pengaruh TQM dan disiplin kerja terhadap
PENGARUH IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY
MANAJEMEN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
KEUNGGULAN KOMPETITIF DI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
1. Pendahuluan
1.1 Landasan Teori
Ketatnya persaingan ekonomi dunia sekarang ini menuntut kepiawaian manajemen dalam
mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Dalam pasar global, lingkup persaingan telah
bergeser. Pasar domestik menjadi termasuk dalam bagian dari pasar dunia, dengan demikian makin
banyak perusahaan yang berusaha menguasai resource untuk kemudian menguasai pasar domestik.
Dalam kondisi yang seperti ini, hanya produk dan jasa yang berkualitas dan tepat waktu yang akan
memenangkan persaingan dan mempertahankan posisi di pasar.
Untuk bersaing dalam pasar sekarang ini, perusahaan-perusahaan manufaktur harus belajar
untuk lebih efisien dan memfokuskan dihapuskannya pemborosan dari keseluruhan proses mereka.
Tidak terdapat jalan pintas untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Hanya perusahaan yang
memperhatikan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) yang mampu bertahan. Kaedah ini
mutlak diikuti agar kita dapat tetap berbisnis. Namun , untuk lebih berkembang dan menjadi
perusahaan kelas dunia, tidak cukup sekedar memuaskan pelanggan dengan cara memenuhi
harapannya, tetapi perlu menghasilkan produk dengan kualitas yang dramatis atau tak terduga.
Untuk itu diperlukan inovasi bukan sekedar improvement. Pelaksanaan proses secara benar (efektif
dan efisien) sejak awal sampai akhir, mutlak dilakukan oleh setiap karyawan untuk membangun
keunggulan bersaing.
1
1.2 Latar Belakang
TQM dan Perusahaan Manufaktur
Originalitas TQM dapat ditelusuri pada tahun 1949, dimana Union of Japanese Scientists
and Engineers (JUSE) membentuk sebuah komite yang terdiri dari pelajar-pelajar ,engineer, dan
pegawai pemerintah yang didedikasikan untuk meningkatkan produktivitas Jepang dan menaikkan
kualotas hidup mereka. Dengan dipengaruhi oleh Deming dan Juran, Komite ini mengembangkan
subject kendali kualitas untuk engineer Jepang, diikuti dengan pelatihan statistik yang luas, dan
menyebarluaskan filosofi Deming ini ke perusahaan-perusahaan manufaktur di Jepang (Walton,
1986)
Di Jepang , TQM menghasilkan inovasi-inovasi manajerial seperti quality circles, equity
circles, supplier partnerships, cellular manufacturing, just-in-time production ,dan hoshin planning
(Ishikawa, 1985 ; Akao, 1991)
Amerika mulai mengambil tindakan serius tentang TQM sekitar tahun 1980, ketika beberapa
peneliti kebijakan U.S bahwa manufaktur di Jepang telah menyamai atau bahkan melebihi standar
U.S, dan memberikan peringatan bahwa produktivitas Jepang akan segera melebihi perusahaanperusahaan Amerika.
2. Definisi Operasional
Variabel -variabel yang diamati antara lain :
Variabel dependen : Total Quality Management
Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen untuk meningkatkan
keefektifan dan fleksibilitas sebuah bisnis secara keseluruhan yang berpusat pada kualitas.
Dalam pengertian ISO, TQM adalah pendekatan manajemen sebuah organisasi berpusat
pada kualitas yang berdasarkan partisipasi seluruh anggota dan kesuksesannya diarahkan
pada
jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan bermanfaat bagi seluruh anggota
organisasi dan masyarakat. Namun demikian, masih banyak lagi pendekat- an yang dipakai
untuk mendefinisikan TQM, misalnya pendekatan philosophi Deming dan Juran serta
2
pendekatan evolusi pemikiran kualitas.
TQM telah mendobrak prinsip-prinsip manajemen yang telah dikembangkan dimasa
manajemen tradisional. Paradigma customer value, continuous improvement dan total
participation telah mengubah secara mendasar cara berpikir dan bertindak manajemen dalam
bisnis.
Pengertian lain dikemukakan oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. mengatakan bahwa
Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus
atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.
Lima Pilar TQM :1)Produk 2)Proses 3)Organisasi 4)Pemimpin 5)Komitmen
Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk tidak
mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa
organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang
memadai.Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua
yang lain. Setiap pilar tergantung pada keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah
dengan sendirinya yang lain juga lemah.
Skala pengukuran menggunakan skala likert 5.
Disiplin kerja
Pengertian disiplin kerja ada bermacam-macam yang diberikan oleh para ahli. Penegakan
disiplin dalam bekerja pada pegawai sudah menjadi perhatian bagi setiap pemimpin, karena
pengaruh dari kedisiplinan sangatlah besar pada setiap aspek dalam perusahaan. Kata
disiplin selalu menjadi ukuran yang positif dan biasanya dijadikan sebagai indikasi
seseorang yang sukses mencapai tujuannya.
Menurut T. Hani Handoko (1996) “Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan
standar-standar organisasional”. Sedangkan Disiplin Kerja menurut Muchadarsyah Sinungan
(1995) adalah ”sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku individu,
kelompok, atau masyarakat berupa ketaatan terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan
yang ditetapkan untuk tujuan tertentu”
Dalam bukunya “Pembinaan Pegawai Negeri Sipil” A.E Manihuruk mengemukakan bahwa
Disiplin Kerja adalah “kesanggupan seorang pegawai negeri sipil untuk menaati segala
3
peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, menaati perintah
kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak
melanggar larangan yang ditentukan”.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Disiplin adalah suatu
bentuk kegiatan yang dilakukan oleh manajemen baik perusahaan, instansi pemerintah
ataupun swasta agar para pegawai dapat bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sehingga kinerja mereka sesuai dengan yang diharapkan dan bisa mencapai tujuan dari
perusahaan.
Skala pengukuran menggunakan skala likert 5.
Variabel independen : Keunggulan kompetitif di perusahaan manufaktur
Keunggulan
kompetitif
merujuk
pada
kemampuan
sebuah
organisasi
untuk
memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan
berkaitan dengan perusahaan lainnya. Keunggulan kompetitif muncul bila pelanggan merasa
bahwa mereka menerima nilai lebih dari transaksi yang dilakukan dengan sebuah organisasi
pesaingnya (Setiawan, 2006). Kemudian di dalam Kamus Bahasa Indonesia, dinyatakan
bahwa keunggulan kompetitif bersifat kompetisi dan bersifat persaingan.
Bertitik tolak dari kedua sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa keunggulan kompetitif
adalah keunggulan yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan, dimana keunggulannya
dipergunakan untuk berkompetisi dan bersaing dengan organisasi atau perusahaan lainnya,
untuk mendapatkan sesuatu. Contoh: (1) perusahaan memasarkan produk dengan
memanfaatkan pelayanan yang berfokus pada pelanggan sesuai dengan nilai unggul
perusahaan dalam berkompetisi dengan perusahaan pesaing, (2) sekolah menarik calon 18
peserta didik yang berkualitas dan dalam jumlah yang besar untuk menjadi peserta didik,
dengan memanfaatkan nilai unggul sekolah dalam berkompetisi dengan sekolah pesaing.
Keunggulan perusahaan dapat ditimbulkan dari kemampuan perusahaan untuk
memanfaatkan berbagai sumber daya dan kapabilitasnya sebagai aset strategik. Keberhasilan
pengelolaan aset strategik ini akan menentukan keunggulan khas perusahaan
yang
mampu menciptakan posisi differensial dibanding para pesaing. Jika keunggulan bersaing
didasarkan pada karakteristik struktural, seperti kekuatan pasar, skala ekonomi, atau lini
produk, maka saat ini penekanan pada bisnis untuk mengirimkan nilai superior secara
konsisten menjadi fokus pada pelanggannya. Untuk melakukan hal ini maka keunggulan
4
kompetitif bukan hanya suatu fungsi dalam peranan perusahaan tetapi lebih bergantung pada
kemampuan perusahaan untuk berubah secara radikal. Maka ada empat kebutuhan pokok
untuk sumber daya yang harus dipenuhi dalam mencapai keunggulan bersaing yang
berkesinambungan yaitu: (1) Nilai. Dengan nilai tambah yang dimiliki akan meningkatkan
keunggulan bersaing perusahaan, (2) Keunikan diantara perusahaan sejenis dan pesaing
potensial. Jika suatu perusahaan memiliki keunikan tersendiri maka akan semakin
meningkat keunggulan bersaing yang dimilikinya diantara pesaing , (3) Tidak dapat ditiru
dengan sempurna. Perusahaan dengan produk yang tidak dapat ditiru pesaingnya dengan
sempurna telah memiliki nilai tambah dalam mencapai keunggulan bersaing, (4) Harus tidak
ada strategi yang sama yang dapat menggantikan sumber daya. Jika tidak ada strategi yang
dapat menggantikan sumber daya maka suatu perusahaan akan mencapai keunggulan
bersaing tersendiri (Setiawan, 2006).
Skala pengukuran menggunakan skala likert 5.
4. Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk menguji pengaruh
implementasi TQM terhadap kinerja dan keunggulan kompetitif perusahaan manufaktur. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara survey terhadap 50 perusahaan manufaktur di Jawa
Tengah.
5
Untuk menguji hipotesis dilakukan analisa regresi linear berganda dengan menggunakan
software SPSS. Data primer berupa jawaban kuesioner yang diserbarkan kepada CEO di 50
perusahaan manufaktur di Jawa Tengah yang menerapkan TQM.
