Pengaruh Orientasi Pasar dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kepekaan Perusahaan Dan Implikasinya Pada Kinerja Perusahaan: Studi pada Penyalur Sepeda Motor di Indonesia

Pengaruh Orientasi Pasar dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kepekaan Perusahaan Dan Implikasinya Pada Kinerja Perusahaan: Studi pada Penyalur Sepeda Motor di Indonesia

Adinoto Universitas Multimedia Nusantara

Scientia Garden, Jl. Boulevard Raya, Gading Serpong – Tangerang

Abstract:

This research, test the impact of the market orientation and entrepreneurship behavior to organization responsiveness and implication to company’s performance by utilizing the data of AISI (Asosiasi Industry Sepeda Motor Indonesia) motorcycle dealers companies’ in Indonesia. Moreover, As the tools for this analysis are using SPSS 16.0 and LISREL 8.8. There are few results from this research. Firstly, market orientation does not have significant impact towards entrepreneurship behavior. Secondly, market orientation does have positive and significant impact towards company’s responsiveness. Thirdly, entrepreneurship behavior does have positive and significant impact towards company’s responsiveness. Fourthly, the company’s responsiveness does have positive and significant impact towards company’s performance.

Keywords: Dealership, Market Orientation, Entrepreneurship, trust, responsiveness, Performance

PENDAHULUAN

senantiasa memengaruhi posisi persaingan perusahaan, dan ini tentu penting untuk

keberhasilan organisasi secara keseluruhan. kewirausahaan merupakan faktor penting yang

Orientasi pasar

dan

perilaku

Selanjutnya pengaruh orientasi pasar dapat memengaruhi kinerja perusahaan.

perilaku kewirausahaan terhadap Perusahaan yang berorientasi pasar senantiasa

dan

kepekaan perusahaan yang implikasinya pada menggunakan informasi pasar untuk

kinerja perusahaan, akan dikaji di sini dengan memenuhi kebutuhan pelanggan pada saat ini

objek industri sepeda motor di Indonesia. Pada maupun prediksi/antisipasi kebutuhan di

kondisi pasar yang secara umum kurang massa depan. Kecepatan mengakses informasi

bergairah - sangat berpotensi menurunkan pasar dan merespon informasi pasar terkait

permintaan terhadap semua produk dan/atau dengan kemampuan adaptif perusahaan

jasa. Namun, permintaan terhadap sepeda (Jaworski

motor relatif konstan atau bahkan bisa kewirausahaan merupakan perilaku untuk

& Kohli;

1993). Perilaku

dikatakan meningkat. Industri ini seakan tak menjalankan gagasan, meningkatkan daya

bergeming oleh terpaan krisis moneter yang saing, menyesuaikan organisasi terhadap

ada, serta terkesan juga tidak terimbas oleh perubahan lingkungan serta upaya mencapai

akibat turunnya pendapatan riil masyarakat. kinerja yang lebih baik (Miller, 1983). Strategi

Tingginya permintaan sepeda motor ini bisa kewirausahaan yang dilaksanakan akan

jadi dipicu oleh strategi push dari berbagai jadi dipicu oleh strategi push dari berbagai

PERUMUSAN MASALAH

masyarakat saat ini. Mencermati masih besarnya potensi

Berdasarkan uraian pada latar pasar sepeda motor, diprediksi pertumbuhan

belakang yang menyiratkan permasalahan di yang telah berlangsung sejauh ini masih akan

atas, dapat dirumuskan inti permasalahan berlanjut pada tahun-tahun mendatang. Dalam

sebagai berikut :

hal ini pelaku pasar yang memiliki kinerja Sejauh ini penelitian orientasi pasar unggul akan mampu bertahan secara

hanya dihubungkan dengan kinerja perusahaan bersinambungan bahkan mampu meraup

dan dipengaruhi oleh perubahan lingkungan keuntungan pada saat pesaingnya menderita

luar (lihat, Jaworski & Kohli, 1993; Hult, kerugian.

Ketchen & Slater, 2005; Naver & Slater, Dalam persaingan yang terjadi antar

1990). Di samping itu orientasi pasar lebih merek sepeda motor, penyalur (dealer)

dihubungkan dengan kepekaan organisasi memegang peranan yang penting karena

(Hult, Ketchen & Slater, 2005). Naver dan merupakan perpanjangan tangan dari penyalur

Slater (1990) memandang orientasi pasar utama (main dealer) dalam pendistribusian

sebagai budaya untuk memenuhi kebutuhan produk dari produsen atau penyalur utama ke

pelanggan dan untuk memperdayai pesaing, pelanggan atau konsumen. Dalam menghadapi

sedangkan menurut Kohli dan Jawoski (1990), pesaing, perusahaan penyalur sepeda motor

serta Sinkula (1994) orientasi pasar merupakan perlu memiliki jiwa kewirausahaan, yaitu

perioritas utama untuk menciptakan, dapat melakukan inovasi, proaktif dan berani

menyebarkan dan menjelaskan informasi mengambil risiko. Untuk melaksanakan spirit

tentang kebutuhan pelanggan. Dengan kewirausahaan ini,

demikian orientasi pasar juga akan melaksanakan orientasi pasar dengan

perusahaan harus

memengaruhi perilaku kewirausahaan dalam mengetahui apa yang diinginkan oleh

mengembangkan kepekaan organisasi yang pelanggan, bagaimana menghadapi pesaing

selanjutnya akan memengaruhi kinerja melalui informasi yang jelas - apa yang

Dalam hal ini perilaku dilakukan oleh para pesaing dan melakukan

perusahaan.

kewirausahaan akan dikaitkan dengan faktor koordinasi yang baik atas fungsi internal

inovasi (innovation), kemampuan yang perusahaan. Penyalur sepeda motor dalam

proaktif (proactiveness) dan keberanian menjalankan usahanya perlu memunyai

mengambil risiko (risk taking). Intensitas keyakinan bahwa penyalur utama akan selalu

ekstensi faktor-faktor tersebut berdampak pada mendukung kegiatan usahanya dalam

kepekaan organisasi dan memengaruhi dealer memasarkan dan menghadapi pesaing, di

trust maupun pembeli terhadap perusahaan. samping itu perusahaan penyalur sepeda motor

Kepekaan/sensitivitas organisasi dapat sendiri dituntut atau harus memunyai

dikembangkan secara antisipatif nan proaktif kepekaan/responsif terhadap semua perspektif

dengan senantiasa gemar menelaah perubahan- perubahan lingkungan sehingga dapat

perubahan yang terjadi, baik di lingkungan mengantisipasi dengan baik apa yang menjadi

luar maupun dalam perusahaan. Disinyalir peminatan pasar yang pada akhirnya bisa

kinerja perusahaan terkait dengan tingkat menjadi titian kinerja atau pretasi

kepekaan organisasi dalam merespon perusahaan/organisai secara optimal.

perubahan di kedua lingkungan tersebut, dan intensitas hubungannya dengan penyalur

utama.

Sehubungan dengan sinyalemen di

Orientasi Pasar.

atas, pertanyaan yang dapat diketengahkan Permintan pasar yang semakin luas, dalam penelitian ini dan menjadi dasar analisis

inovasi produk yang terus berlangsung serta yang komprehensif dalam tulisan ini adalah :

adanya kejenuhan dan kedewasaan pasar,

mengakibatkan perusahaan harus lebih orientasi pasar terhadap perilaku

a. Apakah terdapat

pengaruh/implikasi

memerhatikan pelanggan dan mencari peluang kewirausahaan ?.

pasar baru. Kotler (1972) menyatakan bahwa

b. Apakah terdapat pengaruh orientasi pasar apa yang menjadi keinginan pelanggan lebih atas kepekaan perusahaan?.

penting dibandingkan dengan produk yang

saat ini dijual kepada pelanggan. Pemasaran kewirausahaan

c. Apakah terdapat pengaruh

perilaku

harus memakai konsep bagaimana perusahaan perusahaan?.

terhadap kepekaan

mengetahui apa yang diinginkan

dan memenuhinya atas kinerja perusahaan?.

d. Apakah ada pengaruh kepekaan organisasi

pelanggan/konsumen

dengan meletakkan kepuasan serta nilai-nilai pelanggan sebagai hal yang utama dan transaksi sebagai dasar analisis (Kara, Spillan

KERANGKA TEORETIK

& DeShields, 2005). Konsep pemasaran sebagai falsafah memiliki nilai praktis

Teori Berbasis Sumber Daya

terbatas. Agar dapat bermanfaat dalam praktik, Pertumbuhan perusahaan dibatasi oleh

maka konsep pemasaran perlu dijembatani sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan

oleh suatu pengertian operasional (Kohli & (Penrose, 1995). Sumber daya tersebut

Jaworski,1990). Pengertian operasional yang meliputi aktiva, kemampuan, proses, atribut,

merupakan implementasi dari falsafah pengetahuan dan keahlian yang dimiliki

pemasaran adalah pelaksanaan orientasi pasar perusahaan, yang bisa digunakan untuk

oleh manajemen perusahaan. Oleh karena merumuskan dan menerapkan strategi

orientasi pasar merupakan implementasi dari bersaing. Menurut resource based theory

konsep pemasaran, maka bisa disimpulkan terdapat dua hal fundamental terkait dengan

bahwa perusahaan yang berorientasi pasar sumber daya, yakni kapasitas sumber daya

adalah perusahaan yang tindakan-tindakannya yang tidak seragam dan sumber daya yang

konsisten dengan konsep tidak bisa berpindah - sumber daya yang

senantiasa

pemasaran. Menurut Naver dan Slater (1990), dimiliki suatu perusahaan, tidak dapat

orientasi pasar yang kuat di dalam perusahaan, dipindahkan ke perusahaan yang lain (Mata,

akan bisa memberikan penawaran dan Fuerst & Barney, 1995). Untuk menciptakan

memberikan kepuasan yang lebih baik kepada keunggulan bersaing yang berkelanjutan,

pembeli serta perusahaan akan memeroleh perusahaan tergantung pada sumber daya

hasil yang lebih besar atas penawaran yang strategis (strategic resource/strategic assets)

diberikan.

yang bercirikan : bernilai (valuable), langka

(rareness), tidak dapat ditiru secara sempurna

Perilaku Kewirausahaan.

(imperfectly imitable), dan tidak tergantikan Perilaku berwirausaha dapat (non-substitutiable). Oleh karena itu, setiap

didefinisikan sebagai sekumpulan aktivitas manajer harus mengetahui secara tepat sumber

perusahaan dalam hal inovasi, pencarian usaha daya perusahaan yang menjadi inti kekuatan

baru (venturing), dan pembaharuan strategik dan apa yang merupakan kelemahan/

(strategic renewal) (Guth & Ginsberg, 1990; kekurangannya. (Barney, 1991).

Zahra, 1996). Sedangkan menurut Montanye

(2006) kewirausahaan merupakan aktivitas

Kepekaan Organisasi.

dengan menggunakan imajinasi, keberanian, Adanya perubahan lingkungan yang intelegensi/kecerdasan, kepemimpinan,

membuat ketidak-pastian menjadikan ketekunan, dan kebulatan tekad untuk

pengetahuan dan keahlian yang diperoleh pada mengejar kekayaan, kekuasaan dan posisi.

waktu sebelumnya menjadi kurang berguna Oleh karena itu, konsep kewirausahaan yang

dan usang. Keberhasilan massa depan dilihat sebagai fenomena pada level

tergantung dari kelenturan, kepekaan dan perusahaan mengarah/mengacu

kemampuan yang baru. Persaingan antar perilaku perusahaan, pengambilan risiko,

kepada

perusahaan yang dinamis tentu memaksa upaya yang inovatif, dan penetapan strategi

perusahaan untuk fokus pada strategi jangka yang proaktif. Hal ini sangat berbeda dengan

panjang yang bersandar pada sumber daya dan karakter perusahan yang konservatif yang

kemampuan yang dimiliki.

cenderung menghindari risiko, kurang inovatif Menurut D’Aveni (1994), pada dan senantiasa mengambil sikap ”lihat dan

umumnya dalam persaingan antar perusahaan tunggu” (Barringer & Bluedorn, 1999).

yang punya peran adalah biaya, mutu/kualitas, Menurut Montanye (2006) pengertian

ketepatan waktu, keahlian dan kekayaan. kewirausahaan adalah merupakan proses

Pembeda antara satu perusahaan dan yang lain individu untuk memeroleh hak kepemilikan

adalah kecepatan dan kepekaan dalam (property right) atas rental ekonomi dari kreasi

berinteraksi dengan hal-hal tersebut. mereka, dan ruang lingkup kewirausahaan

Perubahan kebutuhan pelanggan, perubahan terdiri dari : Pertama, kewirausahaan sebagai

industri, munculnya persaingan, perubahan fenomena bisnis perusahaan, Kedua, rental

nilai sosial dan demografi, teknologi baru dan ekonomi adalah sebagai sumber daya

inovasi akan menciptakan banyak ketidak- kewirausahaan, dan Ketiga, ketidak pastian

pastian serta seringkali mengharuskan sebagai sumber rental ekonomi.

organisasi untuk bereaksi dengan melakukan Kewirausahaan atas korporasi

banyak perubahan yang meningkatkan/ haruslah dipandang sebagai proses untuk

memperbesar risiko atau kemungkinan gagal. memperbarui/ meremajakan (rejuvenating)

Organisasi tidak selalu hanya secara pasif dan merevitalisasi potensi sumber daya yang

melakukan reaksi atas perubahan lingkungan, dimiliki suatu entitas/ perusahaan (Maes,

namun juga terlibat dalam perubahan 2003). Hal ini berkaitan dengan isu utama

lingkungan (Welsch, Liao & Stoica, 2003). dalam kajian manajemen strategik tentang

Dalam menggunakan sumber daya dan upaya untuk memeroleh sumber-sumber

kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi pembaharuan organisasi (organizational

persaingan, perusahaan harus peka terhadap renewal ), pertumbuhan perusahaan, dan

perubahaan lingkungan. Menurut Aaker dan keunggulan berkompetisi setiap perusahaan.

