Latar Belakang - DOCRPIJM 4e744dc1a9 BAB I1. BAB I Pendahuluan (ok)

1.1 Latar Belakang

  Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakandalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan melalui penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya/Permukiman. Untuk menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Peran pembangunan Bidang Cipta Karya khususnya dalam peningkatan sosial ekonomi masyarakat Indonesia antara lain dengan (i) mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, (ii) mewujudkan lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, serta (iii) pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi yang diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan masyarakat serta kebutuhan sektor- sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.

  Arahan dalam RPJPN terkait pembangunan infrastruktur permukiman merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat berperan dalam pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan kerjasama berbagai stakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga) strategic goals Kementerian Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu (i) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.

  Keterpaduan program, kegiatan dan anggaran diharapkan dapat mewujudkan pembangunan Bidang PU/Cipta Karya di daerah yang lebih bermanfaat bagi masyarakat luas melalui bentuk kerjasama antara pusat dan daerah yang berbasis pada prinsip pengembangan wilayah dan keberlanjutan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam proses perencanaan program pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi/berdampak terhadap perkembangan wilayah secara terpadu diantaranya faktor politik, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan.

  Dalam rangka pengembangan permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni, berkeadilan sosial, berbudaya, produktif, dan berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitas Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.

1.2. Pengertian RPI2-JM Bidang Cipta Karya Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

  

(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya dokumen perencanaan dan

  merupakan

  

pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh

  Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh

  Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.

  1.3. Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Pada Gambar 1-1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan Gambar 1-1 memaparkan kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada system perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

  1.4. Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Dengan RPI2JM Bidang PU

  Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat pada RPI2-JM dioperasionalkan melalui RPI2- JM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya. Gambar 1-2 memaparkan Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah.

Gambar 1.1. Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang PU untuk Pulau

  Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Nasional Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

  Menengah (RPI2-JM) Bidang PU untuk Kawasan Strategis Nasional Nasional/ Pusat

  Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) UU 17/2007 Rencana Pembangunan jangka Menengah

  Nasional (RPJMN) 2010-2015 Perpres 5/2010

Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional (RTRWN)

  

PP 26/2008

Provinsi Rencana Pembangunan Jangka Panjang

  Daerah (RPJPD) Provinsi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Rencana Tata Ruang Wilayah

  

Provinsi (RTRWP)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2- JM) Bidang Pu untuk Provinsi

  Kabupaten/ Kota Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten/Kota

  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Pu untuk Kabupaten/Kota

  Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK) Arahan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota

  Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) RISPAM SSK RTBL

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI

  PERDA

RPJMD

BG

RTRWK RISPAM

Pengembangan Kawasan Rencana Pembangunan Permukiman (RP2KP) RPI2-JM PU RTBL SSK RTBL KSK RPIJM CK Penganggaran Tahunan MP &

Gambar 1.2. Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di

  Daerah

  Pada gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPIJM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman.

  Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut untuk selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkkungan (RTBL).

  Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten.

  Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.

1.5. Maksud dan Tujuan

  1.5.1 Maksud

  Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2015-2019 adalah untuk mewujudkan kemandirian kabupaten Pidie Jaya dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan

  1.5.2 Tujuan

  Tujuan dari penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai upaya menyukseskan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dan menjadi panduan bagi para pelaku pembangunan sehingga dapat memahami kedudukan, peran, dan fungsi masing-masing sektor usulan sesuai program dan kegiatan baik yang berasal dari sumber pendanaan APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten maupun sumber pendanaan lainnya (Swasta,CSR).

1.6. Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:

  a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

  b. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota / drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

  c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social

  Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan jasa.

  d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan program.

  e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (Kabupaten/Kota dan Provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

  Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji. yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders.

1.7. Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Bab 1 : Pendahuluan Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta mekanisme penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Bab 2 : Profil Kabupaten Pidie Jaya Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten Pidie Jaya seperti batas

  administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

  Bab 3 : Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya Pada Bab ini berisi arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya dan Rencana Strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya. Bab 4 : Analisis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting

  lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL-UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

  Bab 5 : Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten Pidie Jaya, profil investasi

  dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

  Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten Pidie Jaya

  Bab 6 : Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang

  fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

  Bab 7 : Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya Bab ini membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya

  untuk masing-masing sektor, yaitu sektor pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing-masing sektor.

  Bab 8 : Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Pada bagian ini berisikan mengenai matrik program investasi RPIJMK Kabupaten Pidie Jaya dan Matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten Pidie Jaya.

1.8. Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

1.8.1. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2-JM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua-Maluku. Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi. Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM Kabupaten/ Kota yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Gambar 1-3 memaparkan Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota. Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

1.8.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1-4 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

  Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

Gambar 1-3 : Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

Gambar 1-4 : Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Dari Gambar 1-4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional

1.8.3. Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing – masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPI2-JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:

  a. Kelengkapan Dokumen

  Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI2-JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan RPI2-JM.

  Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).

  b. Kelayakan Program

  Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.

  c. Kelayakan Lingkungan dan Sosial

  Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.

  d. Kelayakan Pendanaan

  Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program /kegiatan RPI2- JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.

  e. Kelayakan Kelembagaan

  Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2- JM di daerah.

  f. Matriks Program

  Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPI2-JM Bidang Cipta Karya