Kurikulum dan Pembelajaran (2). docx

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Anindya Rosalina
anindyaroro@gmail.com

Dr. H. Toto Ruhimat, M.Pd, Ence Surahman, S.Pd, M.Pd

BAB 1
PENDAHULUAN
Kurikulum adalah seperangkat pedoman bagi pendidik dalam mengembangkan
program pembelajaran kepada siswa dengan tujuan agar siswa dapat mempersiapkan diri
untuk menghadapi berbagai macam permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Kurikulum memberikan petunjuk bagi siswa mengenai hal apa saja yang harus mereka
lakukan guna mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kurikulum
memiliki peran penting dan berpengaruh terhadap segala aktivitas pembelajaran. Mengingat
urgensi kurikulum di dalam kegiatan pembelajaran, maka penyusunan kurikulum tidak dapat
ilakukan secara sembarangan tanpa mengacu pada sebuah landasan.
Pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik.
Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu
generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan.

Kurikulum dan Pembelajaran sendiri menyangkut beberapa bahasan seperti; Peranan
kurikulum, Landasan Pengembangan Kurikulum, Komponen-komponen, Prinsip-prinsip,
Model-model Pengembangan, Evaluasi Kurikulum, Evaluasi Pembelajaran, Pendekatan
Pembelajaran, Inovasi Pembelajaran dan berbagai bahasan yang menyangkut pengembangan
kurikulum dan pembelajaran itu sendiri

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Hakekat Kurikulum
Secara etimologi kurikulum memiliki asal usul katadari “Kurikulum < curese <
currerre (jumlah yang ditempuh)”Dalam bahasa latin berarti: Berlari cepat, Tergesagesa, Menjalani. Pengertian kurikulum dalam arti luas adalah kegiatan belajar-mengajar yang
mencakup di dalam maupun di luar kelas. Sedangkan Pengertian kurikulum dalam arti
sempit yaitu kegiatan belajar-mengajar yang hanya ada di dalam kelas saja.
David pratt menyatakan bahwa: “curriculum, is organized set of formal educational
and or training intention”. Sedangkan William B. Ragan (Modern Elementary
Curriculum) menyatakan bahwa: “The curriculum has meant the subject taught in school, or
course of study”
Dari beberapa definisi kurikulum di muka, pengertian kurikulum disempurnakan
dalam UU Sisdiknas. yaitu Pengertian Kurikulum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakansebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (Bab I pasal 1 ayat 19).

2.2 Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu.
Ada empat komponen yang membentuk kurikulum, yaitu: komponen tujuan, isi kurikulum/
materi pembelajaran, metode atau strategi pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi.
Sebagai suatu sistem, setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Jika ada salah
satu komponen terganggu atau tidak ada maka sistem kurikulum akan terganggu.
Yang pertama adalah komponen tujuan, komponen ini berkaitan dengan hasil yang
ingin dicapai, atau yang dicita-citakan. Tujuan Pendidikan Nasional sendiri menjadi rumusan
dalam membentuk manusia melalui pendidikan. Kemudian ada komponen isi/ materi
pembelajaran, isi kurikulum merupakan kompenen yang berkaitan dengan pengalaman
belajar yang harus dimiliki oleh siswa, menyangkut semua aspek baik itu pengetahuan
ataupun materi pelajaran. Komponen yang ketiga adalah strategi atau metode, komponen ini
sangat penting sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Terakhir adalah
komponen evaluasi, evaluasi disini adalah sebagai alat untuk melihat keberhasilan dan juga
efektivitas pencapaian tujuan dari kurikulum.


2.3 Landasan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal dari
psikologi yang meliputi kajian perkembangan peserta didik. Atas dasar tersebut terdapat dua
cabang psikologi yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum yaitu psikologi
perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang
mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi

perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspekaspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang
berhubungan perkembangan individu.
Psikologi Belajar dan Pengembangan Kurikulum Psikologi belajar merupakan suatu
studi tentang bagaimana individu belajar. Pembahasan tentang psikologi belajar erat
kaitannya dengan teori belajar. Pemahaman tentang teori-teori belajar berdasarkan
pendekatan psikologis adalah upaya mengenali kondisi objektif terhadap individu anak yang
sedang mengalami proses belajar dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan menuju
kedewasaannya.

