makalah masyarakat perkotaan dan masyara

BAB I
PENDAHULUAN
Banyak alasan pentingnya membicarakan masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan.Selain belum ada kesempatan umum tentang keberadaan masyarakat desa sebagai
suatu pengertian yang baku,juga kalau dikaitkan dengan pembangunan yang orientasinya
banyak dicurahkan kepedesaan,maka pedesaan memiliki arti tersendiri dalam kajian
struktur,sosial atau kehidupanya.Dalam keadaan desa yang “sebenarnya”,desa masih
dianggap sebagai standard an pemelihara system kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan
asli seperti tolong menolong,keguyuban,persaudaraan,gotong-royong,kesenian,kepribadian
dalam berpakaian,adat-istiadat,kehidupan moral-susila,dan lain-lain.
Orang kota membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan
rukun,tenang,selaras,dan akur.Akan tetapi justru dengan berdekatan,mudah terjadi konflik
atau

persaingan

yang

bersumber

dari


peristiwa

kehidupan

sehari-hari,hal

tanah,gengsi,perkawinan,perbedaan antara kaum muda dan tua serta antara pria dan
wanita.Bayangan bahwa desa tempat ketentraman pada konstelasi tertentu ada benarnya,akan
tetapi yang nampak justru bekerja keraslah yang merupakan syarat pokok agar dapat hidup di
desa.
Demikian pula dalam konteks pembangunan desa (pertanian),semula orang
beranggapan bahwa masyarakat pertanian mangalami involusi (kemunduran) pertanian yang
berjalan dalam proses pemiskinan dan apapun teknologi dan kelembagaan modern yang
masuk ke pedesaan akan sia-sia.Pernyataan-pernyataan sumbang inilah yang ingin kami
bahas dalam makalah yang ringkas dan singkat ini,yang mana adanya kontroversi kesan atau
pendapat ini mungkin lebih tepat apabila dihubungkan dengan berbagai gejala sosial seperti
konsep-konsep perubahan sosial atau kebudayaan.

Ilmu Sosial Dasar | 1


BAB II
PEMBAHASAN
Definisi singkat tentang masyarakat
Dalam bahasa inggris masyarakat disebut “society”, sedangkan dalam bahasa latin
yaitu “socius” yang berarti teman atau kawan.
Sedangkan kata masyarakat dalam bahasa arab yaitu “syirk” yang berarti bergaul,
selain itu ada pula yang berpendapat bahwa “masyarakat berasal dari kata bahasa arab yang
lain yaitu “syakara” yang berarti turut serta.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma adat yang sama-sama diataati dalam lingkungannya.
Adapun syarat suatu kelompok disebut sebagai sebuah masyarakat adalah:
1. Beranggotakan minimal 2 orang.
2. Anggotanya sadar sebagai suatu satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang
saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antara anggota
masyarakat.
4. Menjadi system hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu
sama lain sebagai anggota masyarakat.


A. Masyarakat perkotaan (masyarakat modern)
Pengertian masyarakat perkotaan menurut para ahli sbb :
a. Wirth
“kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.”

Ilmu Sosial Dasar | 2

b. Max Weber,
“kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya dipasar lokal.”

c. Dwigth Sanderson
“kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa
pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama.
Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu
dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.”
 Ciri-ciri masyarakat kota (karakteristik)
a. Heterogenitas sosial
Kota merupakan metting pot bagi aneka suku maupun ras, sehingga masingmasing kelompok berusaha di atas kelompok lain. Maka dari itu sering terjadi

usaha untuk memperkuat kelompoknya untuk melebihi kelompok yang lain.
b. Hubungan sekunder
Dalam masyarakat kota pergaulan dengan sesama anggota (orang lain)
c. Toleransi sosial

Ilmu Sosial Dasar | 3

Masyarakat kota tidak memperdulikan tingkah laku sesamanya dan pribadi sebab
masing-masing anggota mempunyai kesibukan sendiri. Sehingga kontrol sosial
pada masyarakat kota dapat di katakana lemah sekali dan non pribadi.
d. Kontrol sekunder
Anggota masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan, tetapi secara pribadi
atau sosial berjauhan. Dimana bila ada anggota masyarakat yang susah, senang,
jahad, dan lain sebagainya, anggota masyarakat yang lain tidak mau mengerti.
e. Mobilitas sosial
Di kota sangat mudah sekali terjadi perubahan maupun perpindahan status, tugas
maupun tempat tinggal.
f.

