Sifat sifat rasul dan pembagiana

Sifat – Sifat Rasul Allah dan Pembagianya
“Ditujukan untuk memenuhi tugas”
Mata Kuliah
Dosen
Jurusan

: Tauhid
: As’ad Badar. MA
: Tarbiyah - PAI (

Di susun Oleh
Kelompok (

)

)

M. Kurnia Junaidi
Nurhidayah Lubis
Nurul Amalia
Nur Bayti


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT
TAHUN PERIODE : 2016- 2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya
penyusunan

makalah

ini

dapat

diselesaikan.Makalah

ini

merupakan makalah Tauhid yang membahas “Sifat –Sifat Rasul Allah

dan Pembagianya ”.Secara khusus pembahasan dalam makalah ini
diatur sedemikian rupa sehingga materi yang disampaikan
sesuai dengan mata kuliah. Dalam penyusunan tugas atau
materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua,
sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi . oleh
karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak dosen mata kuliah Tauhid

Bapak AS’AD BADAR. MA

yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga
kami termotivasi dan menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu,
membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas
makalah ini selesai.
Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.Untuk itu kami meminta maaf apabila ada
kekurangan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari

para pembaca guna meningkatkan kualitas makalah penulis
selanjutnya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang
punya dan maha kuasa .Harapan kami, semoga makalah yang
sederhana ini, dapat memberikan manfaat tersendiri bagi
generasi muda islam yang akan datang, khususnya dalam bidang
Tauhid.

1

Tanjung Pura,Oktober , 2016

DAFTAR IS

2

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Sifat Wajib Rasul...........................................................................................2
B. Sifat Mustahil.................................................................................. 4
C. Sifat Jaiz Rasul..............................................................................................6
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasul merupakan seorang hamba Allah SWT dengan jenis kelamin lakilaki yang mendapatkan wahyu dan diutus oleh Allah untuk menyampaikan atau
menyebarkan wahyu kepada umat- NYA Rasul berbeda dengan nabi, Nabi
merupakan hamba Allah yang mendapatkan Wahyu dari Allah namun tidak

diperintahkan untuk menyebarkan wahyu kepada Umat manusia.
Para nabi dan Rasul utusan Allah mempunyai sifat Wajib dan 4 sifat
mustahil selain itu juga memiliki 1 sifat jaiz. Sifat wajib adalah sifat yang harus
dimiliki oleh para nabi dan rasul sebagai utusan Allah. Sedangkan sifat mustahil
yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh nabi dan Rasul utusan Allah. Berikut
ini merupakan beberapa sifat wajib dan sifat mustahil bagi nabi dan Rasul lengkap
dengan dalil dan artinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Sifat Wajib Rasul?
2. Apa saja Sifat Mustahil Bagi Rasul?

3. Apa yang dimaksud dengan sifat Jaiz rasul?

C. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja Sifat Wajib Rasul.
2. Untuk mengetahui apa saja Sifat Mustahil Bagi Rasul.

3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sifat Jaiz rasul.

1


BAB II
PEMBAHASAN
A. Sifat Wajib Rasul
1. Siddiq
Siddiq artinya benar. Segala perbuatan dan perkataan Nabi dan Rasul
adalah benar, Seorang Nabi dan Rasul mustahil seorang pembohong. Karena
setiap perkataan dan perbuatan mereka senantiasa dijaga oleh Allah SWT. Nabi
dan Rasul bersifat benar baik dalam ucapan maupun tingakah laku perbuatannya.
Seperti dalam QS Maryam ayat 41 yang berbunyi :

Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (alQur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang
nabi.” (Q.S. Maryam ayat 41)

Surah tersebut merupakan bukti kebenaran dalam peristiwa ketika Nabi
Ibrahim as berkata kepada ayahandanya merupakan perkataan yang benar. Apa
yang disembah oleh ayah beliau (Nabi Ibrahim) merupakan sesuatu yang tidak
memberi manfaat dan tentunya mudarat, jauhilah.
2. Al-Amanah
Al-amanah berarti dapat dipercaya. Nabi dan Rasul merupakan umat yang

utusan Allah SWt yang diberikan amanah untuk menerima dan menyampaikan

2

wahyu Allah. Hal tersebut terdapat dalam surah Q.S. asy-Syu’ara ayat 106-107
berikut ini:

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu
tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus)
kepadamu.” (Q.S. asy-Syu’ara ayat 106- 107)

Surah tersebut merupakan salah satu bukti ketika terdapat peristiwa pada
saat kaum Nabi Nuh as mendustakan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh as. Dan
Allat SWT, mengaskan bahwa Nabi Nuh as, merupakan orang yang terpercaya
(amanah).
3. At-Tabligh
At-Tabligh berarti menyampaikan wahyu kepada umatnya. Rasul selalu
menyampaikan wahtu kepada umat-NYA, tidak satupun ayat yang disembunyikan
oelh Rasul kepada umat-NYA. Disebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi
Talib ditanya tentang apa ada wahyu yang tidak ada atau terdapat dalam alQur’an, beliau pun menegaskan bahwa


“Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang
disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an.” Penjelasan ini
terkait dengan Q.S. al-Maidah ayat 67 berikut ini.

3

Artinya:“Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.
Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak
menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan)
manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”
(Q.S. al-Maidah ayat 67)
4. Al-Fatanah
Alfatanah berarti Cerdas. Sebagai bukti kecerdasan para nabi dan rasul
terlihat pada peristiwa ketika terjadi suatu perselisihan antara kelompok kabilah di
Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendaknya masing-masing untuk
meletakkan al-Hajar al-Aswad (batu Hitam) diatas Ka’bah, dan Rasulullah SAW,
menengahi dengan cara semua kelompok yang berseteru supaya memegang ujung
dari kain yang kemudian Nabi meletakkan batu itu ditengahnya, dan mereka
semua mengangkat kain tersebut hingga sampai diatas Ka’bah. Itulah bukti betapa

cerdasnya Rasul kita Rasulullah SAW.
B. Sifat Mustahil
1. Al-kidzib
Al-kidzib berarti berbohong. Mustahil jika nabi dan Rasul dalam berkata
berbohong atau pun berdusta. Seluruh perkataan nabi dan Rasul selalu benar dan

4

tidak pernah berbohong atau berdusta. Sperti dalam Surah Q.S an-Najm ayat 2-4,
berikut ini:

Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah
yang diucapkan itu (al-Qur’an) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’an)
adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S an-Najm ayat 2-4)

2. Al-Khianah
Al-Khianah berati tidak dapat dipercaya atau berkhianat. Nabi dan Rasul
mustahil memiliki sifat khianat, setiap perkataannya selalu dapat dipercaya.
Seperti dalam surah Q.S al-An’am ayat 106. Berikut ini.


Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada
Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Q.S al-An’am
ayat 106)
3. Al-kitman
Al-kitman berarti menyembunyikan wahyu. Sifat mustahil ini merupakan
kebalikan dari sifat al-tabligh. Dalam surah Q.S. al-An’am ayat 50 dijelaskans
ebagai berikut:

5

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa
perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku
tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti
apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta
dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (Q.S. alAn’am ayat 50)
4. Al-Baladah
Al-Baladah berarti Bodoh. Sangat mustahil jika rasul memiliki sifat
baladah. Para nabi dan Rasul merupakan merupakan manusia pintar yang dipilih
oleh Allah SWT untuk mendapatkan dan menyampikan wahyu untuk umat
manusia. Hal tersebut dibuktikan dalam surah Q.S al- A’raf ayat 199 sebagai

berikut:

Artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta
janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Q.S al- A’raf ayat 199)
C. Sifat Jaiz Rasul
Sifat jaiz rasul adalah semua sifat kemanusiaan yang ada pada diri rasul
sebagai seorang manusia dan tidak mengurangi kedudukannya sebagai utusan
Allah SWT. Sifat jaiz tersebut ada pada diri rasul dan juga ada pada diri manusia

