Globalisasi dan Media Massa ppt

Magister Ilmu Komunikasi
Pascasarjana Muhammadyah Jakarta
Sabtu, 22 Oktober 2011

Sistem Media diklasifikasikan dua dimensi, yaitu:
 1. Kepemilikan (ownership)
 2. Kontrol (control)


Kepemilikan media antara milik swasta dan milik
publik/pemerintah.
 Kontrol media dua sistem :


◦ 1. Sentralisasi
◦ 2. Desentralisasi

pologi kontrol dan kepemilikan media
Publik

OWNERSHIP


Private

TIPE A
Radio dan TV di
Eropa Barat

TIPE B
Negara komunis
radio dan TV di
negara-negara
berkembang

TIPE C
Pers di Eropa Barat
Media di USA
Radio dan TV
Private di Eropa

TIPE D

Pers di negara
Amerika Latin

Decentralized

Sentralized

CONTROL

 Perubahan

industri media menjadi
big industri berimplikasi logis kepada
sistem/lingkungan ekonomi media
(berkaitan dengan sistem ekonomi
makro dan sosial, budaya politik.

 Perubahan

tersebut menimbulkan

apa yang dinamakan : Konsentrasi
dan konsolidasi media

 Konsentrasi

(Consentration) adalah
Struktur industri media yang
terkonsentrasi pada rangkaian perubahan
organisasi yang merefleksikan perubahan
dasar ekonomi.



Skema seluruh media hampir sama,
mulanya berskala kecil diciptakan
konglomerasi media – berskala besar.

 Distribusi

dan penjualan menjadi terpisah

dan komersial

1.




Ekonomi terpimpin (command
economy):
pemerintah mengatur berbagai
persoalan ekonomi yang dihadapi
masyarakat. Pemerintah mengatur
secara ketat industri media massa.
Bahkan, di beberapa negara, media
massa harus dimiliki pemerintah.
Contoh: Sebagian Negara-negara
Arab, China, Kuba, Korea Utara dan
Indonesia era Suharto dll

2. Ekonomi pasar (market

economy):
. Keseluruhan sistem ekonomi yang
berkaitan dengan proses produksi
dan distribusi, tanpa campur tangan
pemerintah.
 Artinya

keseluruhan sistem ekonomi
yaitu pembeli, penjual, harga,
keuntungan, kerugian, dll berkaitan
dengan proses produksi dan
distribusi, tanpa campur tangan
pemerintah. .



Pasar adalah sistem pertukaran harga antara
permintaan atau penawaran, sumber daya atau
produk, yang memiliki tiga dimensi keberhasilan ;
effisiensi, pertumbuhan dan stabilitas. (Albarran,

hal.72-75).

Tipe Market adalah “
1. Perfect Competition - kompetisi sempurna
yaitu banyak produsen yang menghasilkan
produk sejenis dan tak satu pun yang
dominan.


2. Monopoly > Monopoli hanya ada satu
produsen yang menguasai pasar. Contoh: TV
kabel dan sebagian besar koran.
3. Monopolistic Competition > banyak produsen di
pasar yang memproduksi produk yang nyaris
sama.
4. Oligopoly - > terdapat beberapa produsen yang
bermain di pasar. Namun, ada satu produsen
yang relatif lebih dominan dibanding lainnya.

1.


The surveillance of the
environtment

2. The correlation of part of society
inresponding to to the environment,
3. The transmission of the social
heritage from one generation to the
next



Konsep public sphere pada dasarnya
bersifat “netral”.



Menurut Habermas (1962), konsep
demokrasi media diperlukan dalam rangka
memberi/menciptakan ruang publik yang

bebas, melakukan diskusi dan debat antara
masyarakat, negara/penguasa dan media
massa sebagai mediator, yang memelihara
ruang publik.

 Public

sphere menjadi penengah
antara otoritas politik dan
masyarakat, sebagai sumber
legitimate.

 Public

sphere adalah ruang sosial
yang mana anggota masyarakat
mendiskusikan kepentingan
bersama dan membentuk opini
publis bersama tentang suatu
isu.


 Sistem

ini memiliki tiga Karakter :

1. Independen

dari campur tangan pemerintah dan
monopoli pasar.

2. Profesional

terhadap masyarakat secara umum
dan khalayaknya.

3. Menjamin

adanya keberagaman (diversity), baik
isi (content) dan keberagaman kepemilikan
(ownership).