Model Analisis :
X1
X2
X3
6
Y
Dimana :
X1 = TQM
X2 = Displin Kerja
X3 = Interaksi antara TQM dan displin kerja
Y = Keunggulan Kompetitif
5. Studi Penelitian Terdahulu
Berikut adalah review beberapa jurnal yang meneliti tentang Total Quality Msnagement
no
1
Penulis & th terbit
Z. Irani a,∗, A. Beskese b, P.E.D. Love c
,2004
Judul
TQM and corporate culture : construct of organizational excellence
Tujuan penelitian
Mendiskusikan tentang budaya korporat , bertempat di konstruksi sosial di
dalam arena TQM, dan menggarisbawahi hubungan yang telah ada antara
budaya , kualitas dan kompetitisitas menggunakan studi kasus.
hipotesis
-
Variabel yang diteliti - budaya korporat
- TQM dan budaya korporat
- budaya dan strategi
Metode penelitian
Dengan menggunakan studi kasus ( interview, verbal reports, dan observasi
sebagai sumber-sumber data primer)
Hasil analisis
Penelitian ini menghasilkan penekanan pentingnya total quality culture yang
kuat sebagai elemen kunci dalam meningkatkan daya kempetitif organisasi.
Velden Engineering (UK) Ltd. adalah penghargaan bagi organisasi
subkontrak yang hebat yang telah menyadari hal ini lama sebelumnya.
Kisah sukses mereka ini tercipta melalui pengembangan Total Quality
Culture. Hal ini dapat digunakan organisasi lain sebagai model untuk
mencapai kinerja organisasi yang bagus.
7
Karakteristik dari karyawan secara individual terdaftar sebagai kunci
suksesnya perusahaan dalam misinya untuk tercapainya kualitas.
Future research
Dalam pengimplementasian TQM diperlukan upaya keras dan terintegrasi
dari top management pula . Praktek -praktek TQM harus diinisiatifkan oleh
top management sehingga karyawan-karyawannya dapat mengikuti dengan
baik. Misi perusahaan untuk mencapai kualitas pun akan terlaksana dengan
lancar.
No
2
Penulis & th terbit
Musran Munizu , 2013
Judul
The Impact of Total Quality Management Practices towards Competitive
Advantage and Organizational Performance: Case of Fishery Industry in
South Sulawesi Province of Indonesia
Tujuan penelitian
Menguji dampak praktek-praktek Total Quality Management terhadap
keunggulan kompetitif dan performa organisasional.
Hipotesis
1. H1: Praktek-praktek Total Quality Management (TQM) mempunyai
efek signifikan terhadap performa organisasi.
2. H2: Praktek-praktek Total Quality Management (TQM) mempunyai
efek signifikan terhadap keunggulan kompetitif.
3. H3: Competitive advantage mempunyai efek signifikan terhadap
performa organisasi.
Variabel yang diteliti - Praktek -praktek TQM
- Keunggulan kompetitif
- Performa organisasi
Metode penelitian
Menggunakan pendekatan kuantitatif , dengan statistic tools SPSS
- data dikumpulkan melalui metode kuesioner ke 55 perusahaan perikanan
Hasil analisis
Hasil dari perhitungan SPSS itu sendiri adalah praktek-praktek TQM
memiliki efek yang signifikan dan positif terhadap baik organisasi performa
maupun keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif memiliki efek yang
signifikan dan positif terhadap performa organisasi. Dan performa
organisasi lebih dipengaruhi keunggulan kompetitif dibandingkan dengan
8
praktek-praktek TQM.
Future research
Untuk future research mungkin bisa menambahkan pengujian terhadap
faktor seperti market orientation atau partnerships relation ,dan faktor-faktor
lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini.
No
3
Penulis & th terbit
Daniel I. Prajogo , 2002
Judul
The relationship between TQM practices, quality performance, and
innovation
performance.
Tujuan penelitian
Menguji
hubungan
antara
TQM
dan
inovasi
performa
dan
membandingkannya dengan hubungan alamiah terhadap kualitas performa.
Metode penelitian
Metode kuantitatif
- Data empiris didapat dari survey terhadap 194 manajer di industri
Australia ,manufaktur & non manufaktur
- Teknik model persamaan struktur digunakan untuk menguji hubungan
TQM dengan kualitas performa
Variabel yang diteliti - TQM
- Inovasi performa
- Kualitas produk
Hipotesis
H1 : TQM mempunyai pengaruh signifikan terhadap inovasi performa.
H2 : TQM mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas produk.
H3 : Ada hubungan kausal antara inovasi performa dengan kualitas produk.
Hasil analisis
TQM secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap kualitas produk
maupun performa inovasi produk walaupun kelihatannya besarnya
hubungan lebih terhadap kualitas produk. Sebagai tambahan, terdapat
hubungan kausal antara kualitas performa dan inovasi performa, yang
memberi kesan bahwa tercapainya salah satu aspek akan mempengaruhi
aspek yang lainnya.
Future research
Untuk future research pada bidang ini sebaiknya berfokus pada investigasi
kecocokan dari TQM terhadap praktek-prakteknya dalam menentukan
inovasi performa.
9
No
4
Penulis & th terbit
Thomas C. Powell, 1995
Judul
Total Quality Management as Competitive Advantage : A Review and
Empirical Study
Tujuan penelitian
Menguji TQM sebagai sumber potensial dari keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan , meninjau bukti-bukti impiris yang telah ada dan melaporkan
penemuan dari studi empiris baru dari konsekuensi performa TQM.
