DAMPAK NEGATIF MARAH DARI SISI KESEHATAN
DAMPAK NEGATIF MARAH DARI SISI KESEHATAN
Kesehatan emosional merupakan salah satu kunci menjaga kesehatan tubuh. Kondisi marah,
agresif, emosional, atau stress yang berkepanjangan dapat memicu tubuh untuk mengeluarkan hormonhormon yang bersifat merusak tubuh serta berpengaruh pada peningkatan neurotransmitter tertentu
pada sel saraf otak sehingga berpotensi menimbulkan peningkatan resiko penyakit seperti, nyeri kepala,
jantung, darah tinggi, kanker, menurunnya kekebalan tubuh, dan lain sebagainya.. Neurotransmitter
sendiri merupakan bahasa yang digunakan sel saraf di otak untuk berkomunikasi. Neurotransmitter ini
muncul ketika ada pesan yang harus disampaikan antar bagian-bagian tubuh. Saat marah terjadi
peningkatan konsentrasi beberapa hormone dan neurotransmitter tertentu seperti epinefrin, kortisol,
dopamine dan serotonin pada limbic system (pusat emosi diotak), setelah itu diteruskan ke bagian tubuh
lain sehingga terjadi peningkatan frekuensi nadi, denyut jantung, dan irama nafas, pupil mata membesar,
serta peningkatan metabolism tubuh. Kondisi stress tubuh yang berkepanjangan seperti ini semakin
menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga rentan pula terhadap berbagai penyakit baik infeksi
maupun kanker.
Beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan akibat marah yang berkepanjangan antara lain :
1. Hipertensi
Saat marah, jantung memompa lebih kuat sahingga cairan yang dialirkan menjadi lebih banyak
pada setiap detiknya dari keadaan normal. Arteri besar kehilangan kelenturan dan berubah
menjadi kaku sehingga tidak dapat mengembang saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Cairan bertambah dalam sirkulasi. Sehingga akhirnya tekanan darah meningkat.
2. Stroke
Ketika tekanan darah menjadi tinggi dan semakin tinggi, terjadi peningkatan resiko pecahnya
pembuluh darah diotak sehingga menimbulkan stroke perdarahan.
3. Penyakit jantung koroner
Pada beberapa orang yang sudah terdapat penyumbatan lemak pada pembuluh darahnya,
aktivitas simpatetik yang meningkat pada saat marah ini dapat memicu lepasnya sumbatan. Jika
sumbatan ini berakhir pada pembuluh darah jantung maka terjadilah penyakit jantung coroner.
4. Nyeri kepala
Ketika marah, pembuluh darah di otak akan berdenyut liar sehingga merangsang reseptor nyeri
di kepala dan memicu rasa sakit di kepala
5. Kerentanan terhadap berbagai infeksi dan kanker
Hormone stress yang meningkat berkepanjangan dalam aliran darah akan melemahkan sistem
pertahanan tubuh sendiri, sehingga menurunnya kemampuan tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh.
6. Gangguan pencernaan
Saat marah terjadi peningkatan kadar asam lambung karena hormone stress yang meningkat
sehingga menimbulkan gejala maag.
7. dsb
(Ach. Khoiruddin Alif, Dokter Kepala Triase IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
Kesehatan emosional merupakan salah satu kunci menjaga kesehatan tubuh. Kondisi marah,
agresif, emosional, atau stress yang berkepanjangan dapat memicu tubuh untuk mengeluarkan hormonhormon yang bersifat merusak tubuh serta berpengaruh pada peningkatan neurotransmitter tertentu
pada sel saraf otak sehingga berpotensi menimbulkan peningkatan resiko penyakit seperti, nyeri kepala,
jantung, darah tinggi, kanker, menurunnya kekebalan tubuh, dan lain sebagainya.. Neurotransmitter
sendiri merupakan bahasa yang digunakan sel saraf di otak untuk berkomunikasi. Neurotransmitter ini
muncul ketika ada pesan yang harus disampaikan antar bagian-bagian tubuh. Saat marah terjadi
peningkatan konsentrasi beberapa hormone dan neurotransmitter tertentu seperti epinefrin, kortisol,
dopamine dan serotonin pada limbic system (pusat emosi diotak), setelah itu diteruskan ke bagian tubuh
lain sehingga terjadi peningkatan frekuensi nadi, denyut jantung, dan irama nafas, pupil mata membesar,
serta peningkatan metabolism tubuh. Kondisi stress tubuh yang berkepanjangan seperti ini semakin
menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga rentan pula terhadap berbagai penyakit baik infeksi
maupun kanker.
Beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan akibat marah yang berkepanjangan antara lain :
1. Hipertensi
Saat marah, jantung memompa lebih kuat sahingga cairan yang dialirkan menjadi lebih banyak
pada setiap detiknya dari keadaan normal. Arteri besar kehilangan kelenturan dan berubah
menjadi kaku sehingga tidak dapat mengembang saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Cairan bertambah dalam sirkulasi. Sehingga akhirnya tekanan darah meningkat.
2. Stroke
Ketika tekanan darah menjadi tinggi dan semakin tinggi, terjadi peningkatan resiko pecahnya
pembuluh darah diotak sehingga menimbulkan stroke perdarahan.
3. Penyakit jantung koroner
Pada beberapa orang yang sudah terdapat penyumbatan lemak pada pembuluh darahnya,
aktivitas simpatetik yang meningkat pada saat marah ini dapat memicu lepasnya sumbatan. Jika
sumbatan ini berakhir pada pembuluh darah jantung maka terjadilah penyakit jantung coroner.
4. Nyeri kepala
Ketika marah, pembuluh darah di otak akan berdenyut liar sehingga merangsang reseptor nyeri
di kepala dan memicu rasa sakit di kepala
5. Kerentanan terhadap berbagai infeksi dan kanker
Hormone stress yang meningkat berkepanjangan dalam aliran darah akan melemahkan sistem
pertahanan tubuh sendiri, sehingga menurunnya kemampuan tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh.
6. Gangguan pencernaan
Saat marah terjadi peningkatan kadar asam lambung karena hormone stress yang meningkat
sehingga menimbulkan gejala maag.
7. dsb
(Ach. Khoiruddin Alif, Dokter Kepala Triase IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya)