Hormat Patuh dan Sayang kepada Kedua Ora

Hormat, Patuh dan Sayang kepada
Kedua Orang Tua dan Guru dalam
Perspektif Islam
Seseorang yang patut kita banggakan dan kita sayangi adalah kedua orang tua kita. Mereka
berdua seharusnya menjadi orang pertama yang harus kita hormati di dunia ini.
Mereka senantiasa memberikan kasih sayang yang berlimpah kepada kita. Mereka
mendidik dan membesarkan kita dengan susah payah, dengan tetes keringat yang begitu
mereka perjuangkan.
Kita sebagai anak seringkali mengabaikan hal-hal tersebut, dan bahkan kita membuat
mereka berdua sedih dan marah.
Sudah benarkah sikap kita yang seperti ini ?
Ingat ! Mereka adalah sosok pahlawan yang nyata bagi hidup kita. Kita dilahirkan, kita
dididik, kita dibesarkan dengan perjuangan yang begitu besar. Mereka rela mengorbankan
kehidupan pribadinya demi kepentingan anak-anaknya.
Rasa lapar yang mereka rasakan demi anaknya, mendahulukan kepentingan anak di atas
kepentingan pribadi dan rela berkorban apa saja demi kebaikan anaknya.
Oleh karena itu, Allah sangat menganjurkan hamba-Nya untuk berbakti kepada kedua orang
tua.
Sehubungan dengan itu, kesempatan kita kali ini akan membahas perilaku hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru. Yuk simak pembahasannya.....


A. Pentingnya Hormat
Kedua Orang Tua

dan

Patuh

kepada

#1. Makna Orang Tua bagi Anak
Menghormati orang tua adalah kebaikan yang sangat besar amalannya. Bagaimanapun
juga, mereka berdua ibarat malaikat dalam hidup kita.
Jasa-jasa yang telah orang tua berikan sudah selayaknya kita hargai dan kita balas dengan
kebaikan yang sama. Sebagai seorang anak, kita memiliki kewajiban untuk menyayangi,
menghargai, menghormati dan merawat mereka berdua.
Perlu diketahui juga, balasan kebaikan yang telah kita perbuat tidak akan sebanding dengan
jasa-jasa mereka berdua. Kebaikan kita ibarat buih-buih dalam lautan yang luas. Tidak akan
sebanding dengan kebaikan mereka.
#2. Kewajiban Berbakti kepada Kedua Orang Tua
Setelah kita mengetahui betapa besarnya pengorbanan mereka berdua, kita benar-benar

harus mengintrospeksi diri dan lebih berbuat baik kepada orang tua kita. Ingat ! Kebaikan

kita terhadap orang tua tidak ada apa-apanya dibanding kebaikan yang telah orang tua kita
berikan !
Sebagai anak, kita memiliki hak dan kewajiban dalam hidup. Salah satunya adalah hak
memperoleh kasih sayang dari orang tua dan kewajiban berbakti kepada orang tua.
Dalam berbakti kepada orang tua, kita mengenal istilah “Birrul Walidaini” yang artinya
yaitu berbuat baik dan bakti kepada orang tua melalui pemenuhan hak-hak kedua orang
tua dan menaati segala perintahnya selama tidak melanggar syariat.
Hal ini dipertegas lagi oleh Imam Adz-Dzahabi yang menjelaskan bahwa birrul walidain
hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi 3 bentuk kewajiban, yaitu :


Pertama : Menaati segala perintah orang tua, kecuali melanggar syariat.



Kedua : Menjaga amanah yang dititipkan orang tua/diberikan orang tua.




Ketiga : Membantu dan menolong orang tua bila mereka membutuhkan.

