Motivasi dan Kreativitas dalam Pembelaja

MAKALAH ETIKA DAN PROFESI KEGURUAN
MOTIVASI DAN KREATIFITAS DALAM
PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu:
Dra. Suparmini, M.Si & Yuhanida Milhani, M.Pd

Kelompok 2 :
1. Briliantikta Teha S.

14416241005

2. Winda Estri Dwi Jayanti

14416241012

3. Siska Rahayu

14416241030

4. Dian Kusuma Wardani


14416241033

5. Indah Susanti

14416241037

6. Rangga Ardianto

14416241039

7. Azola Hawa Mustika

14416241040

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
0


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang sering dijumpai dalam ranah pendidikan yaitu
mitovasi dan kreatifitas. Siswalah yang mendapatkan motivasi disekolah-sekolah,
serta siswa juga yang memperlihatkan kreatifitas dari dalam dirinya. Semua sesuai
pula dengan yang mengajar atau mengarahkan dan memberikan pengajaran di
lingkup sekolah. Yang paling mempengaruhi dalam proses belajar-mengajar yaitu
guru. Guru perlu menyadari bahwa mengajar merupakan suatu pekerjaan yang tidak
sederhana dan mudah. Karena mengajar perlu adanya kreatifitas dari seorang guru
agar proses belajar mengajar terkesan tidak membosankan supaya dapat membangun
motivasi-motivasi dari dalam jiwa seorang siswa.
Motivasi (motivation) berarti pemberian atau penimbulan motif atau hal
menjadi motif, tegasnya ,otivasi adalah motif atau hal yang menjadi aktif pada saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan terasa sangat mendesak
(Rachman Abror 1993, 114). Terutama mencapai tujuan pembelajaran diperlukannya
motivasi sangat tinggi. Oleh karena itu guru haru smendampingi para siswanya
menuju kesuksesan belajar atau kedewasaan. Dalam banyak kasus mungkin guru
memotivasi dan dimotivasi supaya tercapainya proses pembelajaran. Serta kreatifita

smengajar bertujuan dapat mengasah otak siswa menjadi lebih kreatif dan inovatif.
Jika potnsi siswa dan guru ini dapat tergali, memperoleh wahana ekspresi yang teat,
dan penghargaan dari guru, mugkin saja dapat menjdai individu yang mencapai
prestadi yangtidak terduga.
Ciri-ciri orang kreatif mereka terus-menerus belajar. Mereka melihat setiap
hari yang mereka miliki sebagai kesempatan untuk terus belajar sesuatu yang
baru.Entah itu belajar tentang tsaqafah yang baru, teknik artistik baru, fakta-fakta
baru, dan lain-lain.Orang yang berpikir kreatif selalu ingin belajar.Ini merupakan
kebiasaan yang paling menonjol dari orang-orang kreatif. Kreatif dan motivasi yaitu
perlu adanya terus belajar agar tercapai suatu tujuan pembelajaran yang diinginkan.
1

B. Rumusan Masalah
1.

Bagaimana konsep motivasi dan kreatifitas dalam pembelajaran?

2.

Apa saja ciri-ciri motivasi dan kreatifitas dalam pembelajaran?


3.

Bagaimana motivasi dalam pembelajaran?

4.

Bagaimana kreatifitas dalam pembelajaran?

C. Tujuan
1.

Untuk mengetahui konsep motivasi dan kreatifitas dalam pembelajaran.

2.

Untuk mengetahui ciri-ciri motivasi dan kreatifitas dalam pembelajaran.

3.


Untuk mengetahui motivasi dalam pembelajaran.

4.

Untuk mengetahui kreatifitas dalam pembelajaran.

