Ujian Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Ujian Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Soal:
Saudara di minta oleh bupati untuk mengevaluasi dan merancang
kebijakan subsidi ke pemerintah desa.
1. Selama ini, subsidi umum (block grant) kepada 100 dsa diberikan flat
(sama antar desa, yaitu Rp. 100 juta per desa.
2. Untuk tahun 2010, total anggaran untuk subsidi umum ke desa akan
ditingkatkan dari Rp. 10 milyar menjadi Rp. 15 Milyar
3. Selain itu, Bupati juga bermaksud untuk mengalokasikan subsidi yang
bisa mendorong peningkatan kelas jalan desa dengan total 1 milyar.
Rumuskan kebijakan subsidi untuk butir 2 dan 3 di atas sesuai dengan
prinsip dasar pengalokasian subsidi serta peraturan yang berlaku.
Catatan awal
Untuk merancang kebijakan untuk permasalahan 2 dan 3 di atas, saya
akan merujuk pada beberapa peraturan yakni:


UU 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah




UU 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah



PP 72 tahun 2005 Tentang Desa



Permendagri 140/640/SJ tentang Pedoman Alokasi Dana Desa dari
Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintahan Desa.

Dan sebagai referensi, saya akan menggunakan penjelasan tentang
desentralisasi fiskal dalam mata kuliah Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
Pembahasan soal 2
Untuk permasalahan nomor dua, pertama-tama perlu dicatat bahwa ADD
itu merupakan dana subsidi. Dan subsidi itu dimaksudkan untuk menjaga
keseimbangan fiscal, agar tidak terjadi kesenjangan antar desa. Maka prinsip
subsidi adalah berilah lebih banyak kepada yang miskin dan berilah lebih
1


sedikit kepada yang kaya. Subsidi itu dimaksudkan untuk mengatasi fiscal
gap atau celah fiscal.
ADD tidak semestinya diberikan secara sama untuk semua desa. Karena
setiap

desa

punya

perbedaan

dalam

kemampuan

fiskalnya.

Kalau


pembagiannya secara merata, desa yang kaya akan semakin kaya
sedangkan desa yang miskin akan semakin miskin. Permendagri tentang
pedoman alokasi dana desa dari kabupaten/kota kepada pemerintah desa
menegaskan bahwa ADD hendaknya dibagi secara merata dan adil. Di sana
dibedakan ADD Minimal (yang sama untuk semua desa) dan ADD
Proporsional yang memperhatikan celah fiskal.
Secara umum, Langka-langkah untuk membuat kebijakan subsidi adalah
sebagai berikut:


Tentukan total subsidi yang akan dibagi



Distribusikan ke desa-desa, sesuai dengan Fiscal Gap (FG=
Kebutuhan fiskal dikurangi kemampuan fiskal).

Untuk kasus ini, tahun sebelumnya ADD per desa 100 juta dari total 10
milyar. Dan tahun ini meningkat menjadi 15 milyar. Ada peningkatan 5 milyar.
Dana ini tidak perlu dibagi secara sama melainkan dengan memperhatikan

celah fiskal setiap desa.
Beberapa langkah akan ditempuh sebagai berikut:
 Kita telah mempunyai total dana yang akan dibagi yakni 15 milyar
untuk 100 desa. Karena tahun lalu setiap desa telah mendapatkan
masing-masing 100 juta dan untuk menghindari penurunan,

yang

mungkin bisa mendatangkan konflik dengan pemerintah kabupaten
atau konflik horisontal antar desa, Dana 100 juta dipertahankan
sebagai Alokasi Dana Desa Minimum. Maka kita masih mempunyai
dana 5 milyar yang akan didistribusikan ke desa-desa dengan
memperhatikan celah fiskalnya. Dana 5 milyar tersebut disebut Alokasi
Dana Desa Proporsional (ADDP). Maka formula ADD untuk setiap
desa adalah: Alokasi Dana Desa Minimum (100 juta) ditambah ADD
proporsional per desa (ADDPx); ADDi= ADDm +ADDPx.