Adapun lawan kata dari birrul walidain yaitu “Aqqul Walidaini” yang berarti berbuat durhaka
kepada orang tua dengan melakukan kejahatan atau menyakiti mereka, baik melalui
perkataan/perbuatan, maupun meninggalkan kebaikan kepada kedua orang tua.
Sobat Ingin Sukses dalam Hidup ?
Jika iya, maka janganlah sekali-kali berbuat durhaka kepada orang tua. Banyak orang sukses
di luar sana yang memiliki hubungan baik dengan kedua orang tua, terlebih kepada ibu.
Hal ini dikarenakan rida Allah terletak pada rida kedua orang tua, dan doa ibu itu sungguh
tanpa hijab di hadapan Allah mudah menembus langit. Sehingga doa ibu yang ia panjatkan
untuk anaknya boleh jadi sangat mudah untuk dikabulkan. Seorang ibu yang selalu
mendoakan anaknya di tiap nasapnya ketika bermunajat kepada Allah.
Berbakti merupakan lawan dari durhaka. Durhaka kepada orang tua adalah dosa besar
yang sangat dibenci oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Selain itu, Allah juga akan
menyegerakan azab kepada mereka ketika di dunia.
Hal ini akan mengingatkan kita betapa istimewanya kedudukan orang tua dalam ajaran
Islam dan juga sebagai pengingat betapa besarnya jasa kedua orang tua terhadap anaknya.
Kebaikan dan jasa-jasa orang tua tidak bisa kita bandingi dengan apapun juga. Bahkan,
perkataan “AH” saja termasuk suatu dosa. Apalagi jika membentak, memukul, atau hal

lainnya yang lebih kejam. Penjelasan ini juga sudah ditegaskan dalam Al Quran Surah AlIsra’ : 23-24.
Adapun Hikmah yang dapat diambil dari berbakti kepada kedua orang tua dan guru antara
lain
yaitu
:


Berbakti kepada kedua orang tua adalah amalan yang paling utama dan besar
pahalanya.



Allah meridhai segala perbuatan yang kita lakukan jika orang tua kita telah
meridhai.



Seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tua akan diperpanjang umur
dan diluaskan rezekinya.




Berbakti kepada kedua orang tua insyaallah dapat menghilangkan kesulitan
yang sedang dialami.



Kita dimasukkan ke dalam surga oleh Allah Subhanahu Wata’ala jika kita
berbakti kepada kedua orang tua.

#3. Manfaat Berbakti kepada Orang Tua
Ketika kita berbakti kepada orang tua kita, tanpa kita sadari kita mendapat manfaatnya.
Adapun keutamaan berbakti kepada orang tua antara lain :


Penghapus dosa besar

Ibnu Umar meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Salallahu
Alaihi Wassalam, dan berkata :
“Saya telah melakukan dosa besar. Apakah mungkin dosa itu diampuni?” Rasulullah

bertanya, “Apakah kedua ibu bapakmu masih hidup ?” Lelaki itu dengan sedih menjawab,
“Keduanya telah meninggal dunia.” Rasulullah bertanya lagi, “Apakah kau punya khallah
(saudara ibu) ?”, “Ya, punya.”, Jawab lelaki itu. Rasulullah pun kembali bersabda, “Baktikanlah
dirimu
kepadanya”.
(H.R.
Tirmidzi,
Ibnu
Hibban
dan
Hakim)
Dipanjangkan usia dan dilimpahkan rezeki
Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda, “Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan
dilimpahkan rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada ibu bapaknya, dan memilihara
silaturahim”. (H.R. Ahmad)


Akan mendapat bakti yang sama dari anak keturunannya

Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda, “Janganlah kalian mengganggu wanita milik

orang lain, niscaya wanita milikmu tidak akan diganggu orang, dan berbaktilah kepada
bapak ibu kalian, agar anak-anakmu kelak berbakti kepadamu. Barang siapa yang minta
maaf oleh saudaranya, hendaklah dimaafkannya, baik ia salah atau benar. Jika tidak ada
yang mengamalkannya, maka ia tidak akan mendatangi al-haud (sebuah danau) di surga”.
(H.R. Al Hakim)


Dimasukkan ke dalam surga

Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda, “Pintu tengah terbuka untuk orang-orang
yang birrul walidain. Barang siapa yang berbakti kepada ibu bapaknya, akan terbukalah
pintu itu, dan siapa yang durhaka kepada keduanya, tutuplah pintu itu baginya”.
(Dikeluarkan oleh Ibnu Sahih dalam “AtTargib” dan oleh ad-Dailami dalam Musnadil Firdaus)