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Motivasi
1. Pengertian motivasi
Motivasi (motivation) berarti pemberian atau penimbulan motif atau hal
menjadi motif, tegasnya ,motivasi adalah motif atau hal yang menjadi aktif pada
saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan terasa sangat
mendesak (Rachman Abror 1993, 114). Dalam kegiatan pembelajaran faktor
pendukung keberhasilan siswa bukan hanya faktor intelektual, melainkan ada hal
yang lebih berperan yaitu motivasi. Motivasi dalam belajar sangat dibutuhkan
supaya dapat menciptakan kegiatan belajar yang nyaman dan dapat menciptakan

keberhasilan dalam belajar. Motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan
daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
beljaar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 1987:92 ). Oleh karena itu
motivasi yang terbangun dalam diri siswa dan guru harus dapat diwujudkan
supaya dapat menciptakan tujuan belajar yang diharapkan.
2. Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996),
membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar
yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum,
perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
b. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul
kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa
aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja,

3


jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada
saat mereka tidak lagi bekerja.
c. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal,
maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan,
afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi
akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak,
supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
d. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas
prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta
efektifitas kerja seseorang.
e. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi.
Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang
sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan,
keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan
aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang
mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan
akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan

dan keahliannya.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi
kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih
rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi
seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang
penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi
memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang
yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak
4

mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai
puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku.
Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah
terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya
yang lebih kecil.

B. Konsep Kreatifitas
1. Pengertian Kreatifitas
Conny Semiawan (1987:7) mengatakan bahwa kreativitas adalah

kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah. Sedangkan Utami Munandar (2002:33) mengatakan bahwa
kreativitas adalah kemampuan umum untuk mencipta sesuatu yang baru, sebagai
kemampuan untuk memberi gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam
pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubunganhubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
Definisi diatas lebih menekankan pada keorisinilan, kebaharuan, dan
kebermaknaan, seperti defenisi kreativitas yang dikemukakan oleh Barron
(Utami Munandar, 2002: 28) yang menyatakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Begitu
pula menurut Haefele (dalam Utami Munandar, 2002: 28), bahwa kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai
makna sosial. Definisi Haefele ini menunjukkan bahwa tidak keseluruhan produk
yang dibuat harus baru, tetapi lebih kepada kombinasi dari produk tersebut.
Definisi Haefele menekankan pula bahwa suatu produk kreatif tidak
hanya harus baru tetapi juga diakui maknanya. Produk kreatif yang dihasilkan
oleh individu yang dibuktikan dalam karya-karya kreatifnya menjadi ukuran,
apakah ia atau mereka layak disebut sebagai orang kreatif, istimewa atau tidak.
Orang yang tingkat kreatifitasnya tinggi umumnya tingkat produktifitasnya pun
tinggi, dengan kata lain orang kreatif juga produktif. Kata kreatif dan produktif


5

berjalan seiring, oleh karena itu berbicara kreatif berarti juga bicara tentang
produktif.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan
gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat
imajinatif, fleksibel, dan berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan
suatu masalah. Jadi kreativitas merupakan bagian dari usaha seseorang.
Kreativitas akan menjadi seni ketika seseorang melakulan kegiatan.
2. Teori Kreativitas
1) Teori Pendorong Kreativitas
Teori-teori yang melandasi dorongan kreativitas meliputi :
a) Motivasi Intrinsik untuk Kreativitas
Dorongan

untuk

mewujudkan


potensinya,

mewujudkan

diri,

berkembang dan menjadi matang, mengungkapkan dan mengaktifkan
semua kapasitas seseorang. Merupakan motivasi primer untuk kreativitas
ketika individu membentuk hubungan baru dengan lingkungannya dalam
upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Dorongan ada pada setiap orang dan
bersifat internal, tapi membutuhkan kondisi

yang tepat untuk

diekspresikan.
b) Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif
Kreativitas

memang

tidak

dapat

dipaksakan,

tetapi

harus

dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi yang
memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri
potensinya.
2) Teori-teori yang Melandasi Proses Kreatif
Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah
teori Wallas yang dikemukakan dalam buku “The Art of Thought” yang
menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap, yaitu:

6

a) Tahap Persiapan, mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan
mengumpulkan data atau informasi, mempelajari pola berpikir dari orang
lain, bertanya kepada orang lain, mencari jawaban, dll.
b) Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu
melepaskan diri untuk sementara dalam masalah tersebut. Ia tidak
memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam
alam pra sadar.
c) Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya inspirasi atau
gagasan baru.
d) Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru
tersebut terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen.
Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi
(pemikiran kritis).

C. Ciri-ciri Motivasi dan Kreatifitas
1.

Ciri-ciri Motivasi
Orang yang bermotivasi tinggi punya ciri-ciri tersendiri diantaranya yaitu:
a. Motivasi
Mereka yakin apa yang dilakukan akan berhasil. Rasa optimis ini penting
untuk dimiliki karena akan meningkatkan semangat untuk memberikan yang
terbaik. Keyakinan ini membuat mereka beraktifitas dengan sepenuh hati.
b. Berani menerima tantangan
Orang yang termotivasi berani untuk menerima tantangan. Melakukan apa
yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Mencoba sesuatu yang baru.Tentu
saja tantangan yang diterima ini bersifat positif.Bukan menerima tantangan
untuk tawuran atau pesta minuman keras.
c. Mandiri dan bertanggung jawab
Bisa bekerja sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan adalah
ciri lain dari orang yang termotivasi. Mereka bisa bekerja tanpa harus

7

diperintah dan diawasi oleh orang lain. Resiko yang mungkin terjadi dari apa
yang dikerjakan sudah siap mereka terima.
d. Punya gairah hidup
Senyum dan semangat itulah yang mudah terlihat dari orang yang bermtivasi
tinggi. Gairah hidupnya menyala-nyala seperti api yang membakar kayu.
Perjalanan hidup ini mereka jalani dengan langkah pasti.Semangat terus.
Mereka punya seribu alasan untuk mengerjakan sesuatu sementara orang yang
tidak punya motivasi akan mencari seribu alasan untuk tidak melakukan
sesuatu.
e. Memiliki cita-cita
Keinginan yang tertanam dalam pikiran dan ingin diwujudkan itulah cita-cita.
Mereka selalu punya cita-cita yang dijadikan target dalam melangkah. Setelah
satu cita-cita tercapai, cita-cita lain sudah menunggu untuk dikejar. Target
mereka jelas sehingga tahu kemana langkah kaki akan menuju.
f. Di kejar Waktu
Mereka seakan-akan selalu sibuk dengan aktifitas. Banyak hal yang harus
mereka kerjakan jadi mereka seperti dikejar waktu. Tak ada waktu untuk
melakukan aktifitas sia-sia apallagi perbuatan tak berguna.
g. Kreatif
Jika ada halangan atau hambatan yang menghadang, orang yang punya
motivasi tinggi akan mencari alternatif lain untuk dilalui. Mereka tidak
berhenti melangkah ketika ada tembok tinggi menjulang yang menghadang.
Mereka akan mencari cara untuk bisa melewati tembok tersebut. Kreatifitas
akan muncul dan menjadi ciri khas mereka dalam bekerja.
h. Menikmati Hidup
Enjoy aja, mereka menikmati hidup ini dengan cara selalu mensyukuri apa
yang diterima. Meskipun itu belum sesuai dengan harapan.Mereka lapang
dada menerima kenyataan yang ada.Tidak perlu mengeluh apalagi bersumpah
serapah ketika harapan belum jadi kenyataan. Terima saja itu sebagai bagian
dari proses perjalanan hidup.
8

i. Berfikir positif
Selalu

berpandangan

positif

dalam

memandang

persoalan.

Mereka

mengutamakan prasangka baik.Dengan begitu hati mereka tidak terkotori oleh
prasangka yang bisa menghambat mencapai cita.
j. Mencari hikmah
Apapun yang terjadi diambil hikmahnya saja. Kegagalan adalah bagian dari
proses belajar. Mereka belajar untuk memperbaiki diri dari kegagalan yang
terjadi. Selalu ada hikmah dibalik semua peristiwa. Ambilah hikmah itu dan
jadilah orang yang lebih baik.
2. Ciri-ciri Kreativitas
Menurut Munandar Utami (2004: 5-10), untuk disebut sebagai seorang
yang kreatif, maka perlu diketahui tentang ciri-ciri atau karakteristik orang yang
kreatif. Menurut Munandar Utami (2004: 5-10), ciri-ciri kreativitas dibagi
menjadi dua yaitu ciri-ciri kognitif (aptitude) dan ciri-ciri afektif (non-aptitude).
Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Ciri-ciri kognitif
1) Keterampilan berpikir lancar yaitu :
a) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau
pertanyaan,
b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai
hal,
c) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
2) Keterampilan berpikir luwes (Fleksibel) yaitu :
a) Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi,
b) Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda,
c) Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, mampu
mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
3) Keterampilan berpikir rasional yaitu :
a) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik,
b) Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri,
9

c) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagianbagian atau unsur-unsur.
4) Keterampilan memperinci atau mengkolaborasi yaitu :
a) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk,
b) Menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan
atau situasi sehingga lebih menarik.
5) Keterampilan menilai (mengevaluasi) yaitu:
a) Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu
pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana,
b) Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka,
c) Tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya.
b. Ciri-ciri afektif
1) Rasa ingin tahu yaitu :
a) Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak,
b) Mengajukan banyak pertanyaan,
c) Selalu memperhatikan orang, objek dan situasi,
d) Peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui/meneliti.
2) Bersifat imajinatif yaitu :
a) Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang belum
pernah terjadi,
b) Menggunakan khayalan dan kenyataan.
3) Merasa tertantang oleh kemajuan yaitu :
a) Merdorong untuk mengatasi masalah yang sulit,
b) Merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit,
c) Lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
4) Sifat berani mengambil resiko :
a) Berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar,
b) Tidak takut gagal atau mendapat kritik,
c) Tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang tidak
konvensional, atau yang kurang berstruktur.
10

5) Sifat menghargai yaitu:
a) Dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup,
b) Menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang
berkembang.
D. Motivasi dalam Pembelajaran
Motivasi jelas sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi yang
tinggi pada peserta didik dalam mengikuti pembelajaran akan melahirkan kreativitas
belajar yang optimal. Hal ini juga akan terlihat dari antusias peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Adanya rasa ingin tahu yang tinggi akan membuat
mereka semakin serius dan asyik memahami materi pembelajaran yang disajikan oleh
guru (Erwin, 2015:14).
Motivasi bisa tumbuh ketika siswa dihargai. Penghargaan itu tidak harus
berupa materi. Pujian dan apresiasi adalah bagian dari penghargaan. Memberikan
apresiasi pada anak yang telah menampakan perkembangan yang kian bagus cukup
baik bagi perkembangan anak. Ini akan memberikan motivasi tersendiri bagi anak
untuk tetap mempertahankan dan bahkan bisa meningkatkan produktivitas belajarnya
menjadi lebih rajin (Rudi, 2013:19).
Berbagai komponen yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran khususnya
guru dan peserta didik, akan dapat bekerja maksimal bila ada sesuatu yang
mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut, yaitu motivasi. Karena dalam hal
ini, sudah seharusnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan berpusat pada peserta
didik. Perserta didik harus mempunyai motivasi agar mampu mengikuti kegiatan
pembelajaran dan berhasil mencapai kompetensi tertentu.
Motivasi tersebut bisa merupakan motivasi intrinsic maupun motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri peserta
didik sendiri. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar, misalnya
guru, orangtua, lingkungan belajar, dan lain sebagainya. Baik motivasi intrinsic

11

maupun ekstrinsik, keduanya mempunyai peran tersendiri dalam pencapaian prestasi
belajar peserta didik.
Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan penggerak tingkah
laku.Motivasi mempunyai nilai dalam menentukan keberhasilan, demokratisasi
pendidikan, membina kreativitas kelas dan imajinasi guru, pembinaan disiplin kelas,
dan menentukan evektifitas belajar. Oleh karena itu, motivasi merupakan prinsip
yang harus dikembangkan supaya kegiatan

