Perencanaan dan pengembangan objek wisat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Timor-Leste merupakan salah satu Negara yang baru merestaurasikan
kemerdekaannya pada tahun 2002, tentunya sangat memerlukan pembangunan
yang maksimal di berbagai sektor, seperti sektor sumber daya manusia dan sektor
sumber daya alam yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Berdasarkan sumber daya alam yang yang dimiliki Negara ini diantaranya adalah
sektor pariwisata yang dapat dijadikan sebagai suatu sektor produktif yang perlu
dikembangkan sebagai suatu daya tarik yang bisa menarik perhatian banyak
orang untuk mengunjungi pada suatu destinasi pariwisata yang ada khususnya
suatu obyek wisata yang memiliki nilainya tersendiri. Jadi sebenarnya Negara
Timor-Leste benar-benar memiliki sumber daya alamnya yang sangat berpotensi
di sektor pariwisata karena diketahui bahwa pariwisata merupakan suatu industri
yang dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan atas perekonomian Negara
Timor-Leste dan juga dapat menciptakan lapangan kerja.
Maka dalam hal ini pemerintah Negara
Timor-Leste
harus
memprioritasikan juga sektor pariwisata dalam suatu perencanaan pengembangan
yang matang terhadap sektor pariwisata karena pada saat ini pemerintah belum
benar-benar memprioritasikan suatu pengembangan yang baik terhadap sektor
pariwisata karena secara politik kebijakan atau peraturan pemerintah terhadap
sektor pariwisata belum jelas dan kuat untuk menjaga sektor pariwisata ada, dan
1
juga untuk sektor swasta belum dapat mengambil suatu peluang dengan baik
untuk berpartisipasi dalam pengembangan sektor pariwisata.
Dilihat dari potensi pariwisata yang dimiliki negara ini diantaranya secara
geografi Mucipio Lautem merupakan suatu Municipio yang terletak di ujung
Negara Timor-Leste yang juga memiliki potensi wisatanya tersendiri yang dapat
dikembangkan menjadi suatu daya tarik wisata baik itu daya tarik wisata alam,
budaya maupun sejarah. Diantara potensi wisata yang ada yaitu Danau Ira-Lalaru
yang terletak di desa Mehara juga merupakan suatu lokasi yang berpotensi wisata
alam yaitu dilihat dari kekayaan alam yang dimiliki berupa semua keindahan
alam yang ada pada obyek wisata tersebut diantarantya yaitu keunikan alam,
danaunya yang sangat luas dan juga keindahan flora dan fauna yang mengelilingi
danau tersebut. Selain itu pada danau tersebut terdapat juga beberapa aktivitas
yang dapat dilakukan selain melihat panaromanya danau tersebut dapat juga
melakukan aktivitas memancing dan berburu. Selain beberapa potensi alam yang
ada pada danau tersebut maka secara budaya dan sejarah danau tersebut memiliki
nilainya tersendiri dimana secara realitas danau tersebut masih dikatakan Sakral
atau Suci karena secara turung-temurung dari Zaman Nenek Moyang dulu
sampai sekarang pengelolaannya masih terggantung pada kepemilikan danau
tersebut yaitu semua masyarakat yang tinggal dekat danau tersebut seperti
komunitas lokal dari berbagai desa diantaranya Desa Mehara, Muapitine,
Malahara, dan yang sampai saat ini selalu menkonservasi kekayaan alamnya
sendiri dalam hal menjaga, melindungi serta memproteksi danau dan rasa
2
kepercayaan secara adat-istiadat yang dimiliki sehingga sampai saat ini
masyarakat yang terdiri dari tiga desa selalu bersatu dalam menkonservasi
lingkungan alam yang dimiliki. Berdasarkan beberapa potensi yang dimiliki
danau Ira-Lalaru tersebut dapat dikatakan bahwa belum cukup untuk menjamin
kehadirannya wisatawan jika ingin berkunjung pada danau tersebut sebabnya
danau tersebut sampai saat ini belum adanya suatu tempat akomodasi untuk
setiap wisatawan serta fasilitas-fasilitas wisata lainya yang di butuhkan untuk
menjamin kebutuhannya wisatawan.
Jadi secara umum dalam pengembangan suatu obyek wisata yang dapat
dijadikan suatu daya tarik wisata baik itu alam, budaya maupun sejarah yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat maupun wisatawan yang
berkunjung pada daerah tersebut maka dalam hal ini jika daerah tersebut ingin
dikembangkan dengan baik maka perlu dikembangkan berdasarkan syarat-syarat
suatu daya tarik wisata. Maka dalam ini ada Seorang Ahli bernama Yoeti
menyatakan bahwa suatu daerah tujuan wisata harus dikembangkan berdasarkan
tiga syarat daya tarik wisata yaitu 1) harus adanya sesuatu yang dapat dilihat
(something too see), sesuatu yang dapat di lakukan (something to do) dan juga
harus ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy).
Jadi, dalam pemanfaatan kawasan danau Ira-Lalaru tersebut sebagai suatu
atraksi wisata alam pada saat ini dapat dilihat bahwa danau tersebut hanya
digunakan sebagian tempat untuk melakukan aktivitas memancing dan aktivitas
berburuh saja. Saat ini juga seperti yang telah dikatakan di atas bahwa belum
3
adanya tempat-tempat akomodasi seperti tempat penginapan bagi wisatawan,
belum adanya juga fasilitas-fasilitas rekreasinya tersendiri untuk wisatawan dan
juga belum adanya suatu kreativitas yang maksimal dari masyarakat sendir
danjuga perlengkapan lain yang diperlukan wisatawan. Maka berdasarkan
beberapa masalah yang ada ingin dikatakan bahwa belum adanya inisiatif yang
baik secara serius dari pihak pemerintah maupun sector swasta dalam
mengembangkan daerah tersebut.
Dengan beberapa alasan diatas maka penulis merasa tertarik dalam
merancang dan membuat suatu perencanan pengembangan yang dapat dijadikan
sebagai suatu motivasi bagi pihak-pihak tertentu, sehingga penulis tertarik untuk
meneliti tentang “Perencanaan Pengembangan Danau Ira-Lalaru sebagai
Daya Tarik Wisata Alam di Suco Mehara Posto Administrativu Tutuala
Municipio Lautem”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka penulis
merumuskan permasalahannya sebagai berikut :
Bagaimana perencanaan pengembangan Danau Ira-Lalaru sebagai daya
Tarik Wisata Alam di Suco Mehara Posto Administrativu Tutuala Municipio
Lautem?
4
1.3 Tujuan Penelitian.
Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pengembangan obyek wisata
Danau Ira-Lalaru sebagai daya Tarik Wisata di Suco Mehara Posto
Administrativu Tutuala Municipio Lautem
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Sebagai suatu dorongan bagi penulis untuk mengetahui dan
mempelajari lebih mendalam tengtan suatu cara melakukan Perencanaan
Pengembangan obyek wisata Danau Ira-Lalaru sebagai daya Tarik Wisata
Alam di Suco Mehara Posto Administrativu Tutuala Municipio Lautem
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Menjadi sumber data bagi Rekan Mahasiswa/I untuk menulis proposal
berikutnya.
5
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Timor-Leste khususnya Kementrian
Pariwisata dan budaya dalam pengambilan kebijakan pengembangan dan
pembangunan obyek wisata.
1.5 Sistematik Penulisan
Adapun sistematik penulisan dalam penulusan ini adalah:
Bab I Pendahuluan
Berisi uraian mengenai, latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematik penulisan.
Bab IILandasan Teori
Berisi uraian mengenaipengertin pariwista, konsep perencanaan, konsep
pengembangan, pengertian danau dan juga pengertian daya tarik wisata
alam.
Bab III Metodologi penelitian
Berisi uraian mengenailokasi dan waktu penelitian, definisi operasional,
jenis dan sumber data, teknik informan kunci, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data dan teknik keabsahan data.
6
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Menguraikan dan menjelaskan tentang Gambaran Umum Lokasi
Penelitian, Karakteristik Informan Kunci, Pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Menguraikan dan menjelaskan tentang Kesimpulan Dan Saran.
BAB II
7
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan perjalanan yang dilakukan orang untuk
sementara waktu, yang dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan
tempatnya semula, dengan dengan maksud bukan berusaha atau mencari
nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati
kegiatan pertamasyaan dan rekresi atau untuk memenuhi keingian yang
beraneka ragam.
Menurut Marpaung dan Bahar (2000:46-47) menjelaskan bahwa
pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk bersenangsenang.
Syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan sementara waktu, dari suatu tempat ke tempat
lain, dengan maksud tujuan bukan untuk berusaha (bisnis) atau mencari
nafkah di tempat yang Ia kunjungi, tapi semata-mata sebagai konsumen
menikmati perjalan tersebut untuk memenuhi keinginan yang bermacammacam; (Yoeti: 2006).
Sedangkan Spillance (1987:21) menyatakan bahwa Pariwisata adalah
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan
per orangan atau kelompok, sebagai usaha untuk mencari keseimbangan
8
dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya,
alam dan lingkungan.
Spillane (2001) mengatakan bahwa pariwisata adalah kegiatan
melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari
kepuasan,
mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati
olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan lain-lain. Lain halnya,
Dengan Donald E. Lundberg et al (1995) yang menyatakan bahwa
pariwisata adalah konsep yang dapat dilihat dari sudut pandang yang
berbeda. Pariwisata adalah kegiatan dimana orang terlibat dalam
perjalanan jauh dari tempat tinggal terutama untuk bisnis atau
kesenangan. Pariwisata adalah bisnis dimana menyediakan barang dan
jasa untuk wisatawan dan melibatkan setiap pengeluaran yang
dikeluarkan oleh atau untuk pengunjung untuk perjalanannya.
2.2 Konsep perencanaan.
Perencaanaan merupakan sala satu proses cara untuk mengevaluasi atau
membandinkan dengan kenyataan yang ada yang harus di identifikasi.
Menurut Paturusi (2008:10) mengungkapkan bahwa syarat-syarat
perencanaan antara lain sebagai berikut :
1. Logis, bisa dimengerti dan sesuai dengan kenyataan yang berlaku.
2. Luwes (Fleksibel) dan tanggap mengikuti dinamika perkembangan.
9
3. Objektif, didasari tujuan dan sasaran yang dilandasi pertimbangan yang
bersistem dan ilmiah.
Hal senada juga disampaikan oleh Siagian (1994:108) perencanaan
dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan
datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Inskeep (1991) menjelaskan bahwa perencanaan pariwisata
pada dasarnya mengaplikasikan konsep dan pendekatan yang sama dengan
perencanaan lainnya, tetapi perencanaan pariwisata menyesuaikan dan
beradaptasi dengan karakteristik sistem pariwisata
1). Menpertahangkan kelestarian lingkungannya
2). Meningkatkan kesejateraan masyarakat di kawasan tersebut
3). Menjamin kepuasan pengunjung
4).Meningkatkan keterpaduan dan unit pembangunan masyarakat di
sekitar kawasan dan zone pengembangannya.
Pendekatan Perencanaan PariwisataMelihat begitu kompleksnya aktivitas
pariwisata, maka pengembangan pariwisata perlu direncanakan secara
komprehensif, holistik dan integratif. Inskeep (1991) menyatakan bahwa
dalam melakukan perencanaan pariwisata harus menggunakan suatu
pendekatan berikut ini:
10
1.Pendekatan yang
berkesinambungan,
incremental, dan
fleksibel
(Continuous, incremental, andflexible approach). Perencanaan pariwisata
dipandang sebagai suatu proses yang berlangsung terus-menerus dengan
dimungkinkan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan
berdasarkan hasil monitoring dan umpan balik (feedback) dalam kerangka
pemeliharaan tujuan dasar dan kebijakan pengembangan pariwisata.
2.Pendekatan sistem (Systems approach).Pariwisatadipandang sebagai
suatusistem yang saling terkaitdan harus direncanakan menggunakan
teknik analisis sistem.
3.Pendekatan komprehensif (Comprehensive approach). Berkaitan dengan
pendekatan sistem, seluruh aspek pengembangan pariwisata, termasuk
unsur-unsur institusional, implikasi sosio-ekonomi dan lingkungan
dianalisis dan direncanakan secara komprehensif.Karena itu pendekatan
ini disebut juga sebagai pendekatan holistik.
4.Pendekatan yang terintegrasi (Integrated approach). Berkaitan dengan
pendekatan sistem dan komprehensif, pariwisata direncanakan dan
dikembangkan sebagai suatu sistem terintegrasi, baik antar unsur di dalam
sistem itu sendiri maupun dengan rencana dan pola-pola pembangunan
secara keseluruhan.
5. Pendekatan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan (Environmental andsustainable development approach).
Pariwisata direncanakan, dikembangkan, dan dikelola sedemikian rupa
sehingga sumber daya alam (natural resources) dan budaya tidak habis
11
atau menurun, tetapi terpelihara sebagai sumber daya yang hidup terus
menjadi dasar permanen untuk penggunaan terus-menerus di masa depan.
Analisis daya angkut/muat (carrying capacity analysis) merupakan suatu
teknik yang penting digunakan dalam pendekatan pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan ini.
