Konsep Dasar kinerja dan Manajemen
Konsep Dasar Manajemen
1.
Manajemen adalah proses merencana, mengorganisasi, mengarah-kan,
mengoordinasikan serta mengawasi kegiatan mencapai secara efisien dan
efektif tujuan organisasi.
2.
Proses manajemen dilakukan oleh manajemen bawah, menengah dan
puncak.
3.
Manajemen dalam pengertian orang menjalankan peranan melakukan
hubungan pribadi, pemberi informasi dan pengambil keputusan.
4.
Manajemen harus berketerampilan konseptual, manusiawi, dan teknis.
Sejarah Manajemen
1.
Manajemen dapat dianggap sebagai suatu seni atau ilmu atau profesi.
2.
Manajemen sukses ada semenjak tahun 5000 SM dan berkembang terus
sampai saat ini melalui pendekatan klasik, perilaku kuantitatif dan modern.
3.
Perkembangan terakhir manajemen berupa pemikiran tentang kriteria
sukses dari perusahaan konsultan McKinsey.
Konsep Manajemen Masa Depan
1.
Manajemen masa depan bertujuan meningkatkan ROI, produktivitas dan
kualitas hidup manusia.
2.
Manajemen masa depan mendasarkan tindakannya pada aspek kuantitatif
dan perilaku manusia.
3.
Manajemen masa depan akan menghadapi isu inflasi, sumber daya yang
makin langka, nilai sosial budaya masyarakat, teknologi, hubungan
karyawan dan manajemen, etika dan tanggung jawab sosial, konflik-konflik
dan globalisasi.
4.
Manajemen masa depan akan menghadapi masalah yang datang dari
sektor industri dengan jasa dan untuk itu perlu informasi yang dicari
dengan sistem informasi manajemen yang baik.
Sumber :
1.
http://massofa.wordpress.com/2008/01/21/pengantar-manajemen/
Diposkan oleh Ilmu Hukum di 00.10 1 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Kamis, 20 Oktober 2011
Perkembangan Teori Manajemen Modern
MANAJEMEN MODERN
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan
pengembangan aliran perilaku (perilaku organisasi) dan yang lain dibangun atas dasar
manajemen ilmiah (aliran kuantitatif) atau operation reserch dan management science.
1. ALIRAN PERILAKU ORGANISASI
Pendekatan manusia mempelopori tumbuhnya pendekatan baru yang lebih sering dikenal sebagai
pendekatan/aliran perilaku. Dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi,
dan Antropologi dan dengan metoda penelitian yang lebih sempurna, para peneliti ini lebih
terkenal sebagai “behavioral scientists” dari pada “human relations theorists”. Diantaranya yang
terkenal adalah Argyris, Maslow dan Mc. Gregor dorongan
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
(1) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan,
prosedur dan prinsip).
(2) Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
(3) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan
harus sesuai dengan situasi.
(4) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi
sangat dibutuhkan.
Sumbangan Aliran Perilaku Organisasi
Sumbangan para ilmuwan perilaku ini terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi
perseorangan, perilaku kelompok, hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja
bagi manusia. Semua hal ini telah membuat para manajer semakin peka dan terampil dalam
menangani dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan kemudian muncul berbagai konsep
yang lebih maju lagi seperti kepemimpinan, penyelesaian perselisihan, cara mendapatkan dan
memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi.
Keterbatasan Aliran Perilaku Organisasi
Meskipun demikian, banyak ahli berpendapat potensi teori ini belum dikembangkan lebih lanjut.
Selain itu juga banyak kritikan terhadap aliran ini, karena disamping terlalu umum, terlalu
abstrak dan ruwet/rumit. Teori tersebut juga cukup kompleks untuk manajer. Rekomen- dasi
mereka sering berbeda satu ahli dengan ahli lainnya, sehingga manajer mengalami kesulitan
menentukan pendapat yang paling baik.
2. ALIRAN KUANTITATIF ( RISET OPERASI DAN MANAJEMENN SAINS ).
Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu
Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam perang. Inggris
kemudian membentuk Team Riset Operasi (Reserch Operation), dipimpin oleh P.M.S Blackett.
Team ini terdiri dari ahli matematika, fisika, dan ilmuwan lainnya. Inggris berhasil menemukan
terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika Serikat kemudian meniru, membentuk
team riset operasi seperti yang dibentuk Inggris. Komputer digunakan untuk menghitung modelmodek matematika yang dikembangkan. Ketika perang selesai, model-model dari riset operasi
tersebut kemudian diaplikasikan ke Industri. Industri juga mengalami per-kembangan pesat
dengan persoalan-persoalan yang semakin kompleks. Persoalan tersebut tidak dapat lagi
dipecahkan dengan metode-metode konvensional. Model riset operasi diperlukan dalam hal ini.
Beberapa model riset operasi : CPM (Critical Path Method) yang digunakan untuk merencanakan
proyek, teori antrian untuk memecahkan persoalan antrian.
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih
sederhana dan dapat diaplikasikan langsung pada situasi manajemen. Beberapa contoh model
manajemen operasi adalah : pengendalian persediaan seperti EOQ (Economic Order Quantity),
simulasi, analisis break-even, programasi lenier (linear programming). Manajemen operasi sering
dianggap sebagai aplikasi dari riset operasi.
Sumbangan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/ Manajemen Sains)
Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama dalam
perencanaan dan pengendalian. Model-model yang dikembangkan sangat sesuai untuk fungsi
tersebut. Sebagai contoh, model CPM bermanfaat untuk perencanaan dan pengendalian proyek.
Pendekatan tersebut juga membantu memahami persoalan manajemen yang kompleks. Dengan
menggunakan model matematika, persoalan yang kompleks dapat disederhana kan menjadi
model matematika. Meskipun nampaknya model matematika dengan formula-formula yang sulit
dimengerti sangat kompleks, tetapi model tersebut bermaksud menyederhanakan dunia nyata
yang sangat kompleks. Dengan model matematika, faktor-faktor yang penting dapat dilihat dan
diberi perhatian ekstra.
Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/ Manajemen Sains)
Sayangnya model kuantitatif banyak menggunakan model atau simbol yang sulit dimengerti oleh
kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak melihat persoalan peri
laku dan psikologi manusia dalam organisasi. Meskipun demikian potensi model kuantitatif
belum dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan lebih lanjut pendekatan
kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih berarti.
