Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk vitas Pelaku Industri Pembuatan

  Abstrak Upaya mewujudkan Yogyakarta Crea ve City menjadi bagian pen ng dari pengembangan industri krea vitas di Yogyakarta, khususnya industri perangkat lunak. Peneli an bertujuan untuk mengetahui pendapat sejumlah pelaku industri dan pengujian hipotesis peneli an, yakni apakah faktor mo vasi, manajemen dan strategi, krea vitas dan inovasi, jejaring usaha, keterampilan berteknologi dan penguasaan bahasa asing mempengaruhi produk vitas pelaku industri perangkat lunak. Dengan tahapan FGD dan kegiatan survei, didapatkan hasil bahwa faktor peningkatan produk vitas adalah mo vasi berusaha, kemampuan mengiku trend, pelibatan langsung dan sedini mungkin para pelaku sejak mereka di bangku kuliah, serta penghargaan atas hak cipta. Dari pengujian model peneli an didapatkan hasil bahwa mo vasi berusaha berpengaruh pada peningkatan produk vitas pelaku industri perangkat lunak.

  Kata kunci : Yogyakarta Crea ve City, industri perangkat lunak 162 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016

  14

  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Produk vitas Pelaku Industri Pembuatan

Perangkat Lunak Komputer Dalam Rangka Mewujudkan Yogya Crea ve City Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.Kom., MM Dr. Singgih Santoso, SE., MM

  Sumber gambar : weconnectdata.com PENDAHULUAN

  Dalam penggalan pidato pembukaan Pekan Produk Budaya Indonesia tahun 2007 yang diku p Sholihah (2009), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, “…mari kita kembangkan ekonomi krea f dengan memadukan ideas, art, andtechnology. Kita bisa, kita dak boleh kalah dengan negara dan bangsa lain untuk membangun dan mengembangkan ekonomi krea f ini. ”.

  Sholihah juga memaparkan bahwa awal tahun 1980-an ide kota krea f muncul sebagai wacana dan kesempatan kota-kota di dunia untuk menyelesaikan masalah perkotaan terutama berkaitan dengan pengangguran dan peningkatan kualitas lingkungan kita secara krea f yang melibatkan juga kalangan ar s. Namun kemudian berkembang secara lebih lanjut, dak hanya para seniman yang berkaitan dengan industri krea f, tetapi juga semua orang yang berkenaan dengan inovasi baru dalam berbagai bidang termasuk para ilmuan, pebisnis, dan kalangan lain untuk mengembangkan ekonomi berbasis krea vitas.

RUMUSAN MASALAH

  Tahun 2013, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Krea f (Kemenparekraf) telah mengajukan ke UNESCO, empat kota di Indonesia untuk masuk dalam

  Crea ve City Network. Keempat kota yang dinilai layak sebagai kota krea f itu

  melipu Yogyakarta, Solo, Bandung dan Pekalongan. Diajukannya Yogyakarta sebagai salah satu kota krea f tentu dak berlebihan. Masyarakat Yogyakarta memang sangat produk f untuk menghasilkan karya-karya dengan sentuhan seni, ide-ide baru dan teknologi. Bahkan tahun 2013, Yogyakarta telah didorong menjadi salah satu kota digital di Indonesia. Di mana, pemerintah telah memberikan ruang bagi para intelektual teknologi informasi (TI) untuk menghasilkan perangkat-perangkat lunak (so ware) krea f untuk menjawab kebutuhan di berbagai bidang.

  Oleh karena itu, lewat peneli an ini ingin diungkap faktor-faktor yang mempengaruhi produk vitas pelaku industri pembuatan perangkat lunak komputer dalam rangka mewujudkan Yogya Crea ve City tersebut, agar pemerintah dapat memberikan dukungan yang tepat sesuai kebutuhan pelaku industri tersebut.

RUANG LINGKUP

  Peneli an dilakukan terhadap para pelaku industri pembuatan perangkat lunak komputer di kota Yogyakarta dengan hipotesis: faktor mo vasi, manajemen dan strategi, krea vitas dan inovasi, jejaring usaha, keterampilan berteknologi dan penguasaan bahasa asing mempengaruhi sikap op mis pelaku industri pembuatan perangkat lunak komputer dalam usaha mewujudkan Yogya Crea ve City.

