makalah adaptasi dan seleksi alam

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan kita tak pernah terlepas dari orang lain, yang mana kita membutuhkan
mereka sebagai pelengkap dalam hidup kita, akan tetapi sebelum kita mengenal siapa mereka
dan bagaimana mereka kita harus bisa beradaptasi dengan mereka terlebih dahulu. Individu
merupakan organisme tunggal, tanpa bantuan dari orang lain kita tidak bisa hidup sempurna. Jika
diperhatikan hewan-hewan yang ada di sekitar kita, kita akan melihat bahwa setiap hewan
diciptakan Tuhan dengan unik. Makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) selalu
berkembang selama berjuta-juta tahun. Menunjukkan bahwa, perkembangan makhluk hidup dari
nenek moyang terdahulu terus berkesinambungan hingga sekarang dengan berbagai proses yang
dilewati. Bisa jadi makhluk hidup tersebut merupakan perkembangan menuju bentuk yang
kompleks atau sebaliknya. Baik mamalia besar seperti gajah, kerbau, kuda, hingga serangga kecil
seperti lebah, kupu-kupu dan belalang diberi tuhan kemampuan dan bentuk tubuh yang paling
sesuai dengan tempat dan cara hidupnya. Adaptasi merupakan bentuk penyuasaian yang
dilakukan makhluk hidup agar bisa betahan hidup dalam lingkungannya, terlebih lingkungan
yang baru, bukan hanya pada manusia saja tetapi juga pada hewan dan juga tumbuhan, mereka
harus bisa beradaptasi dengan lingkungan dimana mereka berada, demi mempertahankan
kelangsungan hidup atau dalam mempertahankan hidupnya. Salah satu penyebab kepunahan
makhluk hidup adalah ketidakmampuan makhluk hidup untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Misalnya, ketika memindahkan seekor ikan yang diambil dari habitat aslinya ke dalam kolam

ikan buatan sendiri. Beberapa hari kemudian ikan yang dipelihara mati. Kematian ikan ini
disebabkan ikan tersebut tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya. Maka jelaslah
bahwa makhluk hidup yang tidak beradaptasi dengan lingkungannya akan mengalami
kepunahan.
Selama kehidupan masih tetap berlangsung, kejadian-kejadian alam akan terus menyertai
aktifitas kehidupan setiap organisme yang ada didunia. Setiap saat berlangsung peristiwaperistiwa alam yang erat hubungannya dengan kelangsungan hidup organisme yang ada di dalam
nya, seperti banjir, gunungmeletus, wabah penyakit, tanah longsor, badai, angin topan, gempa
bumi dan sebagainya. Keadaan ini dapat diartikan bahwa alam telah melakukan seleksi terhadap
organisme yang ada di dalamnya. Apabila organisme tersebut mampu beradaptasi, maka
1

organisme tersebut akan dapat bertahan hidup, tetapi bagi organisme yang tidak mampu
beradaptasi akan mati dan akhirnya punah. Peristiwa inilah yang disebutdengan seleksi alam
yang erat kaitannya dengan jenis (spesies), macam (varian),rantai makanan, perkembangbiakan
secara kawin, genetika dan adaptasi. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis berinisiatif untuk
membuat makalah mengenai adaptasi dan seleksi alam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari adaptasi?
2. Jelaskan jenis- jenis adaptasi?
3. Bagaimana sejarah seleksi alam?

4. Bagaimana hukum-hukum yang melatar belakangi seleksi alam?
5. Apa pengertian dari seleksi alam?
6. Apa saja macam-macam seleksi alam?
7. Apa saja contoh dari seleksi alam?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian adaptasi.
2. Untuk mengetahui jenis- jenis adaptasi.
3. Untuk mengetahui sejarah seleksi alam.
4. Untuk mengetahui hukum-hukum yang melatar belakangi seleksi alam.
5. Untuk mengetahui pengertian dari seleksi alam.
6. Untuk mengetahui macam-macam seleksi alam.
7. Untuk mengetahui contoh dari seleksi alam.
2

1.4 Manfaat
1. Mengetahui pengertian adaptasi
2. Mengetahui jenis-jenis adaptasi
3. Mengetahui sejarah seleksi alam
4. Mengetahui hukum-hukum yang melatar belakangi seleksi alam
5. Mengetahui pengertian dari seleksi alam

