Panduan Penilaian AMDAL atau UKL UPL unt (1)
Panduan Penilaian
AMDAL atau UKL/UPL untuk Kegiatan
Pembangunan Bandara
Disusun Oleh: Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan Deputi MENLH Bidang Tata Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup 2007
Panduan Penilaian
AMDAL atau UKL/UPL untuk Kegiatan
Pembangunan Bandara
Disusun Oleh: Asisten Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan Deputi MENLH Bidang Tata Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup 2007
PENGARAH
Puji dan Syukur ke hadirat Allah Swt atas
Hermien Roosita
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
Plh. Deputi Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan
buku panduan penilaian AMDAL atau UKL-UPL untuk kegiatan pembangunan bandar udara ini
EDITOR
dapat tersusun dengan bekerjasama dengan GTZ. Buku panduan ini berisi tentang hal-hal
Sri Wahyuni Herly Kabid Pengembangan
yang yang perlu diperhatikan dalam melakukan
Asdep Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan
penilaian dokumen AMDAL atau UKL-UPL kegiatan pembangunan bandar udara.
Ary Sudijanto
Penyusunan buku panduan ini ditujukan untuk
Kabid Penyelenggaraan Asdep Urusan Pengkajian Dampak Lingkungan
mempermudah anggota Komisi Penilai AMDAL atau UKL-UPL dalam melakukan proses
penilaian.
TIM PENYUSUN
Diharapkan dengan hadirnya buku panduan ini,
Farid Mohammad
Jan Weber
Amanda Widyadwiana
Idris Maxdoni Kamil
proses penilaian dokumen AMDAL atau UKL-
Rachma Venita
UPL kegiatan pembangunan bandar udara
Wahyu Puspita Sari
menjadi lebih mudah dan terarah, sehingga
Sena Pradipta
kualitas dokumen AMDAL menjadi lebih baik.
Masukan dan saran guna penyempurnaan buku panduan ini sangat diharapkan demi terwujudnya pembangunan bandar udara yang
benar-benar memperhatikan aspek lingkungan APRESIASI
melalui dokumen AMDAL atau UKL-UPL yang baik.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu penerbitan buku ini, khususnya kepada
Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ),
Jakarta, November 2007
Dr. I.B. Ardhana Putra, Dr. Ari Sandhyavitri, Djoko
Plh. Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup
Priyambodo (Ditjen Perhubungan Udara), Guritno (Ditjen Perhubungan Udara), Harni Sulistyowati, Widhi Handoyo,
Bidang Tata Lingkungan
Esther Simon, Endah Sri Sudewi, Muhammad Askary, Estamina Silalahi, Rachma Venita, Mawan Wicaksono, Tarmidi, Tanuwijaya, Pemi Suthiathirtarani, Istiqomah, Ira
Ir. Hermien Roosita, MM
Haryani, Ahmad Djunaedi, Darno, Sopiyan, Khamim Huda, Suryatini Verias, dan seluruh pihak yang turut membantu terselesaikannya buku panduan ini.
Cetakan Pertama – 2007
Disclaimer
PENERBIT
Panduan ini adalah pedoman lepas dalam penilaian AMDAL atau UKL dan UPL kegiatan
ASISTEN DEPUTI URUSAN PENGKAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN pembangunan bandar udara. Dampak yang DEPUTI MENLH BIDANG TATA LINGKUNGAN
potensial terjadi pada suatu rencana kegiatan KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
sangat bergantung pada rencana kegiatan serta Gedung A Lantai 6 Otorita Batam
situasi, kondisi ekosistem, ekonomi, kesehatan Jl. DI. Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas, Jakarta Timur
masyarakat, dan sosial budaya setempat. Telp/Faks: 021 85904925/021 85906168
Email: amdal@menlh.go.id
Website: www.menlh.go.id
LEMBAR INI SENGAJA DIKOSONGKAN
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Bandar Udara
Transportasi udara merupakan moda lalu lintas penerbangan pada lokasi tersebut. transportasi yang cepat dan efisien. Selain itu, perubahan tata guna lahan dan
Kelancaran kegiatan transportasi tersebut tata ruang dapat terjadi pada daerah didukung oleh ketersediaan bandar udara
disekitar bandara. Dengan terbangunnya yang baik. Bandar udara (bandara),
suatu bandara, maka akan ada suatu wilayah merupakan lapangan terbang yang yang disebut KKOP (Kawasan Keselamatan dipergunakan untuk mendarat dan lepas
Operasi Penerbangan), dimana pada lokasi landas pesawat udara, naik turun
tersebut pembatasan pembangunan seperti penumpang, dan bongkar muat kargo, serta
pembangunan gedung-gedung bertingkat, dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
menara komunikasi, rumah sakit, dan lain penerbangan.
sebagainya.
Sebelum tahun 1960-an rencana induk Mengingat potensi dampak lingkungan yang bandara dikembangkan berdasarkan timbul dari kegiatan ini, maka sebagai upaya kebutuhan-kebutuhan penerbangan lokal.
dalam melakukan pengendalian dampak Namun sesudah tahun 1960-an rencana
lingkungan, baik pada saat pra konstruksi, tersebut telah digabungkan ke dalam suatu
konstruksi, dan operasi bandar udara rencana induk bandara yang tidak hanya
tersebut, diperlukan perencanaan memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan di
pengelolaan dan pemantauan lingkungan suatu daerah, wilayah, propinsi atau negara.
yang dapat dipertanggungjawabkan dalam Agar usaha-usaha perencanaan bandara
dokumen pengelolaan lingkungan (dokumen untuk masa depan berhasil dengan baik,
AMDAL maupun UKL/UPL).
usaha-usaha itu harus didasarkan kepada Sebagai salah satu acuan dalam melakukan pedoman-pedoman yang dibuat berdasarkan penilaian dokumen pengelolaan lingkungan, pada rencana induk dan sistem bandara yang Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyeluruh, baik berdasarkan peraturan FAA, menerbitkan Panduan Penilaian AMDAL atau ICAO ataupun Peraturan Pemerintah Republik UKL/UPL untuk kegiatan pembangunan Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 tentang bandar udara. Diharapkan, panduan ini akan Kebandarudaraan dan Kepmen Perhubungan dapat bermanfaat bagi anggota Komisi Penilai No. KM 44 Tahun 2002 tentang Tatanan AMDAL dan instansi yang mengawasi Kebandarudaraan Nasional. pelaksanaan AMDAL dan UKL-UPL sebagai
Secara umum, dampak yang paling signifikan gambaran proses pembangunan bandar dalam pembangunan dan pengoperasian
udara.
bandar udara adalah perubahan tata guna lahan dan peningkatan kebisingan. Frekuensi
kebisingan yang ditimbulkan akan semakin meningkat dengan semakin padatnya arus
Dalam setiap pembangunan Bandar Udara, KKB (Kawasan Kebisingn Bandara) yang deskripsi kegiatan yang akan dilakukan harus
ditetapkan dengan SK MenHub, berupa area jelas dan harus mencakup antara lain:
yang berada dalam kontur kebisingan WECPNL-70 dan 80;
1. IDENTITAS PEMRAKARSA
Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (sesuai dengan RTRW Nasional,
Terdapat penjelasan tentang nama dan Provinsi, dan Kabupaten/Kota), harus alamat pemrakarsa, struktur organisasi, disertakan Peraturan Daerah yang mengatur penanggungjawab proyek dan bagian yang
tata ruang tersebut;
bertanggungjawab terhadap pengelolaan lingkungan.