Mascarenhas (1984), kepekaan organisasi Salah satu sumber penting dalam hal tersebut

terkait erat dengan kemampuan organisasi adalah inovasi. Pendorong dari proses inovasi

merespon perubahan serta ketidak-pastian adalah spirit kewirausahaan. perusahaan perlu

lingkungan. Kepekaan didefinisikan sebagai menetapkan visi dan strategi yang berbasis

kemampuan yang proaktif, reaktif untuk pada kewirausahaan sebagai hal yang penting

menggunakan komponen yang ada/dimiliki untuk diperhatikan, sebagai mekanisme dan

dalam melakukan perubahaan yang sesuai dinamika pembaharuan serta pertumbuhan

dengan lingkungan. Zaheer dan Zaheer (1997) dalam menghadapi pelanggan dan persaingan.

menyatakan bahwa kepekaan perusahaan secara umum adalah bagaimana kesiapan menyatakan bahwa kepekaan perusahaan secara umum adalah bagaimana kesiapan

Dalam konteks proses manajemen, kepekaan merupakan proses bisnis yang dilakukan sesuai dengan waktu yang tepat berdasarkan hubungan antara proses bisnis dan lingkungan. Pada keadaan perubahan lingkungan yang cepat dan adanya informasi yang dapat segera diperoleh, perusahaan harus membangun kemampuan untuk siap siaga dan memiliki kepekaan menghadapi hal tersebut (Zaheer & Zaheer, 1997). Menurut Jaworski dan Kohli (1993), kepekaan organisasi merupakan tendensi/kecenderungan organisasi untuk melakukan reaksi berdasarkan sumber daya dan keahlian yang dimiliki. Selanjutnya sesuai dengan Kohli, et. al (1993), kepekaan organisasi adalah bagaimana organisasi merespon kebutuhan pelanggan, baik saat ini maupun di massa yang akan datang, berdasarkan informasi yang diperoleh.

Eisenhardt dan Martin (2000) mengatakan bahwa keberhasilan perusahaan dalam lingkungan yang berubah cepat ditentukan oleh kemampuan dan kecepatan memberikan respon untuk menetapkan keputusan yang tepat/akurat, seiring sejalan dengan informasi yang diperoleh.

Kinerja Perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan dilakukan untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Kriteria kinerja yang digunakan harus mampu digunakan sebagai pedoman bagi perusahaan dalam mengambil keputusan operasional sehingga tujuan strategi menjadi fleksibel, mudah untuk diterapkan, tepat waktu, serta dapat dimengerti oleh semua tingkatan manajemen (Wisner & Fawcett, 1991).

Tujuan dari pengukuran kinerja perusahaan harus bisa membantu perusahaan

untuk mengembangkan/meningkatkan dan mempertahankan keunggulan bersaing berdasarkan ”nilai-nilai tambah” produk perusahaan dan meningkatkan kepuasan pelanggan, sehingga dapat digunakan sebagai suatu sistem pengukuran yang memberikan informasi penting bagi organisasi/perusahaan untuk mengetahui posisi daya saingnya, serta untuk mengidentifikasi masalah yang timbul dan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi (Wisner & Fawcett, 1991).

Kinerja perusahaan juga dapat diukur dengan menelaah produktifitasnya - yang terlihat via jumlah produk yang dihasilkan, dan agar dapat mencapai keunggulan bersaing, produk yang dihasilkan haruslah diupayakan secara efisien dan efektif dengan standarisasi mutu yang memadai, kualitas menjadi sangat penting bagi pelanggan, selain harga. Tujuan mengukur kinerja perusahaan adalah untuk mengetahui apa yang sudah berhasil dicapai perusahaan pada suatu periode tertentu, pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya untuk mengetahui pencapaian perusahaan dalam bidang keuangan saja, tetapi juga mengenai bagaimana perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, produktivitas perusahan dan untuk mengetahui posisi

daya saing perusahaan serta efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya yang dimilikinya.

MODEL TEORETIK DAN HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan dalam telaah literatur, dicoba dikembangkan model teoretik yang menggambarkan hubungan antar variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini.

Orientasi Pasar

Kewirausahaan Perilaku

Gambar 4.1. Model Teoretik Penelitian

HIPOTESIS PENELITIAN

Orientasi pasar menyoal tentang perusahaan memerlukan informasi pasar yang bagaimana perusahaan menerapkan konsep-

jelas (orientasi pasar sesuai dengan Kohli & konsep pemasaran, yaitu bagaimana

Jaworski, 1990). Dengan demikian proposisi memenuhi kebutuhan pelanggan, dan

mengarah pada adanya hubungan positif merupakan budaya yang sangat efektif dan

antara orientasi pasar dan perilaku efisien bagi perusahaan untuk dapat

kewirausahaan. Untuk berinovasi, perusahaan menciptakan nilai yang terbaik bagi pembeli

harus berani mengambil risiko. Inovasi sekaligus menciptakan kinerja perusahaan

dikatakan berhasil apabila produk perusahaan yang terbaik (Naver & Slater, 1990). Agar

hasil inovasi sesuai dengan kebutuhan kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi dan

pelanggan (Matsuno et. al, 2002). Dalam hal menang dalam persaingan, pengusaha harus

ini proposisi mengarah kepada adanya menggunakan sumber daya yang dimiliki

hubungan positif antara perilaku untuk mengetahui kebutuhan pelanggan, kewirausahaan dan kebutuhan pelanggan

mengerti kekuatan dan kelemahan perusahaan, (orientasi pasar), sebagaimana pendapat memahami kiat pesaing memenuhi kebutuhan

Jaworski dan Kohli (1993), bahwa orientasi pelanggannya, serta memahami bagaimana

pasar dilakukan dengan tingkat risiko tertentu. menggunakan sumber daya yang dimiliki

Salah satu dimensi dari perilaku untuk menciptakan nilai tambah bagi

kewirausahaan adalah proaktif (Covin & pelanggannya. Untuk itu perusahaan harus

Slevin, 1989), dan menurut Matsuno, Mentzer bisa menjalankan inovasi yang merupakan

dan Ozsomer (2002), dimensi proaktif dari bagian dari kewirausahaan (Covin & Slevin,

kewirausahaan menyoal tentang bagaimana 1989; Barringer & Bluedorn, 1999). Agar

mencari kesempatan dan memasuki daerah inovasi dapat berjalan dengan baik, mencari kesempatan dan memasuki daerah inovasi dapat berjalan dengan baik,

H 1 : Orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan.