Metode penelitian
Metode kuantitatif
- data didapatkan dari survey terhadap 143 mail ke CEO dari semua
perusahaan yang mempunyai lebih dari 50 karyawan
- kuantitatif dihitung dengan Cronbach alpha coefficients
Variabel yang diteliti - perusahaan dengan TQM
- perusahaan non TQM
- perusahaan dengan TQM jangka panjang
- perusahaan dengan TQM jangka pendek
- perusahaan TQM manufaktur
- perusahaan TQM jasa
Hipotesis
H1 : Perusahaan dengan TQM melebihi perusahaan non-TQM
H2 : Perusahaan dengan TQM jangka panjang melebihi perusahaan dengan
TQM jangka pendek
H3 : Perusahaan manufaktur TQM melebihi perusahaan jasa TQM
Hasil analisis
Program- program TQM dapat menghasilkan keunggulan performa , mereka
tidak menyebut kebutuhan dari seluruh organisasi , dan mereka berbahaya
terhadap jatuhnya perusahaan yang kurang sumber -sumber keperluan yang
seimbang.
Future research
Untuk future research dalam topik ini mungkin bisa lebih dipersempit atau
lebih spesifik entah itu dari bidang geografis , jenis perusahaan , atau
mungkin terhadap satu obyek perusahaan khusus.
No
Penulis & th terbit
10
5
Patange Vidyut Chandra , 2013
Judul
A Study on Implementation of Total Quality
Management in Businesses
Tujuan penelitian
Menguji aspek-aspek utama dari TQM mulai dari perkenalan konsepkonsepnya organisasi , terutama bagi mereka yang tidak menyesuaikan diri
dalam memahami kebutuhan kustomer dan proses bisnis.
Metode penelitian
Metode kualitatif
Variabel yang diteliti - pemberdayaan TQM
- prinsip-prinsip TQM
- peran manajerial
- implementasi TQM
Hipotesis
-
Hasil analisis
TQM seharusnya menjadi purpose-oriented , digunakan karena pemimpin
organisasi merasakan kebutuhan untuk membuat organisasi menjadi lebih
efektif, tetapi stakeholders belum disediakan pelatihan yang benar serta
motivasi dalam menggunakan TQM. Hal ini dapat mengakibatkan
kegagalan dan kekecewaan. Sekarang ini model TQM mungkin tidak dapat
diterima dalam banyak organisasi dikarenakan resesi global ,tapi dapat
dikelompokkan dengan teknik kualitas six sigma yang terbaru , sistem
untuk memimpin bisnis ke level baru untuk meningkatkan dan
mempertahankan pertumbuhan.
Future research
Dalam penelitian ditemukan bahwa stakeholders belum diberikan pelatihan
yang benar serta motivasi untuk mengimplementasikan TQM. Mungkin hal
ini dapat menjadi future research misalkan pengaruh pelatihan dan
pemberian motivasi terhadap suksesnya implementasi TQM , dan
semacamnya.
6. Hipotesis
Berdasarkan model analisis di atas maka diajukan beberapa hipotesis yaitu :
H1 : Implementasi TQM berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif
11
perusahaan manufaktur
H2 : Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif
perusahaan manufaktur
H3 : Interaksi antara implementasi TQM dan disiplin kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhdapa keunggulan kompetitif perusahaan manufaktur
Sebelum menguji hipotesis dilakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas data.
Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis menggunakan regresi linier berganda, dengan model:
Y=á+â1 X1 +â2X2 + e
Dimana:
á = Konstanta
â = Koefesien regresi
e = exogenuous variabel
Y= variabel dependen
X= variabel independen
Dalam SPSS kita akan menguji 3 hal yaitu :
1. Koefisien determinasi
Koefisien Determinasi mencerminkan seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan varians variabel terikatnya. Mempunyai nilai antara 0 – 1 di mana nilai yang
mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel
terikatnya.
2. Nilai t hitung dan signifikansi
Nilai t hitung > t tabel berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat, atau bisa juga dengan signifikansi di bawah 0,05 untuk penelitian sosial, dan untuk
penelitian bursa kadang-kadang digunakan toleransi sampai dengan 0,10.
12
3. Persamaan regresi
Sebagai ilustrasi variabel bebas: TQM dan variabel terikat: Keunggulan Kompetitif dan hasil
analisisnya Y = 1,2 + 0,55 X.
Berarti interpretasinya:
Jika besarnya TQM meningkat sebesar 1 satuan, maka keunggulan kompetitif meningkat sebesar
0,55 kali satu satuan.
Daftar Pustaka :
13
http://jurnalakuntansi.petra.ac.id/index.php/aku/article/viewFile/15698/15690
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=194110&val=6513&title=Analisa
%20Pengaruh%20Total%20Quality%20Management%20Terhadap%20Keunggulan
%20Bersaing%20dan%20Kinerja%20Perusahaan
http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8682/3/09E01179.pdf.txt
http://www.ejurnal.com/2013/09/pengertiandisiplinkerja.html
http://tu.laporanpenelitian.com/2014/12/28.html
https://ichwanfile.wordpress.com/2010/11/19/definisiunsurprinsipmanfaatprogram
totalqualitymanagementtqm/
https://www.proquest.com
14
15
MANAJEMEN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
KEUNGGULAN KOMPETITIF DI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
1. Pendahuluan
1.1 Landasan Teori
Ketatnya persaingan ekonomi dunia sekarang ini menuntut kepiawaian manajemen dalam
mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Dalam pasar global, lingkup persaingan telah
bergeser. Pasar domestik menjadi termasuk dalam bagian dari pasar dunia, dengan demikian makin
banyak perusahaan yang berusaha menguasai resource untuk kemudian menguasai pasar domestik.