6.Pendekatan komunitas (Community approach). Terdapat keterkaitan
maksimum komunitas lokal dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan kepariwisataandan, lebih jauh lagi, terdapat partisipasi
maksimum komunitas dalam pengembangan dan anajemen pariwisata,
serta keuntungan - keuntungan sosio ekonominya.
7.Pendekatan implementable (Implementable approach). Kebijakan,
rencana dan rekomendasi pengembangan pariwisata diformulasikan
menjadi realistik dan dapat di implementasikan. Formulasi kebijakan dan
rencana itu menggunakan teknik-teknik implementasi, yang mencakup
estrategi atau program aksi dan pengembangan.
8. Aplikasi proses perencanaan sistematik. Proses perencanaan sistematik
diterapkan dalam perencanaan pariwisata berdasarkan pada urutan logik
aktivitas-aktivitas (Inskeep, 1991:29). Pendekatan tersebut di atas
diaplikasikan secara konseptual pada semua tingkat dan jenis perencanaan
pariwisata. Tetapi bentuk spesifik aplikasinya, tentu saja, bervariasi
tergantung pada jenis perencanaan yang diambil.Perencanaan pariwisata
dipersiapkan pada berbagai tingkatan.Setiap tingkatan memfokuskan diri
12
pada derajat kekhususan yang berbeda. Perencanaan tersebut hendaknya
dipersiapkan dalam urutan dari yang umum ke yang spesifik, sebab
tingkatan yang umum memberikan kerangka dan arahan untuk
mempersiapkan rencana-rencana spesifik. Urutan tingkatan itu dimulai
dari tingkat perencanaan internasional, perencanaan nasional, perencanaan
regional/provinsial, perencanaan subregional / provinsial, perencanaan
daerah wisata, perencanaan fasilitas pariwisata, dan design fasilitas
pariwisata.
Menurut (Paturusi,2001) mengatakan bahwa Proses perencanaan adalah
menggambarkan lingkungan yang meliputi elemen-elemen : politik, fisik,
sosial, budaya dan ekonomi, sebagai komponen atau elemen yang saling
berhubungan
dan
saling
tergantung,
yang
memerlukan
berbagai
pertimbangan
Perencanaan adalah sesuatu proses penyusunan tindakan-tindakan
yang mana tindakan tersebut digambarkan dalam suatu tujuan (jangka
pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang) yang didasarkan
kemampuan-kemampuan fisik, ekonomi, social budaya,dan tenaga yang
terbatas.Perencanaan sebagai suatu alat atau cara harus memiliki 3 (tiga)
kemampuan (the three brains) yaitu
1. Kemampuan melihat ke depan.
2. Kemampuan menganalisis.
3.Kemampuan melihat interaksi-interaksi, antara permasalahan.
13
Dengan demikian hakikat perencanaan (planning) adalah decision
making. Pengertian perencanaan tersebut dapat dilihat pada bagan berikut
ini ; Proses Perencanaan Tindakan/ Sasaran-sasaran PhisikKegiatan Sistem
Input Kemampuan Ekonomi Sosial Budaya.
Perencanaan menurut Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008:60)
adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008:60) juga berpendapat
bahwa perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu
yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang
melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya.
2.3 Konsep Pemgembangan
Dalam pengembangan pariwisata harus dilihat dari sistem keterkaitan
komponen permintaan dan ketersediaan. Komponen permintaan terdiri
dari wisatawan lokal, domestik, dan wisatawan mancanegara, sedangkan
komponen ketersediaan terdiri dari aksessibilitas, objek dan daya tarik
wisata, fasilitas dan utilitas, dan elemen lain seperti sikap penduduk
terhadap
periwisata,
keramahan,
friendly,
dan
welcomingattitude.
Kecenderungan wisatawan untuk menikmati wisata di wilayah pesisir
telah mendororng pertumbuhan di wilayah tersebut, mengakibatkan
semakin banyaknya masyarakat terlibat dalam kegiatan pariwisata seperti
peningkatan fasilitas dan aksessibilitas.
14
Menurut Poerwa (2002:474) pengembangan adalah suatu proses atau cara
menjadikan sesuatu menjadi maju,baik, sempurna, dan berguna.
Pengembangan dalam penelitian ini diartikan sebagai proses atau
perbuatan pengembangan dari belum ada, dari yang sudah ada menjadi
lebih baik dan dari yang sudah baik menjadi lebih baik, demikian
seterusnya. Tahapan pengembangan merupakan tahapan siklus evolusi
yang terjadi dalam pengembangan pariwisata, sejak suatu daerah tujuan
wisata baru ditemukan (discovery), kemudian berkembang dan pada
akhirnya terjadi penurunan (decline).
Juga menurut Yoeti (2004: 2-3) mengatakan bahwa, pengembangan
pariwisata perlu memperhatikan beberapa aspek yang perlu diperhatikan
yaitu:
1. Wisatawan (Tourist)
Harus diketahui karakteristik dari wisatawan, dari negara mana mereka
datang, usia, hobi, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan.
2. Transportasi
Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia
untuk membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata yang dituju.
3. Atraksi/obyek wisata
Atraksi dan objek wisata yang akan dijual, apakah memenuhi tiga syarat
seperti: a) Apa yang dapat dilihat (something to see), b) Apa yang dapat
dilakukan (something to do), c) Apa yang dapat dibeli (something to buy)
15
4. Fasilitas pelayanan
Fasilitas apa saja yang tersedia di DTW tersebut, bagaimana akomodasi
perhotelan
yang
ada,
restaurant,
pelayanan
umum
seperti
Bank/moneychangers, kantor pos, telepon/teleks yang ada di DTW
tersebut.
5. Informasi dan promosi
Diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana
leaflets/ brosur
disebarkan sehingga calon wisatawan mengetahui tiap
paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan pariwisata di
wilayahnya dan harus menjalankan kebijakan yang paling menguntungkan
bagi daerah dan ilayahnya, karena fungsi dan tugas dari organisasi
pariwisata pada umumnya
1.
Berusaha
memberikan
kepuasan
kepada
wisatawan
kedaerahannya dengan segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya.
2.
Melakukan koordinasi di antara bermacam-macam usaha,
lembaga, instansi dan jawatan yang ada dan bertujuan untuk
mengembangkan industri pariwisata.
3. Mengusahakan memasyarakatkan pengertian pariwisata pada orang
banyak, sehingga mereka mengetahui untung dan ruginya bila
pariwisata dikembangkan sebagai suatu industri.
16
4.
Mengadakan program riset yang bertujuan untuk memperbaiki
produk wisata dan pengembangan produk-produk baru guna dapat
menguasai pasaran di waktu yang akan datang.
6.
Merumuskan
kebijakan
tentang
pengembangan
kepariwisataan
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara teratur dan berencana.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan salah satu hal utama dalam
pengembangan pariwisata di suatu daerah. Berdasarkan pengertian tersebut
yang dimaksud dengan strategi pengembangan daya tarik wisata dalam
penelitian ini adalah usaha-usaha terencana yang disusun secara sistimatis yang
dilakukan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam usaha meningkatkan
dan memperbaiki daya tarik wisata sehingga keberadaan daya tarik wisata itu
lebih diminati oleh wisatawan.
Di sampaikan juga oleh Suwantoro (1977) bahwa, ada(4) empat faktor
yang mempengaruhi penetuan daerah tujuan wisata,
1.
Yang pertama adalah fasilitas yaitu akomodasi, atraksi, jalan, dan
tanda-tanda penunjuk arah.
Kedua adalah nilai estetis seperti pemandangan (panorama), iklim
2.
santa/terpencil, dan cuaca.
Ketiga adalah waktu dan biaya seperti jarak, waktu dan biaya
3.
perjalanan, dan tarif pelayanan.
d.Keempat adalah kualitas hidup (quality of life) seperti keramah-tamahan
penduduk, bebas dari pencemaran, dan penampilan dari kota tersebut.
17
2.4 Pengertian Obyek Wisata.
Norwal dalam buku munadi,1953:39 dalam skripsi Alianca2012
mengatakan bahwa obyek wisata adalah suatu tempat yang memiliki daya tarik
baik itu keindahannya ataupun nilai historis yang terkandung di dalamnya.
Menurut Cooper 1995:81 dalam skripsi Alianca mengemukakan bahwa
ada empat komponen yang harus dimiliki oleh obyek wisata yaitu:
1. Atraksi (atraction) seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang
menawan, dan seni pertunjukan.
2. Aksesibilitas (accessibilities) seperti transportasi lokal dan adanya
terminal.
3. Amenitas atau fasilitas (amenities) seperti tersedianya akomodasi, rumah
makan, dan agen perjalanan.
4. Ancilliary services yaitu organisasi kepariwisataan yang tang dibutuhkan
untuk pelayanan wisata. Dari definisi diatas disimpulkan bahwa obyek
wisata adalah suatu tempat yang memiliki keindahan dan keunikan yang
dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut.
Menurut Spillane (: 63-72) dalam skripsi alianca suatu obyek wisata atau
destination, harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat merasa
puas dalam menikmati perjalanannya, maka obyek wisata harus meliputi :
1) Keindahan alam
2) Iklim dan cuaca
3) Kebudayaan
4) Sejarah
18
5) Ethnicity-sifat kesukuan
Fandeli (2000: 58) dalam skripsi Alianca 2012 menjelaskan bahwa obyek
wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan tuhan, tata hidup, seni budaya, serta
sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang menpunyai daya tarik untuk
di kunjungi wisatawan. Sedankan obyek wisata alam merupakan obyek wisata
yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata
lingkungannya. Sementara itu Suwantaro (1997:19) menyebutkan obyek wisata
merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu
daerah tertentu.
Selanjutnya obyek wisata dapat di kelompokkan menjadi tiga golongan
yaitu:
1.
obyek wisata dan daya tarik wisata alam obyek wisata yang daya tariknya
bersumber pada keindahan dan kekayan alam.
2.
Obyek wisata dan daya tarik budaya dan daya tarik bersumber pada
kebudayaan, seperti peningalan sejarah, museum, atraksi kesenian, dan obyek
lain yang berkaitan dengan budaya.
3.
Obyek wisata dan daya tarik pada minat khusus obyek wisata daya
tariknya bersumber pada minat khusus wisatawan itu sendiri, misalnya olaraga,
memancin dan lainnya.
Menurut Marpaung (2002) dalam skripsi Cecilia (2014) mengatakan
bahwa obyek wisata dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas
dari fasilitas yang behubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau
pengunjung untuk dating kesuatau daerah atau tempat tertentu. Sementara
19
menurut Spilanne (2002) dalam skripsi Alianca mengatakan bahwa daya tarik
obyek wisata adalah hal-hal yang menarik perhatian wisatawan yang dimiliki
oleh suatu daerah tujuan wisata. Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata
adalah sesuatu yang dapat di kembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek
wisata.
Menurut Darmadjati (2010:1987) dalam skripsi alianca (2012) member
batasan tentang pengertian obyek wisata yaitu pada garis besarnya berwujud
obyek baik yang di ciptakan oleh manusia sebagai hasil seni budaya, atau yang
berupa gejalah-gejalah alam yang di miliki daya tarik kepada para wisatawan
untuk mengunjunginya agar dapat menyaksikan, mengagumi, menikmati
sehingan
terpenuhi
rasa
kepuasaan
wisatawan
sesuai
dengan
motif
kunjungannya.
Menurut Spillane (2001) dalam skripsi Alianca 2012 mengatakan bahwa
obyek wisata merupakan suatu potensi yang pendorong kehadiran wisatawan ke
suatu daerah tujuan wisata. Kemudian Ahli ini juga mengatakan bahwa obyek
wisata umumnya berdasarkan:
1.Adanya sumber daya alam yang menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan
bersih.
2.Adanya aksebilitas yang baik untuk dapat mengunjunginya
3.Adanya cirri khusus atau spesifikasi yang langkah
4.obyek wisata memiliki daya tarik tinggi karena keindahan alam, pegununggan,
sungai, pantai, pasir, dan sebagainya.
20
2.5 Pegertian Danau
Danau merupakan daratan cekungan yang di genangi air yang cukup
banyak. Air mengenangi danau yang berasal dari mata air, air tanah, air sungai,
yang berlepasan atau bermuara di danau tersebut atau bisa juga berasal dari air
hujang.
Menurut gunawan graha dalam skripsinya (2014) alianca
mengatakan bahwa Secara logis danau adalah cekungan luas di muka
bumi yang di batasi oleh daratan dan terisi oleh air. Air danau berasal
dari air hujan, air tanah, air sungai, dan mata air. Berdasarkan skripsi
gunawan graham(2014), Ada beberapa manfaat danau bagi kehidupan
manusia dan lingkungan sekitarnya sebagai berikut :
1. Memenuhi Kebutuhan Air Sehari-Hari
Keberadaan danau sangatlah penting, apalagi disaat musim
kemarau sedang melanda. Tak jarang danau digunakan sebagai sumber
untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk di sekitarnya. Manfaat
air putih bagi kehidupan manusia sangat penting untuk minum,
memasak, mencuci, dan lainnya.
2. Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Beberapa perusahaan milik pemerintah air danau digunakan
sebagai salah satu sumber pembangkit untuk memproduksi aliran
21
listrik. Manfaat pembangkit listrik yang nantiinya akan disalurkan ke
rumah-rumah penduduk.