6. Mengetahui macam-macam seleksi alam
7. Mengetahui contoh dari seleksi alam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian adaptasi
Salah satu ciri makhluk hidup adalah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya disebut
adaptasi. Adaptasi ini bertujuan untuk mempertahankan hidupnya. Tiap jenis makhluk hidup
memiliki cara-cara adaptasi yang berbeda terhadap lingkungannya (Endah, 2011).
Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk :





Memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
Mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
Mempertahankan hidup dari musuh alaminya. bereproduksi.
Merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya (Sutantri, 2014).


2.2 Jenis Adaptasi pada hewan
a. Adaptasi Morfologi
Penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh, struktur tubuh atau
alat-alat tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya (Sutantri, 2014).
Contoh dari adaptasi morfologi :
3



Bentuk paruh

1) Burung pipit mempunyai paruh pendek dan kuat. Bentuk paruh ini sesuai untuk memakan
jenis biji-bijian. Paruh ini berfungsi untuk menghancurkan biji tersebut.
2) Burung elang mempunyai paruh yang kuat, tajam dan melengkung bagia ujungnya.
Paruh seperti ini sesuai untuk mencabik mangsanya.
3) Bebek mempunyai paruh yang berbentuk seperti sudu. Bentuk paruh ini sesuai untuk
mencari makanan di tempat becek, berlupur atau di air.
4) Burung pelatuk mempunyai paruh yang panjang kuat dan runcing. Paruh burung pelatuk
untuk mencari serangga yang bersembunyi di kulit pohon. Dalam lubang pohon, atau
pada batang pohon yang lapuk.

5) Burung kolibri mempunyai paruh berbentuk panjang dan runcing. Bentuk paruh seperti
ini memudahkan untuk menghisap nektar.
6) Burung pelikan mempunyai paruh berkantong. Paruh yang demikian memudahkannya
untuk menangkap ikan dalam air (Sutantri, 2014).
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa ada kesesuaian antara bentuk paruh
burung dengan jenis makanannya (Sutantri, 2014).


Bentuk kaki

1) Bentuk kaki burung kakatua untuk memanjat, selain itu juga untuk memegang makanan.
2) Kaki ayam untuk mengais tanah saat mencari makanan.
3) Burung elang mempunyai kaki kuat dan kuku yang tajam, kaki ini untuk mencengkeram
mangsanya.
4) Burung pipit mempunyai kaki yang langsing yaitu untuk bertengger.
5) Kaki itik dan pelikan berselaput sehingga cocok untuk berenang di air.
6) Burung pelatuk pandai memanjat karena bentuk kakinya sesuai untuk memanjat
(Endah, 2011).



Jenis mulut

1) Mulut penghisap, serangga mempunyai cara khusus untuk memperoleh makanan.
2) Mulut penusuk, nyamuk mempunyai bentuk mulut penusuk dan penghisap. Mulutnya
dapat menghisap makanan berupa darah manusia atau hewan.

4

3) Mulut penggigit dan pengunyah, jangkrik mempunyai bentuk mulut penggigit dan
pengunyah. Mulut ini mempunyai gigi-gigi kecil untuk menguyah makanan yang berupa
daun.
Mulut penyerap, lalat rumah mempunyai alat penyerap pada mulutnya. Alat penyerap ini
seperti spons (gabus), alat ini untuk menyerap makanan terutama yang berupa cairan
(Endah, 2011).


Bentuk gigi pada hewan
Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, yang runcing dan tajam untuk makan
daging, sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba tidak runcing dan
tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan untuk

mengunyah makanan (Ariyantini, 2008).