  TUJUAN

  Secara khusus, peneli an ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui beberapa hal sebagai berikut: a. Tingkat kesadaran (awareness) pelaku industri pembuatan perangkat lunak komputer terhadap terwujudnya Yogya Crea ve City serta pendapat dan saran mereka untuk pengembangan industri perangkat lunak di

  164 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016

  Yogyakarta.

  b. Ingin mengetahui apakah faktor mo vasi, manajemen dan strategi, krea vitas dan inovasi, jejaring usaha, keterampilan berteknologi dan penguasaan bahasa asing mempengaruhi produk vitas pelaku industri pembuatan perangkat lunak komputer.

  MANFAAT

  Dengan hasil peneli an yang cermat dan akurat, akan didapat masukan- masukan yang berguna untuk merumuskan kebijakan dan langkah prak s pembekalan dan penguatan sektor UKM untuk mewujudkan Yogya Crea ve City.

  TINJAUAN PUSTAKA Usaha Kecil Menengah

  Calvo (2010) dalam risetnya pada 596 wirausahawan Spanyol dengan pengalaman di atas 42 bulan dalam mengelola usaha mereka menyatakan bahwa pengalaman mengelola usaha, daya tahan, kemampuan berkomunikasi dan membina jaringan pemasaran dengan para pelanggan adalah faktor yang membuat mereka berhasil mengembangkan usahanya.

  Saat melakukan riset untuk mengetahui faktor-faktor keberhasilan dari sejumlah asosiasi perkumpulan bisnis dalam mengelola hubungan dengan UKM di Amerika Serikat, Besser dan Miller (2011) menemukan bahwa kepercayaan dari pemilik UKM (trust) kepada asosiasi untuk mengusahakan kemajuan mereka adalah faktor kuat keberhasilan asosiasi dan juga kemudian kesuksesan usaha UKM yang menjadi anggotanya. Dalam modelnya, Besser dan Miller (2011) menunjukkan bahwa variabel hubungan (rela onship) justru dak berpengaruh pada kesuksesan hubungan (network success). Namun variabel rela onship berpengaruh pada variabel trust.

  Di samping faktor penentu keberhasilan, ada pula faktor halangan kegiatan wirausaha yang dikemukakan oleh Chandy dan Narasimhan(2011); mereka menyatakan bahwa halangan utama para wirausahawan untuk bertumbuh adalah kurangnya ketrampilan dan kemampuan menjalankan usaha, disamping lemahnya struktur permodalan serta terbatasnya kemampuan mengakses informasi tentang perkembangan pasar atau perubahan selera konsumen.

  Selain beragam faktor alamiah yang telah banyak diteli , sejumlah peneli an juga mengungkap peran pemerintah sebagai faktor penggerak para wirausahawan untuk mengembangkan usaha mereka dan peran wanita sebagai pemilik usaha. Lee et.al. (2011) dalam risetnya tentang peran dukungan pemerintah Korea Selatan pada pengembangan wirausahawan wanita menyatakan bahwa walaupun dukungan pemerintah masih terbatas, tetapi mereka menyatakan dukungan itu telah memuaskan dan memberi semangat kepada mereka. Sedangkan temuan riset di Spanyol yang dilakukan Nuez dan Gorris (2012) tentang perbedaan dua perusahaan yang disubsidi dan dak disubsidi oleh pemerintah menunjukkan hasil dak adanya perbedaan dalam profit dan keberlangsungan usaha antara perusahaan UKM yang disubsidi pemerintah dan perusahaan yang dak disubsidi. Hasil ini menunjukkan peran pemerintah yang dinilai masih ambigu dan dak sepenuhnya mendorong kemajuan UKM.