Individual

Akhibat hubungan sekunder, maupun kontrol sekunder, maka kehidupan
masyarakat di kota menjadi individual. Apakah yang mereka inginkan dan
rasakan, harus mereka rencana dan laksanakan sendiri. Bantuan dan kerja sama
dari anggota masyarakat yang lainsulit untuk di harapkan.

g. Ikatan suka rela
Walaupun hubungan sosial bersifat sekunder, tetapi dalam organisasi tertentu
yang

mereka

sukar.

(kesenian,

olahraga,

politik)

secara


sukarela

ia

menggabungkan diri menggabungkan dan berkorban.

h. Segregasi kekurangan

Ilmu Sosial Dasar | 4

Akibat dari integritas sosial dan kompetisi ruang terjadi pola sosial, ras, dan
kompetisi ruang, terjadi pola sosial yang berdasarkan pada sosial ekonomi, ras,
agama, suku bangsa dan sebagainya. Maka dari itu akhirnya terjadi pemisahan
temat tinggal dalam kelompok-kelompok tertentu.

Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:


Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan

keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan
hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.



Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung
pada
orang lain.



Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena
perbedaan
politik dan agama dan sebagainya.



Jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.




Interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan
pribadi dari pada kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan
dan pedesaan , oleh karena itu banyak orang dari perkotaan yang pindah kepedesaan
untuk mencari ketenangan,sedangkan sebaliknya masyarakt pedesaan pergi dari desa
untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan
mereka.

B. Masyarakat pedesaan (masyarakat tradisional)
Pengertian masyarakat pedesaan menurut para ahli sbb:

Ilmu Sosial Dasar | 5

a. Sutardjo kartodikusuma
“desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan tersendiri.”
b. Bintaro
“desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, politik dan kultur yang
terdapt di tempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal

balik dengan daerah lain.”
c. Paul H. Landis
Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri-ciri sbb:
1). Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2). Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
3). Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan
agraris adalah bersifat sambilan.
Dalam kamus sosiologi kata tradisional berasal dari bahasa inggris yaitu “tradition”
yang artinya adat istiadat atau kepercayaan yang turun temurun dipelihara. Pengertian desa
itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsurunsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem
kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban,
persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat, kesenian
kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri khas jelas.

 Ciri-ciri masyarakat desa (karakteristik)
Ciri-ciri masyarakat desa menurut beberapa ahli:
 Menurut Talcott Person
a. Afektivitas


ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan
kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong,
menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan
menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif

Ilmu Sosial Dasar | 6

sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka
akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan
keseragaman persamaan.
c. Partikularisme

pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan
keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan
subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk
kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme).

d. Askripsi

yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu
keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawannya
prestasi).
e. Kekaburan (diffuseness)
Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa
ketegasan yang dinyatakan eksplisit (tidak to the point). Masyarakat desa
menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari
uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa
yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
 Menurut Paul H Landis


Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang masuk

Ilmu Sosial Dasar | 7



Para orang tua umumnya otoriter terhadap anaknya



Cara berfikir dan sikapnya konservatif dan statis



Mereka amat toleran terhadap nilai budaya sendiri sehingga kurang toleran
budaya lain



Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif



Memiliki sikap udik dan isolatifi serta kurang komunikatif dengan kelompok
social diatasnya

 Menurut Soerjono Soekanto


Kehidupan masyarakat sangat erat dengan alam



Kehidupan petani sangat bergantung pada musim



Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja



Stuktur perekonomian bersifat agraris



Hubungan antar anggota masyarakat desa berdasarkan ikatan keluarga



Perkembangan sosial relatif lambat



Kontrol sosial ditentukan oleh moral dan hukum informal



Norma agama dan adat istiadat masih kuat

Kesimpulan dari ciri-ciri masyarakat desa:
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris adalah bersifat sambilan.
4. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar
batas wilayahnya.

Ilmu Sosial Dasar | 8

5. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
6. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
7. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat
istiadat, dan sebagainya.

 Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan
Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan dan
pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan
dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaan.

Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah
bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan
suatu permasalahan. Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu
masyarakat masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup
bermasyarkat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Namun
dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan
informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.
Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika
dan budaya mereka yang bersifat umum.