Kondisi ekosistem setempat (rawa, tanah mineral, gambut, sawah, pesisir, DAS,
2. PELAKSANAAN PROYEK
Estuaria, dll).
Terdapat penjelasan tentang jadwal waktu Penjelasan umum tentang lokasi tersebut
apakah membutuhkan kegiatan pemadatan pelaksanaan setiap tahapan proyek atau pengurugan, datar atau berbukit (prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca (apakah akan dilakukan kegiatan cut and operasi). fill?), kemungkinan dilakukan reklamasi, dan
3. LOKASI KEGIATAN kemungkinan relokasi penduduk.
Terdapat informasi spesifik mengenai lokasi kegiatan termasuk didalamnya:
Airport Authority Airport Authority Airport Authority
Government control Government control Government control authorities (bea ckai, authorities (bea ckai, authorities (bea ckai,
imigrasi, keamanan, imigrasi, keamanan, Hasil studi rencana induk yang disetujui, imigrasi, keamanan, Departemen Departemen Departemen
Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Airport Master Planning Airport Master Planning Airport Master Planning
militer, dll militer, dll militer, dll
sebagai pedoman rencana pengembangan bandara di masa yang akan datang;
Planning Team Director Planning Team Director Planning Team Director Operator, pengguna Operator, pengguna Operator, pengguna pesawat, organisasi yang pesawat, organisasi yang pesawat, organisasi yang
representatif, pabrik representatif, pabrik Nama desa, kecamatan, kabupaten, representatif, pabrik
Planning Team Staff Planning Team Staff Planning Team Staff
pembuat pesawat & pembuat pesawat & pembuat pesawat &
provinsi, luas lahan yang akan digunakan
perlengkapannnya perlengkapannnya perlengkapannnya
harus jelas dan sebaiknya dilengkapi dengan letak geografis (koordinat);
Central & Local Central & Local Central & Local
Local & National Local & National Local & National
Airport Management Airport Management Airport Management
government land government land government land
Transport Authority Transport Authority Transport Authority
System System System Aviation Consultant Aviation Consultant Aviation Consultant
Luas area yang dibutuhkan mencakup
planning authority planning authority planning authority
deskripsi layout proyek serta mengacu pada
Gambar 1. Organisasi yang terkait dengan Master Plan (Sumber: Ari Sandhyavitri 2007) Gambar 1. Organisasi yang terkait dengan Master Plan (Sumber: Ari Sandhyavitri 2007)
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Bandar Udara
4. JENIS BANDAR UDARA
transportasi udara, bandara dibedakan menjadi Bandar Udara Penyebaran, dan
Berdasarkan statusnya, kegiatan bandara Bandar Udara Bukan Penyebaran. Pembedaan dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
bandar udara tersebut ditentukan Bandar Udara Umum, merupakan bandar berdasarkan penilaian atas kriteria sebagai
berikut (PP 07/2001):
udara yang digunakan untuk melayani kepentingan umum;
Status kota dalam Rencana Tata Ruang Bandar Udara Khusus, merupakan bandar Wilayah Nasional (RTRWN) yang meliputi:
udara yang digunakan untuk melayani 1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN); kepentingan sendiri guna menunjang
2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); kegiatan tertentu.
3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Kegiatan kebandarudaraan dapat
diselenggarakan secara langsung oleh pemerintah, baik pusat maupun pemerintah
Status Penggunaan Bandar Udara yang daerah, maupun melalui badan usaha
meliputi :
kebandarudaraan atau perusahaan tertentu.
Secara prinsip, pemrakarsa sebagai 1. Internasional;
penanggungjawab kegiatan harus jelas,
2. Domestik.
sehingga dalam pengelolaan dampak lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan kebandarudaraan akan dapat tertangani
Jumlah kepadatan penumpang yang meliputi: dengan baik.
1. Datang dan berangkat; Sesuai dengan fasilitas bandar udara,
kegiatan operasional bandar udara, dan jenis
2. Transit;
pengendalian ruang udara di sekitar bandar 3. Frekuensi penerbangan. udara (Tingkat Pelayanan Lalu lintar Udara),
bandara diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
Rute penerbangan yang meliputi :
Klasifikasi Klasifikasi Panjang Landasan Panjang Landasan
Bentang Sayap Bentang Sayap
Jarak Sisi Terluar Jarak Sisi Terluar
Bandar Bandar (m) (m)
(m) (m)
Roda Pesawat Roda Pesawat
Udara Udara
(m) (m)
1. Rute penerbangan dalam negeri;
2. Rute penerbangan luar negeri;
B B 800 m = x <1200 m 800 m = x <1200 m
15 m = x < 24 m 15 m = x < 24 m
4.5 m = x < 6 m 4.5 m = x < 6 m
1200 m = x <1800 m 1200 m = x <1800 m
24 m = x < 36 m 24 m = x < 36 m
6m=x<9m 6m=x<9m
3. Rute dalam negeri yang menjadi
C C x = 1800 m x = 1800 m
36 m = x < 52 m 36 m = x < 52 m
9m=x<9m 9m=x<9m
cakupannya
52 m = x < 65 m 52 m = x < 65 m
Mengingat bandara sebagai pintu gerbang
5. DESKRIPSI FASILITAS UTAMA
suatu negara, maka berdasarkan penggunaannya, bandara dibagi menjadi
Fasilitas utama yang dimiliki oleh bandara bandara terbuka yang melayani perjalanan
adalah fasilitas sisi udara, fasilitas sisi darat, internasional dan bandara tidak terbuka yang
fasilitas navigasi penerbangan, fasilitas alat hanya melayani perjalanan domestik. Selain
bantu pendaratan visual, dan fasilitas itu, berdasarkan fungsi simpul dalam jaringan
komunikasi penerbangan. Deskripsi fasilitas komunikasi penerbangan. Deskripsi fasilitas
penunjang tersebut harus memperhatikan Fasilitas sisi udara, mencakup panjang, luas area yang dibangun, air limbah yang ditimbulkan, potensi limbah domestik, dan
lebar, arah konfigurasi, dan bahan baku ceceran limbah B3 (seperti minyak pelumas konstruksi untuk run way (landasan pacu), bekas dan bahan bakar minyak). taxi way (penghubung landasan pacu), Apron
(pelataran parkir pesawat udara), Run way
7. FASILITAS UMUM
stripe, Run way and safety area, dan Over run;
Penyediaan Air Bersih dan Fasilitas sisi darat, mencakup luas
Jaringannya: terdapat penjelasan estimasi bangunan dan jenis bangunan bangunan
kebutuhan air bersih (liter/orang/hari dan terminal (terminal penumpang dan terminal
jumlah total m 3 /hari), sumber penyediaan air kargo) dan kompleks bangunan operasi dan
bersih yang digunakan (PDAM, sumur air adminstrasi, prediksi jumlah penumpang
dangkal, sumur air dalam, sungai atau tahunan, prediksi volume kargo tahunan,
sumber air tambahan lainnya), adakah prediksi jumlah penumpang pada jam sibuk,
fasilitas sumber air bersih cadangan, perlu jenis pesawat terbang terbesar, dan adanya
penjabaran pula mengenai jaringan distribusi kemungkinan melayani penerbangan haji;
air bersih;
Fasilitas navigasi penerbangan; Penyediaan Listrik dan Jaringannya: Fasilitas alat bantu pendaratan visual; terdapat penjelasan perincian sumber dan daya listrik yang digunakan (Apakah dari
Fasilitas komunikasi penerbangan. transmisi PLN atau terdapat sumber lain seperti generator), sistem jaringan distribusi
6. DESKRIPSI FASILITAS
listrik;
PENUNJANG
Jaringan Telekomunikasi: terdapat penjelasan jenis dan jumlah satuan
Pada umumnya, bandar udara memiliki sambungan telekomunikasi dan potensi fasilitas penunjang seperti dibawah ini. pemanfaatan teknologi baru dalam sistem
penyediaan hanggar pesawat udara; satelit dan nir-kable / internet; perbengkelan pesawat udara;
Sistem Penyediaan Bahan Bakar pergudangan; Pesawat: terdapat penjelasan mengenai sistem yang digunakan dan kapasitas
fasilitas boga pesawat udara; penyediaan bahan bakar. Jenis-jenis bahan fasilitas pelayanan teknis penanganan bakar yang disediakan;
pesawat udara di darat termasuk fasilitas Jalan akses dan fasilitas transportasi bahan bakar
umum: terdapat penjelasan tentang dimensi fasilitas pelayanan penumpang dan bagasi; jalan akses ke bandara serta rencana jaringan transportasi umum menuju bandara; fasilitas penanganan kargo;
Fasilitas parkir: terdapat penjelasan fasilitas penunjang lainnya.