  Riset yang dilakukan Hebert et.al. (2013) pada empat UKM di Zimbabwe menunjukkan bahwa kemampuan bertahan pada UKM ada pada tenaga kerja yang termo vasi dan berdedikasi serta kemampuan mengontrol jalannya usaha. Sedangkan untuk menghadapi kompe si dari luar, kemampuan melakukan diversifikasi produk dan pasar sasaran adalah kunci keberhasilan mereka untuk tetap bertahan dalam dunia usaha.

  UKM Perangkat Lunak

  UKM Perangkat Lunak yaitu UKM yang menghasilkan perangkat-perangkat lunak untuk menopang alur informasi maupun sistem bisnis dari UKM/bisnis yang bergerak dalam berbagai bidang lainnya.

  Dalam risetnya tentang sejumlah besar perusahaan (UKM) yang pada awalnya dikelola hanya untuk dapat melayani konsumen dengan baik, tetapi kemudian berkembang menjadi perusahaan besar yang hebat, Collins (2014) menyatakan perlunya beberapa hal pen ng dalam pertumbuhan perusahaan. Hal utama adalah adanya pola kepemimpinan level lima yang berciri pada gabungan seorang pemimpin dengan kepribadian rendah ha , serta tekad menjadi profesional seja . Hal itu lebih menyangkut mo vasi dan kompetensi seorang pemimpin yang mempunyai disiplin. Faktor kedua dan ke ga menurut Collins

  166 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 i(2014) agar perusahaan berkembang dari good (bagus) melompat ke great (hebat) adalah dengan menerapkan pikiran yang disiplin serta ndakan- ndakan yang disiplin.

  Pembahasan di atas menunjukkan dinamika lingkungan luar yang harus dicerma perusahaan; setelah itu, perusahaan harus membuat langkah untuk melakukan analisis SWOT agar dapat menentukan strategi umum yang akan dilakukannya. Suryatama (2014) menyatakan adanya empat komponen yang harus disusun, yakni Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan) yang ada pada internal perusahaan, serta Opportunity (Kesempatan) dan Threat (Ancaman) yang harus dihadapi perusahaan di lingkup eksternal. Kekuatan-Kelemahan perusahaan mencakup kemampuan perusahaan mengiden fikasi faktor-faktor yang ada di internal, seper kekuatan krea vitas karyawan untuk melakukan terobosan di bidang perangkat lunak, kekuatan pemasaran para tenaga pemasar untuk mengetahui dan memuaskan kebutuhan konsumen, atau kekuatan keuangan perusahaan untuk melalukan ekspansi. Sedangkan faktor Kesempatan- Ancaman terkait dengan upaya perusahaan untuk dapat bertahan dan berkembang dengan memanfaatkan peluang-peluang penjualan perangkat lunak pada sejumlah pengguna seper UKM, serta dengan cermat menghindari ancaman-ancaman makro yang dapat melemahkan perusahaan, seper ke dak- stabilan nilai tukar matauang, ngkat inflasi, adanya persaingan antar pelaku industri perangkat lunak, dan sebagainya.

  Model Peneli an

  Dari studi dan njauan pustaka di atas, maka peneli menyusun model peneli an yang terdapat pada lampiran Gambar 1 Model Peneli an. Dari model peneli an Gambar 1 dinyakan hipotesis sebagai berikut:

  H1 : variabel mo vasi dak berpengaruh terhadap produk vitas pelaku industri pembuatan perangkat lunak komputer. H2 : variabel manajemen dan strategi dak berpengaruh terhadap produk vitas pelaku industri pembuatan perangkat lunak komputer. H3 : variabel krea vitas dan inovasi dak berpengaruh terhadap produk vitas pelaku industri pembuatan perangkat lunak komputer. H4 : variabel mo vasi jejaring usaha dak berpengaruh terhadap produk vitas pelaku industri pembuatan perangkat lunak komputer. H5 : variabel keterampilan berteknologi dak berpengaruh terhadap produk vitas pelaku industri pembuatan perangkat lunak komputer.

  H6 : variabel penguasaan bahasa asing dak berpengaruh terhadap produk vitas pelaku industri pembuatan perangkat lunak komputer.