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation Research
dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika, pisik, dan sarjana
eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di
Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan “OR Tema” dan
setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan
“OR Tim” ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran IImu
Manajemen Modern. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah
manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan
masalah yang lebih berdasar rasional kepada paramanajer dalam membuat putusan-putusannya.
Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan
penting, seperti dalam haL penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi,
strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Aliran ini
juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada hubungan manusia. Oleh
karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat
menjawab masalah-masalah sosial individu sepertimotivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep
dari aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif
sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu
manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.
Sumber : http://ayopintar.com/pengantar-ilmu-manajemen-teori-manajemen-modern/
Diposkan oleh Ilmu Hukum di 21.24 1 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain guna mencapai
tujuan organisasi. Definisi ini menangkap pemikiran bahwa pemimpin terlibat dengan
orang lain dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan bersifat timbal balik dan dilakukan
antara manusia. Kepemimpinan merupakan kegiatan “manusia” , yang berbeda dengan
kegiatan persuratan adminidtratif atau pemecahan masalah.
Kepemimpinan bias diimplementasikan dalam berbagai inovasi seperti yang dilakukan
oleh Darwin smith. Tidak banyak orang yang mengenal Darwin Smith,pemimpin
Kimberly-clark dari tahun 1971-1991. Darwin menunjukkan tekad yang garang untuk
menghidupkan kembali Kimberly-clark, yang pada saat itu masih menjadi perusahaan
besar dan tua berbasis kertas yang mengalami penurunan nilai saham. Ketika ia
menngabil alih, bisnis inti perusahaan adalah kertas bersalut. Oleh karena yakin bahawa
pendekatan ini menjerumuskan perusahaan ke jurang kegagalan, Darwin engambil langka
KONTROVERSIAL dengan menjual pabrik kertas perusahaan dan menginvestasikan
semua sumberdayanya untuk produk-produk konsumen seerti, Clenex dan Pokok Hugies.
Sepanjang 20 tahun karirnya sebagai CEO, Darwin menjadikan Kimberly-Clark sebagai
pemimpin perusahaan produk kertas kosumen di dunia, serta mengalahkan pesaingnya
seperti Scott Paper dan Procter & Bimble. Perusahaan menghasilkan laba saham
kumulatif sebesar 4,1 kalil lipat laba saham pasar umum. Saat ditanya mengenai kinerja
luar biasanya setelah ia pension Darwin hanya menjawab, “ Saya tidak pernah berhinti
berusaha memenuhi kualifikasi pekerjaan saya.”
Dari kasus diatas kita bias menginivasi gaya kepemimpinan kita sebaik mungkin sesuai
kondisi perusahaan.
Sumber : http://pengamenkelompok2kelasg.blog.perbanas.ac.id/2011/06/14/artikel-bab16/
Diposkan oleh Ilmu Hukum di 21.20 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
PENGANTAR MANAJEMEN PEMASARAN
PEMBAHASAN
PASAR KONSUMEN DAN
PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN
Perilaku pembelian konsumen (consumer buyer behavior) mengacu pada perilaku
pembelian konsumen akhir—perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan
jasa untuk konsumsi pribadi.
Konsumen di seluruh dunia mempunyai usia, pendapatan, tingkat pendidikan, dan selera
yang sangat beragam.
MODEL PERILAKU KONSUMEN
Gambar tersebut memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain memasuki kotak
hitam konsumen dan menghasilkan respons tertentu.
KARAKTERISTIK YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen :
1. Faktor budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada konsumen, antara
lain :
a. Budaya ( culture)
adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar. Setiap kelompok
mempunyai budaya dan pengaruh budaya pada perilaku pembelian bias sangat bervariasi
dari satu negara ke negara lain. Kegagalan menyesuaikan diri dengan perbedaan ini dapat
menghasilkan pemasaran yang tidak efektif atau kesalahan yang memalukan. Pemasar
selalu berusaha menemukan perubahan budayauntuk menemukan produk baru yang
mungkin diinginkan orang.
b. Subbudaya
Masing-masing budaya mengandung subbudaya (subculture) yang lebih kecil, yaitu
meliputi : kebangsaan, kelompok ras, agama, dan daerah geografis. Contoh kelompok
subbudaya :
- Kelompok hispanik
Kelompok hispanik cenderung membeli produk yang lebih bermerek dan berkualitas
tinggi – produk generic tidak laku dijual untuk kelompok ini. Mereka sangat setia pada
merek dan mereka menyukai perusahaan yang memperihatkan minat khusus kepada
mereka.
- Konsumen ASIA-AMERIKA
Populasi kulit hitam AS tumbuh dalam kemakmuran dan kemajuan. Meskipun lebih
mempertimbangkan harga daripada segmen lainnya, orang kulit hitam sangat termotivasi
oleh kualitas dan pilihan produk. Merek adalah hal yang penting. Begitu juga belanja—
konsumen kulit hitam tampak lebih menikmati belanja disbanding kelompok lainnya.
- Konsumen ASIA-AMERIKA
Asia-Amerika adalah segmen demografi paling kaya di Amerika dam merupakan
subsegmen populasi dengan pertumbuhan tercepat kedua di AS setelah kaum Hispanik.
Kaum Asia adalah yang paling memahami teknologi.
- Konsumen DEWASA
Konsumen dewasa mempunyai keadaan keuangan yang lebih baik daripada kelompok
konsumen muda. Karena konsumen dewasa mempunyai lebih banyak waktu dan uang,
mereka menjadi pasar yang ideal bagi wisata eksotik, restoran, produk hiburan, rumah
berteknologi tinggi, barang dan jasa untuk saat-saat santai, perabot dan mode pakaian
desainer, jasa keuangan, dan jasa perawatan kesehatan.
c. Kelas social
Kelas social (social class) adalah pembagian pemasaran yang relatif permanen dan
berjenjang di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial
tidak hanya ditentukan oleh satu faktor seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai
kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya.
