Presentsi IDI 28 Juni 2018 by Setiadi KPK

PENCEGAHAN POTENSI TINDAKAN
DOKTER MENJADI BAGIAN DARI TINDAK
PIDANA KORUPSI MELALUI
PENGENDALIAN GRATIFIKASI
OLEH :

SETIADI – KEPALA BIRO HUKUM KPK

HOTEL ARYADUTA, JAKARTA
KAMIS, 28 JUNI 2018

Pengertian Korupsi
• Asal kata dari bahasa latin corruptio atau corruptus
• Dari bahasa latin turun ke banyak bahasa Eropa seperti Inggris:
corruption, corrupt; Perancis corruption; dan Belanda: corruptie
(korruptie)
• Dari bahasa Belanda itulah turun ke bahasa Indonesia menjadi
korupsi
• Arti harfiah kata tersebut ialah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral.
• Menurut kamus umum bahasa Indonesia Purwadarminta, korupsi

ialah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan
uang sogok, dsb.
• Di Malaysia dipakai istilah rasuah yang diambil dari bahasa Arab
riswah yang sama artinya dengan korupsi.

MENGAPA KORUPSI DILAKUKAN

Karena watak
greedy/rakus

Karena
integritas,
moral tipis

Karena
kewenangan

Karena
kesempatan


Karena
terpaksa/
kebutuhan

Karena
tekanan

Karena
dianggap
lumrah

Karena
dibiarkan

Karena mafia/
diperdagangk
an

Apa yang dimaksud
dengan


INTEGRITAS

INTEGRITAS
• Kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan
perilaku yang selaras dengan hati nurani dan
norma yang berlaku
• Terdiri dari unsur: taat pada peraturan perundangundangan, konsisten pada nilai-nilai kebenaran,
tidak berperilaku koruptif, kejujuran, berbudi luhur,
kebaikan, bisa dipercaya dan reputasi baik
- Kode Etik & Pedoman Perilaku KPK

Nilai Integritas
Jujur

Tanggung

Jawab

Nilai Inti



Nilai
Sikap

Adil



Mandir
i

Berani

Peduli

Disiplin

Integritas
untuk

Umum

Etos
Kerja

Kerja Keras

Sederhana
Anti - Corruption Learning Centre (ACLC) - KPK

AGORA PROJECT- PROFESSIONE KEYNOTE TEPMLATE 2015

www.agora.com

Jenis

TIPIKOR

Merugikan
Keuangan Negara


(30 Pasal dalam UU No. 31/1999 Jo. UU No. 20/2001)

1
Konflik
Kepentingan

Pasal 2 ,
Ps. 3 (penyalahgunaan wewenang)

2 Suap

7

Ps 5(1) a,b; Ps
13; Ps, 5(2); Ps
12 a,b; Ps 11;
Ps 6(1) a,b; Ps
6(2); Ps 12 c,d


Pasal 12 huruf i

Pasal 7 (1) huruf a,b,c,d;
Ps 7 (2); Ps 12 huruf h

Perbuatan
Curang

3 Gratifikasi

KORUPSI

Pasal 12B jo Pasal 12C

6

4
Pasal 12 huruf e,f,g

Pemerasan 5


Penggelapan dalam
Jabatan Pasal 8; 9; 10 a,b,c

Profesi dokter dapat
dikualifikasiakan sbg “pegawai
Negeri”
1. Profesi dokter diatur oleh suatu undang-undang (Undang-

Undang

Nomor

29

Tahun

2004

tentang


Praktik

Kedokteran) yang jelas dikualifikasikan sebagai suatu
aturan yang bersifat umum yang menjadi payung hukum
berlaku tidak hanya bagi dokter dan organisasi dokter,
namun berlaku juga bagi pasien yang merupakan bagian
dari masyarakat umum

Profesi dokter dapat
dikualifikasiakan sbg “pegawai
Negeri”

2

Dokter dapat berpraktik karena mendapatkan STR(Surat Tanda

Registrasi) dokter dari Konsil Kedokteran Indonesia,yang mana
keanggotaan Konsil Kedokteran Indonesia tersebut ditetapkan oleh
Presiden atas usulan Menteri Kesehatan (Pasal 14 ayat (3) Undang-


Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran). Artinya,
berdasarkan undang-undang yang mengaturnya, ada campur tangan
negara untuk dokter dapat berpraktik di Indonesia

Profesi dokter dapat
dikualifikasiakan sbg “pegawai
Negeri”
3

Dokter menjalankan profesi yang memberikan suatu fungsi publik atau

layanan umum bagi masyarakat sebagai pasiennya.

4

Dokter juga dapat dikualifikasikan sebagai salah satu pemegang
jabatan umum karena dapat dikatakan bahwa profesi dokter adalah

suatu profesi dan juga jabatan yang menjalankan tugas negara dalam

bidang kesehatan, atau secara sederhana profesi dokter adalah
kepanjangan tangan negara dalam bidang kesehatan.

Gratifikasi

Anti - Corruption Learning Centre (ACLC) - KPK

Definisi Gratifikasi

KBBI
Pemberian dalam arti luas
Yakni, meliputi pemberian uang,
barang, rabat (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima
di dalam negeri maupun di luar negeri
dan yang dilakukan dengan
menggunakan sarana elektronik atau
tanpa sarana elektronik.
(Penjelasan Pasal 12B UU No. 20 tahun
2001)

• gra·ti·fi·ka·si n
• uang hadiah kpd pegawai di
luar gaji yg telah ditentukan

Blacks Law Dictionary
• A gratuity; a recompense or reward
for services or benefits,
givenvoluntarily, without
solicitation or promise

TENTANG GRATIFIKASI =
PEMBERIAN HADIAH

Unsur-unsur dalam Pasal 12b dan 12c
UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No.20
Tahun 2001 meluputi:
1. Pegawai negeri atau penyelenggara
negera
2. Menerima gratifikasi
3. Yang berhubungan dengan jabatan
dan berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya
4. Penerimaan gratifikasi tersebut tidak
dilaporkan kepada KPK dalam jangka
waktu 30 hari sejak diterimanya
gratifikasi

Gratifikasi yang dilarang
Penerimaan
gratifikasi;

Pegawai negeri/
penyelenggara
negara;

Uang

UU 28/1999

Barang

Ps. 1 angka 2
UU 31/1999

Fasilitas
Discount
Rabat DLL

Gratifikasi
dianggap
suap:
Gratifikasi diperoleh
dari pihak yang
memiliki hubungan
jabatan dengan
penerima; dan,

UU 30/2002

UU 5/2014
Pasal 92 KUHP

Penerimaan
gratifikasi tersebut
berlawanan
dengan
kewajiban dan
tugas penerima

Dilaporkan
Langsung ke
KPK (30 HK)
Melalui
UPG (7 HK)

Beda Gratifikasi & Suap

Prof. Dr.
Eddy Omar
Syarif, SH,
MH

SUAP
ada meeting
of mind
GRATIFIKASI
tidak ada
meeting of mind
Guru Besar Hukum
Pidana Fakultas
Hukum UGM

Djoko
Sarwoko,
SH, MH

SUAP
Perbuatan yang
mengindikasikan
meeting of mind telah
dilakukan
GRATIFIKASI
Pelaporan ditekankan
pada kesadaran. Serperti
konsep self assessment di
perpajakan
Mantan Hakim
Agung, Mantan Ketua
Muda Pidana Khusus
MA

Drs. Adami
Chazawi,
SH

SUAP
niat jahat (mens rea)
telah ada saat
penerimaan
GRATIFIKASI
niat jahat (mens rea)
dianggap ada setelah
30 HK
Dosen Luar Biasa
Fakultas Hukum Univ.
Brawijaya, Malang