belajar dapat terjadi secara efektif

(Erwin, 2015:21).
Peranan motivasi peserta didik dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
strategi yang digunakan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran yang
berdampak terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk itu, guru sebelum
melaksanakan proses pembelajarn harus mampu melakukan pemetaan terhadap
kompetensi dan motivasi siswa dalam belajar. Dengan mengenal keragaman yang
dimiliki peserta didik, maka guru dengan strategi yang tepat akan mampu mendorong
peserta didik untuk mengikuti dan memahami pembelajaran secara optimal. Apabila
pembelajaran telah diikuti secara optimal, otomatis berdampak terhadap proses dan
hasil pembelajaran yang diperoleh peserta didik. Dengan demikian, tujuan
pembelajaran pun akan tercapai secara maksimal. Ini semua tentu dikembalikan
kepada guru sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran.
Dalam buku Gavin Reid (2009; 24), terdapat beberapa syrategi untuk
menumbuhkan motivasi belajar dalam diri peserta didik, antara lain yaitu:
1.

Dukungan gaya pembelajaran

2.

Dorongan kreativitas

3.

Pastikan kesuksesan dengan langkah-langkah kecil. Tugas guru ialah
meyakinkan bahwa pembelajar meraih kesuksesan

4.

Berikan umpan balik kepada siswa mengenai kemajuan pribasi mereka sendiri

5.

Pembelajar harus percaya pada kemampuan diri mereka

6.

Akui gaya individual tiap-tiap anak

7.

Pastikan bahwa tugas berkaitan dengan usia dan minat

12

8.

Gunakan pengamatan untuk memulai mengetahui preferensi anak di kelas Anda
terhadap pembelajar dan lingkungan

9.

Berfokuslah pada tugas dan kurikulum

10. Gunakan beragam gaya belajar untuk pelajaran dikelas
11. Pastikan pelajarannya bermakna
12. Meminimalkan tekanan
13. Kerja kelompok
14. Penilaian diri
15. Tunjukkan kemajuan
16. Hindari potensi stigma
17. Kembangkan tanggung jawab siswa,
18. Dukunglah pilihan siswa,
19. Beri siswa tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri,
20. Berfokuslah pada pembelajaran dan sekaligus pengajaran.
Gage & Berliner (1979) dalam Slameto (1995: 176-179) menyatakan bahwa
cara meningkatkan motivasi siswa tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara
besar-besaran yaitu:
1.

Pergunakan pujian verbal,

2.

Pergunakan tes dalam nilai secara bijaksana,

3.

Bangkitkan rasa ingin tahu dan keinginannya untuk mengadakan eksplorasi,

4.

Untuk tetap mengadapatkan perhatian, sekali-kali pengajar dapat melakukan halhal yang luar biasa, misalnya seperti menceritakan problem guru dan belajar,

5.

Merangsang hasrat siswa dengan jalan memberikan pada siswa sedikit contoh
hadiah yang akan diterimannya bila ia berusaha untuk belajar. Berikan pada
siswa penerimaan sosial, sehingga ia tahu apa yang dapat diperolehnya bila ia
berusaha lebih lanjut.

6.

Agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran, penggunaan materimateri yang sudah dikenal sebagai contoh

7.

Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks untuk dan luar biasa
supaya siswa jadi lebih terlibat
13

8.

Minat pada siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari
sebelumnya

9.