2. Faktor social
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti :
- Kelompok
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat dimana seseorang menjadi
anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Sebaliknya, kelompok referensi bertindak
sebagai titik perbandingan atau referensi langsung (berhadapan) / tidak langsung dalam
membentuk sikap / perilaku seseorang. Kelompok referensi memperkenalkan perilaku
dan gaya hidup baru kepada seseorang, mempengaruhi sikap dan konsep diri seseorang,
menciptakan tekanan untuk menegaskan apa yang mungkin mempengaruhi pilihan
produk dan merek seseorang. Pemimpin opini (opinion leaders)—seseorang di dalam
kelompok referensi yang karena memiliki keahlian khusus, pengetahuan, kepribadian,
atau karakteristik lain, mempunyai pengaruh social terhadap anggota lainnya.
- Keluarga
Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga adalah
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti
secara ekstensif. Suami, istri, dan anak-anak mempunyai peran dan pengaruh sendirisendiri dalam pembelian barang dan jasa yang berbeda.
- Peran dan status
Yaitu posisi seseorang dalam masing-masing kelompok. Peran terdiri dari kegiatan yang
diharapkan dilakukan seseorang sesuai dengan orang-orang di sekitarnya.
3. Faktor pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti :
- Usia dan tahap siklus hidup
Orang mengubah barang dan jasa yaaang mereka beli sepanjang hidup mereka.
Pembelian juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga—tahap-tahap yang dilalui keluarga
ketika mereka menjadi matang dengan berjalannya waktu. Pemasar sering
mendefinisikan pasar sasaran mereka dengan tahap siklus hidup keluarga dan
mengembangkan produk dan rencana pemasaran yang sesuai untuk setiap tahap itu.
- Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.
- Situasi ekonomi
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar barang-barang
yang sensitif terhadap pendapatan mengamati gejala pendapatan pribadi, tabungan dan
suku bunga.
- Gaya hidup
Orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin
mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda. Gaya hidup (lifestyle) adalah pola seseorang
yang akan diekspresikan dalam keadaan psikologisnya. Gaya hidup menampilkan profil
seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang di dunia. Gaya hidup melibatkan
pengukuran dimensi AIO utama pelanggan—activities / kegiatan (pekerjaan, hobi,
belanja, olahraga, acara social), interest / minat (makanan, pakaian, keluarga, rekreasi),
dan opinions / pendapat (tentang diri mereka, masalah sosial , bisnis, produk)
- Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian (personality) mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan
respons yang relative konsisten dan tahan lamaterhadap lingkungan orang itu sendiri.
Kepribadian biasanya digambarkan dalam karakteristik perilaku seperti kepercayaan diri,
kemampun bersosialisasi, otonomi, cara mempertahankan diri, kemampuan beradaptasi,
dan sikap agresif. Kepribadian dapat digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen
untuk produk atau pilihan merek tertentu. Kepribadian merek (brand personality) adalah
bauran khusus karakteristik perilaku manusia yang dikaitkan dengan merek tertentu.
Lima karakteristik perilaku kepribadian merek :
1. Ketulusan / sincerity (membumi, jujur, sehat, dan ceria)
2. Kegembiraan / excitement (berani, semangat, imajinatif, dan modern)
3. Kompeten / competence (dapat diandalkan, cerdas, dan sukses)
4. Kesempurnaan / sophistication (kelas atas dan menarik)
5. Ketahanan / ruggednesss (petualang sejati dan tangguh)
4. Faktor psikologi
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis yaitu:
- Motivasi
Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapai tingkat intensitas yang kuat.
Motif (motive) / (dorongan) adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mengarahkan
seseorang mencari kepuasan. Ada dua teori motivasi manusia :
1. Teori Sigmun Freud yang mengasumsikan bahwa kebanyakan orang tidak sadar akan
kekuatan psikologi sejati yang membentuk perilaku mereka. Teori ini juga menyatakan
bahwa keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh motif alam bawah sadar yang
bahkan tidak dipahami sepenuhnya oleh pembeli.
2. Teori Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa orang digerakan oleh
kebutuhan tertentu pada saat tertentu pula. Jawaban Maslow adalah bahwa kebutuhan
manusia diatur dalam sebuah hierarki dari kebutuhan paling mendesak sampai kebutuhan
yang tidak mendesak. Kebutuhan ini meliputi : kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi
diri.
- Persepsi
Persepsi (perception) adalah proses dimana orang memiih, mengatur,
mengintepretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti.
dan
Orang dapat membentuk persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sma karena tiga
proses perceptual (berhubungan denganrangsangan sensorik) : atensi selektif, distorsi
selektif dan retensi selektif. Atensi selektif—kecenderungan orang untuk menyaring
sebagian besar informasi yang mereka dapatkan—berarti pemasar harus bekerja sangat
keras untuk menarik atensi konsumen. Distorsi selektif menggambarkan kecenderungan
orang untuk menerjemahkan informasi dalam cara yang akan mendukung apa saja yang
telah mereka percayai. Distorsi selektif bahwa pemasar harus memahami pemikiran
(mind-sets) konsumen dan bagaimana pemikiran tersebut akan mempengaruhi
interpretasi iklan dan informasi penjualan.
- Pembelajaran
Pembelajaran (learning) menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui interaksi dorongan (drives),
rangsangan, pertanda, respons dan penguatan. Arti penting teori pembelajaran yang
praktis bagi pemasar adalah bahwa mereka dapat membangun permintaan untuk sebuah
produk melalui pengasosiasikan dalam dorongan yang kuat, menggunakan pertanda
motivasi, dan memberikan penguatan yang positif.
- Keyakinan dan sikap
Keyakian adalah pemikiran deskriptif yang dimilki seseorang tentang sesuatu yang
didasarkan pada pengetahuan nyata, pendapat, atau iman yang bisa membawa muatan
emosi maupun tidak. Pemasar tertarik pada keyakinan yang diformulasikan seseorang
tentang produk dan jasa tertentu, karena keyakinan ini membentuk citra produk dan
merek yang mempengaruhi perilaku pembelian. Sikap (attitude) menggambarkan
evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relative konsisten dari seseorang terhadap sebuah
ide / objek. Sikap sulit berubah. Sikap seseorang mempunyai pola, dan untuk mengubah
sikap seseorang diperlukan penyesuaian yang rumit dalam banyak hal.