Menolak Gratifikasi pada
Kesempatan Pertama
Gratifikasi yg berhub dg jabatan
& berlawanan dg kewajiban/tugas
Diterima secara langsung
Laporan penolakan di internal

PENGECUALIAN KEWAJIBAN
PENOLAKAN
Tidak diterima
secara
langsung;

Pemberi tidak
diketahui

Kondisi
tertentu

Ragu dengan
kualifikasi
gratifikasi

Upacara Adat,
Budaya, Tradisi,
Keagamaan

GRATIFIKASI =
TOLAK !
Apapun yang
diterima oleh
pegawai negeri &
penyelenggara
negara dari pihak
lain karena
pekerjaannya,
dan sekaligus

berlawanan
dengan
pekerjaannya

GRATIFIKASI YANG
TIDAK WAJIB DILAPORKAN
Karena hubungan keluarga,
sepanjang tidak memiliki
konflik kepentingan.

Hidangan/Sajian yg berlaku
umum

Prestasi akademis atau non
akademis yang diikuti
dengan menggunakan biaya
sendiri seperti kejuaraan,
perlombaan atau kompetisi
tidak terkait kedinasan;

Keuntungan atau bunga dari
penempatan dana, investasi
atau kepemilikan saham
pribadi yang Berlaku Umum;

GRATIFIKASI YANG
TIDAK WAJIB DILAPORKAN
Manfaat bagi seluruh
peserta koperasi atau
organisasi pegawai
berdasarkan
keanggotaan yang
Berlaku Umum;

Penerimaan hadiah, beasiswa atau
tunjangan baik berupa uang atau
barang yang ada kaitannya dengan
peningkatan prestasi kerja yang
diberikan oleh Pemerintah atau
pihak lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;

Seminar kit yang berbentuk
seperangkat modul dan alat
tulis serta sertifikat yang
diperoleh dari kegiatan resmi
kedinasan seperti rapat,
seminar, workshop,
konferensi, pelatihan, atau
kegiatan lain sejenis yang
Berlaku Umum;

Diperoleh dari kompensasi atas profesi
diluar kedinasan, yang tidak terkait
dengan tupoksi dari pejabat/pegawai,
tidak memiliki konflik kepentingan dan
tidak melanggar aturan internal instansi
pegawai/kode etik;

GRATIFIKASI YANG
TIDAK WAJIB DILAPORKAN
Penerimaan hadiah langsung/undian,
diskon/rabat, point rewards atau
souvenir yang berlaku umum sesuai
kewajaran dan kepatutan, tidak memiliki
konflik kepentingan, serta tidak terkait
tugas kedinasan.

Penerimaan honorarium dalam bentuk
uang/ setara uang sebagai kompensasi
tugas pembicara, narasumber,
konsultan, serta fungsi serupa lainnya
berdasarkan penugasan resmi, tidak
ada pembiayaan ganda, dan tidak
bertentangan dengan aturan yang
berlaku (cukup lapor instansi).

Barang yang mudah busuk atau rusak,
misalnya makanan langsung diberikan
kepada pihak yang membutuhkan,
seperti panti asuhan atau panti jompo
(lapor instansi & instansi akan
sampaikan rekapitulasinya ke KPK)

Penerimaan barang gratifikasi yang
diterima pada kegiatan dalam rangka
penugasan resmi dari instansi,
digunakan untuk mendukung
operasional instansi atau menunjang
kinerja pegawai (cukup lapor instansi)

PERLINDUNGAN PELAPOR
GRATIFIKASI

Pejabat di Instansi Pemerintahan dilarang
memberikan perlakuan yg diskriminatif
terhadap Pelapor Gratifikasi
Pelapor gratifikasi mempunyai hak untuk
diberikan perlindungan secara hukum.;
Jika ada ancaman fisik dapat meminta
perlindungan lembaga berwenang (missal:
LPSK)