b. Adaptasi Fisiologi
Adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan
adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik.
Contoh adaptasi fisiologi pada hewan :
1) Unta
Unta hidup di daerah padang pasir yang kering, gersang, dan panas. Bentuk dan
susunan tubuh unta sesuai dengan keadaan alam di padang pasir. Pada saat minum unta
mampu meneguk air dalam jumlah yang banyak. Air tersebut disimpan sebagai cairan
tubuh.
2) Beruang kutub dan anjing laut
Beruang kutub dan anjing laut mempunyai lapisan lemak yang tebal untuk bertahan
hidup di daerah yang dingin. Beruang kutub hidup di daerah kutub yang dingin. Hewan
yang hidup di daerah dingin mempunyai bentuk kaki yang besar dan lebar untuk berjalan
di salju. Bulunya tebal dan telinganya kecil untuk mengurangi kehilangan panas.
3) Pinguin
Pinguin merupakan hewan yang hidup di daerah kutub yang bersuhu dingin. Sejak
lahir pinguin memiliki bulu yang tebal. Bulu yang tebal ini membuatnya merasa hangat
walaupun berada di daerah yang dingin. Hal ini merupakan bentuk penyesuaian diri

pinguin terhadap lingkungannya (Ariyantini, 2008).
c. Adaptasi Tingkah Laku
5

Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian tigkah laku makhluk hidup terhadap
lingkungan tempat hidupnya. Contoh dari adaptasi tingkah lau pada hewan adalah sebagai
berikut :
1). Cumi-cumi, dan gurita
Cumi-cumi, dan gurita hidup di laut, ketika diserang musuh hewan-hewan ini
mengeluarkan cairan hitam seperti tinta. Akibatnya air menjadi keruh. Saat itulah hewanhewan ini melarikan diri. Cumi-cumi dapat berenang dengan cepat untuk menghindari
musuhnya tersebut.
2) Cicak dan kadal
Cicak dan kadal memutuskan ekornya jika diserang oleh musuh, tindakan hewan
memutuskan bagian tubuhnya disebut dengan autotomi. Hal ini dilakukan untuk
mengelabuhi musuhnya.

3) Paus
Paus merupakan hewan mamalia yang hidup di air. Mereka bernapas dengan paruparu. Untuk menghirup udara yang mengandung oksigen, hewan tersebut muncul ke
permukaan air. Setiap paus muncul ke permukaan air untuk menghirup udara sebanyakbanyaknya sampai paru-parunya penuh sekali, yaitu sekitar 3.350 liter. Setelah itu, paus
akan menyelam kembali ke dalam air. Dengan udara sebanyak itu, paus mampu bertahan

selama kira-kira setengah jam di dalam air. Pada saat muncul kembali di permukaan air,
hasil oksidasi biologi dihembuskan melalui lubang hidung, seperti pancaran air mancur.
Sisa oksidasi ini berupa karbon dioksida yang jenuh dengan uap air yang telah
mengalami pengembunan (kondensasi).
4) Kura-kura
Beberapa hewan melewati musim dingin dengan tetap giat mencari makan.
Sementara itu hewan yang lain bertahan hidup dengan terlelap dalam suatu tidur khusus
yang dinamakan hibernasi. Ciri-ciri hewan yang melakukan hibernasi, yaitu suhu tubuh
rendah serta detak jantung dan pernapasan sangat lambat. Tujuannya untuk menghindari
cuaca yang sangat dingin, kekurangan makanan, dan menghemat energi.
5) Bunglon
6

Bunglon dapat megubah warna kulit sesuai dengan warna lingkungannya.
Misalnya di daun yang berwarna hijau bunglon berwarna hijau. Tindakan hewan
mengubah warna kulitnya saat melindungi diri dinamakan mimikri.
6) Belalang daun
Belalang daun biasanya hinggap di dedaunan untuk mencari makanan. Tubuh
belalang daun berwarna hijau mirip warna daun sehingga tersamarkan. Hal ini
menyulitkan musuhnya untuk mengetahui keberadaan belalang tersebut


(Ariyantini,

2008).
2.3 Sejarah Seleksi Alam
Charles Darwin (1809-1882) memiliki nama panjang Charles Robert Darwin adalah
ilmuwan asal negara Inggris yang menemukan hasil penelitian di pulau galapagos untuk
menunjang teori evolusi. Charles Darwin disebut sebgai bapak evolusi karena memiliki data
yang lebih lengkap untuk menguatkan teori evolusi. Charles Darwin mengeluarkan dua buah
buku yang memberikan andil yang cukup penting bagi perkembangan teori evolusi, yakni :
1. On the origin of species by means of natural selections - tahun 1859. Darwin menelusuri
asal-usul manusia berdasarkan bukti sisa-sisa kehidupan masa lalu. Sayangnya, ia tidak
menemukan jawabannya, karena saat itu belum ditemukan fosil hominid yang
menunjukkan evolusi ke arah manusia. Ia hanya menyimpulkan makhluk hidup saat ini
merupakan hasil proses evolusi yang sangat panjang, dari makhluk bersel satu yang
membelah menjadi makhluk bersel banyak. Ia pun yakin bahwa umur bumi sangat tua
dan manusia sudah sangat panjang riwayatnya. Namun, baginya, asal-usul manusia tetap
masih menjadi tanda Tanya (Aziz, 2013).
2. The descent of man - tahun 1857
Dua inti pokok dari teori darwin :

a. Spesies yang hidup di masa sekarang berasal dari makhluk hidup yang berasal dari
masa lampau.
b. Evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam (natural selections)
Persamaan teori lamack dengan tori darwin adalah evolisi sama-sama terjadi karena
pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah pada yang menyebabkan
7

perubahan makhluk hidup, di mana lamarck disebabkan oleh kuantitas penggunaan organ tubuh,
sedangkan darwin pada seleksi alam (Nusantari, 2013).
2.4 Hukum-Hukum Yang Melatar Belakangi Seleksi Alam
Pemikiran Darwin menyatakan bahwa bentuk mahluk hidup dengan struktur baru yang
disebutnya sebagai bentuk modern, adalah diperoleh dari makhluk hidup dari warisan makhluk
hidup yang telah ada sebelumnya tetapi dengan suatu modifikasi. Modifikasi makhluk individu
merupakan adaptasi terhadap lingkungannya. Individu yang mempunyai kecocokan yang lebih
besar dengan lingkungannyalah yang mampu bertahan, karena itu lingkungannya berperan
sebagai penyeleksi terhadap kelestarian makhluk hidup dari generasi kegenerasi, sehingga
kemudian disebut dengan istilah seleksi alam. Seleksi alam menyatakan bahwa makhlukmakhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam habitatnya akan
mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang
tidak mampu akan punah.
Sebagai contoh, dalam sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman hewan pemangsa,
secara alamiah rusa-rusa yang mampu berlari lebih kencang akan bertahan hidup. Itu memang
benar. Akan tetapi, hingga kapan pun proses ini berlangsung, tidak akan membuat rusa-rusa
tersebut menjadi spesies lain. Rusa akan tetap menjadi rusa.
Maka pengertian seleksi alam menurut Darwin dapat dideskripsikan sebagai barikut :
1. Di alam, individu-individu berbeda dengan sesamanya
2. Perbedaan ini meskipun hanya sebagian kecil saja, ditentukan oleh faktor yang diteruskan
melalui pewarisan sifat
3. Kapanpun perbedaan-perbedaan ini menyangkut ketahanan, yaitu keberhasilan bertahan
sampai usia reproduksi, sehingga makhluk hidup mampu memberikan keturunan
(Vitasari, 2013).
Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di inggris. Kupukupu biston betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang cerah dengan yang bersapap
gelap. Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat baik untuk adaptasi kupukupu yang
bersayap cerah. Namun karena limbah jelaga industri di inggris yang semakin banyak dan
mengotori pepohonan sehingga pohon menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih adaptif untuk
8

kupu-kupu yang bersapap gelap daripada yang terang. Hasilnya perkembangan kupu2 bersayap
gelap meningkat tajam dan sayap cerah berkurang drastis.

Seleksi alam berperan sebagai mekanisme pengeliminasi individu-individu lemah dalam
suatu spesies. Ini adalah kekuatan konservasi yang menjaga spesies yang ada dari kepunahan.
Namun mekanisme ini tidak memiliki kemampuan mengubah satu spesies ke spesies lain.
Seleksi alam hanya mengeliminir individu-individu suatu spesies yang cacat, lemah atau tidak
mampu beradaptasi dengan habitatnya. Mekanisme ini tidak dapat menghasilkan spesies baru,
9

