Aku dan Ekonomi Islam dan
Aku dan Ekonomi Islam
Assalamualaikum. Sebelum lebih jauh lagi bercerita tentang pengalaman saya yang
berkaitan dengan Ekonomi Islam, ada baiknya saya jelaskan dulu apa itu Ekonomi Islam.
Ekonomi Islam atau bisa disebut juga Ekonomi Syariah merupakan ilmu yang mempelajari
perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan
didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Prinsip
dasar Ekonomi Islam adalah segala aturan yang terjadi selama transaksi jual-beli tidak
melanggar aturan agama, serta yang paling utama tidak mengandung adanya unsur riba.
Sejak kecil saya telah kenal dekat dengan Ekonomi Islam, dikarenakan kedua orang
tua saya merupakan seorang sarjana Syariah. Saya sering bertanya kepada orang tua saya “Pa,
Ma, apa itu ekonomi syariah? Emang bedanya apa dengan ekonomi konvensional? Apakah
jika kita tidak benar-benar menerapkan prinsip ekonomi syariah kita akan terus mendapatkan
dosa?”.
Ketika saya bertanya tentang apa itu ekonomi syariah dan apa bedanya dengan
ekonomi konvensional kedua orang tua saya sering mengatakan kalau ekonomi syariah itu
ekonomi yang tidak melanggar prinsip-prinsip Islam. Prinsip tersebut misalnya tidak
merugikan salah satu pihak, tidak ada unsur tipuan, maupun tidak adanya unsur riba.
Dari semua prinsip-prinsip di atas, menurut saya kita semua bisa dengan mudahnya
mengikuti aturan-aturan tersebut. Namun, saya tidak sepenuhnya yakin kalau kita secara
penuh, seratus persen, bisa terhindar dari yang namanya riba. Kalau riba itu segala yang
identik dengan bunga uang, baik itu bunga tabungan maupun bunga pinjaman, maka rela
tidak rela, suka tidak suka, kita sangat sulit untuk menghindarinya.
Dikarenakan sangat sulit menghindarinya, maka banyak bank syariah yang mengubah
sistem riba tersebut. Sistem riba tersebut pun diubah menjadi sistem yang namanya dana bagi
hasil. Pada dasarnya, kedua sistem ini hampir sama, karena keduanya sama-sama berbentuk
imbalan atas jasa pinjaman yang telah diberikan.
Namun, riba atau bunga pinjaman lebih ketat dan lebih tidak berprikemanusiaan
dalam penuntutan imbalan tersebut, karena bunga pinjaman ini wajib dibayarkan apapun
yang terjadi, baik si peminjam sanggup atau tidak, memperoleh keuntungan atau bahkan
kerugian dari uang pinjaman tersebut. Tetapi lain halnya dengan dana bagi hasil, sistem ini
jauh lebih manusiawi dan juga tidak akan menimbulkan kerugian pada si peminjam.
Berdasarkan hal tersebut, saya menarik kesimpulan bahwa penerapan ekonomi islam
tidak hanya men ghindarkan kita dari dosa, tetapi juga banyak mendatangkan dampak positif
lain, seperti memberikan manfaat bagi para pengusaha yang hendak memulai usahanya.
Dikarenakan hal tersebut, perekonomian negara kita juga tidak mungkin tidak akan
berkembang dengan baik jika penerapan ekonomi islam semakin digalakkan. Tentunya saya
sangat mengapresiasi jika diberi kesempatan untuk bergabung, berkarya, serta menjadi bagian
di dalamnya melalui kepengurusan SEF ini. Wassalamualaikum.
Assalamualaikum. Sebelum lebih jauh lagi bercerita tentang pengalaman saya yang
berkaitan dengan Ekonomi Islam, ada baiknya saya jelaskan dulu apa itu Ekonomi Islam.
Ekonomi Islam atau bisa disebut juga Ekonomi Syariah merupakan ilmu yang mempelajari
perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan
didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Prinsip
dasar Ekonomi Islam adalah segala aturan yang terjadi selama transaksi jual-beli tidak
melanggar aturan agama, serta yang paling utama tidak mengandung adanya unsur riba.
Sejak kecil saya telah kenal dekat dengan Ekonomi Islam, dikarenakan kedua orang
tua saya merupakan seorang sarjana Syariah. Saya sering bertanya kepada orang tua saya “Pa,
Ma, apa itu ekonomi syariah? Emang bedanya apa dengan ekonomi konvensional? Apakah
jika kita tidak benar-benar menerapkan prinsip ekonomi syariah kita akan terus mendapatkan
dosa?”.
Ketika saya bertanya tentang apa itu ekonomi syariah dan apa bedanya dengan
ekonomi konvensional kedua orang tua saya sering mengatakan kalau ekonomi syariah itu
ekonomi yang tidak melanggar prinsip-prinsip Islam. Prinsip tersebut misalnya tidak
merugikan salah satu pihak, tidak ada unsur tipuan, maupun tidak adanya unsur riba.
Dari semua prinsip-prinsip di atas, menurut saya kita semua bisa dengan mudahnya
mengikuti aturan-aturan tersebut. Namun, saya tidak sepenuhnya yakin kalau kita secara
penuh, seratus persen, bisa terhindar dari yang namanya riba. Kalau riba itu segala yang
identik dengan bunga uang, baik itu bunga tabungan maupun bunga pinjaman, maka rela
tidak rela, suka tidak suka, kita sangat sulit untuk menghindarinya.
Dikarenakan sangat sulit menghindarinya, maka banyak bank syariah yang mengubah
sistem riba tersebut. Sistem riba tersebut pun diubah menjadi sistem yang namanya dana bagi
hasil. Pada dasarnya, kedua sistem ini hampir sama, karena keduanya sama-sama berbentuk
imbalan atas jasa pinjaman yang telah diberikan.
Namun, riba atau bunga pinjaman lebih ketat dan lebih tidak berprikemanusiaan
dalam penuntutan imbalan tersebut, karena bunga pinjaman ini wajib dibayarkan apapun
yang terjadi, baik si peminjam sanggup atau tidak, memperoleh keuntungan atau bahkan
kerugian dari uang pinjaman tersebut. Tetapi lain halnya dengan dana bagi hasil, sistem ini
jauh lebih manusiawi dan juga tidak akan menimbulkan kerugian pada si peminjam.
Berdasarkan hal tersebut, saya menarik kesimpulan bahwa penerapan ekonomi islam
tidak hanya men ghindarkan kita dari dosa, tetapi juga banyak mendatangkan dampak positif
lain, seperti memberikan manfaat bagi para pengusaha yang hendak memulai usahanya.
Dikarenakan hal tersebut, perekonomian negara kita juga tidak mungkin tidak akan
berkembang dengan baik jika penerapan ekonomi islam semakin digalakkan. Tentunya saya
sangat mengapresiasi jika diberi kesempatan untuk bergabung, berkarya, serta menjadi bagian
di dalamnya melalui kepengurusan SEF ini. Wassalamualaikum.