baru Inovasi Karung Pasir dan Arang.docx

INOVASI PEMANFAATAN ARANG BAMBU
SEBAGAI SALAH SATU USAHA PENINGKATAN
SAFETY DI BANDARA PERINTIS
Briberliant Kurnia Saptaji Adinata1
Abstrak
Landas pacu menjadi salah satu faktor prioritas keselamatan penerbangan di
darat. Beberapa fasilitas penunjang alat bantu keselamatan penerbangan harus
terpasang pada sekitar landas pacu. Landas pacu bandara perintis di indonesia
kurang memenuhi sarana dan prasarana keselamatan yang dapat berpotensi terjadi
gangguan keselamatan penerbangan. Kurangnya anggaran dari pemerintah serta
mahalnya alat-alat pendukung keselamatan berdampak pada ketersediaan fasilitas
keselamatan penerbangan di darat.
Runway incursion, genangan air, serta masalah kabut menjadi salah satu
masalah serius yang terdapat pada sebagian bandara, khusunya bandara perintis.
Sistem keamanan pada bandara perintis dinilai masih kurang sehingga
memungkinkan hewan ataupun manusia memasuki kawasan landas pacu. Sistem
drainase pada bandara perintis yang sederhana mengakibatkan tumpahan air hujan
menjadi genangan yang berakibat genangan tersebut menyentuh landasan pacu.
Tingkat kelembapan berlebih dapat mengganggu jarak pandang bagi pilot.
Sehingga sangat diperluakan peningkatan safety yang dapat menjamin
keselamatan penerbangan pada suatu bandara.

Kurang termanfaatkannya Bambu secara maksimal berdampak pada
peningkatan jumlah limbah bambu. Kurangnya kesadaran masyarakat akan
pengolahan limbah bambu membuat penanganannya sebatas di bakar hingga
menjadi abu. Sebelum menjadi abu, bambu akan menjadi arang bambu yang
kurang diketahui orang banyak. Arang bambu mengandung banyak manfaat
diantaranya tingkat penyerapan yang tinggi dan sifat penjernihnya.
Kata Kunci : Arang Bambu, Bandara Perintis, Peningkatan Safety.

_________________
1 Briberliant Kurnia Saptaji Adinata adalah Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas
Maret, Surakarta

LATAR BELAKANG
Perkembangan transportasi khususnya perhubungan udara pada zaman
sekarang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam sistem moda
transportasi udara, bandar udara atau yang sering dikenal dengan singkatan
bandara merupakan salah satu aspek penting yang sangat berperan dalam dunia
penerbangan. Bandara adalah arena tertentu di daratan atau perairan, termasuk
bangunan, instalasi dan peralatan yang diperutukan baik secara keseluruhan atau
sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat (Annex 14

dari ICAO).
Salah satu bangunan penting yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari
bandara adalah landas pacu. Landas pacu menjadi salah satu faktor utama
keselamatan penerbangan, namun fakta dilapangan mendapatkan berbagai
masalah pada landas pacu diantaranya adalah Runway Incursion, kabut, serta
genangan air pada sekitar runway.
Runway Incursion adalah keberadaan kendaraan ataupun manusia yang
tidak seharusnya berada pada area take off dan landing pesawat (IRSS). Di
Indonesia, kasus Runway Incursion biasanya disebabkan karena faktor kesalahan
manusia.
Intensitas kelembapan udara karena adanya uap air yang berada pada
permukaan tanah berkondensasi dan menyerupai awan atau sering disebut Kabut
memiliki peran vital dalam mengatur keselamatan penerbangan, pada tanggal 1-3
Desember 2009 Federal Aviation Administration (FAA) menyelenggarakan
International Runway Safety Summit (IRSS)

yang mana kegiatan ini

dilatarbelakangi masalah pada landas pacu hampir di seluruh dunia, salah satu
contoh yang dialami adalah masalah landas pacu berkabut sehingga berpotensi

mengakibatkan kecelakaan pesawat. Untuk itu diperlukan penanganan masalah
dari kejadian ini agar meningkatkan keselamatan dunia penerbangan.

PEMBAHASAN
Pembahasan mengenai inovasi penggunaan karung pasir dan arang bambu untuk mengatasi permasalahan Runway Incursion, kelembapan
uap air (kabut), genangan air pada sekitar landas pacu ini dibagi dalam beberapa bagian sebagai berikut.

RUNWAY INCURSION
MANFAAT ARANG
BAMBU

Identifikasi Runway
Incursion di Indonesia

GANGGUAN KABUT
DAN GENANGAN DI
RUNWAY

PENDEKATAN:
 Airport Safety

 Runway Safety
 Pemanfaatan
Arang Bambu

Studi pustaka dan
pengembangan teori

Analisis Manfaat Arang
Bambu sebagai Pereduksi
Kelembaban

KONSEP DASAR:
PEMANFAATAN ARANG
BAMBU & PENINGKATAN
SAFETY DI BANDARA
PERINTIS

Pengintegrasian ide
dankonsep


Penggunaan
Tumpukan Karung
Arang Bambu
Sebagai Pelindung
pengaman
Pemanfaatan Arang
Bambu Sebagai
Pereduksi Kabut di
Runway