1. Freedom of publication.
2. Flurality of ownerships
3. Diversity of information
available of public.
4. Diversity of expression
of opinion

5. Extensive reach,
6. Quality of information and
culture availabel to public.
7. Support for the democratic
system.
8. Respect for yudicial
system.
9. Respect for individual and
general human right.

Diversity adalah konsep atas dasar
adanya perbedaan-perbedaan :

- race
- social
- gender
- politics
- ethnicity
- physical capabilities
- sexual orientation

 Diversity

atau multikultural berkaitan
dengan realitas obyektif dan
subyektif manusia.

 Setiap

bangsa dan kelompok
manyarakat memiliki konsep masingmasing.

 Indonesia

dengan nation building
diversity, yaitu
BHINNEKA TUNGGAL IKA

 Bhikhu

Parekh dalam buku
Rethinking Multikulturalisme
(2001), adalah kesediaan menerima
kelompok lain secara sama sebagai
kesatuan, tanpa memperdulikan
perbedaan budaya, etnik, jender,
bahasa ataupun agama.

 Ini

merupakan cara pandang
kehidupan menusia yg
mempengaruhi semua sektor
kehidupan, tidak terkecuali MEDIA
MASSA.

1.

Mencegah terjadinya diskriminasi.

2.

Melakukan riset kebijakan
mengenai pengelolaan masyarakat
yg multikultural dan multi-ethnik.

3.

Melakukan pertemuan, pertukaran
dansirkulasi informasi sehingga
tidak terjadi miskomunikasi.

4.

Menumbuhkan kesadaran masyarakat
ttg pentingya pengembangan
masyarakat multikultural.

5.

Melakukan pendidikan mengenai hakhak asasi manusia dan mendorong
saling pemahaman antarbudaya.

6.

Memperkuat kapasitas masyarakat
lokal (endogenous people) sehingga
mampu mandiri dan sejajar dengan
yang lainnya.

Media massa adalah komponen
bangsa yg sangat strategis
sebagai pendorong terbentuknya
diversity :
* Organisasi media
* Content / messages/
programs
* Efeck
* Audiences

* Dua pandangan dlm melihat hubungan media
massa dan masyarakat :

Pertama :
Media massa membentuk atau
mempengaruhi masyarakat
Kedua :
Media massa sebagai cermin
(mirror) atau dipengaruhi oleh
realitas masyarakat.

* Pandangan pertama didasarkan
atas landasan pragmatis sosial –
teori stimulus – respon (dalam teori
Behaviorisme),
Pengaruh Media:
1. Menimbulkan peniruan langsung
(copy-cut).
2. Menyebabkan ketumpulan
terhadap norma (disensitisations).
3. Terbebas dari tekanan psikis
(catharsis) bagi khalayak media
massa.

*

Pandangan Kedua,



Media sebagai teks yg merepresentasikan
makna, baik makna dari realitas empiris maupun
dari hasil ciptaan media.



Media dilihat sbg instrumen dari kekuasaan
(ekonomi dan/atau politik) dgn memproduksi
kultur dominan utk dominasi/hegemoni
masyarakat.



Media sebagai institusi yg memiliki otonomi dan
independensi dlm memproduksi budaya dlm
masyarakat.

Dikaitkan dgn Pembangunan Nasional,
pemetaan dampak media massa, oleh John T.
McNelly (McNelly’s Four Position):

1.

Sudut pandang nol (null
position); media memiliki sedikit
peranan atau bahkan tidak
sama sekali dlm pembangunan
nasional.

2.

Sudut pandang antusias ; Media
massa memiliki peranan yg
besar sekali dlm pembangunan
nasional.

3. Pandangan Penyebab
(coutions position): media
memiliki peranan, namun
bukan sbg elemen utama dlm
menentukan ada tidaknya
perubahan.
4. Sudut pandang pragmatik :
media berperan atau tidak
dlm pembangunan negara

 Berdasarkan

empat pandangan
tersebut, media massa sekecil
apapun memiliki peran (teori
limited effect model).

 Efek

media terhadap masyarakat
ditentukan juga oleh tingkat
pendidikan dan kultural.

 Dalam

konteks Indonesia, Media
saat ini menjadi lembaga baru yg
lebih dipercaya oleh masyarakat.



Media mampu mengkonstruksi realitas sosia,
budaya, politik, bahkan agama masyarakat;
proses tersebut berlangsung dalam semua level;
baik individu, kelompok, organisasi maupun
masyarakat dan negara.