Pergunakan simulasi dan permainan

10. Perkecil daya tarik siswa motivasi yang bertentangan. Kadang-kadang agar
diterima oleh teman-temannya, siswa melakukan hal-hal yang tidak diinginkan
oleh pengajar. Dalam hal ini pengajar sebaiknya melibatkan pimpinan siswa
dalam aktivitas yang berguna (seperti menyusun tes, mewakili sekolah dalam
pameran ilmiah, dan sebagainya) sehingga teman-temannya akan meniru
melakukan hal-hal yang positif
11. Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyengkan dari keterlibatan
siswa
12. Pengajar perlu memahami dan mengawasi suasana sosial dilingkungan sekolah,
karena hal ini besar pengaruhnya atas diri siswa
13. Pengajar perlu memahami hubungan kekuasaan antara guru dan siswa.
E. Kreatifitas dalam Pembelajaran
a. Mengembangkan Kreativitas Dalam Pembelajaran
Menurut Gordon dalam Joice and Weill (1996), terdapat empat prinsip
tentang kreativitas. Pertama, kreativitas merupakan sesuatu yang penting dalam
kegiatan sehari-hari, karena hampir semua manusia berhubungan dengan proses
kreativitas. Dalam hal ini, kreativitas merupakan bagian dalam kehidupan seharihari dan berlangsung sepanjang hayat. Melalui kreativitas manusia dapat
memperkaya pemikirannya berupa ide-ide yang bermakna.
Kedua, proses kreatif dapat membantu orang secara langsung untuk
meningkatkan kreativitasnya. Jika memahami landasan proses kreativitas,
individu dapat belajar untuk menggunakan pemahamannya guna meningkatkan
kreativitas dalam kehidupan dan pekerjaannya, baik secara pribadi maupun
sebagai anggota kelompok. Kreativitas didorong oleh kesadaran yang memberi
petunjuk untuk mendeskripsikan dan menciptakan prosedur latihan yang dapat
diterapkan di sekolah atau di lingkungan lain.
14

Ketiga, penemuan kreatif sama dalam semua bidang dan ditandai dengan
beberapa proses intelektual. Kreativitas menunjukkan adanya hubungan antara
perkembangan berfikir dalam seni dan ilmu. Keempat, berfikir kreatif baik secara
individu maupun kelompok adalah sama. Individu dan kelompok menurunkan
ide-ide dan produk dalam berbagai hal.
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan kreativitas
peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Kreativitas
dapat dikembangkan melalui pemberian kepercayaan, komunikasi, pengarahan
diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Oleh karena itu, kreativitas dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran, karena untuk membangun peserta didik
lebih kreatif lagi. Dalam hal ini, peserta didik akan lebih kreatif, apabila :
a. Dikembangkan rasa percaya diri pada peserta didik dan tidak ada perasaan
takut.
b. Diberi kesempatan untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah.
c. Dilibatkan dalam menentukan tujuan dan evaluasi belajar.
d. Diberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
e. Dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara
keseluruhan.
Selain uraian di atas, dalam proses pembelajaran paling tidak guru dapat
menciptakan suasana yang kondusif. Karena kualitas pembelajaran sangat
ditetntukan oleh aktivitas dan kreativitas guru, sehingga guru lebih memposisikan
diri sebagai fasilitator. Dalam mendongkrak kualitas pembelajaran, Widada dalam
Mulyasa (2007: 168) menjelaskan bahwa guru dapat menggunakan pendekatan
dalam membangun kreativitas peserta didik, diantaranya yaitu :
a. Self esteem approach. Menuntut guru untuk lebih mencurahkan perhatiannya
pada pengembangan mengenai kesadaran harga diri (self esteem).
b. Creative approach. Dikembangkannya problem solving, inquiry, dll.
c. Value clarification and moral development approach . Pengembangan pribadi
menjadi sasaran utama karena pengembangan intelektual akan mengiringi
pengembangan pribadi peserta didik.
15

d. Multiple talent approach. Pengembangan seluruh potensi peserta didik guna
menunjang kesehatan mental.
e. Inquiry approach. Peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan
proses mental dalam menemukan prinsip, konsep ilmiah, ataupun
meningkatkan potensi intelektualnya.
f. Pictorial riddle approach. Pengembangan motivasi dan minat peserta didik
dalam diskusi kelompok kecil. Pendekatan ini sangat membantu peserta didik
untuk berfikir kritis dan kreatif.
g. Synetics approach. Berpusat pada kompetensi peserta didik dalam membuka
intelegensi dan membangun kreativitasnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran sangat bergantung pada kreativitas guru dalam
mengembangkan materi standard dan menciptakan materi yang kondusif.
Menurut Mulyasa (2007: 169), terdapat beberapa cara yang dapat digunakan
dalam mengembangkan kreativitas peserta didik, yaitu :
a. Membebaskan ruang gerak peserta didik dalam pembelajaran dan
pengembangan pengetahuan yang baru.
b. Bantu peserta didik dalam memikirkan sesuatu yang belum lengkap,
mengeksplor pertanyaan, dan mengemukakan gagasan yang original.
c. Bantu peserta didik dalam mengembangkan prinsip-prinsip tertentu ke dalam
situasi baru.
d. Berikan tugas secara independent kepada peserta didik.
e. Kurangi kekangan dan ciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang
otak.
f. Berikan kesempatan pada peserta didik untuk berfikir reflektif terhadap setiap
masalah yang dihadapi.
g. Hargai perbedaan individu peserta didik dengan melonggarkan aturan dan
norma yang ada di dalam kelas.
h. Jangan memaksakan kehendak terhadap peserta didik.
i. Tunjukkan perilaku-perilaku baru dalam pembelajaran.
16