Orientasi pasar menurut Naver dan Slater (1990) terdiri dari tiga sub bagian , (1) orientasi pelanggan (customer orientation), untuk mengerti akan kebutuhan dan keinginan pelanggan, (2) orientasi pesaing (competitor orientation ), guna memahami kekuatan dan kelemahan pesaing serta kiat mereka memenuhi kebutuhan dan keingingan pelanggannya, (3) koordinasi antar fungsi (interfunctional coordination) dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk menciptakan nilai terbaik bagi pelanggan. Ketiga sub bagian tersebut secara bersama-sama merupakan pendukung nilai dari market intelligence dan sebagai fungsi yang secara langsung berhubungan dengan keunggulan bersaing organisasi. Pelanggan tidak dengan gampang berkenan membeli produk dan jasa dari suatu perusahaan sebelum mereka yakin bahwa produk dan jasa tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Orientasi pasar mendorong perusahaan menggunakan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam mengembangkan produk dan jasa yang dibutuhkan pelanggan untuk memberikan layanan yang lebih baik . Dapat dikatakan bahwa antara orientasi pasar dan kepekaan organisasi terdapat hubungan secara langsung (Hult, Ketchen & Slater, 2005; Adonisi, 2003). Uraian tersebut menghantarkan pada hipotesis berikut :

H2 : Orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepekaan perusahaan.

Perilaku kewirausahaan berhubungan dengan inovasi, sikap proaktif dan risiko (Covin & Slevin, 1989) dan menciptakan cara

–cara baru untuk mencapai kinerja perusahaan secara keseluruhan dengan melakukan inovasi menggunakan sumber daya perusahaan. Sumber daya organisasi meliputi uang, waktu, manusia, alat-alat, dan kompetensi. Sumber daya dan ketersediaan faktor-faktor pendukung merupakan hal penting sebagai sarana dalam proses kewirausahaan untuk melakukan inovasi agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam lingkungan yang penuh dengan ketidak- pastian. Menurut Kukalis (1989), perusahaan dalam lingkungan yang selalu berubah harus memiliki kepekaan agar dapat menghadapi ketidak-pastian lingkungan tersebut. Salah satu tantangan yang dihadapi perilaku kewirausahaan adalah bagaimana menggunakan sumber daya untuk mendukung strategi kewirausahaan. Dalam hal ini perilaku kewirausahaan yang merupakan satu kesatuan dari organisasi berhubungan positif dengan kepekaan organisasi ( Baringger & Bluedorn, 1999; Adonisi, 2003). Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis berikut:

H3 : Perilaku kewirausahaan berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kepekaan perusahaan .

Perubahan pasar memaksa perusahaan untuk meningkatkan atau menjaga nilai yang bisa ditawarkan kepada pelanggannya. Resource based theory menyatakan bahwa perusahaan mempunyai

dasar/basis keunggulan bersaing yang berkelanjutan apabila sumber daya yang dimilikinya dapat lebih menciptakan nilai tambah bagi pelanggannya dibandingkan dengan pesaing, dan sulit untuk ditiru atau digantikan (Barney, 1991). Organisasi yang memiliki kemampuan merespon perubahan pasar dengan menciptakan nilai yang terbaik bagi perusahaan dan bagi pelanggan akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Hult & Ketchen, 2001; Hult, Ketchen & Slater,

2005). Atas dasar uraian tersebut dirumuskan Indonesia (> 80%). Mereka adalah Honda, hipotesis berikut :

Yamaha dan Suzuki.

Metoda Analisis. Sebelum kuesioner H4 : Kepekaan organisasi berpengaruh

dikirim kepada para responden, dilakukan uji positif dan signifikan terhadap kinerja

pendahuluan untuk memastikan bahwa perusahaan.

kuesioner yang dikirimkan kepada responden memunyai kriteria: dapat dimengerti, tidak menimbulkan kerancuan/ kebingungan dan

METODE PENELITIAN

penggunaan bahasa yang taktis dan mudah serta alat pengukuran yang memadai. Di

Instrumen & Metoda Pengumpulan Data.

samping itu pengujian pendahuluan juga Data dikumpulkan melalui survei dengan

bermanfaat untuk mengurangi bias (Sekaran, menggunakan media kuesioner yang

2003:249).. Data yang terkumpul selanjutnya dikirimkan kepada penyalur-penyalur sepeda

dianalisis mengggunakan Structural Equation motor yang merupakan anggota Asosiasi

Modeling (SEM). Untuk keperluan ini Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

digunakan program perangkat lunak Lisrel 8.8. Kuesioner dikirimkan secara langsung kepada

Analisis yang dilakukan telah mencakup lima para pimpinan perusahaan penyalur sepeda

tahap mulai dari (1) spesifikasi model (model motor tersebut.

specification ), (2) identifikasi (identification),

(3) Estimasi (estimation), (4) uji kecocokan Populasi penelitian adalah para pimpinan

Populasi, Sampel dan Responden.

(testing fit), hingga (5) respesifikasi (re- perusahaan penyalur sepeda motor yang

specification ).

merupakan anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Menurut Asosiasi ini (AISI, 2005), sekarang terdapat 77

HASIL DAN PEMBAHASAN

perusahaan assembling

(perakitan),

manufaktur /pabrikasi dan importir sepeda Setelah melalui serangkaian tahapan motor di Indonesia yang telah tercatat di

confirmation factor analysis Departemen Perindustrian dan Perdagangan

analisis,

menghasilkan temuan yang menunjukkan (Deperindag). Dari jumlah tersebut, 6 di

semua variabel pengukur memiliki muatan antaranya merupakan anggota AISI, yakni :

faktor standar di atas 0,50 serta t-value di atas Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kymco,

1,96 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua dan Piaggio, dan 71 perusahaan lainnya belum

variabel pengukur memiliki validitas baik, menjadi anggota AISI. Dan dari jumlah

yang dapat dilihat pada gambar 6.1. Hasil tersebut, ternyata saat ini kurang dari 10 merek

solusi terstandarisasi (standardized solution) yang masih mampu bertahan, dan ini terdiri

menunjukkan koefisien hubungan antar dari merk-merk yang berasal dari Cina, Korea

variabel dan nilai -t seperti nampak pada dan Malaysia. Sebagai sampel penelitian ini

gambar 6.1 dan gambar 6.2. digunakan penyalur merek sepeda motor yang

relatif menguasai pasar sepeda motor di

Gambar 6.1. Model Struktural untuk Solusi Terstandarisasi

Gambar 6.2. Model Struktural untuk Nilai t.

Berdasarkan hasil yang terlihat pada model nilai t), dapat diketahui pengujian hipotesis struktural (gambar solusi terstandarisasi dan

seperti pada tabel 6.1.

Tabel 6.1. Pengujian Hipotesis

Hipotesis Alur (Path)

Estimasi

Nilai-t

Signifikansi Kesimpulan

1 Orientasi Pasar

Signifikan ditolak Perilaku Kewirausahaan

2 Orientasi Pasar

Signifikan Hipotesis 2

diterima Kepekaan Perusahaan

3 Perilaku Kewirausahaan

Signifikan Hipotesis 3

diterima Kepekaan Perusahaan

4 Kepekaan Perusahaan

Signifikan Hipotesis 4

diterima Kinerja Perusahaan Sumber : Data diolah

Dari tabel 6.1 di atas dapat dijelaskan kepekaan perusahaan (ko). Hasil empiris hal-hal sebagai berikut :

pengujian hipotesis H4 signifikan (nilai-t = 6,52 > 1,96), berarti secara empiris perilaku

kewirausahaan (pk) memunyai pengaruh Hipotesis H1, orientasi pasar (op) berdampak

1. Hasil Pengujian Hipotesis 1 (H1)

positif dan signifikan terhadap kepekaan positif dan signifikan terhadap perilaku

perusahaan (ko), sehingga semakin tinggi kewirausahaan (pk). Hasil empiris pengujian

perilaku kewirausahaan (pk), maka semakin hipotesis H1 tidak signifikan (nilai-t = -0,86 <

tinggi pula kepekaan perusahaan (ko). 1,96), berarti orientasi pasar (op) tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku

4. Hasil Pengujian Hipotesis 4 (H4)

kewirausahaan (pk). Hipotesis 6, kepekaan perusahaan (ko) berdampak positif dan signifikan terhadap

kinerja perusahaan (kp). Hasil pengujian Hipotesis H2, orientasi pasar (op) berdampak

2. Hasil Pengujian Hipotesis 2 (H2)

empiris hipotesis 6 signifikan (nilai –t = 4,86 > positif dan positif terhadap kepekaan

1,96), berarti kepekaan perusahaan (ko) perusahaan (ko). Hasil empiris pengujian

memunyai pengaruh secara positif dan hipotesis H3 signifikan (nilai-t = 6,64 > 1,96),

signifikan terhadap kinerja perusahaan (kp), berarti orientasi pasar (op) memunyai

maka semakin tinggi kepekaan perusahaan pengaruh positif dan signifikan terhadap

(ko), makin tinggi pula kinerja perusahaan kepekaan perusahaan (op), sehingga makin

(kp).

tinggi orientasi pasar (op) semakin tinggi pula perilaku kewirausahaan (pk).

Gambar hasil penelitian dapat dilihat seperti

3. Hasil Pengujian Hipotesis 3 (H3)

pada Gambar 6.3.

Hipotesis 3, perilaku berwirausaha (pk) berdampak positif dan signifikan terhadap

Orientasi Pasar

H1(-) -0,86

Perilaku Kewirausahaan

Gambar 6.3. Model hasil penelitian.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hipotesis penelitian disusun atas dasar Kewirausahaan ( nilai- t = -0,96 ), berarti apa asumsi tidak ada covenant khusus terkait

yang dilakukan terhadap orientasi pasar tidak hubungan pengaruh memengaruhi dari

memunyai pengaruh terhadap perilaku variabel-variabel penelitian. Pada kondisi ada

kewirausahaan. Penyalur adalah merupakan covenant khusus, dimungkinkan terjadi

perpanjangan tangan dari penyalur utama penyimpangan terhadap signifikansi ataupun

untuk mendistribusikan sepeda motor sampai tanda dipengaruhi satu variabel terhadap

ke tangan konsumen atau pelanggan. Dalam variabel lainnya. Penyimpangan tersebut

hubungan antara penyalur dan penyalur utama menjadikan berkurangnya kemampuan

terdapat ketentuan – ketentuan dan syarat- generalisasi hasil temuan sebelumnya.

syarat yang harus dipenuhi oleh penyalur Dari hasil pengujian hipotesis

yaitu:

penelitian, diketahui bahwa hipotesis H1

1. Produk yang dijual penyalur harus sesuai ditolak, pengaruh variabel Orientasi Pasar dengan yang ditentukan oleh penyalur tidak signifikan terhadap Perilaku

pasar dan kinerja usaha. Dengan tidak

2. Harga jual kepada konsumen sudah adanya persaingan, perusahaan mungkin ditentukan oleh penyalur utama dan

akan bisa berhasil dengan baik, walaupun seragam antara penyalur yang satu dan

tidak banyak melaksanakan orientasi pasar, penyalur yang lain pada wilayah yang sama

karena pelanggan hanya memeroleh produk

3. Daerah pemasaran untuk setiap penyalur dan jasa dari satu perusahaan saja. Dengan sudah ditentukan oleh penyalur utama

adanya persaingan, pelanggan memunyai

4. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh opsi bisa memilih produk dari perusahaan penyalur harus sesuai dengan ketentuan

lain untuk memenuhi kebutuhan dan dari penyalur utama

keinginan mereka

5. Standar pelayanan bengkel kepada pelanggan harus sesuai dengan ketentuan

2. Perubahan teknologi dianggap sebagai dari penyalur utama .

faktor lingkungan yang memengaruhi Dengan adanya ketentuan-ketentuan

hubungan antara orientasi pasar dan kinerja dari penyalur utama

usaha. Pada intinya, orientasi pasar adalah mengakibatkan penyalur dalam memasarkan

yang mengikat,

mengembangkan keunggulan bersaing produk sepeda motornya, tidak dapat

melalui pemahaman atau penghayatan melakukan strategi pemasarannya dengan

kebutuhan pelanggan serta menawarkannya bebas. Dengan kata lain pembatasan tersebut

kepada mereka

membuat penyalur tidak dapat melakukan Keterbatasan perusahaan penyalur orientasi pasar dengan baik yang menurut

untuk melakukan inovasi produk, harga jual, Naver dan Slater (1990) terdiri dari orientasi

daerah pemasaran, promosi, karena ketentuan pada pesaing, orientasi pada pelanggang dan

dari penyalur utama, maka perusahaan koordinasi fungsi internal. Menurut Kohli dan

penyalur perlu melakukan penguatan ke dalam Jaworski (1990) terdapat tiga sifat lingkungan

yang menifestasinya bisa berupa pelatihan yang berhubungan dengan orientasi pasar

karyawan, peningkatan mutu layanan, yang ini yaitu:

semua akan menciptakan sumber daya yang

dengan para dalam komposisi pelanggan

1. Gejolak pasar menunjukkan perubahan

unggul dibandingkan

yang pada akhirnya beroperasi di pasar, untuk kondisi yang

yang

kompetitornya,

memosisikan perusahaan untuk mempunyai lebih bergejolak harus disikapi dengan

daya saing yang tinggi, dan ini selaras dengan perubahan produk dan jasa secara

Volberda dan Elfring (2001), dikatakan bahwa kontinyu/berkesinambungan

sumber daya yang dimilik perusahaan akan mengantisipasi/

guna

memenuhi perubahan menentukan daya saing dan perkembangan permintaan. Adapun pada pasar yang

perusahaan. Dengan kata lain perusahaan relatif stabil, produk dan jasa perusahaan

menerapkan strategi berbasis sumber daya tidak mengalami banyak perubahan. Bagi

(RBT),

perusahaan yang condong berorientasi Pada pengujian hipotesis H2, diterima, pasar, preferensinya lebih pada keadaan