Peranan dan efek media sangat mendukung oleh
sistem demokrasi yg berlangsung di Indonesia,
sehingga berimplikasi pada perkembangan
media.

 Diversity/

multikultural
masyarakat Indonesia – media
massa (pasca reformasi)
diperlukan regulasi yg
mempertimbangan kepentinganpartiispasi seluruh komponen
bangsa.

 Lahir

UU Pers No. 40 Tahun 1999
dan UU Penyiaran No. 32 Tahun
2002. (Government Regulation)



Peranan Media Massa merupakan persoalan yg
kompleks disebabkan kemajemukan Indonesia,
perlu memahami karakter masyarakat
Indonesia.



UU Pers No. 40 Tahun 1999 dan UU Penyiaran
No. 32 Tahun 2002 merupakan landasa etika
dan moral industri media di Indonesia,
termasuk media komunitas.



UU mengakomodir kepentingan dan kebutuhan
masyarakat mengenai jenis media dan
message yg beragam (diversity).

Peranan media media yaitu:
1. Positif
2. Negatif
Peranan Positif:
1. Kontribusi dlm menyebarluaskan dan
memperkuat kesepahaman antar masyarakat.
2. Pemahaman terhadap adanya kemajemukan
sehingga melahirkan penghargaan terhadap
budaya lain.

Sebagai alat kontrol publik
masyarakat dlm mengaktulisasikan
seseorang, kelompok, golongan atau
lembaga dari kesewenangan.

3.

4. Sebagai alat kontrol publik
masyarakat dalam mengendalikan
seseorang, kelompok, golongan atau
lembaga dari perebutan sewenangwenang.
5. Meningkatkan kesadaran terhadap
persoalan sosial, politik dll.

Peranan Negatif :
1. Media memiliki dan kekuatan
“penghakiman” terhadap
realitas atas dasar penyampaian
stereotype, bias dan imaging.
2. Media memiliki “value
judgment” sendiri dlm menilai
kekerasan dalam tayangan
media. (menganggap biasa)

3. Media memiliki kekuatan provokatif atau
peristiwa, individu, kelompok, masyarakat dan
negara.
4. Pemberitaan mereduksi fakta yg menimbulkan
kenyataan semu (false reality).
“Realitanya media menjadi institusi dominanmenghegemoni masyarakat”.

Aspek substansi pesan (content), media
massa – membangun deversity:
1. Memperkenalkan dan menenamkan
nilai-nilai egalitarisme, toleransi dlm
pluralisme masyarakat.
2. Perlunya menanamkan nilai-nilai
solidaritas sosial dlm masyarakat.
3. Kemampuan “mengajak tanpa
menghakimi”.



Regulasi Media adalah aturan-aturan dan
kebijakan yang berkaitan dengan yang mengatur
hubungan dan operasinal media massa.



Regulasi sangat penting bagi keteraturan dan
keseimbangan hubungan media dengan
pemerintah, masyarakat, sesama industri media
dan global med

Dlm konteks konsep diversity masyarakat dan
media di Indonesia, UU Penyiaran Indonesia No.
32 Tahun 2002 Lahir atas dasar 3 prinsip :

1. Prinsip keterbukaan akses,

partisipasi, serta perlindungan dan
kontrol publik. Diversity
keterbukaan akses).

2. Prinsip keberagaman kepemilikan
(diversity of ownership).
3. Prinsip keberagaman isi (diversity
of content)

* Mengenai Diversity keterbukaan akses :
. Diversity jangkauan siar) dlm Pasal 1 ayat (8),
(11) dan (13).
. Pasal 31 Ayat (1), (2), (3), (4), (5) dan (6).
. Diversity siaran (syndication) : Pasal 40, Ayat
(1), (2), (3), dan (4).
. Etika Moral menjaga multikultural Indonesia,
Pasal 46, Ayat (1), (2) dan (3) point a,b dan c.

* Diversity of Ownership (dalam pasal-pasal sbb):
Pasal 5 (g), (h) : melarang monopoly dan
mendukug perekonomi rakyat di era globalisasi.
 Pasal 13, Ayat (1), (2) : Jenis Media dan lembaga
penyelenggara.
 Pasal 14, Ayat (14) : Diperbolehkan tumbuhnya
Lembaga Penyiaran Publik (media lokal) tingkat
kabupatn atau kota.
 Pasal 31, Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6)
mengenai kepemilikan modal dalam lembaga
penyiaran nasional, lokal, komunitas dan
berlangganan.


