Epistemologi dan Filsafat Sains docx

UAS EPISTEMOLOGI
FF UNPAR

YUNG SUTRISNO JUSUF
2015510014

Epistemologi dan Filsafat Sains

Filsafat Pengetahuan dan Pengaruh Sains (Eksakta) Bagi Ilmu Pengetahuan
Pengantar
Filsafat pengetahuan atau dikenal dengan epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang
mengkaji keseluruhan dan pendasaran ilmu pengetahuan. Epistemologi menelaah secara kritis
dan analitis dasar-dasar teoretis pengetahuan. Sebagai cabang ilmu filsafat, epistemologi
bertanya tentang bagaimana pengetahuan itu pada dasarnya diperoleh dan diuji kebenarannya.
Pertanyaan pokok yang coba dijawab dengan seksama itu adalah “bagaimana saya tahu bahwa
saya dapat tahu?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut dibutuhkan suatu metodologi dalam
upaya mencari kebenaran tersebut. Metode tersebut merupakan langakah-langkah yang
digunakan atau cara untuk mengetahui realitas. Berangkat dari metode filosofis tersebut,
epistemologi memberikan penjelasan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan. Dalam
tulisan ini dipaparkan berbagai aliran yang mengemukakan pendapatnya bagaimana manusia
dapat mengetahui realitas teresebut. Juga, dalam tulisan ini akan dipaparkan pengaruh besar

dan signifikan dari sains modern sebagai suatu perkembangan aliran filsafat yang menjadi
suatu bidang ilmu tersendiri. Pengaruh sains itu begitu besar bagi kehidupan masa kini dan
masa depan. Tulisan ini akan memberikan pemaparan tentang pengaruh sains bagi ilmu
pengetahuan terkhusus sebagai suatu “cara mengetahui” yang dianggap paling mutakhir pada
masa kini.
Aliran dan Metode Filsafat
Kritis, aliran ini mengemukakan bahwa manusia dapat memperoleh pengetahuan dan
kebenaran dengan cara berdialog. Dalam dialog tersebut subjek mempertanyakan keyakinan
dan berusaha memurnikannya melalui berbagai pertentangan dalam dialog tersebut. Dengan
demikian akan ditemukan hakekat dari kebenaran. Dalam hal ini manusia memperoleh
pengetahuan melalui proses dialog kritis.
Intuitif, metode yang digunakan aliran ini adalah dengan cara yang spiritual. Intuisi
digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Dengan cara ini intuisi mampu membimbing
subjek pada pengetahuan sejati karena objek selalu berubah dan berkembang sehingga
manusia tidak bisa hanya menggunakan akalnya. Subjek mengetahui sesuatu melalui gerakan
hatinya yang mengatakan bahwa kebenaran itu ada pada objek itu.
Skolastik, pada masa abad pertengahan khususnya pada golden age, Thomas Aquinas
mempopulerkan filsafat Aristoteles. Prinsip dari aliran ini adalah mengetahui kebenaran
dengan bertitik tolak dari definisi dan prinsip yang sifatnya sintetis-deduktif. Dari hal-hal
tersebut ditarik kesimpulan.

Skeptis, metode ini digunakan oleh Descartes yang diawali dengan prinsip keraguan.
Segala sesuatu diragukan terlebih dahulu hingga mencapai suatu intuisi akan hakekat-hakekat
yang bersifat esensial baru kemudian hal-hal tersebut dideduksikan secara matematis. Dengan
cara ini manusia memperoleh pengetahuan yang murni akan realitas. Aliran ini mengemukakan
bahwa akal budi atau rasio sebagai dasar kepastian dan sumber pengetahuan manusia.
Empiris, aliran ini mengemukakan cara manusia memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman langsung. Dengan menggunakan persepsi indra, manusia dapat mengetahui
kebenaran akan realitas. Semua ide di dalam pikiran dibandingkan dengan impresi yang
kemudian disusun bersama secara geometri. Jadi apa yang ada di rasio itu benar bila dapat
diuji secara eksprimental di dalam realita. Aliran ini sangat mempengaruhi ilmu pengetahuan
terutama menjadi suatu metode bagi sains untuk menguji segala ide, kebenaran sejatinya
berada pada impresi atas realitas. Aliran empiris ini berkaitan dengan aliran positivis sebagai
perkembangannya.
1|Page

