Pemeriksaanlaboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita dapat berupa urin (air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dar ihasil biopsy
YAYAH KARYANAH B.Sc, S.Sos, MM
Latar belakang
Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan secara tim, perawat melakukanfungsi kolaboratif dalm memberikan tindakan.
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat
penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa.
Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.Laboratorium
Pemeriksaanlaboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita dapat berupa urin (air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dar ihasil biopsy
A. Tujuan Pemeriksaan Laboratorium 1. Mendeteksi penyakit 2. Menentukan resiko
3. Skrining atau uji saring adanya penyakit sub
klinis 4. Konfrmasi pasti diagnosis 5. Menemukan kemungkinan diagnostic yang dapat menyamarkan gejala klinik. 6. Membantu pemantauan pengobatan. 7. Menyediakan informasi prognostic atau perjlanan penyakit.9. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan. 10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak di dapati penyakit.
2 :
3 faktor utama yang menyebabkan kesalahan hasil laboratorium :
1. Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukan pemeriksaan.
2. Faktor Instrumentasi : saat pemeriksaan ( analisa ) sample.
3. Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil pemeriksaan.
Pada tahap prainstrumentasi sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter. Karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
Tahapan pra instrumentasi
1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.
2. Persiapan penderita. 3. Persiapan alat yang akan dipakai. 4. Cara pengambilan sample. 5. Penanganan awal sampel ( termasuk pengawetan ) & transportasi.
Pengertian Spesimen
Spesimen merupakan segala macam benda apa saja yang dianggap tercemar oleh suatu penyakit hewan atau jasad renik penyebab penyakit hewan termasuk bagian-bagian tubuh hewan atau berupa hewannya sendiri yang mati, sakit atau tersangka sakit perlu dikirim secara cepat dengan memperhatikan ketentuan yang diperlukan Manfaat pengiriman spesimen
Menetukan diagnosa penyekit
pengendalian penyakit secara lebih luas misalnya dalam ruang lingkup epidemiologi.
Dasar pengumpulan spesimen
a. Jenis spesimen yang dikirim tergantung pada jenis
penyakit sehingga organ yang dikirim juga spesifkkhususnya organ atau jaringan yang secara klinis
mengalami perubahan. b. Spesimen dikirim dalam keadaan aseptik menggunakan bahan yang ditetapkan sesuai prosedur atau peralatan yang telah dicuci, dikeringkan dan disterilisasi. c. Botol diberi diberi identitas yang jelas dan teknis pemeriksaan apa yang diinginkan. d. Botol spesimen disimpan dalam termos es dan (e) selama proses pengambilan spesimen lakukan
Faktor yang mempengaruhi seleksi
pengiriman spesimen waktu, peralatan,
teknik,
transportasi,
form/ dokumen sepesimen
cara pengepakan, dan metode Pengepakan, dan metode
Pengepakan, dan metode disesuaikan dengan apakah spesimen tersebut untuk diperiksa secara
bakteriologik, virologik,
mikologik,
parasitologik,
toksikologik,
serologik
histopatologik .
Pemeriksaan Urin
1. Urine Rutin Urine pertama pada pagi hari karena konsentrasi urin lebih tinggi & pH-nya lebih asam. Urin yg diperlukan = 120 ml.Urin segera diambil karena kristal urin dan sel darah merah akan lisis jika dalam waktu lama. Klien bisa melakukannya sendiri. 2. Urin Sewaktu Pengambilan semua urin yang dikeluarkan dalam waktu tertentu (1 – 2 jam hingga 24 jam).
Urin dibekukan & dimasukkan ke dalam wadah
pengawet untuk mencegah kolonisasi bakteri Tujuannya untuk menentukan kemampuan ginjal, menentukan gangguan gangguan metabolisme glukosa dan menentukan kadar tertentu dalam urine.
3. Urin Pancar Tengah
Untuk kultur urine (mengetahui mikroorganisme yang menginfeksi
saluran kemih. Menentukan tipe organisme & antibiotik yg sensitif
terhadap organisme. Urine dimasukkan ke wadah yg tertutup & steril. Urine yg dibutuhkan 30 – 60 ml. Pemeriksaan Feses Tujuan:Menentukan darah samar karena adanya ulkus, infamasi dan tumor.