Diversity of Content:
Pasal 36 Ayat (1):
Jenis Isi siaran dan ragam
efeknya. (2) : 60 % wajib
tayangan lokal. (3) :
perlindungan bagi khalayak
khusus :anak-anak, remaja
(waktu, klasifikasi khalayak).
(4) : Isi Siaran netral,
kepentingan semua golongan.

*

Dalam masyarakat Demokrasi,
masyarakat diharapkan:

1.

Terinformasi dengan baik,
menyeluruh.
Partisipasi menyeluruh/tinggi.
Pasar komunikasi bebas dan
terbuka.
Upaya menciptakan multi-voice
dan opinion (public sphere).
Ada “policy makers” yang
membuat regulasi bagi media.

2.
3.
4.
5.



Terdapat dua cara :
1. Open Market
2. Regulation

Pandangan Open Market:
a.

Kekuatan pasar yg efisien utk
menciptakan diversity di masyarakat.

a.

Memberikan keleluasaan perusahaan
komunikasi kebebasan sempurna/utuh.
Maka akan muncul banyak program
“hanya” atas dasar pertimbangan
ekonomi –pasar.

* Pandangan Ilmuan Sosial
(social scientist), bahwa utk
menciptakan harmoni
perkembangan media, maka
diperlukan : REGULATION.
* Dibutuhkan karena adanya
diversity dan kepentingan
sosial lainnya: (Frameworks
:PROSOCIAL).

Kepentingan

pasar
mempertahankan kebijakan efektif
atas pertimbangan ekonomi
semata harus dianalisa ulang,
disesuaikan dengan konteks.

Utk

mengatur semua kepentingan
media- “DIVERSITY”, maka
regulasi pemerintah diciptakan
dan sekaligus menciptakan
diversity (UU Penyiaran No. 32
Tahun 2002 ttg Jenis media,
kepemilikan dan isi)

 Diversity

media berlangsung atas
dasar pertimbangan ekonomi, maka :
a. Media baru
b. Programming/content/messages
c. Tenaga kerja/jenis karir baru.
d. Struktur organisasi-management.
e. Financial-syndication industry
f. Ideology-paradigma/perspektif
g. dll.

“KONGLOMERASI MEDIA MASSA”



Diversity media dengan syndication
programming menyebabkan;

1. Khalayak memiliki preferences yg
sama.
2. Jenis program banyak yang sama,
serempak, menhikuti mainstreaming –
pertimbangannya cenderung lebih
pada laku atau tidak – provit oeiented.
3. Tapi tidak mampu melayani semua
kebutuhan khalayak – tetap ada
khalayak yg membutuhkan hal yg
berbeda (khusus: orang tua, orang
miskin dan khalayak minoritas)

 Kepentingan

minoritas dapat
terpenuhi, apabila channel mampu
menyakinkan advertisers bahwa
tayangan tersebut memiliki khalayak
umum yg banyak.

 Regulasi

yg dapat menjamin
kepentingan maksimal semua
komponen bangsa, khalayak
minoritas.

 Terjadi

kompetisi antar Minoritasinterst (large Audiences) VERSUS
Expensive Program.

 Diversity

dengan komlomerasi
media muncul kecenderungan
“desentralized system of
broadcasting”.
 Namun Media terbatas dgn
adanya keseragaman:
a. sistem organisasi
b. struktur organisasi
c. Kebijakan dan pengaruh
g. Ideolofi/perspektif/kerangka
pikir.

Contoh :
1. Media Group
2. MNC Group
3. Trans Media
Group
 Produksi dilakukan
atas dasar program
yg telah sukses
(senetron remaja
dan Anak-anak,
reality show,
termehek-mehek
dll, mata-mata,
‘bukan’ empat
mata, komedi
,Jelajah kuliner
Indonesia dll.

4. Jawa Pos
5. Femina Group
6. Bakrie Group,
dll
* Advertisers
mendukung
tayangan yg
sudah lakuprogram tidak
beragam (lack
of diversity
programming)



Contoh Advertisers mendukung semua tayangan
infotaiment dan sinetron, namun cenderung tidak
mendukung : program rohani, diskusi publik dll.