6

biasa. Sifat tersebut antara lain adalah seperti rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih,
senang, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap meninggal
dunia karena mereka adalah seorang manusia yang diciptakan oleh Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
‫و‬
‫و‬
‫ب مم م نما تنوشنرببوونن‬
‫نما نهنذآ إمل م ن نبنشرر مممثول بك بوم ي نأبكبل مم م نما تنأبكل بوونن ممن وبه نو ي نوشنر ب‬
Artinya : “(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan
seperti apa yang kamu makan dan ia minum seperti apa yang kamu minum.” (AlMu’minun: 33).
Di ayat yang lain Allah SWT berfirman:
‫نونمآ أ نورنسل وننا ممون قنوبل منك ممنن ال وبمورنسل ميونن إمل م ن أ نن م نبهوم ل نينأ وبكل بوونن الط مننعانم نو ي نومبشوونن مفى ال نوسنوامق‬
Artinya : “Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum kamu melainkan
mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.” (Al-Furqon:
20).
Dengan memiliki empat karakteristik sifat wajib tadi, maka seakan-akan
Rasul adalah seorang manusia sempurna tanpa cela. Namun menjadi Rasul bukan
berarti harus meninggalkan segala sifat kemanusiaan dan juga dorongan-dorongan
naluriah yang dimilikinya. Seorang Rasul tidak harus mampu berpuasa bertahuntahun, atau tidak memerlukan minuman untuk menyegarkan tubuhnya. Seorang
Rasul tidak harus terbang tanpa mengotori kakinya dengan menapak tanah seperti
manusia biasa. Atau bukan berarti karena dia adalah pembawa syi’ar agama, maka
Rasul tidak bisa mengambil istri untuk menjaga kesuciannya.

7

Karena itulah untuk menegaskan hal ini, Sifat jaiz Rasul berbunyi bahwa;
seorang Rasul memiliki pembawaan yang sama dengan manusia biasa, dia makan,
dia tidur, dia menikah, dan berjalan ke pasar seperti manusia lain. Dengan
mengetahui sifat jaiz bagi Rasul ini, Allah pula seakan mengingatkan pada umatNya bahwa Rasul adalah utusan dan seorang manusia. Maka kurang tepat kiranya
apabila seorang umat menyembah Rasul seperti menyembah Tuhannya. Dan
sayangnya saat ini semakin banyak umat Muslim terjebak pada fanatisme semu.
Yang tak hanya menyembah Rasul namun juga menyembah tokoh-tokoh tertentu
yang dianggap suci tanpa dosa. Semoga kita semua menjadi Muslim yang mau
berfikir, belajar, dan terhindar dari ironi semacam ini.
Kita sebagai Muslim memiliki kewajiban untuk meneladani semua sifat
Rasul bahkan hal ini menjadi sunnah. Sunnah adalah segala sesuatu yang
mendapatkan pahala jika dilakukan namun tidak mendapatkan siksa jika tak
dilakukan. Dan inilah yang sebaiknya dimengerti oleh umat, bahwa meneladani
Rasul adalah sunnah bukan pemujaan seperti halnya menyembah Tuhan. Seorang
Muslim yang baik akan berjalan berdampingan bersama Rasulnya, menyiarkan
kebaikan dan menegakkan aqidah bersama-sama. Bukan mengekor di belakang
sang utusan, yang sekedar mengikuti apapun perilaku Rasul. Sebagai manusia
biasa, 1 sifat jaiz Rasul telah menegaskan bahwa seorang manusia pilihan pun
tidak akan lepas dari ketidaksempurnaan makhluk.

8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Para nabi dan Rasul utusan Allah mempunyai sifat Wajib dan 4 sifat
mustahil selain itu juga memiliki 1 sifat jaiz. Sifat wajib adalah sifat yang harus
dimiliki oleh para nabi dan rasul sebagai utusan Allah. Sedangkan sifat mustahil
yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh nabi dan Rasul utusan Allah.
1. Sifat Wajib Rasul
a. Sidiq
b. Amanah
c. Tabligh
d. Fathanah
2. Sifat Mustahil Rasul
a. kidzib
b. Khianah
c. kitman
d. Baladah
3. Sifat jaiz rasul adalah semua sifat kemanusiaan yang ada pada diri rasul
sebagai seorang manusia dan tidak mengurangi kedudukannya sebagai
utusan Allah SWT

9

DAFTAR PUSTAKA
Suryana, toto, 2002Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada.
Mustofa,Ahmad.1997.Akhlak Tasawuf.Bandung:Pusaka Setia
M. Fethullah Gulen. 2002.Versi Terdalam Kehidupan Rasul Allah Muhammad
SAW .Jakarta: Pt. RajaGrafindo Persada.Terj: Tri Wibowo Budi Santoso.
Azra,Asyumardi.2002.Kehidupan rosulullah Muhammad SAW. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Ibn Musa Al yahsubi,Qodi ‘Iyad.2002. Keagungan kekasih Allah Muhammad
SAW.Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada.

10