3. Sarana Irigasi
Luasnya lahan pertanian dan perkebunan memberikan andil
tersendiri bagi keberadaan sebuah danau. Pada masa-masa musim
kemarau dimana tidak ada curah hujan sedikitpun, tak jarang air danau
digunakan untuk mengaliri lahan-lahan pertanian dan perkebunan
penduduk sekitar.
4. Membantu Proses Produksi Barang
Di pabrik-pabrik besar yang biasanya membutuhkan jumlah suplai
air yang sangat besar, biasanya air danau akan sangat membantu untuk
mensuplai kebutuhan tersebut. Misalnya saja untuk pabrik pengolahan
makanan dan lain sebagainya.
5. Sarana Rekreasi Menarik
Kita bisa memanfaatkan danau sebagai tempat untuk berlibur dan
bersantai bersama keluarga. Udara sejuk yang ada di sana dapat
membuat pikiran kembali segar setelah aktivitas sehari-hari. Kita bisa
memancing, berenang, berselancar, dan menikmati keindahan alam
sekitar danau tersebut.
Kita juga bisa memanfaatkan berbagai sarana yang tersedia di sana,
seperti menjelajah dengan menggunakan speedboat atau perahu kayu.
22
6. Memelihara Ikan Air Tawar
Kebanyakan danau merupakan danau air tawar. Hal ini juga sangat
berguna untuk sarana pemeliharaan air tawar baik dibuat tambak atau
hanya sekedar menangkap ikan. Hal ini tentu saja dapat menunjang
manfaat ikan, yang akan menunjang perekonomian penduduk
sekitarnya
7. Pengembangan Nilai Budaya
Sebuah danau terkadang digunakan sebagai sarana untuk pelaksanaan
upacara adat bagi sebagian penduduk. Misalnya saja untuk upacara
adat larung sesajen, dan sebagainya.
Danau merupakan salah satu kekayaaan alam yang harus
dilestarikan dan kita jaga keberadaannya, karena di sana terdapat
banyak sekali manfaat untuk kehidupan.
Maka hubungan danau dengan pariwisata adalah meberi
keuntugan bagi Negara, masyarakat setempat dan wisatawan yang
berkunjung untuk menikmati keindahan alamnya, melakukan aktivitas
memancing, berenan dan sebagai.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penilitian
Suco Mehara Posto Administrativo Tutuala Municipio Lautem .Sesuai
dengan judul proposal perencanaan pengembangan obyek wisata danau
Ira-Lalaru sebagai daya tarik wisata alam.
3.1.2 Waktu Penilitian
Waktu penelitian merupakan suatu kesempatan yang dimiliki untuk
mengumpulkan data dengan jangka waktu yang digunakan untuk
24
melaksanakan kegiatan penelitian ini adalah selama dua bulan yaitu mulai
dari bulan april sampai dengan bulan september 2016. Dalam bulan april
kegiatan yang dilaksanakan adalah para-peneliti yang akan mengenal
kondisi lapangan secara rinci, observasi dan wawancara untuk
pengumpulan data. Pada bulan september kegiatan yang dilakukan adalah
menganalisis, menulis, memperbaiki dan memeriksa keabsahan data.
Alasan dalam penentuan waktu yang singkat ini karena subtansi yang
dikembangkan masih terbatas atau dalam kuantitas yang sedikit.
3.2 Definisi Operasional
Ada beberapa definisi yang perlu di definisikan secara operasional yaitu
sebagai berikut :
1.Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain
meninggalkan tempatnya semula, dengan maksud bukan berusaha atau
mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk
menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekresi atau untuk memenuhi
keingian yang beraneka ragam. Prinsip dari sebuah perjalanan dikatakan
25
sebagai kegiatan pariwisata adalah perjalanan tersebut dilakukan untuk
bersenang-senang.
2.Perencanaan pada Danau Ira-Lalaro ingin kembangkan cara, teknik atau
metode untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara tepat, terarah dan
efisien sesuai dengan sumber daya yang tersedia.
3.Pengembangan adalah Pengembangan Danau Ira-Lalaro merupakan suatu
perencanaan masyarakat untuk di kembangkan sebagai suatu daya tarik
wisata agar menarik wisatawan untuk berkunjung. Dengan demikian
kunjugan wisatawan ke tempat tersebut maka akan memberi pendapatan
ekonomi kepada masyarakat setempat, yang tidak berguna menjadi berguna
dan bernilai bagi kebutuhan manusia dengan memperhatikan faktor internal
dan faktor eksternal yang ada, agar pengimplementasinya dapat
memberikan keuntungan kepada wisatawan, masyarakat maupun Negara.
4. obyek wisata alam merupakan :
Obyek wisata alam merupakan tempat suatu daerah atau tempat yang
memiliki keunikan tersendiri yang menjadi daya tarik
wisata untuk
dikunjungi oleh wisatawan.
5.Danau adalah Secara logis danau adalah cekungan luas di muka bumi
yang di batasi oleh daratan dan terisi oleh air. Air danau berasal dari air
hujan, air tanah, air sungai, dan mata air.
26
3.3 Jenis dan sumber Data
3.3.1 JenisData
Berdasarkan persoalan dan tujuan penelitian maka jenis Penelitian yang
digunakan adalah deskriptif (deskriptif research) yang mengambarkan suatu
fenomena apa adanya dengan menelah secara detail, mengutamakan obyektivitas,
yang dilakukan secara cermat. Moleong (2007).
3.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu:
1.
Data Primer data yang diperoleh secara langsun dari sumber asli atau dari
responden (tidak melalui media perantara) karena peneliti secara langsun
melakukan pengambilan data pada objek penelitian. Misalnya
2. Pemerintah daerah
3. Masyarakat lokal yang ada di sekitar obyek wisata Danau Ira-Lalaro
dan sebagai selaku Tokoh adat yang melakukan acara ritual dalam
setahun sekali.
2.Data sekunder data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian
seperti : Koran, majalah, arsip, buku-buku cetak dan internet.
3.4 Teknik Informan Kunci.
Informan kunci merupakan orang yang dapat memberikan informasi
mengenai situasi dan kondisi dihubungkan dengan gejala dan fenomena di
27
obyek penelitian. Menurut Lexi J. Meleong (2006:132), informan kunci
adalah orang yang dapat memberi informasi tentang situasi dan kodisi
dari latar penelitian. Selain itu informan akan memberikan pandangan dari
segi sisi orang tentang nilai, sikap, proses dan kebudayaan yang menjadi
latar dari lingkungan penelitian yang dilakukan. Informan kunci adalah
ditentukan untuk memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti.
Untuk menjamin pengumpulan data yang tidak keliru maka para peneliti
terlebih dahulu menentukan informasi kunci yang dianggap mengetahui
masalah yang diteliti. Adapaun informan kunci dalam penelitian ini untuk
memberikan informasi tentang masalah yang diteliti atau informan kunci
yang akan diwawancarai oleh para peneliti, dalam penelitian ini
mengunakan teknik dengan Purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu, antara lain sebagai berikut : perlu
adanya jalinan baik antara Autoridade local, Toko adat, Masyarakat local
dan kepala desa un, informen kunci peneliti yang di wawancarai adalah 2
orang perwakilan pemerintah, 2 orang masyarakat, 1 orang sebagai tokoh
adat di wilaya suco mehara yang memiliki informasi mengenai obyek
tersebut, Jadi total informen kunci adalah 5 orang.
Tabel 1 : Jumlah informen Kunci berdasarkan status Pekerjaan
N Nama
o
Jenis
kelamin
1 Ze Meigo neto
Laki
pendidika
n
28
profesi
alamat
jumlah
Kepala
Desa
Mehara
1
2 Mateus Pedro
Laki
SD/4
3 Eugenio do Carno
4 Venancio ferreira
Laki
Laki
SD/1
SD/4
5 Arlinda da Costa
peremp
uan
_
Kepala
kampu
ng
Lia
nain
-
Poros
1
Poros
Poros
1
1
Poros
1
5
Sumber : Suco Mehara 2016
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Teknik observasi ini yaitu teknik penelitian yang dilakukan pengamatan
langsun di lokasi penelitian.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan jalan wawancara langsung pada
informan kunci yang telah di tetapkan dalam penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana
perencanaan
kementrian
mengembangkan objek wisata.
3. Dokumentasi
29
pariwisata
timor-leste
dalam
Dokumen merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk
mengambil document-dokument dan literature yang berhubungan dengan
masalah penelitian, ketika penelitian sedang berlansung.
3.6 Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh data akan dikelompokan dan di buat kategori
berdasarkan masalah di lapangan. Setelah itu data dianalisa hasil dari pada
pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder yang telah diperoleh
dari hasil penelitian. Ada tiga unsur utama dalam proses analisa data yaitu:
reduksi data, sajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (
mile dan huberman, 1984)
Penyajian data
Pengumpulan
data
Penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Reduksi data
Gambar : teknik analisis data (Mile dan Huberman 1984)
1.
Pengumpulan data: merupakan kumpulan dat-data mentah atau data kasar
yang di dapatkan oleh peneliti di lapangan melalui informan
30
2.
Reduksi data: dapat diartikan prose pemilihan di lapangan atau rumusan
perhatian pada penyederhanaan,pengabstrakan dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan tertulis di lapangan
3.
Sajian data : kumpulan informasi tersususn yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dengan melihat
pengajiadata. Penulis akan memahami tentang apa yang terjadi dan yang harus
dilakuakan serta menganalisis dan mengambil tindakan.
Penarikan kesimpulan atau verifikasi : peneliti akan melakukan verifikasi
4.
atau kesimpulan terhadap data yang telah dikumpulkan dari awal pengumpulan
data hingga akir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil penelitian
4.1.1 gambaran umum lokasi penelitian objek wisata danau ira-lalaro.
Objek wisata danau ira-lalaro merupaka sala satu danau terbesar di timor leste
yang terletak di suco mehara, sub-distritu tutuala distritu lautem yang memiliki
keunikan dan keindahan tersendiri yang menjadi daya tarik utama bagi para
wistawan manca Negara maupun wisatawan local yang ingin mengujunginya.
4.1.2 sejarah simgkat objek wisata danau ira-lalaro
danau ira-lalaro merupkan sala satu danau terbesar di Negara timor leste
dengan luas 5 km dan panjan 7 km dengan rata2 12. Danau ira-lalaro memiliki
nilai dan nama tersendiri yang sejaranya yaitu pada jaman dahulu kala atau
jaman nenek moyang dulu ada tempat yang saat ini menjadi danau ira-lalaro
31
adalah tempat dimana dihuni oleh sekelompok warga desa yang tingal di
tempat tersebut yang mengatakan sejarah tersebut adalah lia nain danau iralalaro Sr venancio Ferreira hateten katak lagoa ira-lalaro iha tempo uluk ne
hanesan aldeia ida nebe’e ema hela ba mak hanesan uma lisan soloro, uma
lisan masipan, uma lisan home, uma lisan serlau no seluk tan. Sr venancio
Ferreira hak tuir tan katak iha momento ne mos iha samea ida (lorasa) nia
lor-loron mai tata fahi, bibi no ema entaun iha momentu ne m,os ema ne buka
tuir no hakarak hatene semak halo entaun ema ho naran kikipai ho makapai ne
mak ba hein iha fatuk kuak ne no samea ne’e sai tan husi fatuk kuak ne entaun
kikipai ho makapai ho tia samea ne’e entau iha ne kikipai ho makapai fila ba
uma maibe iha momentu ne mos seremonia ida iha aldeia ne no iha kalan ne
udan komesa tun maibe ema sira ne la sente tamba dansa no tebe dahur, iha
momentu ne’e kalan jam 12 manu aman ida kokorek no hateten koko… re…
ko…le lata tira lata tu titi chane, pokon ili ichulmolo ira tutu ufate10X iha
oras ne mos iha feto ida mak rona no dehan ba sira katak rona mai orsida be
okupante ona, iha momento ne mos be sae no ema barak mak mate no barak
mak halai sai husi fatin ne’e no iha akontesimento n’e iha uma lisan
tolu(3)mak konsegue moris mak hanesan uma lisan masipan, uma lisan soloro
no uma lisan lato loho, depois de halai sai maibe iha feto ida husi uma lisan
soloro mak se hela entaun mane husi uma lisan soloro ba ajuda nia maluk feto
ne’e no iha tempo ne’e mos feto ho mane ne’e lamoso nemak ema bolu dehan
lafaek ne lafaek ne’e mak ema ne’ebe uluk mout iha be laran ne no ira-lalar ne
dehan iha feto ida mak dansa hanesan laloran be.
32
4.1.3 Letak Geografis Suco Mehara
Secara administratif suco mehara termasuk sub-distritu tutuala distritu lautem
yang memiliki tiga(3) aldeia yakni aldeia poros, aldeia porlamano dan aldeia
loiquero.
Batasan batasan wilaya suco mehara antara lain :
1.
2.
3.
4.
Pada bagian timur berbatasan dengan posto administrative tutuala.
Pada bagian barat berbatasan dengan Suco aldeia somoco
Pada bagian selatan berbatasan dengan Suco muapitine
Pada bagian utara berbatasan dengan suco com.