2

 Untuk mendapatkan ADDPx (ADD proporsional untuk setiap desa)

perlu dihitung celah fiskal yakni: kebutuhan fiskal - kapasitas fiskal.
Perhitungan celah fiskal ini dimaksudkan untuk menekankan asas
merata dan adil.
Kebutuhan fiskal diberi beberapa indikator seperti jumlah penduduk
keterjangkauan,

kesehatan,

luas

wilayah

dan

sebagainya.

Demikianpun kapasitas fiskal desa dibuat indikator seperti Pendapatan
Asli Desa. Setiap indikator diberi bobot (dengan perhitungan
matematis).


Perhitungan indikator-indikator ini akan menghasilkan

bobot tertentu.
Permendagri menegaskan bahwa bobot desa adalah nilai desa yang
ditentukan

berdasarkan

beberapa

variabel

indpenden

yakni

kemiskinan, pendidikan dasar, kesehatan dan keterjangkauan desa,
jumlah

penduduk,


luas

wilayah,

potensi

ekonomi,

partisipasi

masyarakat dan jumlah unit komuntas di desa.
Sebagai contoh, kita menghitung bobot desa X dalam indikator jumlah
penduduk. Bobot Jumlah penduduk X = Jumlah seluruh penduduk
dalam desa X dibagi dengan keseluruhan jumlah penduduk dalam
Kabupaten atau kota. Penjumlahan bobot setiap indikator akan
menghasilkan bobot setiap desa.
Dari bobot desa tersebut akan diperoleh ADD proporsional setiap
desa, dengan formula ADD Proporsional setiap desa: Bobot desa
dikalikan dengan ADDP yang disiapkan oleh Kabupaten.

ADDPx = BDx* ( 5 milyar)
 Setelah mendapatkan bobot desa, akan diperolah besaran dana untuk
setiap desa dari 5 milyar tersebut. Berdasarkan perhitungan di atas
maka konsekuensinya adalah sebagai berikut:


Desa yang celah fiskalnya besar akan akan memperoleh
dana yang lebih besar; dan sebaliknya desa yang
mempunyai celah fiskal kecil akan mendapatkan dana
yang lebih kecil.

3



Desa yang celah fiskalnya sama dengan nol atau
kapasitas fiskalnya lebih besar dari kebutuhan fiskalnya
tidak akan mendapat tambahan dana dari 5 milyar
tersebut.


Pembahasan soal 3
Untuk jenis subsidi yang ketiga ini, kita dapat melihatnya atau
menyebutnya dengan Dana Alokasi Khusus. Berbeda dengan Alokasi Dana
Desa seperti soal nomor 2 di atas, subsidi ini diberikan dengan tujuan yang telah
digariskan oleh pemerintah kabupaten. Dalam hal ini dana disubsidi untuk
memperbaiki kualitas jalan desa. Desa-desa hanya akan menggunakan dana ini
sesuai tujuan tersebut. Dana ini tidak dapat dapat dipakai oleh desa sesuai
keinginan desa.
Dana ini tidak akan dibagikan secara merata kepada setiap desa sebab
setiap desa memiliki kualitas jalan yang berbeda. Misalnya, desa-desa yang ada
di dekat ibukota tentu memiliki kualitas jalan yang berbeda dengan desa-desa di
daerah terpencil. Maka untuk membagi dana 1 milyar tersebut kita dapat
melakukannya dengan langkah-langkah berikut ini:


Tentukan total dana yang akan dibagikan. Di sini kita mempunyai dana 1
milyar.




Tentukan indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
besarnya dana untuk setiap desa. Indikator-indikator tersebut tentu
berhubungan dengan jalan desa. misalnya:
o Keterjangkauan desa
o Panjang jalan desa
o Panjang jalan desa yang sudah diaspal
o Panjang jalan desa yang rusak
o Mobilisasi desa

4

o Tipologi desa misalnya desa pariswisata, desa nelayan dan lain
sebagainya.
o Kemampuan Keuangan desa: swadaya, Apodes dan bantuan pihak
ketiga.
o dan lain-lain.


Semua indikator itu kemudian diberi bobot atau nilai. Hal ini akan
menghasilkan bobot desa dalam hubungan dengan kualitas jalan desa.




Setelah mendapatkan bobot desa berdasarkan penjumlahan indikatorindikator tersebut, dana untuk setiap desa akan dibagi dengan formula:
Bobot desa di kalikan dana 1 milyar yang ditentukan.

5