informasi genetis baru, atau organ-organ baru. Dengan demikian, seleksi alam tidak mampu
menyebabkan apa pun berevolusi. Darwin menerima kenyataan ini dengan mengatakan: "Seleksi
alam tidak dapat melakukan apa pun sampai variasi-variasi menguntungkan berkebetulan
terjadi". Karena itulah neo-Darwinisme harus mengangkat mutasi sejajar dengan seleksi alam
sebagai "penyebab perubahan-perubahan menguntungkan". Akan tetapi, seperti yang akan kita
lihat, mutasi hanya dapat men-jadi "penyebab perubahan-perubahan merugikan".
Teori Darwin tentang evolusi melalui seleksi alam didasarkan pada dua fakta sederhana
yaitu:
a. Adanya variabilitas
b. Kesamaan antara induk dan keturunannya, dan satu kesimpulan bahwa variasi-variasi
yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan makhluk hidup untuk
tertahan dan berproduksi.darwin percaya bahwa perubahan kondisi akan menghasilkan
variasi baru. Ini merupakan hasil yang segera tampak sebagai akibat adanya seleksi dan
akhirnya menghasilkan perubahan evolutif yang tetap (Swara, 2013).
Tidak dipungkiri lagi ide Darwin tentang seleksi alam merupakan konsep biologi yang
sangat penting. Ide seleksi alam sebagai mekanisme evolusi didasarkan pada beberapa ide yaitu :
Mahluk hidup yang dilahirkan jauh lebih banyak daripada mahluk hidup yang dapat bertahan
pada keadaan lingkungan dengan makanan terbatas. Ketersediaan kebutuhan hidup yang terbatas
mengakibatkan terjadinya kompetisi di antara mahluk hidup. Kompetisi terjadi sangat hebat di
antara individu-individu yang sama jenisnya, karena mereka memiliki keperluan atau kebutuhan
hidup yang sama.
2.5 Pengertian Seleksi Alam
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang
tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal
hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup
akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Teori seleksi alam bersandar pada tiga prinsip utama :

10

1. Pada setiap generasi dihasilkan keturunan yang jumlahnya banyak, lebih banyak daripada
yang dapat didukung oleh sumber-sumber terbatas (makanan, air, tempat teduh dan
pasangan kawin)
2. Terdapat variasi yang dapat diwariskan dalam populasi keturunan yang terlalu besar.
3. Terjadi kompetisi demi kesintasan, yang menyebabkan varian-varian yang teradaptasi
dengan lebih baik terhadap lingkungan tertentulah yang akan berhasil dan menghasilkan
keturunan yang mewarisi sifat-sifat adaptif tersebut (Vitasari, 2013).

2.6 Macam-macam Seleksi Alam
Di alam ini terjadi 3 macam seleksi, yaitu seleksi terarah, seleksi stabilisasi, dan seleksi
disruktif.
a. Seleksi terarah
Jika kondisi lingkungan berubah, terjadi tekanan seleksi terhadap suatu jenis yang
menyebabkan spesies tersebut beradaptasi pada kondisi baru. Didalam populasi, akan ada
range atau rentang individu yang berdasarkan dengan salah satu karakter.
Suatu populasi mungkin dapat berada dalam keadaan dimana individu-individu
yang menempati satu ekstrim dari kisaran fenotip lebih disukai daripada yang lain-lain.
Hal ini terjadi akibat perubahan pada lingkungan fisiknya. Polusi udara yang disebabkan
oleh revolusi industri di Britania Raya berakibat evolusi populasi berwarna lebih gelap
pada banyak sekali spesies ngengat-melanisme industri. Pergeseran fenotip ini biasa
disebut penggantian ciri. Ini adalah akibat dari seleksi berarah. Jadi seleksi berarah adalah
kekuatan dinamis yang menyebabkan perubahan progressif dalm genotip dan oleh karena
itu perubahan evolusioner (Swara, 2013).

11

Gambar diatas menunjukkan bahwa ada tiga cara seleksi alamiah yang dapat
mengubah distribusi fenotipe populasi. Pada setiap kasus, sumbu X merupakan kisaran
variasi sifat yang dipertimbangkan