Gambar 1 Peta umum posto administrative Tutuala
4.1.4
Penduduk
Jumlah total penduduk suco mehara berjiwa 3106, yang terdiri dari perempuan
berjiwa 1’516 dan laki-laki berjiwa 1’590, dan masyarakat suco mehara
digolongkan menjadi 3 aldeia yakni; poros, loiquero, dan porlamano yang
terdapat pada suco mehara.
No
Nama aldeia
Jenis kelamin
perempuan
Laki-laki
Total
Persentase
1
Poros
430
431
861
%
27.73%
2
Loiquero
491
541
1’032
33.22%
3
Porlamano
595
618
1’213
39.05%
1’516
1’590
3’106
100%
Total
33
Table 2: jumlah penduduk suco mehara berdasarkan aldeia ;
Sumber data : statistik sensus penduduk suco mehara 2016
Berdasarkan pada tabel yang ada maka di suco mehara masyarakat yang
berdominasi dari ketiga aldeia tersebut adalah Aldeia porlamano.
4.1.5
keadaan iklim
Iklim di wilayah Suco Mehara bersifat tropis dengan curah yang berbeda-beda
yaitu musim hujan mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Julho dan
musim hujan mulai dari bulan agustos sampai dengan bulan November.
4.1.6.
Mata Pencaharian.
Masyarakat sub-Distrito tutuala Suco Mehara mata pencahariannya sebagian
besar adalah Petani.
4.1.7
Kondisi Umum Kepariwisataan Suco Mehara
Suco mehara terletak di sub-distrik Tutuala distrik lautem merupakan salah
satu suco yang memiliki potensi pariwisata yang menjadi daya tarik wisata serta
menjadi target pengembangan oleh pemerintah Timor-Leste melalui kementrian
kepariwisataan dan budaya. Diantaranya :
a. Obyek wisata danau Ira-lalaro
Danau Ira-lalaro merupakan obyek wisata yang memiliki daya tarik
wisata yaitu keindahan air ,keindahan alam dan juga sebagai tempat
sejarah.
34
4.2
PEMBAHASAN
4.2.1
Perencanaan Objek Wisata
Menurut (Paturusi,2001) mengatakan bahwa Proses perencanaan adalah
menggambarkan lingkungan yang meliputi elemen-elemen : politik, fisik, sosial,
budaya dan ekonomi, sebagai komponen atau elemen yang saling berhubungan
dan saling tergantung, yang memerlukan berbagai pertimbangan
Perencanaan adalah sesuatu proses penyusunan tindakan-tindakan yang
mana tindakan tersebut digambarkan dalam suatu tujuan (jangka pendek, jangka
menengah, maupun jangka panjang) yang didasarkan kemampuan-kemampuan
fisik, ekonomi, social budaya,dan tenaga yang terbatas.Perencanaan sebagai
suatu alat atau cara harus memiliki 3 (tiga) kemampuan (the three brains) yaitu
1. Kemampuan melihat ke depan.
2. Kemampuan menganalisis.
3.Kemampuan melihat interaksi-interaksi, antara permasalahan.
Dengan demikian hakikat perencanaan (planning) adalah decision
making. Pengertian perencanaan tersebut dapat dilihat pada bagan berikut
ini ; Proses Perencanaan Tindakan/ Sasaran-sasaran PhisikKegiatan
Sistem Input Kemampuan Ekonomi Sosial Budaya.
Tuir Sr Ze Meigo neto hateten katak wainhira iha plano atu halo
dezemvolve Lagoa Ira-Lalaro atu sai hanesan fatin turismo maka presija
35
estabelese regulamentu hodi nune’e bele kuidadu animail fuik nebe’e
besik iha Lagoa refere tamba ne’e hanesan imagen ne’ebe bele atria
turista sira hodi mai vizita, tenke proteze lagoa ne’e no animal sira seluk,
tenke promove natureza no balada sira tamba ne’e riqueza sosio
economio prioridade governo nian. Sector turismo mos hanesan sector
ida ne’ebe longo prazo presija mos acomodasaun
hodi nune bele
garantia ba plano no dezemvolvimento.
Proses pengembangan adalah suatu aktivitas yang berjalan melaluui suatu
perencanaan dan penkoordinasi dalam mengembangkan apa yang suda ada
sekarang untuk menjadi lebih baik agar dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses pengembangan dan koordinasi tersebut menyangkut masa
depan dari suatu destinasi pariwisata ( Patusuri,20001).
Menurut Eugenio do C.Araujo mengatakan bahwa pengembangan danau ira-lalaro
adalah hal yang luar biasa dan sebagai masyarakat local harus kreaktif membagi
informasi agar dapat menarik minat wisatawan yang ingin berkunjung ke objek wisata
danau ira-lalaro.
Perencanaan yang di lakukan olehpemerintah local dan masyarakat Mehara
untuk menyediakan fasilitas perlengkanpan sarana dan prasarana di obyek
wisata Danau Ira-lalaro untuk sebagai fasilitas pelengkap bagi para wisatawan
yang melakukan perjalanan di obyek wisata tersebut.
Dalam perncanaan pengembangan pariwisata pelu ditingkatkan langkahlangkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan teneg-tenega
36
kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Kedual hal tersebut hendaknya
saling
terkait sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional(Yoe
ti,1985’p.164)
Hal ini di sampaikan oleh Bapak Ze meigo neto mengatakan bahwa dalam suatu
perencanaan dan pengembangan suatu destinasi seperti danau ira-lalaro harus ada
aturan agar dapat menjaga kelestarian, keindahan, perlu adanya akomodasi yamg
memadai agar dapat terjamin. Ze Meigo neto mengatakan Pemerintah harus
mengutamakan pariwisara, karena pariwisata sebagai asset pemerintahan untuk masa
yang akan dating dan masa kini. kurangnya pengetahuan masyarakat dalam bidang
pariwisata berpengaruh juga terhadap proses pengembangan yang akan di lakukan.
Sehingga saat ini masyarakat Mehara mendapatkan pelatihan mengenai hospitality, dan
usaha-usaha kecil lainnya untuk masyarakat yang di fasilitaskan dari pihak NGO
haburas untuk menambah pengetahuan masyrakat dalam bidang kepariwisataan.
Inisiatif dari pemerintah local dalam melekukan perencanaan untuk
mengembangkan obyek wisata Danau Ira-lalaro menjadi suatu daerah tujuan
wisata merupakan suatu wewenang dari pemerintah local untuk mengembangkan
potensi pariwisata yang ada di wilayah kekuasaannya dengan kepedulian
terhadap obyek wisata ini dapat memberikan manfaat bagi masyrakat dan
perencanaan tersebut mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat.
Pengebangan obyek wisata diartikan usaha atau cara untuk membuat jadi
lebih baik segala sesuatu yang dapat dilihat dan dinikmati oleh manusia sehingga
semakin menimbulkan perasaan senang dengan demikian akan menarik
37
wisatawan untuk berkunjung. Gamal Suwantoro ( 1997:57 ) menulis mengenai
pola kebijakan pengembangan obyek wisata yang meliputi :
1. Prioritas pengembangan obyek
2. Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisatawan
3. Memungkinkan kegiatan penunjang pengembangan obyek wisata.
Hal ini di sampaikan oleh kepala kampung Mateus pedro mengatakan bahwa untuk
mengembankan danau ira-lalaro pentingnya aturan agar menjaga kelestarian, sebagai
kepala kampung butuh aturaan atau undang-undang mengenai kepariwisataan agar
melangar orang yang datang tampa senpengetahuan dari kepala desa. Masyarak local
juga ada inisiatif dan berkontribusi agar objek wisata Danau Ira-lalaro dikembangkan
sebagai tempat tujuan wisata yang bisa memberi pendapatan bagi masyarakat.
Menurt yoeti dalam bukunnya pengantar ilmu pariwisata ( 1985, p.181 ),
mengatakan : “prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang
memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang
sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan
yang beraneka ragam’’.
Hal ini menurut Arlinda da Costa bahwa pemerintah local dan masyarakat
merencanakan akan meyediakan sarana seperti akomodasi, trasportasi atau
tempat penjual cinderamata khas atau produk local dari wilayah suco
Mehara sendiri sebagai sarana pendukung di obyek wisata Danau Iralalaro. Karena saat ini belum ada restoran, dan tempat penginapan yang
tersedia di wilayah tersebut untuk wisatawan yang mengunjungi obyek
wisata Danau Ira-lalaro.
Dalam perencanaan pengembangan ini untuk menjalangkan proses
pengembangan suatu obyek wisata harus memiliki sumber daya manusia supaya
dapat menjamin pengembangan pariwisata di wilayah tersebut. Dalam
38
pengembangan pariwisata sumber daya manusia juga merupakan suatu tahap
yang menentukan suksesnya suatu pengembangan, jika tidak ada sumber daya
manusia yang cukup akan mempengaruh juga terhadap proses pengembangan
yang akan di lakukan.
Bentuk masyarakat yang berinisiatif untuk melakukan perencanaan
pengembangan obyek wisata Danau Ira-lalaro adalah
1.
Masyarakat yang berinisiatif untuk melakukan perencanaan penge
mbangan.
2.
Bagi masyrakat ynag memiliki modal dapat meninvestasikan
untuk membukan usaha-usaha baik secara individual maupun kelompok
seperti membuka kios, menyiapkan tempat penjualan souvenir dari
produk local untuk wisatawan,membuka tempat penginapan dan
kebutuhan lainnya yang di butuhkan wisatawan.
1. Aspek social budaya
Sesuai dengan hasil kajian yang telah di lakukan konsep mengenai aspekaspek social budaya meskipun batas-batasnya tidak tegas benar dapat dibedakan
kedalam aspek-aspek social dan aspek-aspek budaya. Maka aspek social budaya
yang yang terdapat di suco Mehara adalah
a. Adat-istiadat atau kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat di
suco Mehara masih mempunyai adat istiadat yang masih kuat dan selalu
mengikat masyarakat setempat.
39
b. Sistem religi yang dianut masyarakat yaitu Agama yang dianut oleh
masyarakat di suco Mehara adalah 95% agama Kristen katholik dan 5%
yang menganut agama lain.
c. Mata pencaharian penduduk
Mata pencaharian masyarakat lokal suco Mehara mayoritas
hidup sebagai pertanian dengan menggunakan hasil-hasil bumi atau
memanfaatkan untuk melakukan kegiatan perdagangan atau usaha yang
dapat meningkatkan ekonomi.
Masyarakat lokal suco mehara
diantaranya
sebagai berikut :
1. Komoditi perkebunan seperti kelapa, kemiri, sayur-sayuran, jagung, ubi
jalar, tembakau, ubi kayu, talas air, tanaman ortikopla seperti mostarda,
alfase, bayam, bawang putih, bawang merah juga buah-buahan lainya.
2.
Hasil pertanian seperti : padi, jagung kacang-kacangan
3. Peternakan masyarakat memelihara kambing, kerbau, ayam, babi dan
binatang-binatang peliharaan lainya.
d. Bahasa
Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan oleh orang untuk
melakukan interaksi antara satu individu dengan individu yang lain.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa bahasa yang digunakan
oleh masyarakat di suco Mehara adalah bahasa fataluku sebagai bahasa
daerah dan bahasa Tetum sebagai bahasa Nasional.
e. Aspek Lingkungan
40
Aspek lingkungan pariwisata yang indah dan sangat estrategis untuk
membangun atau membangun dan sebagai asset industry bagi pariwisata
sehingga dapat bermanfaat di suco Mehara dalam pengembangan obyek
wisata Danau Ira-lalaro harus ada pengaruh dari aspek lingkungan yang
mendukung proses pengembangan yang akan berjalan dengan baik.
f. Aspek ekonomi
Aspek ekonomia pariwisata
adalah manfaat atau kontribusi kegiatan
pariwisata terhadap kegiatan ekonomi masyarakat saat ini masih minim
sehingga di sucu Mehara dapat mengembangkan sumber daya yang ada dalam
meningkatkan pendapatan asli dari suco Mehara. Secara garis besar kegiatan
perekonomian penduduk suco Mehara masih bersifat temporal, yakni setiap
penduduk secara perorangan membawah hasil panennya sesuai dengan musim
ke pasar tradisional.
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di sajikan oleh bab IV maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut;
Danau Ira-lalaro merupakan obyek wisata yang memiliki daya tarik wisata
yaitu keindahan air ,keindahan alam dan juga sebagai tempat sejarah. Oleh
41
karena itu masyarakat dan pemerintah ingin mengembangkan obyek wisata ini
lebih baik. Karena dilihat dari keadaan yang kurang strategi sehingga masyarakat
dan pemerintah pelakukan perencanaan pengembangan terhadap obyek wisata
tersebut. Perencanan yang di lakukan adalah jalan raya dan tenaga
listrik.Disamping itu masyrakat juga akan menyediakan penginapan, restoran,
souvenir produk local serta kios.
5.2 saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan obyek
wisata Danau Ira-Lalaro sebagai daya tarik wisata di suco Mehara Sub-Distrito
Tutuala Distrito Lautem. maka penulis menyarangkan atau merekomendasikan
kepada pemerintah pusat untuk memberikan dukungan kepada pemerintah local
berupa material seperti keuangan dan pelatihan dalam aspek pariwisata maupun
ide. Supaya perencanaan pengembangan dapat dilaksanakan mencapai tujuan
yang diharapkan oleh masyarakat suco Mehara maupun pemerintah local.
