik yang berhubungan dengan aspek tata bahasa seperti “play”, “played”,
“now” dan “two years ago”

tanpa disertai adanya tugas-tugas seperti

memberikan pertanyaan ataupun diskusi yang berkaitan dengan teks yang akan
dibaca oleh pemelajar pada Task 12. Oleh karena itu, sebaiknya seorang pengajar
memahami kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar ini dalam keterkaitannya
dengan pengetahuan skemata yang memungkinkan pembaca, dalam hal ini
pemelajar, untuk memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya dalam sebuah
teks. Jika pemelajar sudah memiliki prior knowledge, maka pemelajar tersebut
akan lebih mudah memahami teks dan memiliki kecenderungan untuk lebih
sukses dalam proses pemelajaran membaca dibandingkan pemelajar yang tidak
atau belum memiliki prior knowledge. Dengan pengetahuan skemata terhadap
topik tertentu, maka proses interaksi antara pengajar dan pemelajar atau
antarpemelajar akan menjadi lebih komunikatif serta proses belajar dan mengajar
akan menjadi lebih efektif.
Tugas untuk Mengembangkan Kemampuan Membaca
Di dalam kegiatan membaca sebagai proses yang interaktif, William seperti
dikutip Hedge (2000) mengemukakan bahwa tugas membaca (reading tasks)
9

dapat dimasukkan ke dalam tiga tahapan membaca, yaitu kegiatan awal membaca
(pre-reading), kegiatan pada saat membaca (while-reading) dan kegiatan setelah
membaca (post-reading).
Pada kegiatan awal membaca (pre-reading), idealnya pemelajar dapat dimotivasi
untuk melakukan berbagai kegiatan yang berorientasi pada isi sebuah teks.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan menyediakan gambar atau video yang
berkaitan dengan teks yang akan dibahas lalu pengajar dapat berdikusi dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang ada dalam gambar atau video tersebut.
Melakukan kegiatan diskusi seperti dikatakan Hedge (2000) dapat memunculkan
ketertarikan dan sikap pemelajar serta memberikan kesempatan untuk membahas
kata kunci terhadap topik yang akan dibahas, Kegiatan tersebut dapat dilakukan
untuk membangun pengetahuan skemata pemelajar. Namun, seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya, penulis tidak menemukan adanya tugas yang diberikan
untuk membangun pengetahuan skemata dalam kegiatan awal membaca.
Pada kegiatan saat membaca (while-reading), Recount Text yang terdapat dalam
Task 12 dapat digunakan untuk mendorong pemelajar lebih aktif ketika membaca
dan tidak hanya berfokus pada komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosakata
saja. Untuk membuat kegiatan dalam proses membaca lebih interaktif, pengajar
dapat memberikan tugas kepada pemelajar untuk mengidentifikasi urutan ide-ide
yang tersusun dalam teks, memberikan respons terhadap opini yang terdapat
dalam teks, ataupun memprediksi kelanjutan isi teks berdasarkan petunjuk yang
diberikan pengajar. Pemberian tugas pada kegiatan saat membaca seperti
dilaporkan Hedge (2000) memberikan efek positif bagi para pemelajar sehingga
sudah sewajarnya seorang pengajar dapat memotivasi pemelajar untuk melakukan
berbagai macam tugas seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pada kegiatan setelah membaca (post-reading), berbagai tugas dapat diberikan
pengajar berkaitan dengan teks yang telah dibaca dan pengintegrasian
keterampilan bahasa lainnya. Berdasarkan analisis terhadap bahan ajar
keterampilan membaca, terdapat beberapa tugas yang berkaitan dengan teks. Task
12 selain berisi teks juga berisi mengenai delapan butir pertanyaan berbentuk True
and False Questions yang bertujuan untuk melihat sejauh mana pemelajar
memahami ide-ide yang terdapat di dalam teks. Task 14 dibuat untuk mengetahui

10

sejauh mana pengetahuan tentang kosakata pemelajar. Task 15 dan Task 16 masih
berhubungan dengan kosakata namun dibuat lebih menarik dalam bentuk
menjodohkan definisi dengan arti dan melengkapi teka teki silang (crossword).
Selain itu, Task 19 seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dibuat untuk
mengembangkan kemampuan keterampilan menulis, dimana pemelajar diminta
untuk menuliskan pengalaman pribadi dalam mengikuti kompetisi / perlombaan.
Task 21 dan Task 22 diberikan agar pemelajar bisa berlatih mempraktekkan dialog
yang ada di dalam bahan ajar, setelah sebelumnya mereka diminta untuk
melengkapi dialog tersebut dengan kalimat yang tepat. Seorang pengajar dapat
juga memberikan berbagai variasi tugas dalam kegiatan seperti bertukar peran
(role-playing) dan debat dalam rangka mengembangkan kemampuan keterampilan
berbicara pemelajar.

4. Kesimpulan
Analisis bahan ajar untuk keterampilan membaca dalam buku Interlanguage:
English For Senior High School Students berfokus pada empat aspek, yaitu:
tahapan kegiatan membaca, genre teks dan tujuan penggunaanya, pengetahuan
skemata dalam kegiatan membaca dan tugas untuk mengembangkan kemampuan
membaca. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa bahan ajar tersebut
sebenarnya sudah cukup layak digunakan dalam kegiatan belajar dan mengajar di
kelas walaupun masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Terlepas
dari peranan penting sebuah bahan ajar, seorang pengajar masih memainkan
peranan yang penting untuk mencari dan memodifikasi tugas yang bisa digunakan
untuk mengembangkan kemampuan keterampilan membaca serta mengakses
bahan ajar dari sumber lainnya.

Daftar Referensi

11

Goodman, K. (1996). On reading. Portsmouth NH: Heinemann
Hedge, Tricia. (2000). Teaching and learning in the language classroom. Oxford:
Oxford University Press.
McDonough, J., & Shaw, C. (1993). Materials and methods in English language
teaching. NY: Blackwell Publishing.
Nunan, D. (2005). Practical English teaching grammar. NY: Mc Graw Hill
Companies.
Revell, R. & Sweeney, S. (1993). Reading business English. Cambridge.
Cambridge University Press

LAMPIRAN
Lampiran 1. Sampul Buku

12

Lampiran 2. Tugas-Tugas dalam Unit 1

13

14

15

16

17

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63