METODE PENELITIAN

  Disain riset untuk tahapan riset pertama adalah desain kualita f (FGD), sedangkan untuk pengujian model peneli an di atas dilakukan analisis kuan ta f (survei) menggunakan kuesioner. Proses riset secara bertahap adalah:

  a. Pada tahap awal, untuk mengetahui ngkat kesadaran para pembuat perangkat lunak komputer tentang gagasan Yogya Crea ve City dilakukan

  Focus Discussion Group (FGD) pada ga kelompok dengan ap kelompok

  terdiri dari sepuluh pengusaha perangkat lunak komputer yang dipilih secara random.

  b. Tahap selanjutnya adalah kegiatan survei menggunakan kuesioner untuk mengetahui kesiapan para pelaku pembuatan perangkat lunak komputer dalam mewujudkan Yogya Crea ve City.

  c. Kuesioner terdiri dari dua bagian:

  • Bagian pertama adalah informasi tentang profil pelaku pembuatan perangkat lunak komputer.
  • Bagian kedua akan mengukur respon terhadap faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi perwujudan Yogya Crea ve City. Kemudian juga diukur ngkat op mis pelaku pembuatan perangkat lunak komputer dalam menghadapi persaingan global.
  • Setelah kuesioner terkumpul, dilakukan pengolahan pendahuluan, untuk memas kan berapa data yang hilang (missing), isian yang dianggap dak benar dll.
  • Melakukan pengolahan data dengan penyajian sta s k deskrip f lewat tabel dan grafik serta metode analisis regresi berganda untuk pengujian model peneli an.

  168 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016

DATA DAN PEMBAHASAN

  Setelah dua tahapan peneli an dilakukan, didapat dua hasil peneli an; hasil pertama adalah hasil kegiatan FGD, sedangkan hasil kedua adalah hasil pengolahan data kuesioner untuk pengujian model peneli an.

   Hasil FGD

  Hasil FGD untuk mengeksplorasi variabel-variabel yang berpengaruh pada produk vitas pelaku dalam industri perangkat lunak komputer di Yogyakarta, serta saran dan pendapat mereka bagi Pemerintah Kota (PEMKOT) untuk terbentuknya Yogyakarta Crea ve City:

  Secara umum, hasil dari FGD adalah:

  a. Faktor-faktor Peningkatan Produk vitas Pelaku Industri Perangkat Lunak

  • Kemauan, kemampuan dan krea vitas dalam berteknologi informasi dan pemrograman dari para pembuat dan pelaku industri perangkat lunak, seper kemampuan membuat aplikasi dan program yang lebih baik, keinginan untuk terus mengembangkan kemampuan profesional mereka, dan lainnya.
  • Kemampuan mengiku trend perkembangan dan kemajuan teknologi informasi.
  • Pelibatan secara langsung dan sedini mungkin para pelaku industri perangkat lunak sejak mereka di bangku kuliah dengan dunia kerja, agar kemampuan mereka terus berkembang secara gradual.
  • Penghargaan dan perlindungan atas hak cipta.

  b. Saran dan Masukan untuk PEMKOT

  • Memberi dukungan pada perluasan cakupan dan kualitas infratruktur yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan internet (kabel Fiber Op c, Broadband yang semakin besar, adanya warnet untuk publik, dan lainnya).
  • Membuat regulasi yang dapat mendorong produk vitas pelaku industri perangkat lunak meningkat, seper memberi insen f khusus kepada profesional pelaku industri perangkat lunak, memberi pekerjaan/proyek sistem informasi khusus untuk pelaku industri perangkat lunak di Yogyakarta yang berasal dari pemerintah,
membantu dalam penyediaan perangkat lunak sistem dan bahasa pemrogram yang diperlukan untuk pembuatan perangkat lunak dan lainnya.