Mengetahui adanya gangguan pd gastrointestinal. Mendeteksi telur
& parasit Mendeteksi adanya virus & bakteri dengan kultur.Pemeriksaan Spesimen Darah Pada pemeriksaan spesimen darah, darah yg diambil adalah darah vena, darah kaliler & darah arteri.
Darah Vena Untuk melakukan test diagnostik, Memberikan informasi sistem hematologi & sistem tubuh yg lain CBC (complete blood count), elektrolit serum, kimia darah.
Pengambilan darah dilakukan pada vena, Pada org muda kadang sulit karena kulit tebal sehingga sulit untuk ditusuk. Pada lansia juga sulit karena vena cenderung lari saat akan di tusuk dan bisa juga karena ada penebalan atau pengerasan vena akibat adanya
aterosklerosis. Penusukan vena dilakuakn dengan sudut
2. Darah Kapiler Untuk pemeriksaan glukosa darah atau saat pengambilan darah vena gagal dilakukan di daun telinga & ujung jari tetesan pertama
dibuang dgn kapas kering agar tdk bercampur
alkohol.3. Darah Arteri Untuk pemeriksaan AGD, Untuk menngetahui status respirasi & status asam basah darah klien. Jika jarum mengenai arteri maka akan terlihat pulsasi darah mengisi spoit. Tanda-tanda okulasi arteri : Kesemutan, Pucat, Tidak ada
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGAMBILAN SPECIMEN : 1. PERSIAPAN PASIEN 2. PERSIAPAN PENGUMPULAN SPESIMEN
Dokter dibantu oleh perawat memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan,
2. Manfaat dari tindakan itu, dan 3. persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien.
4. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien.
5. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda.
6. Kesiapan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau
paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium;
tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat.7.
PERSIAPAN PENGUMPULAN SPESIMEN
Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut : · Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan. · Volume mencukupi. · Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, tidak berubah bentuk, steril (untuk kultur kuman). · Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat.
· Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat. · Identitas benar sesuai dengan data pasien. Persyaratan Pengambilan specimen Sebelum pengambilan spesimen, a. periksa form permintaan laboratorium.
b. Identitas pasien harus ditulis dengan benar
c. nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis, disertai diagnosis atau keterangan klinis.
d. Periksa apakah identitas telah ditulis dengan benar sesuai
dengan pasien yang akan diambil spesimene. Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa.
f.
Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi,
minum alkohol, merokok, dsb.g.
Catat apabila pasien telah mengkonsumsi obat-obatan
tertentu, merokok, minum alkohol, pasca transfusi, dsb.
Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil
a. Peralatan Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. bersih, kering.
2. tidak mengandung deterjen atau bahan kimia.
3. terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat- zat dalam spesimen.4. sekali pakai buang (disposable). 5. steril (terutama untuk kultur kuman)
6. tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup
b. Antikoagulan
Antikoagulan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah.
Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
Volume darah yang ditambahkan juga harus tepat.
Pemilihan Lokasi Pengambilan Spesimen Tentukan lokasi pengambilan spesimen sesuai dengan jenis spesimen yang diperlukan, seperti :
1. Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena
cephalic, atau vena basilic). Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau transfusi, bekas luka, hematoma, oedema, canula, fstula.2. Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan), arteri brachialis (lengan), atau arteri femoralis (lipat paha).
3. Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis tangan bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada bayi. Tempat yang dipilih untuk pengambilan tidak
boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti sianosis
atau pucat.4. Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang sedang mengalami infeksi, kecuali darah dan cairan otak.
d. Waktu Pengambilan Penentuan waktu pengambilan spesimen penting untuk diperhatikan.
1. Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi (ideal).
2. Spesimen untuk kultur kuman diambil sebelum pemberian antibiotik.
3. Spesimen untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air yang terakhir.
4. Spesimen untuk malaria diambil pada waktu demam.
5. Spesimen untuk mikroflaria diambil pada tengah malam.
6. Spesimen dahak untuk pemeriksaan BTA diambil pagi hari setelah bangun tidur.
7. Spesimen darah untuk pemeriksaan profl besi diambil pada pagi hari dan setelah puasa 10-12 jam
3. PENGAMBILAN SPESIMEN
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen
adalah 1. Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang ada.2. Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung. o Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada yang menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya infeksi. o Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk mencegah spesimen tumpah.
