ARTIKEL BAHASA INDONESIA JENIS PEMERIKSA
ARTIKEL BAHASA INDONESIA
“JENIS PEMERIKSAAN PAJAK”
NAMA
: ANDREAN PRATAMA
KELAS
: X.5
SMAN 4 KABUPATEN TANGERANG
Selama ini pemeriksaan pajak
dilaksanakan berdasarkan urutan prioritas pemeriksaannya, karena
untuk memeriksa semua wajib pajak (yang terdaftar) merupakan hal
yang tidak mungkin dapat diwujudkan, karena tenaga pemeriksa pajak
yang tersedia terbatas jumlahnya. Adalah merupakan suatu hal yang
ideal, apabila pemeriksaan dapat dilakukan terhadap semua wajib pajak
terdaftar. Meskipun demikian, pemeriksaan tetap harus dilakukan,
karena ternyata masih banyak wajib pajak yang tingkat kepatuhannya
masih rendah setelah dilakukan penilaian berdasarkan norma-norma
pengukuran tertentu, yaitu dengan sistem kriteria seleksi.
Sebagai contoh, terhadap wajib pajak yang SPT-nya menyatakan lebih
bayar sesuai ketentuan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 (UU
KUP), ternyata menempati urutan prioritas yang tinggi.
Selanjutnya menyusul pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib pajak
tertentu dan wajib pajak yang tingkat kepatuhannya masih rendah atau
terhadap wajib pajak yang memenuhi kriteria tertentu. Apabila
dikelompokkan sesuai jenisnya maka pemeriksaan pajak dapat
dilaksanakan berdasarkan jenis pemeriksaan sebagai berikut.
Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan rutin adalah pemeriksaan yang bersifat rutin yang
dilakukan terhadap wajib pajak yang berhubungan dengan pemenuhan
hak dan kewajiban perpajakannya, yaitu antara lain dilakukan dalam hal
berikut.
SPT tahunan PPh wajib pajak badan atau orang pribadi yang
menyatakan lebih bayar.
SPT tahunan PPh wajib pajak badan yang menyatakan rugi tetapi
tidak lebih bayar.
Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha; pekerjaan
bebas; atau wajib pajak badan yang mengajukan permohonan
pencabutan NPWP, PKP; atau perubahan tempat terdaftar wajib
pajak dari kantor pelayanan pajak (KPP) semula ke KPP yang
lain.
Wajib pajak yang tidak menympaikan SPT tahunan PPh,
walaupun sudah dikirim teguran dan tidak mengajukan
permohonan perpanjangan penyampaian SPT, termasuk SPT
yang kembali dari kantor pos dan wajib pajak yang termasuk
kelompok non-efektif.
Wajib pajak yang melakukan kegiatan membangun sendiri yang
pemenuhan kewajiban PPN-nya patut diduga tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Wajib pajak mengajukan permohonan untuk pemusatan tempat
pajak (PPN) terutang.
1. Pemeriksaan Kriteria Seleksi
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib pajak badan atau wajib
pajak orang pribadi yang terpilih berdasarkan skor resiko tingkat
kepatuhan secara komputerisasi. Penggunaan sistem kriteria seleksi
semacam ini dimaksudkan untuk mengurangi unsur subjektifitas
dalam menentukan pilihan wajib pajak yang akan diperiksa, karena
mekanisme pemilihannya berdasarkan beberapa variabel yang sudah
terukur dalam suatu program aplikasi komputer.
Berdasarkan sistem pemilihan seperti diatas, wajib pajak yang akan
diperiksa adalah wajib pajak yang mempunyai potensi fisikal tinggi,
tetapi menunjukkan adanya indikasi telah melakukan pelanggaran
terhadap kewajiban perpajakannya.
“JENIS PEMERIKSAAN PAJAK”
NAMA
: ANDREAN PRATAMA
KELAS
: X.5
SMAN 4 KABUPATEN TANGERANG
Selama ini pemeriksaan pajak
dilaksanakan berdasarkan urutan prioritas pemeriksaannya, karena
untuk memeriksa semua wajib pajak (yang terdaftar) merupakan hal
yang tidak mungkin dapat diwujudkan, karena tenaga pemeriksa pajak
yang tersedia terbatas jumlahnya. Adalah merupakan suatu hal yang
ideal, apabila pemeriksaan dapat dilakukan terhadap semua wajib pajak
terdaftar. Meskipun demikian, pemeriksaan tetap harus dilakukan,
karena ternyata masih banyak wajib pajak yang tingkat kepatuhannya
masih rendah setelah dilakukan penilaian berdasarkan norma-norma
pengukuran tertentu, yaitu dengan sistem kriteria seleksi.
Sebagai contoh, terhadap wajib pajak yang SPT-nya menyatakan lebih
bayar sesuai ketentuan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 (UU
KUP), ternyata menempati urutan prioritas yang tinggi.
Selanjutnya menyusul pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib pajak
tertentu dan wajib pajak yang tingkat kepatuhannya masih rendah atau
terhadap wajib pajak yang memenuhi kriteria tertentu. Apabila
dikelompokkan sesuai jenisnya maka pemeriksaan pajak dapat
dilaksanakan berdasarkan jenis pemeriksaan sebagai berikut.
Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan rutin adalah pemeriksaan yang bersifat rutin yang
dilakukan terhadap wajib pajak yang berhubungan dengan pemenuhan
hak dan kewajiban perpajakannya, yaitu antara lain dilakukan dalam hal
berikut.
SPT tahunan PPh wajib pajak badan atau orang pribadi yang
menyatakan lebih bayar.
SPT tahunan PPh wajib pajak badan yang menyatakan rugi tetapi
tidak lebih bayar.
Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha; pekerjaan
bebas; atau wajib pajak badan yang mengajukan permohonan
pencabutan NPWP, PKP; atau perubahan tempat terdaftar wajib
pajak dari kantor pelayanan pajak (KPP) semula ke KPP yang
lain.
Wajib pajak yang tidak menympaikan SPT tahunan PPh,
walaupun sudah dikirim teguran dan tidak mengajukan
permohonan perpanjangan penyampaian SPT, termasuk SPT
yang kembali dari kantor pos dan wajib pajak yang termasuk
kelompok non-efektif.
Wajib pajak yang melakukan kegiatan membangun sendiri yang
pemenuhan kewajiban PPN-nya patut diduga tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
Wajib pajak mengajukan permohonan untuk pemusatan tempat
pajak (PPN) terutang.
1. Pemeriksaan Kriteria Seleksi
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajib pajak badan atau wajib
pajak orang pribadi yang terpilih berdasarkan skor resiko tingkat
kepatuhan secara komputerisasi. Penggunaan sistem kriteria seleksi
semacam ini dimaksudkan untuk mengurangi unsur subjektifitas
dalam menentukan pilihan wajib pajak yang akan diperiksa, karena
mekanisme pemilihannya berdasarkan beberapa variabel yang sudah
terukur dalam suatu program aplikasi komputer.
Berdasarkan sistem pemilihan seperti diatas, wajib pajak yang akan
diperiksa adalah wajib pajak yang mempunyai potensi fisikal tinggi,
tetapi menunjukkan adanya indikasi telah melakukan pelanggaran
terhadap kewajiban perpajakannya.