mengenai luas lahan dan kapasitas kendaraan yang dapat ditampung;
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Bandar Udara
Fasilitas penginapan/hotel (jika ada); udara yang dibatasi oleh radius dan Fasilitas penyediaan toko dan restoran ketinggian dengan ukuran tertentu untuk kepentingan keselamatan dan efisiensi
(jika ada).
operasi penerbangan antara lain pada waktu
8. KAWASAN KESELAMATAN pesawat melakukan pendekatan untuk OPERASI PENERBANGAN (KKOP) mendarat dan gerakan setelah tinggal landas
atau gerakan dalam hal mengalami kegagalan dalam pendaratan;
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) adalah tanah dan/atau perairan dan
Kawasan di bawah permukaan kerucut: ruang udara di sekitar bandar udara yang
adalah bidang dari suatu kerucut yang bagian dipergunakan untuk kegiatan operasi
bawahnya dibatasi oleh garis perpotongan penerbangan dalam rangka menjamin
dengan horisontal dalam dan bagian atasnya keselamatan penerbangan. Kawasan dibatasi oleh garis perpotongan dengan keselamatan operasi penerbangan ditentukan
permukaan horisontal luar, masing-masing berdasarkan pada Undang-undang No. 15
dengan radius dan ketinggian tertentu Tahun 1992 tentang Penerbangan, Peraturan
dihitung dari titik referensi yang ditentukan; Pemerintah No. 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, Keputusan Menteri Kawasan dibawah permukaan transisi:
adalah bidang dengan kemiringan tertentu Perhubungan No. 48 Tahun 2002 tentang sejajar dengan dan berjarak tertentu dari Penyelenggaraan Bandar Udara Umum, dan poros landasan, pada bagianbawah dibatasi No. 44 Tahun 2002, tentang Tatanan oleh titik perpotongan dengan garis-garis Kebandaraudaraan Nasional. Kawasan datar yang ditarik tegak lurus pada poros keselamatan operasi penerbangan disekitar landasan dan pada bagian atas dibatasi oleh bandar udara terdiri dari: garis perpotongan dengan permukaan
Kawasan pendekatan dan lepas landas:
horisontal dalam;
adalah suatu kawasan perpanjangan kedua ujung landasan, yang dibatasi oleh ukuran
Permukaan utama: adalah permukaan yang garis tengahnya berhimpit dengan sumbu
panjang dan lebar tertentu; landasan yang membentang sampai panjang
Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan: tertentu diluar setiap ujung landasan dan adalah sebagian dari kawasan pendekatan
lebar tertentu, dengan ketinggian untuk yang berbatasan langsung dengan ujung-
setiap titik pada permukaan utama ujung landasan dan mempunyai ukuran
diperhitungkan sama dengan ketinggian titik tertentu, yang dapat menimbulkan terdekat pada sumbu landasan; kemungkinan terjadinya kecelakaan;
Kawasan di sekitar penempatan alat bantu Kawasan di bawah permukaan horisontal
navigasi penerbangan: adalah kawasan di dalam: adalah bidang datar di atas dan di
sekitar penempatan alat bantu navigasi sekitar bandar udara yang dibatasi oleh
penerbangan di dalam dan/atau diluar daerah ardius dan ketinggian dengan ukuran tertentu
lingkungan kerja, yang penggunaanya harus untuk kepentingan pesawat udara melakukan
memenuhi persyaratan tertentu guna terbang rendah pada wakut akan mendarat
menjamin kinerja/efisiensi alat bantu navigasi atau setelah lepas landas;
penerbangan dan keselamatan penerbangan; Kawasan di bawah permukaan horisontal
Permukaan kerucut pada alat bantu luar: adalah bidang datar di sekitar bandar
navigasi penerbangan adalah kawasan di atas navigasi penerbangan adalah kawasan di atas
Batas kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) merupakan batas yang ditentukan berdasarkan atas batas ruang di sekitar bandar udara yang terbebas dari berbagai gangguan untuk menjamin keselamatan operasi penerbangan di sekitar bandar udara masyarakat sekitarnya. Secara umum, KKOP sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang ada yaitu kepadatan lalu lintas udara dan Obstacle Limitation Surface yang meliputi: kawasan pendekatan dan lepas landas, kawasan di bawah permukaan transisi, kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan, kawasan di bawah permukaan horisontal dalam, kawasan di bawah permukaan horisontal luar, kawasan di sekitar penempatan alat bantu navigasi udara. Dalam dokumen AMDAL atau UKL-UPL kegiatan bandar udara harus disertakan peta KKOP.
9. BATAS-BATAS KAWASAN KEBISINGAN
Kawasan kebisingan adalah kawasan tertentu disekitar bandar udara yang terpengaruh gelombang suara mesin pesawat udara dan yang dapat mengganggu lingkungan. Fungsi kawasan kebisingan bandar udara adalah untuk mengendalikan pemanfaatan tanah dan ruang udara disekitar bandar udara yang terkena dampak kebisingan akibat pengoperasian bandar udara.
Kawasan kebisingan bandar udara digambar berdasarkan tingkat kebisingan yang direkomendasikan oleh ICAO dengan indeks WECPNL. WECPNL (Weighted Equivalent Continuous Perceived Noise Level) atau nilai ekivalen tingkat kebisingan yang dapat diterima terus menerus selama suatu rentang
waktu dengan pembobotan tertentu, adalah rating terhadap tingkat gangguan bising yang mungkin dialami oleh penduduk di sekitar bandar udara sebagai akibat dari frekuensi operasi pesawat udara pada siang dan malam hari.