sedangkan sumbu Y merupakan kisaran jumlah

individu dalam populasi di tempat tersebut.
Grafik sebelah kiri menunjukkan seleksi penstabilan bekerja melawan individu
yang ekstrim dari sifat yang terseleksi. Polimorfisme berimbang merupakan salah satu
contoh seleksi penstabilan. Grafik tengah menunjukkan seleksi berarah menguntungkan
fenotipe pada satu ujung kisaran tersebut, sehingga menimbulkan pergeseran bertahap
dalam distribusi fenotipe pada populasi tadi. Grafik kanan menunjukkan seleksi distruptif
menguntungkan tipe ekstrim di ats tipe intermediate. Hal ini dapat menyebabkan
pemisahan populasi itu menjadi dua subpopulasi.
b. Seleksi Stabilisasi
Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan cenderung memperkecil keekstriman
atau penonjolan didalam kelompok. Dalam hal ini, hal tersebut mengurangi kemampuan
menghasilkan variasi dalam suatu populasi, dengan demikian mengurangi pula
kesempatan mengalami perubahan evolusi.
Seleksi alamiah sering bekerja untuk menyingkirkan individu dari kedua fenotip
ekstrim tersebut,di samping meningkatkan keberhasilan reproduksi fenotip yang
mendekati nilai rata-rata. Dalam hal yang demikian, seleksi alamiah merupakan kekuatan
yang bekerja untuk memelihara suatu keadaan tetap pada saat tertentu. Misalnya, ekor
panjang dan ekor pendek itu keduanya tidak menguntungkan bagi tikus. Faktor-faktor
yang mungkin melibatkan seperti halnya daya tarik pada lawan jenis, kemudahan gerak,
kerugian karena pemangsa. Pada manusia misalnya, insiden mortalitas bayi itu lebih
tinggi baik pada bayi dengan bobot sangat berat maupun dengan bobot yang sangat
ringan. Jadi bayi dengan bobot rata-rata pada waktu lahir terseleksi,dan yang bobotnya

12

pada kedua ekstrim itu tersingkir. Polimorfisme berimbang yang terjadi karena
kemampuan superior heterozigot merupakan contoh yang lain (Swara, 2013).
c. . Seleksi disruktif
Meskipun jenis seleksi ini kurang umum, namun bentuk seleksi ini penting dalam
mencapai perubahan evolusi. Seleksi distruktif dapat terjadi jika factor – factor
lingkungan mengambil sejumlah bentuk yang terpisah.
Tampaknya ada keadaan tertentu dimana individu pada kedua ekstrim dar kisaran
fenotipnya lebih sesuai dari pada yang terdapat di tengah-tengah. Hal ini dinamakan
seleksi disruptif atau seleksi terganggu. Arti penting evulisionermya terdapat pada
kenyataan bahwa seleksi disruptif itu dapat menimbulkan terpecahnya lungkang (pool)
gen tungal menjadi dua lungkang gen yang berbeda. Hal ini dapat merupakan suatu cara
pembentukan spesies baru.
Residu dari operasi pertambahan sering kali mengandung ion metal toksik dalam
konsentrasi sangat tinggi, sehingga sebagian besar tumbuhan tak dapat tumbuhan
ditempat tersebut. Akan tetapi, beberapa spesies yang kuat, misalnya rumput tertentu,
mampu mentebar dari tanah sekitarnya yang tak terkontaminasi sampai diatas timbunan
limbah tersebut. Pemeriksaan pada tumbuhan ini memperlihatkan bahwa mereka telah
mengembangkan daya tahan yang tinggi terhadap ion-ion toksik, disamping itu pada saat
yang sama mengembangkan pula kekurangmampuan tumbuh pada tanah yang tak
terkontaminasi. Karena penyerbukan pada rumput terjadi oleh angin, maka terjadi
persilangan antara populasi yang resisten dan tak resisten, namun akhirnya terjadi seleksi
disruptif. Laju kematian yang lebih tinggi pada tumbuhan yang kurang resisten yang
tumbuh pada tanah yang terkontaminasi, dibandingkan dengan laju kematian yang lebih
tinggi pada tumbuhan yang lebih resisten yang tumbuh pada tanah yang tak
terkontaminasi, menyebabkan divergensi meningkat dan populasinya terbagi menjadi dua
sub populasi dengan perwujudan ekstrim sifat ini (Swara, 2013).
2.7 Contoh Seleksi Alam
Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di inggris. Kupukupu biston betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang cerah dengan yang bersapap
gelap. Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat baik untuk adaptasi kupukupu yang
bersayap cerah. Namun karena limbah jelaga industri di inggris yang semakin banyak dan
mengotori pepohonan sehingga pohon menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih adaptif untuk
13