42
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Timor-Leste merupakan salah satu Negara yang baru merestaurasikan
kemerdekaannya pada tahun 2002, tentunya sangat memerlukan pembangunan
yang maksimal di berbagai sektor, seperti sektor sumber daya manusia dan sektor
sumber daya alam yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Berdasarkan sumber daya alam yang yang dimiliki Negara ini diantaranya adalah
sektor pariwisata yang dapat dijadikan sebagai suatu sektor produktif yang perlu
dikembangkan sebagai suatu daya tarik yang bisa menarik perhatian banyak
orang untuk mengunjungi pada suatu destinasi pariwisata yang ada khususnya
suatu obyek wisata yang memiliki nilainya tersendiri. Jadi sebenarnya Negara
Timor-Leste benar-benar memiliki sumber daya alamnya yang sangat berpotensi
di sektor pariwisata karena diketahui bahwa pariwisata merupakan suatu industri
yang dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan atas perekonomian Negara
Timor-Leste dan juga dapat menciptakan lapangan kerja.
Maka dalam hal ini pemerintah Negara
Timor-Leste
harus
memprioritasikan juga sektor pariwisata dalam suatu perencanaan pengembangan
yang matang terhadap sektor pariwisata karena pada saat ini pemerintah belum
benar-benar memprioritasikan suatu pengembangan yang baik terhadap sektor
pariwisata karena secara politik kebijakan atau peraturan pemerintah terhadap
sektor pariwisata belum jelas dan kuat untuk menjaga sektor pariwisata ada, dan
1
juga untuk sektor swasta belum dapat mengambil suatu peluang dengan baik
untuk berpartisipasi dalam pengembangan sektor pariwisata.
Dilihat dari potensi pariwisata yang dimiliki negara ini diantaranya secara
geografi Mucipio Lautem merupakan suatu Municipio yang terletak di ujung
Negara Timor-Leste yang juga memiliki potensi wisatanya tersendiri yang dapat
dikembangkan menjadi suatu daya tarik wisata baik itu daya tarik wisata alam,
budaya maupun sejarah. Diantara potensi wisata yang ada yaitu Danau Ira-Lalaru
yang terletak di desa Mehara juga merupakan suatu lokasi yang berpotensi wisata
alam yaitu dilihat dari kekayaan alam yang dimiliki berupa semua keindahan
alam yang ada pada obyek wisata tersebut diantarantya yaitu keunikan alam,
danaunya yang sangat luas dan juga keindahan flora dan fauna yang mengelilingi
danau tersebut. Selain itu pada danau tersebut terdapat juga beberapa aktivitas
yang dapat dilakukan selain melihat panaromanya danau tersebut dapat juga
melakukan aktivitas memancing dan berburu. Selain beberapa potensi alam yang
ada pada danau tersebut maka secara budaya dan sejarah danau tersebut memiliki
nilainya tersendiri dimana secara realitas danau tersebut masih dikatakan Sakral
atau Suci karena secara turung-temurung dari Zaman Nenek Moyang dulu
sampai sekarang pengelolaannya masih terggantung pada kepemilikan danau
tersebut yaitu semua masyarakat yang tinggal dekat danau tersebut seperti
komunitas lokal dari berbagai desa diantaranya Desa Mehara, Muapitine,
Malahara, dan yang sampai saat ini selalu menkonservasi kekayaan alamnya
sendiri dalam hal menjaga, melindungi serta memproteksi danau dan rasa
2
kepercayaan secara adat-istiadat yang dimiliki sehingga sampai saat ini
masyarakat yang terdiri dari tiga desa selalu bersatu dalam menkonservasi
lingkungan alam yang dimiliki. Berdasarkan beberapa potensi yang dimiliki
danau Ira-Lalaru tersebut dapat dikatakan bahwa belum cukup untuk menjamin
kehadirannya wisatawan jika ingin berkunjung pada danau tersebut sebabnya
danau tersebut sampai saat ini belum adanya suatu tempat akomodasi untuk
setiap wisatawan serta fasilitas-fasilitas wisata lainya yang di butuhkan untuk
menjamin kebutuhannya wisatawan.
Jadi secara umum dalam pengembangan suatu obyek wisata yang dapat
dijadikan suatu daya tarik wisata baik itu alam, budaya maupun sejarah yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat maupun wisatawan yang
berkunjung pada daerah tersebut maka dalam hal ini jika daerah tersebut ingin
dikembangkan dengan baik maka perlu dikembangkan berdasarkan syarat-syarat
suatu daya tarik wisata. Maka dalam ini ada Seorang Ahli bernama Yoeti
menyatakan bahwa suatu daerah tujuan wisata harus dikembangkan berdasarkan
tiga syarat daya tarik wisata yaitu 1) harus adanya sesuatu yang dapat dilihat
(something too see), sesuatu yang dapat di lakukan (something to do) dan juga
harus ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy).
Jadi, dalam pemanfaatan kawasan danau Ira-Lalaru tersebut sebagai suatu
atraksi wisata alam pada saat ini dapat dilihat bahwa danau tersebut hanya
digunakan sebagian tempat untuk melakukan aktivitas memancing dan aktivitas
berburuh saja. Saat ini juga seperti yang telah dikatakan di atas bahwa belum
3
adanya tempat-tempat akomodasi seperti tempat penginapan bagi wisatawan,
belum adanya juga fasilitas-fasilitas rekreasinya tersendiri untuk wisatawan dan
juga belum adanya suatu kreativitas yang maksimal dari masyarakat sendir
danjuga perlengkapan lain yang diperlukan wisatawan. Maka berdasarkan
beberapa masalah yang ada ingin dikatakan bahwa belum adanya inisiatif yang
baik secara serius dari pihak pemerintah maupun sector swasta dalam
mengembangkan daerah tersebut.
Dengan beberapa alasan diatas maka penulis merasa tertarik dalam
merancang dan membuat suatu perencanan pengembangan yang dapat dijadikan
sebagai suatu motivasi bagi pihak-pihak tertentu, sehingga penulis tertarik untuk
meneliti tentang “Perencanaan Pengembangan Danau Ira-Lalaru sebagai
Daya Tarik Wisata Alam di Suco Mehara Posto Administrativu Tutuala
Municipio Lautem”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka penulis
merumuskan permasalahannya sebagai berikut :
Bagaimana perencanaan pengembangan Danau Ira-Lalaru sebagai daya
Tarik Wisata Alam di Suco Mehara Posto Administrativu Tutuala Municipio
Lautem?
4
1.3 Tujuan Penelitian.
Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pengembangan obyek wisata
Danau Ira-Lalaru sebagai daya Tarik Wisata di Suco Mehara Posto
Administrativu Tutuala Municipio Lautem
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Sebagai suatu dorongan bagi penulis untuk mengetahui dan
mempelajari lebih mendalam tengtan suatu cara melakukan Perencanaan
Pengembangan obyek wisata Danau Ira-Lalaru sebagai daya Tarik Wisata
Alam di Suco Mehara Posto Administrativu Tutuala Municipio Lautem
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Menjadi sumber data bagi Rekan Mahasiswa/I untuk menulis proposal
berikutnya.
5
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Timor-Leste khususnya Kementrian
Pariwisata dan budaya dalam pengambilan kebijakan pengembangan dan
pembangunan obyek wisata.
1.5 Sistematik Penulisan
Adapun sistematik penulisan dalam penulusan ini adalah:
Bab I Pendahuluan
Berisi uraian mengenai, latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematik penulisan.
Bab IILandasan Teori
Berisi uraian mengenaipengertin pariwista, konsep perencanaan, konsep
pengembangan, pengertian danau dan juga pengertian daya tarik wisata
alam.
Bab III Metodologi penelitian
Berisi uraian mengenailokasi dan waktu penelitian, definisi operasional,
jenis dan sumber data, teknik informan kunci, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data dan teknik keabsahan data.
6
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Menguraikan dan menjelaskan tentang Gambaran Umum Lokasi
Penelitian, Karakteristik Informan Kunci, Pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Menguraikan dan menjelaskan tentang Kesimpulan Dan Saran.
BAB II
7
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan perjalanan yang dilakukan orang untuk
sementara waktu, yang dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan
tempatnya semula, dengan dengan maksud bukan berusaha atau mencari
nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati
kegiatan pertamasyaan dan rekresi atau untuk memenuhi keingian yang
beraneka ragam.
Menurut Marpaung dan Bahar (2000:46-47) menjelaskan bahwa
pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk bersenangsenang.
Syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan sementara waktu, dari suatu tempat ke tempat
lain, dengan maksud tujuan bukan untuk berusaha (bisnis) atau mencari
nafkah di tempat yang Ia kunjungi, tapi semata-mata sebagai konsumen
menikmati perjalan tersebut untuk memenuhi keinginan yang bermacammacam; (Yoeti: 2006).
Sedangkan Spillance (1987:21) menyatakan bahwa Pariwisata adalah
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan
per orangan atau kelompok, sebagai usaha untuk mencari keseimbangan
8
dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya,
alam dan lingkungan.
Spillane (2001) mengatakan bahwa pariwisata adalah kegiatan
melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari
kepuasan,
mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati
olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan lain-lain. Lain halnya,
Dengan Donald E. Lundberg et al (1995) yang menyatakan bahwa
pariwisata adalah konsep yang dapat dilihat dari sudut pandang yang
berbeda. Pariwisata adalah kegiatan dimana orang terlibat dalam
perjalanan jauh dari tempat tinggal terutama untuk bisnis atau
kesenangan. Pariwisata adalah bisnis dimana menyediakan barang dan
jasa untuk wisatawan dan melibatkan setiap pengeluaran yang
dikeluarkan oleh atau untuk pengunjung untuk perjalanannya.
2.2 Konsep perencanaan.
Perencaanaan merupakan sala satu proses cara untuk mengevaluasi atau
membandinkan dengan kenyataan yang ada yang harus di identifikasi.
Menurut Paturusi (2008:10) mengungkapkan bahwa syarat-syarat
perencanaan antara lain sebagai berikut :
1. Logis, bisa dimengerti dan sesuai dengan kenyataan yang berlaku.
2. Luwes (Fleksibel) dan tanggap mengikuti dinamika perkembangan.
9
3. Objektif, didasari tujuan dan sasaran yang dilandasi pertimbangan yang
bersistem dan ilmiah.
Hal senada juga disampaikan oleh Siagian (1994:108) perencanaan
dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan
datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Inskeep (1991) menjelaskan bahwa perencanaan pariwisata
pada dasarnya mengaplikasikan konsep dan pendekatan yang sama dengan
perencanaan lainnya, tetapi perencanaan pariwisata menyesuaikan dan
beradaptasi dengan karakteristik sistem pariwisata
1). Menpertahangkan kelestarian lingkungannya
2). Meningkatkan kesejateraan masyarakat di kawasan tersebut
3). Menjamin kepuasan pengunjung
4).Meningkatkan keterpaduan dan unit pembangunan masyarakat di
sekitar kawasan dan zone pengembangannya.
Pendekatan Perencanaan PariwisataMelihat begitu kompleksnya aktivitas
pariwisata, maka pengembangan pariwisata perlu direncanakan secara
komprehensif, holistik dan integratif. Inskeep (1991) menyatakan bahwa
dalam melakukan perencanaan pariwisata harus menggunakan suatu
pendekatan berikut ini:
10
1.Pendekatan yang
berkesinambungan,
incremental, dan
fleksibel
(Continuous, incremental, andflexible approach). Perencanaan pariwisata
dipandang sebagai suatu proses yang berlangsung terus-menerus dengan
dimungkinkan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan
berdasarkan hasil monitoring dan umpan balik (feedback) dalam kerangka
pemeliharaan tujuan dasar dan kebijakan pengembangan pariwisata.
2.Pendekatan sistem (Systems approach).Pariwisatadipandang sebagai
suatusistem yang saling terkaitdan harus direncanakan menggunakan
teknik analisis sistem.
3.Pendekatan komprehensif (Comprehensive approach). Berkaitan dengan
pendekatan sistem, seluruh aspek pengembangan pariwisata, termasuk
unsur-unsur institusional, implikasi sosio-ekonomi dan lingkungan
dianalisis dan direncanakan secara komprehensif.Karena itu pendekatan
ini disebut juga sebagai pendekatan holistik.
4.Pendekatan yang terintegrasi (Integrated approach). Berkaitan dengan
pendekatan sistem dan komprehensif, pariwisata direncanakan dan
dikembangkan sebagai suatu sistem terintegrasi, baik antar unsur di dalam
sistem itu sendiri maupun dengan rencana dan pola-pola pembangunan
secara keseluruhan.
5. Pendekatan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan (Environmental andsustainable development approach).
Pariwisata direncanakan, dikembangkan, dan dikelola sedemikian rupa
sehingga sumber daya alam (natural resources) dan budaya tidak habis
11
atau menurun, tetapi terpelihara sebagai sumber daya yang hidup terus
menjadi dasar permanen untuk penggunaan terus-menerus di masa depan.
Analisis daya angkut/muat (carrying capacity analysis) merupakan suatu
teknik yang penting digunakan dalam pendekatan pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan ini.
6.Pendekatan komunitas (Community approach). Terdapat keterkaitan
maksimum komunitas lokal dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan kepariwisataandan, lebih jauh lagi, terdapat partisipasi
maksimum komunitas dalam pengembangan dan anajemen pariwisata,
serta keuntungan - keuntungan sosio ekonominya.