Kawasan kebisingan diukur dan ditentukan dengan bertitik tolak pada rencana pengembangan bandar udara berdasarkan:
Prakiraan jenis pesawat udara; Frekuensi penerbangan; dan Periode waktu operasi pesawat udara. Pembuatan kawasan kebisingan di bandar
udara meliputi inventarisasi data dan analisis data untuk menentukan kawasan kebisingan.
Data yang diperlukan untuk pembuatan kawasan kebisingan bandar udara adalah:
• Data eksisting yang terdiri dari: Data landas pacu yang antara lain panjang,
lebar, elevasi, temperatur, orientasi landas pacu serta koordinat geografis ujung-ujung landas pacu;
Jadwal dan frekuensi penerbangan; Jenis pesawat udara dan jumlah masing-
masing jenis pesawat yang beroperasi. • Prosedur operasi penerbangan Prosedur kedatangan (Arrival Procedure); Prosedur keberangkatan (Departure
Procedure). Analisis data untuk menentukan kawasan
kebisingan meliputi: Dimensi landasan pacu sampai tahap akhir
(ultimate) sesuai dengan rencana pengembangan bandar udara/rencana induk bandar udara;
Perhitungan prosentase penggunaan arah landasan pacu untuk pendaratan dan lepas
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Bandar Udara
landas pesawat yang dibagi dalam 3 (tiga) tenggang waktu tertentu siang, sore dan malam hari;
Perhitungan jumlah masing-masing jenis pesawat udara yang akan dilayani sampai tahap akhir (ultimate) sesuai rencana pengembangan bandar udara/rencana induk bandar udara;
Prakiraan frekuensi dari masing-masing jenis pesawat yang melakukan pendaratan maupun lepas landas dan penggunaan arah landasannya;
Gambar 3. Batas permukaan horizontal dalam (Sumber: Manual of Standards Part 139—Aerodromes
Prakiraan frekuensi dari masing-masing http://www.casa.gov.au/rules/1998casr/139/139m07.pdf) jenis pesawat yang melakukan pendaratan
10. KERJA LINGKUNGAN
maupun lepas landas dan penggunaan arah
BANDAR UDARA (DLKR)
landasan pacu beserta tenggang waktunya (siang, sore dan malam);
Daerah lingkungan kerja bandar udara adalah
Identifikasi prakiraan prosedur operasi wilayah daratan dan/atau perairan yang
dipergunakan secara langsung untuk kegiatan penerbangan berdasarkan prosedur operasi
bandar udara. Fungsi daerah lingkungan kerja penerbangan yang berlaku saat ini;
bandar udara antara lain:
Jenis pelayanan pesawat udara komersial. Untuk tertib anggaran dalam Keterbatasan lahan runway dalam suatu
pengoperasian dan perawatan fasilitas bandar bandara merupakan salah satu kendala dalam
udara;
pengoperasian pesawat karena akan Untuk mempermudah proses pembangunan menyebabkan tingkat kebisingan yang tinggi
dan pengembangan fasilitas bandar udara; ketika pesawat tersebut akan melakukan
tinggal landas dan mendarat. Untuk mempermudah pihak ketiga dalam melaksanakan kerja sama, pembangunan dan
pengoperasian di dalam areal bandar udara; Untuk mempermudah pengurusan hak atas
tanah.
11. SISTEM TANGGAP DARURAT / PK PPK (PERTOLONGAN
KECELAKAAN PESAWAT DAN
Gambar 3. Batas permukaan horizontal dalam (Sumber: Manual of Standards Part
139—Aerodromes http://www.casa.gov.au/rules/1998casr/139/139m07.pdf)
PEMADAM KEBAKARAN)
Dalam dokumen AMDAL atau UKL-UPL kegiatan bandar udara harus terdapat penjelasan tentang adanya unit pertolongan kecelakaan penerbangan di dalam kawasan Bandar Udara, di antaranya:
Kapasitas tangki mobil pemadam Jumlah ambulan; kebakaran;
Keberadaan Emergency Operation Center; Pakaian pelindung petugas pemadam kebakaran;
Staging Area; Rendezvous Response Time;
Peralatan Komunikasi;
Grid map.
Peralatan bantu pernapasan; Fire station dan fasilitas latihan;
Kapasitas persediaan air;
Emergency access road;
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Bandar Udara
1. KOMPONEN TATA RUANG
daerah terlindungi, tangkapan air, elevasi muka air banjir dan daerah banjir pada lokasi
A. Kebijakan Tata Ruang
kegiatan dan sekitarnya. Potensi erosi, longsor dan land subsidence. Perlu
Lokasi kegiatan harus sesuai dengan diperhatikan pula potensi terjadinya peruntukan rencana tata ruang wilayah perubahan fungsi lahan, dan sedimentasi. setempat, harus dilampirkan Perda Tata Perhatikan lebih lanjut komponen lingkungan Ruang Kabupaten atau Kota (jika tidak spesifik yang berkaitan, apabila tapak tersedia gunakan Perda Tata Ruang Provinsi) kegiatan bandar udara yang direncanakan serta peta. Akan lebih baik apabila disertakan berada di wilayah pesisir atau memerlukan overlay antara lokasi kegiatan dengan peta
lahan hasil reklamasi.
tata ruang setempat.
B. Iklim
B. Penggunaan Lahan
Diperlukan pula data iklim setempat yang Meliputi luas penggunaan lahan, status lahan mencakup curah hujan rata-rata, maksimum dan produktivitas lahan. dan minimum; jumlah bulan hujan, bulan
C. Kegiatan lain di Sekitar
kering; suhu rata-rata, maksimum, minimum; kelembaban rata-rata, maksimum
Perlu diperhatikan keberadaan dan minimum; penyinaran matahari, arah permukiman/perkampungan penduduk lokal,
dan kecepatan angin.
daerah wisata, situs bersejarah, kawasan pendidikan, kawasan bisnis dan perkantoran
C. Kualitas Udara dan Kebisingan
(keberadaan konstruksi bangunan tinggi), Kualitas udara termasuk getaran dan kawasan lindung. kebisingan. Kebisingan disebabkan dari
2. KOMPONEN FISIK aktivitas pesawat udara yang ada di bandara.
Tipe pesawat udara dan perbedaan cara mengoperasikan pesawat akan menyebabkan
A. Fisiografi
tingkat kebisingan yang berbeda juga, hal ini Yaitu kondisi topografi setempat (yang
terjadi karena kinerja mesin yang berlainan. dinyatakan ketinggian dalam meter di atas
Sumber utama kebisingan dari pesawat jet permukaan laut guna menentukan ketinggian
adalah berasal dari bising ‘jet primer’ yang agar mengacu pada peta topografi di mana
diakibatkan percampuran gas buangan yang diberikan garis kontur ketinggian serta
berkecepatan tinggi menabrak udara luar sumber-sumber lain seperti foto satelit),
yang realtif diam, dan ‘gerakan mesin jet’ kemiringan lahan, perhatikan lokasi kegiatan,
termasuk : fan, compressor dan sudu-sudu badan-badan air serta daerah-daerah relevan
turbin. Bising sudu compressor dan fan lain yang akan terkena dampak, inventarisasi
diteruskan ke arah depan mesin. Bising dari diteruskan ke arah depan mesin. Bising dari
WECPNL dengan L SM :
dominan berasal dari bising jet primer yang
berasal dari fan exhaust. Pada saat mendarat kebisingan mesinlah yang paling utama. Cara
D. Kualitas Air dan Kuantitas Air
efektif mengurangi kebisingan adalah mesin Kualitas dan kuantitas air (air permukaan, air dan primer adalah dengan mengurangi
tanah).