JENIS-JENIS PERILAKU KEPUTUSAN PEMBELI
a. Perilaku pembelian kompleks
Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks (complex buying behavior) ketika
mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan
antamerek.
b. Perilaku pembelian pengurangan disonansi
Perilaku pembelian pengurangan disonansi (dissonance-reducing buying behavior) terjadi
ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau
berisiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek. Setelah pembelian,
konsumen mungkin mengalami disonansi pascapembelian (ketidaknyamanan pasca
penjualan) ketika mereka mengetahui kerugian tertentu dari merek yang dibeli atau
mendengar hal-hal yang tidak menyenangkan tentang merek yang tidak dibeli.
c. Perilaku pembelian kebiasaan
Perilaku pembelian kebiasaan (habitual buying behavior) terjadi dalam keadaan
keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen tidak secara
ekstensif mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan
mempertimbangkan keputusan tentang merek mana yang dibeli. Sebagai gantinya,
mereka menerima informasi secara pasif ketika mereka menonton televisi / membaca
majalah.
d. Perilaku pembelian mencari keragaman
Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keragaman (variety-seeking buying
behavior) dalam situasi yang mempunyai karakteristik keterlibatan konsumen rendah
tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan.
PROSES KEPUTUSAN PEMBELI
proses keputusan pembeli :
• Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan (need recognition)—pembeli
menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dipicu oleh rangsangan internal dan
juga rangsangan eksternal.
• Pencarian informasi
Konsumen yang tertarik akan mencari informasi / mungkin tidak. Jika dorongan itu kuat
dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumenitu, mungkin konsumen akan
membelinya. Jika tidak konsumen bias menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya /
melakukan pencarian informasi (informationnn search) yangh berhubungan dengan
kebutuhann itu. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti :
sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan), sumber komersial (iklan, wiraniaga,
situs web, penyalur, kemasan, tampilan), sumber public (media massa, organisasi
pemeringkat konsumen, pencarian internet), dan sumber pengalaman (penanganan,
pemeriksaan, pemakaian produk).
• Evaluasi alternative
Pemasar harus tahu tentang evaluasi alternatif (alternative evaluation)—bagaimana
konsumen memproses informasi untuk sampai pada piliahan merek. Bagaiman cara
konsumen mengevaluais alternative tergantung pada konsumen pribadi dan situasi
pembelian tertentu. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk menemukan bagaimana
cara mereka sebenarnya dalam mengevaluasi pilihan merek.
• Keputusan pembelian
Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling
disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian.
Dua faktor tersebut yang pertama adalah sikap orang lain dan kedua adalah faktor
situasional yang tidak diharapkan.
• Perilaku pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas / tidak puas dan terlibat dalam
perilaku pasca pembelian (postpurchase behavior) yang harus diperhatikan oleh pemasar.
Hampir semua pembelian besar menghasilkan disonansi kognitif (cognitive dissonance) /
ketidaknyamanan akibat konflik pascapembelian. Kepuasan pelanggan begitu penting
karena kepuasan pelanggan merupakan kunci untuk membangun hubungan yang
menguntungkan dengan konsumen—untuk mempertahankan dan menumbuhkan
konsumen serta mengumpulkan nilai seumur hidup pelanggan. Dengan mempelajari
keseluruhan keputusan pembeli, pemasar mungkin dapat menemukan cara untuk
membantu konsumen mealui keprihatinannya.
PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN UNTUK PRODUK BARU
Produk baru (new product) adalah barang, jasa atau ide yang dianggap baru oleh
sejumlah pelanggan potensial. Proses adopsi (adoption process) yaitu proses mental yang
harus dilalui seseorang untuk mempelajari sebuah inovasi untuk pertama kalinya sampai
proses akhir. Adopsi adalah keputusan seseorang untuk menjadi pengguna tetap sebuah
produk.
Tahap-tahap dalam proses adopsi :
1. Kesadaran : konsumen menyadari adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi
tentang produk tersebut.
2. Minat : konsumen mencari informasi tentang produk baru.
3. Evaluasi : konsumen mempertimbangkan apakah mencoba produk baru tersebut adalah
tindakan yang masuk akal.
4. Mencoba : konsumen mencoba produk baru dalam skala kecil untuk meningkatkan
estimasinya tentang nilai produk itu.
5. Adopsi : konsumen memutuskan untuk memakai produk baru itu secara penuh dan
teratur.
Karakteristik yang mempengaruhi produk pada tingkat adopsi :
- Keunggulan relatif : tingakt dimana inovasi tampak mengungguli produk yang ada.
- Kesesuaian : tingkat dimana inovasi memenuhi nilai dan pengalaman konsumen
potensial.
- Kompleksitas : tingkat dimana inovasi sulit dipahami / digunakan.
- Dapat dibagi : tingkat diman inovasi dapat dicoba pada basis terbatas.
- Kemampuan komunikasi : tingkat dimana hasil penggunaan inovasi dapat diteliti /
digambarkan kepada orang lain.
Karakteristik lain yang mempengaruhi tingkat adopsi seperti biaya awal dan biaya
selanjutnya, risiko dan ketidakpastian, dan persetujuan sosial.
PERILAKU KONSUMEN INTERNASIONAL
Bagi perusahaan yang beroperasi di banyak Negara, memahami dan melayani kebutuhan
konsumen bisa menjadi hal yang menakutkan. Meskipun konsumen di berbagai Negara
mungkin mempunyai kesamaan, dalam hal nilai, sikap, dan perilakunya sering kali sangat
beragam. Seringkali perbedaan lintas pasar internasional sulit dipahami. Perbedaan ini
bisa berasal dari perbedaan fisik konsumen dan lingkungan mereka. Kegagalan
memahami perbedaan adat dan perilaku dari satu Negara ke Negara lainnya dapat
menyebabkan bencana bagi produk dan program internasional pemasar. Pemasar harus
memutuskan tingakt dimana mereka akan menerapkan produk dan program
pemasarannya agar sesuai dengan budaya dan kebutuhan konsumen yang unik di
berbagai pasar.
Sumber
:
pemasaran_06.html
http://merryshibuki.blogspot.com/2010/03/pengantar-manajemen-
Source : http://pengantar-manajemen-universitas.blogspot.com/
1.
Manajemen adalah proses merencana, mengorganisasi, mengarah-kan,
mengoordinasikan serta mengawasi kegiatan mencapai secara efisien dan
efektif tujuan organisasi.
2.
Proses manajemen dilakukan oleh manajemen bawah, menengah dan
puncak.
3.
Manajemen dalam pengertian orang menjalankan peranan melakukan
hubungan pribadi, pemberi informasi dan pengambil keputusan.
4.
Manajemen harus berketerampilan konseptual, manusiawi, dan teknis.
Sejarah Manajemen
1.
Manajemen dapat dianggap sebagai suatu seni atau ilmu atau profesi.
2.
Manajemen sukses ada semenjak tahun 5000 SM dan berkembang terus
sampai saat ini melalui pendekatan klasik, perilaku kuantitatif dan modern.
3.
Perkembangan terakhir manajemen berupa pemikiran tentang kriteria
sukses dari perusahaan konsultan McKinsey.
Konsep Manajemen Masa Depan
1.
Manajemen masa depan bertujuan meningkatkan ROI, produktivitas dan
kualitas hidup manusia.
2.
Manajemen masa depan mendasarkan tindakannya pada aspek kuantitatif
dan perilaku manusia.
3.
Manajemen masa depan akan menghadapi isu inflasi, sumber daya yang
makin langka, nilai sosial budaya masyarakat, teknologi, hubungan
karyawan dan manajemen, etika dan tanggung jawab sosial, konflik-konflik
dan globalisasi.
4.
Manajemen masa depan akan menghadapi masalah yang datang dari
sektor industri dengan jasa dan untuk itu perlu informasi yang dicari
dengan sistem informasi manajemen yang baik.
Sumber :
1.
http://massofa.wordpress.com/2008/01/21/pengantar-manajemen/
Diposkan oleh Ilmu Hukum di 00.10 1 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Kamis, 20 Oktober 2011
Perkembangan Teori Manajemen Modern
MANAJEMEN MODERN
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan
pengembangan aliran perilaku (perilaku organisasi) dan yang lain dibangun atas dasar
manajemen ilmiah (aliran kuantitatif) atau operation reserch dan management science.
1. ALIRAN PERILAKU ORGANISASI
Pendekatan manusia mempelopori tumbuhnya pendekatan baru yang lebih sering dikenal sebagai
pendekatan/aliran perilaku. Dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi,
dan Antropologi dan dengan metoda penelitian yang lebih sempurna, para peneliti ini lebih
terkenal sebagai “behavioral scientists” dari pada “human relations theorists”. Diantaranya yang
terkenal adalah Argyris, Maslow dan Mc. Gregor dorongan
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
(1) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan,
prosedur dan prinsip).
(2) Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
(3) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan
harus sesuai dengan situasi.
(4) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi
sangat dibutuhkan.
Sumbangan Aliran Perilaku Organisasi
Sumbangan para ilmuwan perilaku ini terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi
perseorangan, perilaku kelompok, hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja
bagi manusia. Semua hal ini telah membuat para manajer semakin peka dan terampil dalam
menangani dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan kemudian muncul berbagai konsep
yang lebih maju lagi seperti kepemimpinan, penyelesaian perselisihan, cara mendapatkan dan
memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi.
Keterbatasan Aliran Perilaku Organisasi
Meskipun demikian, banyak ahli berpendapat potensi teori ini belum dikembangkan lebih lanjut.
Selain itu juga banyak kritikan terhadap aliran ini, karena disamping terlalu umum, terlalu
abstrak dan ruwet/rumit. Teori tersebut juga cukup kompleks untuk manajer. Rekomen- dasi
mereka sering berbeda satu ahli dengan ahli lainnya, sehingga manajer mengalami kesulitan
menentukan pendapat yang paling baik.
2. ALIRAN KUANTITATIF ( RISET OPERASI DAN MANAJEMENN SAINS ).
Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu
Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam perang. Inggris
kemudian membentuk Team Riset Operasi (Reserch Operation), dipimpin oleh P.M.S Blackett.
Team ini terdiri dari ahli matematika, fisika, dan ilmuwan lainnya. Inggris berhasil menemukan
terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika Serikat kemudian meniru, membentuk
team riset operasi seperti yang dibentuk Inggris. Komputer digunakan untuk menghitung modelmodek matematika yang dikembangkan. Ketika perang selesai, model-model dari riset operasi
tersebut kemudian diaplikasikan ke Industri. Industri juga mengalami per-kembangan pesat
dengan persoalan-persoalan yang semakin kompleks. Persoalan tersebut tidak dapat lagi
dipecahkan dengan metode-metode konvensional. Model riset operasi diperlukan dalam hal ini.
Beberapa model riset operasi : CPM (Critical Path Method) yang digunakan untuk merencanakan
proyek, teori antrian untuk memecahkan persoalan antrian.
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih
sederhana dan dapat diaplikasikan langsung pada situasi manajemen. Beberapa contoh model
manajemen operasi adalah : pengendalian persediaan seperti EOQ (Economic Order Quantity),
simulasi, analisis break-even, programasi lenier (linear programming). Manajemen operasi sering
dianggap sebagai aplikasi dari riset operasi.
Sumbangan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/ Manajemen Sains)
Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama dalam
perencanaan dan pengendalian. Model-model yang dikembangkan sangat sesuai untuk fungsi
tersebut. Sebagai contoh, model CPM bermanfaat untuk perencanaan dan pengendalian proyek.
Pendekatan tersebut juga membantu memahami persoalan manajemen yang kompleks. Dengan
menggunakan model matematika, persoalan yang kompleks dapat disederhana kan menjadi
model matematika. Meskipun nampaknya model matematika dengan formula-formula yang sulit
dimengerti sangat kompleks, tetapi model tersebut bermaksud menyederhanakan dunia nyata
yang sangat kompleks. Dengan model matematika, faktor-faktor yang penting dapat dilihat dan
diberi perhatian ekstra.
Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/ Manajemen Sains)
Sayangnya model kuantitatif banyak menggunakan model atau simbol yang sulit dimengerti oleh
kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak melihat persoalan peri
laku dan psikologi manusia dalam organisasi. Meskipun demikian potensi model kuantitatif
belum dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan lebih lanjut pendekatan
kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih berarti.