7.Pendekatan implementable (Implementable approach). Kebijakan,
rencana dan rekomendasi pengembangan pariwisata diformulasikan
menjadi realistik dan dapat di implementasikan. Formulasi kebijakan dan
rencana itu menggunakan teknik-teknik implementasi, yang mencakup
estrategi atau program aksi dan pengembangan.
8. Aplikasi proses perencanaan sistematik. Proses perencanaan sistematik
diterapkan dalam perencanaan pariwisata berdasarkan pada urutan logik
aktivitas-aktivitas (Inskeep, 1991:29). Pendekatan tersebut di atas
diaplikasikan secara konseptual pada semua tingkat dan jenis perencanaan
pariwisata. Tetapi bentuk spesifik aplikasinya, tentu saja, bervariasi
tergantung pada jenis perencanaan yang diambil.Perencanaan pariwisata
dipersiapkan pada berbagai tingkatan.Setiap tingkatan memfokuskan diri
12
pada derajat kekhususan yang berbeda. Perencanaan tersebut hendaknya
dipersiapkan dalam urutan dari yang umum ke yang spesifik, sebab
tingkatan yang umum memberikan kerangka dan arahan untuk
mempersiapkan rencana-rencana spesifik. Urutan tingkatan itu dimulai
dari tingkat perencanaan internasional, perencanaan nasional, perencanaan
regional/provinsial, perencanaan subregional / provinsial, perencanaan
daerah wisata, perencanaan fasilitas pariwisata, dan design fasilitas
pariwisata.
Menurut (Paturusi,2001) mengatakan bahwa Proses perencanaan adalah
menggambarkan lingkungan yang meliputi elemen-elemen : politik, fisik,
sosial, budaya dan ekonomi, sebagai komponen atau elemen yang saling
berhubungan
dan
saling
tergantung,
yang
memerlukan
berbagai
pertimbangan
Perencanaan adalah sesuatu proses penyusunan tindakan-tindakan
yang mana tindakan tersebut digambarkan dalam suatu tujuan (jangka
pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang) yang didasarkan
kemampuan-kemampuan fisik, ekonomi, social budaya,dan tenaga yang
terbatas.Perencanaan sebagai suatu alat atau cara harus memiliki 3 (tiga)
kemampuan (the three brains) yaitu
1. Kemampuan melihat ke depan.
2. Kemampuan menganalisis.
3.Kemampuan melihat interaksi-interaksi, antara permasalahan.
13
Dengan demikian hakikat perencanaan (planning) adalah decision
making. Pengertian perencanaan tersebut dapat dilihat pada bagan berikut
ini ; Proses Perencanaan Tindakan/ Sasaran-sasaran PhisikKegiatan Sistem
Input Kemampuan Ekonomi Sosial Budaya.
Perencanaan menurut Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008:60)
adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008:60) juga berpendapat
bahwa perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu
yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang
melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya.
2.3 Konsep Pemgembangan
Dalam pengembangan pariwisata harus dilihat dari sistem keterkaitan
komponen permintaan dan ketersediaan. Komponen permintaan terdiri
dari wisatawan lokal, domestik, dan wisatawan mancanegara, sedangkan
komponen ketersediaan terdiri dari aksessibilitas, objek dan daya tarik
wisata, fasilitas dan utilitas, dan elemen lain seperti sikap penduduk
terhadap
periwisata,
keramahan,
friendly,
dan
welcomingattitude.
Kecenderungan wisatawan untuk menikmati wisata di wilayah pesisir
telah mendororng pertumbuhan di wilayah tersebut, mengakibatkan
semakin banyaknya masyarakat terlibat dalam kegiatan pariwisata seperti
peningkatan fasilitas dan aksessibilitas.
14
Menurut Poerwa (2002:474) pengembangan adalah suatu proses atau cara
menjadikan sesuatu menjadi maju,baik, sempurna, dan berguna.
Pengembangan dalam penelitian ini diartikan sebagai proses atau
perbuatan pengembangan dari belum ada, dari yang sudah ada menjadi
lebih baik dan dari yang sudah baik menjadi lebih baik, demikian
seterusnya. Tahapan pengembangan merupakan tahapan siklus evolusi
yang terjadi dalam pengembangan pariwisata, sejak suatu daerah tujuan
wisata baru ditemukan (discovery), kemudian berkembang dan pada
akhirnya terjadi penurunan (decline).
Juga menurut Yoeti (2004: 2-3) mengatakan bahwa, pengembangan
pariwisata perlu memperhatikan beberapa aspek yang perlu diperhatikan
yaitu:
1. Wisatawan (Tourist)
Harus diketahui karakteristik dari wisatawan, dari negara mana mereka
datang, usia, hobi, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan.
2. Transportasi
Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia
untuk membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata yang dituju.
3. Atraksi/obyek wisata
Atraksi dan objek wisata yang akan dijual, apakah memenuhi tiga syarat
seperti: a) Apa yang dapat dilihat (something to see), b) Apa yang dapat
dilakukan (something to do), c) Apa yang dapat dibeli (something to buy)
15
4. Fasilitas pelayanan
Fasilitas apa saja yang tersedia di DTW tersebut, bagaimana akomodasi
perhotelan
yang
ada,
restaurant,
pelayanan
umum
seperti
Bank/moneychangers, kantor pos, telepon/teleks yang ada di DTW
tersebut.
5. Informasi dan promosi
Diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana
leaflets/ brosur
disebarkan sehingga calon wisatawan mengetahui tiap
paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan pariwisata di
wilayahnya dan harus menjalankan kebijakan yang paling menguntungkan
bagi daerah dan ilayahnya, karena fungsi dan tugas dari organisasi
pariwisata pada umumnya
1.
Berusaha
memberikan
kepuasan
kepada
wisatawan
kedaerahannya dengan segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya.
2.
Melakukan koordinasi di antara bermacam-macam usaha,
lembaga, instansi dan jawatan yang ada dan bertujuan untuk
mengembangkan industri pariwisata.
3. Mengusahakan memasyarakatkan pengertian pariwisata pada orang
banyak, sehingga mereka mengetahui untung dan ruginya bila
pariwisata dikembangkan sebagai suatu industri.
16
4.
Mengadakan program riset yang bertujuan untuk memperbaiki
produk wisata dan pengembangan produk-produk baru guna dapat
menguasai pasaran di waktu yang akan datang.
6.
Merumuskan
kebijakan
tentang
pengembangan
kepariwisataan
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara teratur dan berencana.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan salah satu hal utama dalam
pengembangan pariwisata di suatu daerah. Berdasarkan pengertian tersebut
yang dimaksud dengan strategi pengembangan daya tarik wisata dalam
penelitian ini adalah usaha-usaha terencana yang disusun secara sistimatis yang
dilakukan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam usaha meningkatkan
dan memperbaiki daya tarik wisata sehingga keberadaan daya tarik wisata itu
lebih diminati oleh wisatawan.
Di sampaikan juga oleh Suwantoro (1977) bahwa, ada(4) empat faktor
yang mempengaruhi penetuan daerah tujuan wisata,
1.
Yang pertama adalah fasilitas yaitu akomodasi, atraksi, jalan, dan
tanda-tanda penunjuk arah.
Kedua adalah nilai estetis seperti pemandangan (panorama), iklim
2.
santa/terpencil, dan cuaca.
Ketiga adalah waktu dan biaya seperti jarak, waktu dan biaya
3.
perjalanan, dan tarif pelayanan.
d.Keempat adalah kualitas hidup (quality of life) seperti keramah-tamahan
penduduk, bebas dari pencemaran, dan penampilan dari kota tersebut.
17
2.4 Pengertian Obyek Wisata.
Norwal dalam buku munadi,1953:39 dalam skripsi Alianca2012
mengatakan bahwa obyek wisata adalah suatu tempat yang memiliki daya tarik
baik itu keindahannya ataupun nilai historis yang terkandung di dalamnya.
Menurut Cooper 1995:81 dalam skripsi Alianca mengemukakan bahwa
ada empat komponen yang harus dimiliki oleh obyek wisata yaitu:
1. Atraksi (atraction) seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang
menawan, dan seni pertunjukan.
2. Aksesibilitas (accessibilities) seperti transportasi lokal dan adanya
terminal.
3. Amenitas atau fasilitas (amenities) seperti tersedianya akomodasi, rumah
makan, dan agen perjalanan.
4. Ancilliary services yaitu organisasi kepariwisataan yang tang dibutuhkan
untuk pelayanan wisata. Dari definisi diatas disimpulkan bahwa obyek
wisata adalah suatu tempat yang memiliki keindahan dan keunikan yang
dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut.
Menurut Spillane (: 63-72) dalam skripsi alianca suatu obyek wisata atau
destination, harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat merasa
puas dalam menikmati perjalanannya, maka obyek wisata harus meliputi :
1) Keindahan alam
2) Iklim dan cuaca
3) Kebudayaan
4) Sejarah
18
5) Ethnicity-sifat kesukuan
Fandeli (2000: 58) dalam skripsi Alianca 2012 menjelaskan bahwa obyek
wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan tuhan, tata hidup, seni budaya, serta
sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang menpunyai daya tarik untuk
di kunjungi wisatawan. Sedankan obyek wisata alam merupakan obyek wisata
yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata
lingkungannya. Sementara itu Suwantaro (1997:19) menyebutkan obyek wisata
merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu
daerah tertentu.
Selanjutnya obyek wisata dapat di kelompokkan menjadi tiga golongan
yaitu:
1.
obyek wisata dan daya tarik wisata alam obyek wisata yang daya tariknya
bersumber pada keindahan dan kekayan alam.
2.
Obyek wisata dan daya tarik budaya dan daya tarik bersumber pada
kebudayaan, seperti peningalan sejarah, museum, atraksi kesenian, dan obyek
lain yang berkaitan dengan budaya.
3.
Obyek wisata dan daya tarik pada minat khusus obyek wisata daya
tariknya bersumber pada minat khusus wisatawan itu sendiri, misalnya olaraga,
memancin dan lainnya.
Menurut Marpaung (2002) dalam skripsi Cecilia (2014) mengatakan
bahwa obyek wisata dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas
dari fasilitas yang behubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau
pengunjung untuk dating kesuatau daerah atau tempat tertentu. Sementara
19
menurut Spilanne (2002) dalam skripsi Alianca mengatakan bahwa daya tarik
obyek wisata adalah hal-hal yang menarik perhatian wisatawan yang dimiliki
oleh suatu daerah tujuan wisata. Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata
adalah sesuatu yang dapat di kembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek
wisata.
Menurut Darmadjati (2010:1987) dalam skripsi alianca (2012) member
batasan tentang pengertian obyek wisata yaitu pada garis besarnya berwujud
obyek baik yang di ciptakan oleh manusia sebagai hasil seni budaya, atau yang
berupa gejalah-gejalah alam yang di miliki daya tarik kepada para wisatawan
untuk mengunjunginya agar dapat menyaksikan, mengagumi, menikmati
sehingan
terpenuhi
rasa
kepuasaan
wisatawan
sesuai
dengan
motif
kunjungannya.
Menurut Spillane (2001) dalam skripsi Alianca 2012 mengatakan bahwa
obyek wisata merupakan suatu potensi yang pendorong kehadiran wisatawan ke
suatu daerah tujuan wisata. Kemudian Ahli ini juga mengatakan bahwa obyek
wisata umumnya berdasarkan:
1.Adanya sumber daya alam yang menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan
bersih.
2.Adanya aksebilitas yang baik untuk dapat mengunjunginya
3.Adanya cirri khusus atau spesifikasi yang langkah
4.obyek wisata memiliki daya tarik tinggi karena keindahan alam, pegununggan,
sungai, pantai, pasir, dan sebagainya.
20
2.5 Pegertian Danau
Danau merupakan daratan cekungan yang di genangi air yang cukup
banyak. Air mengenangi danau yang berasal dari mata air, air tanah, air sungai,
yang berlepasan atau bermuara di danau tersebut atau bisa juga berasal dari air
hujang.
Menurut gunawan graha dalam skripsinya (2014) alianca
mengatakan bahwa Secara logis danau adalah cekungan luas di muka
bumi yang di batasi oleh daratan dan terisi oleh air. Air danau berasal
dari air hujan, air tanah, air sungai, dan mata air. Berdasarkan skripsi
gunawan graham(2014), Ada beberapa manfaat danau bagi kehidupan
manusia dan lingkungan sekitarnya sebagai berikut :
1. Memenuhi Kebutuhan Air Sehari-Hari
Keberadaan danau sangatlah penting, apalagi disaat musim
kemarau sedang melanda. Tak jarang danau digunakan sebagai sumber
untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk di sekitarnya. Manfaat
air putih bagi kehidupan manusia sangat penting untuk minum,
memasak, mencuci, dan lainnya.
2. Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Beberapa perusahaan milik pemerintah air danau digunakan
sebagai salah satu sumber pembangkit untuk memproduksi aliran
21
listrik. Manfaat pembangkit listrik yang nantiinya akan disalurkan ke
rumah-rumah penduduk.