j. Mengembangkan tugas-tugas yang dapat merangsang tumbuhnya kreativitas.
k. Kembangkan rasa percaya diri peserta didik dengan membantunya dalam
mengembangkan kesadaran diri secara positif.
l. Kembangkan kegiatan-kegiatan yang menarik untuk memacu potensi secara
optimal, seperti kuis ataupun nyayian.
m. Libatkan peserta didik secara optimal dalam proses pembelajaran guna
mengembangkan mental menjadi lebih dewasa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas
dapat dikembangkan melalui pembelajaran yakni salah satunya dengan
mengimplemen-tasikan suatu metode yang lebih banyak mengakomodasi berpikir
divergen para peserta didik. Selain itu, di luar pembelajaranpun guru juga masih
memiliki kesempatan untuk membina potensi bakat dan kreativitas siswa.Oleh
karena itu, pembinaan kreativitas dapat digolongkan melalui kegiatan
pembelajaran, dan pasca pembelajaran.

17

BAB III
PENUTUP

Motivasi dan kreatifitas merupakan dua kesatuan yang mendukung adanya
proses dan hasil dari kegiatan pembelajaran. Motivasi yang ada dalam diri siswa
harus terbangun supaya dapat terwujud pembelajaran yang diharapkan. Kreativitas
memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit
unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu
mengembangkan sendiri potensinya.
Motivasi jelas sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi yang
tinggi pada peserta didik dalam mengikuti pembelajaran akan melahirkan kreativitas
belajar yang optimal. Hal ini juga akan terlihat dari antusias peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Adanya rasa ingin tahu yang tinggi akan membuat
mereka semakin serius dan asyik memahami materi pembelajaran yang disajikan oleh
guru.
Kreativitas dapat dikembangkan melalui pembelajaran yakni salah satunya
dengan mengimplementasikan suatu metode yang lebih banyak mengakomodasi
berpikir difergen para peserta didik.Selain itu, di luar pembelajaranpun guru juga
masih memiliki kesempatan untuk membina potensi bakat dan kreativitas siswa.Oleh
karena itu, pembinaan kreativitas dapat digolongkan melalui kegiatan pembelajaran,
dan pasca pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kreativitas dan motivasi peserta
didik dalam proses pembelajaran sangat bergantung pada kreativitas guru dan
dorongan dalam mengembangkan materi standard an menciptakan materi yang
kondusif

18

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya
Conny R Semiawan. 1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah
Menengah, Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua . Jakarta : PT Gramedia.

Erwin Widiasworo. 2015. 19 Kiat Sukses Membangkitkan Motiasi Belajar Peserta
Didik. Yogyaarta: Ar-Ruz Media.

Joice, Bruce, et, al. 1896. Models of Teaching. Boston. Allyn and Bacon.
Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Munandar Utami. 2002. Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi
Kreatif dan Bakat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Munandar Utami. 2004. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta
Reid, Gavin. 2009. Memotivasi Siswa Di Kelas Gagasan dan Stategi. PT Macanan
Jaya Cemerlang
Rudi Hartono. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid.
Yogyakarta: Diva Press.
Slameto, 1995. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya . Jakarta: PT
RINEKA CIPTA
Soesilo, Tritjahja Danny. 2014. Pegembangan Kreativitas Melalui Pembelajaran.
Yogyakarta: Penerbit Ombak Dua.
Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.

19