Dalam kondisi yang seperti ini, hanya produk dan jasa yang berkualitas dan tepat waktu yang akan
memenangkan persaingan dan mempertahankan posisi di pasar.
Untuk bersaing dalam pasar sekarang ini, perusahaan-perusahaan manufaktur harus belajar
untuk lebih efisien dan memfokuskan dihapuskannya pemborosan dari keseluruhan proses mereka.
Tidak terdapat jalan pintas untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Hanya perusahaan yang
memperhatikan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) yang mampu bertahan. Kaedah ini
mutlak diikuti agar kita dapat tetap berbisnis. Namun , untuk lebih berkembang dan menjadi
perusahaan kelas dunia, tidak cukup sekedar memuaskan pelanggan dengan cara memenuhi
harapannya, tetapi perlu menghasilkan produk dengan kualitas yang dramatis atau tak terduga.
Untuk itu diperlukan inovasi bukan sekedar improvement. Pelaksanaan proses secara benar (efektif
dan efisien) sejak awal sampai akhir, mutlak dilakukan oleh setiap karyawan untuk membangun
keunggulan bersaing.
1
1.2 Latar Belakang
TQM dan Perusahaan Manufaktur
Originalitas TQM dapat ditelusuri pada tahun 1949, dimana Union of Japanese Scientists
and Engineers (JUSE) membentuk sebuah komite yang terdiri dari pelajar-pelajar ,engineer, dan
pegawai pemerintah yang didedikasikan untuk meningkatkan produktivitas Jepang dan menaikkan
kualotas hidup mereka. Dengan dipengaruhi oleh Deming dan Juran, Komite ini mengembangkan
subject kendali kualitas untuk engineer Jepang, diikuti dengan pelatihan statistik yang luas, dan
menyebarluaskan filosofi Deming ini ke perusahaan-perusahaan manufaktur di Jepang (Walton,
1986)
Di Jepang , TQM menghasilkan inovasi-inovasi manajerial seperti quality circles, equity
circles, supplier partnerships, cellular manufacturing, just-in-time production ,dan hoshin planning
(Ishikawa, 1985 ; Akao, 1991)
Amerika mulai mengambil tindakan serius tentang TQM sekitar tahun 1980, ketika beberapa
peneliti kebijakan U.S bahwa manufaktur di Jepang telah menyamai atau bahkan melebihi standar
U.S, dan memberikan peringatan bahwa produktivitas Jepang akan segera melebihi perusahaanperusahaan Amerika.
2. Definisi Operasional
Variabel -variabel yang diamati antara lain :
Variabel dependen : Total Quality Management
Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen untuk meningkatkan
keefektifan dan fleksibilitas sebuah bisnis secara keseluruhan yang berpusat pada kualitas.
Dalam pengertian ISO, TQM adalah pendekatan manajemen sebuah organisasi berpusat
pada kualitas yang berdasarkan partisipasi seluruh anggota dan kesuksesannya diarahkan
pada
jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan bermanfaat bagi seluruh anggota
organisasi dan masyarakat. Namun demikian, masih banyak lagi pendekat- an yang dipakai
untuk mendefinisikan TQM, misalnya pendekatan philosophi Deming dan Juran serta
2
pendekatan evolusi pemikiran kualitas.
TQM telah mendobrak prinsip-prinsip manajemen yang telah dikembangkan dimasa
manajemen tradisional. Paradigma customer value, continuous improvement dan total
participation telah mengubah secara mendasar cara berpikir dan bertindak manajemen dalam
bisnis.
Pengertian lain dikemukakan oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. mengatakan bahwa
Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus
atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.
Lima Pilar TQM :1)Produk 2)Proses 3)Organisasi 4)Pemimpin 5)Komitmen
Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk tidak
mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa
organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang
memadai.Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua
yang lain. Setiap pilar tergantung pada keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah
dengan sendirinya yang lain juga lemah.
Skala pengukuran menggunakan skala likert 5.
Disiplin kerja
Pengertian disiplin kerja ada bermacam-macam yang diberikan oleh para ahli. Penegakan
disiplin dalam bekerja pada pegawai sudah menjadi perhatian bagi setiap pemimpin, karena
pengaruh dari kedisiplinan sangatlah besar pada setiap aspek dalam perusahaan. Kata
disiplin selalu menjadi ukuran yang positif dan biasanya dijadikan sebagai indikasi
seseorang yang sukses mencapai tujuannya.