Standar Keselamatan
Penerbangan

Bandara
Perintis

Potensi Gangguan Akibat
Genangan Air di Runway

Identifikasi


Pembahasan Analisa Data
Pendukung

Gambar 1. Kerangka Pikir Pelaksanaan Pekerjaan

Pemanfaatan Karung
Arang Bambu Dan
Pasir Sebagai
Reduksi Genangan
di Runway
Pemanfaatan karung
sebagai bagian alat
bantu visual pilot saat
landing

Pembahasan Perumusan
Konsep Inovasi

PRODUK:

INOVASI PEMANFAATAN
ARANG BAMBU SEBAGAI
SALAH SATU USAHA
PENINGKATAN SAFETY
DI BANDARA PERINTIS

Standar Keselamatan Penerbangan
Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Nomor : SKEP/77/IV/2005 tentang
Persyaratan Teknis Pengoprasian Fasilitas Teknik Bandar Udara bahwa
penyelenggaraan transportasi udara sangat memprioritaskan keamanan dan
keselamatan penerbangan. Hal ini memerlukan adanya persyaratan teknis
pengoprasian fasilitas teknik bandar udara tidak terkecuali sisi udara, sisi darat
dan peralatan pemeliharaan bandar udara pada bandar udara umum serta bandar
udara khusus (bandara perairan, elevated heliport, survace level heliport dan
helideck)
Landas pacu adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat
terbang untuk mendarat (landing) atau lepas landas (take off). Menurut Horonjeff
sistem landas pacu di suatu bandara terdiri dari perkerasan struktur, bahu landas
(shoulder), bantal hembusan (blast pad), dan daerah aman landasaan pacu
(runway end safety area).

Uraian dari sistem landas pacu adalah sebagai berikut:
1.

Perkerasan struktur mendukung pesawat sehubung dengan beban struktur,
kemampun manuver, kendali, stabilitas dan kriteria dimesi serta operasi
lainnya.

2.

Bahu landas (shoulder) yang terletak berdekatan dengan pinggir perkerasan
struktur menahan erosi hembusan jet dan menampung peralatan untuk
pemeliharaan dan keadaan darurat.

3.

Bantal hembusan (blast pad) adalah suatu daerah yang direncanakan untuk
mencegah erosi permukaan yang berdekatan dengan ujung-ujung landas
pacu yang menerima hembusan jet yang terus menerusatau yang berulang.
ICAO menetapkan panjang bantal hembusan 100 feat (30 m), namun dari
pengalaman untuk pesawat-pesawat transport sebaiknya 200 feet (60 m),

kecuali untuk pesawat berbadan lebar panjang bantal hembusan yang
dibutuhkan 400 feet (120 m). Lebar bantal hembusan harus mencakup baik
lebar landas pacu maupun bahu landas.

4.

Daerah aman landas pacu (runway end safety area) adalah daerah yang
bersih tanpa benda-benda yang mengganggu, diberi drainase, rata dan
mencangkup perkerasan struktur, bahu landas, bantal hembusan dan daerah

perhentian, apabila disediakan. Daerah ini selain harus mampu untuk
mendukung peralatan untuk pemeliharaan dan dalam keadaan darurat juga
harus mampu mendukung pesawat seandainya pesawat karena sesuatu hal
keluar dari landas.
Direktur Jenderal Perhubungan Nomor : SKEP/77/IV/2005 tentang
Persyaratan Teknis Pengoprasian Fasilitas Teknik Bandar Udara menyatakan
Daerah aman landas pacu adalah luasan bidang tanah yang menjadi daerah landas
pacu yang penentuannya tergantung pada landas pacu dan jenis instrumen
pendaratan (precission aproach) yang dilayani.
Adapun ketentuan yang harus di perhatikan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Runway strip
No

Uraian

1.

Lebar minimum termasuk
landas (Ws)
o Landas instrument (m)
 Pendekatan presisi
 Pendekatan nonpresisi
o Landas noninstrument (m)
Permukaan Strip:
Tidak boleh ada bendabenda, kecuali alat bantu
visual untuk navigasi
udara pada strip
o Landas instrument (m)
 Pendekatan presisi
Kategori I

Kategori II
Kategori III
Lebar minimum yang
diratakan termasuk landas
(m)
o Landas instrument (m)
o Landas noninstrument (m)
Slope kemiringan
memanjang (%):
o Maksimum yang
diratakan

2.

3.

4.

A/I

Code letter / Penggolongan pesawat
B / II C / III D / IV E / V F / VI

150
150

150
150

300
300

300
300

300
300

300
300

60

80

150

150

150

150

90
-

90
-

120
120
120

120
120
120

120
120
120

120
120
120

80

80

150

150

150

150

60

60

150

150

150

150

2

2

1,75

1,75

1,75

1,75

Tabel 1. Runway strip (Lanjutan)
No

Uraian
o Perubahan maksimum
tiap 30 m pada strip
diluar ambang landas
Slope kemiringan
melintang
o Maksimum yang
diratakan
o Perubahan maksimum
tiap 3 m pertama dari
tepi landas, bahu
landas dan stopway
o Maksimum diluar
bagian yang diratakan

5.

A/I

Code letter / Penggolongan pesawat
B / II C / III D / IV E / V F / VI

2

2

2

2

2

2