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation Research
dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika, pisik, dan sarjana
eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di
Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan “OR Tema” dan
setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan
“OR Tim” ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran IImu
Manajemen Modern. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah
manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan
masalah yang lebih berdasar rasional kepada paramanajer dalam membuat putusan-putusannya.
Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan
penting, seperti dalam haL penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi,
strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Aliran ini
juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada hubungan manusia. Oleh
karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat
menjawab masalah-masalah sosial individu sepertimotivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep
dari aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif
sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu
manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.
Sumber : http://ayopintar.com/pengantar-ilmu-manajemen-teori-manajemen-modern/
Diposkan oleh Ilmu Hukum di 21.24 1 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain guna mencapai
tujuan organisasi. Definisi ini menangkap pemikiran bahwa pemimpin terlibat dengan
orang lain dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan bersifat timbal balik dan dilakukan
antara manusia. Kepemimpinan merupakan kegiatan “manusia” , yang berbeda dengan
kegiatan persuratan adminidtratif atau pemecahan masalah.
Kepemimpinan bias diimplementasikan dalam berbagai inovasi seperti yang dilakukan
oleh Darwin smith. Tidak banyak orang yang mengenal Darwin Smith,pemimpin
Kimberly-clark dari tahun 1971-1991. Darwin menunjukkan tekad yang garang untuk
menghidupkan kembali Kimberly-clark, yang pada saat itu masih menjadi perusahaan
besar dan tua berbasis kertas yang mengalami penurunan nilai saham. Ketika ia
menngabil alih, bisnis inti perusahaan adalah kertas bersalut. Oleh karena yakin bahawa
pendekatan ini menjerumuskan perusahaan ke jurang kegagalan, Darwin engambil langka
KONTROVERSIAL dengan menjual pabrik kertas perusahaan dan menginvestasikan
semua sumberdayanya untuk produk-produk konsumen seerti, Clenex dan Pokok Hugies.
Sepanjang 20 tahun karirnya sebagai CEO, Darwin menjadikan Kimberly-Clark sebagai
pemimpin perusahaan produk kertas kosumen di dunia, serta mengalahkan pesaingnya
seperti Scott Paper dan Procter & Bimble. Perusahaan menghasilkan laba saham
kumulatif sebesar 4,1 kalil lipat laba saham pasar umum. Saat ditanya mengenai kinerja
luar biasanya setelah ia pension Darwin hanya menjawab, “ Saya tidak pernah berhinti
berusaha memenuhi kualifikasi pekerjaan saya.”
Dari kasus diatas kita bias menginivasi gaya kepemimpinan kita sebaik mungkin sesuai
kondisi perusahaan.
Sumber : http://pengamenkelompok2kelasg.blog.perbanas.ac.id/2011/06/14/artikel-bab16/
Diposkan oleh Ilmu Hukum di 21.20 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
PENGANTAR MANAJEMEN PEMASARAN
PEMBAHASAN
PASAR KONSUMEN DAN
PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN
Perilaku pembelian konsumen (consumer buyer behavior) mengacu pada perilaku
pembelian konsumen akhir—perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan
jasa untuk konsumsi pribadi.
Konsumen di seluruh dunia mempunyai usia, pendapatan, tingkat pendidikan, dan selera
yang sangat beragam.
MODEL PERILAKU KONSUMEN
Gambar tersebut memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain memasuki kotak
hitam konsumen dan menghasilkan respons tertentu.
KARAKTERISTIK YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen :
1. Faktor budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada konsumen, antara
lain :
a. Budaya ( culture)
adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar. Setiap kelompok
mempunyai budaya dan pengaruh budaya pada perilaku pembelian bias sangat bervariasi
dari satu negara ke negara lain. Kegagalan menyesuaikan diri dengan perbedaan ini dapat
menghasilkan pemasaran yang tidak efektif atau kesalahan yang memalukan. Pemasar
selalu berusaha menemukan perubahan budayauntuk menemukan produk baru yang
mungkin diinginkan orang.
b. Subbudaya
Masing-masing budaya mengandung subbudaya (subculture) yang lebih kecil, yaitu
meliputi : kebangsaan, kelompok ras, agama, dan daerah geografis. Contoh kelompok
subbudaya :
- Kelompok hispanik
Kelompok hispanik cenderung membeli produk yang lebih bermerek dan berkualitas
tinggi – produk generic tidak laku dijual untuk kelompok ini. Mereka sangat setia pada
merek dan mereka menyukai perusahaan yang memperihatkan minat khusus kepada
mereka.
- Konsumen ASIA-AMERIKA
Populasi kulit hitam AS tumbuh dalam kemakmuran dan kemajuan. Meskipun lebih
mempertimbangkan harga daripada segmen lainnya, orang kulit hitam sangat termotivasi
oleh kualitas dan pilihan produk. Merek adalah hal yang penting. Begitu juga belanja—
konsumen kulit hitam tampak lebih menikmati belanja disbanding kelompok lainnya.
- Konsumen ASIA-AMERIKA
Asia-Amerika adalah segmen demografi paling kaya di Amerika dam merupakan
subsegmen populasi dengan pertumbuhan tercepat kedua di AS setelah kaum Hispanik.
Kaum Asia adalah yang paling memahami teknologi.
- Konsumen DEWASA
Konsumen dewasa mempunyai keadaan keuangan yang lebih baik daripada kelompok
konsumen muda. Karena konsumen dewasa mempunyai lebih banyak waktu dan uang,
mereka menjadi pasar yang ideal bagi wisata eksotik, restoran, produk hiburan, rumah
berteknologi tinggi, barang dan jasa untuk saat-saat santai, perabot dan mode pakaian
desainer, jasa keuangan, dan jasa perawatan kesehatan.
c. Kelas social
Kelas social (social class) adalah pembagian pemasaran yang relatif permanen dan
berjenjang di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial
tidak hanya ditentukan oleh satu faktor seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai
kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya.