Menurut T. Hani Handoko (1996) “Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan
standar-standar organisasional”. Sedangkan Disiplin Kerja menurut Muchadarsyah Sinungan
(1995) adalah ”sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku individu,
kelompok, atau masyarakat berupa ketaatan terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan
yang ditetapkan untuk tujuan tertentu”
Dalam bukunya “Pembinaan Pegawai Negeri Sipil” A.E Manihuruk mengemukakan bahwa
Disiplin Kerja adalah “kesanggupan seorang pegawai negeri sipil untuk menaati segala
3
peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, menaati perintah
kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak
melanggar larangan yang ditentukan”.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Disiplin adalah suatu
bentuk kegiatan yang dilakukan oleh manajemen baik perusahaan, instansi pemerintah
ataupun swasta agar para pegawai dapat bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sehingga kinerja mereka sesuai dengan yang diharapkan dan bisa mencapai tujuan dari
perusahaan.
Skala pengukuran menggunakan skala likert 5.
Variabel independen : Keunggulan kompetitif di perusahaan manufaktur
Keunggulan
kompetitif
merujuk
pada
kemampuan
sebuah
organisasi
untuk
memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan
berkaitan dengan perusahaan lainnya. Keunggulan kompetitif muncul bila pelanggan merasa
bahwa mereka menerima nilai lebih dari transaksi yang dilakukan dengan sebuah organisasi
pesaingnya (Setiawan, 2006). Kemudian di dalam Kamus Bahasa Indonesia, dinyatakan
bahwa keunggulan kompetitif bersifat kompetisi dan bersifat persaingan.
Bertitik tolak dari kedua sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa keunggulan kompetitif
adalah keunggulan yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan, dimana keunggulannya
dipergunakan untuk berkompetisi dan bersaing dengan organisasi atau perusahaan lainnya,
untuk mendapatkan sesuatu. Contoh: (1) perusahaan memasarkan produk dengan
memanfaatkan pelayanan yang berfokus pada pelanggan sesuai dengan nilai unggul
perusahaan dalam berkompetisi dengan perusahaan pesaing, (2) sekolah menarik calon 18
peserta didik yang berkualitas dan dalam jumlah yang besar untuk menjadi peserta didik,
dengan memanfaatkan nilai unggul sekolah dalam berkompetisi dengan sekolah pesaing.
Keunggulan perusahaan dapat ditimbulkan dari kemampuan perusahaan untuk
memanfaatkan berbagai sumber daya dan kapabilitasnya sebagai aset strategik. Keberhasilan
pengelolaan aset strategik ini akan menentukan keunggulan khas perusahaan
yang
mampu menciptakan posisi differensial dibanding para pesaing. Jika keunggulan bersaing
didasarkan pada karakteristik struktural, seperti kekuatan pasar, skala ekonomi, atau lini
produk, maka saat ini penekanan pada bisnis untuk mengirimkan nilai superior secara
konsisten menjadi fokus pada pelanggannya. Untuk melakukan hal ini maka keunggulan
4
kompetitif bukan hanya suatu fungsi dalam peranan perusahaan tetapi lebih bergantung pada
kemampuan perusahaan untuk berubah secara radikal. Maka ada empat kebutuhan pokok
untuk sumber daya yang harus dipenuhi dalam mencapai keunggulan bersaing yang
berkesinambungan yaitu: (1) Nilai. Dengan nilai tambah yang dimiliki akan meningkatkan
keunggulan bersaing perusahaan, (2) Keunikan diantara perusahaan sejenis dan pesaing
potensial. Jika suatu perusahaan memiliki keunikan tersendiri maka akan semakin
meningkat keunggulan bersaing yang dimilikinya diantara pesaing , (3) Tidak dapat ditiru
dengan sempurna. Perusahaan dengan produk yang tidak dapat ditiru pesaingnya dengan
sempurna telah memiliki nilai tambah dalam mencapai keunggulan bersaing, (4) Harus tidak
ada strategi yang sama yang dapat menggantikan sumber daya. Jika tidak ada strategi yang
dapat menggantikan sumber daya maka suatu perusahaan akan mencapai keunggulan
bersaing tersendiri (Setiawan, 2006).
Skala pengukuran menggunakan skala likert 5.
4. Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk menguji pengaruh
implementasi TQM terhadap kinerja dan keunggulan kompetitif perusahaan manufaktur. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara survey terhadap 50 perusahaan manufaktur di Jawa
Tengah.
5
Untuk menguji hipotesis dilakukan analisa regresi linear berganda dengan menggunakan
software SPSS. Data primer berupa jawaban kuesioner yang diserbarkan kepada CEO di 50
perusahaan manufaktur di Jawa Tengah yang menerapkan TQM.