Orientasi Pasar berpengaruh positif dan pasar yang bergejolak. Dan ini signifikan terhadap Kepekaan Perusahaan

implikasinya orientasi pasar dianggap (nilai-t = 6,64), sehingga apa yang dilakukan lebih terkait atau lebih memfasilitasi

terhadap orientasi pasar akan memengaruhi capaian kinerja perusahaan. Kekuatan

kepekaan perusahaan. Dengan katan lain, persaingan, sebagai faktor yang

Jaworski dan Kohli, 1993).

koordinasi internal; akan meningkatkan Pengujian hipotesis ketiga (H3), kepekaan perusahaan. Kendati ada perjanjian

Perilaku Kewirausahaan memunyai pengaruh yang harus dijalankan oleh penyalur dalam

positif dan signifikan terhadap Kepekaan memasarkan sepeda motor, namun perusahaan

Perusahaan (nilai-t = 6,52). Hal ini berarti harus senantiasa peka (responsive) terhadap

pengusaha yang terus mengembangkan upaya pemberian layanan yang baik kepada

perilaku kewirausahaan akan mengakibatkan pelanggannya untuk dapat bersaing dengan

peningkatan kepekaan perusahaan. Pengusaha perusahaan yang lain, seperti kecepatan

yang berani melakukan inovasi, mengambil

risiko, dan proaktif sudah merupakan pembeli, memberikan informasi yang terkini

penyerahan ( delivery) produk kepada

komponen dari kewirausahaan (Covin & atas produk baru maupun lama, memberikan

Slevin, 1991) yang untuk mengembangkan jasa perbaikan atas sepeda motor yang masih

usahanya akan meningkatkan kepekaan dalam garansi atau yang sudah habis masa

(responsive) perusahaan sehingga terjadi garansinya, menyediakan suku cadang yang

keserasian antara kegiatan yang dilakukan oleh sesuai dan asli, dan memberikan kenyamanan

pengusaha dan aktivitas perusahaan. kepada pelanggan yang berkunjung ke toko

Inovasi dalam hal ini adalah secara maupun bengkel penyalur.

kreatif mencari solusi atas masalah-masalah Perusahaan yang dapat memberikan

yang timbul dan melakukan bisnis dengan respon lebih cepat dan tepat atas permintaan

cara-cara yang baru. Dengan adanya pelanggan akan dapat memenangkan

persaingan yang ketat antar perusahaan persaingan. Pemberian respon yang cepat dan

penyalur sepeda motor, perusahaan tentu tidak tepat dapat dilakukan jika perusahaan dapat

lagi menjalankan bisnis dengan melakukan mengetahui: apa yang diinginkan oleh

cara-cara yang biasa (naïf) dilakukan. pelanggan, apa yang telah diberikan oleh para

Keberanian pengusaha dalam mengambil pesaing serta sumber daya apa yang dimiliki

risiko maknanya adalah kesediaan pengusaha oleh perusahaan (Jaworski & Kohli, 1993).

untuk menanggung kerugian atas tindakan Esensi pelanggan adalah calon pelanggan,

yang dilakukan. Dan kepiawaiannya atas hal pelanggan baru dan pelanggan yang sudah

ini tentu sangat dipengaruhi oleh lama.

pengalamannya. Dari hasil penelitian, Calon pelanggan, memerlukan

diketahui bahwa 89,3 % responden telah informasi mengenai harga, keunggulan produk

menjalankan perusahaan selaku penyalur dibanding dengan pesaing, waktu penyerahan

sepeda motor lebih dari tiga tahun, ini sepeda motor, after sales service, lamanya

menunjukkan bahwa rerata responden cukup garansi, alamat bengkel, kesediaan spare part,

berpengalaman dalam menjalankan bisnisnya. dan cara pembayaran.

Hasil penelitian hipotesis keempat Strategi perusahaan untuk dapat

(H4), Kepekaan Perusahaan berpengaruh memberikan respon yang cepat dan tepat

positif dan signifikan terhadap Kinerja kepada pelanggan adalah menjadikan

Perusahaan ( nilai-t = 4,86 ), artinya bila pelanggan sebagai fokus untuk memeroleh

Kepekaan Perusahaan ( organizational informasi yang tepat apa yang mereka

responsiveness ) makin meningkat, akan inginkan. Sedang untuk memenuhi keinginan

meningkatkan kinerja perusahaan.. Agar pelanggan perusahaan harus memerhatikan

pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya lingkungan yang merupakan komponen dari

untuk tujuan jangka pendek, maka pengukuran

lain, kecepatan “penyerahan” produk kepada harus juga memerhatikan indikator-indikator

pembeli, memberikan informasi yang terkini kualitatif

seperti kepuasan pelanggan, atas produk baru maupun lama, memberikan penyerahan tepat waktu, dan kepuasan

perbaikan atas sepeda motor yang masih karyawan, karena kinerja kuangan yang buruk

dalam garansi atau yang sudah habis masa belum tentu mencerminkan kinerja perusahan

garansinya, menyediakan suku cadang yang secara keseluruhan untuk jangka panjang juga

sesuai dan asli, dan memberikan kenyamanan buruk (Politano, 2003).

kepada pelanggan yang berkunjung ke toko Lingkungan usaha penyaluran sepeda

maupun bengkel penyalur.

motor yang sarat persaingan dewasa ini Perilaku kewirausahaan berpengaruh wacananya lebih kompleks, dinamis dan

positif dan signifikan terhadap kepekaan bergejolak dibandingkan sebelumnya, keadaan

perusahaan. Penyalur dalam menjalankan ini memaksa para pengusaha untuk berpikir

usahanya dalam melakukan inovasi untuk kembali apa yang harus dilakukan untuk dapat

melakukan pemasaran produk, proaktif dalam tetap eksis dan bersaing serta sumber daya

menghadapi pesaing, mengambil risiko untuk apa yang mesti dimiliki.

mencapai tujuan perusahaan berdasarkan perubahan dan permintaan pasar untuk menghadapi pesaing (Covin & Slevin, 1991).

SIMPULAN

Keunggulan bersaing yang berkelanjutan perusahaan dapat diperoleh kalau perusahaan Orientasi pasar tidak berpengaruh dapat memberikan respon yang cepat dan tepat

terhadap perilaku kewirausahaan, ini untuk melakukan inovasi, proaktif dan berani menunjukkan bahwa perusahaan penyalur mengambil risiko yang meliputi antara lain

sepeda motor sebagai wirausaha tidak dapat pada masalah pemasaran maupun masalah menjalankan orientasi pasar secara utuh karena

peningkatan peningkatan sumber daya adanya ketentuan dari penyalur utama yang

manusia.

harus ditaati, seperti produk, melakukan Kriteria kinerja yang digunakan harus promosi, menentukan harga jual dan daerah

mampu digunakan sebagai pedoman bagi pemasaran sudah ditentukan oleh penyalur

perusahaan dalam mengambil keputusan utama, dan mengakibatkan perusahaan

operasional sehingga tujuan strategi menjadi penyalur tidak dapat melakukan fungsi

fleksibel, mudah untuk diterapkan, tepat kewirausahaannya secara utuh, seperti

waktu, serta dapat dimengerti oleh semua melakukan inovasi produk.

tingkat manajemen (Wisner & Fawcett, 1991). Orientasi pasar berpengaruh positif

Agar pengukuran kinerja perusahaan tidak dan signifikan terhadap kepekaan perusahaan.

hanya untuk tujuan jangak pendek, maka Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya

pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya persaingan yang ketat antar perusahaan

memerhatikan data keuangan saja, tetapi harus penyalur satu merek maupun dengan

memerhatikan hal-hal yang berhubungan perusahaan penyalur merek lain, perusahaan

dengan indikator-indikator kualitif, seperti perlu memiliki kepekaan untuk memberikan

kepuasan pelanggan, penyerahan yang tepat respon yang cepat dalam menerapkan strategi

waktu, dan kepuasan karyawan, karena kinerja pemasaran produknya atas perubahan-

kuangan yang buruk belum tentu menunjukkan perubahan lingkungan persaingan, seperti

bahwa kinerja perusahan secara keseluruhan pelayanan yang baik kepada pelanggannya

untuk jangka panjang juga buruk.

DAFTAR PUSTAKA

Amit, R & Schoemaker, P. (1993). Strategic Bagozzi, RD., (1975). Marketing as Exchange. Assets and Organizational Rent.

Journal of Marketing , 39 (October), Strategic Management Journal, 14(1),

32-39.

33-46. Bahrami, H. (1992). The Emerging Flexible Anand, G., & Ward, PT. (2004). Fit,

Organization: Perspective From Flexibility and Performance in

California Manufacturing: Coping With Dynamic

Silicon

Valley.

Management Review , 34, 4. Environments. POMS 13(4), 369-385.

Balakrishman, S. (1996). Benefits of Anderson, E., Coughlan, AT. (1987).

Customer and Competitive International

Orientations in Industrial Market. Expansion

Market Entry and

Industrial Marketing Management . Integrated Channels of Distribution.

Via

Independent or

Vol. 25, pp.257-69.

Journal of Marketing, 51(Jan), 71. Barney, J. (1991). Firm Resources and Anderson, JC., and Narus, JA. (1984). A

Sustained Competitive Advantage. Model of The

17, 99-120. Perspective of

Distributor’s

Journal of Management,

Barringer, MS., & Bluedorn, AD. (1999). The

Corporate Distributor-Manufacturer

Relationship

Between

Entrepreneurship and Strategic Relationship. Journal of Marketing,

Working

Management. Strategic Management

48 (4), pp. 62-74.

Journal , 20, 421-444.

Anderson, E., Weitz, B. (1989). Determinants Becker, J., & Hamburg, C. (1999). Market of

Continuity in Conventional Oriented anagement: A System Based Industrial Channels Dyads. Marketing

Perspective. Journal of Marketing Science , 8(4), 384-323.

Focused Management , Vol. 4, pp. 17- Anderson, JC., and Narus, JA. (1990). A

Model of Distributor Firm and Brown, M., Falk, A., & Fehr, E. (2004). Manufacturer

Relational Contracts and the Nature of Partnership. Journal of Marketing.

Firm

Working

Market Interactions. Economica, 72, 3 54(1), 42-58.

Bruggen, GHV., Kacker, M., & Nieuwlaat, C. Askim, J., Christophersen, KA., & Johnsen, A.

(2001). The Impact of Channel (2006). Explaining Organizational

Function Performance on Buyer-Seller Learning From Benchmarking in

Relationship in Marketing Channels. Networks: Experience From

Rotterdam School of Norwegian Local Government. Paper

Management/Faculteit Bedrijfskunde presented for: A performance public

Eramus Universiteit Rotterdam. sector, the second transatlantic

Carter, R., & Hodgson, GM., (2006). The dialogue , June 1-3, 2006, Leuven.

Impact of Empirical Tests of Bachman, R., (2001).The Role of Trust and

Transaction Cost Economics On The Power In The Institutional Regulation

Debate On The Nature Of The Firm. of Territorial Business System. SOM-

Strategic Management Journal, 27: theme G: Cross-contextual Coparison

461-476.

of Instutions of Organizations.

Chen, MJ. (1996). Competitor Analysis and Costa, AC., Roe, AR., & Taillieu, T. (2001). Inter Firm Rivalry: Toward a

Trust Within Teams: The Relation Theoretical Integration. Academy of

Effectiveness. Management Review , 21(1), 100-134.

With

Performance

European Journal of Work and Child, J., & McGrath, RG. (2001).

Organizational Psychology, 10(3), Organizations

Covin, JG., & Slevin, DP. (1989). Strategic Information-Intensive

Form in An

Management of Small Firm in Hostile Academy of Management Journal ,

Economy.

and Benign Environment. Strategic 44(6), 1135-1148.

Management Journal , 10, 75-87. Chiles, TH., & McMackin, JF. (1996).

Covin, JG., & Slevin, DP. (1991). A Integrating Variable Risk Preference,

Model of Trust, and Transaction

Conceptual

Entrepreneurship as Firm Behavior. Economics. Academy of Management

Cost

Entrepreneurship Theory and Review ; 21(1): 73-99.

Practice. 16(1), 7.

Chiou, JS., Hsieh, CH., & Yang, CH. (2004). Cunningham, B., & Lischeron, J. (1991). The

Effect of Franchisor’s Defining Entrepreneurship. Journal of Communication, Service Assistance,

Small Business Management , Jan, 45- and Competitive

Advantage on

Franchisee’s Intentions to Remain in Daft, R.L., & Weick, K.E. (1984). Toward a the Franchise System. Journal of

Model of Organizations as Small Business Management , 42(1),

Interpretation System. Academy of pp. 224-228.

Management Review . 9, 284. Chittipeddi, Kumar, Wallet, & Tammy A.

D’Aveni, R.A. (1995). Hypercompetitive (1991). Entrepreneurship and

Rivalries. The Free Press. Competitive Strategy for the 1990’s.

Dawes, J. (2000). Market Orientation and Journal of Small Business

Profitability: Further Management,

Company

Evidence Incorporating Longitudinal P.94.

29, 1:Abi/Inform Globa

Australian Journal of Chong, HG. (2008). Measuring Performance

Data.

Management, Vol 25. No. 2, The of Small and Medium Sized

Australian Graduate School of Entreprises: The Grounded Theory

Management, Australia .

Approach. Journal of Business and Day, GS., & Wensley, R. (2002). Market Public Affair , Vol. 2, issue 1.

Strategies and Theories of the Firm. Coase, R. (1937). The Nature of the Firm. th Handbook of Marketing ( 1 ed., pp.

Economica Vol. 4, pp. 386-405. 85-105), edited by Weitz BA & Cohen, AR. (2002). Mainstreaming Corporate

Wensley R. Sage Publication Ltd. Entrepreneurship: Leadership at Every

Deshpande, Rohit, Farley. J., & Webster Jr. Level of Organizations. Management

FE. (1993). Corporate Culture, Edward A. Madden Distinguished in

Orientation, and Global Leadership.