B. Hormat dan Patuh Kepada Guru
#1. Pengertian dan Makna Seorang Guru dalam Perspektif Islam
Guru adalah orang yang juga berjasa dalam hidup kita. Mereka memberikan pengetahuan
sekaligus pendidikan akhlak terhadap murid-muridnya. Mereka rela mengorbankan hariharinya demi mengajarkan hal-hal baru kepada kita. Mereka mengajari kita banyak hal,
mulai dari menulis, membaca, berhitung, berpikir, dan lain sebagainya.
Guru merupakan motivator terbaik bagi anak-anak di seluruh dunia. Mereka menjadi


penggerak utama yang mampu mengeluarkan jiwa kepemimpinan seorang anak. Guru
mempunyai pengaruh yang sangat besar guna melahirkan pemimpin-pemimpin baru
dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda di masa depan.
Adapun Ayat yang berkaitan dengan seorang guru yaitu terkandung dalam Al Quran Surah
Fatir/35:28, yang artinya :
Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk yang bernyawa dan hewan-hewan ternak
ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang
takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.
Guru juga merupakan pewaris para nabi. Mengapa ? Karena melalui guru, wahyu atau ilmu
para nabi diteruskan kepada umat manusia. Imam Al-Ghazali mengkhususkan guru dengan
sifat-sifat kesucian, kehormatan, dan penempatan guru langsung setelah para nabi.
Seorang guru tidak hanya memberikan pengetahuan umum saja, melainkan memberikan
pendidikan moral yang sangat berguna bagi kepribadian seseorang. Dia adalah pahlawan
tanpa tanda jasa. Mereka adalah penyemangat hidup kita.
Maka, menghormati guru berarti penghargaan terhadap anak-anak kita, dengan adanya
guru, mereka dapat hidup dan berkembamg dengan baik.
#2. Adab Seorang Murid kepada Guru
Adapun adab seorang murid kepada guru antara lain yaitu :



Rendah hati terhadap gurunya, meskipun ilmu sudah lebih banyak ketimbang
gurunya.



Senantiasa berkhidmat untuk guru-guru kita dengan mengharapkan balasan
pahala serta kemuliaan di sisi Allah Subhanahu Wata’ala.



Menaati setiap arahan dan bimbingan guru.



Tidak sombong kepada guru ketika sudah sukses kelak.




Memandang guru dengan perasaan penuh hormat dan memuliakan serta
mempercayai kesempurnaan ilmunya

#3. Manfaat Menghormati dan Menyayangi Guru
Dengan menghormati, mematuhi dan menyayangi guru, kita akan mendapat berbagai
keuntungan, diantaranya yaitu :


Menerima pelajaran yang disampainkan dengan lebih mudah.



Ilmu yang diperoleh dari guru akan menjadi manfaat bagi orang lain.



Ilmu yang telah diperoleh akan menjadi berkah dalam kehidupan kita.




Akan selalu didoakan oleh guru.



Akan membawa berkah dan nikmat dari Allah Subhanahu Wata’ala.



Seorang guru tidak selalu di atas muridnya. Ilmu dan kelebihan itu merupakan
anugerah Allah Subhanahu Wata’ala, dan akan diberikan-Nya kepada orangorang yang dikehendaki-Nya.

C. Menerapkan Perilaku yang Mulia kepada
Orang Tua dan Guru
#1. Cara Kita Berbakti kepada Orang Tua
Contoh patuh dan hormat kepada orang tua antara lain yaitu :
a.) Jika orang tua masih hidup


Mendengarkan segala nasihatnya.



Tidak memotong pembicaraan.



Mengucapkan salam ketika bertemu atau berpisah.



Meminta izin ketika hendak pergi ke luar rumah.



Mencium tangan orang tua ketika hendak pergi atau pulang ke rumah.



Membantu pekerjaan orang tua.

b.) Jika orang tua sudah meninggal


Mengurus jenazahnya dengan sebaik-baiknya.



Melaksanakan wasiatnya.



Melunasi semua hutang-hutangnya.



Mendoakannya.



Memuliakan sahabat-sahabatnya.



Meneruskan silaturahmi yang dibinanya sewaktu masih hidup.

#2. Perilaku Kita untuk Berbakti kepada Guru


Mendengarkan pelajaran yang diberikannya.



Mengucap salam ketika bertemu.



Jujur dalam berbicara kepadanya.



Mengamalkan ilmunya dan mengajarkannya kepada orang lain.

Tugas pendidikan agamaislam

Nama kelompok
1.mia yulia phutry
2
3
4
Asalsekola :sma.01 bengkulu utara
Kelas:XI ips.3