 Diversity

mengenai pesan yg
ditransmisikan melalui TV (media
umumnya) menyebabkan :
a.Khalayak tdk dapat memutuskan pesan
apa, bagaimana tetapi tidak mendukung
program rohani, diskusi publik, pendidikan,
dll; yg dianggap produser tidak akan laku.
b. Produser dan distributor Programming
yg menentukan bentuk
pesan.

Ada kerangka yg menjadi panduan
pemilihan program oleh advertisers
utk iklan seperti “RATING”.

c.

d. Kritik atas media: Kerangka kerja
media didasarkan pada kepentingan
ekonomi, politik dan struktur sosial.
e. Muncul - Hegemony of The Media
yg
meningkatkan kekuasaan
pemiliki perusahaan media (Power
of Media Conglomeration).

e.

Muncul - Hegemony of The Media
yg
meningkatkan kekuasaan
pemilik- perusahaan media (Power
of Media Conglomeration).

f. Pertanyaan

penting :
“WHO OWN THE MEDIA ?”

g.
Terdapat serangkaian agemda
“pemilik media menjadi agende
media yg dikomunikasi melalui
media tersebut.



Perusahan media mengontrol jaringan, saluran
media (pipeline) – sistem, struktur, kepemilikan
dan content – yg ditransmisikan :

1. Idea of Economy
2. Idea of Capitalist
3. Idea of America ?

 Diversity

media massa
memunculkan :
1. Regulation –(sebaliknya)
2. Mayoritas VS Minoritas
3. Media Consentration
4. Finansial Interest and
Syndication Rules.
5. Fin-Syn’s Effect on Industrial
Structure
and Diversity.



Media Massa mampu mengkonstruksi realitas
masyarakat dalam beragam level.



Kemampuan media dalam proses konstruksi
inilah menjadikan media harus dipertanyakan
tanggung jawab dan sekaligus berkaitan dengan
etika.



Hal itu disebabkan katergantungan masyarakat
terhadap media sudah pada level akut, dimana
masyarakat hidup di tengah-tengah media massa
yang setiap saat menyajikan beragam content
media.



Ketika media massa berada dalam konteks sosial
dan dikonsumsi oleh khalayak,maka media
massa berhadapan dengan masalah etika.



Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media
massa pada dasarnya tidak bebas nilai.



Seluruh proses produksi, distribusi dan konsumsi
pesan komunikasi merupakan hasil interaksi para
pelaku, konsumen dan distributor komunikasi.

 Interaksi

inilah yang mau tidak mau
menempatkan proses komunikasi
dalam kerangka tindakan manusia,
yaitu muncul pertanyaan tindakan
yang baik, mana tindakan yang buruk.
Itulah point utama dari masalah etika.

 Etika

dan nilai membimbing individu
atau kelompok pelaku komunikasi atas
seluruh pilihan, sikap dan tindakan
yang dianggap perlu dalam
menyatakan proses komunikasi itu
sendiri.



Etika adalah bagian dari kajian Ontologi ilmu
pengethauan termasuk dalam ilmu komunikasi.



Komunikasi sebagai ilmu pada dasarnya
dinyatakan bebas nilai, namun ketika ilmu
komunikasi termasuk media masdsa
berhubungan/berkaitan dengan proses sosial,
proses konstruksi dan perubahan dalam
masyarakat yang mengkonsumsi media, maka
media berkaitan dengan pertimabnagn etika.



Etika adalah sebuah pertimbangan baik atau
buruk s mengenai sesuatu hal.


1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.
8.
9.
10.

Baca Kembali :

The Media of Mass Communication, by John Vivian, 2008
Media Diversity ;Economics, Ownership and FCC by Mara
Einstein, 2004.
Diversity Power Innovation by Scott Page, 2007, Internet.
Mass Media, Culture and Democracy By Takis Fotopoulos,
Strategi Media Dalam Membangun Masyarakat Multikultur by
Tatang Muttaqin, Studi Pengembangan Wajak Jati Diri Bangsa
Melalui Media, 2003.
UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002, Internet.JUJUN S.
SURIASUMANTRI, FILSAFAT ILMU SEBUAH PENGANTAR POPULER,
1994.
LOUIS O. KATTSOFF, PENGANTAR FILSAFAT, 1986.
TITUS, SMITH, NOLAN, PERSOALAN-PERSOALAN FILSAFAT, 1984.
Stephen L. Littlejohn, The Theoris of Human Communication,
1996.
Colin Hoskins, Media Economics ; Applying Economics to New

and Traditional Media, London: Sage
Publication,1996.Hal.5-7

Terima kasih