Menampung spesimen urin
1. Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun, mudah dibuka, mudah ditutup, dan bermulut lebar
2. Sebaiknya pasien diinstruksikan membuang
urine yang mula-mula keluar sebelum mengumpulkan urine untuk diperiksa.3. Untuk mendapatkan specimen clean catch diperlukan cara pembersihan lebih sempurna :
5. Penderita wanita harus lebih dulu membersihkan labia minora, lalu harus merenggangkannya pada waktu kencing.
6. Perempuan yang sedang menstruasi atau yang mengeluarkan banyak secret vagina, sebaiknya memasukkan tampon sebelum mengumpulkan specimen.
7. Bagian luar wadah urine harus dibilas dan dikeringkan setelah spesimen didapat dan keterangan tentang pemeriksaan harus jelas dicantumkan
Menampung spesimen tinja
1. Sampel tinja sebaiknya berasal dari defekasi spontan. Jika sangat diperlukan, sampel tinja juga dapat diperoleh dari pemeriksaan colok dubur.
2. Masukkan sampel ke dalam wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun, dapat ditutup rapat, dapat dibuka dengan mudah dan bermulut lebar. Menampung spesimen dahak
2. Sediakan wadah yang bersih, kering, tidak terkontaminasi oleh bahan apapun, mudah dibuka, mudah ditutup, dan bermulut lebar. Untuk pewarnaan BTA, jangan gunakan wadah yang mengandung bercak lilin atau minyak, sebab zat ini dapat dilihat sebagai bintik-bintik tahan asam dan dapat menyulitkan penafsiran.
3. Sebelum pengambilan spesimen, penderita diminta berkumur dengan air, bila mungkin gosok gigi terlebih dulu. Bila memakai gigi palsu, lanjutan
4. Pada saat pengambilan spesimen, penderita berdiri tegak atau duduk tegak
5. Penderita diminta untuk menarik nafas dalam 2 – 3 kali kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali sampai dahak keluar.
6. Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung dalam wadah dengan cara mendekatkan wadah ke mulut.
7. Amati keadaan dahak. Dahak yang memenuhi syarat pemeriksaan akan tampak kental purulen dengan volume cukup ( 3 – 5 ml )
8. Tutup wadah dengan rapat untuk menghindari kontaminasi dari udara dan secepatnya dikirim ke laboratorium
Sumber-sumber kesalahan pada pengambilan spesimen darah
1. Pemasangan turniquet terlalu lama dapat menyebabkan :
o Protein (termasuk enzim) , Ca2+, laktat , fosfat, dan Mg2+
meningkat. o pH menurun, hemokonsentrasi. o PPT dan APTT mungkin memendek karena pelepasan tromboplastin jaringan ke dalam sirkulasi darah. 2. Pemompaan menyebabkan kalium, laktat, glukosa, dan Mg2+ meningkat, sedangkan pH menurun3. Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat
menyebabkan : o trombosit dan fbrinogen menurun; PPT dan APTT memanjang. o kalium, LDH dan SGPT/ALT meningkat.
4. Pengambilan darah pada jalur infus dapat menyebabkan :
o natrium meningkat pada infus saline. o kalium meningkat pada infus KCl. o glukosa meningkat pada infus dextrose. o PPT, APTT memanjang pada infus heparine.o kreatinin, fosfat, LDH, SGOT, SGPT, Hb, Hmt, lekosit,
trombosit, eritrosit menurun pada semua jenis infus.5. Homogenisasi darah dengan antikoagulan yang tidak sempurna atau keterlambatan homogenisasi menyebabkan terbentuknya bekuan darah. 6. Hemolisis dapat menyebabkan peningkatan K+, Mg2+, fosfat, aminotransferase, LDH, fosfatase asam total
4. IDENTIFIKASI SPESIMEN
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah
tahapan yang harus dilakukan karena merupakan hal yang
sangat penting. Pemberian identitas meliputi pengisian formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada wadah spesimen. Keduanya harus cocok sama. Pemberian identitas
ini setidaknya memuat nama pasien, nomor ID atau nomor
rekam medis serta tanggal pengambilan. Kesalahan pemberian identitas dapat merugikan.
Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya
disertai tanda khusus pada label dan formulir permintaan
laboratorium.