Model Analisis :
X1
X2
X3
6
Y
Dimana :
X1 = TQM
X2 = Displin Kerja
X3 = Interaksi antara TQM dan displin kerja
Y = Keunggulan Kompetitif
5. Studi Penelitian Terdahulu
Berikut adalah review beberapa jurnal yang meneliti tentang Total Quality Msnagement
no
1
Penulis & th terbit
Z. Irani a,∗, A. Beskese b, P.E.D. Love c
,2004
Judul
TQM and corporate culture : construct of organizational excellence
Tujuan penelitian
Mendiskusikan tentang budaya korporat , bertempat di konstruksi sosial di
dalam arena TQM, dan menggarisbawahi hubungan yang telah ada antara
budaya , kualitas dan kompetitisitas menggunakan studi kasus.
hipotesis
-
Variabel yang diteliti - budaya korporat
- TQM dan budaya korporat
- budaya dan strategi
Metode penelitian
Dengan menggunakan studi kasus ( interview, verbal reports, dan observasi
sebagai sumber-sumber data primer)
Hasil analisis
Penelitian ini menghasilkan penekanan pentingnya total quality culture yang
kuat sebagai elemen kunci dalam meningkatkan daya kempetitif organisasi.
Velden Engineering (UK) Ltd. adalah penghargaan bagi organisasi
subkontrak yang hebat yang telah menyadari hal ini lama sebelumnya.
Kisah sukses mereka ini tercipta melalui pengembangan Total Quality
Culture. Hal ini dapat digunakan organisasi lain sebagai model untuk
mencapai kinerja organisasi yang bagus.
7
Karakteristik dari karyawan secara individual terdaftar sebagai kunci
suksesnya perusahaan dalam misinya untuk tercapainya kualitas.
Future research
Dalam pengimplementasian TQM diperlukan upaya keras dan terintegrasi
dari top management pula . Praktek -praktek TQM harus diinisiatifkan oleh
top management sehingga karyawan-karyawannya dapat mengikuti dengan
baik. Misi perusahaan untuk mencapai kualitas pun akan terlaksana dengan
lancar.
No
2
Penulis & th terbit
Musran Munizu , 2013
Judul
The Impact of Total Quality Management Practices towards Competitive
Advantage and Organizational Performance: Case of Fishery Industry in
South Sulawesi Province of Indonesia
Tujuan penelitian
Menguji dampak praktek-praktek Total Quality Management terhadap
keunggulan kompetitif dan performa organisasional.
Hipotesis
1. H1: Praktek-praktek Total Quality Management (TQM) mempunyai
efek signifikan terhadap performa organisasi.
2. H2: Praktek-praktek Total Quality Management (TQM) mempunyai
efek signifikan terhadap keunggulan kompetitif.
3. H3: Competitive advantage mempunyai efek signifikan terhadap
performa organisasi.
Variabel yang diteliti - Praktek -praktek TQM
- Keunggulan kompetitif
- Performa organisasi
Metode penelitian
Menggunakan pendekatan kuantitatif , dengan statistic tools SPSS
- data dikumpulkan melalui metode kuesioner ke 55 perusahaan perikanan
Hasil analisis
Hasil dari perhitungan SPSS itu sendiri adalah praktek-praktek TQM
memiliki efek yang signifikan dan positif terhadap baik organisasi performa
maupun keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif memiliki efek yang
signifikan dan positif terhadap performa organisasi. Dan performa
organisasi lebih dipengaruhi keunggulan kompetitif dibandingkan dengan
8
praktek-praktek TQM.
Future research
Untuk future research mungkin bisa menambahkan pengujian terhadap
faktor seperti market orientation atau partnerships relation ,dan faktor-faktor
lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini.
No
3
Penulis & th terbit
Daniel I. Prajogo , 2002
Judul
The relationship between TQM practices, quality performance, and
innovation
performance.
Tujuan penelitian
Menguji
hubungan
antara
TQM
dan
inovasi
performa
dan
membandingkannya dengan hubungan alamiah terhadap kualitas performa.
Metode penelitian
Metode kuantitatif
- Data empiris didapat dari survey terhadap 194 manajer di industri
Australia ,manufaktur & non manufaktur
- Teknik model persamaan struktur digunakan untuk menguji hubungan
TQM dengan kualitas performa
Variabel yang diteliti - TQM
- Inovasi performa
- Kualitas produk
Hipotesis
H1 : TQM mempunyai pengaruh signifikan terhadap inovasi performa.
H2 : TQM mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas produk.
H3 : Ada hubungan kausal antara inovasi performa dengan kualitas produk.
Hasil analisis
TQM secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap kualitas produk
maupun performa inovasi produk walaupun kelihatannya besarnya
hubungan lebih terhadap kualitas produk. Sebagai tambahan, terdapat
hubungan kausal antara kualitas performa dan inovasi performa, yang
memberi kesan bahwa tercapainya salah satu aspek akan mempengaruhi
aspek yang lainnya.
Future research
Untuk future research pada bidang ini sebaiknya berfokus pada investigasi
kecocokan dari TQM terhadap praktek-prakteknya dalam menentukan
inovasi performa.
9
No
4
Penulis & th terbit
Thomas C. Powell, 1995
Judul
Total Quality Management as Competitive Advantage : A Review and
Empirical Study
Tujuan penelitian
Menguji TQM sebagai sumber potensial dari keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan , meninjau bukti-bukti impiris yang telah ada dan melaporkan
penemuan dari studi empiris baru dari konsekuensi performa TQM.