Sederhana



Mudah curiga



Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya



Mempunyai sifat kekeluargaan



Lugas atau berbicara apa adanya



Tertutup dalam hal keuangan mereka



Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota

Ilmu Sosial Dasar | 9



Menghargai orang lain



Demokratis dan religious



Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan

cara

beradaptasi

mereka

sangat

sederhana,

dengan

menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta
yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan
masyarakat pedesaan. Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan,
masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding
kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut
sebagai urban community.

C. Pengaruh desa dalam perkotaan
Dampak Interaksi bagi Kota
Urbanisasi merupakan salah satu bentuk dari interaksi desa-kota. Menurut Hope Tisdale
Eldrige (1956), pengertian urbanisasi adalah proses perpindahan penduduk ke kota atau
daerah permukiman padat. Istilah urbanisasi juga digunakan untuk mendeskripsikan
perubahan kelompok sosial yang terjadi sebagai akibat konsentrasi manusia. Urbanisasi dapat
juga berarti proses perubahan daerah desa menjadi daerah kota. Pengertian urbanisasi
tersebut menunjukkan bahwa penduduk desa lebih mengenal kota. Banyak penduduk desa
meninggalkan daerahnya dan pindah ke kota terdekat. Sebagian dari mereka bekerja di kota,
tetapi bertempat tinggal di desa.

Ilmu Sosial Dasar | 10

Dampak positif bagi kota akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut.
1) Tercukupinya kebutuhan bahan pangan bagi penduduk perkotaan yang sebagian
besar berasal dari daerah perdesaan , seperti sayuran, buah-buahan, beras, dan lain
sebagainya.
2) Jumlah tenaga kerja di perkotaan melimpah karena banyaknya penduduk dari desa
yang pergi ke kota.
3) Produk-produk yang dihasilkan di daerah perkotaan dapat dipasarkan sampai ke
pelosok desa sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar.

Sedangkan dampak negatif bagi kota akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai
berikut.

1. Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota tanpa keahlian menimbulkan permasalahan
bagi daerah perkotaan, yaitu semakin meningkatnya jumlah pengangguran dan
penduduk miskin.

2. Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya
seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, hiburan, dan lain sebagainya.

3. Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan lahan atau
tempat yang tidak layak untuk permukiman, misalnya di bantaran sungai, pinggiran
rel kereta api, kuburan, dan kolong jembatan. Umumnya permukiman yang terbentuk
adalah permukiman kumuh. Menurut para geograf, wilayah perkampungan kumuh
memiliki empat ciri khas, yaitu tidak tersedia air bersih untuk minum, tidak ada
saluran pembuangan air, penumpukan sampah dan kotoran, serta akses ke luar
perkampungan yang sulit.

Ilmu Sosial Dasar | 11

4. Terjadi degradasi kualitas lingkungan. Peningkatan jumlah penduduk kota yang pesat
mendorong pembangunan rumah-rumah di wilayah kota. Pertumbuhan permukiman
yang cepat di perkotaan berpengaruh terhadap penurunan atau degradasi kualitas
lingkungan.

D.

Pengaruh kota pada pedesaan

Dampak Interaksi bagi Desa
Interaksi antara dua atau lebih daerah yang berbeda akan berpengaruh pada masingmasing wilayah sehingga akan memicu terjadinya perubahan. Seberapa besar perubahan yang
terjadi tergantung dari jarak, jumlah penduduk, dan berbagai factor pendukung lainnya
seperti sarana transportasi, komunikasi, listrik, dan lain sebagainya.

Dampak positif bagi desa akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut.

1. Pengetahuan penduduk desa menjadi meningkat karena banyak sekolah dibangun di
desa. Demikian pula informasi perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan yang
diterima penduduk kota dengan mudah menyebar ke desa. Misalnya, pengetahuan
tentang bibit unggul, pengawetan kesuburan tanah, dan pengolahan hasil panen.

2. Jumlah guru dan sekolah yang banyak terdapat di desa memungkinkan menjadi
penggerak kemajuan penduduk desa melalui pendidikan. Angka buta huruf penduduk
desa semakin berkurang.

3. Perluasan jalur jalan desa-kota dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor telah
menjangkau daerah perdesaan sehingga hubungan desa-kota semakin terbuka. Hasil

Ilmu Sosial Dasar | 12

panen dari desa menjadi mudah diangkut ke kota. Kelangkaan bahan pangan di kota
dapat dihindari karena suplai bahan pangan mudah dilakukan.