dorong dengan mengurangi kecepatan pesawat (dampak negatifnya adalah
E. Geologi
kemungkinan pesawat jatuh karena Meliputi struktur tanah, bearing capacity, kurangnya daya dorong). (Basuki, 1990). kondisi geologi, kegempaan, potensi tsunami, Setiap bandara yang akan dibuat harus
patahan, sesar
menetapkan noise certificate yang berlaku yang ada di bandara tersebut. Hal ini
3. KOMPONEN BIOLOGI
diperlukan untuk dari tingkat kebisingan yang melebihi batas yang telah ditetapkan.
A. Flora
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk Vegetasi (apakah terdapat vegetasi endemik, Kebisingan bandara adalah bahwa kontur keragaman, kerapatan) kawasan bising yang dijadikan acuan
merupakan lampiran dari SK MenHub
B. Fauna
mengenai Kawasan Kebisingan Bandara Fauna terutama fauna darat dan udara (KKB). Perlu diperhatikan pula bahwa kontur (apakah ada satwa endemik yang dilindungi, bising tersebut merupakan kontur prediksi apakah ada habitat satwa yang terganggu) untuk masa (waktu) tertentu. Oleh karena
itu, untuk kebutuhan AMDAL perlu dilakukan
4. KOMPONEN SOSIAL,
penyesuaian terhadap kontur bising eksisting
EKONOMI, DAN BUDAYA
saat pekerjaan AMDAL dilakukan. KKB tersebut terdiri dari beberapa garis kontur
Meliputi tingkat pendapatan masyarakat yang menunjukkan batas-batas area dengan lokal, jenis mata pencaharian dan demografi tingkat bising (WECPNL) yang berbeda. penduduk (jumlah dan komposisi penduduk), Namun perlu menjadi perhatian bahwa dalam kesehatan masyarakat, nilai dan norma waktu pengambilan data untuk rona awal, budaya masyarakat lokal. Adanya keluhan yang didapatkan adalah data kebisingan
berupa L SM (dBA) bukanlah WECPNL.
masyarakat kaitannya dengan kebisingan Pengambilan data kebisingan WECPNL tidak
(presepsi negatif masyarakat). dapat dilakukan karena belum ada pesawat
yang beroperasi pada saat pengambilan data
rona awal, sehingga perlu dilakukan konversi
WECPNL = dBA + 10 log N − 27
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Bandar Udara
atau UKL-UPL kegiatan bandar udara harus
1. PERUBAHAN FUNGSI
tingkat bising rata-rata harian sebagai akibat
DAN TATA GUNA LAHAN
kegiatan baik pada tahap konstruksi serta kontur tingkat bising (WECPNL) pada tahap
Pembangunan bandar udara akan mengubah operasi untuk kondisi eksiting dan yang tata guna lahan, perhatikan pula kaitan tata
diprediksi untuk kurun waktu tertentu. guna lahan dengan KKOP
Tingkat bising sebagai akibat meningkatnya kegiatan lalu lintas terjadi di daerah
2. PENURUNAN KUALITAS
sepanjang jalan yang menghubungkan
UDARA
bandara dengan lingkungan diluar bandara ditampilkan dan ditentukan dengan mengacu
Partikulat Termasuk peningkatan debu akibat pada metode penetapan tingkat bising lalu kegiatan konstruksi dan peningkatan emisi
lintas.
HC, CO, SOx dan getaran dari sumber bergerak yaitu pesawat dan lalu lintas darat.
Adapun faktor-faktor yang berpengaruh Setiap pesawat harus melakukan landing atau
terhadap kebisingan di bandar udara antara take off sedemikian rupa adar tidak melebihi
lain ditentukan oleh:
kebisingan yang melebihi batas kebisingan Tinggal landas dan mendaratnya pesawat; bandar udara yang ditetapkan oleh otorita
bandara.
3. PENINGKATAN KEBISINGAN
Kebisingan pada kegiatan bandar udara terutama berasal dari kegiatan tahap konstruksi dan tahap operasional bandar udara serta kebisingan akibat kegiatan lalu lintas darat di sekitar bandar udara. Kebisingan yang ditimbulkan pada tahap operasional umumnya disebabkan oleh aktivitas lepas landas dan pendaratan pesawat, run up, taxiing serta fly over diatas area sekitar bandara. Dalam dokumen AMDAL
Gambar 4. Pendekatan permukaan yang digunalan untuk pendekatan runway (Sumber: Ari Sandhyavitri 2007)
Operasional pesawat didalam melakukan
6. GANGGUAN TERHADAP FLORA
gerak (manuver);
DAN FAUNA ENDEMIK
Test engine pesawat, dsb. Kegiatan Bandar Udara akan memberikan
Untuk mengatasi keterbatasan lahan runway dampak yang sangat penting terhadap flora dalam suatu bandara, diperlukan rekayasa
dan fauna setempat termasuk gangguan engineering dengan metode pendekatan
terhadap wilayah makan (feeding ground) permukaan untuk mengatasi masalah
burung dan lain-lain. Kemungkinan terjadinya tersebut.
tubrukan atau tabrakan antara burung dan pesawat terbang, adanya lalu lintas pesawat
4. PENURUNAN KUALITAS AIR
terbang akan mengganggu aktivitas fauna udara. Apabila hal ini tidak dikelola dengan
Kegiatan bandar udara akan berpotensi baik maka terdapat kemungkinan besar menimbulkan dampak penurunan kualitas air
aktivitas penerbangan akan terganggu pada badan air setempat terutama dari discharge air limbah domestik dan non
7. PENINGKATAN KEPADATAN
domestik (seperti dari pencucian pesawat
LALU LINTAS
atau kegiatan bongkar muat bahan bakar pesawat) dari kegiatan operasional bandara
Kegiatan Bandar Udara dengan sendirinya pada badan air penerima
akan meningkatkan kepadatan lalu lintas namun intensitas kepadatan akan sangat
5. PENINGKATAN AIR LARIAN
bergantung kepada jenis bandar udara yang
(RUN OFF) DAN POTENSI
akan dibangun. Informasi dari master-plan
GENANGAN
tentang rencana sistem jaringan jalan yang ada perlu dicantumkan untuk mengatasi
Kegiatan pembukaan lahan, pemotongan dan bangkitan lalu lintas yang terjadi akibat pengurugan tanah pada tahap konstruksi
aktifitas bandara.
akan mengakibatkan perubahan struktur dan sifat tanah, misalnya permukaan tanah
8. PERUBAHAN MATA
menjadi terbuka, agregat tanah hancur dan
PENCAHARIAN DAN
menjadikan tanah peka terhadap erosi.