kupu-kupu yang bersapap gelap daripada yang terang. Hasilnya perkembangan kupu2 bersayap
gelap meningkat tajam dan sayap cerah berkurang drastis.
Seleksi alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan reproduksi
menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke genarasi yang lain pada sebuah
populasi. Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan
bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih
berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak
akan diwariskan ke generasi selanjutnya (Vitasari, 2013).
Konsep pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran evolusi
mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah sama
dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi tersebut untuk
membawa gen sebuah organisme. Karena itu, jika sebuah alel meningkatkan kebugaran lebih
daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap generasi alel tersebut menjadi lebih umum dalam
popualasi. Contoh-contoh sifat yang dapat meningkatkan kebugaran adalah peningkatan
keberlangsungan dan fekunditas. Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh
alel yang kurang menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih langka.
Adalah penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik yang
tetap. Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan bisa
menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi merugikan.
Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk sifatsifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu
organisme. Sifat-sifat yang berevolusi melalui seleksi seksual utamanya terdapat pada pejantan
beberapa spesies hewan. Walaupun sifat ini dapat menurunkan keberlangsungan hidup individu
jantan tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang besar dan warna yang cerah dapat menarik
predator). Ketidakuntungan keberlangsungan hidup ini diseimbangkan oleh keberhasilan
reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan.
Bidang riset yang aktif pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi alam diajukan
bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme, dan bahkan spesies. Dari
model-model ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara
serentak. Di bawah tingkat individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di

14

seluruh genom. Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi kelompok, dapat
mengijinkan evolusi ko-operasi.
Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya
genetika maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satusatunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain
yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita
seirng disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis. Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi
alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:
a.
b.
c.
d.

Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya

lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan
beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi (Vitasari, 2013).
Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya
evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh
Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai
akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber
daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian
kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.
Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo
Darwinian. Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang
menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan
kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang
lebih besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang
superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu generasi ke
generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat
bertahan hidup dalam beberapa generasi. Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki
beberapa generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas
selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada kematian di
15

antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena anggota populasi dengan
genotype yang berbeda memproduksi keturunan dalam jumlah yang berbeda atau berkembang
mencapai matang seksual pada kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan
mengurangi jumlah individu secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan
seleksi kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas,
sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan jumlah
individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang ditunjukkan
dalam angka kematian (Vitasari, 2013).
Darwin telah menerima, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer
“survival of the fittest in the struggle for life” sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi
alam, namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya
individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat
bertahan hidup dan bereproduksi. Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu
atau jenis pembawa genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi
berkurang. Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi dengan
lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau paling bertenaga,
melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan dengan jumlah terbanyak
yang viable dan fertile (Vitasari, 2013).
Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang
di masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu
varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila
populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan
atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan
memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk generasi
yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi dasar atau bahan
mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang akan obyek seleksi
oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi
pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai
bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya
seleksi alam bekerja (Vitasari, 2013).
Teori pertentangan antara para ahli
16

1. Lamarck versus Darwin
Menurut teori Lamarck, jika leher jerapa terus-menerus digunakan untuk menjangkau
dahan yang tinggi, maka leher itu akan memanjang. Keturunan berikutnya memiliki leher yang
lebih panjang, demikian seterusnya. Menurut teori ini baik jerapah berleher pendek maupun
berleher panjang memiliki jumlah ruas tulang leher yang sama. Perbedaannya terletak pada
panjang pendeknya tulang leher. Sedangkan menurut teori Darwin, ada berbagai variasi jerapah
yakni jerapah berleher pendek dan jerapah berleher panjang yang dapat menggapai daun di
tempat yang tinggi. Jerapah yang berleher pendek tidak mendapat makanan dan akhirnya akan
mati. Dengan demikian jerapah yang berleher pendek terkena seleksi alam, sedangkan jerapah
yang berleher panjang tetap lestari (Hidayat, 2010).
2. Lamarck Versus Weismann
Menurut Lamarck, lingkungan berpengaruh terhadap makhluk hidup. Secara alami,
kondisi lingkungan senantiasa berubah. Agar tetap lestari, makhluk hidup harus beradaptasi.
Artinya makhluk hidup juga mengalami perubahan. Perubahan tersebut diwariskan kepada
keturunannya dari generasi ke generasi. Sedangkan menurut August Weismann, perubahan
jaringan tubuh karena faktor lingkungan tidak diwariskankepada keturunannya. Perubahan yang
diwariskan kepada keturunannya adalah perubahan tingkat gen pada sel-sel germinal dan sel-sel
gamet. Jadi makhluk hidup dapat berubah jika gen sel-sel germinal dan sel gamet yang
dikandungnya mengalami perubahan. Perubahan gen akan diwariskan kepada keturunannya.
Perubahan lingkungan yang tidak mempengaruhi gen, tidak akan berpengaruh kepada
keturunannya (Hidayat, 2010).
3. Darwin Versus Weismann
Dari uraian diatas tampak bahwa Weismann lebih cenderung kepandangan Darwin
tentang seleksi alam. Evolusi menyangkut cara pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin,
dengan kata lain, evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetik (Hidayat,
2010).