3. Sarana Irigasi
Luasnya lahan pertanian dan perkebunan memberikan andil
tersendiri bagi keberadaan sebuah danau. Pada masa-masa musim
kemarau dimana tidak ada curah hujan sedikitpun, tak jarang air danau
digunakan untuk mengaliri lahan-lahan pertanian dan perkebunan
penduduk sekitar.
4. Membantu Proses Produksi Barang
Di pabrik-pabrik besar yang biasanya membutuhkan jumlah suplai
air yang sangat besar, biasanya air danau akan sangat membantu untuk
mensuplai kebutuhan tersebut. Misalnya saja untuk pabrik pengolahan
makanan dan lain sebagainya.
5. Sarana Rekreasi Menarik
Kita bisa memanfaatkan danau sebagai tempat untuk berlibur dan
bersantai bersama keluarga. Udara sejuk yang ada di sana dapat
membuat pikiran kembali segar setelah aktivitas sehari-hari. Kita bisa
memancing, berenang, berselancar, dan menikmati keindahan alam
sekitar danau tersebut.
Kita juga bisa memanfaatkan berbagai sarana yang tersedia di sana,
seperti menjelajah dengan menggunakan speedboat atau perahu kayu.
22
6. Memelihara Ikan Air Tawar
Kebanyakan danau merupakan danau air tawar. Hal ini juga sangat
berguna untuk sarana pemeliharaan air tawar baik dibuat tambak atau
hanya sekedar menangkap ikan. Hal ini tentu saja dapat menunjang
manfaat ikan, yang akan menunjang perekonomian penduduk
sekitarnya
7. Pengembangan Nilai Budaya
Sebuah danau terkadang digunakan sebagai sarana untuk pelaksanaan
upacara adat bagi sebagian penduduk. Misalnya saja untuk upacara
adat larung sesajen, dan sebagainya.
Danau merupakan salah satu kekayaaan alam yang harus
dilestarikan dan kita jaga keberadaannya, karena di sana terdapat
banyak sekali manfaat untuk kehidupan.
Maka hubungan danau dengan pariwisata adalah meberi
keuntugan bagi Negara, masyarakat setempat dan wisatawan yang
berkunjung untuk menikmati keindahan alamnya, melakukan aktivitas
memancing, berenan dan sebagai.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penilitian
Suco Mehara Posto Administrativo Tutuala Municipio Lautem .Sesuai
dengan judul proposal perencanaan pengembangan obyek wisata danau
Ira-Lalaru sebagai daya tarik wisata alam.
3.1.2 Waktu Penilitian
Waktu penelitian merupakan suatu kesempatan yang dimiliki untuk
mengumpulkan data dengan jangka waktu yang digunakan untuk
24
melaksanakan kegiatan penelitian ini adalah selama dua bulan yaitu mulai
dari bulan april sampai dengan bulan september 2016. Dalam bulan april
kegiatan yang dilaksanakan adalah para-peneliti yang akan mengenal
kondisi lapangan secara rinci, observasi dan wawancara untuk
pengumpulan data. Pada bulan september kegiatan yang dilakukan adalah
menganalisis, menulis, memperbaiki dan memeriksa keabsahan data.
Alasan dalam penentuan waktu yang singkat ini karena subtansi yang
dikembangkan masih terbatas atau dalam kuantitas yang sedikit.
3.2 Definisi Operasional
Ada beberapa definisi yang perlu di definisikan secara operasional yaitu
sebagai berikut :
1.Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain
meninggalkan tempatnya semula, dengan maksud bukan berusaha atau
mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk
menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekresi atau untuk memenuhi
keingian yang beraneka ragam. Prinsip dari sebuah perjalanan dikatakan
25
sebagai kegiatan pariwisata adalah perjalanan tersebut dilakukan untuk
bersenang-senang.
2.Perencanaan pada Danau Ira-Lalaro ingin kembangkan cara, teknik atau
metode untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara tepat, terarah dan
efisien sesuai dengan sumber daya yang tersedia.
3.Pengembangan adalah Pengembangan Danau Ira-Lalaro merupakan suatu
perencanaan masyarakat untuk di kembangkan sebagai suatu daya tarik
wisata agar menarik wisatawan untuk berkunjung. Dengan demikian
kunjugan wisatawan ke tempat tersebut maka akan memberi pendapatan
ekonomi kepada masyarakat setempat, yang tidak berguna menjadi berguna
dan bernilai bagi kebutuhan manusia dengan memperhatikan faktor internal
dan faktor eksternal yang ada, agar pengimplementasinya dapat
memberikan keuntungan kepada wisatawan, masyarakat maupun Negara.
4. obyek wisata alam merupakan :
Obyek wisata alam merupakan tempat suatu daerah atau tempat yang
memiliki keunikan tersendiri yang menjadi daya tarik
wisata untuk
dikunjungi oleh wisatawan.
5.Danau adalah Secara logis danau adalah cekungan luas di muka bumi
yang di batasi oleh daratan dan terisi oleh air. Air danau berasal dari air
hujan, air tanah, air sungai, dan mata air.
26
3.3 Jenis dan sumber Data
3.3.1 JenisData
Berdasarkan persoalan dan tujuan penelitian maka jenis Penelitian yang
digunakan adalah deskriptif (deskriptif research) yang mengambarkan suatu
fenomena apa adanya dengan menelah secara detail, mengutamakan obyektivitas,
yang dilakukan secara cermat. Moleong (2007).
3.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu:
1.
Data Primer data yang diperoleh secara langsun dari sumber asli atau dari
responden (tidak melalui media perantara) karena peneliti secara langsun
melakukan pengambilan data pada objek penelitian. Misalnya
2. Pemerintah daerah
3. Masyarakat lokal yang ada di sekitar obyek wisata Danau Ira-Lalaro
dan sebagai selaku Tokoh adat yang melakukan acara ritual dalam
setahun sekali.
2.Data sekunder data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian
seperti : Koran, majalah, arsip, buku-buku cetak dan internet.
3.4 Teknik Informan Kunci.
Informan kunci merupakan orang yang dapat memberikan informasi
mengenai situasi dan kondisi dihubungkan dengan gejala dan fenomena di
27
obyek penelitian. Menurut Lexi J. Meleong (2006:132), informan kunci
adalah orang yang dapat memberi informasi tentang situasi dan kodisi
dari latar penelitian. Selain itu informan akan memberikan pandangan dari
segi sisi orang tentang nilai, sikap, proses dan kebudayaan yang menjadi
latar dari lingkungan penelitian yang dilakukan. Informan kunci adalah
ditentukan untuk memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti.
Untuk menjamin pengumpulan data yang tidak keliru maka para peneliti
terlebih dahulu menentukan informasi kunci yang dianggap mengetahui
masalah yang diteliti. Adapaun informan kunci dalam penelitian ini untuk
memberikan informasi tentang masalah yang diteliti atau informan kunci
yang akan diwawancarai oleh para peneliti, dalam penelitian ini
mengunakan teknik dengan Purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu, antara lain sebagai berikut : perlu
adanya jalinan baik antara Autoridade local, Toko adat, Masyarakat local
dan kepala desa un, informen kunci peneliti yang di wawancarai adalah 2
orang perwakilan pemerintah, 2 orang masyarakat, 1 orang sebagai tokoh
adat di wilaya suco mehara yang memiliki informasi mengenai obyek
tersebut, Jadi total informen kunci adalah 5 orang.
Tabel 1 : Jumlah informen Kunci berdasarkan status Pekerjaan
N Nama
o
Jenis
kelamin
1 Ze Meigo neto
Laki
pendidika
n
28
profesi
alamat
jumlah
Kepala
Desa
Mehara
1
2 Mateus Pedro
Laki
SD/4
3 Eugenio do Carno
4 Venancio ferreira
Laki
Laki
SD/1
SD/4
5 Arlinda da Costa
peremp
uan
_
Kepala
kampu
ng
Lia
nain
-
Poros
1
Poros
Poros
1
1
Poros
1
5
Sumber : Suco Mehara 2016
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Teknik observasi ini yaitu teknik penelitian yang dilakukan pengamatan
langsun di lokasi penelitian.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan jalan wawancara langsung pada
informan kunci yang telah di tetapkan dalam penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana
perencanaan
kementrian
mengembangkan objek wisata.
3. Dokumentasi
29
pariwisata
timor-leste
dalam
Dokumen merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk
mengambil document-dokument dan literature yang berhubungan dengan
masalah penelitian, ketika penelitian sedang berlansung.
3.6 Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh data akan dikelompokan dan di buat kategori
berdasarkan masalah di lapangan. Setelah itu data dianalisa hasil dari pada
pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder yang telah diperoleh
dari hasil penelitian. Ada tiga unsur utama dalam proses analisa data yaitu:
reduksi data, sajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (
mile dan huberman, 1984)
Penyajian data
Pengumpulan
data
Penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Reduksi data
Gambar : teknik analisis data (Mile dan Huberman 1984)
1.
Pengumpulan data: merupakan kumpulan dat-data mentah atau data kasar
yang di dapatkan oleh peneliti di lapangan melalui informan
30
2.
Reduksi data: dapat diartikan prose pemilihan di lapangan atau rumusan
perhatian pada penyederhanaan,pengabstrakan dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan tertulis di lapangan
3.
Sajian data : kumpulan informasi tersususn yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dengan melihat
pengajiadata. Penulis akan memahami tentang apa yang terjadi dan yang harus
dilakuakan serta menganalisis dan mengambil tindakan.
Penarikan kesimpulan atau verifikasi : peneliti akan melakukan verifikasi
4.
atau kesimpulan terhadap data yang telah dikumpulkan dari awal pengumpulan
data hingga akir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil penelitian
4.1.1 gambaran umum lokasi penelitian objek wisata danau ira-lalaro.
Objek wisata danau ira-lalaro merupaka sala satu danau terbesar di timor leste
yang terletak di suco mehara, sub-distritu tutuala distritu lautem yang memiliki
keunikan dan keindahan tersendiri yang menjadi daya tarik utama bagi para
wistawan manca Negara maupun wisatawan local yang ingin mengujunginya.
4.1.2 sejarah simgkat objek wisata danau ira-lalaro
danau ira-lalaro merupkan sala satu danau terbesar di Negara timor leste
dengan luas 5 km dan panjan 7 km dengan rata2 12. Danau ira-lalaro memiliki
nilai dan nama tersendiri yang sejaranya yaitu pada jaman dahulu kala atau
jaman nenek moyang dulu ada tempat yang saat ini menjadi danau ira-lalaro
31
adalah tempat dimana dihuni oleh sekelompok warga desa yang tingal di
tempat tersebut yang mengatakan sejarah tersebut adalah lia nain danau iralalaro Sr venancio Ferreira hateten katak lagoa ira-lalaro iha tempo uluk ne
hanesan aldeia ida nebe’e ema hela ba mak hanesan uma lisan soloro, uma
lisan masipan, uma lisan home, uma lisan serlau no seluk tan. Sr venancio
Ferreira hak tuir tan katak iha momento ne mos iha samea ida (lorasa) nia
lor-loron mai tata fahi, bibi no ema entaun iha momentu ne m,os ema ne buka
tuir no hakarak hatene semak halo entaun ema ho naran kikipai ho makapai ne
mak ba hein iha fatuk kuak ne no samea ne’e sai tan husi fatuk kuak ne entaun
kikipai ho makapai ho tia samea ne’e entau iha ne kikipai ho makapai fila ba
uma maibe iha momentu ne mos seremonia ida iha aldeia ne no iha kalan ne
udan komesa tun maibe ema sira ne la sente tamba dansa no tebe dahur, iha
momentu ne’e kalan jam 12 manu aman ida kokorek no hateten koko… re…
ko…le lata tira lata tu titi chane, pokon ili ichulmolo ira tutu ufate10X iha
oras ne mos iha feto ida mak rona no dehan ba sira katak rona mai orsida be
okupante ona, iha momento ne mos be sae no ema barak mak mate no barak
mak halai sai husi fatin ne’e no iha akontesimento n’e iha uma lisan
tolu(3)mak konsegue moris mak hanesan uma lisan masipan, uma lisan soloro
no uma lisan lato loho, depois de halai sai maibe iha feto ida husi uma lisan
soloro mak se hela entaun mane husi uma lisan soloro ba ajuda nia maluk feto
ne’e no iha tempo ne’e mos feto ho mane ne’e lamoso nemak ema bolu dehan
lafaek ne lafaek ne’e mak ema ne’ebe uluk mout iha be laran ne no ira-lalar ne
dehan iha feto ida mak dansa hanesan laloran be.
32
4.1.3 Letak Geografis Suco Mehara
Secara administratif suco mehara termasuk sub-distritu tutuala distritu lautem
yang memiliki tiga(3) aldeia yakni aldeia poros, aldeia porlamano dan aldeia
loiquero.
Batasan batasan wilaya suco mehara antara lain :
1.
2.
3.
4.
Pada bagian timur berbatasan dengan posto administrative tutuala.
Pada bagian barat berbatasan dengan Suco aldeia somoco
Pada bagian selatan berbatasan dengan Suco muapitine
Pada bagian utara berbatasan dengan suco com.