PENDAPATAN PENDUDUK
Kegiatan yang berpotensi meningkatkan air larian adalah pembangunan fasilitas utama
Keberadaan bandar udara akan memberikan dan fasilitas penunjang bandar udara.
dampak cukup signifikan pada mata pencaharian dan pendapatan penduduk
Kegiatan pemadatan tanah pada tahap termasuk peluang kerja dan usaha, spekulasi konstruksi juga mengakibatkan air tidak harga lahan terutama pada tahap pra dapat meresap ke dalam tanah, sehingga
konstruksi
akan meningkatkan volume air limpasan (run off). Hal tersebut akan terus berlangsung
9. PENINGKATAN KESEMPATAN
sampai tahap operasi, sehingga jika
KERJA DAN BERUSAHA
pemrakarsa tidak memiliki perencanaan yang matang mengenai jaringan saluran drainase
Kegiatan konstruksi dan operasi akan dan upaya pencegahan banjir setempat yang mengakibatkan peningkatan kesempatan baik maka bencana banjir akan terjadi
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Bandar Udara
kerja dan berusaha bagi penduduk di sekitar Timbulnya persepsi negatif masyarakat kawasan bandar udara
karena adanya pembebasan lahan, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas
10. TIMBULNYA KERESAHAN
udara, perubahan struktur sosial ekonomi dan
DAN PERSEPSI NEGATIF
budaya masyarakat akibat pembangunan
MASYARAKAT
bandar udara.
1. PERUBAHAN FUNGSI DAN
A. Rencana Pengelolaan
TATA GUNA LAHAN
Menetapkan noise certification sebagai acuan dalam pengendalian kebisingan dan membuat
A. Rencana Pengelolaan
kontur kebisingan yang memberikan prediksi Membuat desain kegiatan yang sesuai dengan
tingkat bising paling tidak dalam 5 tahun tata guna lahan eksisting. yang akan datang untuk memperkirakan dampak bising pada area disekitar bandara
B. Rencana Pemantauan
serta kategorisasi tata guna lahan. Pemantauan tata guna lahan secara berkala
Membangun barrier atau embankment yang untuk memastikan tidak ada perubahan tata
direncanakan dengan tepat pada batas guna lahan.
bandara dengan daerah yang dianggap perlu dilindungi dari kebisingan aktivitas gerakan
2. PENURUNAN KUALITAS
pesawat di area landasan. Pada tahap
UDARA
konstruksi diusahakan menggunakan alat berat dengan umur < 5 tahun, Melakukan
perawatan alat-alat konstruksi Pembersihan lahan tidak dilakukan dengan
A. Rencana Pengelolaan
B. Rencana Pemantauan
pembakaran, dilakukan penyiraman secara Melakukan pemantauan kebisingan dengan berkala pada jalan yang dilalui oleh truk menggunakan peralatan Noise Monitoring pengangkut dan penutupan bak truk pada System secara berkala dan menyesuaikan tahap konstruksi, melaksanakan program hasil pemantauan dengan kontur kebising penghijauan untuk masa (waktu) yang sama. Oleh karena
B. Rencana Pemantauan
itu diperlukan pekerjaan pembuatan kontur kebisingan eksisting pada saat pemantuan
Pemantauan konsentrasi partikulat (debu),
dilakukan.
HC, SOx, NOx dan getaran.
4. PENURUNAN KUALITAS AIR
3. PENINGKATAN KEBISINGAN
A. Rencana Pengelolaan
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Bandar Udara
Mengalirkan seluruh air limbah terlebih predator (musuh alami) terlatih sehingga dahulu ke dalam Instalasi Pengolahan Air
burung-burung tersebut akan menjauh dari Limbah (IPAL) sebelum dibuang pada badan
kawasan bandara.
air penerima
B. Rencana Pemantauan B. Rencana Pemantauan
Melakukan pengawasan satwa secara berkala Melakukan pemantauan kualitas air limbah
di area bandar udara untuk memastikan pada inlet dan outlet IPAL secara berkala
kegiatan bandar udara tidak terganggu oleh perilaku satwa di sekitar bandar udara
5. PENINGKATAN AIR LARIAN (RUN OFF) DAN POTENSI
7. PENINGKATAN KEPADATAN GENANGAN
LALU LINTAS
A. Rencana Pengelolaan A. Rencana Pengelolaan
Membuat drainase sementara pada tahap Mengatur aliran arus lalu lintas di sekitar konstruksi untuk mencegah air larian menuju
bandar udara, memasang rambu lalu lintas area tapak proyek, membuat sistem drainase
yang memadai di sekitar bandar udara dan permanen yang terpisah dengan sistem
menyediakan lahan parkir yang mencukupi penyaluran air buangan untuk kelancaran
sesuai dengan kapasitas bandar udara, operasional bandar udara
termasuk menentukan batas kecepatan kendaraan.
B. Rencana Pemantauan
Pemantauan secara berkala terhadap
B. Rencana Pemantauan
kelancaran saluran drainase bandar udara. Memantau secara berkala volume lalu lintas
6. GANGGUAN TERHADAP FLORA
dan simpul-simpul kemacetan di sekitar
DAN FAUNA ENDEMIK
bandar udara, serta melakukan pengukuran tingkat bising lalu lintas pada daerah yang
A. Rencana Pengelolaan
dianggap sensitif terhadap bising (misalnya daerah pemukiman penduduk).
Melakukan relokasi habitat flora dan fauna endemik langka yang terganggu akibat
8. PERUBAHAN MATA
kegiatan bandara, Melakukan population
PENCAHARIAN DAN
control terhadap fauna endemik yang
PENDAPATAN PENDUDUK
mungkin dapat menggangu operasional bandar udara (seperti penggunaan predator
A. Rencana Pengelolaan
alami terkontrol atau memanfaatkan teknologi yang tersedia),Tidak menanam
Memprioritaskan penduduk lokal sebagai tanaman yang dapat menarik burung yang
tenaga kerja baik pada tahap konstruksi dan mungkin mengganggu kegiatan operasional
operasi;
bandara, Selalu menjaga tempat sampah tertutup agar tidak mengundang perhatian
Melaksanakan program pengembangan usaha kecil untuk meningkatkan pendapatan
burung yang mungkin mengganggu. Selain
penduduk lokal.
itu metode biologis (alami) dapat juga dilakukan, yaitu dengan menyediakan
B. Rencana Pemantauan
Pemantauan perubahan mata pencaharian Pemantauan tingkat kesempatan berusaha penduduk lokal pada saat kegiatan
penduduk lokal.
pembebasan lahan;
Pemantauan tingkat pendapatan penduduk yang terkena pembebasan lahan.