  • Memberi diskon (potongan harga) yang cukup besar untuk pembelian perangkat lunak original, baik dari dalam negeri atau luar negeri.
  • Disediakan tempat khusus untuk kegiatan krea f dan improvisasi, seper Forum dan wadah krea f lainnya (seper forum dengan tema 'perkembangan teknologi internet yang semakin cepat', Hacker Space, HACKATHON, dan lainnya)
  • Mengundang para ahli dan pakar di bidang Teknologi Informasi atau pelaku industri perangkat lunak yang ada di luar Yogyakarta untuk bertemu dan mengadakan kegiatan ru n di Yogyakarta dalam bentuk seminar, workshop, dan lainnya.
  • Mendorong pengguna, khususnya UKM, agar lebih menghargai jasa pelaku industri perangkat lunak di Yogyakarta.
  • Membudayakan penggunaan perangkat lunak dalam kegiatan transaksi para user, seper meyakinkan UKM bahwa transaksi online adalah aman dan nyaman.

  Hasil Pengolahan Kuesioner

  Hasil pengolahan data dibagi menjadi dua, yakni analisis profil responden dan analisis regresi berganda untuk menguji enam hipotesis yang dikemukakan dalam model peneli an.

  Hasil Profil Responden

  Berikut adalah hasil pengolahan data profil responden yang terdapat pada lampiran tabel 1 sampai dengan tabel 5. Dari ga tabel pertama di atas terlihat bahwa sebagian besar responden adalah pria, berasal dari Yogyakarta atau telah lama menetap di kota

  Yogyakarta,dan mempunyai ngkat pengeluaran tergolong menengah ke atas (> Rp. 1.500.000,- per bulan). Sedangkan dari tabel 4 dan tabel 5 terlihat bahwa sebagian responden beranggapan penentu keberhasilan usaha mereka di bidang TI adalah mo vasi untuk terus berusaha di tengah persaingan yang ketat dan dinamis, kemampuan mengelola perusahaan, serta kemampuan membina dan mengembangkan jejaring usaha. Sedangkan bidang aplikasi yang banyak

  170 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 dilakukan responden dalam usaha TI adalah sistem informasi perkantoran, bisnis online, dan aplikasi-aplikasi usaha lainnya.

  Hasil Analisis Regresi Berganda

  Berikut adalah tabel hasil pengolahan data dengan melihat perubahan koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R2) pada ap variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi yang terdapat pada lampiran tabel 6.

  Dari tabel 6 terlihat kenaikan Koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R-Square) terjadi saat memasukkan variabel pertama pada model regresi. Nilai Adjusted R-Square tersebut (0,09) kemudian menurun saat variabel independen yang lain dimasukkan; penurunan ini disertai dengan kenaikan nilai SIG F CHANGE (pada pemasukan variabel kedua, nilai tersebut berubah dari 0,02 ke 0,741), dimana nilai probabilitas penolakan Ho sebesar 0,741 berada jauh di atas 0,05. Hal ini menunjukkan hanya variabel pertama yang berpengaruh secara signfikan pada produk vitas seorang pelaku industri perangkat lunak.

  Tabel ANOVA ditabel 7 dan tabel 8 yang terdapat pada lampiran menunjukkan pemasukan variabel independen kedua sampai kelima menghasilkan nilai probabilitas penolakan Ho yang semakin besar, yang menunjukkan Ho dak dapat ditolak. Dengan demikian hanya model 1 (dengan pemasukan satu variabel independen) saja yang berdampak signifikan pada variabel dependen.

  Tabel 8 di atas menunjukkan saat pemasukan variabel Mo vasi pada model regresi, nilai probabilitas penolakan Ho jauh di bawah 0,05, yakni 0,02, yang menunjukkan variabel Mo vasi secara signifikan berpengaruh pada variabel dependen, yakni produk vitas. Namun saat variabel kedua (Kemampuan Manajemen) dimasukkan, variabel tersebut mempunyai nilai probabilitas jauh di atas 0,05, yakni 0,741. Hal ini berar yang variabel Kemampuan manajemen dak berpengaruh secara signifikan pada variabel Produk vitas. Demikian pula saat dimasukkan ke ga variabel independen yagn lain, yakni variabel Jejaring, Infrastruktur, dan Bahasa Inggris, semua angka probabiitas penolakan hipotesis ada di atas 0,05, yang menunjukkan semua variabel independen, kecuali Mo vasi, dak berpengaruh pada variabel Produk vitas. Dari enam hipotesis yang dikemukakan, hanya satu hipotesis yang dapat ditolak, yakni Hipotesis pertama dilakukan responden dalam usaha TI adalah sistem informasi perkantoran, bisnis online, dan aplikasi-aplikasi usaha lainnya.