2. Faktor social
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti :
- Kelompok
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat dimana seseorang menjadi
anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Sebaliknya, kelompok referensi bertindak
sebagai titik perbandingan atau referensi langsung (berhadapan) / tidak langsung dalam
membentuk sikap / perilaku seseorang. Kelompok referensi memperkenalkan perilaku
dan gaya hidup baru kepada seseorang, mempengaruhi sikap dan konsep diri seseorang,
menciptakan tekanan untuk menegaskan apa yang mungkin mempengaruhi pilihan
produk dan merek seseorang. Pemimpin opini (opinion leaders)—seseorang di dalam
kelompok referensi yang karena memiliki keahlian khusus, pengetahuan, kepribadian,
atau karakteristik lain, mempunyai pengaruh social terhadap anggota lainnya.
- Keluarga
Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga adalah
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti
secara ekstensif. Suami, istri, dan anak-anak mempunyai peran dan pengaruh sendirisendiri dalam pembelian barang dan jasa yang berbeda.
- Peran dan status
Yaitu posisi seseorang dalam masing-masing kelompok. Peran terdiri dari kegiatan yang
diharapkan dilakukan seseorang sesuai dengan orang-orang di sekitarnya.
3. Faktor pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti :
- Usia dan tahap siklus hidup
Orang mengubah barang dan jasa yaaang mereka beli sepanjang hidup mereka.
Pembelian juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga—tahap-tahap yang dilalui keluarga
ketika mereka menjadi matang dengan berjalannya waktu. Pemasar sering
mendefinisikan pasar sasaran mereka dengan tahap siklus hidup keluarga dan
mengembangkan produk dan rencana pemasaran yang sesuai untuk setiap tahap itu.
- Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.
- Situasi ekonomi
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar barang-barang
yang sensitif terhadap pendapatan mengamati gejala pendapatan pribadi, tabungan dan
suku bunga.
- Gaya hidup
Orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin
mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda. Gaya hidup (lifestyle) adalah pola seseorang
yang akan diekspresikan dalam keadaan psikologisnya. Gaya hidup menampilkan profil
seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang di dunia. Gaya hidup melibatkan
pengukuran dimensi AIO utama pelanggan—activities / kegiatan (pekerjaan, hobi,
belanja, olahraga, acara social), interest / minat (makanan, pakaian, keluarga, rekreasi),
dan opinions / pendapat (tentang diri mereka, masalah sosial , bisnis, produk)
- Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian (personality) mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan
respons yang relative konsisten dan tahan lamaterhadap lingkungan orang itu sendiri.
Kepribadian biasanya digambarkan dalam karakteristik perilaku seperti kepercayaan diri,
kemampun bersosialisasi, otonomi, cara mempertahankan diri, kemampuan beradaptasi,
dan sikap agresif. Kepribadian dapat digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen
untuk produk atau pilihan merek tertentu. Kepribadian merek (brand personality) adalah
bauran khusus karakteristik perilaku manusia yang dikaitkan dengan merek tertentu.
Lima karakteristik perilaku kepribadian merek :
1. Ketulusan / sincerity (membumi, jujur, sehat, dan ceria)
2. Kegembiraan / excitement (berani, semangat, imajinatif, dan modern)
3. Kompeten / competence (dapat diandalkan, cerdas, dan sukses)
4. Kesempurnaan / sophistication (kelas atas dan menarik)
5. Ketahanan / ruggednesss (petualang sejati dan tangguh)
4. Faktor psikologi
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis yaitu:
- Motivasi
Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapai tingkat intensitas yang kuat.
Motif (motive) / (dorongan) adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mengarahkan
seseorang mencari kepuasan. Ada dua teori motivasi manusia :
1. Teori Sigmun Freud yang mengasumsikan bahwa kebanyakan orang tidak sadar akan
kekuatan psikologi sejati yang membentuk perilaku mereka. Teori ini juga menyatakan
bahwa keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh motif alam bawah sadar yang
bahkan tidak dipahami sepenuhnya oleh pembeli.
2. Teori Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa orang digerakan oleh
kebutuhan tertentu pada saat tertentu pula. Jawaban Maslow adalah bahwa kebutuhan
manusia diatur dalam sebuah hierarki dari kebutuhan paling mendesak sampai kebutuhan
yang tidak mendesak. Kebutuhan ini meliputi : kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi
diri.
- Persepsi
Persepsi (perception) adalah proses dimana orang memiih, mengatur,
mengintepretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti.
dan
Orang dapat membentuk persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sma karena tiga
proses perceptual (berhubungan denganrangsangan sensorik) : atensi selektif, distorsi
selektif dan retensi selektif. Atensi selektif—kecenderungan orang untuk menyaring
sebagian besar informasi yang mereka dapatkan—berarti pemasar harus bekerja sangat
keras untuk menarik atensi konsumen. Distorsi selektif menggambarkan kecenderungan
orang untuk menerjemahkan informasi dalam cara yang akan mendukung apa saja yang
telah mereka percayai. Distorsi selektif bahwa pemasar harus memahami pemikiran
(mind-sets) konsumen dan bagaimana pemikiran tersebut akan mempengaruhi
interpretasi iklan dan informasi penjualan.
- Pembelajaran
Pembelajaran (learning) menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui interaksi dorongan (drives),
rangsangan, pertanda, respons dan penguatan. Arti penting teori pembelajaran yang
praktis bagi pemasar adalah bahwa mereka dapat membangun permintaan untuk sebuah
produk melalui pengasosiasikan dalam dorongan yang kuat, menggunakan pertanda
motivasi, dan memberikan penguatan yang positif.
- Keyakinan dan sikap
Keyakian adalah pemikiran deskriptif yang dimilki seseorang tentang sesuatu yang
didasarkan pada pengetahuan nyata, pendapat, atau iman yang bisa membawa muatan
emosi maupun tidak. Pemasar tertarik pada keyakinan yang diformulasikan seseorang
tentang produk dan jasa tertentu, karena keyakinan ini membentuk citra produk dan
merek yang mempengaruhi perilaku pembelian. Sikap (attitude) menggambarkan
evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relative konsisten dari seseorang terhadap sebuah
ide / objek. Sikap sulit berubah. Sikap seseorang mempunyai pola, dan untuk mengubah
sikap seseorang diperlukan penyesuaian yang rumit dalam banyak hal.