10. KERESAHAN DAN PERSEPSI NEGATIF MASYARAKAT
9. PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DAN BERUSAHA
A. Rencana Pengelolaan A. Rencana Pengelolaan
Memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat tentang rencana dan mekanisme
Memprioritaskan penduduk lokal sebagai
pembebasan lahan;
tenaga kerja baik pada tahap konstruksi dan operasi;
Mekanisme pembebasan lahan dilaksanakan berdasarkan musyawarah
Melaksanakan program pengembangan
mufakat.
usaha kecil untuk meningkatkan kesempatan
B. Rencana Pemantauan
berusaha penduduk lokal. Metode pemantauan dilalakukan dengan cara
B. Rencana Pemantauan
observasi lapangan, survey dan wawancara Pemantauan tingkat penyerapan tenaga
dengan masyarakat
lokal pada tahap konstruksi dan operasi;
Panduan Penilaian AMDAL Atau UKL/UPL Untuk Kegiatan Pembangunan Bandar Udara
Buku panduan ini adalah alat bantu penilaian diharapkan penilai dapat memperhatikan pula dokumen AMDAL atau UKL-UPL yang bersifat
kondisi lokal dalam melakukan penilaian. umum dan cukup fleksibel terhadap
Semoga buku panduan ini dapat memberikan kemungkinan perubahan terhadap hal-hal
manfaat untuk terwujudnya pembangunan yang perlu diperhatikan akibat perbedaan
yang berwawasan lingkungan, khususnya kondisi di lapangan.
pada pembangunan bandar udara. Kegiatan pembangunan bandar udara
memiliki beberapa aspek yang sangat
tergantung pada kondisi setempat, sehingga
Lampiran
Daftar Proses Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (AMDAL, UKL/UPL)
DAFTAR PROSES PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
(AMDAL, UKL/UPL)
Jenis Proyek: BANDAR UDARA KONSTRUKSI DAN OPERASIONAL
BAGIAN KE 1: INFORMASI YANG DIPERLUKAN
Catatan: Bagian ini menyatakan informasi yang harus diserahkan oleh pemrakarsa proyek sebagai lampiran pada Daftar Proses, tanpa lampiran ini pengajuan tidak akan diterima.
Lampiran Catatan
1.1
Peta Topografi, Memperlihatkan lokasi proyek dan significant landmarks, badan-badan air serta daerah-daerah relevan lain yang akan mengalami dampak yang penting dalam evaluasi proyek.
skala 1:50,000 skala 1:10,000
1.2
Disain/gambar teknik pra-rencana mengenai proyek, jalan akses, akomodasi (sementara) pekerja serta perkantoran
dan komponen lainnya termasuk penyediaan air minum dan tenaga listrik, pembuangan sampah dan air-buangan.
1.3
Inventarisasi daerah-daerah lindung dan daerah banjir di lokasi proyek dan sekitarnya.
pada kedua sisi dalam jarak 1 km pada kedua sisi dalam jarak 5 km
1.4
Sertifikat zona.
1.5
Perkiraan jadwal konstruksi. (diserahkan setelah tender dilakukan)
1.6
Inventarisasi bahan-bahan konstruksi dan asalnya (kualitas dan kuantitas) Peta lubang-lubang galian dan lokasi penggalian bagi bahan konstruksi.
1.7
Catatan konsep sebagai diserahkan kepada BRR.
1.8
Lain-lain (uraikan)
BAGIAN 3:
DESKRIPSI PROJEK
3.1 Deskripsi Proyek / Tujuan
3.2 Rencana Pelaksanaan
3.3 Kapasitas / Skala
3.3.1 Luas yang tercakup dalam proyek : ____________ ha / m 2
3.3.2 Panjang Landasan Pacu: ____________ m
3.3.3 Kapasitas Penumpang: ___________ per hari; ___________ per tahun (maksimum) Kapasitas pesawat komersial:____________per hari;___________ per tahun
(maksimum) Kapasitas pesawat militer:____________per hari;___________ per tahun (maksimum)
Kapasitas helikopter:____________per hari;___________ per tahun (maksimum) Kapasitas pesawat propeler:____________per hari;___________ per tahun
(maksimum) Kapasitas pesawat lain-lain:____________per hari;___________ per tahun (maksimum)
3.4 Biaya Projek
Total (estimasi) Biaya Projek: ____________________ Cara Pendanaan Proyek: [ ] Dana Sendiri
[ ] Pinjaman Bank
[ ] Dana Pemerintah [ ] Lain-lain
3.3 Kepemilikan Tanah
Total Luas Tanah: ______________________ Klasifikasi Umum Tanah:
[ ] Tanah Negara [ ] Tanah Pribadi
Bila tanah Negara, apa klasifikasinya: ________________________________________________ ________________________________________________ ________________________________________________ Status Kepemilikan Tanah: ________________________________________________ ________________________________________________
3.4 Klasifikasi Tata-Guna Tanah
Peruntukan tanah sekarang di lokasi yang akan tercakup oleh proyek; berdasarkan zona tata- guna tanah yang berlaku:
[ ] Pertanian
Lain-lain (Sebutkan): [ ] Industri [ ] Forest Land
[ ] Perumahan
___________________ [ ] Komersial [ ] Open Space
Apakah proyek sesuai dengan rencana tata-guna tanah sekarang ini? [ ] Ya
[ ] Tidak
Bila Tidak, jelaskan: __________________________________________________ __________________________________________________
Lampirkan pandangan panorama dari lokasi proyek serta wilayah berbatasan langsung
3.5 Komponen Proyek
3.5.1 Bidang beraspal (landasan pacu, taxiway, parkir, pemeliharaan, pelayanan etc.)
No. Deskripsi Luas Panjang Bahan
(m 2 )
(km) Konstruksi
3.5.2 Bangunan (terminal, menara, hanggar dsb.)
Luas
Tinggi Bahan
No. Nama/Deskripsi (m 2 )
(m) Konstruksi
3.5.3 Komponen lainnya (a.l.: jalan akses)
No. Nama/Deskripsi Luas Bahan
(m 2 )
Konstruksi
3.6 Penyediaan Air
3.6.1 Kebutuhan Perkiraan keperluan air harian untuk seluruh proyek selama masa operasi proyek : _______ m 3
3.6.2 Penyediaan Apakah proyek akan terhubung pada sistim penyediaan air umum yang tersedia? [ ] Ya [ ] Tidak Apabila ya, sebutkan sumber asalnya:
[ ] PDAM
[ ] Sumur Dalam
[ ] Sungai [ ] Lain-lain (jelaskan): ___________________________ Adakah sumber air bersih lain?: [ ] Ada [ ] Tidak Bila ada, jelaskan sumbernya dan nyatakan dlmana lokasinya: [ ] Sumur
[ ] Sungai
[ ] Lain-lain (jelaskan): ________________
Apakah ada penggunaan lahan lagi untuk penyediaan air cadangan untuk tujuan darurat?
[ ] Ada [ ] Tidak
Apakah yang akan digunakan sebagai cadangan sumber air darurat?