Metode penelitian
Metode kuantitatif
- data didapatkan dari survey terhadap 143 mail ke CEO dari semua
perusahaan yang mempunyai lebih dari 50 karyawan
- kuantitatif dihitung dengan Cronbach alpha coefficients
Variabel yang diteliti - perusahaan dengan TQM
- perusahaan non TQM
- perusahaan dengan TQM jangka panjang
- perusahaan dengan TQM jangka pendek
- perusahaan TQM manufaktur
- perusahaan TQM jasa
Hipotesis
H1 : Perusahaan dengan TQM melebihi perusahaan non-TQM
H2 : Perusahaan dengan TQM jangka panjang melebihi perusahaan dengan
TQM jangka pendek
H3 : Perusahaan manufaktur TQM melebihi perusahaan jasa TQM
Hasil analisis
Program- program TQM dapat menghasilkan keunggulan performa , mereka
tidak menyebut kebutuhan dari seluruh organisasi , dan mereka berbahaya
terhadap jatuhnya perusahaan yang kurang sumber -sumber keperluan yang
seimbang.
Future research
Untuk future research dalam topik ini mungkin bisa lebih dipersempit atau
lebih spesifik entah itu dari bidang geografis , jenis perusahaan , atau
mungkin terhadap satu obyek perusahaan khusus.
No
Penulis & th terbit
10
5
Patange Vidyut Chandra , 2013
Judul
A Study on Implementation of Total Quality
Management in Businesses
Tujuan penelitian
Menguji aspek-aspek utama dari TQM mulai dari perkenalan konsepkonsepnya organisasi , terutama bagi mereka yang tidak menyesuaikan diri
dalam memahami kebutuhan kustomer dan proses bisnis.
Metode penelitian
Metode kualitatif
Variabel yang diteliti - pemberdayaan TQM
- prinsip-prinsip TQM
- peran manajerial
- implementasi TQM
Hipotesis
-
Hasil analisis
TQM seharusnya menjadi purpose-oriented , digunakan karena pemimpin
organisasi merasakan kebutuhan untuk membuat organisasi menjadi lebih
efektif, tetapi stakeholders belum disediakan pelatihan yang benar serta
motivasi dalam menggunakan TQM. Hal ini dapat mengakibatkan
kegagalan dan kekecewaan. Sekarang ini model TQM mungkin tidak dapat
diterima dalam banyak organisasi dikarenakan resesi global ,tapi dapat
dikelompokkan dengan teknik kualitas six sigma yang terbaru , sistem
untuk memimpin bisnis ke level baru untuk meningkatkan dan
mempertahankan pertumbuhan.
Future research
Dalam penelitian ditemukan bahwa stakeholders belum diberikan pelatihan
yang benar serta motivasi untuk mengimplementasikan TQM. Mungkin hal
ini dapat menjadi future research misalkan pengaruh pelatihan dan
pemberian motivasi terhadap suksesnya implementasi TQM , dan
semacamnya.
6. Hipotesis
Berdasarkan model analisis di atas maka diajukan beberapa hipotesis yaitu :
H1 : Implementasi TQM berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif
11
perusahaan manufaktur
H2 : Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif
perusahaan manufaktur
H3 : Interaksi antara implementasi TQM dan disiplin kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhdapa keunggulan kompetitif perusahaan manufaktur
Sebelum menguji hipotesis dilakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas data.
Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis menggunakan regresi linier berganda, dengan model:
Y=á+â1 X1 +â2X2 + e
Dimana:
á = Konstanta
â = Koefesien regresi
e = exogenuous variabel
Y= variabel dependen
X= variabel independen
Dalam SPSS kita akan menguji 3 hal yaitu :
1. Koefisien determinasi
Koefisien Determinasi mencerminkan seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan varians variabel terikatnya. Mempunyai nilai antara 0 – 1 di mana nilai yang
mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel
terikatnya.
2. Nilai t hitung dan signifikansi
Nilai t hitung > t tabel berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat, atau bisa juga dengan signifikansi di bawah 0,05 untuk penelitian sosial, dan untuk
penelitian bursa kadang-kadang digunakan toleransi sampai dengan 0,10.
12
3. Persamaan regresi
Sebagai ilustrasi variabel bebas: TQM dan variabel terikat: Keunggulan Kompetitif dan hasil
analisisnya Y = 1,2 + 0,55 X.
Berarti interpretasinya:
Jika besarnya TQM meningkat sebesar 1 satuan, maka keunggulan kompetitif meningkat sebesar
0,55 kali satu satuan.
Daftar Pustaka :
13
http://jurnalakuntansi.petra.ac.id/index.php/aku/article/viewFile/15698/15690
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=194110&val=6513&title=Analisa
%20Pengaruh%20Total%20Quality%20Management%20Terhadap%20Keunggulan
%20Bersaing%20dan%20Kinerja%20Perusahaan
http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8682/3/09E01179.pdf.txt
http://www.ejurnal.com/2013/09/pengertiandisiplinkerja.html
http://tu.laporanpenelitian.com/2014/12/28.html
https://ichwanfile.wordpress.com/2010/11/19/definisiunsurprinsipmanfaatprogram
totalqualitymanagementtqm/
https://www.proquest.com
14
15