Kritis-Transendental, metode ini berusaha dengan kritis menganalisa kebenarankebenaran pengetahuan yang bersumber dari rasio mupun indrawi. Dari kedua sumber
pengetahuan ini ditemukan suatu syarat-syarat apriori yang merangkum keduanya. Jadi
menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan secara transendental (apriori) yang
memuat pemahaman melalui rasio dan indrawi.
Dialektis, hakekat kenyataan didapatkan melalui tesis-antitesis-sintesis. Manusia

memperoleh pengetahuannya melalui suatu dialektika dan merupakan suatu gerak Roh absolut
yang berusaha mengenali dirinya. Aliran ini sangat idealis karena menganggap bahwa manusia
mengetahui kebenaran sebagaimana Roh Absolut itu mengetahui dirinya sendiri. Hal ini terjadi
di dalam pikiran manusia sendiri.
Fenomenologis, aliran ini mengungkapkan bahwa pengetahuan murni akan kebenaran
hanya didapatkan dengan menghindari segala apriori yang ada di dalam pikiran. Metode
epoche digunakan agar subjek memperoleh pengetahuan yang murni akan suatu realitas dan
tidak dipengaruhi oleh penilaian yang ada di dalam pikirannya.
Neo-Positivistis, aluran ini memahami bahwa manusia memperoleh pengetahuan
melalui kenyataan yang dipahami menurut hakekatnya dengan menggunakan hukum-hukum
pasti. Manusia memperoleh pengetahuan melalui jalam empiris yang terukur dan teruji. Aliran
positivis ini menyempurnakan aliran empiris dan menjadi suatu ilmu positif (eksakta).
Pengaruh Epistemologi
Sebagaimana telah dipaparkan pada bagian sebelumnya diketahui bahwa epistemologi
mennelaah bagaimana manusia memperoleh pengetahuan. Dengan berbagai aliran filsafat dan
metode yang dikemukakan, epistemologi melihat bahwa pengetahuan itu penting bagi manusia
untuk memahami kebenaran atas realitas. Epistemologi berpengaruh bagi kehidupan manusia
karena memancing penemuan-penemuan baru. Dari penemuan tersebut epistemologi terus
menerus bertanya tentang bagaimana segalanya dapat terus diketahui dan ditemukan yang
paling hakiki dari pengetahuan itu. Epistemologi mampu mengembangkan ilmu pengetahuan

dan juga menjadikannya suatu bidang ilmu tersendiri seperti halnya sains atau eksakta. Dalam
hal ini epistemologi melahirkan sains. Dari sains itulah pengetahuan manusia semakin
berkembang dan terukur. Segala kemajuan dalam kehidupan manusia terkhusus teknologi
didasari oleh perkembangan epistemologi. Dalam hal ini epistemologi menelaah bagaiman
suatu hal itu diketahui oleh manusia secara pasti dan saintifik. Dunia sains inilah yang
berkembang mulai dari sains klasik hingga sains modern. Epistemologi sangat berpengaruh
dalam kelahiran sains yang juga sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia dan ilmu
pengetahuan di masa kini.
Pengaruh Sains Modern Bagi Pengetahuan
Seiring dengan semakin berkembangnya bentuk pengetahuan yang disebut sebagai ilmu
pengetahuan positif atau sains, maka salah satu cabang epistemologi ini adalah filsafat sains.
Dalam bidang ini yang ditelaah adalah metode dalam pelbagai sains dan
pertanggungjawabannya secara rasional. Epistemologi sains merefleksikan secara kritis arti
dan nilainya bagi kehidupan manusia secara keseluruhan. Pada masa kini sains merasuk ke
dalam segala bentuk kehidupan manusia terutama pengetahuan. Dengan metode yang terukur
secara saintifik, kini pengetahuan harus mengacu pada sains. Bahkan di dalam kehidupan pun
sains meraja dan menjadi suatu patokan bagi kebenaran yang hakiki di dalam kehidupan
manusia.
Sains dengan metode empiris dan postivisme logis mencoba mengkaji dan menciptakan
berbagai teori tentang segala hal dengan batasan dapat diukur dan diuji secara ilmiah. Dengan