[ ] Air hujan yang dikumpulkan dalam tangki penyimpanan;
Jumlah tangki: __________; Kapasitas/tangki: ___________ [ ] Air hujan yang dikumpulkan dalam tandon air/reservoir: Jumlah reservoir: ___________; Kapasitas ___________ [ ] Lain-lain (jelaskan): __________________________________
3.7 Air Buangan dan Limbah
3.7.1 Sistim drainase Jenis drainase (secara umum):
[ ] Saluran terbuka [ ] Tertutup/drainase bawah tanah [ ] Limpahan terbuka ke daerah sebelahnya [ ] Lain-lain (jelaskan): _______________________________________
Kemanakah sistim drainase mengalirkan limbahnya? [ ] sistim drainase umum [ ] pengaliran alamiah ke laut/badan air Lokasi titik pembuangan akhir:
_________________________________________________________ [ ] Tandai di peta! Badan air apa (misalnya sungai, anak sungai, kali) yang akan dimanfaatkan sebagai
tempat pelepasan akhir sistim air buangan dan drainase? ___________________________________________________________________ Dimana lokasinya? ___________________________________________________________________
[ ] Lampirkan gambar detil rencana drainase!
3.7.2 Limbah Rumah Tangga / Sistim Pengumpulan [ ] Tanki septik dengan dasar kedap air. [ ] Tanki septic umum. Jelaskan disain dari sistim limbah rumah tangga
3.7.3 Pembuangan/Pengolahan Limbah Rumah Tangga: [ ] Pengolahan dalam tangki septik perorangan dengan pengaliran limbah cari ke bidang resapan atau sumur pelindian. [ ] Dilepaskan kedalam sistim saluran air buangan yang sudah ada.
[ ] Diolah dalam instalasi pengolahan air buangan yang umum atau tangki septik masyarakat. [ ] Lain-lain (jelaskan): ______________________________________
3.8 Pengendalian Bahan Buangan
3.8.1 Sistim pengumpulan: [ ] Pengumpulan bahan bekas konstruksi selama fase pra-konstruksi dan
konstruksi yang diatur oleh proyek. [ ] Pengumpulan sampah selama tahap operasi, yang diatur oleh proyek. [ ] Di-integrasikan kedalam sistim pengumpulan sampah kotapradja. [ ] Lain-lain (jelaskan):
________________________________________________________ Apakah akan diterapkan sistim pemisahan /pemilahan sampah sebelum pembuangan akhir?
[ ] Ada [ ] Tidak
3.8.2 Sistim Pembuangan [ ] Pengendalian sampah padat secara ekologis (misalnya pembuatan
kompos) [ ] Tempat pembuangan akhir terbuka diluar lokasi proyek [ ] Daerah landfill kotapradja [ ] Lain-lain (jelaskan): ______________________________________
3.8.3 Siapa yang akan mengoperasikan sistim pengendalian sampah (pengumpulan dan
pembuangannya)? [ ] Perusahaan [ ] Lain-lain (jelaskan): _________________________________
3.9 Tenaga Listrik Sumber tenaga listrik: [ ] Perusahaan Listrik Negara: ___________________________ [ ] Generator Sendiri - Kapasitas (DK): ________________ [ ] Lain-lain (jelaskan): _________________________________
3.10 Tenaga Kerja dan Pekerjaan
Berapa banyak orang akan dipekerjakan oleh proyek? Selama perioda pra-konstruksi/konstruksi: _________________________ Selama perioda operasi dan pemeliharaan: _________________________
3.11 Jadwal Konstruksi
Berapa lama perioda pra-konstruksi/konstrukis akan berlangsung? ____________________________________________________ Mulai: ____________________ Berakhir: _________________ [ ] Lampirkan jadwal terinci mengenai tahapan dan bagian pembangunan proyek.
No. Deskripsi Jadwal Waktu Total
3.12 Peralatan Konstruksi Jenis mesin/truk yang akan digunakan, tujuan penggunaan dan nomornya.
Jenis mesin/truk
Tujuan penggunaan
Jumlah units
SECTION 4: DESCRIPTION OF PROJECT SITE AND SURROUNDINGS
4.1 Lingkungan Fisik
4.1.1 Sifat umum dari daerah proyek: Nyatakan ketinggian dalam meter diatas permukaan laut. Guna menentukan ketinggian, agar
mengacu pada peta topografi, dimana diberikan garis kontur ketinggian serta sumber-sumber lain seperti peta baru pada geo-risks dan foto satelit, dll.!
No.
Ketinggian
Estimase % daerah/panjang total
<0m 0–5m
5 – 20 m
20 -100 m > 100 m
Sumber Informasi: _____________________________________________________
4.1.2 Kemiringan dan topografi pada daerah sekitarnya (1 km):
No.
Kemiringan
Estimase % daerah/panjang total
Daerah rata atau sangat landai (kemiringan 0 – 3 %) Landai hingga berombak( kemiringan 3 – 8 %)
Kemiringan lebih dari 8 %
4.1.3 Erosi tanah: Apakah terdapat daerah di lokasi proyek yang mengindikasikan terjadinya erosi? [ ] Ada
[ ] Tidak
Sebab-sebab terjadinya erosi:
[ ] Hujan lebat
[ ] Lereng tidak stabil
[ ] Gerak tanah [ ] Lain-lain (jelaskan): _____________ ___________________________________________________________
4.1.4 Terjadinya longsor di lokasi proyek: [ ] Ada
[ ] Tidak
Sebab-sebab terjadinya longsor: [ ] Gempa-bumi
[ ] Banjir
[ ] Lereng tidak stabil [ ] Gerak tanah [ ] Lain-lain (jelaskan): _________________________________________ ______________________________________________________________
4.1.5 Jenis tanah di daerah tersebut:
No.
Ketinggian
Estimase % luas total
Pasir
Lempung
Tanah lempung berpasir
Lain-lain (jelaskan): [ ] Lampirkan data terinci mengenai tanah!
[ ] Apabila kondisi tanah kurang jelas, lakukan pengambilan sampel dan analisa
jenis tanah!
4.1.6 Apakah wilayah proyek (atau sebagiannya) mengalami dampak tsunami 12/2004?
[ ] Ya
[ ] Tidak
Bila ya, apakah daerah itu (atau sebagiannya) diliputi: [ ] Air laut
[ ] Bahan hancuran [ ] Substansi berminyak
[ ] Benda-benda logam [ ] Substansi lainnya yang diakibatkan tsunami (jelaskan): __________________________________________________ __________________________________________________ __________________________________________________
4.1.7 Apakah daerah tersebut mengalami banjir selama musim hujan atau pada pasang laut besar?
[ ] Ya
[ ] Tidak
Sebab banjir: [ ] Daerah/ketinggian yang rendah [ ] Drainase yang jelek [ ] Daerah genangan air [ ] Lain-lain (jelaskan): ______________________________
Tanggal banjir terakhir: ____________________________________
4.1.8 Badan air terbuka di lokasi dan sekitarnya (< 500 m)
No. Jenis*)
Nama
Lokasi /
Perkiraan kapasitas
Bagian jalan (km)
dalam m 3
musim musim hujan
kering
*) misalnya: anak sungai, mata air, danau, tambak ikan, lain-lain
Tandai semua badan air dalam peta topografi terlampir! Apabila badan air tidak bernama, nyatakan badan air dengan nomor.
4.1.9 Apakah daerah proyek berada dalam atau dekat wilayah tangkapan air? [ ] Ya
[ ] Tidak
Bila ya, jelaskan: ___________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________
Estimasi jarak: ________________ m
4.1.10 Apakah ada jalan akses menuju lokasi proyek?: [ ] Ada