2.4 Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjukan pada satu pengertian tentang
bagaimana hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal yang berkaitan
dengan perkembangan kurikulum. ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum,

yaitu: data empiris, data eksperimen, cerita/ legenda yang hidup di masyarakat, dan akal sehat
(Olivia, 1992: 28). Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum merupakan tingkat ketepatan
dan ketetapan prinsip yang digunakan, hal tersebut berkaitan dengan sumber-sumber dari
prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri.
Macam-macam prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum dapat
dibedakan dalam 2 kategori yaitu prinsip umum yang mencakup; prinsip relevansi,
fleksibilitas, kontinuitas, praktis atau efisiensi, dan efektifitas. Yang kedua prinsip khusus
berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dan situasi tertentu saja.
merujuk pada prisip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen
kurikulum secara khusus (tujuan, isi, metode dan evaluasi) yang mencakup; prinsip yang
berkenaan dengan tujuan pendidikan, isi pendidikan, proses pembelajaran, media dan alat
bantu pembelajaran, dan dengan evaluasi pembelajaran.

2.5 Pendekatan dan Model Kurikulum
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka
mendesain, menerapkan, dan mengevaluasi suatu kurikulum. Untuk itu, model
pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan
pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan dalam
pendidikan. Belakangan ini banyak dikembangkannya model-model pengembangan
kurikulum, setiap model pengembangan kurikulum tersebut memiliki karakteristik pada pola

desai, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut dalam pembelajaran.
Model-model pengembangan tersebut ada model Ralph Tyler, administrative, Grass
Root, Demonstrasi, Miller-Seller, Taba dan model Beauchamp. Model pengembangan
kurikulum milik Ralph Tyler sendiri memiliki empat tahap yaitu; Menentukan tujuan
pendidikan, Menentukan proses pembelajaran yang harus dilakukan, Menentukan organisasi
pengalaman belajar, Menentukan evaluasi pembelajaran.
Organisasi kurikulum berkaitan dengan pengaturan bahan pelajaran, yang selanjutnya
memiliki dampak terhadap masalah administrative pelaksanaan proses pembelajaran.
Organisasi kurikulum bukan masalah manajerial lembaga pendidikan. Organisasi kurikulum

merupakan pola/desain bahan/isi kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa
dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah dalam melaksanakan kegiatan
belajar.

2.6 Evaluasi Kurikulum
Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “evaluation” sedangkan penilaian disebut
juga “assessment”, dan pengukuran adalah “measurement”, sedangkan tes dalam bahasa
inggris disebut test. Test adalah suatu alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus.
Jadi evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan,
implementasi dan efektifitas suatu program.

Evaluasi untuk program pelaksanaan kurikulum di sekolah memiliki beberapa
indkator : 1) indikator keberhasilan social kurikulum, 2) indikator keberhasilan penyusunan
silabus, 3) indikator keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester, 4) indikator
keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran, 5) indikator keberhasilan penyusunan bahasa
ajar, dan 6) indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan
pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan, mencakup
keperluan : perbaikan program, pertanggung jawaban kepada berbagai pihak, penentuan
tindak lanjut hasil pengembangan. Evaluasi kurikulum memiliki beberapa model: 1)
measurement, 2) congruence, 3) illumination, 4) education system evaluation, dan 5) CIIP.

2.7 Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah
tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. Pada dasarnya
belajar merupakan tahapan perubahan prilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai
hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, dengan kata lain belajar
merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar
tergantung pada fase-fase belajar. Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change
behavior). Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku
yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.

pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik.
Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu
generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan.

2.8 Komponen-komponen Pembelajaran
Di dalam pembelajaran akan terdapat komponen-komponen seperti tujuan,
materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi, anak didik/siswa, dan adanya pendidik/guru.
Sebagai sebuah sistem, setiap komponen tersebut membentuk suatu integritas atau satu

kesatuan utuh. Masing-masing komponen saling berhubungan secara aktif dan saling
mempengaruhi.
Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai oleh kegiatan
pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum
yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topic/sub topic dan rinciannya. Strategi
pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran, yang tidak dapat
dipisahkan dari komponen lain dalam sistem tersebut, strategi pembelajaran ini sendiri
mencakup kepada metode pembelajaran dan media pembelajaran. Evaluasi pembelajaran
adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi
dan efektifitas suatu program pembelajaran. Komponen-komponen tersebut saling

berinteraksi, bergantung (interdepedensi) dan saling terobos (interpenetrasi).