4. Produktivitas desa makin meningkat dengan hadirnya teknologi tepat guna.
Kehadiran teknologi tepat guna akan meningkatkan kesejahteraan penduduk desa.

5. Pelestarian lingkungan hidup perdesaan , seperti pencegahan erosi dan banjir,
penyediaan air bersih, serta pengaturan pengairan dapat dilakukan dengan hadirnya
para ahli dari berbagai disiplin ilmu.

6. Peningkatan kegiatan wiraswasta yang menghasilkan produk berkualitas, seperti
kerajinan tangan, industri rumah tangga, teknik perhubungan dan perbengkelan, serta
peternakan dapat dilakukan karena pemerintah turun tangan.

7. Pengetahuan tentang kependudukan bisa sampai ke masyarakat desa yang umumnya
memiliki banyak anggota keluarga. Kesadaran memiliki keluarga kecil telah diterima
oleh masyarakat desa.

8. Koperasi dan organisasi sosial yang berkembang di perdesaan telah memberi manfaat
dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dan pembangunan desa.

Sedangkan dampak negatif bagi desa akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai
berikut.

1. Modernisasi kota telah melunturkan orientasi pertanian yang menjadi pokok
kehidupan mereka. Misalnya, budaya kontes kecantikan, peragaan busana, dan foto
model.

Ilmu Sosial Dasar | 13

2. Siaran televisi yang dapat ditangkap di pelosok desa dapat meningkatkan
konsumerisme dan kriminalitas. Penduduk desa dengan mudah meniru iklan dan
tindak kejahatan dalam film atau sinetron yang ditayangkan televisi.

3. Pengurangan tenaga produktif bidang pertanian di desa, karena banyak tenaga muda
yang lebih tertarik bekerja di kota. Mereka beranggapan di kota banyak kesempatan
kerja dengan upah yang tinggi. Akibatnya, di desa hanya tinggal orang tua dan anakanak yang tidak produktif.

4. Perubahan tata guna lahan di perdesaan akibat perluasan wilayah kota dan banyak
orang kota membeli lahan di wilayah perbatasan desa-kota. Tindakan orang kota ini
menyebabkan lahan di perbatasan desa-kota berubah menjadi permukiman atau
bangunan lain.

5. Tata cara dan kebiasaan yang menjadi budaya kota masuk ke pelosok desa dan
cenderung mengubah budaya desa. Banyak kebudayaan kota yang tidak sesuai
dengan kebudayaan atau tradisi desa, sehingga sering menimbulkan masalah dalam
kehidupan masyarakat desa.

6. Ketersediaan bahan pangan yang berkurang, peningkatan pengangguran, dan
pencemaran lingkungan menjadi masalah penting akibat interaksi desa-kota.

Ilmu Sosial Dasar | 14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia menajalani kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan diri
sendiri dalam arti butuh bantuan dan pertolongan orang lain, maka dari itu manusia
disebut makhluk sosial,sesuai dengan Firman Allah SWT yang artinya: “wahai manusia!
Sunggu Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal (bersosialisasi)..” (Al-hujarat:13). Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat
hendaklah menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita
kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun di perkotaan.

Tentunya

itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh
sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial,

Ilmu Sosial Dasar | 15

yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat dan masih banyak lagi
fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena
itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.
B. Saran
Pembangunan

wilayah

perkotaan

seharusnya

berbanding

lurus

dengan

pengembangan wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan kota.
Masalah yang terjadi di kota tidak terlepas karena adanya problem masalah yang terjadi
di desa, kurangnya sumber daya manusia yang produktif akibat urbanisasi menjadi
masalah yang pokok untuk diselesaikan dan paradigma yang sempit bahwa dengan
mengadu nasib dikota maka kehidupan menjadi bahagia dan sejahtera menjadi masalah
serius. Problem itu tidak akan menjadi masalah serius apabila pemerintah lebih fokus
terhadap perkembangan dan pembangunan desa tertinggal dengan membuka lapangan
pekerjaan dipedesaan sekaligus mengalirnya investasi dari kota dan juga menerapkan
desentralisasi otonomi daerah yang memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah
untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa saling
mendukung dalam segala aspek kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Kosim, H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
Marwanto, 12 November 2006. Jangan bunuh desa kami. Jakarta:Kompas
1994. Sosiologi 3 SMU. Jakarta: Yudistira

Ilmu Sosial Dasar | 16