Gambar 1 Peta umum posto administrative Tutuala
4.1.4
Penduduk
Jumlah total penduduk suco mehara berjiwa 3106, yang terdiri dari perempuan
berjiwa 1’516 dan laki-laki berjiwa 1’590, dan masyarakat suco mehara
digolongkan menjadi 3 aldeia yakni; poros, loiquero, dan porlamano yang
terdapat pada suco mehara.
No
Nama aldeia
Jenis kelamin
perempuan
Laki-laki
Total
Persentase
1
Poros
430
431
861
%
27.73%
2
Loiquero
491
541
1’032
33.22%
3
Porlamano
595
618
1’213
39.05%
1’516
1’590
3’106
100%
Total
33
Table 2: jumlah penduduk suco mehara berdasarkan aldeia ;
Sumber data : statistik sensus penduduk suco mehara 2016
Berdasarkan pada tabel yang ada maka di suco mehara masyarakat yang
berdominasi dari ketiga aldeia tersebut adalah Aldeia porlamano.
4.1.5
keadaan iklim
Iklim di wilayah Suco Mehara bersifat tropis dengan curah yang berbeda-beda
yaitu musim hujan mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Julho dan
musim hujan mulai dari bulan agustos sampai dengan bulan November.
4.1.6.
Mata Pencaharian.
Masyarakat sub-Distrito tutuala Suco Mehara mata pencahariannya sebagian
besar adalah Petani.
4.1.7
Kondisi Umum Kepariwisataan Suco Mehara
Suco mehara terletak di sub-distrik Tutuala distrik lautem merupakan salah
satu suco yang memiliki potensi pariwisata yang menjadi daya tarik wisata serta
menjadi target pengembangan oleh pemerintah Timor-Leste melalui kementrian
kepariwisataan dan budaya. Diantaranya :
a. Obyek wisata danau Ira-lalaro
Danau Ira-lalaro merupakan obyek wisata yang memiliki daya tarik
wisata yaitu keindahan air ,keindahan alam dan juga sebagai tempat
sejarah.
34
4.2
PEMBAHASAN
4.2.1
Perencanaan Objek Wisata
Menurut (Paturusi,2001) mengatakan bahwa Proses perencanaan adalah
menggambarkan lingkungan yang meliputi elemen-elemen : politik, fisik, sosial,
budaya dan ekonomi, sebagai komponen atau elemen yang saling berhubungan
dan saling tergantung, yang memerlukan berbagai pertimbangan
Perencanaan adalah sesuatu proses penyusunan tindakan-tindakan yang
mana tindakan tersebut digambarkan dalam suatu tujuan (jangka pendek, jangka
menengah, maupun jangka panjang) yang didasarkan kemampuan-kemampuan
fisik, ekonomi, social budaya,dan tenaga yang terbatas.Perencanaan sebagai
suatu alat atau cara harus memiliki 3 (tiga) kemampuan (the three brains) yaitu
1. Kemampuan melihat ke depan.
2. Kemampuan menganalisis.
3.Kemampuan melihat interaksi-interaksi, antara permasalahan.
Dengan demikian hakikat perencanaan (planning) adalah decision
making. Pengertian perencanaan tersebut dapat dilihat pada bagan berikut
ini ; Proses Perencanaan Tindakan/ Sasaran-sasaran PhisikKegiatan
Sistem Input Kemampuan Ekonomi Sosial Budaya.
Tuir Sr Ze Meigo neto hateten katak wainhira iha plano atu halo
dezemvolve Lagoa Ira-Lalaro atu sai hanesan fatin turismo maka presija
35
estabelese regulamentu hodi nune’e bele kuidadu animail fuik nebe’e
besik iha Lagoa refere tamba ne’e hanesan imagen ne’ebe bele atria
turista sira hodi mai vizita, tenke proteze lagoa ne’e no animal sira seluk,
tenke promove natureza no balada sira tamba ne’e riqueza sosio
economio prioridade governo nian. Sector turismo mos hanesan sector
ida ne’ebe longo prazo presija mos acomodasaun
hodi nune bele
garantia ba plano no dezemvolvimento.
Proses pengembangan adalah suatu aktivitas yang berjalan melaluui suatu
perencanaan dan penkoordinasi dalam mengembangkan apa yang suda ada
sekarang untuk menjadi lebih baik agar dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses pengembangan dan koordinasi tersebut menyangkut masa
depan dari suatu destinasi pariwisata ( Patusuri,20001).
Menurut Eugenio do C.Araujo mengatakan bahwa pengembangan danau ira-lalaro
adalah hal yang luar biasa dan sebagai masyarakat local harus kreaktif membagi
informasi agar dapat menarik minat wisatawan yang ingin berkunjung ke objek wisata
danau ira-lalaro.
Perencanaan yang di lakukan olehpemerintah local dan masyarakat Mehara
untuk menyediakan fasilitas perlengkanpan sarana dan prasarana di obyek
wisata Danau Ira-lalaro untuk sebagai fasilitas pelengkap bagi para wisatawan
yang melakukan perjalanan di obyek wisata tersebut.
Dalam perncanaan pengembangan pariwisata pelu ditingkatkan langkahlangkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan teneg-tenega
36
kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Kedual hal tersebut hendaknya
saling
terkait sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional(Yoe
ti,1985’p.164)
Hal ini di sampaikan oleh Bapak Ze meigo neto mengatakan bahwa dalam suatu
perencanaan dan pengembangan suatu destinasi seperti danau ira-lalaro harus ada
aturan agar dapat menjaga kelestarian, keindahan, perlu adanya akomodasi yamg
memadai agar dapat terjamin. Ze Meigo neto mengatakan Pemerintah harus
mengutamakan pariwisara, karena pariwisata sebagai asset pemerintahan untuk masa
yang akan dating dan masa kini. kurangnya pengetahuan masyarakat dalam bidang
pariwisata berpengaruh juga terhadap proses pengembangan yang akan di lakukan.
Sehingga saat ini masyarakat Mehara mendapatkan pelatihan mengenai hospitality, dan
usaha-usaha kecil lainnya untuk masyarakat yang di fasilitaskan dari pihak NGO
haburas untuk menambah pengetahuan masyrakat dalam bidang kepariwisataan.
Inisiatif dari pemerintah local dalam melekukan perencanaan untuk
mengembangkan obyek wisata Danau Ira-lalaro menjadi suatu daerah tujuan
wisata merupakan suatu wewenang dari pemerintah local untuk mengembangkan
potensi pariwisata yang ada di wilayah kekuasaannya dengan kepedulian
terhadap obyek wisata ini dapat memberikan manfaat bagi masyrakat dan
perencanaan tersebut mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat.
Pengebangan obyek wisata diartikan usaha atau cara untuk membuat jadi
lebih baik segala sesuatu yang dapat dilihat dan dinikmati oleh manusia sehingga
semakin menimbulkan perasaan senang dengan demikian akan menarik
37
wisatawan untuk berkunjung. Gamal Suwantoro ( 1997:57 ) menulis mengenai
pola kebijakan pengembangan obyek wisata yang meliputi :
1. Prioritas pengembangan obyek
2. Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisatawan
3. Memungkinkan kegiatan penunjang pengembangan obyek wisata.
Hal ini di sampaikan oleh kepala kampung Mateus pedro mengatakan bahwa untuk
mengembankan danau ira-lalaro pentingnya aturan agar menjaga kelestarian, sebagai
kepala kampung butuh aturaan atau undang-undang mengenai kepariwisataan agar
melangar orang yang datang tampa senpengetahuan dari kepala desa. Masyarak local
juga ada inisiatif dan berkontribusi agar objek wisata Danau Ira-lalaro dikembangkan
sebagai tempat tujuan wisata yang bisa memberi pendapatan bagi masyarakat.
Menurt yoeti dalam bukunnya pengantar ilmu pariwisata ( 1985, p.181 ),
mengatakan : “prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang
memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang
sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan
yang beraneka ragam’’.
Hal ini menurut Arlinda da Costa bahwa pemerintah local dan masyarakat
merencanakan akan meyediakan sarana seperti akomodasi, trasportasi atau
tempat penjual cinderamata khas atau produk local dari wilayah suco
Mehara sendiri sebagai sarana pendukung di obyek wisata Danau Iralalaro. Karena saat ini belum ada restoran, dan tempat penginapan yang
tersedia di wilayah tersebut untuk wisatawan yang mengunjungi obyek
wisata Danau Ira-lalaro.
Dalam perencanaan pengembangan ini untuk menjalangkan proses
pengembangan suatu obyek wisata harus memiliki sumber daya manusia supaya
dapat menjamin pengembangan pariwisata di wilayah tersebut. Dalam
38
pengembangan pariwisata sumber daya manusia juga merupakan suatu tahap
yang menentukan suksesnya suatu pengembangan, jika tidak ada sumber daya
manusia yang cukup akan mempengaruh juga terhadap proses pengembangan
yang akan di lakukan.
Bentuk masyarakat yang berinisiatif untuk melakukan perencanaan
pengembangan obyek wisata Danau Ira-lalaro adalah
1.
Masyarakat yang berinisiatif untuk melakukan perencanaan penge
mbangan.
2.
Bagi masyrakat ynag memiliki modal dapat meninvestasikan
untuk membukan usaha-usaha baik secara individual maupun kelompok
seperti membuka kios, menyiapkan tempat penjualan souvenir dari
produk local untuk wisatawan,membuka tempat penginapan dan
kebutuhan lainnya yang di butuhkan wisatawan.
1. Aspek social budaya
Sesuai dengan hasil kajian yang telah di lakukan konsep mengenai aspekaspek social budaya meskipun batas-batasnya tidak tegas benar dapat dibedakan
kedalam aspek-aspek social dan aspek-aspek budaya. Maka aspek social budaya
yang yang terdapat di suco Mehara adalah
a. Adat-istiadat atau kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat di
suco Mehara masih mempunyai adat istiadat yang masih kuat dan selalu
mengikat masyarakat setempat.
39
b. Sistem religi yang dianut masyarakat yaitu Agama yang dianut oleh
masyarakat di suco Mehara adalah 95% agama Kristen katholik dan 5%
yang menganut agama lain.
c. Mata pencaharian penduduk
Mata pencaharian masyarakat lokal suco Mehara mayoritas
hidup sebagai pertanian dengan menggunakan hasil-hasil bumi atau
memanfaatkan untuk melakukan kegiatan perdagangan atau usaha yang
dapat meningkatkan ekonomi.
Masyarakat lokal suco mehara
diantaranya
sebagai berikut :
1. Komoditi perkebunan seperti kelapa, kemiri, sayur-sayuran, jagung, ubi
jalar, tembakau, ubi kayu, talas air, tanaman ortikopla seperti mostarda,
alfase, bayam, bawang putih, bawang merah juga buah-buahan lainya.
2.
Hasil pertanian seperti : padi, jagung kacang-kacangan
3. Peternakan masyarakat memelihara kambing, kerbau, ayam, babi dan
binatang-binatang peliharaan lainya.
d. Bahasa
Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan oleh orang untuk
melakukan interaksi antara satu individu dengan individu yang lain.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa bahasa yang digunakan
oleh masyarakat di suco Mehara adalah bahasa fataluku sebagai bahasa
daerah dan bahasa Tetum sebagai bahasa Nasional.
e. Aspek Lingkungan
40
Aspek lingkungan pariwisata yang indah dan sangat estrategis untuk
membangun atau membangun dan sebagai asset industry bagi pariwisata
sehingga dapat bermanfaat di suco Mehara dalam pengembangan obyek
wisata Danau Ira-lalaro harus ada pengaruh dari aspek lingkungan yang
mendukung proses pengembangan yang akan berjalan dengan baik.
f. Aspek ekonomi
Aspek ekonomia pariwisata
adalah manfaat atau kontribusi kegiatan
pariwisata terhadap kegiatan ekonomi masyarakat saat ini masih minim
sehingga di sucu Mehara dapat mengembangkan sumber daya yang ada dalam
meningkatkan pendapatan asli dari suco Mehara. Secara garis besar kegiatan
perekonomian penduduk suco Mehara masih bersifat temporal, yakni setiap
penduduk secara perorangan membawah hasil panennya sesuai dengan musim
ke pasar tradisional.
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di sajikan oleh bab IV maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut;
Danau Ira-lalaro merupakan obyek wisata yang memiliki daya tarik wisata
yaitu keindahan air ,keindahan alam dan juga sebagai tempat sejarah. Oleh
41
karena itu masyarakat dan pemerintah ingin mengembangkan obyek wisata ini
lebih baik. Karena dilihat dari keadaan yang kurang strategi sehingga masyarakat
dan pemerintah pelakukan perencanaan pengembangan terhadap obyek wisata
tersebut. Perencanan yang di lakukan adalah jalan raya dan tenaga
listrik.Disamping itu masyrakat juga akan menyediakan penginapan, restoran,
souvenir produk local serta kios.
5.2 saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perencanaan pengembangan obyek
wisata Danau Ira-Lalaro sebagai daya tarik wisata di suco Mehara Sub-Distrito
Tutuala Distrito Lautem. maka penulis menyarangkan atau merekomendasikan
kepada pemerintah pusat untuk memberikan dukungan kepada pemerintah local
berupa material seperti keuangan dan pelatihan dalam aspek pariwisata maupun
ide. Supaya perencanaan pengembangan dapat dilaksanakan mencapai tujuan
yang diharapkan oleh masyarakat suco Mehara maupun pemerintah local.
42