Customer

Innovativeness in Japanese Firms: A Connor, T. (2002). The Resource-Based View

Journal of of Strategy and Its Value to Practising

Quadrad

Analysis.

Marketing , 57(January), 23-27. Managers. Strategic Change 11 : 307 – 316.

Deutsh, M. (1962). Cooperation and Trust:

Eisenhart, KM., & Martin, JA. (2000).

Some Theoretical Notes. Lincoln, NE:

Dynamic Capabilities : What are

University of Nebraska Press.

They?.

Strategic Management

Journal , 21, 10/11, pg. 1105.

Dodgson, M., Mathews, J., Hu, MC., &

Fahy, J., & Smithee, A. (1999). Strategic

Kastelle, T. (2006). The Changing

Marketing and the Resource Based

Nature of INnovation networks in

View of the Firm. Academy of

Taiwan: From Imitation to

Marketing Science Review . Vol. 10.

Innovation?. Paper to be presented at Web site: the DRUID Summer Conference 2006

www.amsreview.org/articles/fahy 10-

on Knowledge, Innovation and

1999.pdf.

Competitiveness: Dynamic of Firm,

Farrell, MA., & Oczkowski, E. (2002). Are

Networks, Region and Institutions,

Market Orientation and Learning

Copenhagen, Denmark.

Orientation Necessary for Superior Organizational

Performance?.

Donney, PM., Cannon, JP., & Mullen, MP.

Working Paper 52/02 , School of

(1998). Understanding the Influence

Management, Charles Sturt

of National

Culture in the

University, Wagga Wagga, NSW,

Development of Trust. Academy of

Australia.

Management Review, 23(3), 601.

Foss, F., & Foss, NJ. (2005). Resource and Transaction Costs : How Property

Drucker, PF. (1954). The Practice of

Rights

Economics

Furthers the

Management. New York; Harper.

Resource Based View. Strategic

Duncan, T., & Moriaty, SE. (1998). A

Management Journal, 26: 541-553.

Communication Based Marketing

Foss, NJ. (2005). Scientific Progress in

Model for Managing Relationship.

Strategic Management: The Case of

Journal of Marketing , 62(2), pp. 1-13.

the Resource Based View. The Journal of Learning and Intellectual

Dwyer, F. Robert, Schurr, PH., and Oh, S.

Capital. Twenty Years after the

(1987). Developing Buyer-Seller

Resource-based View.

Relationships. Journal of marketing,

Ganesan, S. (1994). Determinants of Long

(Apr. 1987), 151, 2.

Term Orientation in Buyer Seller

Dyer, JH., & Chu, W. (1997). The Economic

Relationships. Journal of Marketing,

Value of Trust in Supplier-Buyer

Relations. Academy of Management

Gartner, W.B. (1988).

A Conceptual

Meeting, Boston. (Aug. 13, 1997)

Framework for Describing the

Dyer, JH., & Chu, W. (2003). The Role of

Phenomena of New Venture Creation.

Trustworthiness in Reducing

Academy of Management Review,

Transaction Cost and Improving

10(4). October 1985, Pp. 696-706.

Performance: Empirical Evidence

Gatignon, H., & Soberman, D. (2002).

From the United States, Japan, and

Competitive Response and Market

Korea. The Sloan Foundation,

Evolution. Handbook of Marketing (

International Motor Vehicle Program th 1 ed., pp. 126-147), edited by Weitz

MIT, and Seaoul National University

BA & Wensley R. Sage Publication

Institute of Management.

Ltd.

Ghobadian, A. & O’Regan, N. (2006). The Efficiency. The University of Houston, Impact of Ownership on Small Firm

Clear lake.

Behaviour and Performance. Haveman, HA. (1993). Organizational Size International Small Business Journal ,

and Change: Diversification in the

24, 555-586. Saving and Loan Industry After Granovetter, M. (1985). Economic Action and

Deregulation. Administrative Science Social Structure: The Problem of

Quarterly , 38, 1 pg. 20.

Embeddedness. American Journal of Helfert, G., Ritter, T., & Walter A. (2001). Sociology . Vol. 91. No. 3, 481.

How Does Market Orientation Affect Grewal, R., & Tansuhaj, P. (2001). Building

Paper Organizational

Business

Relationships?.

Capabilities for

submitted as competitive paper to the

Managing Economic Crisis: The Role th 17 IMP, Oslo.

of Market Orientation and Strategic Hitt, MA., Brush, CG., Duhaime, I., Gartner, Flexibility. Journal of Marketing, Apr

WB., Stewart, A., Katz, JA., Alvarez, 2001; 65, 2.

SA., Meyer, GD & Venkataraman, S. Gulati, R. (1995). Does Familiarity Breeds

( 2003). Doctoral Education in the Trust? The Implications of Repeated

Field of Entrepreneurship. Journal of Ties for Contractual Choice Alliances.

Management , 29(3) 309-331.

Academy of Management Journal , Hogberg, B.(2001). Trust and Opportunism in 38(1), 85.

Supply Chain Relationships: The Guth, WD., & Ginberd, A. (1990). Guest

Industry. editor’s introduction : Corporate

Commercial

Vehicle

Department of Management & Entrepreneurship. Strategic

Economics. Linkoping University, Management Journal . Summer

Sweden.

(1990), 11,5. Hoyt, J., Huq, F., & Kreiser, P. (2007). Hage,JT. (1999). Organizational Innovation

Measuring Organizational and Organizational Change. Annu.

Responsiveness: The Development of Rev. Sociol,

a Validated Survey Instrument. Hair, JF., Anderson, RE., Tatham, RL., &

25, 597-622.

Management Decision , Vol. 45, No. Black, WC. (1998). Multivariate Data

Analysis. Fifth edition Prentice-Hall Huck, S., Lunser, GK., & Tyran, JR. (2007). International, Inc.

Competition Foster Trust. Woking Hamel, G., & Prahalad, C.K. (1994).

Paper Series.

Competing for the Future, Hult, GTM., Ketchen Jr.,& David J. (2001). Breakthrough Strategies for Seizing

Does Market Orientation Matter?: A Control of Your Industry and Creating

Test of the Relationship Between the Markets of Tomorrow. Harvard

Advantage and Business School Press .

Positional

Performance. Strategic Management Han., CC. (2001). Organizational Size,

Journal,

22, 899-906.

Flexibility, and Performance: A Hult, GTM., Ketchen Jr., David J., & Slater, System

SF. (2005). Market Orientation and Department of Public Administration,

Dynamics

Approach.

Performance: An Integration of Tamkang University, Taiwan, R.O.C.

Strategic Harrison, LJ, & Walker. (2005). The

Disparate

Approaches.

26 : 1173-1181. Measurement of Market Orientation

Management Journal,

Hult, GTM., Ketchen Jr., David J., & Nichols Orientation on Business Performance: JE. (2003). Organizational Learning

A Study of Small Sized Service As a Strategic Resource in Supply

Retailers Using MARKOR Scale. Management. Journal of Operations

Journal of Small Business Management,

Management , 43(2), pp 105-106 Hunt, Selby D. & Robert, MM. (1995). The