JENIS-JENIS PERILAKU KEPUTUSAN PEMBELI
a. Perilaku pembelian kompleks
Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks (complex buying behavior) ketika
mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan
antamerek.
b. Perilaku pembelian pengurangan disonansi
Perilaku pembelian pengurangan disonansi (dissonance-reducing buying behavior) terjadi
ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau
berisiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek. Setelah pembelian,
konsumen mungkin mengalami disonansi pascapembelian (ketidaknyamanan pasca
penjualan) ketika mereka mengetahui kerugian tertentu dari merek yang dibeli atau
mendengar hal-hal yang tidak menyenangkan tentang merek yang tidak dibeli.
c. Perilaku pembelian kebiasaan
Perilaku pembelian kebiasaan (habitual buying behavior) terjadi dalam keadaan
keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen tidak secara
ekstensif mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan
mempertimbangkan keputusan tentang merek mana yang dibeli. Sebagai gantinya,
mereka menerima informasi secara pasif ketika mereka menonton televisi / membaca
majalah.
d. Perilaku pembelian mencari keragaman
Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keragaman (variety-seeking buying
behavior) dalam situasi yang mempunyai karakteristik keterlibatan konsumen rendah
tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan.
PROSES KEPUTUSAN PEMBELI
proses keputusan pembeli :
• Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan (need recognition)—pembeli
menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dipicu oleh rangsangan internal dan
juga rangsangan eksternal.
• Pencarian informasi
Konsumen yang tertarik akan mencari informasi / mungkin tidak. Jika dorongan itu kuat
dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumenitu, mungkin konsumen akan
membelinya. Jika tidak konsumen bias menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya /
melakukan pencarian informasi (informationnn search) yangh berhubungan dengan
kebutuhann itu. Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti :
sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan), sumber komersial (iklan, wiraniaga,
situs web, penyalur, kemasan, tampilan), sumber public (media massa, organisasi
pemeringkat konsumen, pencarian internet), dan sumber pengalaman (penanganan,
pemeriksaan, pemakaian produk).
• Evaluasi alternative
Pemasar harus tahu tentang evaluasi alternatif (alternative evaluation)—bagaimana
konsumen memproses informasi untuk sampai pada piliahan merek. Bagaiman cara
konsumen mengevaluais alternative tergantung pada konsumen pribadi dan situasi
pembelian tertentu. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk menemukan bagaimana
cara mereka sebenarnya dalam mengevaluasi pilihan merek.
• Keputusan pembelian
Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling
disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian.
Dua faktor tersebut yang pertama adalah sikap orang lain dan kedua adalah faktor
situasional yang tidak diharapkan.
• Perilaku pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas / tidak puas dan terlibat dalam
perilaku pasca pembelian (postpurchase behavior) yang harus diperhatikan oleh pemasar.
Hampir semua pembelian besar menghasilkan disonansi kognitif (cognitive dissonance) /
ketidaknyamanan akibat konflik pascapembelian. Kepuasan pelanggan begitu penting
karena kepuasan pelanggan merupakan kunci untuk membangun hubungan yang
menguntungkan dengan konsumen—untuk mempertahankan dan menumbuhkan
konsumen serta mengumpulkan nilai seumur hidup pelanggan. Dengan mempelajari
keseluruhan keputusan pembeli, pemasar mungkin dapat menemukan cara untuk
membantu konsumen mealui keprihatinannya.
PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN UNTUK PRODUK BARU
Produk baru (new product) adalah barang, jasa atau ide yang dianggap baru oleh
sejumlah pelanggan potensial. Proses adopsi (adoption process) yaitu proses mental yang
harus dilalui seseorang untuk mempelajari sebuah inovasi untuk pertama kalinya sampai
proses akhir. Adopsi adalah keputusan seseorang untuk menjadi pengguna tetap sebuah
produk.
Tahap-tahap dalam proses adopsi :
1. Kesadaran : konsumen menyadari adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi
tentang produk tersebut.
2. Minat : konsumen mencari informasi tentang produk baru.
3. Evaluasi : konsumen mempertimbangkan apakah mencoba produk baru tersebut adalah
tindakan yang masuk akal.
4. Mencoba : konsumen mencoba produk baru dalam skala kecil untuk meningkatkan
estimasinya tentang nilai produk itu.
5. Adopsi : konsumen memutuskan untuk memakai produk baru itu secara penuh dan
teratur.
Karakteristik yang mempengaruhi produk pada tingkat adopsi :
- Keunggulan relatif : tingakt dimana inovasi tampak mengungguli produk yang ada.
- Kesesuaian : tingkat dimana inovasi memenuhi nilai dan pengalaman konsumen
potensial.
- Kompleksitas : tingkat dimana inovasi sulit dipahami / digunakan.
- Dapat dibagi : tingkat diman inovasi dapat dicoba pada basis terbatas.
- Kemampuan komunikasi : tingkat dimana hasil penggunaan inovasi dapat diteliti /
digambarkan kepada orang lain.
Karakteristik lain yang mempengaruhi tingkat adopsi seperti biaya awal dan biaya
selanjutnya, risiko dan ketidakpastian, dan persetujuan sosial.
PERILAKU KONSUMEN INTERNASIONAL
Bagi perusahaan yang beroperasi di banyak Negara, memahami dan melayani kebutuhan
konsumen bisa menjadi hal yang menakutkan. Meskipun konsumen di berbagai Negara
mungkin mempunyai kesamaan, dalam hal nilai, sikap, dan perilakunya sering kali sangat
beragam. Seringkali perbedaan lintas pasar internasional sulit dipahami. Perbedaan ini
bisa berasal dari perbedaan fisik konsumen dan lingkungan mereka. Kegagalan
memahami perbedaan adat dan perilaku dari satu Negara ke Negara lainnya dapat
menyebabkan bencana bagi produk dan program internasional pemasar. Pemasar harus
memutuskan tingakt dimana mereka akan menerapkan produk dan program
pemasarannya agar sesuai dengan budaya dan kebutuhan konsumen yang unik di
berbagai pasar.
Sumber
:
pemasaran_06.html
http://merryshibuki.blogspot.com/2010/03/pengantar-manajemen-
Source : http://pengantar-manajemen-universitas.blogspot.com/