  Hasil Analisis Regresi Berganda

  Berikut adalah tabel hasil pengolahan data dengan melihat perubahan koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R2) pada ap variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi yang terdapat pada lampiran tabel 6.

  Dari tabel 6 terlihat kenaikan Koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R-Square) terjadi saat memasukkan variabel pertama pada model regresi. Nilai Adjusted R-Square tersebut (0,09) kemudian menurun saat variabel independen yang lain dimasukkan; penurunan ini disertai dengan kenaikan nilai SIG F CHANGE (pada pemasukan variabel kedua, nilai tersebut berubah dari 0,02 ke 0,741), dimana nilai probabilitas penolakan Ho sebesar 0,741 berada jauh di atas 0,05. Hal ini menunjukkan hanya variabel pertama yang berpengaruh secara signfikan pada produk vitas seorang pelaku industri perangkat lunak.

  Tabel ANOVA ditabel 7 dan tabel 8 yang terdapat pada lampiran menunjukkan pemasukan variabel independen kedua sampai kelima menghasilkan nilai probabilitas penolakan Ho yang semakin besar, yang menunjukkan Ho dak dapat ditolak. Dengan demikian hanya model 1 (dengan pemasukan satu variabel independen) saja yang berdampak signifikan pada variabel dependen.

  Tabel 8 di atas menunjukkan saat pemasukan variabel Mo vasi pada model regresi, nilai probabilitas penolakan Ho jauh di bawah 0,05, yakni 0,02, yang menunjukkan variabel Mo vasi secara signifikan berpengaruh pada variabel dependen, yakni produk vitas. Namun saat variabel kedua (Kemampuan Manajemen) dimasukkan, variabel tersebut mempunyai nilai probabilitas jauh di atas 0,05, yakni 0,741. Hal ini berar yang variabel Kemampuan manajemen dak berpengaruh secara signifikan pada variabel Produk vitas. Demikian pula saat dimasukkan ke ga variabel independen yagn lain, yakni variabel Jejaring, Infrastruktur, dan Bahasa Inggris, semua angka probabiitas penolakan hipotesis ada di atas 0,05, yang menunjukkan semua variabel independen, kecuali Mo vasi, dak berpengaruh pada variabel Produk vitas. Dari enam hipotesis yang dikemukakan, hanya satu hipotesis yang dapat ditolak, yakni Hipotesis pertama

  172 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016

  (H1), sehingga dari model peneli an hanya variabel independen mo vasi yang secara signifikan mempengaruhi variabel dependen, yakni variabel produk vitas.

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hanya variabel Mo vasi yang berpengaruh pada variabel Produk vitas; atau mo vasi seseorang untuk menekuni bidang usaha pembuatan perangkat lunak secara sungguh-sungguh berpengaruh nyata pada produk vitas pelaku tersebut untuk menghasilkan perangkat lunak (so ware) yang dapat dijual di pasar.

  Sementara itu, secara umum harapan responden kuesioner terhadap PEMKOT hampir sama dengan peserta FGD, yaitu peran PEMKOT dalam menyediakan infrastruktur, regulasi, bantuan dalam pembelian perangkat lunak sistem dan bahasa pemrogram secara kolek f, perlindungan hak cipta sistem dan aplikasi yang dihasilkan, serta pembinaan dan pendampingan.

  KESIMPULAN

  1. Dari kegiatan FGD, didapatkan hasil bahwa faktor utama peningkatan produk vitas pelaku industri perangkat lunak di Yogyakarta adalah mo vasi (kemauan berusaha) untuk tetap berkompe si, kemampuan dan krea vitas dalam berteknologi informasi dan pemrograman dari para pembuat dan pelaku industri perangkat lunak, seper kemampuan membuat aplikasi dan program yang lebih baik, keinginan untuk terus mengembangkan kemampuan profesional mereka, dan lainnya. Faktor lainnya adalah kemampuan mengiku trend perkembangan dan kemajuan teknologi informasi, pelibatan secara langsung dan sedini mungkin para pelaku industri perangkat lunak sejak mereka di bangku kuliah dengan dunia kerja agar kemampuan mereka terus berkembang secara gradual, serta penghargaan dan perlindungan atas hak cipta.