POTENSI UNSUR GRATIFIKASI PADA
PROFESI DOKTER
(PASAL 12C UU TIPIKOR)
1

Penerimaan dana atau fasilitas dalam bentuk sponsorship yang

diberikan perusahaan farmasi terhadap individu dokteradalah bentuk
gratifikasi sesuai dengan definisinya menurut undang-undang, yaitu
pemberian uang, barang, rabat (discount) atau komisi dan seterusnya.

penerimaan dana atau fasilitas dapat dimasukkan sebagai pemberian
komisi, yang mana menurut undang-undangnya, seharusnya dokter
hanya mendapatkan gaji dan biaya jasa atas pelayanan yang

diberikannya. Dengan demikian unsur gratifikasi terpenuhi.

POTENSI UNSUR GRATIFIKASI PADA
PROFESI DOKTER
(PASAL 12C UU TIPIKOR)
2

unsur penerima gratifikasi.

Adresat gratifikasi menurut undang-undang adalah pegawai
negeri atau penyelenggara negara. bahwa profesi dokter
dapat dikualifikasikan sebagai pegawai negeri. Dengan
demikian unsur penerima gratifikasi juga terpenuhi.

POTENSI UNSUR GRATIFIKASI PADA
PROFESI DOKTER
(PASAL 12C UU TIPIKOR)
3

Berhubungan dengan jabatannya
Dokter adalah suatu profesi dan juga jabatan yang
menjalankan tugas negara dalam bidang kesehatan, atau
secara sederhana profesi dokter adalah kepanjangan
tangan negara dalam bidang kesehatan. Dengan demikian
unsur berhubungan dengan jabatannya menurut undang-

undang a quo terpenuhi.

POTENSI UNSUR GRATIFIKASI PADA
PROFESI DOKTER
(PASAL 12C UU TIPIKOR)
4

Berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
Dokter yang menerima dana atau fasilitas dalam bentuk
sponsorship yang diberikan perusahaan farmasi terhadap
individu dokter jelas tidak sesuai dengan kewajiban atau
tugasnya dan tentunya di luar penghasilan yang seharusnya
diterimanya, yang akan sangat mungkin akan menimbulkan

konflik kepentingan, karena

dokter bertugas

memberikan layanan publik dalam bidang kesehatan.

untuk

POTENSI UNSUR GRATIFIKASI PADA
PROFESI DOKTER
(PASAL 12C UU TIPIKOR)
5

Tidak melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

6

Dalam kaitannya dengan unsur kelima, maka unsur
͚penyampaian laporan oleh penerima gratifikasi paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal
gratifikasi tersebut diterima͛ juga terpenuhi.

penutup
1. Profesi dokter dapat dikualifikasikan sebagai “pegawai
negeri” yang termasuk dalam adresat Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

2. Penerimaan dana atau fasilitas dalam bentuk
sponsorship yang diberikan perusahaan farmasi terhadap
individu dokter merupakan tindak pidana korupsi dalam
bentuk gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Pengaduan Dugaan Tindak Pidana Korupsi:
Direktorat Pengaduan Masyarakat
PO BOX 575 Jakarta 10120
Telp: (021) 2557 8389
Faks: (021) 5289 2454
SMS: 08558 575 575, 0811 959 575
Email: pengaduan@kpk.go.id
Informasi Gratifikasi:
Direktorat Gratifikasi
Telp: (021) 2557 8440
Email: pelaporan.gratifikasi@kpk.go.id
Pelayanan InformasiPublik
Hubungan Masyarakat:
Telp: (021) 2557 8498
Faks: (021) 5290 5592
Email: informasi@kpk.go.id
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Jl. Kuningan Persada Kav-4 Jakarta 12950
Telp: (021) 2557 8300
www. kpk.go.id
www.acch.kpk.go.id

Informasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN):
Direktorat LHKPN
Telp: (021) 2557 8396
Email :informasi.lhkpn@kpk.go.id