2.9 Pendekatan dan Model Pembelajaran
Berkaitan dengan metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagi pendekatan, strategi
dan model pembelajaran. Pendekatan Pembelajaran adalah suatu upaya menghampiri makna
pembelajaran melalui suatu cara pandang dan pandangan tertentu; atau, aplikasi suatu cara
pandang tertentu dalam memahami makna pembelajaran. Berbagai pendekatan dalam rangka
memahami makna pembelajaran antara lain : a) pendekatan filsafati, b) pendekatan psikologi,
dan c) pendekatan sistem.
Model pembelajaran adalah suatu rancangan atau pola yang dapat kita gunakan untuk
merancang pembelajaran tatap muka di dalam kelas atau dalam latar tutorial dan dalam
bentuk materil-materil pembelajaran termasuk buku-buku, film-film, pita kaset, dan program
media computer, dan kurikulum (serangkaian studi jangka panjang). Model pembelajaran
hendaknya didasarkan kepada: 1) tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan yang ingin
dicapai, 2) peranan guru dan siswa, 3) karakteristik mata pelajaran atau bidang studi, 4)
kondisi lingkungan belajar.

2.10 Evaluasi Pembelajaran
Gronlund mengemukakan evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dari

pengumpulan, analisis. Dan intepretasi informasi/data untuk menentukan sejauhmana siswa
telah mencapai tujuan pembelajaran
Ada 3 hal yang berkaitan dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi,
pengukuran, dan tes. Unsur pokok dalam evaluasi pembelajaran adalah: a) objek yang akan
dievaluasi, b) kriteria sebagai pembanding, dan c) keputusan (judgment). Objek evaluasi
dalam pembelajaran meliputi isi program pembelajaran, tingkat efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan program, dan tingkat keberhasilan program pembelajaran (out put program).
Persayaratan umum yang harus dipenuhi dalam evaluasi pembelajaran anatar lain: a)
validitas, b) reliabilitas, c) objektivitas, d) representative, e) fairness, dan f) praktis. Menurut
fungsinya evaluasi dibedakan menjadi 4 jenis; formatif, sumatif, diagnostic, dan penempatan.
Menurut caranya evaluasi dibagi menjadi dua jenis yaitu; evaluasi kuantitatif dan evaluasi
kualitatif.berdasarkan tekniknya evaluasi dibedakan antara tes dan nontes.

2.11 Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi dimaknai sebagai suatu pembaruan atau perubahan dengan ditandai oleh
adanya hal yang baru. Inovasi pada dasarnya ,erupakan hasil pemikiran yang bercirikan hal
baru, baik berupa praktik-praktik tertentu atau produk dari suatu hasil olah-pikir dan olahteknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu. Beberapa contoh inovasi antaralain:
program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap,
pembelajaran kontekstual (contextual learning), pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM).

Aspek batasan waktu merupakan suatu indikator penting dalam membicarakan suatu
hasil inovasi tertentu. Sebagai missal hasil inovasi Dual Modus, yang telah dicoba
dikembangkan oleh program studi kurikulum dan pembelajaran, sampai saat ini boleh
dikatakan masih baru dalam waktu implementasinya.
Inovasi dalam pendidikan akan selalu melibatkan sistem inovasi (innovasi system)
yang mengkaji tentang tahapan persiapan dan implementasi inovasi kepada masyarakat
dengan melibatkan berbagai unsur yang satu sama lain saling terkait. Ciri inovasi pendidikan
merupakan pemikiran yang merupakan hal baru atau berupa praktik atau produk tertentu hasil
suatu olah pikir atau olah teknologi.

Daftar Pustaka
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, S. 2006. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Subandijah. 1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sukmadinata, Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hock, Louise E. 2016. The Nature of Curriculum: An Exploration In Meaning.
University Of North Carolina Press.
Alonsabe, Olga. 2011. The Components of Curriculum [online]. Diakses dari : olgacurriculum.blogspot.co.id
Mudyahardjo, Redja. (2001). Pengantar Pendidikan : Sebuah Studi Awal Tentang Dasardasar Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesi. Jakarta: RajaGrafindo

Persada
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum,
pasal 36 ayat 1. Lembaran Negara RI Tahun 2003. Sekretariat Negara. Jakarta
Syaodih, S. Nana. (2009). Landasan Psikologi
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2011. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Kelly, A V. 2009. The Curriculum: Theory and Practice.
Skager, Rodney W. 1977. Curriculum Evaluation for Lifelong Education. Oxford : Pregamon
Press.
Dumont, Hanna. 2014. The Nature of Learning. OECD publishing
Edwards, Richard. 2003. Space, Curriculum, and Learning. Greenwich : Information
Age Publishing.
Wegener Soled, Suzanne. 1995. Assesment, Testing, and Evaluation in Teacher
United Stated of America: Ablex Publishing Corporation.

Education.

Wall, June. 2010. Resourcing fo Curriculum Innovation – Vol. 5. Australia. ACER Press.