17

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.

Adaptasi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, adaptasi ini bertujuan untuk mempertahankan hidupnya.

2.

Jenis-jenis adaptasi antara lain: Adaptasi Morfologi, adaptasi fisiologi, adaptasi tingkah laku

3.

Sejarah seleksi alam berasal dari teori Darwin dan teori Lamarck. persamaan dari keduanya
yakni evolusi sama-sama terjadi karena pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan
perbedaannya adalah pada yang menyebabkan perubahan makhluk hidup, di mana lamarck
disebabkan oleh kuantitas penggunaan organ tubuh, sedangkan darwin pada seleksi alam.

4.

Hukum seleksi alam menyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih mampu
menyesuaikan diri dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki
keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan punah.

5.

Pengertian seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk
hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah.
Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan
sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.

6.

Jenis-jenis dari seleksi alam antara lain: Seleksi terarah, Seleksi stabilisasi, Dan Seleksi
disruktif

7.

Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di inggris. Jerapah
yang berleher panjang dengan jerapah yang berleher pendek

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik secara
penulisan maupun secara materi. Oleh karena itu, kami sangat mebgharapkan kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun agar makalah ini bisa berguna bagi mereka yang
memerlukan dan untuk masa depan.

18

DAFTAR PUSTAKA

Ariyantini. 2008. Adaptasi Dalam Anthropologi. http://etnobudaya.net/2008/01/28/adaptasidalam-anthropologi/. (DIakses tanggal 19 Maret 2015).
Aziz, Fachroel. 2013. GEOMAGZ “Pencaharian Mata Rantai Yang Hilang”. Jurnal Badan
Geologi-Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. ISSN: 2088-7906. Vol.3 No.3.
Juni.
Endah,

Faqiyah.

2011.

Pengertian

Adaptasi.

http://id.shvoong.com/social-

sciences/education/2090615-pengertian-adaptasi/. (DIakses tanggal 19 Maret 2015).
Hidayat, dayat. 2010. Seleksi Alam. http:\\evolusi\Seleksi alam - Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas.htm (DIakses tanggal 24 Maret 2015).
Nusantari, Elya. 2013. Kesalahan Memahami Mutasi Terhadap Penolakan Teori Evolusi dan
Mempersiapkan Pembelajaran Evolusi Masa Depan. Jurnal Penelitian Kependidikan.
No.1. April.
Shafwan, Ahmad. 2014. Perkembangan Organisme Ditinjau dari Evolusi Sel. Jurnal Biosains
Unimed. ISSN: 2338-2562. Vol.2 No.3. November
Sutantri. 2014. Adaptasi. http://id.scribd.com/doc/76111234/ADAPTASI, (DIakses tanggal 19
Maret 2015).
Swara, anjar. 2013. Seleksi Alam. http://www.academia.edu/6274831/SELEKSI_ALAM_FIX
(DIakses tanggal 20 Maret 2015).
Vitasari. 2013. Evolusi. http:\\evolusi\Teori Evolusi Charles Darwin Tentang Seleksi Alam Dari
Inggris Dgn Buku On the Origin of Species by Means of Natural Selections
Organisasi_Org.htm (DIakses tanggal 24 Maret 2015)

19