adanya metode logis-hipotetis-verifikatis, segala hal harus teruji secara saintifik agar hal itu
2|Page

dapat dianggap nyata dan benar. Sains mencoba menelaah segala hal di dunia ini dan
menciptakan teori-teori terukurnya. Dalam hal ini, sains merasa memiliki kapasitas untuk
menjawab segala pertanyaan manusia tentang dunia ini secara logis dan terukur. Akibatnya,
yang tidak dapat ditelaah secara saintifik dalam kehidupan manusia dianggap bukan suatu
kebenaran.
Sains sangat berpengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya filsafat.
Dengan metode kepastian dan keterukurannya sains melawan filsafat yang dianggap terlalu
konseptual dan tidak relevan pada kehidupan masa kini. Filsafat hanya mampu menjawab
pertanyaan konseptual dan tidak mendasarkan simpulan jawabannya pada suatu bukti nyata.
Pada masa kini sains menjadi suatu ilmu pengetahuan mutakhir yang menjadi ukuran
segalanya karena dianggap mampu menjawab kebutuhan manusia dengan terukur dan mampu
memberikan manfaat nyata bagi kehidupan.
Namun, bila disadari lebih lanjut, di dalam sains sendiri terjadi suatu evolusi
pengetahuan. Apa yang ada pada sains ini terus menerus diuji karena kebenarannya masih
terus menerus diragukan dan belum sampai kepastian final. Sebenarnya sains masih belum
dapat menjawab segala pertanyaan yang ada tentang realitas di dunia ini. Kebutuhan manusia
bukan hanya yang bersifat material saya teteapi juga yang non-material. Sains hanya dapat

mengakomodasi keterukuran dari material.
Dari pemaparan tentang aliran dan metode filsafat dapat dipahami bahwa filsafat
berusaha menjawab pertanyaan bagaimana manusia mengetahui sesuatu atau apa hakikatnya
pengetahuan itu. Berbagai metode mengemukakan pendapatnya dan sebenarnya kebenaran di
pihak masing-masing itu bersifat saling melengkapi. Tidak ada satu kebenaran yang mampu
mengatasi segala kebenaran yang lain. Dalam hal ini sains yang menggunakan metode empiris
dan positivis belum mampu secara sempurna dan menyeluruh menjawab pertanyaan
bagaimana manusia mengetahui sesuatu. Sains itu hanya sebagian kecil dari ilmu pengetahuan
yang begitu luas. Dalam hal ini filsafat malah lebih melampaui sains karena mampu
memberikan jalan bagi jawaban yang lebih memadai tentang segala hal baik yang terukur
maupun yang konseptual bahkan transendental.
Tampaknya ilmu pengetahuan pada masa kini telah dikuasai oleh pola pikir sains yang
mencoba mengetahui segalanya secara terukur dan teruji. Padahal sains itu sendiri belum
dapat teruji karena tidak mampu menjawab segala rasa ingin tahu manusia. Realitas tidak
hanya benar jika hanya dapat diukur saja, ada kenyataan lain yang juga benar dan tidak dapat
terukur. Dalam hal ini sains tampaknya tidak dapat mengetahui yang tidak terukur itu.
Simpulan
Epistemologi sebagai filsafat pengetahuan berusaha menjawab pertanyaan bagaimana
manusia itu mengetahui. Ternyata manusia itu mengetahui realitas dengan berbagai metode.
Epistemologi juga berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi kemajuan

hidup manusia. Pada masa kini, sains yang menggunakan salah satu metode pengetahuan itu
dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang paling mutakhir karena mampu membuat
pembuktian secara terukur dan hal ini sangat berpengaruh bagi ilmu pengetahuan. Namun,
sains secara nyata belum mampu membuktikan hal-hal yang tidak dapat terukur. Rupanya hal
tersebut dapat diketahui oleh manusia melalui metode lainnya. Dalam hal ini filsafat malah
mampu menjawabnya secara logis. Oleh karena itu, epistemologi terus menerus berusaha
tanpa akhir untuk menjawab bagaimana manusia itu mengetahui karena masih banyak yang
belum diketahui manusia dan juga entah bagaimana caranya.

3|Page