  2. Dari analisis profil responden, didapatkan hasil bahwa sebagian responden adalah pria, berasal dari Yogyakarta atau telah lama menetap di kota Yogyakarta,dan mempunyai ngkat pengeluaran tergolong menengah ke atas (> Rp. 1.500.000,- per bulan). Sedangkan penentu keberhasilan usaha di bidang TI menurut responden adalah mo vasi untuk terus berusaha di tengah persaingan yang ketat dan dinamis, kemampuan mengelola perusahaan, serta kemampuan membina dan mengembangkan jejaring usaha. Untuk bidang aplikasi dalam usaha TI, bidang yang ditekuni sebagian besar sistem informasi perkantoran, bisnis online, dan aplikasi-aplikasi usaha lainnya

  3. Dari model peneli an, hanya variabel mo vasi yang berpengaruh pada variabel Produk vitas; hal ini menunjukkan mo vasi seseorang untuk menekuni bidang usaha pembuatan perangkat lunak secara sungguh- sungguh berpengaruh nyata pada produk vitas pelaku tersebut untuk menghasilkan perangkat lunak yang dapat dijual di pasar.

  SARAN

  1. Karena mo vasi berusaha berpengaruh pada produk vitas pekerja di sektor perangkat lunak, maka Pemerintah dapat melakukan upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan mo vasi para pekerja tersebut lewat apresiasi hasil kerja mereka dalam bentuk materi dan penghargaan, menyelenggarakan seminar dan workshop secara berkala dengan topik TI, menghubungkan para pekerja tesebut dengan lembaga dan perusahaan sejenis di luar daerah Yogya atau luar negeri, serta membentuk forum untuk wahana pengembangan kompetensi dan pertukaran informasi.

  2. Pemerintah daerah dapat membuat sejumlah regulasi yang bertujuan mendorong percepatan pengembangan industri perangkat lunak, seper pengusulan keringanan pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai bagi produk-produk perangkat lunak, pemberian daerah khusus di Yogyakarta (semacam lembah silikon di Amerika Serikat) untuk pengembangan krea vitas mereka dengan biaya yang sangat terjangkau atau diberlakukan tax holiday untuk masa tertentu, serta pemberian harga khusus untuk pembelian so ware dari luar untuk pengembangan kompetensi mereka.

  3. Pemerintah dapat memberi kesempatan kepada pelaku industri perangkat lunak untuk sejak dini (di bangku kuliah) mulai mela h dan mengembangkan kompetensi mereka di dunia kerja.

  4. Pemerintah perlu mendorong para pengguna produk perangkat lunak,

  174 | Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 yakni pelaku UKM, untuk mulai membuat website sebagai promosi produk-produk mereka dan menggunakan jasa pembuat perangkat lunak lokal sebagai pembuat dan jasa pemeliharaan website yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

  _____, 2009, “Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN”, Direktorat Jenderal K e r j a s a m a A S E A N D e p a r t e m e n L u a r N e g e r i R I ,

   , diakses 27 Februari 2014

  Besser, Terry L. dan Nancy Miller. 2011. The Structural, Social, and Strategic Factors Associated with Successful Business Networks. Entrepreneurship & Regional Development, Vol. 23 (3-4), pp. 113–133.

  Blank, Steve; Dorf, Bob.2015. The Startup Owner's Manual: Panduan Langkah Demi Langkah Membangun Sebuah Perusahaan Hebat. Jakarta: Elexmedia Kompu ndoan RI. (2009). Rencana pengembangan ekonomi krea f Indonesia 2025.

  Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 | 176

  Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 | 177

  Jurnal Peneli an BAPPEDA Kota Yogyakarta 2016 | 178